PILLAR OF PHYSICS EDUCATION, Vol. 6. Oktober 2015, 121-128
INTEGRASI ENERGI GELOMBANG LAUT PADA MATERI USAHA DAN ENERGI SERTA GETARAN HARMONIS SEDERHANA DALAM PEMBELAJARAN COOPERATIVE PROBLEM SOLVING Marlisa Angriani1) Ahmad Fauzi2) Hamdi2) Mahasiswa Pendidikan Fisika, Universitas Negeri Padang 2) Staf Pengajar Jurusan Fisika, Universitas Negeri Padang
[email protected]
1)
ABSTRACT One of factor causes of low physics learning outcomes is the lack of students ability in problem solving. One of the solution to overcome this problem is to use the students worksheet integrated ocean wave energy with Cooperative Problem Solving learning model. The purpose of this research is to investigate the impact and contibution of the student worksheet integrated ocean wave energy to physics learning outcomes in Cooperative Problem Solving learning in XI grade SMAN 12 Padang. This research is Quasi Experimental Research with randomized control group only design. The population is the students of XI grade SMAN 12 Padang that listed in 2014/2015 academic year. Sampling techniques is cluster random sampling. Research data in the form of physics learning outcomes data and the score of student worksheet integrated ocean wave enegy data. Research instruments are written test (essay) for knowledge competence, observation sheet for attitude competence, and score rubric for skill competence. Based on the data analysis, can be concluded that there are significance effect and contribution student worksheet integrated ocean wave energy in Cooperative Problem Solving learning to the physics learning outcomes in XI grade SMAN 12 Padang. Keywords : Memecahkan masalah, Cooperative problem solving, LKS, Energi gelombang laut, Hasil belajar air, serta gerakan dan perbedaan suhu lapisan laut[5]. Melihat kondisi negara Indonesia, maka salah satu energi terbarukan yang berpotensi dapat dikembangkan adalah energi gelombang laut. Gelombang laut adalah gerak naik turunnya air laut tanpa disertai perpindahan massa air laut[6]. Gelombang laut merupakan salah satu sumber energi terbarukan yang cukup besar di Indonesia. Gelombang laut mampu menghasilkan energi yang dapat dikonversi salah satunya menjadi energi listrik[7]. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengkonversi energi gelombang laut menjadi energi listrik, salah satunya Model Oscillating Water Column atau kolom air yang berosilasi[8]. Pemanfaatan energi gelombang laut sebagai salah satu sumber energi listrik merupakan suatu tindakan yang menunjukkan sikap peduli terhadap lingkungan khususnya hemat energi. Oleh karena itu, energi gelombang laut seharusnya diintegrasikan ke dalam pembelajaran di sekolah, salah satunya melalui pembelajaran Fisika. Pengintegrasian dapat dilakukan dengan menggunakan suatu metode yang disebut Concepts Fitting Technique (CFT). Concepts Fitting Technique (CFT) merupakan suatu teknik yang dikembangkan untuk memungkinkan setiap unsur atau konsep yang relevan yaitu Fisika, energi terbarukan dan karakter hemat energi dihubungkan satu sama lain sehingga dari pencocokan ketiga konsep tersebut didapatkan suatu karakter hemat energi[9]. Materi Fisika yang digunakan adalah usaha dan energi serta getaran harmonis sederhana. Sedangkan, materi energi terbarukan yang akan di-
PENDAHULUAN Krisis energi adalah keadaan suatu negara dimana terjadi masalah pada pasokan energi disertai peningkatan harga energi[1]. Krisis energi dapat terjadi karena terus meningkatnya konsumsi energi dan berkurangnya sumber energi yang tersedia[2]. Data dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menunjukkan bahwa konsumsi energi final Indonesia terus meningkat setiap tahunnya seperti grafik pada Gambar 1[3].
