IV. HASIL KERJA PRAKTEK 4.1 Peranan Praktikan a. Posisi praktikan di tempat KP adalah sebagai desainer produk dan perancangan molding b. Praktikan ditempat kerja praktek diberi tugas untuk membuat desain produk 3D dan desain perancangan molding yaitu cetakan.
4.2 Metode Kerja Praktek Bentuk produk yang akan dibuat di PT.Sinar Harapan Plastik sepenuhnya adalah keputusan owner. Briefing selalu dilakukan dalam perencanaan desain produk baru maupun inovasi yang akan dibuat . Beberapa bagian di perusahaan dilibatkan dalam perencanaan tersebut, diantaranya desainer produk, mouldmaker (pembuat cetakan), assembling produk.
4.3 Perancangan Tahapan perancangan produk baru maupun inovasi yang dilakukan pada desain produk di PT.Sinar Harapan Plastik adalah sebagai berikut:
4.3.1 Briefing Tim desain melakukan evaluasi terhadap produk yang akan dibuat yaitu mengenai kekuatan produk, ketebalan bahan, penentuan part produk, serta kekuatan produk pada saat di asembling.
29"
4.3.2 SCAN 3D Sistem scanner tiga dimensi adalah sebuah perangkat yang mampu menganalisis sebuah objek (tiga dimensi), dan mengumpulkan data yang dimungkinkan untuk disusun menjadi sebuah model tiga dimensi. Perbedaan utama dengan scanner biasa terletak pada kemampuannya menghasilkan image tiga dimensi. Ini dimungkinkan dengan membentuk point cloud geometris, sebuah kumpulan titik dalam koordinat tiga dimensi, dari permukaan objek. Data yang terkumpul berupa point cloud , biasanya tidak serta-merta langsung digunakan. Oleh aplikasi pendukung, data ini kebanyakan dikonversi menjadi model polygonal 3D. Proses konversi ini disebut reconstruction. Pada proses ini, termasuk mengumpulkan data masing-masing titik dan menghubungkannya menjadi sebuah permukaan yang selanjutnya dipakai untuk acuan pembuatan desain 3D.
Gambar 3 : Praktikan sedang melakkan proses scan 3D sebuah produk. (Sumber: dokumentasi pribadi)
30"
4.3.3 3D MODELING 3D modeling adalah sebuah proses untuk menciptakan objek 3D yang ingin dituangkan dalam bentuk visual nyata. Konsep Dasar Modelling 3D Pemodelan adalah membentuk suatu benda. Pemodelan adalah membentuk suatu benda-benda atau obyek. Membuat dan mendesain obyek tersebut sehingga terlihat seperti hidup. Sesuai dengan obyek dan basisnya, proses ini secara keseluruhan dikerjakan di komputer. Melalui konsep dan proses desain, keseluruhan obyek bisa diperlihatkan secara 3 dimensi, sehingga banyak yang menyebut hasil ini sebagai pemodelan 3 dimensi (3D modelling) (Nalwan, 1998). Ada beberapa aspek yang harus dipertimbangkan bila membangun model obyek, kesemuanya memberi kontribusi pada kualitas hasil akhir. Hal-hal tersebut meliputi metoda untuk mendapatkan atau membuat data yang mendeskripsikan obyek, tujuan dari model, tingkat kerumitan, perhitungan biaya, kesesuaian dan kenyamanan, serta kemudahan manipulasi model. Proses pemodelan 3D membutuhkan perancangan yang dibagi dengan beberapa tahapan untuk pembentukannya sesuai dengan urutan proses yang akan dilakukan.
a. Model 2D. Yaitu langkah awal sebagai kerangka untuk menentukan bentuk model obyek yang akan dibangun dalam bentuk 3D. Dengan basis obyek 2D yang sudah ditentukan sebagai acuan. Pemodelan obyek 3D memiliki corak yang berbeda dalam pengolahannya, corak tersebut penekanannya terletak pada bentuk permukaan obyek.
31"
b. Modeling 3D Ada beberapa metode yang digunakan untuk pemodelan 3D. Ada jenis metode pemodelan obyek yang disesuaikan dengan kebutuhannya seperti dengan nurbs dan polygon ataupun subdivision. Modeling polygon merupakan bentuk segitiga dan segiempat yang menentukan area dari permukaan sebuah karakter. Setiap polygon menentukan sebuah bidang datar dengan meletakkan sebuah jajaran polygon sehingga kita bisa menciptakan bentuk-bentuk permukaan. Untuk mendapatkan permukaan yang halus, dibutuhkan banyak bidang polygon. Bila hanya menggunakan sedikit polygon, maka object yang didapat akan terbag sejumlah pecahan polygon. Sedangkan Modeling dengan NURBS (Non-Uniform Rational Bezier Spline) merupakan metode paling populer untuk membangun sebuah model organik. Kurva pada Nurbs dapat dibentuk dengan hanya tiga titik saja. Dibandingkan dengan kurva polygon yang membutuhkan banyak titik (verteks) metode ini lebih memudahkan untuk dikontrol.
Gambar 4 : Pembuatan desain 3D dari 2D (Sumber: dokumentasi pribadi)
Proses desain 3D pada mobil mainan anak dibuat secara terpisah sesuai dengan jumlah part yang sudah ditentukan pada awal perencanaanya., misalnya ada body, jok, lampu, roda, setir, dll. Setelah semua part pada suatu desain 3d
32"
produk yang dibutuhkan selesai dibuat, langkah selanjutnya adalah assembling yaitu penyatuan part-part tersebut.
Gambar 5 : Assembling desain 3D (Sumber: dokumentasi pribadi)
Langkah selanjutnya setelah assembling adalah simulasi fungsi dari partpart sesuai dengan kegunaannya. Sebagai contoh adalah fungsi pada bagian roda yaitu mengenai seberapa maksimal bisa dibelokkan untuk dievaluasi. Contoh yang kedua adalah fungsi dari pintu. Ketika pintu mobil mainan dibuka apakah ada kendala atau tidak, seperti adanya benturan dengan part yang lain dan seberapa lebar dia bisa dibuka agar bisa digunakan pada saat anak mengoperasikannya. Srhingga pada saat mainan tersebut diproduksi
permasalahan yang ada bisa
diminimalisir dengan adanya simulasi tersebut.
Gambar 6 : Simulasi desain 3D (Sumber: dokumentasi pribadi)
33"
c. Desain kontruksi moulding (cetakan) Mold (cetakan) adalah adalah rongga tempat material leleh (plastik atau logam) dimana memperoleh bentuk. Desain 3D molding mengacu pada bentuk desain produk yang dibuat. Jumlah molding yang dibuat sesuai dengan jumlah part yang ada pada suatu produk mobil mainan anak. Desainer produk melibatkan bagian enginering dan pembuat cetakan dalam perancangannya, dikarenakan mengenai ukuran material yang akan digunakan dan pemahaman pengerjaan pada proses selanjutnya.
Gambar 7 : Desain 3D molding (Sumber: dokumentasi pribadi)
34"