ISSN: 2337-7682
Volume 4, Nomor 1, Mei-Oktober 2017
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
REDAKSI Penanggung jawab : 1. Dr. Munawaroh, M.Kes 2. Dr. Heny Sulistyowati, M.Hum 3. Dr. Nurwiani, M.Si 4. Dr. Nanik Sri Setyani, M.Si Redaksi: Ketua Sekretaris
: Ir. Slamet Boediono, M.Si : Abd. Rozak, S.Pd., M.Si Safiil Maarif, M.Pd
Reviewer : 1. Dr. Faridatul Masruroh, M.Si 2. Nahlia Rahmawati, M.Si 3. Esty Saraswati Nur Hartiningrum, M.Pd
Mitra Bestari : Dr. Warly, M.Pd (Universitas Ronggolawe Tuban) Dr. Iis Holisin, M.Pd (Universitas Muhammadiyah Surabaya) Penerbit : Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Jombang Alamat : Program Studi Pendidikan Matematika Kampus STKIP PGRI Jombang Jln. Pattimura III/20 Jombang, Telp : (0321)861319
[email protected]
PENGANTAR REDAKSI
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menerbitkan jurnal “eduMATH” volume 5 Nomor 1 edisi Mei-Oktober 2017. Penerbitan jurnal “eduMATH” ini untuk memfasilitasi dosen program studi pendidikan matematika, guru matematika, dan mahasiswa pendidikan matematika agar dapat mempublikasikan hasil karya yang dihasilkan. Jurnal ini berisikan tentang artikel yang membahas pendidikan matematika. Kami menyadari bahwa jurnal “eduMATH” ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat konstruktif selalu kami harapkan demi kesempurnaan jurnal ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada Mitra Bestari dan semua pihak yang telah berperan serta dalam penerbitan jurnal “eduMATH” ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
DAFTAR ISI
PEMBELAJARAN KONSEP OPERASI HITUNG (PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN) BILANGAN BULAT DI SEKOLAH DASAR Umi Hanik Universitas Trunojoyo Madura
1-8 PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMK MENGGUNAKAN COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER HEAD TOGETHER DENGAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW Ririn Febriyanti1, Riris Arifatur Rini2 1,2 STKIP PGRI Jombang 9-15 KEMAMPUAN PROBLEM POSING OF TOPOLOGY MAHASISWA BERJENIS KELAMIN PEREMPUAN STKIP PGRI JOMBANG Syarifatul Maf’ulah1, Safiil Maarif2 STKIP PGRI Jombang
1,2
17-23 PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS KONTEKSTUAL UNTUK SEKOLAH DASAR MARGINAL Zuhri D Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau
25-35
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR BERDESAIN KAWASAN PESISIR PANTAI PADA IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 1,2,3
, , Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau
37-43
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) MATERI POKOK OPERASI BENTUK ALJABAR 1,2
, Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau
45-51
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGURUTKAN BERBAGAI JENIS PECAHAN MELALUI PENGGUNAAN METODE PENGELOMPOKAN TUTOR SEBAYA BAGI SISWA KELAS VI SDN WATES V KOTA MOJOKERTO Umiyati SDN Wates V Kota Mojokerto
53-58
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS KURIKULUM 2013 PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR DAN LINGKARAN UNTUK SISWA KELAS VIII TINGKAT SMP/MTS
1,2,3
, , Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau
59-66
EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI DALAM PEMBELAJARAN GEOMETRI DIMENSI TIGA 1,2
, STKIP PGRI Jombang
67-76
PENGARUH PENGGUNAAN SYSTEMATIC APPROACH TO PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII MTS SALAFIYAH SYAFI’IYAH TEBUIRENG , 1,2
STKIP PGRI Jombang
77-85
EduMath Volume 4
Nomor 1, Mei 2017
Halaman 9-15
PENDAHULUAN
PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMK Penerapan kurikulum 2013 memberikan MENGGUNAKAN COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER harapan baru bagi masyarakat dalam upaya HEAD TOGETHER COOPERATIVE LEARNING TIPE peningkatan kualitas pendidikanDENGAN nasional JIGSAW Ririn Febriyanti1, Riris Arifatur Rini2 1,2 STKIP PGRI Jombang 1) 2)
[email protected],
[email protected] Abstrak: Banyak anak mengatakan bahwa matematika itu sulit dan membosankan karena mereka akan selalu bertemu dengan angka-angka dan rumus-rumus tanpa adanya permainan dan humor. Agar siswa senang dalam belajar matematika seorang guru dapat menerapkan model cooperative learning. Model cooperative banyak sekali macam-macamnya diantaranya cooperative learning tipe Number Head Together dan cooperative learning tipe Jigsaw.Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampling purposive.Pengumpulan data menggunakan metode tes, instrument menggunakan lembar tes serta dalam menganalisis data digunakan metode statistik dengan rumus uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar matematika siswa kelas X akutansi menggunakan cooperative learning tipe number head together lebih tinggi yaitu sebesar 89,9 dibandingkan dengan nilai rata-rata siswa menggunakan cooperative learning tipe jigsaw yaitu sebesar 85,5. Pengujian hipotesis dengan uji t menunjukkan bahwa (1,779 2,00), ini berarti diterima. Maka diperoleh kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar matematika pada siswa kelas X yang menggunakan cooperative learning tipe number head together dan cooperative learning tipe jigsaw tahun pelajaran 2016/2017. Kata kunci: Cooperative Learning Tipe Number Head Together, Cooperative Learning Tipe Jigsaw,Hasil Belajar Matematika
PENDAHULUAN Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan pendidikan
formal, yang
yakni
menyediakan
Dengan
lingkungan
pertumbuhan
proses dan
pembelajaran,
perkembangan
siswa
berbagai
diarahkan dan didorong ke pencapaian tujuan
kesempatan bagi siswa untuk melakukan
yang dicita-citakan oleh siswa. Lingkungan
berbagai kegiatan belajar (Hamalik, 2010:3).
tersebut disusun dan ditata dalam kurikulum,
Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah,
yang pada gilirannya dilaksanakan dalam
program-program
bentuk
sekolah
diarahkan
pada
proses
pembelajaran.
Dalam
tujuan jangka panjang pembelajaran yaitu
pengembangan proses pembelajaran di sekolah,
untuk meningkatkan kemampuan siswa, agar
guru memegang peranan yang cukup penting
ketika mereka sudah meninggalkan bangku
dan sentral. Hal ini dikarenakan, seorang guru
sekolah, mereka akan mampu mengembangkan
merupakan ujung tombak yang bisa diharapkan
diri sendiri dan mampu memecahkan masalah
untuk menghasilkan mutu pendidikan yang
yang muncul.
berkualitas.
9
Salah satu karakteristik bagi seorang
Agar siswa
senang dalam belajar
guru adalah menguasai sejumlah keterampilan
matematika seorang guru dapat menerapkan
mengajar, khususnya dalam pemilihan metode
model
pembelajaran sebagai sarana dan prasarana
cooperativebanyak sekali macam-macamnya
untuk mendorong keterlibatan siswa dalam
diantaranya cooperative learning tipe Number
pembelajaran dan meningkatkan hasil dari
Head Together dan cooperative learning tipe
kegiatan pembelajaran itu sendiri. Seorang
Jigsaw.
cooperative
learning.
Model
guru harus bisa menerapkan berbagai metode
Menurut Ibrahim, dkk (2000:6) proses
pembelajaran kedalam proses pembelajaran,
belajar mengajar dengan cooperative learning
agar dalam melaksanakan proses pembelajaran,
tipe Jigsaw ini berarti proses belajar mengajar
siswa
tidak akan merasa jenuh, bosan dan
yang menempatkan siswa atau peserta didik
sebagainya. Dan sebaliknya, siswa akan merasa
untuk aktif dimana guru membagi siswa ke
nyaman, termotivasi dalam mengikuti proses
dalam beberapa kelompok diberikan tugas
belajar mengajar yang telah berlangsung.
