ISLAMIC GLOBAL CONNECTION BRILLY EL-RASHEED
Agama adalah aturan hidup. Islam adalah sebuah aturan hidup yang merupakan tuhannya
ajaran
dari
Alloh,
orang-orang
Islam,
diaktualisasikan oleh orang-orang yang disebut muslim (orang yang beragama Islam), yang kali pertama dipublikasikan dan disosialisasikan oleh seorang nabi dari Makkah, Saudi
Arabia,
Muhammad
bernama bin
lengkap
'Abdulloh
bin
Abdul Muththolib Al-Hasyimi AlQurosyi
Al-'Arobi.
Diperkirakan
Islam kali pertama tersebar pada tahun 611 M.1
1
Hal ini karena Muhammad shollalloh 'alaih wa sallam ditetapkan sebagai Nabi dan Rosul, oleh Alloh 'azza wa jalla, tatkala usia beliau 40 tahun. Para ahli tarikh dan ahli falak kontemporer telah mengadakan riset tentang kelahiran Nabi Muhammad. Mereka berkesimpulan bahwa Nabi Muhammad shollalloh 'alaih wa sallam lahir pada 20 April 571 M. Banyak ahli falak yang berpendapat bahwa hari kelahiran beliau adalah pada tanggal 9 Robi' AlAwwal., seperti Al-Ustadz Mahmud Basya Al-Falaki, Al-Ustadz Muhammad Sulaiman Al-Manshur Fauri, dan Al-Ustadz 'Abdulloh bin Ibrohim bin Muhammad As-Sulaim, dimana beliau mengatakan, "Dalam kitab-kitab sejarah dan siroh dikatakan bahwa Nabi lahir pada hari Senin tanggal 10, atau 8, atau 12, dan ini yang dipilih oleh mayoritas ulama. Telah tetap tanpa keraguan bahwa kelahiran beliau adalah pada tanggal 20 April 571 M (tahun Gajah), sebagaimana telah tetap juga bahwa beliau wafat pada 13 Robi' AlAwwal. 11 H. yang bertepatan dengan 8 Juni 632 M. selagi tanggal-tanggal ini telah diketahui maka dengan mudah dapat diketahui hari kelahiran dan hari wafatnya beliau dengan jitu, demikian juga usia Nabi. Dengan mengubah tahun-tahun ini pada hitungan hari akan ketemu 22.330 hari dan bila diubah ke tahun qomariyyah akan ketemulah bahwa usia beliau 63 tahun lebih 3 hari. Dengan demikian hari
1 :: Islamic Global Connection :: Brilly El-Rasheed :: ISLAMIA Publishing :: quantumfiqih.wordpress.com
Sebagai agama yang universal Islam tidak hanya mengatur tata hubungan dengan Alloh. Islam juga mengatur tata hubungan dengan makhluk-makhlukNya. Atau dengan ungkapan lain, Islam tidak hanya membahas masalah 'aqidah (keyakinan, ideologi, iman) dan 'ibadah (penyembahan kepada Alloh), Islam juga membahas akhlaq (perilaku, adab) dan mu'amalah (interaksi). Bahkan Islam pun membahas IPTEK. Padahal ketika kali pertama Islam menyebar, waktu itu IPTEK belum maju. Alloh berfirman,
ﺎﻳﻨﻡ ﺩ ﺳﻠﹶﺎ ﻢ ﺍﹾﻟﹺﺈ ﺖ ﹶﻟ ﹸﻜ ﻴﺭﺿ ﻭ ﻲﻤﺘ ﻌ ﻢ ﹺﻧ ﻴ ﹸﻜﻋﹶﻠ ﺖ ﻤ ﻤ ﺗﻭﹶﺃ ﻢ ﻨ ﹸﻜﻳﻢ ﺩ ﺖ ﹶﻟ ﹸﻜ ﻤ ﹾﻠ ﻡ ﹶﺃ ﹾﻛ ﻮ ﻴﺍﹾﻟ "Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kalian agama kalian (yaitu Islam—pen) dan telah Aku sempurnakan nikmatKu untuk kalian dan Aku ridhoi Islam sebagai agama kalian." [Al-Qur`an suroh Al-Maidah ayat no.3] Maksudnya, agama Islam ini telah sempurna. Tidak perlu direvisi, dikurangi, maupun ditambahi sedikitpun. Islam telah sempurna mengatur segala sisi kehidupan. Orang nonmuslim di zaman Nabi dahulu pun telah menyadari hal ini, ia menuturkan kekagumannya akan syariat Islam yang universal ini kepada Salman Al-Farisi, salah seorang sahabat Nabi Muhammad, "Nabimu benar-benar telah mengajarkan segala hal sampai masalah buang air." Salman menyahut, "Benar." [Shohih Muslim no.605]. Setiap muslim dalam kehidupannya pasti tidak akan bisa terhindar dari berinteraksi dengan manusia, muslim maupun nonmuslim, binatang, tumbuhan, maupun makhlukmakhluk Alloh yang lain. Alloh sudah terlebih dahulu mengajarkan tata hubungan dengan manusia, binatang, tumbuhan, alam sekitar, jin, setan, dan makhluk-makhluk Alloh lainnya. Maka sudah merupakan kewajiban setiap muslim untuk mempelajari, mengkaji, memahami, mengaktualisasikan (mengamalkan), mempublikasikan, dan mensosialisasikan ajaran-ajaran Alloh. Nabi Muhammad berkata, " ﻃﻠﺐ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﻓﺮﻳﻀﺔ ﻋﻠـﻰ ﻛـﻞ ﻣﺴـﻠﻢMenimba ilmu (yakni ilmu syar'i—pen) adalah wajib atas setiap muslim."2 Nabi Muhammad shollalloh
2
kelahiran beliau adalah hari Senin 9 Robi' Al-Awwal. tahun 53 sebelum Hijroh, bertepatan dengan 20 April 571 M." [Taqwim Al-Azman hal.143, cet.pertama 1404 H]. Hadits shohih. Dishohihkan Al-Muhaddits Al-Albani dalam bukunya Shohih Al-Jami' no.3913 dan Takhrij Ahadits Musykilat Al-Faqr no.86. Dalam bukunya Takhrij Ahadits Musykilat Al-Faqr wa Kaifa 'Alajah Al-Islam (pembahasan hadits no.86), pakar hadits terbaik abad ini dari Albania, Al-Muhaddits Muhammad Nashiruddin Al-Albani (1333-1420 H), berkata demikian, setelah melakukan riset dan verifikasi sanad hadits 'Tholabul-'Ilmi', "Pada zaman sekarang hadits tersebut menjadi terkenal dengan tambahan 'wa muslimah'. (padahal –pen) hal ini tidak pernah disebutkan dari setiap jalur (periwayatannya. Padahal hadits ini diriwayatkan melalui 27 jalur –pen). Sekalipun secara makna shohih." [Takhrij Ahadits Musykilat Al-Faqr wa Kaifa 'Alajahal-Islam hal.48-62].
2 :: Islamic Global Connection :: Brilly El-Rasheed :: ISLAMIA Publishing :: quantumfiqih.wordpress.com
'alaih wa sallam juga berkata, artinya, "Publikasikanlah (ilmu) dariku meski hanya satu ayat." [Shohih Al-Bukhori no.3461]. Ketika berinteraksi dengan sesama muslim tentu berbeda dengan ketika berinteraksi dengan nonmuslim. Berikut ini pembahasan tentang klasifikasi manusia dan bagaimana berinteraksi dengan mereka. 1. Orang yang harus dicintai dengan tulus tanpa rasa benci. Yaitu, (1) Nabi Muhammad (2) Istri-istri Nabi Muhammad (3) Ahlu Bait / keluarga Nabi (4) Khulafa` ar-rosyidin (5) 10 sahabat yang dijamin masuk surga (6) Kaum Muhajirin dan Anshor (7) Para sahabat yang ikut perang Badar (8) Para sahabat yang ikut Bai'at Ridhwan (9) Seluruh sahabat Nabi Muhammad. Secara umum ini berdasarkan firman Alloh dalam Al-Qur`an suroh Al-Hasyr ayat no.10. 2. Orang yang harus dibenci dan dimusuhi tanpa disertai cinta sedikitpun. Yaitu orangorang kafir tulen, baik dari kalangan musyrik, munafik, murtad, mulhid, dan lainnya. Sejalan dengan firman Alloh dalam Al-Qur`an suroh Al-Mujadalah ayat no.22. 3. Orang yang dicintai karena ketaatannya kepada Alloh sekaligus dibenci karena kemaksiatannya kepada Alloh yang kemaksiatannya tidak sampai pada tingkat kufur dan syirik. Mereka tidak dicintai secara mutlak, tidak juga dibenci secara mutlak.
