INTERAKSI OBAT DENGAN KASUS KHUSUS DAN PENGATASAN INTERAKSI
1
Diabetes Melitus dan Obat-Obat βBloker
Disusun oleh: 1. Achmad Yani Setiawan 2. Angelina Putri Prima Jessy 3. Hijrianty 4. Hafiz Surahman 5. Rini Sundari 6. Mardiah 7. Dessy Ratnasari 8. Fitri Melasari 9. Dita Setiasti 10.Nurlaila Agustina
MEKANISME INTERAKSI OBAT Interaksi
Farmasetik/inkompatibilitas Interaksi Farmakodinamik Interaksi Farmakokinetik
3
1. Interaksi Farmasetik/ inkompatibilitas Interaksi yang terjadi di luar tubuh, sebelum obat diberikan Merupakan interaksi langsung secara fisik atau kimiawi yang hasilnya dapat dilihat sebagai pembentukan endapan atau perubahan warna.
4
2. Interaksi Farmakokinetik Interaksi ini adalah akibat perubahanperubahan yang terjadi pada absorbsi, metabolisme, distribusi dan ekskresi sesuatu obat oleh obat lain.
5
Interaksi Farmakodinamik Interaksi ini terjadi bila sesuatu obat secara langsung merubah aksi molekuler atau kerja fisiologis obat lain
6
Bentuk-Bentuk Interaksi Farmakodinamik Sinergisme Antagonisme Independen
7
Interaksi Obat Kasus Khusus Pada Diabetes Melitus
8
No Obat Obat Objek . praesipitan 1 Antasida Sulfonilurea
2
Fenilbutazon glibenclamide
3
Alkohol
Obat ADO (klorpropamid)
4
Sulfonilurea
Acarbose
9
Mekanisme Interaksi
Efek yang ditimbulkan interaksi ini terjadi pada proses absorbsi absorbsi, yaitu antasid akan sulfonilurea meningkatkan pH lambung. meningkat Peningkatan pH ini akan meningkatkan kelarutan dari sulfonilurea sehingga absorbsinya dalam tubuh juga akan meningkat. Fenilbutazon menghambat ekskresi Efek hipoglikemia renal dari glibenklamid, sehingga glibenklamid dapat bertahan lebih lama dalam diperpanjang tubuh & memperpanjang t1/2 glibenklamid proses perombakan enzimatis dari efek disulfiram alkohol di hati akan terhambat pada (efek antabuse) fase asetaldehid, sehingga jumlah asetaldehid dalam darah meningkat. Efek yang terjadi berupa nyeri kepala, jantung berdebar, flushing, berkeringat. Rx : C2H5OH CH3CHO CH3COOH Peningkatan ini akan merangsang pelepasan prostaglandin.
Rekomendasi
sulfonilurea merangsang sel beta untuk melepaskan insulin yang selanjutnya akan merubah glukosa menjadi glikogen. Dengan adanya akarbose akan
Obat boleh diberikan secara bersamaan, tetapi tetap dipantau
meningkatkan efek hipoglikemi
Pemberian obat antasida dengan sulfonilurea diberi jarak waktu.
Obat boleh diberikan bersamaan tetapi dipantau Tidak boleh diberikan secara bersamaan
No Obat Obat Objek Mekanisme Interaksi . praesipita n 6 Allupurinol ADO Alupurinol meningkatkan t1/2 dari (klorpropamid) klorpropamid. Hipoglikemia dan koma dapat dialami oleh pasien yang mengkonsumsi gliclazide dan alupurinol. 7 Sulfonamid Sulfonilurea Sulfonamida dapat menggantikan a posisi dari sulfonilurea dalam hal pengikatan pada protein dan plasma sehingga sulfonilurea dalam darah meningkat 8 Gemfibrozil glimepiride Gemfibrozil menghambat metabolisme glimepirida pada sitokrom P450 dengan isoenzim CYP2C9 yang merupakan perantara metabolisme dari glimepirida dan antidiabetika golongan sulfonilurea lainnya seperti glipizida, glibenklamida & gliklazida sehingga efek hipoglikemi meningkat 9 Kloramfenic ADO Kloramfenikol dapat menginhibisi ol (sulfonilurea) enzim di hati yang memetabolisme tolbutamid dan klorpropamid. Hal ini menyebabkan terjadinya 10 akumulasi di dalam tubuh, waktu paruh akan semakin panjang.
Efek yang ditimbulkan
Rekomendasi
Hipoglikemi >> Diberikan jarak waktu dalam pemakaian obat
Peningkatan efek hipoglikemia
Obat tidak boleh diberikan secara bersamaan
Hipoglikemi >> Obat tidak boleh diberikan bersamaan
Hipoglikemi Akut
Obat tidak boleh diberikan secara bersamaan
KESIMPULAN Interaksi obat dapat terjadi sebagai akibat
penggunaan bersama-sama dua macam obat atau lebih. Interaksi ini dapat menghasilkan efek yang menguntungkan apabila meningkatkan efektivitas dan mengurangi efek samping tetapi dapat juga sebaliknya dapat menimbulkan efek yang merugikan atau membahayakan dengan timbulnya efek toksik bagi tubuh. interkasi obat khusus yaitu pada penderita diabetes melitus dalam jangka panjang yang dapat menimbulkan efek komplikasi, sehingga penderita diabetes dengan komplikasi tersebut akan mengkonsumsi obat lebih dari satu jenis obat. Pada penderita diabetes dari semua pengobatan dengan kombinasi obat, pengobatan yang terbaik adalah dengan tetap mengontrol pola makan dan olah raga yang teratur. 11
Pustaka C.A.S. Wink; Report on the symposium Beta-blocker and the
Central Nervous System; Asian Medical Journal, Vol 19.hal 71, 1976. C.de B. Whita, PhD.; Peripheral ganggren complicating Betablockade; The Lancet, Vol. II, Hal.664, 1977. Frederick H. Meyers,M.D.; Ernest Jawetz,PhD,M.D., Alan Goldfien, M.D; Review of Medical Pharmacology, Edisi 5, 1976. Ganiswara, G. Sulis, Farmakologi dan Terapi, Jakarta: Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteraan UI, 1995, Edisi IV Harkness, Richard, R.PH, Interaksi Obat, Bandung: Institut Teknologi Bandung, 1989. Hasil makalah dr.Soetiona Gafar, FK – USU pada perkuliahan Farmakologi Hendrika J Wall- Manning; Hypertension, Edisi 5, 1976. Ivan Stockley, B. Pharm,PhD,MPS.; Drug Interactions and their mechanisms; First Published in the Phannaceutical Journal, 1974. 12