ISSN: 2089-9084
ISM, VOL. 7 NO.1, SEPTEMBER-DESEMBER, HAL.
GAMBARAN SIKAP DAN PERILAKU MEROKOK SISWA SMA/SMK TERHADAP BAHAYA ROKOK PASCA PENCANTUMAN GAMBAR PERINGATAN PADA KEMASAN ROKOK DI WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS MENGWI I KABUPATEN BADUNG BALI 2014 Putu Agus Sukarna Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
[email protected] ABSTRAK Jumlah pengguna rokok di Indonesia semakin meningkat. Salah satu alasan orang merokok adalah mendapatkan kenikmatan sesaat dan sering tidak memperdulikan akibat yang ditimbulkan. Prilaku ini menyebabkan angka konsumsi rokok tinggi khususnya di Indonesia. Indonesia adalah negara pengkonsumsi rokok keempat terbesar di dunia setelah China, Rusia dan Amerika. Data sampai tahun 2010 menunjukkan bahwa prevalensi perokok usia remaja dilaporkan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Peningkatan yang terjadi mencapai hingga 12.9% remaja terutama pada kelompok umur 15-19 tahun. Peningkatan paling tinggi terjadi pada kelompok remaja laki-laki yaitu sebesar 24,6% dan pada remaja perempuan meningkat sebanyak 0,6%. Tingginya angka konsumsi rokok merupakan permasalahan nasional yang perlu di antisipasi. Pemerintah Indonesia memberlakukan kebijakan baru mengenai tampilan bungkus rokok yang diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 109 Tahun 2012 tentang pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif berupa produk tembakau bagi kesehatan. Dalam kebijakan tersebut diatur kembali mengenai gambar peringatan bahaya merokok dalam kemasan rokok yang ditambah menjadi seluas 40% dari sebelumnya 15% dalam bentuk teks. Teknik ini dilakukan dengan harapan remaja dapat lebih memahami tentang bahaya rokok bagi kesehatan sehingga diharapkan mengurangi jumlah perokok dikalangan remaja tersebut. Penelitian tentang gambaran sikap dan perilaku siswa SMA/SMK Mengwi Badung terhadap bahaya rokok pasca pencantuman gambar peringatan pada kemasan rokok belum pernah dilakukan. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian ini dengan tujuan untuk mengetahui gambaran sikap dan perilaku siswa SMA/SMK terhadap bahaya rokok pasca pecantuman gambar peringatan bahaya rokok di wilayah kerja UPT Puskesmas Mengwi 1 Kabupaten Badung. Penelitian tersebut juga menunjukkan 67% responden perokok ingin berhenti merokok setelah melihat gambar peringatan tersebut. Didapatkan pula sebagian besar responden (86%) memilih gambar peringatan di kemasan rokok sebagai cara yang mampu mengurangi minat terhadap rokok, dan sebanyak 60% responden dari penelitian tersebut menyatakan perlu diadakannya sanksi terhadap pelanggar KTR. Kata Kunci: Merokok, Siswa SMA/SMK, Puskesmas Mengwi I
HIGH SCHOOL STUDENT BEHAVIOR OF CIGARETTES SMOKING AFTER SEEING DANGER WARNING PICTURES IN CIGARETTE PACKAGING AT PRIMARY HEALTH CARE MENGWI 1 BADUNG REGENCY BALI 2014
1 http://intisarisainsmedis.weebly.com/
ISSN: 2089-9084
ISM, VOL. 7 NO.1, SEPTEMBER-DESEMBER, HAL.