Asy-Syaikh Muhammad Rosyid Ridho berkata, "Hadits 'menuntut ilmu wajib bagi setiap muslim' juga mencakup wanita dengan kesepakatan ulama' Islam."[Huquq Nisa' fi Al-Islam hal.18]. Ibn Hazm menjelaskan, "Nabi diutus untuk seluruh kaum lelaki dan wanita secara sama. Khithob (seruan) Alloh dan RosulNya ditujukan kepada kaum lelaki dan wanita. Tidak boleh kita mengkhususkan bahwa khithob ini khusus kaum lelaki, tidak kepada wanita, kecuali dengan dalil yang jelas dan kesepakatan ulama."[AlIhkam I:345] Beliau juga berkata, "Maka Rosululloh mewajibkan menuntut ilmu bagi setiap muslim yang berakal dan baligh. Baik kaum lelaki maupun wanita,"[Al-Ihkam II:116] Rosululloh berkata, "Sesungguhnya wanita itu semisal laki-laki (dalam hal hukum syar'i --pen)." [Sunan Abu Dawud no.236, Sunan At-Tirmidzi no.113, Sunan Ibnu Majah no.612, Musnad Ahmad VI:256, Sunan Ad-Darimi I:195. Dishohihkan Al-Muhaddits Al-Albani dalam Shohih Sunan Abu Dawud no.234] AlHafizh Ibn Al-Jauzi berkata, "Wanita adalah manusia yang yang mendapat beban (syar'i –pen) sebagaimana pria." [Ahkam An-Nisa' hal. 11]. Asy-Syaikh Mushthofa Al-'Adawi berkata, "Hadits di atas berlaku secara umum bagi setiap masalah yang tidak terdapat nash yang membedakan antara pria dan wanita. Adapun kalau didapatkan sebuah nash yang membedakan antara pria dan wanita, maka wajib tunfuk pada nash tersebut dan memberikan hukum tersendiri bagi laki-laki (dan bagi wanita—pen)." [Jami' Ahkam Al-Nisa` I:12].
3 :: Islamic Global Connection :: Brilly El-Rasheed :: ISLAMIA Publishing :: quantumfiqih.wordpress.com
BAGAIMANA BERINTERAKSI DENGAN MUSLIM? Berikut ini sikap-sikap yang harus kita aplikasikan ketika berinteraksi dengan sesama muslim, di antaranya, 1. Berhijrah, meninggalkan daerah orang kafir menuju negeri kaum muslim dan berdomisili di situ untuk menyelamatkan dinnya. Senada dengan Firman Alloh dalam Al-Qur`an suroh An-Nisa` ayat no.97-99. 2. Menolong dan membantu kaum muslim dengan jiwa, harta, dan ucapan dalam urusan agama atau dunia yang mereka butuhkan. Selaras dengan Firman Alloh dalam Al-Qur`an suroh At-Taubah ayat no.71. 3. Ikut merasa sakit jika kaum muslim sakit, dan ikut senang jika kaum muslim senang. Nabi Muhammad berkata, artinya, "Perumpamaan kaum muslimin dalam kecintaan, kelembutan, dan kasih sayang di antara mereka adalah bagaikan satu badan. Jika salah satu anggota badan merasa sakit, maka seluruh badan pun akan merasakan demam dan tidak bisa tidur nyenyak." [Shohih Muslim no.6751] 4. Setia dengan kaum muslim, memberi mereka nasehat, menginginkan kebaikan bagi mereka, tidak menipu mereka, tidak mengkhianati mereka, tidak menghina mereka, tidak menelantarkan mereka, tidak menyerahkan mereka kepada kaum nonmuslim. 5. Menghormati kaum muslim dan menghargai mereka, tidak meremehkan mereka dan tidak mencela mereka. [Al-Qur`an suroh Al-Hujurot ayat no.11-12] 6. Selalu bersama mereka ketika suka dan duka, ketika sempit dan lapang. Sebab berpisah dari kaum muslim ketika kaum muslim dirundung duka, adalah karakter kaum munafiq sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur`an suroh An-Nisa` ayat no.141. 7. Mengunjungi mereka, senang bertemu dan berkumpul bersama mereka. 8. Menunaikan hak-hak mereka. 9. Bersikap lemah lembut terhadap kaum muslim, terutama yang lemah. 10. Mendoakan kebaikan kepada mereka, dan meminta ampun kepada Alloh bagi mereka. [Al-Qur`an suroh Muhammad ayat no.19] 11. Berbuat baik dan membalas kebaikan mereka. Alloh ta'ala berfirman, artinya, "...Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, dan teman sejawat, ibn sabil, dan hamba sahayamu..." [Al-Qur`an suroh An-Nisa` ayat no.36] Dalam pembahasan ini saya kupas bagaimana kita berbuat baik kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, budak, dan tetangga.
1. Berbuat Baiklah kepada Ibu dan Bapak
4 :: Islamic Global Connection :: Brilly El-Rasheed :: ISLAMIA Publishing :: quantumfiqih.wordpress.com
I.
Menaati mereka dalam perkara yang bukan maksiat. Alloh berfirman, artinya, "Dan Kami perintahkan manusia untuk berbuat baik kepada ibu-bapaknya…Dan jika keduanya memaksamu untuk menyekutukan Aku dengan sesuatu (yakni berbuat syirik yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu menaati keduanya. Dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik…" [Al-Qur`an suroh Luqman ayat no.14-15] Termasuk yang wajib pula, berbuat baik kepada kedua oranng tua yang fasiq, wajib menaati keduanya dalam perkara yang bukan maksiat. Jika keduanya kafir, maka hendaklah keduanya dipergauli dengan baik di dunia dan jangan ditaati dalam kekafirannya, tidak puladalam maksiat kepada Alloh. [Al-Adab Al-Syar'iyyah Ibnu Muflih I:460]
II. Berbicara dengan santun Jika seseorang berbicara dengan kedua orang tuanya, hendaklah ia berbicara dengan baik, jangan kasar, apalagi membentak, walaupun hanya sekedar ucapan 'Ah', terutama jika mereka sudah tua. Alloh berkata, yang artinya, "…Dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu-bapakmu dengan sebaikbaiknya. Jika salah seorang dari keduanya atau kedua-duanya telah berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka jangan sekali-kali kamu mengatakan kepada keduanya ucapan 'Ah', dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang mulia." [Al-Qur`an suroh Al-Isro`:23] III. Rendah hati di hadapan keduanya Alloh berkata, yang artinya, "Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh sayang dan ucapkanlah, 'Wahai Robb, sayangilah mereka berdua, sebagaimana keduanya mendidikku ketika aku masih kecil.'." [Al-Qur`an suroh AlIsro`:24] Yaitu rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan mengharap balasan dari Alloh, (lakukan hal itu ikhlash karena Alloh— pen) jangan karena engkau takut atau ingin mendapat balasan kebaikan dari mereka atau karena tujuan lain yang berakibat seorang hamba tidak mendapat balasan
kebaikan
dari
Alloh.
