38
Lampiran 1. Data pengamatan hasil penelitian Kapasitas efektif alat Jumlah mata pisau (buah/jam) (pasang) 2 4 6
300,30 525,12 744,51
Bahan yang rusak (%) 0 0 11
39
Lampiran 2. Kapasitas alat (buah/jam) Jumlah pisau (pasang) 2 4 6 Total Rataan
I 299,17 522,50 739,73 1561,4 520,47
Ulangan II 304,05 527,09 750,52 1581,66 527,22
III 297,68 525,80 743,29 1566,77 522,26
Total
Rataan
900,90 1575,38 2233,54 4709,82
300,30 525,12 744,51 523,31
Uji DMRT (Duncan) DMRT
Jarak
Perlakuan
Notasi
Rataan
0.05 0.01 0.05 0.01 300,3 a A A 7,991 12,101 2 525,12 b B B 3,649 12,725 3 744,51 c C C Keterangan: notasi yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% dan sangat nyata pada taraf 1%.
Analisis Sidik Ragam SK Perlakuan Galat Total
Ket:
tn * **
DB 2 6 8
JK 296003,03 95,97 296099
= tidak nyata = nyata = sangat nyata
KT 148001,51 16
Fhit. 9250,09
**
F.05 5,143
F.01 10,924
40
Lampiran 3. Persentase bahan yang rusak / pecah (%) Jumlah pisau (Pasang) 2 4 6 Total Rataan
Ulangan II 0 0 33 33 11
I 0 0 0 0 0
III 0 0 0 0 0
Total
Rataan
0 0 33 33
0 0 11 3,67
Uji DMRT(Duncan) DMRT
Jarak
Perlakuan
Notasi
Rataan
0.05 0.01 0.05 0.01 0 a A A 21,975 33,279 2 0 a A B 10,035 34,994 3 11 b AB C Keterangan: notasi yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% dan sangat nyata pada taraf 1%.
Analisis Sidik Ragam SK Perlakuan Galat Total
Ket:
tn * **
DB 2 6 8
JK 242 726 968
= tidak nyata = nyata = sangat nyata
KT 121 121
Fhit. 1
tn
F.05 5,143
F.01 10,924
41
Lampiran 4. Tabel data pengamatan sebelum di konversi. Pada 2 pasang mata pisau No.
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Ulangan
I II III Rata-rata
Diameter (cm) 19 20 20 19 19 18 19 19 18
Panjang (cm) 22 21 21 21 21 20 21 21 21
Waktu (detik) 11,19 13,85 11,06 12,01 11,69 11,82 13,24 10,07 12,97
19
21
11,99
Diameter (cm) 19 19 19 19 19 19 19 20 19 19,11
Panjang (cm) 21 21 21 21 21 21 21 21 22 21,11
Waktu (detik) 6,59 6,02 8,06 6,20 7,09 7,20 6,91 6,11 7,52 6,86
keterangan* BTS BTS BTS BTS BTS BTS BTS BTS BTS
Pada 4 pasang mata pisau No.
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Ulangan
I II III Rata-rata
Keterangan* : BTS = Bahan Terkupas Sempurna BR = Bahan Rusak / pecah
keterangan* BTS BTS BTS BTS BTS BTS BTS BTS BTS
42
Pada 6 pasang mata pisau No.
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Ulangan
I II III Rata-rata
Diameter (cm) 19 19 19 19 19 19 18 20 19 19
Panjang (cm) 21 21 21 21 21 20 21 22 21 21
Keterangan* : BTS = Bahan Terkupas Sempurna BR = Bahan Rusak / pecah
Waktu (detik) 5,52 4,10 4,98 4,50 4,66 5,23 5,20 4,84 4,49 4,84
keterangan* BTS BTS BTS BR BTS BTS BTS BTS BTS
43
Lampiran 5. Tabel data pengamatan sesudah dikonversi Data kapasitas Efektif Alat (buah/jam) Perlakuan A B C
Jumlah pisau (pasang) 2 4 6
I 299,17 522,50 739,73
Ulangan II 304,05 527,09 750,52
III 297,68 525,80 743,29
Ulangan II 0 0 33
III 0 0 0
Total
Rataan
900,90 1575,38 2233,54
300,30 525,12 744,51
Total
Rataan
0 0 33
0 0 11
Data persentase bahan yang rusak (%) Perlakuan A B C
Jumlah pisau (pasang) 2 4 6
I 0 0 0
44
Lampiran 6. Flow chart pelaksanaan penelitian
Mulai
Mempersiapkan bahan
Mempersiapkan alat
Dihidupkan alat pengupas
Bahan diletakkan Diatas roller
Dihitung lama pengupasan
Pengukuran parameter
Analisis data
Selesai
45
Lampiran 7. Prinsip kerja alat Pengupasan sabut kelapa adalah
suatu proses pelepasan sabut dari
tempurung kelapa. Alat pengupas sabut kelapa mekanis dilengkapi dengan sepasang roller yang dihubungkan oleh roda gigi (gear) satu sama lain. Kedua roller ini akan bergerak berlawanan arah jika dihubungkan dengan sumber tenaga (motor bensin). Pada kedua roller dipasang mata pisau yang bisa dibongkar pasang sehingga jumlahnya dapat diubah sesuai dengan yang diinginkan yakni 2 pasang, 4 pasang dan 6 pasang. Gerakan mata pisau pada roller berputar secara vertikal melingkar megikuti arah putaran roller. Akibat gerakan pisau akan menyebabkan aksi-reaksi gaya pada sabut jika kelapa diletakkan diatas roller yang sedang bergerak. Kelapa yang diletakkan secara manual keatas roller akan langsung terkupas namun harus disertai dengan pemutaran buah kelapa oleh operator untuk menghindari pecahnya tempurung kelapa akibat tekanan mata pisau yang bersentuhan langsung dengan tempurung. Setelah terkupas, kelapa siap untuk dipindahkan sementara sabutnya terbuang kedalam hopper. Sumber tenaga (motor bensin) yang digunakan bertenaga 7,0 HP dimana tenaga ini diteruskan ke roller dengan menggunakan transmisi rantai dan sproket.