yang berbeda-beda. Kunci metode Jigsaw ini
Banyak matematika
anak sulit,
bahwa
bergantung kepada teman satu timnya untuk
membuat kepala menjadi pusing bagi sebagian
dapat memberikan informasi yang diperlukan
besar siswa karena mereka akan selalu bertemu
supaya dapat berkinerja baik pada saat
dengan angka-angka dan rumus-rumus tanpa
penilaian (Slavin, 2005:237)
permainan
membosankan
adalah interdependensi yang artinya tiap siswa
dan
adanya
itu
mengatakan
dan
Cooperative learning tipe Numbered
humor.Sehingga
kegiatan belajar matematika harus dilakukan Head Together bisa disebut dengan teknik dengan baik. Untuk mencapai hasil yang baik belajar mengajar kepala bernomor.Numbered tersebut, seorang guru harus menguasai materi Head
Together
(NHT)
merupakan
suatu
ajar, bisa memilih media pembelajaran yang pendekatan yang dikembangkan oleh Kagen cocok, menerapkan metode pembelajaran yang (1993) untuk melibatkan banyak siswa dalam mendukung proses belajar mengajar (Asmani. memperoleh materi yang tercakup dalam suatu 2012:19). Guru yang kurang menguasai materi pelajaran dan mengecek pemahaman mereka tentu
akan
kesulitan
dalam
mengajar, terhadap isi pelajaran (Ibrahim, 2000:28).
sedangkan yang kurang tepat dalam memilih
Secara garis besar pada prinsipnya
metode pembelajaran mengakibatkan siswa
kedua model pembelajaran tersebut hampir
kurang
yang
sama yaitu siswa di bentuk kelompok dan
disampaikan, sehingga siswa menjadi malas
siswa di tuntut aktif dalam pembelajaran.
belajar dan menganggap matematika itu sulit.
Tetapi kedua model cooperative learning
mengerti
tentang
materi
tersebut 10
memiliki
perbedaan
dalam
pelaksanaannya, yang membedakan yaitu cara
Jigsaw Siswa Kelas X di SMK N 1 SOOKO
pembentukan kelompok, proses berdiskusinya
MOJOKERTO”.
dan laporan hasilnya. Hal ini didukung dengan METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan
penelitian terdahulu.Adapun penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian
untuk
mengetahui perbedaan hasil belajar cooperative
Rahmawati (2012) dan penelitian Rosyad
learning tipe NHT dan cooperative learning
(2014).
tipe Jigsaw dengan materi dan tes yang sama. Berdasarkan
hasil
Penelitian ini termasuk dalam kelompok
penelitian
Rahmawati (2012) menyimpulkan, hasil belajar
penelitian
kuantitatif.Dalam
siswa yang menggunakan model pembelajaran
metode yang digunakan adalah metode quasi
Kooperatif tipe Jigsaw lebih baik dari pada
experimental design.
hasil belajar siswa yang menggunakan model
Desain
penelitian
penelitian
yang
ini
digunakan
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Together (NHT). Ini terlihat dari perbedaan
a. Melaksanakan pembelajaran pada kelas
rata-rata hasil belajar siswa, rata-rata hasil
eksperimen
dengan
menggunakan
belajar siswa dengan menggunakan Jigsaw
cooperative learning tipe NHT. b. Melaksanakan pembelajaran pada kelas
yaitu 70.00 dan NHT adalah 50.62.
eksperimen
Berdasarkan hasil penelitian Rosyad
dengan
menggunakan
cooperative learning tipe Jigsaw.
(2014) menyimpulkan, bahwa hasil belajar siswa di SMKN 1 Jetis Mojokerto dalam
c. Setelah pembelajaran selesai diadakan post
penerapan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
test (test akhir) pada kelas eksperimen
lebih baik daripada hasil belajar siswa yang
dengan soal yang sama.
menerapkan pembelajaran kooperatif tipe NHT Head
(Number kompetensi
Together)
pada
menerapkan
Pada
standar
biasanya
Matematika
Siswa
instrumen
fenomena alam maupun sosial yang diamati
mengadakan
(Sugiyono,
penelitian dengan judul, ”Perbedaan Hasil Belajar
melalui
suatu alat yang digunakan untuk mengukur
Berdasarkan latar belakang tersebut ingin
ditentukan
penelitian. Jadi instrumen penelitian adalah
Number Head Together yaitu 68,22.
peneliti
adalah
ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian
siswa menggunakan Jigsaw yaitu 77,19 dan
maka
meneliti
melakukan pengukuran, maka harus ada alat
dasar-dasar
Elektronika. Dengan rata-rata hasil belajar
diatas
prinsipnya
2011
:
102).Instrumen
yang
digunakan untuk menyampaikan data dalam
Menggunakan
penelitian ini adalah lembar tes
Cooperative Learning Tipe Number Head Together dengan Cooperative Learning Tipe 11
Lembar
untuk
varians terbesar dibanding varians terkecil.
