JIMT Vol. 12 No. 1 Juni 2015 (Hal. 83 - 91) Jurnal Ilmiah Matematika dan Terapan ISSN
: 2450 β 766X
PELABELAN SUPER MEAN PADA GRAF π«π (πͺπ ) DAN π«π (πͺπ ) v π·π S. Wahyuningsi1, I W. Sudarsana2, dan S. Musdalifah3 1,2,3
Program Studi Matematika Jurusan Matematika FMIPA Universitas Tadulako Jalan Soekarno-Hatta Km. 09 Tondo, Palu 94118, Indonesia.
[email protected],
[email protected],
[email protected]
ABSTRACT Graph theory is one of important subject in mathematical sciences and has many benefits because its can be applied to solve many problems, especially in communication and transportation systems, geographical navigation and radar. Super mean labeling on graph πΊ(π, πΈ) with π vertices and π edges is an injection π: π(πΊ) β π(π’)+π(π£)
{1, 2, 3, β¦ , π + π} such that for each edge π = π’π£ labeled by π β (π) = β
β and form the set π(π(πΊ)) βͺ 2 {π β (π): π β πΈ(πΊ)} = {1, 2, 3, β¦ , π + π}. In this paper we have showed that graphs π·π (πΆ3 ) and π·π (πΆ3 ) v ππ‘ are super mean. Key Words
: Duplication, Duplication Graph, Super Mean Labeling
ABSTRAK Teori graf adalah salah satu ilmu matematika yang penting dan mempunyai banyak manfaat karena teori-teorinya dapat diterapkan untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, khususnya pada sistem komunikasi dan transportasi, navigasi geografis, radar dan lain sebagainya. Pelabelan super mean pada graf πΊ(π, πΈ) dengan π titik dan π sisi adalah pemetaan injektif π: π(πΊ) β {1, 2, 3, β¦ , π + π} sedemikian sehingga untuk setiap sisi π = π’π£
yang
dilabeli
dengan
π β (π) =
β
π(π’)+π(π£) 2
β
dan
membentuk
himpunan π(π(πΊ)) βͺ {π β (π): π β πΈ(πΊ)} =
{1, 2, 3, β¦ , π + π}. Pada penelitian ini dilakukan investigasi terhadap graf π·π (πΆ3 ) dan π·π (πΆ3 ) v ππ‘ . Hasil penelitian menunjukkan bahwa graf π·π (πΆ3 ) and π·π (πΆ3 ) v ππ‘ adalah super mean. Kata Kunci
I.
: Graf Duplikasi, Duplikasi, Pelabelan Super Mean
PENDAHULUAN Teori graf merupakan salah satu ilmu yang berkembang pesat dalam dunia matematika. Teori
graf pertama kali diperkenalkan oleh Leonhard Euler pada tahun 1736. Saat itu dia memikirkan kemungkinan untuk menyeberangi semua jembatan di kota Kaliningrad, Rusia, tepat satu kali dan kembali ke tempat semula. Publikasi atas permasalahan ini dan solusi yang dia tawarkan saat ini dikenal dengan teori graf (Cunningham, 2004). Suatu graf dapat dipandang sebagai sistem πΊ(π, πΈ)
83
dimana π adalah himpunan titik yang tak kosong dan πΈ adalah himpunan sisi (pasangan elemen) dari π. Salah satu cabang kajian graf adalah pelabelan suatu graf. Pelabelan graf merupakan salah satu topik dari teori graf yang mendapat perhatian khusus, karena model-model yang ada dalam teori graf berguna untuk aplikasi yang luas terutama pada sektor sistem komunikasi dan transportasi, riset, navigasi geografis, radar, penyimpanan data komputer, dan lain sebagainya. Ada banyak jenis pelabelan yang telah dikembangkan, salah satunya adalah pelabelan mean yang pertama kali diperkenalkan secara umum oleh Somasundaram dan Ponraj (2003). Sementara itu Ramya et al (2012) adalah orang yang memperkenalkan pelabelan super mean pada graf. Pelabelan super mean pada graf πΊ(π, πΈ) dengan π titik dan π sisi adalah pemetaan injektif π: π(πΊ) β {1, 2, 3, β¦ , π + π} sedemikian sehingga untuk setiap sisi π = π’π£ dilabeli dengan π β (π) = π(π’)+π(π£)
β
2
β dan membentuk himpunan π(π(πΊ)) βͺ {π β (π): π β πΈ(πΊ)} = {1, 2,3, β¦ , π + π}. Beberapa graf
yang merupakan super mean yaitu lintasan, siklus dan lainnya, namun untuk hasil operasi pada graf π·π (πΆ3 ) dan π·π (πΆ3 ) II.