[Taisir
Al-Karim
Al-Rohman
Al-Mufassir
'Abdurrohman As-Sa'di, hal.408] IV. Mendahulukan berbuat baik kepada ibu Abu Huroiroh pernah menuturkan, yang artinya, "Ada seseorang datang menemui Nabi Muhammad dan bertanya, 'Wahai Rosululloh, kepada siapakah aku harus berbuat baik?' Beliau menjawab, 'Kepada ibumu.' Orang tadi bertanya kembali, 'Lalu kepada siapa lagi?' Rosululloh menjawab, 'Kepada ibumu.' Orang
5 :: Islamic Global Connection :: Brilly El-Rasheed :: ISLAMIA Publishing :: quantumfiqih.wordpress.com
tadi kembali bertanya, 'Kemudian kepada siapa lagi?' Rosululloh menjawab, 'Kepada ibumu.' Orang tadi bertanya lagi, 'Kemudian siapa lagi?' Rosululloh menjawab, 'Kepada ayahmu.'." [Shohih Al-Bukhori no.5971, Shohih Muslim no.2548, Irwa` Al-Gholil no.837, Silsilah Al-Ahadits Adh-Dho'ifah no.4992, dan Shohih Al-Adab Al-Mufrod no.5] Dari Bahaz ibn Hakim, dari bapaknya, dari kakeknya, "Aku berkata, 'Wahai Rosululloh, Siapa yang harus saya perlakukan dengan baik?" Rosululloh menjawab, "Ibumu." Saya bertanya lagi, "Siapa yang harus saya perlakukan dengan baik?" Rosululloh menjawab, "Ibumu." Lalu saya bertanya, "Siapa yang harus saya perlakukan dengan baik?" Rosululloh menjawab, "Ibumu." Saya bertanya, "Siapa yang harus saya perlakukan dengan baik?" Rosululloh menjawab, "Bapakmu, kemudian kerabat yang terdekat, lalu kerabat yang terdekat." [Irwa` Al-Gholil no.829, 2232, Shohih Al-Adab Al-Mufrod no.3] Nabi Muhammad berkata, "Sesungguhnya Alloh telah mengharomkan kepada kalian mendurhakai ibu-ibu kalian." [Shohih Al-Bukhori no.5975, Shohih Muslim no.593] Konsekuensi dari hal ini, seorang ibu berhak mendapatkan kebaikan tiga kali lipat dibandingkan seorang ayah. Hal itu karena beratnya beban yang ia rasakan mulai dari mengandung, melahirkan, dan menyusui. Hanya seorang ibu yang merasakan ini semua, kemudian baru ayah yang ikut andil dalam menfifik anak. [Fat-h Al-Bari kar. Ibn Hajar X:493] V. Izin sebelum masuk kamar mereka pada waktu-waktu tertentu berdasarkan penjelasan dari Alloh dalam Al-Qur`an suroh An-Nur ayat no.58. VI. Tidak mencela keduanya Nabi Muhammad pernah berkata, artinya, "Termasuk dosa yang paling besar apabila seorang anak mencela kedua orang tuanya." Kemudian ada yang bertanya, "Wahai Rosululloh, adakah seorang anak mencela kedua orang tuanya?" Beliau menjawab, "Ia mencela bapak orang lain, kemudian orang yang bapaknya ia cela itu membalas mencela bapaknya, dan ia mencela ibu orang lain, lalu orang yang ibunya ia cela itu membalas mencela ibunya." [Shohih Al-Bukhori no.5973, Shohih Muslim no.90] VII. Mendoakan mereka
6 :: Islamic Global Connection :: Brilly El-Rasheed :: ISLAMIA Publishing :: quantumfiqih.wordpress.com
Alloh berkata, artinya, "Dan ucapkanlah, 'Wahai Robbku, sayangilah mereka berdua sebagaimana mereka mendidikku ketika aku masih kecil." [Al-Qur`an suroh Al-Isro`:24] Yaitu doakanlah mereka dengan ampunan dan kasih sayang ketika masih hidup maupun sudah meninggal, sebagai balasan atas pendidikan mereka kepadamu di waktu kecil. [Taisir Al-Karim Al-Rohman Al-Mufassir Al-Sa'di, hal.408] Alloh berkata, "Wahai Robbku ampunilah aku, ibu-bapakku, orang-orang yang masuk ke rumahku dalam keadaan beriman, dan semua laki-laki yang beriman, serta wanita-wanita yang beriman." [Al-Qur`an suroh Nuh ayat no.28] Akan tetapi bila kedua orang tua meniggal dalam keadaan kafir atau musyrik, maka harom bagi seorang anak memintakan ampun kepada Alloh untuk keduanya. Alloh berkata, artinya, "Tidak patut Nabi dan orang-orang beriman memintakan ampun (kepada Alloh—pen) bagi oran-orang musyrik walaupun orang-orang musyrik itu adalah kerabat. Sesudah jelas bagi mereka bahwa orangorang musyrik adalah penghuni jahannam." [Al-Qur`an suroh Al-Taubah ayat no.113] VIII. Meminta izin kepada kedua orang tua jika hendak berjihad Ada seseorang lelaki datang menemui Nabi Muhammad meminta izin untuk ikut berjihad. Kemudian Nabi Muhammad bertanya, "Apakah kedua orang tuamu masih hidup?" Lelaki itu menjawab, "Ya." Rosululloh berkomentar, "Kepada keduanyalah hendaknya kamu berjihad (yaitu:berbuat baik—pen)." [Shohih AlBukhori no.3004, Shohih Muslim no.2549] Jika kedua orang tua adalah muslim hendaklah ia tidak pergi jihad sunnah kecuali dengan izin kedua orang tuanya. Perkara ini telah diriwayatkan dari sejumlah sahabat di antaranya 'Umar bin Al-Khoththob, dan 'Utsman ibn 'Affan. Dan inilah pendapat yang dipilih oleh Malik, Al-Auza'i, Sufyan Al-Tsauri, Al-Syafi'i, dan seluruh ahli ilmu. [Al-Mughni Ibn Qudamah XIII:25, editor: 'Abdulloh ibn 'Abd Al-Muhsin Al-Turki] IX. Berbuat baik kepada mereka ketika mereka sudah tua Rosululloh berkata, "Sungguh sangat merugi. Sungguh sangat merugi. Sungguh sangat merugi." Para Sahabat beliau bertanya, "Siapakah orang yang merugi itu wahai Rosululloh?" Beliau menjawab, "Yaitu orang yang menjumpai kedua orang tuanya atau salah satunya ketika 'senja', tapi tidak menyebabkannya masuk al-jannah." [Shohih Muslim no.2551] Di lain kesempatan beliau berkata, artinya, "Celaka seseorang yang mendapati kedua orang tuanya di sisinya sudah berusia senja, tapi keduanya tidak memasukkannya ke dalam al-jannah." [Sunan Al-Tirmidzi II:271. Dishohihkan Al-
7 :: Islamic Global Connection :: Brilly El-Rasheed :: ISLAMIA Publishing :: quantumfiqih.wordpress.com
Muhaddits Al-Albani dalam Irwa` Al-Gholil I:36] Karena ia tidak berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Padahal berbuat baik kepada kedua orang tua yang sudah berusia senja itu bisa menyebabkan seseorang masuk ke dalam al-jannah dengan izin Alloh. X. Berbuat baik kepada keduanya setelah mereka meninggal "Sesungguhnya termasuk kebaikan yang paling baik adalah seorang anak menyambung shilaturrohim dengan teman-teman bapaknya setelah bapaknya meninggal." [Shohih Muslim no.2552]
2. Berbuat Baik kepada Karib-Kerabat Karib-kerabat ialah keturunan dari bapak dan ibu dan kerabatnya, anak ke bawah dan lainnya, yang dekat maupun yang jauh. [Taisir Al-Karim Al-Rohman hal.408] Kerabat adalah bapak ke atas, anak ke bawah, saudara kandung, saudara seayah, dan keturunan-keturunan saudara kandung dan saudara seayah, serta mahrom. [Al-Muhalla V:143, Al-Majmu' V:290] "Sesungguhnya Alloh telah berwasiat kepada kalian untuk berbuat baik kepada ibu-ibu kalian (3 kali). Sesungguhnya Alloh telah berwasiat kepada kalian untuk berbuat baik kepada bapak-bapak kalian. Sesungguhnya Alloh telah berwasiat kepada kalian untuk berbuat baik kepada keluarga yang terdekat, kemudain yang terdekatnya lagi." [Al-Adab Al-Mufrod Al-Bukhori no.60, Sunan Ibn Majah no.3661, Silsilah AlAhadits Al-Shohihah kar. Al-Albani no.1666]
3. Berbuat Baik kepada Anak-Anak Yatim Yatim yang disebutkan oleh Nabi dalam beberapa haditsnya adalah anak lakilaki maupun perempuan yang ditinggal mati ayahnya, dalam keadaan mereka belum baligh. Apabila sudah baligh, maka tidak lagi disebut yatim.3 Rosululloh Muhammad berkata, artinya, "Saya dan orang yang mengkafil anak yatim, nanti di al-jannah seperti ini." Nabi memberi isyarat dengan dua jarinya yang salin menjalin. [Shohih AlBukhori no.6005, Sunan Abu Dawud no.5150, Sunan Al-Tirmidzi no.1918] Mengkafil anak yatim adalah menanggung beban, mengasuh, menjaga, mendidik, dan mengatur urusan anak yatim. [Al-Minhaj bab ke-42]
4. Berbuat Baiklah kepada Orang-Orang Miskin 3
Tafsir 'Izzuddin hal.105, Taisir Al-Karim Ar-Rohman hal.191, Tafsir Al-Qur`an Al-'Azhim I:321,491, Lisan Al'Arob XII:645-646, Al-Mu'jam Al-Wasith II:1063.
