PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN COMPUTER ASSISTED INSTRUCTION TIPE TUTORIAL BERBASIS PROBLEM SOLVING PADA MATERI SISTEM KOORDINASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN BERPIKIR KRITIS SISWA
Ikhda Ria Andini1, Susriyati Mahanal2, Abdul Gofur3 Program Studi Pendidikan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang 2 Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang Jalan Semarang 5 Malang 65145, Indonesia 1
[email protected]
1
ABSTRACT Learning through computer media can present a visualization of the material, exercises, information material. Problems in SMAN 1 Lamongan is still learning to use the lecture method, the attitude of the students who are not ready to learn, difficulties biology students learn the material coordination system. So that the developed learning media using Computer Assisted Instruction Based Problem Solving Tutorial mode, the material can be delivered in an interactive and fun in the learning process. This study uses four D model of development proposed by Thiagarajan, et al which includes steps define, design, develop, and disseminate. Learning media produced very valid. This is evidenced from the calculation as follows: (1) the results of the validation material obtained final value 96.42%, so that the media considered valid, (2) the validation results obtained percentage of 100% media so that the media considered valid, (3) the result of media influence quasi Computer Assisted Instruction type of tutorialbased problem solving that effect as evidenced by the improvement of learning outcomes as much as 51.6 percent and there was no difference in the ability to think critically control group with the experimental group. Keywords : Instructional media computer assisted instruction type tutorials, problem solving, coordination system, learning outcomes, critical thinking.
PENDAHULUAN Permasalahan yang ada di SMAN 1 Lamongan berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner dari guru Biologi, kuesioner siswa, dan observasi pembelajaran dikelas pada tanggal 14 Januari 2015 di SMAN 1 Lamongan kelas XI MIA 2 yaitu pembelajaran menggunakan metode ceramah, siswa tidak siap melaksanakan pembelajaran, beberapa siswa kurang tertarik dalam belajar Biologi, kesulitan belajar siswa pada materi sistem koordinasi sebanyak 47%, media pembelajaran gambar yang digunakan oleh guru, tidak ada media lainnya,
1
2
dan fasilitas pembelajaran menggunakan media pembelajaran Computer Assisted Instruction (CAI) sudah dapat dilaksanakan karena telah terdapat komputer di sekolah tersebut. Menghasilkan produk pengembangan CAI tipe tutorial yang berbasis Problem Solving pada materi sistem koordinasi. Tujuan pengembangan ini adalah 1) menghasilkan produk pengembangan CAI tipe tutorial yang berbasis Problem Solving pada materi sistem koordinasi, 2) mengetahui peningkatkan hasil belajar siswa setelah dilakukan pembelajaran menggunakan media pembelajaran CAI tipe tutorial berbasis problem solving pada materi sistem koordinasi, 3)mengetahui
kemampuan siswa untuk berpikir kritis setelah
dilakukan pembelajaran menggunakan media pembelajaran CAI tipe tutorial berbasis problem solving pada materi sistem koordinasi.
METODE PENELITIAN Model Pengembangan Media Model penelitian dan pengembangan yang digunakan adalah adaptasi dari langkah penelitian dan Pengembangan four D yang meliputi langkah-langkah define, design, develop, dan disseminate (Thiagarajan, dkk. 1974). Tahap define meliputi analisis awal akhir, analisis pebelajar, analisis konsep dan tujuan instruksional khusus. Tahap design meliputi pemilihan media, pemilihan format dan desain awal. Tahap develop meliputi penilaian ahli dan uji kelompok kecil. Tahap disseminate dimodifikasi menjadi quasi eksperimen.
