@tauiyah
Edisi 193 Jumadal-Ula 1438 H.
www.facebook.com/tauiyah 081216840455
Mohon tidak dibaca ketika khutbah Jumat berlangsung dan tidak diletakkan di sembarang tempat.
NYAMAR MAKRUF
NYAMBI MUNKAR
I
SLAM adalah agama dengan sejuta rahmat kepada seluruh alam semesta. Di dalamnya mengajarkan kelembutan-kelembutan dan kasih sayang yang terpuji. Tidak ada paksaan untuk memasuki agama Islam. Akan tetapi, jika sudah memasukinya, maka ranah-ranah agama harus dijaga dengan baik. Di dalam agama Islam diajarkan tentang amar makruf nahi munkar yang berhukum fardhu kifayah. Dengan artian, jika ada satu orang saja yang
TAHQIQAT
melakukannya, maka gugurlah dosa setiap orang. Namun, mereka semua dianggap berdosa jika tidak ada satu pun yang melakukan pekerjaan ini. Allah akan menyiksa suatu kaum, jika di suatu kaum tersebut tidak ada yang beramar makruf nahi munkar. Namun, akhir-akhir ini banyak tokoh yang mengambil kesempatan untuk menghancurkan umat Islam dengan pekerjaan ini. Mereka berpenampilan layaknya ahli dalam ilmu pengetahuan. Mereka seakan-akan membawa kebenaran dan mencegah kesesatan, tetapi hakikatnya, mereka mengaburkan perkara yang benar dan lebih menampakkan kesesatan yang menjadikan umat Islam bingung dengan pendapat mereka. Hal ini tak ubahnya sifat-sifat orang munafik yang dijelaskan oleh Allah dalam kitab-Νya. Allah Berfirman :
ِ َوإِ َذا قِيل َلُ ْم الَ تـُْف ِس ُدواْ ِف األ َْر ض قَالُواْ إَِّنَا َ ِ َصلِحو َن أَال إِنـَّهم هم الْم ْف ِس ُدو َن ول ـكن ُ ْ َْن ُن ُم َ ُ ُُ ُْ الَّ يَ ْشعُُرو َن Artinya : “Dan bila dikatakan kepada
mereka: ‘Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi’. Mereka menjawab: ‘Sesungguhnya kami orangorang yang mengadakan perbaikan’. Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar.” (QS. alBaqarah [2]:12-11) Di dalam ayat ini, Allah mensifati orang munafik sebagi perusak bumi bukan karena mereka merusak tanaman atau membakar rumahrumah, mereka melakukannya dengan cara menyesatkan umat Islam dan menebar berbagai kemaksiatan. Mereka (munafik) tidak menyadari akan hal itu, karena mereka menganggap hal itu (pura-pura masuk Islam) adalah hal
2
EDISI 193 | Jumadal-Ula 1438 H.
yang benar. Sifat munafik lebih parah daripada orang kafir asli. Karena munafik berkedok Islam dapat mengelirukan umat, sehingga dengan mudahnya membawa orang Islam ke jalan yang sesat. Terlebih, jika sifat munafik melekat di tubuh seorang tokoh Islam. Pada zaman Rasulullah , orang yang sangat terkenal dengan sifat ini adalah Abdullah bin Ubay bin Salul. Kata-kata yang diucapkannya sangat indah sehingga membuat umat Islam terpecah belah. Dia yang memisahkan sebagian prajurit dengan pasukan Rasulullah dalam perang Badar. Dia juga yang telah memfitnah Siti Aisyah melakukan perzinahan. Padahal dia beberapa kali telah mengikuti perang bersama Rasulullah . Dia masuk Islam hanya untuk memecah belah umat Islam. Tak jarang pula ada sekelompok orang yang membawa-bawa slogan persatuan, tapi malah menceraiberaikan, dan menyamarkan sebuah perbuatan sehingga umat Islam tidak melihat niat buruk di dalamnya. Bahkan mereka menganggap hal yang disampaikannya itu benar, padahal hal itu terkadang didasari atas kepentingankepentingan pribadi. Lalu, Bagaimana kita menyikapinya? salah satunya yaitu Belajar dengan benar, dengan cara merujuk pendapatpendapat ulama salaf dan ulama khalaf yang Faqih dan sudah diakui keilmuannya oleh ulama yang semasa dan ulama setelahnya. Juga, tidak gegabah dalam menyikapi suatu permasalahan baru, sebelum ada kejelasan hukum dari ulama Ahlussunnah Wal Jamaah. Ali Rahmat/Tauiyah
TABYINAT
BERGAUL
S
ECARA bahasa Habib adalah kekasih atau yang dicinta. Νamun, dalam istilah masyarakat Indonesia Habib lebih dikenal dengan dzurriyah atau keturunan Rasulullah . Belum diketahui asal-usul panggilan atau gelar Habib tersebut, akan tetapi jika dilihat dari segi maknanya, gelar Habib tersebut disematkan sebagai rasa cinta dan untuk memuliakan Ahlul-bait Rasulullah . Mengenai siapa sajakah Ahlul-Bait Rasulullah yang perlu kita muliakan, Imam Nawawi mengutip riwayat Imam Muslim dalam Riyadlus Shalihin perihal pertanyaan Hushain bin Sabrah kepada Zaid bin Arqam .