mengetahui hasil belajar siswa di akhir
Menurut Sugiyono (2010 : 140) langkah-
pelaksanaan
tes
ini
digunakan
treatment.Lembar
tes
dalam
langkahnya sebagai berikut:
penelitian ini berupa soal essay. Sebelum soal
a. Menghitung
tes diujikan, terlebih dahulu peneliti menguji
varians
terbesar
dan
varians terkecil
validitas dan reliabilitas butir soal tersebut. Analisis
data
dilakukan
untuk b. Bandingkan nilai
mengetahui bagaimana cara mengolah data yang
diperoleh
serta
menentukan
dengan nilai
rumus
statistik yang berhubungan dengan penelitian
=n–1
ini. Analisis data yang dilakukan setelah semua
=n
data terkumpul.Dalam penelitian kuantitatif ini,
Taraf signifikansi ( ) = 0,05
peneliti ingin mengetahui perbedaan hasil belajar
matematika
cooperative
siswa
learning
tipe
c. Kriteria Pengujian
menggunakan Number
Jika
Head
kelas
X
Mojokerto.Untuk
SMK
N
itu
1
Sooko
peneliti
akan
Jika :
tidak
, homogen
3. Uji t
menggunakan uji prasyarat dan uji t.
Dalam penelitian ini diuji hipotesis yang
1. Uji Normalitas
akan digunakan adalah uji-t. Menurut
Uji normalitas digunakan untuk menguji
Budiyono
apakah data yang diperoleh dari sampel
normal
normalitas dalam menggunakan
atau
tidak.
1)
langkah-
(tidak
terdapat
perbedaan yang signifikan antara
Membandingkan harga Chi-kuadrat hitung
cooperative learning tipe NHT dan
),
cooperative learning tipe Jigsaw)
maka distribusi data dinyatakan normal. Dan bila (
147),
alternatif.
Chi-Kuadrat.
dengan Chi-kuadrat table. Jika (
:
a. Menentukan hipotesis nol dan hipotesis
Uji
penelitian ini yaitu rumus
(2004
langkahnya sebagai berikut:
penelitian itu berasal dari populasi yang berdistribusi
,
homogenitas.
Together dengan cooperative learning tipe Jigsaw
:
2)
), maka dinyatakan tidak
(terdapat perbedaan yang signifikan antara cooperative
normal.
learning tipe NHT dan cooperative
2. Uji Homogenitas
learning tipe Jigsaw).
Uji homogenitas yang akan digunakan oleh
b. Mencari rata-rata ( , varians (
peneliti adalah dengan menggunakan uji 12
yang
=
dibelajarkan
cooperative
dengan
learning
tipe
menggunakan Number
Head
Together dan 32 siswa yang dibelajarkan
Keterangan :
dengan menggunakan cooperative learning tipe
N =jumlah subyek
Jigsaw.
x =jumlah skor total Namun sebelum melakukan penelitian,
c. Statistik uji yang digunakan
peneliti melakukan tes uji coba instrument hasil
Dalam penelitian ini statistic yang digunakan
adalah
uji-t.
belajar matematika di SMK Negeri 1 Sooko
Untuk
Mojokerto
menganalisis, hasil eksperimen yang menggunakan
post-test,
tidaknya
maka
untuk
instrumen
pengujian
menggunakan rumus sebagai berikut :
mengetahui
instrumen
soal
layak
atau
tersebut.Dalam
tersebut,
peneliti
menggunakan uji validitas, uji reliabilitas. Rincian dari data yang diperoleh dari uji instrumen tersebut sebagai berikut : (Sugiyono, 2011 : 197)
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Keterangan n
= jumlah sampel = rata-rata sampel ke 1 = rata-rata sampel ke 2 = varians sampel ke 1 = varians sampel ke 2
d. Menentukan kaidah pengujian Taraf signifikannya (α=0,05) dk = e. Kesimpulan Jika
maka Ho ditolak.
Jika
maka Ho diterima.
Dengan
memperhatikan
validitas,
reliabilitas dapat disimpulkan bahwa 5 soal layak untuk digunakan sebagai instrumen
HASIL
PENELITIAN
DAN
penelitian, karena ke 5 soal tersebut memenuhi
PEMBAHASAN
kriteria dan 2 soal tidak layak digunakan karena tidak memenuhi kriteria.