8 :: Islamic Global Connection :: Brilly El-Rasheed :: ISLAMIA Publishing :: quantumfiqih.wordpress.com
Orang miskin adalah orang yang selalu kekurangan biaya hidupnya. [Tafsir 'Izzuddin hal.105] Atau orang yang tertahan dengan kebutuhan mereka sehingga tidak menfapatkan kecukupan untuk diri mereka sendiri dan orang yang menjadi tanggungannya. [Taisir Al-Karim Ar-Rohman hal.191] Nabi berkata, artinya, "Orang yang berusaha membantu para janda dan orangorang miskin, maka ia seperti orang yang berjihad di jalan Alloh atau seperti orang yang sholat malam dan puasa di siang hari." [Shohih Al-Bukhori no.6007, Shohih Muslim no.2982]
5. Berbuat Baiklah kepada Budak Budak adalah laki-laki maupun wanita yang menjadi musuh kaum muslimin yang tertawan oleh kaum muslimin ketika terjadi perang antara kaum muslimin dan kaum kafir yang memerangi kaum muslimin. Dan tawanan menjadi budak atas persetujuan imam kaum muslimin. Namun dalam ayat ini yang dimaksud budak adalah apa saja yang dimiliki berupa manusia ataupun binatang. [Taisir Al-Karim Ar-Rohman hal.192] Yaitu dengan memenuhi kebutuhannya, tidak membebaninya dengan sesuatu yang tidak dimampuinya, membantunya bila menyuruh mereka, mendidik mereka. [Taisir AlKarim Ar-Rohman hal.379] Nabi berkata, "Seorang budak wajib mendapatkan makanannya, dan dia tidak boleh diberi beban pekerjaan yang tidak mampu dia laksanakan." [Shohih Muslim no.1662] Nabi berkata, "Mereka (yakni para budak kalian—pen) adalah saudara-saudara kalian. Alloh menjadikan mereka berada di bawah kekuasaan kalian. Maka barangsiapa yang saudaranya berada di bawah kekuasaannya hendaklah dia memberinya makanan dari apa yang dia makan, memberinya pakaian sebagaimana dia berpakaian, dan janganlah membebani mereka dengan sesuatu yang berat, dan jika kalian membebani mereka dengan pekerjaan, maka bantulah mereka." [Shohih AlBukhori no.30, Shohih Muslim no.1661] Nabi berkata, "Barangsiapa memerdekakan seorang (budak—pen) muslim, maka Alloh membebaskannya dengan anggota tubuh budak yang ia merdekakan itu anggota tubuhnya dari neraka." [Shohih Al-Bukhori no.2517, Shohih Muslim no.1509]
9 :: Islamic Global Connection :: Brilly El-Rasheed :: ISLAMIA Publishing :: quantumfiqih.wordpress.com
Nabi berkata, "Barangsiapa mampu memerdekakan bagiannya dari seorang hamba sahaya yang dimiliki secara bersama dengan orang lain, hendaklah membayar bagian miliknya dengan harga yang cukup, supaya hamba itu dapat dimerdekakan sepenuhnya. Jika ia tidak mampu membayar sepenuhnya, maka hamba itu hanya merdeka dari tuannya yang pertama, yakni separuh merdeka." [Shohih Al-Bukhori no.2522, Shohih Muslim no.1511]
6. Berbuat Baik kepada Tetangga Nabi Muhammad berkata, "…Dan sebaik-baik tetangga menurut Alloh adalah yang
terbaik
kepada
tetangganya."
[Al-Adab
Al-Mufrod
Al-Bukhori
no.115.
Dishohihkan Al-Muhaddits Al-Albani dalam Silsilah Al-Ahadits Al-Shohihah no.103]
10 :: Islamic Global Connection :: Brilly El-Rasheed :: ISLAMIA Publishing :: quantumfiqih.wordpress.com
BAGAIMANA BERINTERAKSI DENGAN NONMUSLIM? Kaum nonmuslim mencakup seluruh golongan orang-orang kafir. Atau dengan ungkapan lain, setiap nonmuslim adalah kafir. Kaum kafir/nonmuslim terklasifikasi menjadi empat golongan4, 1. Kafir Harbi. Yaitu orang-orang kafir yang tidak menerima da'wah Islam dan tidak membuat perjanjian dengan pemerintah kaum muslimin. Ringkasnya, mereka adalah orang kafir yang menentang dan memerangi Islam dan umat Islam. Golongan ini tidak berhak dilindungi, bahkan apabila mereka memerangi sebagian saja dari umat Islam, maka umat Islam wajib membela diri. 2. Kafir Musta`min. Yaitu orang-orang kafir yang masuk ke dalam negeri umat Islam dengan aman. Misalnya kafir harbi yang datang ke negerinya kaum muslimin untuk berbisnis. Golongan ini punya hak untuk dilindungi pada waktu dan tempat yang terbatas, karena keadaan mereka yang meminta keamanan dari umat Islam. Hal ini sesuai dengan firman Alloh,
ﻪ ـﻣﻨ ﻣ ﹾﺄ ﻪ ـﻠﻐﺑﻢ ﹶﺃ ﻪ ﹸﺛ ﻡ ﺍﻟﱠﻠ ﻊ ﹶﻛﻠﹶﺎ ﻤ ﺴ ﻳ ﻰﺣﺘ ﻩ ﺮ ﻙ ﹶﻓﹶﺄ ﹺﺟ ﺭ ﺎﺘﺠﺳ ﲔ ﺍ ﻛ ﺸ ﹺﺮ ﻤ ﻦ ﺍﹾﻟ ﻣ ﺪ ﺣ ﻭﹺﺇ ﹾﻥ ﹶﺃ ﻮ ﹶﻥﻌﹶﻠﻤ ﻳ ﻡ ﻟﹶﺎ ﻮ ﻢ ﹶﻗ ﻬ ﻧﻚ ﹺﺑﹶﺄ ﻟﹶﺫ "Dan jika seorang di antara orang-orang musyrik itu meminta perlindungan kepadamu, maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar firman Alloh, kemudian antarkanlah ia ke tempat yang aman baginya. Demikian itu karena mereka adalah kaum yang tidak mengetahui." [Al-Qur`an suroh At-Taubah ayat no.6] Al-Imam Ibnu Qudamah Al-Maqdisi menjelaskan, "Barangsiapa meminta keamanan untuk mendengar firman Alloh atau ingin mengenal Islam, wajib untuk dilindungi kemudian diantarkan ke tempat yang aman, kami tidak mengetahui adanya perselisihan dalam masalah ini." [Al-Mughni XIII:79] 3. Kafir Mu'ahad. Yaitu orang-orang kafir yang tinggal di negerinya sendiri, namun antara umat Islam dengan mereka ada perjanjian untuk tidak saling memerangi. Kaum muslimin wajib memenuhi perjanjian itu selama waktu yang ditentukan. Dengan catatan orang kafir tetap mematuhi perjanjian, tidak membatalkannya, dan tidak mencela Islam. Alloh berfirman,
4
Dirangkum dari Ar-Roudh Al-Murbi' V:475, editor : Jama'ah min Al-Masyayikh; Al-Qoul Al-Mufid I:499; Huquq Da'at ilaiha Al-Fithroh hal.16; dan selainnya.