Prosedur Penelitian dan Pengembangan Tahap define meliputi analisis awal akhir (memunculkan serta menetapkan masalah-masalah
dasar dalam pembelajaran), analisis pebelajar (mengetahui
karakteristik siswa, melalui analisis hubungan karakteistik peserta didik dengan tujuan instruksional dilakukan beberapa analisis meliputi analisis tingkat perkembangan kompetensi siswa, latar belakang pengalaman siswa, sikap siswa dalam pembelajaran, dan keterampilan yang dimiliki individu berkaitan dengan media), analisis konsep (mengidentifikasi konsep-konsep utama yang akan diajarkan)
dan tujuan instruksional khusus (Penyusunan tujuan-tujuan yang
digunakan untuk mengkonstruksi tes dan desain instruksional). Tahap design
3
meliputi pemilihan media, pemilihan format dan desain awal. Tahap develop meliputi penilaian ahli (Validasi produk awal oleh para ahli (media dan materi), bila masih terdapat kekurangan maka akan dilakukan revisi ) dan uji kelompok kecil (mengunakan 6 siswa di SMAN 1 Lamongan, setelah memperlihatkan produk maka siswa mengisi angket, bila ada saran revisi maka selanjutnya dilakukan revisi, jenis data dalam penelitian pengembangan produk ini ada dua yaitu kuantitatif dan kualitatif. Jenis data kuantitatif berasal dari validasi ahli media dan ahli materi sedangkan jenis data kualitatif berasal dari saran dari ahli media dan ahli materi yang dituliskan dalam kolom keterangan pada lembar validasi materi dan media, dan hasil angket pada uji coba kelompok kecil). Tahap disseminate dimodifikasi menjadi quasi eksperimen (hasil belajar maupun berpikir kritis siswa di bandingkan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen sehingga dapat diketahui efektifitasnya menggunakan uji Anakova dan uji T berpasangan).
HASIL Penyajian Data Uji Coba Deskripsi Produk Awal Media pembelajaran Biologi yang disajikan dalam bentuk multimedia pada materi sistem koordinasi yang menggunakan software Adobeflash CS 3 dan di dukung oleh program Coreldraw X4. Spesifikasi dari media pembelajaran Biologi sebagai berikut. a. Nama produk
: Media Computer Assisted Instruction tipe tutorial berbasis
Problem solving pada materi sistem koordinasi. b. Ukuran
: 510 Mb
c. Eksitensi
: .exe
d. Operating system : Windows e. Sifat
: Offline
Pengembangan model pembelajaran Thiagarajan a. Define (definisi) 1) Analisis awal-akhir (front-end analysis)
4
Berdasarkan hasil kuesioner serta hasil observasi saat pembelajaran pada siswa kelas XI MIA 2 dan kuesioner serta wawancara kepada guru Biologi SMAN 1 Lamongan pada tanggal 14 Januari 2014 di SMAN 1 Lamongan ditemukan beberapa permasalahan yaitu (1) kurangnya motivasi siswa dalam belajar hal ini terlihat dari banyak siswa yang tidak membawa LKS padahal tabel pengamatan serta lembar diskusi harus diisi LKS tersebut , (2) tidak adanya media untuk sistem koordinasi dapat diketahui dari pemaparan salah satu guru Biologi di SMAN 1 Lamongan serta peneliti telah mengobservasi pada tanggal 13 Januari 2014 bahwa di laboratorium Biologi tidak terdapat media tentang sistem koordinasi, (3) pembelajaran pada bab sistem koordinasi ini sering tidak dilakukan sehingga tes pada bab ini juga tidak ada sehingga hasil belajar siswa tidak diketahui. 2) Analisis pebelajar (learner analysis) a) Tingkat Perkembangan Kompetensi Siswa SMAN 1 Lamongan Tahap perkembangan kognitif siswa menurut Piaget pada usia 11 tahundewasa yaitu tahap pra-operasional (tahap operasional formal), pada tahap ini siswa sudah berpikir dengan cara yang lebih abstrak, logis, dan lebih idealistik. Penelitian ini siswa kelas XI berumur 16-17 tahun siswa sudah mampu untuk berpikir dalam pemecahan suatu masalah, hal ini dibuktikan dengan kegiatan diskusi yang menginginkan siswa untuk bertukar pikiran dengan teman sejawat nya. b) Latar Belakang Pengalaman Siswa memiliki pengalaman untuk berinteraksi dengan komputer, adanya kemajuan teknologi pada saat ini membuat siswa sudah tidak asing dengan komputer, internet, dan handpone. c) Sikap Siswa dalam Pembelajaran Berdasarkan hasil observasi sikap siswa dalam pembelajaran ada beberapa siswa yang aktif dan ada pula yang pasif, namun untuk motivasi belajar siswa ini masih kurang, dapat terlihat dari masih adanya siswa yang tidak membawa buku LKS (lembar kerja siswa) yang digunakan untuk menuliskan hasil kegiatan praktikum serta lembar jawaban diskusi terdapat pada buku tersebut.