هم آل علي وآل عقيل: ومن هم ؟ قال:قال كل هؤالء حرم: قال.وآل جعفر وآل عباس رواه مسلم. نعم:الصدقة؟ قال
DENGAN AHLUL BAIT
Hushain Bertanya: “Siapa mereka (Ahlu-bait)”. Zaid bin Arqam menjawab: “Mereka adalah keturuna Ali, Uqail, Ja’far, dan Abbas”. Kesemuanya diharamkan (mendapatkan) zakat? Tanya Hushain. Zaid menjawab: “Ya”. (HR. Muslim) Dalam riwayat lain disebutkan bahwa yang dimaksud dengan AhlulBait adalah Ahlul-Kisa’ (beberapa orang yang pernah diselimuti oleh Rasulullah ), yakni Sayidah Fathimah, Sayidina Ali, Sayidina Hasan, Sayidina Husain (beserta seluruh keturunannya) (HR. Tirmidzi) dan para istri Nabi yang kemudian disebut dengan UmmahatulMukminin. (QS. Al-Ahzab [33]: 6) Wajibkah mencintai Ahlul-Bait? Dalam keyakinan Ahlusunah hukumnya wajib mencintai Ahlul-Bait dan para Sahabat Nabi . Kecintaan yang dimaksud adalah kecintaan yang Jumadal-Ula 1438 H. | EDISI 193
3
TABYINAT
Kecintaan yang dimaksud adalah kecintaan yang I’tidal (lurus) dan tawazun (seimbang), yakni cinta yang tidak fanatik dan tidak berlebihan. I’tidal (lurus) dan tawazun (seimbang), yakni cinta yang tidak fanatik dan tidak berlebihan. Cinta yang menyebabkan kita menggapai Ridha Allah dan Rasul-Nya. Allah berfirman:
ِ َجًرا إِالَّ الْ َم َوَّدةَ ِف الْ ُق ْرَب ْ َسأَلُ ُك ْم َعلَْيه أ ْ قُ ْل الَ أ
Artinya : “Katakanlah, Aku tidak meminta kepadamu suatu upah pun atas seruanku kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan.” (QS. As-Syu‘ara [26]: 23) Diceritakan pula dari Abdullah bin Abbas bahwa Rasulullah bersabda: “Cintailah Allah karena Ia telah memberikan nikmat-nikmat-Nya. Cintailah aku karena cinta kepada Allah dan cintailah keluargaku karena cinta kepadaku.” (HR. At-Tirmidzi)
Sikap Para Sahabat dan Ulama Terhadap Ahlul-Bait Sudah banyak disinggung oleh para ulama dalam kitab-kitabnya, bagaimana penghormatan dan sanjungan para Sahabat terhadap AhlulBait, diantaranya adalah perkataan Sayidina Abu Bakar . Dari Aisyah , “Sesungguhnya Abu Bakar berkata: Sesungguhnya kerabat Rasulullah lebih aku cintai dari pada keluargaku sendiri.” (HR. Bukhari) Juga, kisah Sahabat Zaid bin Tsabit yang suatu ketika menunggang hewan tunggangannya, kemudian
4
EDISI 193 | Jumadal-Ula 1438 H.