v
ππ‘ ππ‘ masih merupakan masalah terbuka (Gallian, 2013).
METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan sesuai dengan prosedur dibawah ini :
1.
Memulai penelitian
2.
Studi literatur
3.
Menotasikan titik dan sisi pada graf π·π (πΆ3 ) dan π·π (πΆ3 )
4.
Memberikan label titik dan sisi pada graf π·π (πΆ3 ) dan π·π (πΆ3 )
5.
Membuat formula pelabelan super mean graf π·π π·π (πΆ3 ) dan π·π (πΆ3 )
6.
Membuat teorema yang dilengkapi dengan bukti-bukti
7.
Selesai.
III.
HASIL Sebelum ditunjukkan bahwa graf π·π (πΆ3 ) dan π·π (πΆ3 )
v
v
ππ‘ v
ππ‘ v
ππ‘
ππ‘ adalah pelabelan super mean,
pada bagian ini terlebih dahulu akan diberikan definisi dan penotasian graf π·π (πΆ3 ) dan π·π (πΆ3 )
v
ππ‘ .
Definisi 1 : Duplikasi graf πΊ sebanyak π kali, dinotasikan dengan π·π (πΊ), adalah graf yang diperoleh dari π rangkap graf πΊ, sebut πΊ 0 , πΊ1 , πΊ 2 , β¦ , πΊ πβ1 , dengan menghubungkan masing-masing titik π’πβ1 di πΊ πβ1
84
dengan titik-titik tetangga π’π di πΊ π dengan π = 1, 2, β¦ , π. untuk πΊ = πΆ3 , ilustrasi π·π (πΆ3 ) tersaji dalam Gambar 1.
Penotasian Graf π«π (πͺπ ) : Vn ...
...
.....
en-13 en-14 V4 e33
e 34
V3 e23 e24
V2 en2. .
e13 e14
.
e4
e32 e2
V1
2
e1
e38
8
V2'β e1
V1'β
7
V3'β e27
en
e4
e1 e11 e21 e31
..
..
.
7 en-18 V4'β e3 Vn'β en-17
e3 e2
e 12
e28
...
2
e41
V1'
e15 e 16 V 2 '
e 25 e 26 V 3 '
e 35 e36 V4' ..
..
..
.
..
....
...
5 .. . . en-1 .. . en-16 Vn'
..
..
..
.