11 :: Islamic Global Connection :: Brilly El-Rasheed :: ISLAMIA Publishing :: quantumfiqih.wordpress.com
ﺍﺣﺪ ﻢ ﹶﺃ ﻴ ﹸﻜﻋﹶﻠ ﻭﺍﻫﺮ ﻳﻈﹶﺎ ﻢ ﻭﹶﻟ ﻴﺌﹰﺎﺷ ﻢ ﻮ ﹸﻛﻨ ﹸﻘﺼﻳ ﻢ ﻢ ﹶﻟ ﲔ ﹸﺛ ﻛ ﺸ ﹺﺮ ﻤ ﻦ ﺍﹾﻟ ﻣ ﻢ ﺗﺪ ﻫ ﺎﻦ ﻋ ﻳﹺﺇﻟﱠﺎ ﺍﱠﻟﺬ ﲔ ﻘ ﺘﻤ ﺐ ﺍﹾﻟ ﺤ ﻳ ﻪ ﻢ ﹺﺇ ﱠﻥ ﺍﻟﱠﻠ ﺗ ﹺﻬﺪ ﻣ ﹺﺇﻟﹶﻰﻫﻢ ﺪ ﻬ ﻋ ﻢ ﻴ ﹺﻬﻮﺍ ﹺﺇﹶﻟﺗﻤﹶﻓﹶﺄ "Kecuali orang-orang musyrik yang kalian telah mengadakan perjanjian dengan mereka, dan mereka tidak mengurangi sedikitpun (dari perjanjian itu) dan tidak pula mereka membantu seseorang yang memusuhi kalian, maka terhadap mereka itu penuhilah perjanjian sampai batas waktunya. Sesunggunya Alloh mencintai orangorang yang bertaqwa." [Al-Qur`an suroh At-Taubah ayat no.4]
ﻢ ﻟﹶﺎ ﻬ ﻧﻤ ﹶﺔ ﺍﹾﻟ ﹸﻜ ﹾﻔ ﹺﺮ ﹺﺇ ﺋﺗﻠﹸﻮﺍ ﹶﺃﻢ ﹶﻓﻘﹶﺎ ﻳﻨﹺ ﹸﻜﻲ ﺩﻮﺍ ﻓﻌﻨ ﻭ ﹶﻃ ﻢ ﻫ ﺪ ﻬ ﻋ ﺪ ﻌ ﺑ ﻦ ﻣ ﻢ ﻬ ﻧﺎﻳﻤﻧ ﹶﻜﺜﹸﻮﺍ ﹶﺃ ﻭﹺﺇ ﹾﻥ ﻮ ﹶﻥﺘﻬﻨﻳ ﻢ ﻬ ﻌﱠﻠ ﻢ ﹶﻟ ﻬ ﺎ ﹶﻥ ﹶﻟﻳﻤﹶﺃ "Dan jika mereka merusak sumpahnya sesudah mereka berjanji, dan mereka mencela agama kalian, maka perangilah pemimpin-pemimpin orang-orang kafir itu, karena sesungguhnya mereka itu adalah orang-orang yang tidak bisa dipegang janjinya, agar mereka berhenti." [Al-Qur`an suroh At-Taubah ayat no.12] 4. Kafir Dzimmi. Yaitu orang-orang kafir yang tinggal di negeri umat Islam, hidup dengan aman dan di bawah perlindungan pemerintah kaum muslimin, dengan ketentuan mereka membayar jizyah. Golongan ini paling banyak hak dan kewajiban yang harus kita tunaikan kepada mereka. Jizyah adalah harta yang dibayar oleh ahli kitab (kepada pemerintah kaum muslimin—pen) sebagai jaminan keamanannya. [An-Nihayah hal.153, editor: 'Ali Hasan Al-Halabi, cet. Dar Ibnu Al-Jauzi] Berikut ini uraian tentang bagaimana seharusnya seorang muslim berinteraksi dengan nonmuslim secara umum. 1. Muliakan mereka Alloh tabaroka wa ta'ala memuliakan setiap manusia, muslim ataupun kafir, dan mengangkat derajat mereka lebih dari derajat makhluk-makhluk Alloh lainnya, sebaimana firman Alloh yang tertulis dalam Al-Qur`an suroh Al-Isro` ayat no.70. Oleh karena itu kita harus meneladani Alloh, yaitu kita juga harus memuliakan setiap manusia, muslim maupun nonmuslim. Nabi Muhammad shollalloh 'alaih wa sallam berkata, artinya, "Barangsiapa tidak mengasih-sayangi, maka ia tidak akan dikasih-sayangi." [Hadits shohih dalam Shohih Al-Bukhori no.5997; Shohih Muslim no.2319] Al-Imam Ibnu Baththol menuturkan, "Dalam hadits ini terdapat anjuran untuk berkasih-sayang kepada seluruh makhluk.
12 :: Islamic Global Connection :: Brilly El-Rasheed :: ISLAMIA Publishing :: quantumfiqih.wordpress.com
Termasuk di dalamnya muslim, kafir, binatang, budak, dan selainnya." [Fat-h Al-Bari kar. Ibnu Hajar Al-'Asqolani, X:440] 2. Berbuat baik Alloh berfirman, artinya, "Alloh tidak melarang kalian untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangi kalian karena masalah agama, dan tidak pula mengusir kalian dari negeri-negeri kalian. Sesungguhnya Alloh mencintai orang-orang yang berbuat adil." [Al-Qur`an suroh Al-Mumtahanah ayat no.8] Ayat ini merupakan keringanan untuk menyambung persaudaraan dengan orangorang yang tidak menanamkan permusuhan dan peperangan dengan kaum muslimin, dan boleh berbuat baik kepada mereka, sekalipun yang namanya al-wala` (loyalitas) harus terputus dari mereka. [Zad Al-Masir kar. Ibnu Al-Qoyyim, VIII:237] Alloh berfirman tentang haromnya loyal kepada orang-orang nonmuslim,
ﻢ ﻬ ﺗﲑ ﺸ ﻋ ﻭ ﻢ ﹶﺃ ﻬ ﻧﺍﺧﻮ ﻭ ﹺﺇ ﻢ ﹶﺃ ﻫ ﺎ َﺀﺑﻨﻭ ﺃﹶ ﻢ ﹶﺃ ﻫ ﺎ َﺀﻮﺍ ﺁﺑﻮ ﻛﹶﺎﻧ ﻭﹶﻟ ﻪ ﻮﹶﻟﺭﺳ ﻭ ﻪ ﺩ ﺍﻟﱠﻠ ﺎﻦ ﺣ ﻣ ﻭ ﹶﻥﺍﺩﻳﻮ ﺧ ﹺﺮ ﻮ ﹺﻡ ﺍﻟﹾﺂ ﻴﺍﹾﻟﻪ ﻭ ﻮ ﹶﻥ ﺑﹺﺎﻟﱠﻠﻣﻨ ﺆ ﻳ ﺎﻮﻣ ﺪ ﹶﻗ ﺠ ﺗ ﹺ ﹶﻟﺎ "Kamu tidak akan menemukan kaum yang beriman kepada Alloh dan hari akhir, yang saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Alloh dan RosulNya, sekalipun orang-orang itu adalah bapak-bapak, atau anak-anak, atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka." [Al-Qur`an suroh Al-Mujadilah ayat no.22] Sebagai teladan kita bahwa berinteraksi dengan nonmuslim itu halal asal tidak ada unsur loyal, Nabi Muhammad pernah menjenguk orang Yahudi yang sakit, bersedekah kepada mereka, memberi hadiah kepada mereka, bermuamalah dalam bisnis, dan lainlain. [Diadaptasi dari Kitab Al-Amwal kar. Al-Imam Abu 'Ubaid, hal.613] Rosululloh pernah memberikan harta rampasan perang Khoibar kepada orang Yahudi, agar mereka bekerja dan menanam, dan mereka mendapat setengah dari hasil panen. [Shohih Al-Bukhori no.2499]. 3. Lembut dan jangan anarkis Alloh berfirman,