ABSTRACT Figures higher cigarette consumption in Indonesia is a crucial national issues. Indonesia is the fourth largest cigarette consuming country in the world after China, Russia and the United States. Number of cigarettes consumed reached 260.8 billion cigarettes per year.The prevalence of smokers aged adolescents reported increased from year to year. Data up to the year 2010 indicate that there is a pattern increased prevalence of smoking in adolescence. Increased reaching up to 12.9% of adolescents, especially in the age group 1519 years. The prevalence of smoking in adolescent males increased by 24.6% (13.7% - 38.4%) and among girls increased by 0.6% (0.3% - 0.9%).Indonesian government imposed a new policy regarding the display cigarette packs stipulated in Government Regulation No. 109 of 2012 on securing material containing addictive substances such as tobacco products for health. In the policy set back the pictures warning of the dangers of smoking on cigarette packs are expanded to an area of 40% from 15% in the form of text.Research on the picture of the attitudes and behavior of SMA / SMK in Mengwi against the dangers of smoking after the inclusion of picture warnings on cigarette packs until now still not been done. Therefore, this study aims to describe the attitudes and behavior of SMA / SMK against the dangers of cigarettes post a picture had note warning the dangers of smoking in the work area UPT Puskesmas Mengwi 1 Badung Keywords: smoking, senior high school student, Mengwi I Public Health Care PENDAHULUAN Angka konsumsi rokok yang tinggi di Indonesia merupakan permasalahan nasional yang krusial. Indonesia adalah negara pengguna rokok ke empat terbesar di dunia setelah China, Rusia dan Amerika. Jumlah batang rokok yang dikonsumsi mencapai 260.8 milyar batang per tahunnya. Prevalensi perokok usia remaja dilaporkan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Data hingga tahun 2010 menunjukkan bahwa terjadi pola peningkatan prevalensi merokok pada usia remaja. Peningkatan yang terjadi mencapai hingga 12.9% remaja terutama pada kelompok umur 15-19 tahun. Prevalensi merokok pada remaja laki-laki mengalami peningkatan sebesar 24,6% (13,7% - 38,4%) dan pada remaja perempuan meningkat sebanyak 0,6% (0,3% - 0,9%).1,2,3
Kebijakan pengamanan rokok terhadap kesehatan di Indonesia telah tertuang pada peraturan pemerintah nomor 81 Tahun 1999. Peraturan tersebut mengharuskan produsen mencantumkan informasi kandungan nikotin dan tar, kode produksi, dan tulisan peringatan kesehatan pada label sekurang-kurangnya 15% di bagian kemasan yang mudah dilihat. Peringatan ini berupa tulisan yang berbunyi “Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi dan gangguan kehamilan dan janin”. Berdasarkan peraturannya, tulisan peringatan kesehatan ini harus pada tempat yang dilihat dan dibaca, dengan sisi lebar tiap kemasan rokok, warna kontras dengan tulisan, dan dengan ukuran minimal yaitu tiga millimeter. Suatu hasil studi mengenai kebijakan pengamanan rokok tersebut menunjukkan 2 http://intisarisainsmedis.weebly.com/
ISSN: 2089-9084
ISM, VOL. 7 NO.1, SEPTEMBER-DESEMBER, HAL.