Gambar 1. Konsumsi Energi Final per Jenis (sumber: BPPT – Outlook Energi Indonesia 2013) Gambar 1 memperlihatkan bahwa konsumsi energi Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Jika hal ini terus terjadi dalam jangka waktu yang panjang dan sumber energi baru tidak ditemukan maka Indonesia akan mengalami krisis energi. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi krisis energi adalah dengan memanfaatkan sumber energi terbarukan yang ada di alam[4]. Sumber energi terbarukan antara lain panas bumi, angin, bioenergi, sinar matahari, aliran dan terjunan
121
integrasikan kedalam materi Fisika adalah energi gelombang laut. Untuk mengintegrasikan energi gelombang laut, maka perlu dilakukan analisis terhadap masing-masing materi dan submateri yang pantas untuk diintegrasikan materi energi terbarukan[9]. Pengintegrasian juga harus disesuaikan dengan tuntutan kurikulum. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum terbaru yang diterapkan pemerintah. Kurikulum 2013 menuntut siswa untuk memiliki 3 kompetensi yaitu kompetensi pengetahuan, sikap, serta keterampilan[10]. Pada kompetensi pengetahuan, siswa SMA diharapkan memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif[11]. Dapat disimpulkan bahwa pada kompetensi pengetahuan mengharapkan siswa yang memiliki kemampuan memecahkan masalah. Kemampuan memecahkan masalah merupakan salah satu kompetensi yang diharapkan dimiliki oleh siswa. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yaitu untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang religius, berkarakter, berpengetahuan luas, memiliki keterampilan, demokratis serta bertanggung jawab[12]. Pendidikan hendaknya mampu mengembangkan kompetensi pengetahuan, kepribadian, pengembangan karakter, dan keterampilan siswa. Salah satunya adalah kemampuan memecahkan masalah. Pemecahan masalah merupakan suatu kegiatan yang menggabungkan konsep-konsep dan aturan-aturan yang telah diperoleh sebelumnya[13]. Kemampuan memecahkan masalah dapat diartikan sebagai suatu proses dengan banyak langkah untuk menemukan hubungan antara pengalaman masa lalunya dengan masalah yang sedang dihadapi dan kemudian bertindak untuk menyelesaikannya[14]. Siswa yang memiliki kemampuan memecahkan masalah yang baik akan mampu menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan pelajaran maupun permasalahan yang terjadi di lingkungan. Salah satunya melalui integrasi energi gelombang laut. Integrasi energi gelombang laut kedalam pembelajaran membuat Fisika lebih menarik dan lebih menantang karena siswa dihadapkan pada permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, dengan integrasi energi gelombang laut diharapkan mampu melahirkan siswa yang berkarakter hemat energi. Untuk mengintegrasikan energi gelombang laut, maka dibutuhkan bahan ajar yang tepat. Bahan ajar merupakan segala bahan yang disusun secara sistematis yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Salah satu bahan ajar yang dapat digunakan berupa Lembar Kerja Siswa (LKS)[15]. LKS merupakan lembaran-lembaran yang didalamnya terdapat petunjuk ataupun langkahlangkah untuk menyelesaikan suatu tugas[16]. LKS berfungsi sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran guru, mempermudah siswa untuk memahami materi yang diberikan, sebagai bahan ajar
yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih, serta memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada peserta didik[17]. Selama ini, permasalahan yang disajikan dalam LKS tidak diintegrasikan dengan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari sehingga siswa tidak mampu menghubungkan materi Fisika yang dipelajari dengan permasalahan nyata. Oleh karena itu, LKS terintegrasi energi gelombang laut merupakan suatu hal yang penting karena siswa mampu menghubungkan konsep Fisika yang dipelajari dengan permasalahan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan mampu memecahkan masalah tersebut. Pembelajaran menggunakan LKS terintegarasi energi gelombang laut perlu didukung dengan model pembelajaran yang tepat[18]. Salah satu model pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan memecahkan masalah siswa adalah Cooperative Problem Solving (CPS)[19]. Pelaksanaan pembelajaran LKS terintegrasi energi gelombang laut dengan model pembelajaran Cooperative Problem Solving diharapkan mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah sehingga hasil belajar siswa juga baik. Penelitian tentang penggunaan model pembelajaran Cooperative Problem Solving pernah dilakukan oleh Kaptan dan Korkmaz[20]. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk melihat pengaruh Cooperative Problem Solving terhadap kreativitas siswa. Selain itu, penelitian tentang integrasi energi terbarukan ke dalam pembelajaran Fisika juga pernah dilakukan oleh Lania[21]. Penelitian dilakukan untuk melihat pengaruh integrasi energi matahari terhadap hasil belajar Fisika. Namun, penelitian tentang pengintegrasian materi energi gelombang kedalam materi usahadan energi serta getaran harmonis sederhana ke dalam pembelajaran cooperative problem solving merupakan hal yang baru dan pelum pernah dilakukan. Oleh karena itu, maka penelitian dilakukan dengan menerapkan LKS terintegrasi energi gelombang laut menggunakan model pembelajaran Cooperative Problem Solving. Tujuan penelitian adalah untuk melihat bagaimana hasil integrasi energi gelombang laut terhadap hasil belajar Fisika siswa. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan dengan mengintegrasikan energi gelombang laut pada materi usaha dan energi serta getaran harmonis sederhana menggunakan Concepts Fitting Technique (CFT). Hasil integrasi kemudian dibuat dalam bentuk Lembar Kerja Siswa (LKS). LKS digunakan untuk mempermudah siswa dalam memahami pembelajaran. Penerapan LKS terintegrasi energi gelombang laut dilakukan melalui pembelajaran Cooperative Problem Solving (CPS). Kegiatan dalam LKS disesuaikan dengan langkah-langkah CPS. Penelitian dilakukan terhadap dua kelas yaitu kelas eksperimen
122
dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen digunakan LKS terintegrasi gelombang laut dan pada kelas kontrol digunakan LKS yang tidak terintegrasi energi gelombang laut. Kedua kelas menggunakan model pembelajaran yang sama, yaitu Cooperative Problem Solving. Rancangan penelitian adalah Randomized Control Group Only Design sepertipada Tabel 1.