yang
5
d) Keterampilan yang Dimiliki Individu Berkaitan dengan Media Keteraampilan yang dimiliki siswa dengan media yaitu siswa sudah tidak asing lagi dengan komputer sehingga lebih mudah dalam mengarahkan saat pembelajaran. 3) Analisis tugas (task analysis) Analisis ini bertujuan untuk memastikan pemenuhan tugas terkandung dalam bahan pembelajaran. Tugas yang diberikan guru biasanya berupa tugas merangkum, mengerjakan, LKS, maupun soal-soal. 4) Analisis konsep (concept analysis) Kompetensi dasar yang digunakan adalah 3.10, 3.11, dan 4.11. Konsep utama
: Sistem koordinasi
Rincian konsep
:
1. Sistem saraf pusat dan dampak penggunaan psikotropika. 2. Sistem saraf tepi. 3. Gerak refleks dan sinaps. 4. Alat indera ( perasa, pembau, dan peraba) 5. Alat indera (penglihatan dan pendengaran) 6. Hormon dan gangguan sistem kordinasi. 5) Tujuan instruksional khusus (specifying instructional objectives) Tujuan pembelajar ini berorientasi pada siswa yaitu menciptakan media pembelajaran CAI tipe tutorial berbasis problem solving untuk meningkatkan hasil belajar serta berpikir kritis siswa. b. Design (desain) 1) Pemilihan media (media selection) Media CAI dipiih peneliti karena memiliki beberapa kelebihan yaitu dapat mengajarkan konsep-konsep abstrak, kemudian dapat di konkritkan dalam bentuk visual maupun audio . 2) Pemilihan format (format selection) Computer Assisted Instruction merupakan media pembelajaran multimedia interaktif maka siswa diarahkan untuk memberikan umpan balik, sehingga penampilan pada penyajian menarik dan membuat siswa aktif dalam pembelajaran.
6
3) Desain awal (initial design) Pada tahap desain awal peneliti membuat prototype yang disesuai kan dengan analisis konsep (kurikulum serta materi). c. Develop (pengembangan) a) Penilaian ahli Validasi produk awal oleh para ahli (media dan materi), bila masih terdapat kekurangan maka akan dilakukan revisi. 1) Hasil Validasi Ahli Materi Data ini diperoleh dari dosen sebagai ahli materi yaitu seorang dosen jurusan Biologi UM yaitu Ibu Dra. Hj. Susilowati, M.S. Angket yang diberikan pada tiap sub point tutorial ada tiga aspek yaitu kebenaran konsep, kesesuaian materi dengan jenjang pendidikan, dan kelengkapan isi materi. Hasil penilaian ahli yaitu 96,42 %. Nilai tersebut menunjukkan bahwa produk pengembangan materi sistem koordinasi ini sangat valid dengan sedikit revisi. Berikut ini adalah rincian prosentase dari masing-masing point, sebagai berikut. 1) Materi sistem saraf pusat dan dampak psikotropika yaitu 91, 67 % kriteria sangat valid. 2) Materi sistem saraf tepi yaitu 95,00 % kriteria sangat valid. 3) Materi gerak refleks dan sinaps yaitu 90,00% kriteria sangat valid. 4) Materi indera perasa, peraba, dan pembau yaitu 100% kriteria sangat valid. 5) Materi indera penglihatan dan pendengaran yaitu 100% kriteria angat valid. 6) Materi hormone yaitu 95,00 % kriteria sangat valid. 7) Tes pilihan ganda yaitu 100% kriteria sangat valid. 8) Tes pemecahan masalah yaitu 100% kriteria sangat valid. Ahli materi menyatakan bahwa secara umum media sudah baik jika digunakan untuk siswa SMA. Saran yang di berikan oleh ahli materi yaitu perbaikan petunjuk pelaksanaan pemecahan masalah dan perbaikan gambar pada sinaps kimia dan listrik perlu dilakukan karena tidak jelas. 2) Hasil Validasi Ahli Media. Data ini diperoleh dari dosen sebagai ahli media yaitu seorang dosen jurusan Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Malang yaitu Bapak Eka
7