dari 90% masyarakat yang pernah membaca peringatan tersebut, 42,5% tidak percaya karena tidak melihat bukti, 25% tidak termotivasi untuk berhenti merokok, 25% mengaku tidak peduli karena terlanjut ketagihan, dan 19% mengatakan bahwa tulisan tidak menjelaskan, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia. Kebijakan terbaru tentang pengamanan rokok terhadap kesehatan yaitu tertera pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 109 Tahun 2012 yang direalisasikan tahun 2014 ini. Peraturan tersebut menyatakan bahwa setiap satu varian produk tembakau wajib dicantumkan gambar dan tulisan peringatan kesehatan yang terdiri atas 5 jenis yang berbeda dengan proporsi masing-masing 20% dari jumlah setiap varian produk tembakau (pasal 15). Gambar dan tulisan peringatan tersebut harus terdapat pada produk kemasan terkecil dan kemasan yang lebih besar produk tembakau. Adapun persyaratan pencantuman gambar dan tulisan tersebut diatur dalam pasal 17 PP no 109 Tahun 2012 yaitu: a) dicantumkan pada bagian atas kemasan sisi lebar bagian depan dan belakang masing-masing seluas 40%, diawali dengan kata “Peringatan” dengan menggunakan huruf berwarna putih dengan dasar hitam, harus dicetak dengan jelas dan mencolok, baik sebagian atau seluruhnya; b) gambar sebagaimana dimaksud pada huruf a harus dicetak berwarna; c) jenis huruf harus menggunakan huruf arial bold dan font 10 atau proporsional dengan kemasan, tulisan warna putih di atas latar belakang
hitam. Perilaku merokok dapat dibagi menjadi 4 berdasarkan Management of Affect Theory, Perilaku merokok yang pertama disebabkan oleh perasaan positif. Model ini dapat dibagi menjadi 3 diantaranya pleasure relaxation, stimulation to pick them up dan pleasure of handling the cigarrete. Pleasure relaxation berarti merokok dilakukan untuk meningkatkan kenikmatan yang sudah didapat, stimulation to pick them up yaitu perilaku merokok yang dilakukan hanya untuk menyenangkan perasaan dan pleasure of handling the cigarrete yang berarti suatu kenikmatan yang timbul setelah memegang rokok.3,4 Pada tingkat puskesmas, penyuluhan dan himbauan berhenti merokok merupakan bagian dari program promosi kesehatan atau Promkes. Program Promosi Kesehatan di puskesmas memiliki berbagai jenis kegiatan, diantaranya promosi di dalam gedung puskesmas termasuk di halaman puskesmas dan promosi di luar gedung puskesmas. Adapun yang menjadi topik dalam program ini bermacam-macam, mulai dari perilaku hidup bersih dan sehat, pesan gizi seimbang, pesan keluarga berencana, kesehatan ibu dan anak, kesehatan remaja termasuk salah satunya larangan merokok Penyuluhan mengenai rokok dan zat narkotika lainnya dan KTR di Puskesmas Mengwi 1 dilaksanakan hampir setiap tiga bulan yang dilaksanakan oleh program Promosi Kesehatan, program KIA, dan program UKS yang menjadi satu dengan program Kesehatan Remaja. Kegiatan yang dilakukan yaitu melakukan penyuluhan mengenai rokok dan zat narkotika lainnya serta penerapan KTR di setiap sekolah-sekolah.5,6 Berdasarkan dari 3 http://intisarisainsmedis.weebly.com/
ISSN: 2089-9084
ISM, VOL. 7 NO.1, SEPTEMBER-DESEMBER, HAL.
latar belakang tersebut, maka perlu dilakukan penelitian Untuk mengetahui gambaran sikap dan perilaku merokok siswa SMA/SMK terhadap bahaya rokok pasca pencantuman gambar peringatan di kemasan rokok di wilayah kerja UPT Puskesmas Mengwi 1, Kabupaten Badung. METODE Waktu pengambilan data dilakukan pada hari Rabu tanggal 3 Desember 2014. Jadwal pengambilan data disesuaikan dengan jam pelajaran kosong setelah berkoordinasi dengan wakasek kesiswaan SMA/SMK setempat. Penelitian ini mempergunakan rancangan penelitian cross sectional deskriptif. Cara pengambilan sampel menggunakan teknik cluster sampling. Seluruh kelas