sikap, dan kompetensi keterampilan dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Bentuk Data dan Statistik Penguji No 1
Tabel 1.Rancangan Penelitian Kelompok Eksperimen Kontrol
Pretest -
Perlakuan X -
2 3
Postest O2 O2
4
dimana X adalah perlakuan yang diberikan terhadap kelas eksperimen dan O2 Tes akhir yang diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas XI MIA SMA N 12 Padang yang terdaftar pada semester 1 tahun ajaran 2014/2015.Populasi dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 2.
Kelas XI MIA 1 XI MIA 2 XI MIA 3 Jumlah
Nilai kompetensi pengetahuan Nilai kompetensi sikap Nilai kompetensi keterampilan Nilai rata-rata LKS terintegrasi energi gelombang laut
Statistik Penguji
Uji hipotesis
Uji regresi linier dan uji korelasi
Tabel 3 memperlihatkan bentuk data dan statistik penguji yang digunakan dalam penelitian. Statistik penguji yang digunakan untuk data hasil belajar kompetensi pengetahuan, sikap, dan keterampilan adalah uji hipotesis dengan uji kesamaan dua ratarata. Sebelum melakukan uji kesamaan dua rata-rata, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Data LKS digunakan untuk melakukan uji regresi regresi linear dan uji korelasi. Uji normalitas bertujuan untuk mengecek apakah data pada kedua kelas sampel terdistribusi normal dengan menggunakan uji Liliefors. Uji normalitas dilakukan dengan membandingkan nilai Lo dan Lt. Lo merupakan harga paling besar diantara harga mutlak selisih F(Zi) – S(Zi). Lt merupakan nilai kritis pada taraf nyata 0,05. Kriteria pengujiannya adalah (1) Jika L0< Lt, maka data pada kedua sampel terdistribusi normal (2) Jika L0> Lt, maka data pada kedua sampel tidak terdistribusi normal. Uji homogenitas bertujuan untuk melihat data pada kedua sampel mempunyai varians yang homogen atau tidak menggunakan uji F. Uji homogenitas dilakukan dengan cara membandingkan harga Fhitung dan Ftabel. Fhitung didapatkan dengan membagi harga varians terbesar dan harga varians terkecil. Ftabel merupakan harga F yang terdapat dalam daftar distribusi dengan taraf nyata 0,05, dkpembilang=n1-1 dan dkpenyebut=n2-1. Bila harga Ftabel> Fhitung, berarti data pada kedua kelas sampel mempunyai varians yang homogen. Sebaliknya jika Ftabel < Fhitung, berarti data pada kedua kelas sampel tidak mempunyai varians yang homogen. Apabila sampel terdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen, maka dilakukan uji hipotesis dengan statistik penguji uji t, dengan rumus sebagai berikut:
Tabel 2. Populasi Penelitian No. 1. 2. 3.