46
Lampiran 8. Pemeliharaan alat Tujuan pemeliharaan Dalam pemakaian alat dan mesin pertanian (alsintan) salah satu kegiatan yang sangat penting untuk dilakukan adalah pemeliharaan. Pemeliharaan diartikan sebagai suatu kegiatan untuk merawat serta menjaga setiap elemen-elemen alsintan agar terhindar dari kerusakan-kerusakan yang dapat menyebabkan menurunnya performa dari alsintan tersebut. Dengan perawatan yang dilakukan maka diharapkan alat dapat berfungsi secara maksimal baik dari segi kualitatif maupan kuantitatif produk yang dihasilkan. Secara ringkas kegiatan perawatan bertujuan untuk : - Menghindari resiko kerusakan elemen-elemen alat. - Menjaga kondisi peralatan agar selalu dalam keadaan siap pakai. - Untuk mempertahankan performa alat sesuai dengan umur ekonomi yang di targetkan. - Mempertahankan efisiensi pengoperasian alat. Pemeliharaan elemen-elemen alat Agar pemeliharaan alat pengupas sabut kelapa mekanis dapat dilakukan dengan baik maka terlebih dahulu perlu diketahui prinsip kerja
alat dan
pengenalan setiap elemen serta fungsinya masing-masing. Dengan pengetahuan tentang prinsip kerja alat maka segala bentuk potensi kerusakan dapat ditangani sedini mungkin. Untuk mengurangi resiko kerugian akibat kerusakan maka perlu dilakukan perawatan yang bersifat preventif. Pada tabel berikut ini akan diuraikan bentuk pemeliharaan elemen mesin yang perlu diperhatikan.
47
Lampiran 9. Tabel Pemeliharaan elemen-elemen alat pengupas sabut kelapa mekanis No 1.
Bagian alat Motor bensin
Bentuk pemeliharaan - Pengecekan oli agar tidak sempat habis dalam setiap kali operasi. - Mengganti oli minimal sekali sebulan - Membersihkan saringan udara dari debu yang menempel
2.
Rantai
- Menyetel tegangan rantai agar tidak terlalu kendur dan juga tidak terlalu tegang. - Pemberian minyak gemuk agar terhindar dari keausan.
3.
Sproket
- Mengencangkan bautstut sproket agar tidak lepas dari as
4.
Speed reducer
- Mengencangkan ikatan baut dan mur pada dudukannya. - Pengecekan sambungan as motor bensin dengan as speed reducer agar tetap kuat. - Penggantian oli agar terhindar dari keausan.
5.
Roller
- Menghindari terkena air dan tempat lembab agar terhindar dari korosi. - Dibersihkan dari sisa-sisa sabut kelapa yang menempel.
6.
Mata pisau
- Menghindari terkena air dan tempat lembab agar terhindar dari korosi. - Dibersihkan dari sisa-sisa sabut kelapa yang menempel.
7.
Hopper
- Dibersihkan dari sisa-sisa sabut kelapa yang menempel.
48
Lampiran 10. Gambar teknik alat
49
50
51
Lampiran 11. Dokumentasi buah kelapa dan alat pengupas sabut kelapa mekanis
Gambar 1. Kelapa setelah dikupas
Gambar 2. Sabut kelapa
Gambar 3. Alat tampak atas
52
Gambar 4. Alat tampak depan
Gambar 5. Alat tampak belakang
Gambar 6. Alat tampak samping
53
Lampiran 12. Spesifikasi alat pengupas sabut kelapa mekanis Dimensi Panjang
: 116 cm
Lebar
: 51 cm
Tinggi
: 91 cm
Roller pengupas Panjang
: 70 cm
Diameter
: 10 cm
Jarak
: 3,2 cm
Mata pisau Bentuk
: segitiga
jumlah
: 48 buah
Tinggi
: 2,4 cm
Berat
: 131 kg
Kapasitas efektif
: 523 buah/jam.
54