dari SMA/SMK yang berada di bawah UPT Puskesmas Mengwi I didata dalam sampling frame. Populasi target penelitian ini adalah siswa SMA/SMK. Populasi terjangkau penelitian ini adalah siswa yang masih aktif sebagai murid SMA/SMK Desa Mengwi tahun 2014 yang berusia antara 16-18 tahun. Sampel pada penelitian ini adalah seluruh siswa SMA/SMK yang masih aktif terdaftar di kelas terpilih. Pemilihan sampel dilakukan dengan cara cluster sampling untuk memilih dua kelas yang akan diambil sebagai sampel. Siswa dalam satu kelas tersebut diminta untuk mengisi kuisioner. Pada penelitian ini bertujuan mengetahui persepsi dan gambaran sikap dan perilaku siswa SMK/SMA terhadap label gambar peringatan pada kemasan rokok di wilayah kerja UPT Puskesmas Mengwi 1, Kabupaten Badung. Sikap dan perilaku merokok siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor baik faktor internal
maupun faktor eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi diantaranya pengetahuan siswa terhadap rokok dan tingkat stress. Sementara faktor eksternal yang dapat mempengaruhi diantaranya lingkungan keluarga, pergaulan, dan status sosial. Sehari sebelum dilakukannya pengambilan data dilakukan pendekatan personal terhadap SMA/SMK terpilih. Keesokan harinya seluruh siswa yang hadir pada kelas terpilih diminta untuk mengisi kuisioner yang terdiri atas 29 pertanyaan yang menggambarkan karateristik responden serta sikap dan perilaku responden. Data kemudian di kode menjadi kategori-kategori dan dimasukkan ke dalam program pengolah data. Data kemudian dianalisis dan disajikan dalam bentuk laporan penelitian. Adapun teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah teknik memeberikan kuesioner kepada responden dan diisi berdasarkan pendapat dari responden dan kemudian di kumpul kembali untuk dianalisis oleh peneliti. Dimana sebelum dilakukan, responden dimintai persetujuan terlebih dahulu dengan membubuhkan tanda tangan pada lembaran kuesioner merujuk pada prinsip dan etika penelitian kedokteran yang melibatkan subjek manusia sesuai deklarasi Helsinki. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan pada siswa-siswi SMA/SMK yang berada di wilayah cakupan kerja Puskesmas Mengwi 1. Data jumlah SMA/SMK diperoleh dari Puskesmas Mengwi I. Sebanyak dua kelas terpilih dengan menggunakan metode cluster sampling dengan jumlah responden sebanyak 100 siswa. Pengumpulan data 4 http://intisarisainsmedis.weebly.com/
ISSN: 2089-9084
ISM, VOL. 7 NO.1, SEPTEMBER-DESEMBER, HAL.
lebih lanjut dilakukan dengan kuesioner yang diisi sendiri oleh responden. Tabel 1. Karakteristik Responden Karakteristik responden (n=100) N Umur 16 tahun 3 17 tahun 70 18 tahun 27 Jenis Kelamin Lelaki 61 Perempuan 39 Status merokok Perokok 29 Non perokok 60 Mantan Perokok 11 Anggota keluarga Ada 76 merokok Teman yang Banyak/hampir semua 60 merokok Hanya beberapa 40 Paparan Informasi Pernah 97 tentang Rokok Tidak pernah 3 Sumber Informasi Pamflet 14 Televisi 86 Keluarga 23 Radio 25 Penyuluhan langsung 22 Lainnya 7 Tabel 2. Karakteristik Sampel Perokok Non perokok (n=29) (n=60) Sikap Pernah melihat gambar Setuju Menyeramkan Takut Biasa saja Informasi label jelas Ukuran perlu diperbesar Ukuran sudah cukup besar
N 29 18 27 13 16 24 7 14
(%) (29) (62) (93,1) (44,8) (55,2) (82,7) (24,1) (48,2)
n 60 53 56 45 15 45 26 25
(%) (60) (88,3) (93,3) (75) (25) (75) (43,3) (41,6)
(%) 3,0 70,0 27,0 61,0 39,0 29,0 60,0 11,0 76,0 60,0 40,0 97,0 3,0 14,0 86,0 23,0 25,0 22,0 7,0
Mantan Total perokok (n=11) n (%) n (%) 11 (11) 100 (100) 8 (72,7) 79 (79) 8 (72,7) 91 (91) 9 (81,8) 67 (67) 2 (18,2) 33 (33) 9 (81,8) 78 (78) 4 (36,3) 37 (37) 4 (36,3) 43 (43)
5 http://intisarisainsmedis.weebly.com/
ISSN: 2089-9084
ISM, VOL. 7 NO.1, SEPTEMBER-DESEMBER, HAL.
