PARADIGMA VOL. XVI. September 2014
INTEGRASI MEDIA SOSIAL PADA SISTEM E-COMMERCE STAR KONVEKSI MENGGUNAKAN API WEB SERVICE Andrie Abrianto Akademi Manajemen Informatika dan Komputer Bina Sarana Informatika Tangerang Bumi Serpong Damai Sektor XIV Blok C1/1, Jl. Letnan Sutopo BSD Serpong, Tangerang Selatan
Abstrak Media sosial telah mengubah cara manusia berkomunikasi. Facebook, sebagai tolak ukur media sosial telah digunakan oleh lebih dari satu milyar orang. Dengan jumlah yang demikian besar, terjadi perubahan pola komunikasi konsumen yang biasanya menggunakan cara verbal (komunikasi langsung) menjadi berbasis virtual (online). Dengan demikian, cara-cara lama sebuah bisnis dalam meraih pelanggan baru sudah tidak relevan lagi. Peluang besar saat ini adalah bagaimana bisnis bisa memanfaatkan perubahan pola komunikasi ini untuk kepentingan bisnis yang bersangkutan. Star Konveksi sebagai distributor produk-produk sprei dan sarung bantal mencoba memanfaatkan peluang tersebut dengan cara mengintegrasikan media sosial, khususnya Facebook, ke dalam aplikasi e-commerce. Aplikasi e-commerce Star Konveksi ini nantinya akan berkomunikasi dengan Facebook menggunakan Antarmuka Pemrograman Aplikasi (Aplication Programing Interface) yang berbasis Layanan Web (Web Service) yang disediakan oleh Facebook untuk mendapatkan data-data dari konsumen dan juga memposting status ke beranda Facebook konsumen tersebut saat konsumen mendaftar atau melakukan transaksi. Cara ini bisa menjadi media promosi word of mouth secara otomatis. Penggunaan e-commerce sebagai media promosi dan penjualan pada Usaha Kecil Menengah (UKM) telah menjadi pembahasan yang penting dalam dunia teknologi informasi. Mengintegrasikan media sosial dengan sistem e-commerce akan menjawab tantangan perubahan cara berkomunikasi konsumen yang sekarang cenderung lebih sering menggunakan media digital. Pada akhirnya, menggabungkan media sosial dengan aplikasi e-commerce akan lebih mendekatkan bisnis dengan konsumennya dan menciptakan hubungan yang jangka panjang. Kata Kunci : Media Sosial, Toko Online, Pemasaran Digital, Layanan Web
I.
PENDAHULUAN Usaha Kecil Menengah atau UKM di Indonesia telah tumbuh menjadi sebuah elemen penting dalam perkembangan ekonomi dalam beberapa dekade terakhir. Tidak hanya secara teoritis, hal ini juga dibuktikan dengan tingkat resistensi UKM terhadap krisis moneter pada tahun 1998. Menurut Kartiwi (2007:69) berbagai bahasan ilmiah tentang ekonomi praktis dan pengembangan bisnis telah menunjukan peranan UKM dalam kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi, baik nasional maupun global. Menurut Turban dalam Karmawan et al (2010:2) menyebutkan bahwa “Ecommerce adalah suatu proses membeli, menjual, transfer atau pertukaran produk, pelayanan dan informasi melalui jaringan komputer termasuk internet”. Beberapa motif yang melandasi sebuah perusahaan terdorong untuk mengaplikasikan e-commerce antara lain untuk mendekatkan bisnis dengan
pelanggan, mempromosikan produk, membantu komunikasi lebih cepat dan juga untuk menghadapi tantangan pasar global (Karmawan et al, 2010:1). Disisi lain, media sosial menurut Kaplan dan Haenlein (2010:60) yang didefinisikan sebagai sekelompok aplikasi berbasis internet yang membangun pondasi ideologi dan teknologi dari Web 2.0, dan yang memungkinkan untuk terciptanya dan saling bertukarnya user-generated content, berdasarkan data Forrester Research tahun 2012 merupakan bagian dari internet yang paling sering diakses oleh pengguna internet sebanyak 75%. Pengguna internet berinteraksi melalui media sosial dengan cara membuat blog, komentar pada blog orang lain, dan juga memberi ulasan terhadap suatu produk pada aplikasi e-commerce. E-commerce dalam UKM di Indonesia masih menggunakan paradigma yang lama, yaitu website berisi katalog produk-produk UKM tersebut. Namun penulis melihat UKM