Bentuk Data
Jumlah Siswa 29 30 32 91
Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Cluster Random Sampling, didapatkan kelas XI MIA 3 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI MIA 2 sebagai kelas kontrol. Pada penelitian ini, LKS terintegrasi energi gelombang laut sebagai variabel bebas. Hasil belajar Fisika siswa pada kompetensi pengetahuan, sikap, dan keterampilan sebagai variabel terikat. Materi pembelajaran, model pembelajaran Cooperative Problem Solving, alokasi waktu, suasana belajar, buku teks pelajaran yang digunakan, dan jenis soal tes akhir yang digunakan sebagai variabel kontrol. Selama proses pembelajaran berlangsung dilakukan penilaian terhadap kompetensi sikap dan kompetensi keterampilan siswa. Penilaian juga dilakukan untuk LKS yang telah dikerjakan siswa dan di akhir penelitian dilakukan tes akhir.Dari penilaian yang dilakukan didapatkan data hasil belajar Fisika pada kompetensi pengetahuan, sikap, dan keterampilan serta data nilai LKS terintegrasi energi gelombang laut. Instrumen yang digunakan pada kompetensi pengetahuan adalah tes tertulis berupa soal essay. Instrumen kompetensi sikap dibuat dalam bentuk lembar observasi dan lembar penilaian diri. Penilaian kompetensi keterampilan dibuat dalam bentuk rubrik penskoran. Sedangkan, penilaian LKS terintegrasi energi gelombang laut dalam bentuk rubrik penskoran dan penilaian diri. Analisis data dilakukan untuk melihat bagaimana hasil integrasi energi gelombang laut. Analisis data pada kompetensi pengetahuan, kompetensi
(1) dimana X1 adalah nilai rata-rata kelas eksperimen, X2 adalah nilai rata-rata kelas kontrol, S adalah variansi, n1 adalah jumlah siswa kelas eksperimen, dan n2 adalah jumlah siswa kelas kontrol.
123
Kriteria pengujian hipotesis adalah dengan membandingkan harga thitung dengan ttabel. Hipotesis nol diterima jika , untuk harga lain Ho ditolak. didapat dari daftar distribusi t dengan derajat kebebasan (dk) = (n1 + n2 –2) pada taraf nyata 0,05. Setelah melakukan uji hipotesis, selanjutnya dilakukan uji regresi linear dan uji korelasi. Uji regresi linear dan uji korelasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi LKS terintegrasi energi gelombang laut terhadap hasil belajar siswa. Untuk melakukan uji regresi dan uji korelasi maka dibutuhkan data nilai rata-rata LKS terintegrasi energi gelombang laut. Nilai LKS terintegrasi energi gelombang laut didapatkan melalui rubrik penskoran dan lembar penilaian diri.
bahwa sampel berasal dari populasi yang terdistribusi normal. Uji homogenitas yang dilakukan diperoleh Fhitung adalah 1,139 dan Ftabel adalah 1,85. Hasil ini menunjukkan Fh < Ftabel, hal ini berarti kedua kelas bersifat homogen. Tabel 4 menunjukkan hasil uji homogenitas kedua kelas sampel. Uji normalitas dan uji homogenitas menunjukkan bahwa kedua kelas sampel terdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen, sehingga uji hipotesis yang digunakan adalah uji t. Tabel 4 memperlihatkan bahwa thitung = 3,00 dan ttabel= 1,67. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa thitung > ttabel yang berarti hipotesis nol ditolak sehingga dapat dinyatakan bahwa Hi diterima pada taraf nyata 0,05. Artinya, terdapat pengaruh yang berarti LKS terintegrasi energi gelombang laut terhadap hasil belajar Fisika dalam pembelajaran Cooperative Problem Solving pada kompetensi pengetahuan di Kelas XI SMAN 12 Padang. Kurva penolakan Ho dapat dilihat pada Gambar 2.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian Data penilaian hasil belajar Fisika mencakup tiga kompetensi, yaitu kompetensi pengetahuan, kompetensi sikap, dan kompetensi keterampilan. Hasil belajar pada kompetensi pengetahuan mencakup kemampuan memecahkan masalah yang diperoleh dari tes akhir. Teknik yang digunakan adalah tes tertulis berbentuk soal essay sebanyak lima buah soal. Soal diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol diakhir kegiatan penelitian. Hasil analisis data hasil belajar kelas sampel pada kompetensi pengetahuan dapat dilihat pada Tabel 4.