Sayidina Ibnu Abbas mengambil tali kekangnya dan menuntunnya. Zaid berkata: “Jangan lakukan itu wahai putra paman Rasulullah!. Ibnu Abbas berkata: “Beginilah kami diperintahkan untuk memperlakukan (menghormati) ulama kami.” Zaid berkata: “Kemarilah”, kemudian Zaid mengambil tangan Ibnu Abbas dan menciumnya, dan berkata: “Beginilah kami diperintahkan untuk memperlakukan (menghormati) Ahlibait Nabi kami.” (HR. Ibnu Asakir) Sikap Kita Terhadap Ahlul-Bait Seperti yang pernah dipesankan oleh Habib Munzir bin Fuad alMusawwa, bahwa kita harus mencintai Ahlul-Bait secara proporsional. Dengan artian, boleh memuliakan Ahlul-Bait yang ulama melebihi ulama yang bukan Ahlul-Bait, namun tidak boleh memuliakan Ahlul-Bait yang bukan ulama melebihi ulama, meski bukan dari Ahlul-Bait. Diantara pesan beliau juga tidak terlalu berlebihan dalam memuliakan, karena kadang kecintaan yang tidak semestinya akan merusak mental mereka. Semisal, terlalu dibedakan, dan keinginannya selalu dituruti walaupun salah. karena hal-hal tersebut akan berdampak buruk terhadap Ahlul-Bait, seperti terlenanya para dzurriyah, terutama yang masih remaja, menjadi sombong, gila hormat, dan sebagainya. Terakhir, semoga kita dijadikan orang-orang yang mencintai keluarga Nabi, sehingga kita masuk ke dalam barisan orang-orang yang mendapatkan syafaat Nabi Muhammad . Wallahul Musta’an. Mustofa Al-Hasany/Tauiyah
TANBIHAT
JANGAN BILANG
“BE MY VALENTINE”
“
BE MY VALENTINE!”, “Happy Valentines day”, “Selamat hari kasih sayang” dan yang senada merupakan kata-kata yang sering didengar dari muda-mudi zaman sekarang. Tepat pada tanggal 14 Februari merupakan hari yang oleh masyarakat sekarang disebut sebagai hari Valentine. Semua orang dapat mengenalnya lewat greeting card, pesta persaudaraan, tukar kado dan lain semacamnya. Namun demikian, meski dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI dijelaskan bahwa hari Valentine merupakan hari penyampaian atau
pernyataan pesan kasih sayang pada tanggal 14 Februari, masyarakat lebih mengenalnya dengan foya-foya, hurahura, seks bebas hingga pesta miras dan narkoba. Tidak dapat dipungkiri, hari Valentine bukan hanya hari kasih sayang, maknanya sudah melenceng jauh dari kasih sayang itu sendiri, memandang perempuan bukan sebagai teman terkasih, melainkan sebagai objek pelampiasan. Hal ini bisa dibuktikan dengan meningkatnya penjualan kondom di setiap tanggal 14 Februari di dua kota di Kalimantan Timur, Balikpapan dan Samarinda. Jumadal-Ula 1438 H. | EDISI 193
5
TANBIHAT
Bangsa yang kalah akan cenderung mengekor kepada bangsa yang menang, itulah ciri bangsa inferior. “Malam sebelum hari Valentine Day yang dirayakan setiap tahunnya di tanggal 14 Februari, Penjualan alat kontrasepsi kondom di beberapa daerah mengalami peningkatan yang signifikan.” Terang Pejabat Wali Kota Samarinda, Meliana, seperti dilansir kabarmakkah.com mengutip Banjarmasinpos. Di Surabaya, Pada 13-15 Februari 2015 lalu Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini melakukan sidak terkait Valentine’s Day dan berhasil menutup swalayan yang menjual paket Valentine’s Day berupa cokelat yang dikemas dengan kondom dan bir. Jika dilirik dari sisi linguistik seperti dijelaskan oleh pakar Kristeolog Irena Handono, hari Valentine yang disimbolkan dengan kata ‘love’ sebenarnya bukan berarti kasih sayang, karena kata kasih sayang dalam bahasa Inggris menggunakan kata Affection. Makna ‘love’ sesungguhnya adalah sebagaimana sejarah Gamelion dan Lupercalia pada masa masyarakat penyembah berhala, yakni sebuah ritual seks/perkawinan. Jadi Valentine’s Day memang tidak memperingati kasih sayang tapi memperingati love/cinta dalam arti seks. Atau dengan bahasa lain, Valentine’s Day adalah Hari Seks Bebas.
6
EDISI 193 | Jumadal-Ula 1438 H.