11
PARADIGMA VOL. XVI. September 2014
yang telah mengadopsi sistem e-commerce belum mengintegrasikan peran media sosial kedalam sistem e-commerce mereka. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Jurnal Semua usaha yang menginvestasikan modalnya untuk mengadopsi sistem ecommerce ingin memaksimalkan keuntungan potensial dari e-commerce. Namun, kesalahan umum yang dilakukan oleh sebuah bisnis pada saat pertama kali memutuskan mengadopsi e-commerce adalah salah mengidentifikasi strategi bisnis yang akan dijalankan. Melalui identifikasi strategi bisnis akan memfasilitasi pengetahuan perusahaan tentang objektif bisnis, kekuatan bisnis, ketersediaan sumber daya dan lingkungan bisnis pada level selanjutnya, yang nantinya akan digunakan untuk mendefinisikan kunci utama proses bisnis perusahaan. Lebih jauh lagi, sangat penting untuk ditekankan bahwa e-commerce tidak melulu tentang teknologi. Alih-alih, akan lebih baik memposisikan ecommerce sebagai jalan untuk organisasi dan industri memanfaatkan nilai dan mentransformasikan proses bisnis menggunakan internet dan teknologi terkait lainnya (Kartiwi, 2006: 75). Beberapa kegagalan pengadopsian ecommerce diantaranya disebabkan oleh pemimpin usaha yang percaya bahwa proses bisnis yang saat ini berjalan dapat dengan mudah dikonversikan ke dalam transaksi elektronik. Pada kenyataannya, menerapkan teknologi tanpa edukasi pasar, memberikan panduan pengguna kepada pelanggan lama, dan merumuskan strategi untuk mendapatkan pelanggan baru akan berakibat fatal. Seperti halnya proses bisnis dalam artian sebenarnya, sistem e-commerce juga harus menomorsatukan pelayanan pelanggan. Menurut Wijaya et al (2012:12) dalam upaya untuk meningkatkan pelayanan pelanggan, Conceptual Model of Customer Knowledge Management (CKM) bisa dijadikan alternatif dalam mengembangkan fitur-fitur yang diperlukan dalam sebuah sistem e-commerce. Dengan adanya fitur-fitur ini, diharapkan sebuah sistem e-commerce akan terlihat lebih aktif dan ada interaksi terhadap pelanggan. Jika sebuah sistem ecommerce sudah menerapkan fitur-fitur tersebut maka diharapkan loyalitas pelanggan terhadap produk yang dipasarkan bisa terwujud. Salah satu fitur yang bisa diterapkan adalah integrasi media sosial dalam e-commerce untuk keperluan
12
mendaftar (signup) dan masuk (login) ke dalam sistem e-commerce. 2.2. Konsep Dasar Model Pengembangan Sistem Menurut Rosa A.S dan M. Salahudin (2011:20), “SDLC atau Software Development Life Cycle (sering juga disebut System Development Life Cycle) adalah proses mengembangkan atau mengubah suatu sistem perangkat lunak dengan menggunakan model-model dan metodologi yang digunakan orang untuk mengembangkan sistem-sistem perangkat lunak sebelumnya (berdasarkan best practice atau cara-cara yang sudah teruji dengan baik)”. Beberapa model SDLC yang popular digunakan untuk mengembangkan sistem diantaranya adalah model Waterfall, model Prototype, model Rapid Application Development (RAD), model Iteratif, dan model Spiral. Namun sebenarnya masih banyak jenis model