Pramono Adi, SIP, M.Si. Angket yang diberikan ada tiga aspek yaitu kejelasan teks, kejelasan gambar, kejelasan penyampaian informasi, ketepatan pemilihan jenis font, ketepatan pemilihan ukuran font, penyajian menarik, dan ilustrasi menarik. Hasil penilaian ahli yaitu 100 %. Nilai tersebut menunjukkan bahwa produk pengembangan materi sistem koordinasi ini sangat valid dengan sedikit revisi. Berikut ini adalah rincian prosentase dari masing-masing point, sebagai berikut. 1) Materi sistem saraf pusat dan dampak psikotropika yaitu 100 % kriteria sangat valid. 2) Materi sistem saraf tepi yaitu 100 % kriteria sangat valid. 3) Materi gerak refleks dan sinaps yaitu 100% kriteria sangat valid. 4) Materi indera perasa, peraba, dan pembau yaitu 100% kriteria sangat valid. 5) Materi indera penglihatan dan pendengaran yaitu 100% kriteria angat valid. 6) Materi hormon yaitu 100 % kriteria sangat valid. 7) Tes pilihan ganda yaitu 100% kriteria sangat valid. 8) Tes pemecahan masalah yaitu 100% kriteria sangat valid. Ahli media menyatakan bahwa secara umum media sudah baik jika digunakan untuk siswa SMA. Saran yang diberikan oleh ahli media yaitu cover CD atau case CD perlu didesain secara optimal agar lebih atraktif. b) Hasil Validasi Kelompok Kecil Hasil validasi kelompok kecil disajikan pada Tabel 1 Tabel 1 Hasil Validasi Kelompok Kecil Komponen 1 2
3
4
5
6
Materi sistem saraf pusat dan dampak psikotropika Materi sistem saraf tepi Materi gerak refleks dan sinaps Materi indera peraba, perasa, pembau Materi indera pendengaran dan penglihatan Materi hormon
91,66 %
86,11%
100,00%
100,00%
83,33%
86,11%
RataRata 91,20%
95,00 % 82,50%
65,00% 86,11%
95,00% 97,22%
75,00% 100,00%
65,00% 61,00%
85,00% 91,66%
80,00% 86,41%
71,15%
86,53%
100,00%
100,00%
73,07%
92,30%
87,18%
94,44%
86,53%
100,00%
100,00%
88,88%
88,88%
93,12%
95,83%
75,00%
100,00%
100,00%
45,83%
70,83%
81,24
Tes pilihan ganda
100,00%
75,00%
100,00%
100,00%
50,00%
75,00%
83,33%
Kriteria
Valid Sangat valid Sangat valid Sangat valid
Sangat valid
Sangat valid Sangat valid
8
Tes masalah
pemecahan
87,50%
62,50%
100,00%
100,00%
75,00%
100,00%
Total
87,50% 86,24%
Saran dari uji kelompok kecil bahwa produk sudah baik, mudah dimengerti membuat siswa termotivasi, penyampaian materi baik dan mudah dipahami, isi materi sesuai dengan yang dipelajari, isi dan materinya cukup kretif, materinya sangat detail dan mempermudah siswa untuk mempelajarinnya dengan aneka warna dan tema yang menarik. d. Disseminate (Penyebaran) 1) Uji Hipotesis Hasil Belajar Siswa Data pretes-post tes diuji distribusi menggunakan uji kolmogrov smirnov. Hasil analisis disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 Uji Satu Sampel Kolmogorov-Smirnov N Normal Parametersa Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
PRETEST POSTTEST 66 66 61.1614 90.4397 10.91111 5.91612 .200 .113 .089 .086 -.200 -.113 1.625 .915 .160 .372
Test distribution is Normal.
Hasil uji normalitas diketahui nilai Probabilitas pretest (0,160) > 0,05 dan Probabilitas postest (0,372) > 0,05. Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui keidentikan varians data. Anakova mensyaratkan data bersifat identik (P>0,05). Uji homogenitas yang digunakan adalah Uji Levene. Hasil uji levene menunjukkan bahwa nilai Probabilitas (0,761)>0,05, berarti data bersifat homogeny (Tabel 3).
Tabel 4.3 Uji Levene Dependent Variable:POSTTEST F
df1 .093
df2 1
64
Sig. .761
Sangat valid Sangat valid
9
Selanjutnya dilakukan uji untuk mengetahui interaksi antara kelompok dengan pretest. Anakova mensyaratkan tidak adanya interaksi antara kelompok dengan pretest artinya P < 0,05. Hasil uji menunjukkan probabilitas interaksi 0,014 < 0,05, berarti tidak ada interaksi antara kelompok dengan pretest. Uji interaksi antara kelompok disajikan pada Tabel 4. Tabel 4 Uji Interaksi antara Kelompok dengan Pretest Dependent Variable:POSTTEST Type III Sum of Squares
Source
df
Mean Square
Corrected Model 1487.002a 3 Intercept 9620.180 1 KELOMPOK 104.932 1 PRETEST 46.048 1 KELOMPOK * 32.740 1 PRETEST Error 788.031 62 Total 542111.394 66 Corrected Total 2275.034 65 a. R Squared = .654 (Adjusted R Squared = .637)
F
Partial Eta Squared
Sig.