en1
Gambar 1 : Penotasian Graf π·π (πΆ3 ) Berdasarkan Gambar 1 diatas dapat dinotasikan himpunan titik graf π·π (πΆ3 ) sebagai berikut: (1)
π(π·π (πΆ3 )) = {π£π , π£πβ² , π£πβ²β² |1 β€ π β€ π} dan himpunan sisi graf π·π (πΆ3 ) dinotasikan dalam : πΈ(π·π (πΆ3 )) = {ππ , ππ1 , ππ2 ; 1 β€ π β€ π} βͺ {ππ3 , ππ4 , ππ5 , ππ6 , ππ7 , ππ8 ; 1 β€ π β€ π β 1}
(2)
dengan ππ = π£π π£πβ² ; 1 β€ π β€ π
(3)
ππ1
; 1β€πβ€π
(4)
π£π ; 1 β€ π β€ π
(5)
ππ2 ππ3 ππ4 ππ5 ππ6 ππ7 ππ8
=
π£πβ²
π£πβ²β²
=
π£πβ²β²
=
π£π+1 π£πβ²β²
=
π£π+1 π£πβ²
(6)
; 1β€π β€πβ1 ; 1β€π β€πβ1
(7)
π£π ; 1 β€ π β€ π β 1
(8)
β² = π£π+1 π£πβ²β² ; 1 β€ π β€ π β 1
(9)
=
β² π£π+1
=
β²β² π£π+1
=
β²β² π£π+1
; 1β€πβ€πβ1
(10)
π£π ; 1 β€ π β€ π β 1
(11)
π£πβ²
dengan demikian, untuk graf π·π (πΆ3 ) diperoleh banyaknya titik adalah 3π dan banyaknya sisi adalah (12)
9π β 6 Definisi 2 : Notasi graf π·π (πΆ3 )
v
ππ‘ menyatakan suatu graf yang diperoleh dari graf π·π (πΊ) dengan
menghubungkan graf lintasan dengan π‘ titik, ππ‘ , pada salah satu titik di graf yang ke π β 1, πΊ πβ1 , pada π·π (πΊ). untuk πΊ = πΆ3 , ilustrasi π·π (πΆ3 )
v
ππ‘ tersaji dalam Gambar 2.
85
Penotasian π«π (πͺπ )
π·π :
v
Vn ...
...
.....
en-13 en-14 V4 e33
e 34
V3 e23 e24
V2 en2. .
e13 e14
.
e4
e32 e2
V1
2
e1
V1'β
8
V2'β e1
7
e1
e31
..
..
.
7 en-18 V4'β e3 Vn'β en-17
en
e4
e1 1
e21
V3'β e27
e38
e3 e2
e 12
e28
...
2
V1'
e15 e 16 V 2 '
e 25 e 26 V 3 '
e41
e 35 e36 V4' ..
..
....
...
.. .. 5 .. . . . n-1 .. . 6 n n-1
..
e
e
V
'
e19
..
..
.
en1 V1'''
e29 V2'''
e39 V3'''
e 49 V4'''
e 59 V5'''
..
ej-19
..
Vt'''
Gambar 2 : Penotasian Graf π·π (πΆ3 )
v
ππ‘
Berdasarkan Gambar 2 diatas dapat dinotasikan himpunan titik graf π·π (πΆ3 ) v
π (π·π (πΆ3 )
ππ‘ ) = {π£π , π£πβ² , π£πβ²β² , π£πβ²β²β² | ; 1 β€ π β€ π , 1 β€ π β€ π‘}
dan himpunan sisi graf π·π (πΆ3 ) v
πΈ (π·π (πΆ3 )
v
ππ‘ ) =
{ππ , ππ1 , ππ2
v
ππ‘ sebagai berikut : (13)
ππ‘ dinotasikan dengan :
; 1 β€ π β€ π} βͺ {ππ3 , ππ4 , ππ5 , ππ6 , ππ7 , ππ8 ; 1 β€ π β€ π β 1} (14)
βͺ {ππ9 ; 1 β€ π β€ π‘} dengan ππ = π£π π£πβ² ; 1 β€ π β€ π
(15)
ππ1
; 1β€πβ€π
(16)
π£π ; 1 β€ π β€ π
(17)
ππ2 ππ3
=
π£πβ²
π£πβ²β²
=
π£πβ²β²
=
π£π+1 π£πβ²β²
=
π£π+1 π£πβ²
(18)
; 1β€π β€πβ1 ; 1β€π β€πβ1
(19)
β² ππ5 = π£π+1 π£π ; 1 β€ π β€ π β 1
(20)
ππ6
ππ4
ππ7 ππ8
=
β² π£π+1
π£πβ²β²
; 1β€π β€πβ1
(21)
=
β²β² π£π+1
π£πβ²
; 1β€πβ€πβ1
(22)
=
β²β² π£π+1 π£π ; β² π£π π£πβ²β²β² { π£πβ²β² π£πβ²β²β² β²β²β² π£πβ1 π£πβ²β²β²
ππ9 =
1β€π β€πβ1 , π = 1 dan π genap , π = 1 dan π ganjil , 2 β€ π β€ π‘.
dengan demikian untuk graf π·π (πΆ3 ) sisi adalah 9π β 6 + π‘.
v
(23) (24)
ππ‘ diperoleh banyaknya titik adalah 3π + π‘ dan banyaknya (25)
86
Teorema 1 : Graf π·π (πΆ3 ) adalah super mean untuk π β₯ 1. Bukti : Pandang graf
π·π (πΆ3 ) mempunyai banyaknya titik π = 3π dan banyaknya sisi π = 9π β 6.