pengembangan sistem yang lain yang mengadopsi model dasar SDLC. Penulis menggunakan model Waterfall dalam peyusunan skripsi ini. Metode pengembangan sistem secara Waterfall terdiri dari 5 tahapan (Saputra dan Agustin, 2012:17), yaitu: 1. Perencanaan (Planning) 2. Desain (Designing) 3. Penulisan Kode (Coding) 4. Pengujian Sistem (Testing) 5. Pengembangan (Maintenance) 2.3. Konsep Dasar Pemrograman Metodologi berorientasi objek adalah suatu strategi pembangunan perangkat lunak yang mengorganisasikan perangkat lunak sebagai objek yang berisi data dan operasi yang diberlakukan kepadanya (Rosa dan Salahudin, 2011). Object-Oriented Programming memiliki beberapa karakteristik yang membedakannya dari metodologi pemrograman secara prosedural. Bagian ini akan menjelaskan konsep dan karakteristik dari Object-Oriented Programing. III. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan, sebagai berikut: 1. Pengamatan Langsung (Observation) Metode pengamatan secara langsung ini digunakan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan penulis dengan cara terjun langsung ke lokasi penelitian. Metode ini berperan dalam menguji kebenaran terhadap data yang telah diperoleh dari
PARADIGMA VOL. XVI. September 2014
hasil wawancara sehingga dapat membantu dalam menganalisa sistem yang berjalan. 2. Wawancara (Interview) Melalui teknik ini penulis memperoleh data dengan jalan tanya jawab dengan pihak-pihak yang bersangkutan pada lingkup sistem ini. Wawancara ini dimaksudkan untuk memperoleh keterangan tentang permasalahan yang dibahas dan mengetahui keluhan dan harapan dengan sistem yang sedang berjalan. 3. Studi Pustaka (Literatur) Studi ini dilakukan untuk mendapatkan data pendukung yang ada dan kaitannya dengan pengumpulan data transaksi, konsep atau model maupun prosedur yang digunakan pada sistem yang ada. Studi ini juga dimaksudkan untuk mempelajari kasus-kasus yang sering terjadi pada penerapan suatu sistem yang berkaitan dengan permasalahan yang ada. Pengumpulan data dan informasi dilakukan melalui buku pengajaran, literatur, katalog, jurnal dan e-book. Model Pengembangan Sistem, sebagai berikut: 1. Analisa Kebutuhan Software Aplikasi berbasis web terdiri dari dua sisi, yaitu sisi klien dan sisi server. Pada sisi klien, untuk mengimplementasikan integrasi media sosial pada sebuah sistem e-commerce memerlukan komputer dengan akses internet. Komputer personal dengan OS apapun bisa digunakan, dengan syarat bisa menjalankan aplikasi browser terbaru, baik itu menggunakan Google Chrome maupun Mozilla Firefox. Dua browser ini sudah terbukti stabil dalam menampilkan website berbasis HTML5 dan juga CSS3. Pada sisi server, spesifikasi kebutuhan software sudah disediakan oleh penyedia layanan web hosting. Aplikasi ini dikembangkan menggunakan LAMP stack, artinya menggunakan Linux OS sebagai web server, Apache untuk menangani HTTP request, MySQL sebagai basis data, dan PHP sebagai bahasa pemrogramannya.. 2. Desain Database yang digunakan untuk aplikasi ini adalah model relational database management system, yang artinya tiaptiap tabel dalam basis data berelasi satu sama lain menggunakan kunci-kunci yang sudah didefinisikan. Untuk antarmuka