495.667 9620.180 104.932 46.048
38.998 756.888 8.256 3.623
.000 .000 .006 .062
.654 .924 .118 .055
32.740
2.576
.014
.040
12.710
b. Computed using alpha = .05
Berdasarkan hasil uji prasyarat Anakova, terungkap bahwa data penelitian berdistribusi normal, homogen dan tidak ada interaksi antara kelompok dengan pretest. Uji anakova dapat dilanjutkan. Hasil Anakova disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5 Hasil Anakova Dependent Variable:POSTTEST Source Corrected Model Intercept KELOMPOK PRETEST Error Total Corrected Total
Type III Sum of Squares 1454.262a 11557.755 875.405 99.701 820.772 542111.394 2275.034
df 2 1 1 1 63 66 65
a. R Squared = .639 (Adjusted R Squared = .628)
Mean Square 727.131 11557.755 875.405 99.701 13.028
F 55.812 887.139 67.193 7.653
Sig. .000 .000 .000 .007
Partial Eta Squared .639 .934 .516 .108
10
Berdasarkan Tabel 5 hasil uji hipotesis hasil belajar diperoleh nilai F=67,193 dengan sig 0,00 <0,01, dengan demikian H01 ditolak dan Hi1 diterima. Dengan demikian ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajar menggunakan media computer assisted instruction tipe tutorial berbasis problem solving dengan yang tidak menggunakan media computer assisted instruction tipe tutorial berbasis problem solving. Perlakuan yang diberikan terbukti mampu meningkatkan hasil belajar dalam kelompok eksperimen. Sumbangan efektif perlakuan ini dalam meningkatkan hasil belajar adalah 51,6 persen. 2) Uji Hipotesis Berpikir Kritis Siswa Pada analisis ini dilakukan tes Kolmogorov-Smirnov dan uji T berpasangan kemampuan berfikir kritis kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen (Tabel 6). Tabel 6 Uji Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test KONTROL EKSPERIMEN N Normal Parameters a
33 79.7976 4.18182 .173 .107 -.173 .995 .275
Mean Std. Deviation Most Extreme Differences Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
33 80.9848 2.63983 .173 .155 -.173 .992 .278
Tes distribution is normal Probabilitas kontrol 0,275 > 0,05 maka data terdistribusi normal Probabilitas ekperimen 0,278 > 0,05 maka data terdistribusi normal Uji tes T berpasangan secara statistic disajikan pada Tabel 7. Tabel 7 Uji Tes Berpasangan
Mean Pair 1 KONTROL EKSPERIM EN
-1.18727
Std. Deviation
4.39047
Paired Differences 95% Confidence Interval of the Std. Difference Error Mean Lower Upper
.76428
-2.74406
.36952
t
-1.553
Sig. (2tailed)
df
32
.130
11
Berdasarkan Tabel 7 hasil uji hipotesis berpikir kritis diperoleh nilai Probabilitas 0,130 lebih besar dibanding 0,05, dengan demikian H02 diterima dan Hi2 ditolak. Dengan demikian tidak ada perbedaan hasil berpikir kritis siswa yang diajar menggunakan media computer assisted instruction tipe tutorial berbasis problem solving dengan yang tidak menggunakan media computer assisted instruction tipe tutorial berbasis problem solving.