ﻢ ﻬ ﻨﻣ ﻮﺍﻦ ﹶﻇﹶﻠﻤ ﻳﻦ ﹺﺇﻟﱠﺎ ﺍﱠﻟﺬ ﺴ ﺣ ﻲ ﹶﺃ ﻫ ﻲﺏ ﹺﺇﻟﱠﺎ ﺑﹺﺎﱠﻟﺘ ﺎ ﹺﻜﺘ ﻫ ﹶﻞ ﺍﹾﻟ ﺩﻟﹸﻮﺍ ﹶﺃ ﺎﺗﺠ ﻭﻟﹶﺎ "Dan jangan kalian mendebat ahli kitab kecuali dengan cara yang paling baik. Kecuali dengan orang–orang yang zhalim di antara mereka..." [Al-Qur`an suroh Al-'Ankabut ayat no.46]
13 :: Islamic Global Connection :: Brilly El-Rasheed :: ISLAMIA Publishing :: quantumfiqih.wordpress.com
Allah Ta'ala berfirman. "Maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya yang bersikap lemah lembut terhadap orang-orang yang mukmin dan bersikap keras terhadap orang-orang kafir" [Al-Qur`an suroh Al-Ma`idah ayat no.54] Asy-Syaikh 'Ali bin Hasan Al-Halabi menjelaskan, "Maka seorang mukmin harus bersikap tawadhu' terhadap sesama kaum mukminin dan merendahkan diri kepada mereka. Keras kepada orang-orang kafir dan tidak mengaku-aku dirinya sesat kepada mereka, demi mengagungkan kehormatan Islam dan memuliakan agama, tanpa menyakiti mereka. Serta tidak mencintai mereka sebagaimana cintanya kepada seorang muslim." [http://www.almanhaj.or.id/content/1966/slash/0] 4. Berinteraksi sambil mensosialisasikan Islam Kita tidak diperintahkan untuk menyendiri dan mengasingkan diri dari manusia. Nabi Muhammad berkata,
ﺍﳌﺆﻣﻦ ﺍﻟﺬﻱ ﳜﺎﻟﻂ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻭﻳﺼﱪ ﻋﻠﻰ ﺃﺫﺍﻫﻢ ﺧﲑ ﻣﻦ ﺍﻟﺬﻱ ﻻ ﳜـﺎﻟﻂ ﺍﻟﻨـﺎﺱ ﻭﻻ ﻳﺼﱪ ﻋﻠﻰ ﺃﺫﺍﻫﻢ "Mu`min yang bergaul dengan manusia dan bersabar atas gangguan mereka lebih baik dari pada mu`min yang tidak bergaul dengan manusia dan tidak bersabar atas gangguan mereka." [Hadits shohih dalam Sunan At-Tirmidzi no.2507. Dishohihkan AlMuhaddits Al-Albani dalam Silsilah Al-Ahadits Al-Shohihah no.939] Diharapkan dengan bergaulnya kita dengan manusia, kita memiliki kesempatan untuk menda'wahkan Islam, karena Alloh memerintahkan agar setiap muslim mempublikasikan dan mensosialisasikan syariat Islam. Alloh berfirman,
ﻦ ﻣ ﺎﺎ ﹶﺃﻧﻭﻣ ﻪ ﺎ ﹶﻥ ﺍﻟﱠﻠﺒﺤﺳ ﻭ ﻌﻨﹺﻲ ﺒﺗﻣﻦﹺ ﺍ ﻭ ﺎﺓ ﹶﺃﻧ ﲑ ﺼ ﺑ ﻋﻠﹶﻰ ﻪ ﻮ ﹺﺇﻟﹶﻰ ﺍﻟﱠﻠﺩﻋ ﻲ ﹶﺃﺳﺒﹺﻴﻠ ﻩ ﺬ ﻫ ﹸﻗ ﹾﻞ ﲔ ﻛ ﺸ ﹺﺮ ﻤ ﺍﹾﻟ "Katakan, 'Inilah jalanku. Aku dan orang-orang yang mengikutiku, mengajak kepada Alloh dengan hujjah yang nyata. Maha suci Alloh. Dan aku tidak termasuk orang-orang musyrik." [Al-Qur`an suroh Yusuf ayat no.108] Ada beberapa hal yang patut diperhatikan ketika berinteraksi dengan nonmuslim, a. Ketika berkumpul dengan mereka, tidak boleh membiarkan adanya kemunkaran, semisal nonmuslim mencela Islam, Alloh, RosulNya, dan umat Islam. Maka kita tidak
14 :: Islamic Global Connection :: Brilly El-Rasheed :: ISLAMIA Publishing :: quantumfiqih.wordpress.com
boleh membiarkannya, dan kita harus pergi meninggalkan mereka. Selaras dengan firman Alloh dalam Al-Qur`an suroh Al-An'am ayat no.68. b. Jangan sampai pergaulan ini mengakibatkan kita cinta, kasih, sayang, loyal kepada mereka. c. Kita tetap sambil mensosialisasikan agama Islam. 5. Tidak ada paksaan dalam Islam Kita tidak boleh memaksa nonmuslim masuk Islam. Alloh berfirman, artinya, "Tidak ada paksaan untuk (mengaktualisasikan) agama Islam. Sesungguhnya telah jelas jalan petunjuk dari jalan kesesatan." [Al-Qur`an suroh Al-Baqoroh ayat no.256] Al-Mufassir Ibnu Katsir mengomentari firman Alloh ini, "Jangan anda memaksa seorangpun untuk masuk ke dalam agama Islam, karena Islam agama yang jelas dan terang dari sisi dalil, tidak butuh paksa memaksa untuk masuk Islam. Barangsiapa yang Alloh beri petunjuk untuk masuk Islam, Alloh akan lapangkan jiwanya dan beri penerang sehingga ia masuk Islam dalam kondisi di atas dalil. Barangsiapa yang Alloh butakan mata hatinya, dan Alloh tutup pendengaran dan matanya, maka tidak akan bermanfaat sama sekali masuk Islam dalam kondisi terpaksa." [Tafsir Al-Qur`an Al'Azhim I:310].5 6. Bersikap adil Alloh menuturkan, artinya, "Wahai orang-orang yang beriman, hendaklah kalian kadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Alloh, jadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencian kalian terhadap suatu kaum mendorong kalian berlaku tidak adil. Bersikap adillah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa." [AlQur`an suroh Al-Ma`idah ayat no.8] Ayat ini menunjukkan bahwa kekafiran orangorang kafir tidak menghalangi kita berbuat adil kepada mereka. [Tafsir Al-Qurthubi VI:109] Bahkan Nabi bersumpah akan menjadi musuh kita, kalau kita tidak bersikap adil kepada nonmuslim. Nabi berkata, artinya
5
Ini pendapat yang dipilih oleh mayoritas ulama, di antaranya Al-Mufassir Ath-Thobari dalam Tafsirnya III:13, Al-Mufassir Asy-Syinqithi dalam Adhwa` Al-Bayan II:492, dan Al-Mufassir As-Sa'di dalam Taisir AlKarim Ar-Rohman hal.112.