pengguna menggunakan bahasa markup versi HTML5, JavaScript dengan bantuan jQuery, dan juga menggunakan CSS3 untuk memberi sentuhan artistik. Desain antarmuka pengguna menggunakan prinsip responsive web design, yang artinya tampilan website akan menyesuaikan ukuran layar pengunjung. Hal ini sangat bermanfaat karena pengunjung mengakses internet menggunakan bermacam gadget, mulai PC konvensional, smartphone, dan juga tablet PC. 3. Code Generator Aplikasi penulis kembangkan menggunakan CodeIgniter PHP framework. Framework adalah sebuah kerangka kerja berisi library yang sering digunakan untuk pengembangan website secara cepat. CodeIgniter mengadopsi prinsip-prinsip Object Oriented Programing pada PHP dengan masih menyisakan beberapa script menggunakan pemrograman prosedural. 4. Testing Menguji perangkat lunak adalah teknik yang sangat penting untuk menilai kualitas perangkat lunak. Pengujian perangkat lunak adalah salah satu dari proses verifikasi dan validasi perangkat lunak. Strategi pengujian black-box meliputi: Uji Kebutuhan Klien (Tests of Customer Requirements), Partisi Equivalen (Equivalence Partitioning), Analisa Batasan Nilai (Boundary Value Analysis), Tabel Keputusan Pengujian (Decision Table Testing), Tes Kasus Kegagalan Kasar (Failure “Dirty” Test Cases), dan Pengujian Awal dan Sering (Test Early and Often) (Laurie Williams, 2006:46). 5. Support Penyewaan hosting dan nama domain adalah hal yang penting untuk sebuah aplikasi e-commerce. Penulis memberikan dukungan penuh terhadap proses unggah file-file aplikasi ke server dan juga pemilihan nama domain untuk Star Konveksi. IV. PEMBAHASAN 4.1. Analisa Kebutuhan Perangkat Lunak K. Annan dalam Dehkordi et. al. (2011:2) menyatakan bahwa e-commerce bisa dibilang memiliki potensi untuk menambah nilai yang lebih tinggi untuk kepentingan bisnis dan konsumen di negara berkembang dibandingkan di negara maju. Potensi tersebut akan menjadi sebuah penerapan nyata jika didukung dengan sistem yang baik dan
13
PARADIGMA VOL. XVI. September 2014
integrasi dengan media sosial, karena mayoritas akses internet di negara berkembang adalah mengakses sosial media. A. Tahapan Analisis Sistem e-commerce pada Star Konveksi mewajibkan calon pembeli untuk mendaftar menjadi pelanggan (member). Beberapa keuntungan menggunakan sistem pelanggan adalah sebagai berikut: 1. Memudahkan mengecek sejarah (history) transaksi dari pelanggan. 2. Meminimalisir pengunjung yang tidak serius membeli. 3. Lebih mendekatkan bisnis dengan pelanggan. Sistem e-commerce yang terintegrasi dengan media sosial memungkinkan calon pelanggan sistem untuk mendaftar menggunakan akun media sosial mereka (dalam sistem Star Konveksi yang digunakan adalah Facebook). Sistem ini juga memungkinkan pelanggan yang sudah terdaftar untuk masuk ke dalam sistem (login) hanya dengan menggunakan akun media sosial mereka yang sudah terhubung dengan sistem e-commerce Star Konveksi. Pada sistem e-commerce Star Konveksi terdapat dua spesifikasi kebutuhan sistem (system requirements). Masing-masing adalah pada halaman pengunjung dan halaman administrator. Untuk halaman pengunjung terdapat dua tahapan, yaitu saat pengunjung belum masuk ke dalam sistem dan saat pengunjung sudah masuk ke dalam sistem. 1. Spesifikasi Kebutuhan Halaman Pengunjung a. Pengunjung bisa berbelanja dan memasukkan barang belanjaan ke dalam keranjang belanja.