Berdasarkan penotasian titik dan sisi pada Gambar 1, definisikan fungsi injektif π: π(π·π (πΆ3 )) β {1,2,3 β¦ , 12π β 6} sebagai berikut : 12π β 11 ; 1 β€ π β€ π ; π ganjil π(π£π ) = { 12π β 9 ; 1 β€ π β€ π ; π genap 12π β 9 ; 1 β€ π β€ π ; π ganjil π(π£πβ² ) = { 12π β 6 ; 1 β€ π β€ π ; π genap 12π β 6 ; 1 β€ π β€ π ; π ganjil π(π£πβ²β² ) = { 12π β 11 ; 1 β€ π β€ π ; π genap
(26)
(27)
(28)
Berdasarkan fungsi titik-titik di atas diperoleh fungsi pelabelan pada sisi sebagai berikut : 12π β 10 , 1 β€ π β€ π ; π ganjil π(π£ )+π(π£πβ² ) π β (ππ ) = β π β={ (29) 2 12π β 7 , 1 β€ π β€ π ; π genap 12π β 7 , 1 β€ π β€ π ; π ganjil π(π£ β² )+π(π£πβ²β² ) π β (ππ1 ) = β π β={ (30) 2 12π β 8 , 1 β€ π β€ π ; π genap 12π β 8 , 1 β€ π β€ π ; π ganjil π(π£π )+π(π£πβ²β² ) β={ π β (ππ2 ) = β (31) 2 12π β 10 , 1 β€ π β€ π ; π genap 12π β 1 , 1 β€ π β€ π β 1 ; π ganjil π(π£π+1 )+π(π£πβ²β² ) β={ π β (ππ3 ) = β (32) 2 12π β 5 , 1 β€ π β€ π β 1 ; π genap 12π β 3 , 1 β€ π β€ π β 1 ; π ganjil π(π£π+1 )+π(π£πβ² ) β={ π β (ππ4 ) = β (33) 2 12π β 2 , 1 β€ π β€ π β 1 ; π genap 12π β 2 , 1 β€ π β€ π β 1 ; π ganjil β={ 2 12π β 3 , 1 β€ π β€ π β 1 ; π genap 12π , 1 β€ π β€ π β 1 ; π ganjil β² β²β² π(π£ )+π(π£π ) π β (ππ6 ) = β π+1 β={ 2 12π β 4 , 1 β€ π β€ π β 1 ; π genap 12π β 4 , 1 β€ π β€ π β 1 ; π ganjil β²β² β² π(π£ )+π(π£π ) π β (ππ7 ) = β π+1 β={ 2 12π , 1 β€ π β€ π β 1 ; π genap 12π β 5 , 1 β€ π β€ π β 1 ; π ganjil β²β² π(π£ )+π(π£ ) π π β (ππ8 ) = β π+1 β={ 2 12π β 1 , 1 β€ π β€ π β 1 ; π genap β² π(π£π+1 )+π(π£π )
π β (ππ5 ) = β
(34) (35) (36) (37)
87