15 :: Islamic Global Connection :: Brilly El-Rasheed :: ISLAMIA Publishing :: quantumfiqih.wordpress.com
ﺃﻻ ﻣﻦ ﻇﻠﻢ ﻣﻌﺎﻫﺪﺍ ﺃﻭ ﺍﻧﺘﻘﺼﻪ ﺃﻭ ﻛﻠﻔﻪ ﻓﻮﻕ ﻃﺎﻗﺘﻪ ﺃﻭ ﺃﺧﺬ ﻣﻨﻪ ﺷﻴﺌﺎ ﺑﻐـﲑ ﻃﻴـﺐ ﻧﻔﺲ ﻓﺄﻧﺎ ﺣﺠﻴﺠﻪ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﻘﻴﺎﻣﺔ "Ketahuilah barangsiapa menzhalimi orang kafir mu'ahad atau merendahkannya atau memberatkannya di luar batas kemampuannya atau mengammbil sesuatu darinya tanpa kerelaan dirinya, maka aku akan menjadi musuhnya pada hari qiyamah." [Sunan Abu Dawud no.3052. Dishohihkan Al-Muhaddits Al-Albani dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shohihah no.445 dan Ghoyah Al-Marom no.471] 7. Jangan tumpahkan darah dan rampas harta mereka Nabi Muhammad berkata,
ﺎﺎﻣﲔ ﻋ ﻌ ﺑﺭ ﺓ ﹶﺃ ﲑ ﺴ ِ ﻣ ﻦ ﻣ ﺪ ﺟ ﻮﺎ ﹶﻟﻴﳛﻬ ﻭﹺﺇ ﱠﻥ ﹺﺭ ،ﻨﺔﺠ ﺤ ﹶﺔ ﺍﹾﻟ ﺋﺍﺡ ﺭ ﺮ ﻳ ﻢ ﺍ ﹶﻟﻫﺪ ﺎﻣﻌ ﺘ ﹶﻞﻦ ﹶﻗ ﻣ "Barangsiapa membunuh kafir mu'ahad, tidak akan mencium wanginya surga. Padahal wanginya dapat tercium dari jarak perjalanan 40 tahun." [Hadits shohih dalam Shohih Al-Bukhori no.3166] Alloh berfirman, artinya, "Janganlah kalian membunuh jiwa yang diharomkan Alloh (dibunuh) kecuali dengan sebab yang benar." [Al-Qur`an suroh AlAn'am ayat no.151] 8. Aplikasikan prinsip al-wala` (loyalitas) dan al-baro` dalam konsep Islam Alloh berfirman, artinya, "Kamu tidak akan menemukan kaum yang beriman kepada Alloh dan hari akhir, yang saling berloyalitas dengan orang-orang yang menentang Alloh dan RosulNya, sekalipun orang-orang itu adalah bapak-bapak, atau anak-anak, atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka." [Al-Qur`an suroh Al-Mujadilah ayat no.22] 9. Jangan caci-maki tuhan-tuhan mereka 10. Menimba Islam kepada orang-orang nonmuslim. Bolehkah? Sejak beberapa tahun yang lalu, bermunculan seruan dan ide menimba ilmu Islam dari barat. Bahkan banyak dari kalangan orang-orang yang dianggap intelektual muslim merupakan lulusan dari universitas-universitas barat untuk mengkaji Islam. Ketika seusia anak SMA dulu, saya pernah masuk ke sebuah mall di Surabaya. Sejak di bangku SMP hobi saya membaca buku-buku Islam. Spontan saja, zona yang pertama kali saya kunjungi adalah toko buku. Belum masuk ke dalam toko buku di mall tersebut saya tercengang melihat sebuah banner. Banner tersebut berisi slogan, "Belajar Islam kepada nonmuslim." Dalam hati saya terheran-heran. Betapa rusaknya slogan itu.
16 :: Islamic Global Connection :: Brilly El-Rasheed :: ISLAMIA Publishing :: quantumfiqih.wordpress.com
Beberapa saat sebelum menyelesaikan makalah ini, saya bongkar-bongkar perpustakaan pribadi saya. Saya menemukan sebuah pembahasan menarik tentang haromnya mengkaji dan menimba ilmu Islam dari nonmuslim. Saya jadi teringat dengan peristiwa di atas. Dalam pembahasan itu dicantumkan penuturan salah seorang sahabat Nabi bernama 'Abdulloh bin 'Abbas. Berikut penuturannya, "Bagaimana kalian bertanya tentang sesuatu (terkait ilmu Islam—pen) kepada ahli kitab6 sedangkan kitab kalian (yakni Al-Qur`an—pen) yang diturunkan kepada Rosululloh shollalloh 'alaih wa sallam adalah yang terbaru, kalian membacanya (dan Al-Qur`an dalam kondisi masih— pen) otentik/murni, tanpa ada campuran. Alloh telah berkata kepada kalian bahwa ahli kitab telah mengganti kitab Alloh dan mengubahnya dan menulisnya dengan tangantangan mereka, lalu mereka mengatakan, 'ini dari Alloh.' Dengan tujuan untuk mendapat keuntungan yang sebetulnya sedikit. Bukankah Alloh telah melarang kalian bertanya kepada mereka setelah datangnya ilmu, Al-Qur`an, ini? Kalian jangan bertanya kepada mereka. Demi Alloh, tidak pernah kami lihat seorang pun dari ahli kitab yang menanyakan kepada kalian tentang kitab yang Alloh turunkan kepada kalian." [Shohih Al-Bukhori XXII:349] Di dalam pembahasan itu juga dicantumkan uraian dari Ibnu Mas'ud, "Janganlah kalian bertanya kepada ahli kitab tentang sesuatu, karena mereka tidak akan menunjukkan kalian ke jalan yang benar. Sungguh mereka telah tersesat, boleh jadi kalian akan mendustakan kebenaran atau membenarkan kebatilan." [Tafsir Ath-Thobari XX:49] 11. Kita tidak boleh menyerupai orang kafir/nonmuslim (tasyabbuh) dalam hal yang merupakan kekhususan, adat, ibadah, tingkah laku dan akhlak mereka, kecuali bila hal itu sudah dihalalkan Nabi dan memang benar-benar sangat dibutuhkan. Nabi Muhammad berkata, " ﻣﻦ ﺗﺸﺒﻪ ﺑﻘﻮﻡ ﻓﻬﻮ ﻣﻨـﻬﻢBarangsiapa menyerupai suatu kaum (dengan sengaja) maka ia termasuk golongan mereka." [Hadits shohih dalam Sunan Abu Dawud no.4031. Dishohihkan Al-Muhaddits Al-Albani dalam Shohih Al-Jami' no.6149] Sebagai contoh, kita tidak boleh melakukan aktivitas Yoga. Beberapa jam sebelum saya menyelesaikan tulisan ini, saya menemukan keterangan menarik tentang Yoga. Ternyata Yoga merupakan salah satu dari 6 ajaran dalam filsafat Hindu, yang menitikberatkan pada aktivitas meditasi, dimana seeorang memusatkan seluruh pikirannya untuk mengontrol panca inderanya dan tubuhnya secara keseluruhan yang bertujuan
6
Para ahli tafsir Al-Qur`an bersepakat bahwa ahli kitab adalah orang-orang Yahudi dan Nasrani, sebagaimana dijelaskan oleh Al-Imam Asy-Syaukani dalam buku tafsirnya Fat-h Al-Qodir V:444.