b. Pengunjung bisa mendaftar dan masuk ke dalam sistem menggunakan akun Facebook atau kombinasi e-mail dan password. c. Pengunjung bisa menyaring produk berdasarkan kategori produk. d. Sistem bisa mengalokasi jumlah pesanan, ongkos kirim dan total bayar. e. Pelanggan bisa masuk ke dalam sistem menggunakan Facebook atau kombinasi e-mail dan password. f. Pelanggan bisa mengkonfirmasi pembayaran terhadap pesanan yang sudah dilakukan. g. Pelanggan bisa melihat sejarah transaksi yang pernah dilakukan. h. Pelanggan bisa merubah informasi detail tentang profilnya. i. Pelanggan bisa mengirim review terhadap barang yang sudah pernah dipesan. j. Pelanggan bisa keluar dari sistem (logout). 2. Spesifikasi Kebutuhan Halaman Administrator a. Administrator dapat mengelola data produk. b. Administrator dapat mengelola data transaksi penjualan. c. Administrator dapat mengelola data pelanggan yang sudah mendaftar. d. Administrator dapat mengelola laporan penjualan. e. Administrator dapat mengelola data kategori produk. f. Administrator dapat mengecek konfirmasi pembayaran. B. Use Case Diagram 1. Use Case Diagram Pengunjung «extends»
Pilih Kategori
Tampilkan Produk Berdasarkan Kategori
«extends»
«extends»
Beli
«extends» «extends» Pilih Produk
Tampilkan Detail Produk
Belanja
«extends»
«extends» «extends» Tambah Review
«uses»
«extends» «uses»
«extends» Keranjang Belanja
Tampilkan Total Belanja
«extends» Checkout
«uses»
«uses»
Daftar
Belanja Online Pengunjung
«extends»
«uses»
«extends» Hubungkan Facebook «extends» «extends»
Login
Inputi Email Password
«uses»
«uses» «uses»
Manajemen Pesanan
Mengelola Menu Pelanggan «uses» Manajemen Profil «uses» Pelanggan Manajemen Review Produk
Gambar 1. Use Case Diagram Belanja Online
14
Submit
Simpan
Online
PARADIGMA VOL. XVI. September 2014
2. Use Case Diagram Mengelola Data Pendaftaran PSL Halaman Admin
Tambah
«extends» Simpan «extends»
«extends»
«extends» Manajemen Kategori «uses»
Edit
«extends»
«extends»
Login
Hapus
«extends»
«uses»
Tambah «extends»
«extends»
«extends» «uses» «extends»
Manajemen Produk
«uses»
«uses»
Edit
Simpan
«extends» Hapus
«uses» Manajemen Anggota
«extends»
Administrator
«extends»
«extends»
Simpan
Edit
«uses» Hapus
«uses»
Manajemen Pesanan
«extends» «extends» «extends»
«uses» Manajemen Review Produk
«extends» «extends»
Hapus «extends»
«extends» Edit
Manajemen User
Simpan
Edit
«extends»
Edit
Simpan
«extends» Hapus
«extends»
«extends» Tambah
Simpan
Hapus
Gambar 2. Use Case Diagram Halaman Administator C. Activity Diagram 1. Activity Diagram Belanja Online
15
PARADIGMA VOL. XVI. September 2014
Browse Kategori Produk
Memilih Produk
[klik beli]
[else]
Masukkan Ke Keranjang Belanja
[else]
[klik cart]
[fb login]
[terdaftar]
[belum login]
Login Dengan Facebook
Tampil Item dan Total Belanja
[belum terdaftar]
[default login]
[sudah login]
Login Email dan Password Registrasi Email dan Password
Konfirmasi Pembayaran
Pilih Alamat dan Metode Pengiriman
Menerima Konfirmasi via Email
Selesai Transaksi
Gambar 3. Activity Diagram Belanja Online 2. Activity Diagram Halaman Admin [klik tambah] Tambah Produk
Tampil Data Produk
Simpan Produk
[else] [klik edit] Edit Produk [klik hapus] Hapus Produk
Gambar 4. Activity Diagram Administrator Manajemen Produk 4.2. Desain 1. Database Tabel-tabel pada database yang digunakan oleh sistem e-commerce Star Konveksi dibedakan menjadi 2 kelompok tabel, yaitu tabel-tabel yang termasuk dalam proses sistem dan tabel-tabel pendukung sistem. Tabel-tabel yang termasuk dalam
16
proses sistem belanja online adalah tabel produk, tabel pelanggan, tabel pesanan, tabel kategori, tabel produk gambar, tabel pesanan detail, tabel produk review, tabel konfirmasi, tabel kota dan tabel provinsi. Sedangkan tabel pendukung sistem adalah tabel administrator, tabel informasi, dan tabel session.