Bentuk himpunan π΄1 = {π(π£π ) = 12π β 11, 1 β€ π β€ π ; π ganjil} π΄2 = {π(π£π ) = 12π β 9, 1 β€ π β€ π ; π genap} π΄3 = {π(π£πβ² ) = 12π β 9, 1 β€ π β€ π ; π ganjil} π΄4 = {π(π£πβ² ) = 12π β 6, 1 β€ π β€ π ; π genap} π΄5 = {π(π£πβ²β² ) = 12π β 6, 1 β€ π β€ π ; π ganjil} π΄6 = {π(π£πβ²β² ) = 12π β 11, 1 β€ π β€ π ; π genap} π΄7 = {π β (ππ ) = 12π β 10, 1 β€ π β€ π ; π ganjil} π΄8 = {π β (ππ ) = 12π β 7, 1 β€ π β€ π ; π genap} π΄9 = {π β (ππ1 ) = 12π β 7, 1 β€ π β€ π ; π ganjil} π΄10 = {π β (ππ1 ) = 12π β 8, 1 β€ π β€ π ; π genap} π΄11 = {π β (ππ2 ) = 12π β 8, 1 β€ π β€ π ; π ganjil} π΄12 = {π β (ππ2 ) = 12π β 10, 1 β€ π β€ π ; π genap} π΄13 = {π β (ππ3 ) = 12π β 1, 1 β€ π β€ π β 1 ; π ganjil} π΄14 = {π β (ππ3 ) = 12π β 5, 1 β€ π β€ π β 1 ; π genap} π΄15 = {π β (ππ4 ) = 12π β 3, 1 β€ π β€ π β 1 ; π ganjil}π΄16 = {π β (ππ4 ) = 12π β 2, 1 β€ π β€ π β 1 ; π genap} π΄17 = {π β (ππ5 ) = 12π β 2, 1 β€ π β€ π β 1 ; π ganjil}π΄18 = {π β (ππ5 ) = 12π β 3, 1 β€ π β€ π β 1 ; π genap} π΄19 = {π β (ππ6 ) = 12π, 1 β€ π β€ π β 1 ; π ganjil} π΄20 = {π β (ππ6 ) = 12π β 4, 1 β€ π β€ π β 1 ; π genap} π΄21 = {π β (ππ7 ) = 12π β 4, 1 β€ π β€ π β 1 ; π ganjil} π΄22 = {π β (ππ7 ) = 12π, 1 β€ π β€ π β 1 ; π genap} π΄23 = {π β (ππ8 ) = 12π β 5, 1 β€ π β€ π β 1 ; π ganjil} π΄24 = {π β (ππ8 ) = 12π β 1, 1 β€ π β€ π β 1 ; π genap} 24
Gabungan himpunan-himpunan tersebut, βπ=1 π΄π = π(π(π·π (πΆ3 ))) βͺ {π β (π): π β πΈ(π·π (πΆ3 ))} = {1, 2, 3, β¦ ,12π β 6}. Oleh karena itu, graf π·π (πΆ3 ) dapat dilabeli secara super mean. Dengan demikian, graf π·π (πΆ3 ) adalah super mean, untuk π β₯ 1. Contoh : 25 19
22
15 11
9 1
28 14
26 4
2
6
23 30
13
3 5
7 8
24
17
16 29
10 12
18
21 20
27
Gambar 3 : Pelabelan Super Mean pada Graf π·3 (πΆ3 ) Teorema 2 : Graf π·π (πΆ3 )
v
ππ‘ adalah super mean untuk π β₯ 3.