17 :: Islamic Global Connection :: Brilly El-Rasheed :: ISLAMIA Publishing :: quantumfiqih.wordpress.com
untuk melakukan penyatuan dengan alam dan Sang Pencipta. Yoga juga berarti menundukkan diri pada matahari, karena nama lain Yoga adalah Sastanga Surya Namaskar. Maka dari itu Majelis Fatwa Nasional, Indonesia, menetapkan haromnya Yoga bagi kaum muslimin. Sebetulnya masih banyak alasan mengapa Yoga harom bagi umat Islam. Oleh karena itu seorang muslim tidak boleh melakukan aktivitas Yoga. [Diadaptasi
dari
www.wikipedia.org;
http://english.islamweb.net/ver2/Fatwa/ShowFatwa.php/lang=E&Id=85297&Option=Fa twaId; www.bbc.co.uk]. Sebagai contoh lagi, menggunakan nama-nama orang kafir. Ini tidak boleh karena menggunakan nama-nama orang kafir itu berarti kita menyerupai mereka, sedangkan kita masih memiliki nama-nama yang Islami dan kita tidak ada keterpaksaan untuk menggunakan nama-nama orang kafir. Namun jika kita terpaksa menyerupai kaum nonmuslim, tapi kita melakukannya itu untuk kebaikan yang lebih besar maka kita boleh menyerupai mereka. Seperti memanfaatkan komputer untuk menulis karya ilmiah Islam, menggunakan mobil untuk perjalanan, menggunakan pengeras suara untuk kajian Islam, berolah raga yang tidak mengandung kesyirikan, dan sebagainya. 12. Kita tidak boleh berdomisili di daerah orang kafir dan tidak mau berdomisili di daerah kaum muslim untuk menyelamatkan dinnya sendiri. Senada dengan firman Alloh dalam Al-Qur`an suroh An-Nisa` ayat no.97-98. Dan tidak boleh bepergian di daerah orang kafir dengan tujuan untuk bersenang-senang. 13. Kita tidak boleh meminta bantuan kepada orang kafir, menaruh kepercayaan kepada mereka, menyerahkan jabatan yang mengurusi urusan kaum muslim kepada mereka, menjadikan mereka sebagai penasehat dan orang kepercayaan. Selaras dengan firman Alloh dalam Al-Qur`an suroh Ali 'Imron ayat no.118. 14. Kita tidak boleh menggunakan sistem penanggalan orang kafir, khususnya penanggalan yang memuat musim-musim dan hari raya-hari raya mereka, seperti penanggalan masehi. Hal ini karena ternyata, nama-nama bulan dalam penanggalan masehi sebetulnya merupakan nama-nama dewa. Jika kita menggunakannya sama artinya kita membiarkan budaya mereka tetap ada. Sedangkan kita telah memiliki sistem penanggalan sendiri yaitu penanggalan hijriyyah yang dicetuskan oleh 'Umar bin
18 :: Islamic Global Connection :: Brilly El-Rasheed :: ISLAMIA Publishing :: quantumfiqih.wordpress.com
Al-Khoththob. Lantas kenapa kita meninggalkannya, tidak bangga dengannya, malah menggunakan sistem penanggalan kaum nonmuslim? 15. Kita tidak boleh ikut serta dalam perayaan hari raya orang kafir, membantu pelaksanaan perayaan tersebut, mengucapkan selamat hari raya kepada mereka, menghadiri perayaan tersebut. Karena itu kalau kita mengikuti perayaan mereka berarti kita suka dengan agama mereka. Nabi tidak pernah mengikuti perayaan orangorang kafir. Maka kita tidak boleh mengikuti perayaan orang-orang kafir. Anehnya pernah seorang yang dianggap sebagai intelektual muslim menghadiri acara ruwatan di sebuah Keraton, padahal dalam prosesi ruwatan itu dihadirkan seekor kerbau bernama Kyai Slamet dan ada ritual-ritual syirik. 16. Kita tidak boleh memuji dan menyanjung pengetahuan, teknologi, dan peradaban orang
kafir
dan
mengagumi
memperhatikan kepercayaan
perilaku
dan
kecanggihan
mereka,
tanpa
dan agama mereka yang batil dan
rusak,
bergantung pada mereka. Sesuai dengan firman Alloh dalam Al-Qur`an suroh Thoha ayat no.131. Akan tetapi hal ini bukan berarti kaum muslimin tidak boleh mengambil ilmu, industri, bisnis, teknologi, dan lainnya, dari mereka, bahkan hal ini dituntut, asal tidak melanggar konsep-konsep Islam. (Lihat Al-Qur`an suroh Al-Anfal ayat no.60). Karena pada dasarnya, manfaat-manfaat di dunia ini semuanya diperuntukkan bagi orang-orang beriman. (Lihat Al-Qur`an suroh Al-Baqoroh ayat no.29). 17. Kita tidak boleh memintakan ampun kepada Alloh bagi orang kafir dan berkasihsayang dengan mereka. Sesuai dengan firman Alloh dalam Al-Qur`an suroh AtTaubah ayat no.113 dan suroh Al-Mujadalah ayat no.22. 18. Kita tidak boleh bekerja sama dengan nonmuslim untuk memerangi umat Islam. 19. Membalas kebaikan mereka kepada kita. Jika mereka berbuat baik kepada anda, maka balaslah dengan kebaikan dan barangsiap yang berbuat zhalim dan melampaui batas, maka tolaklah kezhalimannya. [Fatawa Al-Lajnah Ad-Da`imah III:166] Aisyah, istri Nabi, mengisahkan, bahwa Nabi Muhammad adalah orang yang menerima hadiah dan memberikan sesuatu sebagai balasannya. [Mukhtashor Asy-Syama`il Al-Muhammadiyyah, kar. Al-Muhaddits AlAlbani, no.317] 20. Melansir berita dari orang kafir. Bolehkah? Suatu saat kita melihat tayangan televisi siaran dari luar negeri. Terkadang menayangkan berita tentang IPTEK. Terkadang juga mereka menayangkan berita-berita
19 :: Islamic Global Connection :: Brilly El-Rasheed :: ISLAMIA Publishing :: quantumfiqih.wordpress.com
dunia Islam, bahkan seluk-beluk fikih Islam. Bolehkah kita langsung comot saja beritaberita mereka? 1. Jika berita yang mereka terkait Islam, maka kita tidak boleh sama sekali menyebarkannya, kecuali jika berita itu sesuai dengan Al-Qur`an dan As-Sunnah dan atau tidak bertentangan dengan keduanya. Sebagai bukti, Rosululloh pernah membenarkan perkataan seorang Yahudi tentang Alloh, karena memang perkataan orang Yahudi tersebut benar. [Shohih Al-Bukhori XV:14] 2. Jika berita itu tidak ada kaitannya dengan Islam, misalnya terkait berita-berita kehidupan dunia ini, maka sikap kita adalah tidak membenarkan dan tidak mendustakannya, kecuali jika telah dilakukan riset dan verifikasi yang ternyata terbukti
kebenarannya.
"Janganlah
mendustakannya dan katakanlah,
membenarkan
ahli
kitab
dan
jangan
'Aku beriman kepada Alloh dan apa yang
diturunkan kepada kami dan apa yang diturunkan kepadamu." [Shohih Al-Bukhori XXII:348]. Berita dari kaum fasiq saja kita diperintahkan oleh Alloh untuk melakukan riset dan verifikasi terhadapnya (sebagaimana dalam Al-Qur`an suroh Al-Hujurot ayat no.6), apatah lagi dengan berita dari orang-orang kafir yang otomatis tidak mungkin terlepas dari maksiat. Tentu kita harus lebih kritis dan jangan asal comot.
Pemuda yang lebih dikenal dengan nama pena Brilly El-Rasheed, memiliki minat yang tinggi di bidang jurnalistik Islam. Banyak tulisan-tulisannya yang sudah dimuat di majalah-majalah Islam nasional dan lokal. Tidak sedikit karyanya yang diterbitkan dalam format buletin jum’at. Lulus dari Madrasah Aliyah Negeri Lamongan, penulis kini sedang menempuh S1 Manajemen Pendidikan di Universitas Negeri Surabaya sembari menimba ilmu di Pesantren Mahasiswa Thaybah, Surabaya. Di pesantren itu, penulis yang bernama asli Brilly Yudho Willianto dipercaya menjadi pimred buletin Thaybah dan penulis tetap di www.thaybah.or.id. Buah pikirannya juga bisa dibaca dan diunduh di quantumfiqih.blogspot.com dan quantumfiqih.wordpress.com. Format dakwah yang disajikannya ia sebut dengan brand Quantum Fiqih, menunjuk sebuah metode studi Islam yang mengintegrasikan berbagai kajian fiqih dengan aksentuasi Tazkiyah An-Nafs. COPYRIGHT© 1429 BY BRILLY EL-RASHEED
20 :: Islamic Global Connection :: Brilly El-Rasheed :: ISLAMIA Publishing :: quantumfiqih.wordpress.com