Label perlu dihilangkan Khawatir terhadap kesehatan Tidak khawatir terhadap kesehatan Percaya pada informasi dalam label Tidak percaya pada informasi dalam label Memilih label gambar Memilih plain packaging Memilih tidak digunakan label gambar maupun plain packaging
8 12
(27,7) (19,4)
9 46
(15,1) (74,2)
3 4
(27,4) (36,4)
20 62
(20) (62)
17
(58,6)
14
(23.3)
7
(63.6)
38
(38)
24
(82,7)
57
(95)
11
(100)
92
(92)
5
(17,3)
3
(5)
0
(0)
8
(8)
23 5 1
(79,3) (17,2) (3,4)
55 5 0
(91,6) (8,4) (0)
8 3 0
(72,7) (27,3) (0)
86 13 1
(86) (13) (1)
Tabel 3. Gambaran Sikap dan Perilaku Perokok Aktif Jumlah (n) Persentase (%)
Variabel Mulai merokok ± 1 bulan yang lalu 7 24,1 ± 1 tahun yang lalu 4 13,8 > 1 tahun yang lalu 18 62,1 Frekuensi merokok setiap hari 17 58,6 ± 2 hari sekali 9 31 ± 3 hari sekali 3 10,3 Jumlah rokok perhari 1 bungkus 2 6,9 >1 bungkus 3 10,3 <1 bungkus 24 82,8 Dampak merokok bagi kesehatan Mempengaruhi 23 79,3 Tidak mempengaruhi 6 20,7 Kesan terhadap gambar peringatan Ingin berhenti merokok 12 41,4 Tidak ingin berhenti merokok 3 10,3 Mengurangi jumlah rokok 14 48,3 Kesan terhadap dampak rokok pada kesehatan setelah adanya gambar peringatan Semakin khawatir 13 44,8 Biasa saja 16 55,2 Total 29 100
6 http://intisarisainsmedis.weebly.com/
ISSN: 2089-9084
Variabel
ISM, VOL. 7 NO.1, SEPTEMBER-DESEMBER, HAL.
Tabel 4. Gambaran Sikap dan Perilaku Mantan Perokok Jumlah (n)
Persentase (%)
Mulai merokok ± 1 bulan yang lalu 7 24,1 ± 1 tahun yang lalu 4 13,8 > 1 tahun yang lalu 18 62,1 Frekuensi merokok setiap hari 17 58,6 ± 2 hari sekali 9 31 ± 3 hari sekali 3 10,3 Jumlah rokok perhari 1 bungkus 2 6,9 >1 bungkus 3 10,3 <1 bungkus 24 82,8 Dampak merokok bagi kesehatan Mempengaruhi 23 79,3 Tidak mempengaruhi 6 20,7 Kesan terhadap gambar peringatan Ingin berhenti merokok 12 41,4 Tidak ingin berhenti merokok 3 10,3 Mengurangi jumlah rokok 14 48,3 Kesan terhadap dampak rokok pada kesehatan setelah adanya gambar peringatan Semakin khawatir 13 44,8 Biasa saja 16 55,2 Total 29 100
Variabel
Tabel 5 Gambaran Sikap dan Perilaku Non Perokok Jumlah (n)
Kesan setelah adanya gambar peringatan Tidak ingin mencoba Ingin Mencoba Tanggapan pada kesehatan setelah adanya gambar peringatan Semakin khawatir Tidak terpengaruh Total
Persentase (%)
59 1
98,3 1,7
52 8 60
86,7 13,3 100
7 http://intisarisainsmedis.weebly.com/
ISSN: 2089-9084
ISM, VOL. 7 NO.1, SEPTEMBER-DESEMBER, HAL.