Daerah Penerimaan Ho α=0,05 5 Daerah Penolakan Ho
Tabel 4. Analisis Data Hasil Belajar Kelas Sampel pada Kompetensi Pengetahuan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Parameter Statistik N S2 S Α Lo Lt Fh Ft th tt
Kelas Eksperimen 32 80,06 105,27 10,26 0,05 0,129 0,156 1,14 1,85 3,00 1,67
3,00
7
Gambar 2. Kurva Penolakan Ho pada Kompetensi Pengetahuan
Kontrol 30 72,37 92,45 9,62
Uji regresi dan korelasi dilakukan setelah terbukti bahwa terdapat perbedaan yang berarti antara kedua kelas sampel pada kompetensi pengetahuan. Hubungan antara penerapan LKS terintegrasi energi gelombang laut dengan hasil belajar siswa pada kompetensi pengetahuan adalah regresi linear, dengan persamaan regresinya adalah: (2) Bentuk sebaran nilai regresi linear sederhana secara keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 3.
0,084 0,161
Hasil Belajar Fisika Kompetensi Pengetahuan
No
1,67
Tabel 4 menunjukkan bahwa kelas eksperimen memiliki nilai rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Varians dan simpangan baku kelas eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol, artinya data hasil belajar kompetensi pengetahuan pada kelas eksperimen lebih bervariasi dibandingkan kelas kontrol. Uji statistik untuk melihat apakah perbedaan rata-rata kedua kelas sampel signifikan atau tidak dilakukan setelah melaksanakan uji normalitas dan uji homogenitas. Hasil uji normalitas yang dilakukan menunjukkan bahwa nilai Lo < Lt pada taraf nyata 0,05 untuk kedua kelas sampel. Dapat disimpulkan
100 90 80 70 60
y = 0,93x + 8,920 R² = 0,628
50 50
60
70
80
90
100
LKS Terintegrasi Energi Gelombang Laut
Gambar 3. Model Persamaan Regresi Linear Sederhana Antara LKS Terintegrasi Energi Gelombang Laut dan Hasil Belajar Fisika Kompetensi Pengetahuan
124
Gambar 3 memperlihatkan diagram pencar antara LKS terintegrasi energi gelombang laut dengan hasil belajar kompetensi pengetahuan. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat adalah linear. Deskripsi data hasil belajar kompetensi sikap diperoleh melalui lembar observasi dan penilaian diri. Data hasil belajar kompetensi sikap ditunjukkan oleh nilai total yang diperoleh masing-masing siswa setelah sebelas kali pertemuan tatap muka di kelas. Penilaian yang dilakukan meliputi: karakter religius, jujur, disiplin, kerjasama, tanggung jawab, dan hemat energi. Hasil analisis data hasil belajar kompetensi sikap dapat dilihat pada Tabel 5.
DaerahPenerimaan Ho
α=0.05 α=0.05Penolakan Daerah Ho 0 0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Parameter Statistik N S2 S α Lo Lt Fh Ft th tt
Kelas Eksperimen 32 82,72 77,10 8,78 0,05 0,081 0,156 1,43 1,85 3,06 1,67
3,06
Gambar 4. Kurva Penolakan Ho pada Kompetensi Sikap
Tabel 5. Analisis Data Hasil Belajar Kelas Sampel pada Kompetensi Sikap No
1,67 1,67
Hubungan antara penerapan LKS terintegrasi energi gelombang laut dengan hasil belajar siswa pada kompetensi sikap adalah regresi linear, dengan persamaan regresinya adalah: (3) Nilai a pada Persamaan (3) adalah 38,191 artinya saat LKS terintegrasi energi gelombang laut bernilai nol, maka rata-rata nilai kompetensi pengetahuan siswa adalah 38,191. Sedangkan nilai koefisien b yang didapatkan adalah 0,582. Artinya untuk setiap nilai LKS terintegrasi energi gelombang laut bertambah satu angka, maka nilai rata-rata hasil belajar kompetensi keterampilan bertambah sebesar 0,582. Bentuk sebaran nilai regresi linear sederhana secara keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 5.