KAJIAN DAN SARAN Kajian Produk yang Telah Direvisi Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Surjono dengan menerapakan CAI pada materi pejaran elektronika diperoleh hasil bahwa penelitian ini cenderung menyimpulkan bahwa belajar dengan menggunakan CAI akan lebih meningkatkan prestasi belajar dibanding dengan paket pengajaran lainnya (Surjono,1995). Media CAI ini bisa menyajikan gambar, animasi, skema, dan peta konsep sehingga lebih meningkatkan atensi siswa karena penyajiannya lebih menarik, hal ini yang menyebabkan hasil tes pada kelas eksperimen tinggi. Melalui uji Anakova bahwa ada perbedaan kelas eksperimen menggunakan media pembelajaran CAI tipe tutorial berbasis problem solving dengan kelas kontrol yang tidak menggunakan media pembelajaran tersebut. Terlihat pada uji Anakova bahwa peningkatan hasil belajar adalah sebanyak 51,6 persen. Perubahan sikap siswa dalam pembelajaran, diantaranya adalah interaksi dan kerja sama antar siswa semakin baik, siswa semakin mempunyai keberanian untuk mengemukakan ide dan pendapat di depan kelas. Pusat pembelajaran tidak lagi pada guru. Siswa dituntut untuk aktif mencari informasi serta harus dapat saling bertukar pikiran. Hal ini memperlihatkan keunggulan dari problem Solving (Haryanti, 2010). Selain problem solving pada penelitian mempengaruhi nilai berpikir kritis siswa penelitian ini juga mempengaruhi sikap siswa dalam aspek berpikir kritis. Berdasarkan hasil analsis pada uji T berpasangan tidak ada perbedaan kemampuan berpikir kritis antara kelas eksperimen menggunakan media pembelajaran CAI tipe tutorial berbasis problem solving dengan kelas kontrol yang
12
tidak menggunakan media pembelajaran tersebut . Namun pada hasil penjumlahan nilai terlihat bahwa kedua kelas tersebut memiliki kemampuan yang sama dalam berpikir kritis. Nilai tes berpikir kritis lebih tinggi kelas eksperimen dari pada kelas kontrol namun tidak berbeda jauh. Sikap yang diamati pada penelitian ini yaitu interpretasi (siswa mampu memahami masalah), analisis (siswa sangat mampu mengidentifikasi informasi dan opini), evaluasi (siswa sangat mampu mempertimbangkan deskripsi dari presepsi), inference (siswa sangat mampu mempertimbangkan informasi yang relevan dan menyimpulkan konsekuensi dari data), eksplanasi (siswa sangat mampu menjelaskan argument terhadap penalaran siswa lain), dan regulasi diri (siswa sangat mampu menilai dirinya sendiri). Problem solving tidak hanya menyebabkan siswa belajar aktif sehingga siswa dapat meningkatkan hasil belajar tapi siswa juga mampu berpikir kritis dalam memecahkan permasalahan. Media
pembelajaran berbantuan komputer yang dikembangkan oleh
peneliti dapat dikatakan sebagai media yang berkualitas karena telah dikategorikan sangat valid dan praktis. Setelah melalui tahap validasi, uji kelompok kecil dan kegiatan quasi eksperimen serta setelah dilakukan revisi terhadap media, dan dilakukan pengemasan produk media di dalam CD. Kelebihan dari media pembelajaran CAI tipe tutorial berbasis problem solving yaitu produk menggunakan tahap model problem solving, terdapat tes untuk mengetahui kemampuan belajar juga dilengkapi dengan soal remedial, terdapat tes pemecahan masalah untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa, terdapat beberapa animasi yang dapat mendukung proses pemahaman siswa, terdapat gambar, skema dan peta konsep yang dapat mendukung pemahaman siswa dan membuat siswa tidak bosan saat mempelajari tutorial pada produk ini. Kekurangan pada CAI tipe tutorial berbasis problem solving yaitu pada suara pengantar karena tidak bisa banyak dilakukan karena bila banyak suaranya maka akan terjadi penumpukan suara. Jadi, siswa harus menunggu suara pengantar selesai setelah itu bisa pindah ke halaman berikutnya.
13
Saran Pemanfaatan, Diseminasi, dan Pengembangan Lebih Lanjut Saran yang dapat diberikan adalah 1) produk yang dikembangkan oleh peneliti dapat digunakan siswa secara mandiri, ataupun sebagai media pendamping guru di dalam kelas untuk membantu proses pembelajaran, 2) siswa dapat memanfaatkan media interaktif yang dihasilkan oleh peneliti dan dapat digunakan sebagai media alternatif belajar, 3) diharapkan peneliti dapat menambahkan suara pengantar/narator yang lebih banyak lagi.
Daftar Rujukan Haryanti. 2010. Penerapan Model Pembelajaran ProblemSolving Sebagai Upaya untuk Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa Kelas VII Mata Pelajaran IPS Terpadu SMP Negeri 2 Jatiyoso Tahun Ajaran 2009/ 2010. Skripsi tidak diterbitkan. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret. Surjono, H. D. 1995. Pengembangan Computer-Assisted Instruction (CAI) Untuk Pelajaran Elektronika. Jurnal Kependidikan, (Online), 2 (25): 95-106, (http://herman.elearningdiy.org/Pengembangan_Program_CAI.pdf), 16 Desember 2014.