Pada penelitian ini, sebagian besar responden menyatakan pernah melihat gambar peringatan bahaya merokok dan menyatakan gambar tersebut menyeramkan. Sebagian besar juga menyatakan informasi yang terdapat pada gambar tersebut sudah cukup jelas untuk menjelaskan bahaya rokok. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan di Kanada, dimana 84% responden menyatakan gambar peringatan dapat menjelaskan risiko merokok dengan baik. Hal tersebut menunjukkan, gambar dapat memberikan infornasi dengan baik karena memperlihatkan dampak merokok secara langsung. Sehingga responden yang melihat gambar peringatan tersebut dapat dengan mudah mengetahui bagaimana dampak merokok yang sebenarnya bisa terjadi.7 Kesan responden penelitian terhadap gambar peringatan tersebut bagi non perokok adalah menakutkan, sementara bagi perokok lebih banyak yang menganggap gambar peringatan tersebut terkesan biasa saja dan tidak mempengaruhi sikap merokok responden. Bagi mantan perokok, sebagian besar menyatakan menakutkan. Hasil ini sejalan dengan beberapa penelitian yang dilakukan baik di Indonesia maupun di mancanegara. Pada penelitian tersebut dinyatakan, pada awalnya perokok sedikit merasa takut akan adanya gambar peringatan pada bungkus rokok tersebut, namun lama kelamaan perokok menganggapnya biasa saja dan tidak mempengaruhi keinginan merokok. Sementara bagi non perokok, gambar peringatan tersebut cukup memberi
ketakutan untuk mulai merokok. Hasil penelitian-penelitian diatas menunjukkan gambar peringatan bahaya merokok sudah tidak terkesan menakutkan lagi bagi para perokok sehingga gambar tersebut tidak cukup untuk mempengaruhi sikap dan perilaku para perokok untuk berhenti merokok. Mengenai sikap dan perilaku terhadap gambar peringatan, sebagian besar responden menyetujui pencantuman gambar sebagai pesan peringatan bahaya merokok baik responden perokok, non perokok maupun mantan perokok. Hasil ini sejalan dengan penelitian lain yang menyatakan 75% dari responden lebih menyetujui digunakannya gambar sebagai pesan peringatan bahaya rokok dibandingkan dengan pesan teks. Penelitian tersebut juga menunjukkan 67% responden perokok ingin berhenti merokok setelah melihat gambar peringatan tersebut. Pada penelitian ini, responden perokok lebih memilih mengurangi jumlah rokok yang dikonsumsi daripada berhenti merokok. Bagi mantan perokok, semua responden memilih untuk tidak merokok kembali setelah adanya peringatan gambar bahaya merokok tersebut. Hal tersebut menunjukkan terdapat perbedaan perilaku merokok responden setelah melihat gambar peringatan. Pada wilayah penelitian ini berlangsung, gambar peringatan tersebut belum dapat merubah perilaku merokok responden perokok menjadi berhenti merokok.8,9 Pada penelitian ini juga didapatkan sebagian besar responden (86%) memilih gambar peringatan di kemasan rokok sebagai cara yang mampu mengurangi minat terhadap rokok. Hal ini sejalan dengan penelitian 8 http://intisarisainsmedis.weebly.com/
ISSN: 2089-9084
ISM, VOL. 7 NO.1, SEPTEMBER-DESEMBER, HAL.