PARADIGMA VOL. XVI. September 2014
total
alamat kota_id
kode_pos
password
status
provinsi_id
alamat
email
stok
kota_id
status
deskripsi
tgl
feature status
nama
jam
pelanggan_id
kategori_id berat
provinsi_id
key
pelanggan_id
produk_id
pesanan_id
harga nama
1
N
PELANGGAN
MELAKUKAN
1
N
1
PESANAN
TERDIRI DARI
PRODUK 1
1
TERDIRI DARI
MEMPUNYAI
DIBAYAR
N
1
PRODUK REVIEW
1
PESANAN DETAIL
MEMPUNYAI N
MEMPUNYAI
KATEGORI
KONFIRMASI jumlah
pesanan_id
status kategori_id
Jumlah_bayar
review_id isi
pelanggan_id produk_id
cek
pesanan_id no_rekening
jam
nama
produk_id
deskripsi
metod_pemb ayaran tanggal
1
tanggal status
KOTA
1
1
MEMPUNYAI
PROVINSI
kota_id
ongkos_kirim provinsi_id
nama
provinsi_id
nama
Gambar 5. Entity Relationship Diagram 2. Arsitektur Perangkat Lunak Bahasa pemrograman yang digunakan pada sistem e-commerce ini adalah PHP 5.4, versi paling baru dari PHP. CodeIgniter PHP framework digunakan untuk pondasi dasar sistem. CodeIgniter dipilih karena mempunyai library yang cukup lengkap untuk membangun sebuah sistem e-commerce. Selain itu, framework ini juga menggunakan Model-View-Controller design pattern sehingga mudah untuk maintenance aplikasi di masa depan. a. Class Diagram Pada design pattern M-V-C framework CodeIgniter, kode yang berupa kelas adalah bagian Model dan Controller, sementara bagian View adalah file HTML, CSS, dan JavaScript biasa.
Class Controller Pengunjung Produk § § § § §
__construct() void index($param=null) void get_review($id) void get_jumlah_review($id) void simpan_review() boolean
Checkout § § § § § § §
__construct() void index() void alamat_pengiriman() void konfirmasi_pesanan() void simpan_pesanan() boolean terimakasih() void _cek_keranjang() void
Keranjang_belanja
Kategori § §
__construct() void index($param=null) void
§ § § § § § § § § §
__construct() void index($param=null) void login() void logout() void daftar() boolean login_facebook() void konfirmasi($key) void pesanan($action=null,$id=null) void review_produk() void get_daftar_kota($provinsi_id) mixed
Pelanggan
§ § § § § § § §
__construct() void index() void tambah() json tampil_ajax($id) void hapus($rowid) void get_provinsi() json get_kota_provinsi($provinsi_id) json get_kota($kota_id) json
§ §
__construct() void index($slug) void
Informasi
Gambar 6. Class Diagram Controller Pengunjung b. Sequence Diagram
17
PARADIGMA VOL. XVI. September 2014
pelanggan : Pelanggan
data_pelanggan : Mpelanggan
data_kategori : Mkategori
get_kategori_menu() : array() return array()
daftar() cek_login() : array() check_email() konfirmasi($key) : boolean get_data_pesanan() : array() get_detail_pesanan($id:number) : array() get_data_review() : array()
Gambar 10. Tampilan Form Pendaftaran Pelanggan
get_detail_review($id:number) : array() konfirmasi_pesanan($id:number) : boolean
Gambar 7. Sequence Diagram Menu Pelanggan 3. Component Diagram
b. Tampilan
Form
Keranjang
Belanja
Routing
Controllers
{Display User Interface To User}
* PHP Class
Gambar 11. Form Keranjang Belanja *
c. Tampilan
Views
Models
HTML
MySQ
Halaman
Dashboard
Administrator
CSS & JavaScript
Gambar 8. Component Diagram ModelView-Controller 4. Deployment Diagram Deployment Client Operating System
Web Browser
Gambar 12. Tampilan Halaman Dashboard Administrator
1
1
Deployment Server
Apache WebServer
PHP 5 Engine
«framework»CodeIgniter Framework
MySQL DBMS
Gambar 9. Deployment Diagram Sistem E-Commerce Star Konveksi 5. User Interface a. Tampilan Form Pendaftaran Pelanggan
18
4.3. Testing Untuk bagian pengujian program hanya diuji bagian-bagian inti dari program, dalam hal ini adalah fungsi login, register, fungsi koneksi dengan akun Facebook, fungsi keranjang belanja, dan juga beberapa fungsi administrator 1. Form Pendaftaran Pelanggan a. Skenario : Mengirim form kosong. Test : Langsung klik daftar tanpa mengisi form. Harapan : Sistem akan memberikan warning dan memberitahu user apa yang harus dilakukan.