Data berasal dari nilai tes akhir yang diikuti oleh 64 siswa, yang terdiri dari 32 siswa
13
bahwa chi kuadrat hitung = 8,599989
menyimpulkan
bahwa
:
“tidak
terdapat
dibandingkan dengan chi kuadrat tabel, dengan
perbedaan yang signifikan antara cooperative
dk (6 – 1) = 5. Bila dk = 5 dan
maka
learning tipe NHT dan cooperative learning
chi kuadrat tabel = 11,070 karena chi kuadrat
tipe Jigsaw pada siswa kelas X akutansi SMK
hitung lebih kecil dari chi kuadrat tabel
N
(
) maka distribusi data
2016/2017”.
variabel cooperative learning tipe NHT ( )
PENUTUP
tersebut
Simpulan
berasal
dari
populasi
yang
1
Sooko
Mojokerto
tahun
pelajaran
berdistribusi normal. Ditemukan chi kuadrat
Berdasarkan hasil analisis data diketahui
pada data variabel cooperative learning tipe
hasil nilai rata-rata kelas eksperimen dengan
Jigsaw2,831403lebih kecil dari chi kuadrat
menggunakan cooperative learning tipe NHT
tabel (
), maka distribusi
sebesar 89,9 dan hasil nilai rata-rata kelas
data variabel cooperative learning tipe Jigsaw
eksperimen dengan menggunakan cooperative
( ) tersebut berasal dari populasi yang
learning tipe Jigsaw sebesar 85,5, diperoleh
berdistribusi normal.Dari perhitungan yang
simpulan
telah dilakukan diperoleh nilai
= 1,473.
perbedaan yang signifikan pada tes hasil
. Jadi
belajar matematika pada siswa kelas X akutansi
dan
= 1,76, artinya
menggunakan
mutlak,
Number maka diperoleh diperoleh analisis,
= 1,779 dengan dk = 62
:
“Tidak
ada
cooperative
learning
tipe
Head Together dan cooperative
learning tipe Jigsaw tahun pelajaran 2016 /
= 2,00. Berdasarkan hasil diperoleh
berikut
Sekolah Menengah Kejuruan yang dibelajarkan
kedua sampel tersebut berasal dari populasi yang homogen.Karena harga
sebagai
2017”.
dengan 1. Saran
demikian H0 diterima dan Ha ditolak.
Bedasarkan
Berdasarkan hasil analisis data diketahui
hasil
penelitian
dan
pembahasan peneliti memberikan saran sebagai
hasil nilai rata-rata kelas eksperimen dengan
berikut:
menggunakan cooperative learning tipe NHT
1. Dalam rangka meningkatkan hasil berlajar
sebesar 89,9 dan hasil nilai rata-rata kelas
siswa dalam pembelajaran matematika
eksperimen dengan menggunakan cooperative
diharapkan guru mata pelajaran dapat
learning tipe Jigsaw sebesar 85,5. Kriteria
mempertimbangkan
pengujian adalah jika
maka H0
Cooperative learning tipe Number Head
, itu berarti H0
Together dan Cooperative learning tipe
diterima. Hasil uji
penggunaan
Jigsaw ini. Dengan model ini selain dapat
diterima. Dari hasil analisis data, maka peneliti
meningkatkan hasi belajar matematika 14
diharapkan
guru
dapat
meningkatkan
perkembangan daya pikir siswa, serta dapat menciptakan suasana belajar yang lebih efektif
dalam
mencapai
tujuan
pembelajaran. 2. Berhubungan dengan penelitian ini hanya dilakukan pada materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel, peneliti menyarankan supaya dilakukan pada materi matematika yang lain. DAFTAR PUSTAKA Asmani, Jamal Ma’mur. 2012. 7 Tips Aplikasi PAKEM. Jogjakarta: DIVA Press Budiyono. 2004. Statistika Untuk Penelitian. Surakarta: Sebelas Maret University Press Hamalik, Oemar. 2010. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara Ibrahim, Muslim. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNESA Press Rozak, Abd & Wiwin Sri Hidayati. 2013. Pengolahan Data dengan SPSS. Jombang Slavin,
E Robert. 2005. Cooperative LearningTeori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media
Sugiyono. 2010. Statistika Bandung: Alfabeta
Untuk Penelitian.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
15
16