Maraknya perayaan Valentine diseluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia merupakan rangkaian kekalahan perang budaya yang sejak lama telah berlangsung diantara masyarakat dunia. Sejak ramainya globalisasi, Indonesia juga harus mempertahankan budaya santunnya menghadapi rapatnya hegemoni Barat. Sebab itulah, tanda-tanda dari bangsa superior adalah mandiri dan tidak latah meniru budaya bangsa lain. Ibnu Khaldun mengatakan, “Bangsa yang kalah akan cenderung mengekor kepada bangsa yang menang, itulah ciri bangsa inferior.” Di tengah penyebaran budaya yang mendasarkan pada kebutuhan materi dan kesenangan semata atau lebih dikenal dengan hedonisme, materialisme dan konsumerisme, Indonesia sejatinya sedang berhadapan dengan penjajahan budaya, cultural imperialism, seperti yang telah dijelaskan oleh Prof. Amer al-Roubaie, pakar Globalisasi di International Institute of Islamic Thought and Civilization –International Islamic University of Malaysia (ISTAC-IIUM). Indonesia haruslah melawan dan memenangkan pertarungan antar budaya tersebut. Di sinilah Islam sebagai agama samawi haruslah menjadi agama yang memperbaiki budaya, bukan malah mengikuti trend bangsa adidaya. Beruntunglah mereka yang menyadari dan memegang teguh budaya yang baik dan menghilangkan budaya yang buruk. Para aktivis harus mempertahankan budaya tradisionalnya, bukan malah mengikuti bahkan mencarikan dalil akan bolehnya merayakan Valentine, karena sekali lagi umat kita sedang dijajah secara kultural. Muzammilmustofa/Tauiyah
TAFAQQUHAT
D
MENUJU JUMAT BERKAH
ALAM Islam, hari Jumat merupakan hari yang mulia. Pada hari tersebut terdapat keutamaan-keutamaan yang tidak ada pada hari yang lain. Dalam sebuah Hadits diterangkan bahwa hari Jumat adalah Sayyidul Ayyam. Oleh karena itu, semestinya kemuliaan ini tidak dibiarkan berlalu begitu saja. Justru, kemuliaan itu semestinya disambut dan diraih. Berikut kami paparkan hal-hal yang harus diperhatikan terkait hari Jumat agar mendapat berkah dari hari itu. 1. Membersihkan Tubuh Diantara kesunahan yang terdapat
pada hari Jumat adalah mandi, memotong kuku, mencukur bulu ketiak, kemaluan dan kumis. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang ada di sekujur tubuh. Dengan demikian, tubuh akan berada pada kondisi yang bersih saat berkumpul bersama orang lain. Sehingga orang sekitar tidak merasa terganggu dengan bau tak sedap, misalnya, yang ditimbulkan oleh keringat. Agar pekerjaan ini bermakna dan membuahkan pahala, maka ketika hendak mandi diniati mandi sunah hari Jumat. Waktu mandi Jumat ini terbentang mulai masuknya waktu Subuh. Artinya, mandi sunah Jumat Jumadal-Ula 1438 H. | EDISI 193
7
TAFAQQUHAT
itu tidak harus sebelum berangkat ke masjid, namun juga boleh semenjak masuknya waktu subuh. 2. Segera Berangkat ke Masjid Maksudnya adalah bersegera berangkat sebelum khutbah dimulai. Kenyataannya, pada saat khutbah berlangsung, bahkan saat khutbah kedua, masih ditemukan beberapa yang belum berangkat ke masjid, bahkan cenderung bersantai-santai. Padahal, melakukan hal lain selain mendengarkan khutbah, sekalipun berupa ibadah tidak diperbolehkan. Apalagi seperti menonton TV, nongkrong dan hal-hal lain yang tidak bermanfaat. Untuk yang berada di luar masjid hukumnya adalah haram. Artinya, kesibukan apapun selain mendengarkan khutbah hukumnya haram bagi yang di luar masjid dan makruh bagi yang berada di dalam masjid. 3. Shalat Tahiyatal Masjid Masuk masjid dengan mendahulukan kaki kanan dan membaca doa:
ك َ ِاب َر ْحَت ُ َّاَل َ له َّم افـْتَ ْح ِ ْل اَبـَْو
Kemudian shalat tahiyatal masjid dua rakaat. Shalat ini tetap dilakukan sekalipun khutbah berlangsung
dengan catatan tidak diperlama. Ketika akan keluar dari masjid hendaknya mendahulukan kaki kiri. 4.Tidak Berbicara Saat Khutbah Biasanya, anak-anak dan remaja seringkali berbicara saat khutbah berlangsung. Mereka perlu mendapat tegoran dari yang lebih tua. Berbicara saat khutbah berlangsung tidak diperbolehkan oleh Syariat bahkan ada yang menghukumi haram. 5. Berdzikir Artinya setelah shalat Jumat, hendaknya membaca wiridan bukan langsung beranjak meninggalkan masjid. Bila berdzikir dianjurkan kapanpun dan dimanapun, maka berdzikir setelah shalat -dimana shalat itu adalah menghadap kepada Allah - lebih dianjurkan ketimbang waktuwaktu yang lain. Terkait dzikir setelah Jumat, Imam Nawawi menyampaikan Hadits yang artinya, Dari Aisyah bahwa beliau berkata, Rasulullah bersabda: “Barang siapa yang membaca surat al-Ikhlas, al-Falaq dan an-Nas setelah shalat Jumat sebanyak tujuh kali, maka Allah akan menghindarkannya dari keburukan sampai Jumat berikutnya.” Wallahu a’lam Asa Naf’an/Tauiyah
You Care We Connect They Grow BERBAGI KEBAHAGIAAN BERBAGI HARAPAN ANAK PANTI METAL PASURUAN
Rekening Donasi:
193 | Jumadal-Ula 1438 H. : 089.999.700.1 8 EDISI: 2006.2000.01 BNI Syariah | BCA a.n. Yayasan LAZ Sidogiri
Konfirmasi Donasi: 0823 3206 4000