PARADIGMA VOL. XVI. September 2014
Hasil : Sesuai harapan. Kesimpulan : Valid b. Skenario : Mengirim format email yang salah. Test : Mengisi field email dengan format yang salah. Harapan : Sistem akan memberikan warning dan memberitahu user apa yang harus dilakukan. Hasil : Sesuai harapan. Kesimpulan : Valid 4.4. Publikasi Web Untuk mempublikasikan sistem ecommerce Star Konveksi, penulis menggunakan layanan penyewaan server (hosting) milik perusahaan hosting NANO/Web/Hosting. Dalam memilih hosting dan domain, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan (http://www.webhostingterbaik.org/2013/03/ti ps-memilih-domain-dan-hosting.html), diantaranya adalah: 1. Pilih nama domain yang sesuai dengan bisnis yang dijalankan. 2. Pilih Nama domain yang tidak terlalu rumit tetapi mudah diingat dan sesuaikan dengan target lokasi. Jika target pengunjung hanya lokal (Indonesia) sebaiknya domain menggunakan bahasa indonesia. 3. Usahakan mencari domain TLD yang .com, karena domain TLD .com adalah Top Level Domain yang paling tinggi. 4. Hindari menggunakan nama domain yang berbau sara. 5. Cari domain yang SEO Friendly. Adapun perincian biaya untuk penyewaan hosting dan domain tersebut adalah: Tabel 1. Anggaran Biaya Penyewaan Domain dan Hosting Spesifikasi
Biaya
Sewa domain www.starkonveksi.com satu tahun
Rp 95.000,-
Sewa hosting space 500MB 3 bulanan
Rp 52.500,-
4.5. Spesifikasi Perangkat Keras dan Perangkat lunak Aplikasi yang telah dibuat pada sistem ecommerce Star Konveksi bersifat client-
server, jadi ada dua sisi spesifikasi yang digunakan, yaitu spesifikasi pada sisi server dan spesifikasi pada sisi client. Berikut penjelasan masing-masing spesifikasi tersebut. 1. Spesifikasi Komputer Pada Sisi Server Spesifikasi komputer pada sisi server idealnya sudah tidak perlu dipusingkan lagi bagi pemilik website, karena setiap perusahaan penyewaan hosting pastinya sudah mengikuti standar spesifikasi untuk membuka layanan penyewaan hosting. Adapun spesifikasi minimum bagi komputer server untuk dapat menjalankan aplikasi e-commerce dan juga spesifikasi real yang dipakai bisa dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 2. Spesifikasi Komputer Server Kategori Spesifikasi Server Shared hosting Tipe hosting kapasitas 500MB Processor Intel Core i7 Memory 4GB Operating system Linux CentOS 6.0 Webserver Apache 2.2.2 Database MySQL 5.3.1 Bahasa pemrograman PHP 5.3.0 2. Spesifikasi Komputer Pada Sisi Client Pada sisi client hanya dibutuhkan perangkat komputer yang terkoneksi dengan internet. Karena bahasa pemrograman PHP adalah cross platform, komputer dengan operating system apapun bisa digunakan asalkan bisa membuka web browser dan terkoneksi dengan internet. Spesifikasi minimum untuk komputer client adalah sebagai berikut: Tabel 3. Spesifikasi Komputer Client Kategori Spesifikasi Processor Intel Core 2Duo Memory 2GB Windows 7 Standard Operating system Edition Google Chrome Web browser Version 27.0.1453.110 m V.
KESIMPULAN Di dunia yang terkoneksi internet secara terus-menerus ini, perilaku konsumen tidak sama lagi dengan era sebelum internet. Saat ini, konsumen akan lebih cerdas dalam memutuskan untuk membeli suatu barang
19
PARADIGMA VOL. XVI. September 2014
atau jasa. Peran internet disini adalah menyebarkan informasi seluas-luasnya pada calon konsumen. Selain mencari informasi sendiri mengenai produk yang akan dibeli, calon konsumen juga mempunyai satu pertimbangan penting sebelum membeli, rekomendasi. Media sosial telah mengubah cara orang berkomunikasi di internet. Kita bisa dengan mudah berbagi informasi dengan orang lain tentang adanya produk baru, berbagi review tentang produk tersebut, dan merekomendasikannya kepada orang lain. Dengan peran tersebut, bisnis akan semakin dikenal dan direkomendasikan oleh konsumen dengan mengintegrasikan media sosial dalam aktifitas pemasaran yang dilakukannya. Dalam hal ini, mengintegrasikan media sosial dengan sistem e-commerce Star Konveksi akan lebih memudahkan pelanggan untuk membagi informasi tentang produkproduknya, memperoleh pelanggan baru dengan kemudahan pendaftaran pelanggan menggunakan akun media sosial, dan memberikan review terhadap produk yang telah mereka beli. Pada akhirnya, ini akan meningkatkan omset penjualan Star Konveksi dan juga membentuk brand awareness yang baik di mata konsumen. DAFTAR PUSTAKA A.S, Rosa dan M. Salahudin. 2011. Modul Pembelajaran: Rekayasa Perangkat Lunak (Terstruktur dan Berorientasi Objek). Bandung: Penerbit Modula.