yang dilakukan oleh yang menyatakan 75% dari responden lebih menyetujui digunakannya gambar sebagai pesan peringatan bahaya rokok dibandingkan dengan pesan teks. Kebijakan pemerintah mengenai rokok lainnya yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat adalah Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) yang diatur dalam Perda Bali No.10 tahun 2011. Beberapa penelitian yang sudah dilakukan menunjukkan kepatuhan KTR di masyarakat masih tergolong rendah. Sebanyak 60% responden dari penelitian tersebut menyatakan perlu diadakannya sanksi terhadap pelanggarnya. Ditinjau dari penelitian ini, penerapan KTR di sekolah-sekolah dapat diterapkan denga metode yang lebih ketat sehingga dapat membatasi perilaku merokok siswa.9,13 SIMPULAN Perlu diingat bahwa upaya penghentian keinginan merokok sering kali berbenturan dengan kondisi adiksi. Upaya yang dilakukan untuk dapat menghentikan kebiasaan merokok pada perokok yang sudah mengalami ketergantungan memerlukan lebih dari sekedar himbauan dalam iklan contohnya dengan konsultasi dan layanan untuk membantu berhenti merokok. Gambar-gambar peringatan yang tercantum dalam kemasan rokok didapatkan mampu menimbulkan perhatian atau kekhawatiran responden terhadap kesehatan dan menimbulkan keinginan untuk tidak mencoba merokok terutama pada responden non perokok. Fakta ini menunjukkan bahwa gambar peringatan dapat menjadi salah satu upaya pencegahan merokok pada individu yang belum pernah mencoba rokok. Namun, keberadaan gambar-gambar
tersebut memerlukan pembaharuan setiap waktu untuk menghindari overexposure atau timbulnya desensitisasi terhadap paparan gambar peringatan yang membuat orang-orang terbiasa dengan gambar tersebut. DAFTAR PUSTAKA 1. Eriksen M, Mackay J, Ross H. The Tobacco Atlas. Atlanta, GA. 2012. American Cancer Society, and New York, NY: World Lung Foundation Aditama TY. 2014. Kebijakan Peringatan Kesehatan Bergambar di Indonesia. Rountable Discussion Health Warning, Jakarta. 2. Depkes. 2007. Riset Kesehatan Dasar 2007. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 3. Depkes. 2010. Riset Kesehatan Dasar 2010. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 4. Depkes. 2001. SKRT 2001. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 5. GATS. 2011. Global Adult Tobacco Survay : Indonesia Report 2011. www.who.int.com Diakses pada tanggal 22 November 2014
6. Lenardi M. 2014. Label Visual Peringatan pada Bungkus Rokok: Upaya Mutakhir Penekanan Angka Perokok di Indonesia. Karya Tulis Mapres. www.academia.edu/7729774/label_vis ual Diunduh pada tanggal 19 November 2014
9 http://intisarisainsmedis.weebly.com/
ISSN: 2089-9084
ISM, VOL. 7 NO.1, SEPTEMBER-DESEMBER, HAL.
7. Aprilia RW. 2011. Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Mewujudkan Kawasan Tanpa Rokok di UPN “Veteran” Jawa Timur. Skripsi Program Studi Ilmu Kesehatan Msyarakat Universitas Jember. 8. Ariani RD. 2011. Hubungan Antara Iklan Rokok dengan Sikap dan Perilaku Merokok pada Remaja. Artikel Ilmiah Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. 9. Azkha N. 2013. Studi Efektivitas Penerapan Kebijakan Perda Kota Tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR) dalam Upaya Menurunkan Perokok Aktif di Sumatera Barat Taun 2013. Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia. Vol. 2 : 171-9
10. Barber S. dan Conway L. 2014. Standardised (plain) packaging of Tobacco Product. Science amd Environment Section and Home Affairs Section. House of Common, Australia. 11. BPS. 1995. Survei Sosial Ekonomi Nasional 1995. Badan Pusat Statistik. 12. BPS. 2004. Survei Sosial Ekonomi Nasional 2004. Badan Pusat Statistik.
13. Damayanti R. 2014. Effectiveness of Tobacco Health Warning in Cigarette Package in Indonesia. Center fol Health Research University of Indonesia.
10 http://intisarisainsmedis.weebly.com/