Bukti : Pandang graf π·π (πΆ3 )
v
ππ‘ mempunyai banyaknya titik π = 3π + π‘ dan banyaknya sisi π = 9π β 6 +
π‘. Berdasarkan penotasian titik dan sisi pada Gambar 2, definisikan fungsi injektif π: π (π·π (πΆ3 )
v
ππ‘ ) β {1,2,3 β¦ , 12π β 6 + 2π‘} sebagai berikut :
88
12π β 11 ; 1 β€ π β€ π ; π ganjil (38)
π(π£π ) = { 12π β 9 ; 12π β 9 ; π(π£πβ² ) = { 12π β 6 ; 12π β 6 ; π(π£πβ²β² ) = { 12π β 11 ;
1 β€ π β€ π ; π genap 1 β€ π β€ π ; π ganjil (39) 1 β€ π β€ π ; π genap 1 β€ π β€ π ; π ganjil (40) 1 β€ π β€ π ; π genap (41)
π(π£πβ²β²β² ) = 12π β 6 + 2π ; 1 β€ π β€ π‘
Berdasarkan fungsi titik-titik di atas diperoleh fungsi pelabelan pada sisi sebagai berikut : 12π β 10 , 1 β€ π β€ π ; π ganjil π(π£ )+π(π£πβ² ) π β (ππ ) = β π β={ (42) 2 12π β 7 , 1 β€ π β€ π ; π genap 12π β 7 , 1 β€ π β€ π ; π ganjil π(π£ β² )+π(π£πβ²β² ) π β (ππ1 ) = β π β={ (43) 2 12π β 8 , 1 β€ π β€ π ; π genap 12π β 8 , 1 β€ π β€ π ; π ganjil π(π£π )+π(π£πβ²β² ) β={ π β (ππ2 ) = β (44) 2 12π β 10 , 1 β€ π β€ π ; π genap 12π β 1 , 1 β€ π β€ π β 1 ; π ganjil π(π£π+1 )+π(π£πβ²β² ) β={ π β (ππ3 ) = β (45) 2 12π β 5 , 1 β€ π β€ π β 1 ; π genap 12π β 3 , 1 β€ π β€ π β 1 ; π ganjil π(π£π+1 )+π(π£πβ² ) β={ π β (ππ4 ) = β (46) 2 12π β 2 , 1 β€ π β€ π β 1 ; π genap 12π β 2 , 1 β€ π β€ π β 1 ; π ganjil π(π£ β² )+π(π£π ) π β (ππ5 ) = β π+1 β={ (47) 2 12π β 3 , 1 β€ π β€ π β 1 ; π genap 12π , 1 β€ π β€ π β 1 ; π ganjil π(π£ β² )+π(π£πβ²β² ) π β (ππ6 ) = β π+1 β={ (48) 2 12π β 4 , 1 β€ π β€ π β 1 ; π genap 12π β 4 , 1 β€ π β€ π β 1 ; π ganjil π(π£ β²β² )+π(π£πβ² ) π β (ππ7 ) = β π+1 β={ (49) 2 12π , 1 β€ π β€ π β 1 ; π genap 12π β 5 , 1 β€ π β€ π β 1 ; π ganjil π(π£ β²β² )+π(π£π ) π β (ππ8 ) = β π+1 β={ (50) 2 12π β 1 , 1 β€ π β€ π β 1 ; π genap π(π£πβ² )+π(π£πβ²β²β² )
β
β
2
π(π£πβ²β² )+π(π£πβ²β²β² )
π β (ππ9 ) = β {
β
2
β =
β²β²β² π(π£πβ1 )+π(π£πβ²β²β² )
2
β
12π β 6 + π
; π = 1 dan π genap
12π β 6 + π
; π = 1 dan π ganjil
(51)
{12π β 7 + 2π ; 2 β€ π β€ π‘
Bentuk himpunan π΄1 = {π(π£π ) βΆ 12π β 11, 1 β€ π β€ π ; π ganjil} π΄2 = {π(π£π ) βΆ 12π β 9, 1 β€ π β€ π ; π genap} π΄3 = {π(π£πβ² ) βΆ 12π β 9, 1 β€ π β€ π ; π ganjil} π΄4 = {π(π£πβ² ) βΆ 12π β 6, 1 β€ π β€ π ; π genap} π΄5 = {π(π£πβ²β² ) βΆ 12π β 6, 1 β€ π β€ π ; π ganjil} π΄6 = {π(π£πβ²β² ) βΆ 12π β 11, 1 β€ π β€ π ; π genap} π΄7 = {π(π£πβ²β²β² ) βΆ 12π β 6 + 2π, 1 β€ π β€ π‘} π΄8 = {π β (ππ ) βΆ 12π β 10, 1 β€ π β€ π ; π ganjil}