Systems and Information Technology Vol. 14 No. 2 2012: 101-104 Kaplan, Andreas M., Michael Haenlein. 2010. Users of the world, unite! The challenges and opportunities of Social Media. Paris: Business Horizons (2010) 53:59-68 Karmawan, I Gusti Made, Arta Moro Sundjaja dan Devyano Luhukay. 2010. Analisis dan Perancangan ECommerce PD. Garuda Jaya. ISSN: 1907-5022. Yogyakarta: Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2010 (SNATI 2010) 19 Juni 2010:B17-B22 Kartiwi, Mira. 2006. Case Studies of ECommerce Adoption Indonesian SMEs: The Evaluation of Strategic Use. University of Wollongong: Australasian Journal of Information Systems Vol. 14 No. 1 November 2006: 69-80 Lengstorf, Jason. 2010. Pro PHP and jQuery Jason Lengstorf - Add quick, smooth, and easy interactivity to your PHP sites with jQuer. U.S.A : Apress. Miles, Russel dan Kim Hamilton. 2006. Learning UML 2.0. California: O'Reilly Media. ISBN: 978-0-59600982-3 Myer,
Thomas. 2008. Professional CodeIgniter. Wiley Publishing Inc.: U.S.A.
Booch, Grady. 2003. Object-Oriented Analysis And Design With Application: 2nd Edition. Canada: Addison-Wesley. ISBN 0-8053-53402
Umar, Husein. 2008. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis: Edisi Kedua. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Dehkordi, Lotfollah Forouzandeh, Ali Shahnazari dan Ali Noroozi. 2011. A Study of the Factors that Influence the Acceptance of e-Commerce in Developing Countries: A Comparative Survey between Iran and United Arab Emirates. Teheran: Interdisciplinary Journal of Research in Business Vol. 1, Issue. 6, Juni 2011:44-49
Nugroho, Adi. 2009. Rekayasa Perangkat Lunak Menggunakan UML dan Java. Yogyakarta: Penerbit Andi.
http://www.webhostingterbaik.org/2013/03/ti ps-memilih-domain-dan-hosting.html. Diakses pada tanggal 7 Juni 2013 pukul 15.38. Kaplan, Andreas M., Michael Haenlein. 2012. Social media: back to the roots and back to the future. Paris: Journal of
20
Nasehudin, Toto Syatori dan Nanang Gozali. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Penerbit Pustaka Setia.
Pressman, Roger S. 2010. Rekayasa Perangkat Lunak, Pendekatan Praktisi: Edisi 7. Diterjemahkan oleh Adi Nugroho et al. Yogyakarta: Penerbit Andi. Saebani, Beni Ahmad. 2008. Metode Penelitian. Bandung: Penerbit Pustaka Setia. Saputra, Agus dan Feni Agustin. 2012. Membangun Sistem Aplikasi E-
PARADIGMA VOL. XVI. September 2014
Commerce dan SMS. Jakarta: Elex Media Komputindo. Tantra, Rudy. 2012. Manajemen Proyek Sistem Informasi. Yogyakarta: Penerbit Andi. Wijaya, Sidiq Wahyu Surya, Ema Utami dan M. Rudyanto Arief. 2012. Analisa
Fitur E-Commerce Berdasarkan Conceptual Model of Customer Knowledge Management (CKM). ISSN: 1907-5022. Yogyakarta: Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2012 (SNATI 2012) 15-16 Juni 2012:12-17
21