Kontrol 30 77,4 56,71 7,53 0,112 0,161
Hasil Belajar Fisika Kompetensi Sikap
Analisis data yang digunakan adalah uji hipotesis dengan uji kesamaan dua rata-rata. Sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas didapatkan nilai Lo < Lt pada taraf nyata 0,05. Hal ini berarti bahwa kedua kelas sampel berasal dari populasi yang terdistribusi normal. Uji homogenitas yang dilakukan terhadap data tes akhir kedua kelas sampel diperoleh Fhitung = 1,43 dan Ftabel pada taraf nyata α= 0,05 pada dkpembilang 31 dan dkpenyebut 29 adalah 1,85. Hasil uji homogenitas menunjukkan bahwa sampel mempunyai nilai Fh < Ft. Hal ini berarti hasil belajar kompetensi sikap kedua kelas sampel berasal dari populasi yang memiliki varians homogen. Hasil uji normalitas dan uji homogenitas dapat dilihat pada Tabel 5. Hasil uji normalitas dan uji homogenitas menunjukkan bahwa kedua kelas sampel terdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen, sehingga uji hipotesis yang digunakan adalah uji t. Hasil uji t kedua kelas sampel memperlihatkan bahwa thitung > ttabel yang berarti Ho ditolak, sehingga Hi diterima pada taraf nyata 0,05. Artinya, terdapat pengaruh yang berarti LKS terintegrasi energi gelombang laut terhadap hasil belajar Fisika pada kompetensi sikap dalam pembelajaran Cooperative Problem Solving di Kelas XI SMAN 12 Padang. Kurva penolakan hipotesis nol pada kompetensi sikap dapat dilihat pada Gambar 4.
100 90 80 y = 0.5821x + 38.191 R² = 0.6536
70 60 50 50
60
70
80
90
100
LKS Terintegrasi Energi Gelombang Laut
Gambar 5. Model Persamaan Regresi Linear Sederhana LKS Terintegrasi Energi Gelombang Laut dengan Hasil Belajar Kompetensi Sikap Gambar 5 menunjukkan bahwa hubungan antara LKS terintegrasi energi gelombang laut dengan hasil belajar kompetensi sikap adalah linear. Deskripsi data hasil belajar kompetensi keterampilan diperoleh melalui rubrik penskoran. Penilaian dilakukan terhadap aspek: menjawab soal, keaktifan, presentasi, merangkai alat, pengamatan, data yang diperoleh, dan kesimpulan. Data hasil belajar kompetensi keterampilan ditunjukkan oleh nilai total yang diperoleh setiap siswa setelah sebelas kali pertemuan tatap muka di kelas. Hasil analisis data
125
hasil belajar kelas sampel pada kompetensi keterampilan dapat dilihat pada Tabel 6.
Hubungan antara penerapan LKS terintegrasi energi gelombang laut dengan hasil belajar siswa pada kompetensi keterampilan adalah regresi linear, dengan persamaan regresinya adalah: (4) Bentuk sebaran nilai regresi linear sederhana secara keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 7.
Tabel 6. Analisis Data Hasil Belajar Kompetensi Keterampilan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Parameter Statistik N S2 S α Lo Lt Fh Ft th tt
Kelas Eksperimen 32 82,72 34,5 5,88 0,05 0,143 0,156 1,51 1,85 2,67 1,67
Kontrol 30 78,27 52,1 7,22
100 Hasil Belajar Kompetensi Keterampilan
No
0,079 0,161
70
y = 0.5133x + 43.452 R² = 0.5833
60 50 60
70
80
90
100
Nilai LKS Terintegrasi Energi Gelombang Laut
Gambar 7. Model Persamaan Regresi Linear Sederhana LKS Terintegrasi Energi Gelombang Laut dan Hasil Belajar Kompetensi Keterampilan 2. Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Adanya perbedaan hasil belajar Fisika kelas eksperimen dan kelas kontrol diindikasikan karena adanya materi pengayaan yaitu berupa integrasi energi gelombang laut ke dalam pembelajaran. Materi pengayaan dapat mempengaruhi proses dan hasil pembelajaran serta dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah karena masalah yang diberikan kepada siswa berhubungan dengan masalah dalam kehidupan seharihari. Pembelajaran dengan materi pengayaan memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan minat, bakat, dan keterampilannya[22]. Pengaruh integrasi energi gelombang laut pada kompetensi pengetahuan dapat dilihat dari dari perbedaan hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol. Nilai rata-rata hasil belajar Fisika kompetensi pengetahuan pada kelas eksperimen adalah 80,06 dan kelas kontrol adalah 72,37. Perbedaan ini disebabkan karena adanya perlakuan yang berbeda terhadap kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen, pembelajaran menggunakan LKS terintegrasi energi gelombang laut sedangkan pada kelas kontrol digunakan LKS yang tidak terintegrasi energi gelombang laut. Permasalahan yang diberikan pada kelas eksperimen dekat dengan kehidupan sehari-sehari sehingga mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini karena pada hakikatnya pembelajaran merupakan interaksi antara guru, siswa, dan lingkungannya[23].