89
π΄9 = {π β (ππ ) βΆ 12π β 7, 1 β€ π β€ π ; π genap} π΄10 = {π β (ππ1 ) βΆ 12π β 7, 1 β€ π β€ π ; π ganjil} π΄11 = {π β (ππ1 ) βΆ 12π β 8, 1 β€ π β€ π ; π genap} π΄12 = {π β (ππ2 ) βΆ 12π β 8, 1 β€ π β€ π ; π ganjil} π΄13 = {π β (ππ2 ) βΆ 12π β 10, 1 β€ π β€ π ; π genap} π΄14 = {π β (ππ3 ) βΆ 12π β 1, 1 β€ π β€ π β 1 ; π ganjil} π΄15 = {π β (ππ3 ) βΆ 12π β 5, 1 β€ π β€ π β 1 ; π genap} π΄16 = {π β (ππ4 ) βΆ 12π β 3, 1 β€ π β€ π β 1 ; π ganjil} π΄17 = {π β (ππ4 ) βΆ 12π β 2, 1 β€ π β€ π β 1 ; π genap} π΄18 = {π β (ππ5 ) βΆ 12π β 2, 1 β€ π β€ π β 1 ; π ganjil} π΄19 = {π β (ππ5 ) βΆ 12π β 3, 1 β€ π β€ π β 1 ; π genap} π΄20 = {π β (ππ6 ) βΆ 12π, 1 β€ π β€ π β 1 ; π ganjil} π΄21 = {π β (ππ6 ) βΆ 12π β 4, 1 β€ π β€ π β 1 ; π genap} π΄22 = {π β (ππ7 ) βΆ 12π β 4, 1 β€ π β€ π β 1 ; π ganjil} π΄23 = {π β (ππ7 ) βΆ 12π, 1 β€ π β€ π β 1 ; π genap} π΄24 = {π β (ππ8 ) βΆ 12π β 5, 1 β€ π β€ π β 1 ; π ganjil} π΄25 = {π β (ππ8 ) βΆ 12π β 1, 1 β€ π β€ π β 1 ; π genap} π΄26 = {π β (ππ9 ) βΆ 12π β 6 + π, π = 1 ; π genap} π΄27 = {π β (ππ9 ) βΆ 12π β 6 + π, π = 1 ; π ganjil} π΄28 = {π β (ππ9 ) βΆ 12π β 7 + 2π, 2 β€ π β€ π‘} Gabungan πΈ (π·π (πΆ3 )
v
himpunan-himpunan
28
tersebut,
βπ=1 π΄π = π(π( π·π (πΆ3 )
ππ‘ )} = {1, 2, 3, β¦ ,12π β 6 + 2π‘}. Oleh karena itu, graf π·π (πΆ3 )
super mean. Dengan demikian graf π·π (πΆ3 )
v
v
v
ππ‘ )) βͺ {π β (π): π β
ππ‘ dapat dilabeli secara
ππ‘ adalah super mean, untuk π β₯ 3.
Contoh : 25 22
19 15 11
14
7 23
13
6
8
17
2
4
30 24
31
9 1
28
5 16
26
3 10 12 18
29
21 20 27
32 33 34 35 37
36
38 39 40
Gambar 4 : Pelabelan Super Mean pada Graf π·3 (πΆ3 ) IV.
v
π5
KESIMPULAN Berdasarkan bukti-bukti pada Teorema 1 dan 2 diperoleh bahwa graf π·π (πΆ3 ) dan graf π·π (πΆ3 )
v
ππ‘ adalah super mean. Sebagai penutup, diberikan beberapa masalah terbuka, yaitu apakah graf
π·π (πΆπ ) super mean untuk π β₯ 4 dan π·π (πΆπ )
v
ππ‘ untuk π‘ β₯ 1.
90
DAFTAR PUSTAKA [1].
Cunningham, D. 2004. Vertex-Magic. Electronic Journal Of Undergraduated Mathematics. Vol. 9 : 2-20.
[2].
Gallian, J. A.. 2013. A Dynamic Survey of Graph Labeling. The Electronic Journal of Combinatorics. Vol. 19. DS6.
[3].
Ramya., dan P. Jeyanti. 2012. Super Mean Labeling of Some Classes of Graph . International Journal Combinatorics. Vol.1 : 83-91.
[4].
Somasundaram, S., and Ponraj, R. 2003. Mean Labelings of Graphs. National Academy Science Letters. Vol 26 : 210β213.
91