DaerahPenerimaan Ho
α=0.05 α=0.05Penolakan Daerah Ho 1,67 1,67
80
50
Tabel 6 menunjukkan hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang berarti antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, maka dilakukan uji hipotesis dengan melakukan uji normalitas dan uji homogenitas terlebih dahulu. Hasil uji normalitas yang dilakukan diperoleh bahwa nilai Lo < Lt untuk kedua kelas sampel. Hal ini berarti kedua kelas sampel terdistribusi normal. Hasil uji homogenitas diperoleh Fhitung = 1,51 dan Ftabel dengan α = 0,05 pada dkpembilang 31 dan dk penyebut 29 adalah 1,85. Hasil uji homogenitas menunjukkan bahwa tes akhir kedua kelas sampel bersifat homogen, dengan ditunjukkan oleh Fh < Ft. Uji normalitas dan uji homogenitas menunjukkan bahwa kelas sampel terdistribusi normal dan mempunyai varians yang homogen, sehingga uji hipotesis dilakukan dengan uji t. Hasil uji t kedua sampel menunjukkan bahwa thitung = 2,67 dan ttabel = 1,67. Hasil perhitungan menunjukkan thitung>ttabel yang berarti hipotesis nol ditolak sehingga Hi dapat diterima pada taraf nyata 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang berarti LKS terintegrasi energi gelombang laut terhadap hasil belajar Fisika pada kompetensi keterampilan dalam pembelajaran Cooperative Problem Solving di Kelas XI SMAN 12 Padang. Kurva penolakan hipotesis nol kompetensi keterampilan seperti pada Gambar 6.
0 0
90
2,67
Gambar 6. Kurva Penolakan Hipotesis Nol Kompetensi Keterampilan
126
Hasil belajar Fisika pada kompetensi sikap menunjukkan perbedaan yang berarti antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Nilai rata-rata hasil belajar Fisika kompetensi sikap pada kelas ekperimen adalah 82,72 dan kelas kontrol adalah 77,40. Tingginya hasil belajar kelas eksperimen disebabkan integrasi energi gelombang laut membuat siswa lebih tertarik dan lebih tertantang untuk belajar Fisika. Siswa mempelajari kenapa pentingnya energi terbarukan dan dampaknya terhadap lingkungan sehingga mampu memunculkan karakter peduli lingkungan yaitu karakter hemat energi pada diri siswa. Integrasi energi gelombang laut juga berpengaruh terhadap kompetensi keterampilan. Hasil belajar Fisika kompetensi keterampilan menunjukkan perbedaan yang berarti antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Nilai rata-rata hasil belajar Fisika kompetensi keterampilan pada kelas eksperimen adalah 82,72 dan kontrol adalah 78,72. LKS menjadi pedoman bagi siswa dalam melakukan berbagai kegiatan untuk memperlihatkan keterampilan yang dimilikinya. Siswa yang diberikan LKS terintegrasi energi gelombang laut memiliki keterampilan yang lebih baik dibandingkan kelas yang tidak menggunakan LKS terintegrasi energi gelombang laut. Selain menggunakan LKS, pada penelitian ini juga diterapkan model pembelajaran yang sama untuk kedua kelas sampel yaitu Cooperative Problem Solving. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa hasil belajar Fisika siswa pada kompetensi pengetahuan untuk kedua kelas sampel meningkat setelah menggunakan model pembelajaran CPS. Peningkatan hasil belajar siswa pada kompetensi pengetahuan dapat dilihat pada Tabel 7.
laksanakan pembelajaran. Waktu pembelajaran terkadang tidak cukup untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran yang telah direncanakan. Misalnya, pada akhir pembelajaran seharusnya kelompok menampilkan hasil diskusi di depan kelas, namun karena waktu yang terbatas kegiatan ini kadangkadang tidak dilakukan. Selanjutnya siswa masih kesulitan dalam menemukan konsep Fisika, karena selama ini siswa terbiasa dengan rumus jadi yang diberikan guru. Kebiasaan ini yang mengurangi daya analisis siswa sehingga perlu waktu yang cukup lama untuk siswa menemukan konsep Fisika. Masalah lain yang ditemukan adalah terkadang siswa kurang serius dalam melaksanakan diskusi kelompok. Uji hipotesis yang dilakukan terhadap kedua kelas sampel, didapatkan hasil bahwa LKS terintegrasi energi gelombang laut memiliki pengaruh terhadap hasil belajar siswa baik pada komptensi pengetahuan, sikap, maupun keterampilan. Untuk melihat seberapa besar pengaruh LKS terintegrasi energi gelombang laut terhadap hasil belajar maka perlu dilakukan uji regresi linear dan uji korelasi. Analisis regresi adalah salah satu metode untuk menentukan hubungan sebab-akibat antara satu variabel dengan variabel yang lain dalam bentuk persamaan. Dengan menggunakan analisis regresi, maka akan dapat ditentukan hubungan antara variabel bebas yaitu LKS terintegrasi energi gelombang laut dengan variabel terikat yaitu hasil belajar Fisika siswa. Sedangkan uji korelasi digunakan untuk menguji ada atau tidaknya hubungan serta arah hubungan dari dua variabel atau lebih. Uji regresi yang dilakukan untuk kompetensi pengetahuan didapatkan persamaan regresi seperti pada Persamaan 2. Setelah melakukan uji regresi, dilakukan uji korelasi dan didapatkan koefisien korelasi sebesar dan . Harga koefisien korelasi 0,792 termasuk kategori kuat, artinya LKS terintegrasi energi gelombang laut berkontribusi kuat terhadap hasil belajar kompetensi pengetahuan yang dimiliki siswa. Persamaan 3 menunjukkan persamaan hasil uji regresi untuk kompetensi sikap. Berdasarkan uji korelasi didapatkan koefisien korelasi sebesar dan Harga koefisien korelasi 0,808 termasuk kategori sangat kuat. Jadi, LKS terintegrasi energi gelombang laut berkontribusi sangat kuat terhadap hasil belajar kompetensi sikap. Integrasi energi gelombang laut berkontribusi sangat kuat terhadap hasil belajar kompetensi keterampilan. Kesimpulan ini didapatkan setelah melakukan uji regresi dan uji korelasi untuk kompetensi keterampilan. Berdasarkan uji regresi didapatkan persamaan regresi seperti pada Persamaan 4. Selanjutnya, dilakukan uji korelasi, didapatkan koefisien korelasi sebesar dan . Harga koefisien korelasi 0,763 termasuk kategori kuat.
Tabel 7. Hasil Belajar Siswa Kompetensi Pengetahuan Sebelum dan Sesudah Menggunakan CPS. No
Hasil Belajar
1
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
2
Sebelum Menggunakan CPS
Setelah Mengguna kanCPS
59,03
80,06
62,3
72,37
Tabel 7 memperlihatkan bahwa pada kelas eksperimen terdapat peningkatan hasil belajar pada kompetensi pengetahuan sebesar 35,63% dan pada kelas kontrol sebesar 16,16%. Peningkatan hasil belajar ini didorong oleh suasana pada pembelajaran Cooperative Problem Solving. Pembelajaran CPS membuat siswa lebih aktif selama proses pembelajaran serta dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah karena tahapan dalam pembelajaran CPS sejalan dengan indikator kemampuan pemecahan masalah. Selama penelitian, kendala yang sering ditemui di kelas adalah kurangnya waktu untuk me-
127
Bangladesh. Global Journal of Researches in Engineering (F) Volume XIII Version 1. [5] UU No. 30 Tahun 2007 Tentang Energi. Jakarta: Kementrian Depdikbud. [6] Waldopo, dkk. 2008. Perairan Darat dan Laut. [7] Nafika, I. 2008. Pemanfaatan Energi Ombak sebagai Pembangkit Tenaga Listrik.www.beritanet.com(diakses pada 21 Januari 2015) [8] Vining, J. 2005. Ocean Wave Energy Conversion. Madison: University of Wisconsin. [9] Hamdi. 2014. Pengintegrasian Karakter Hemat Energi ke dalam Materi Fisika SMA Menggunakan Consepts Fitting Technique.Diseminarkan pada SEMIRATA IPB Bogor, 9-10 Mei 2014. [10] Permendikbud nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum. [11] Permendikbud nomor 59 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 SMA/MA . [12] UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Indonesia. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional [13] Dahar, R. W. 1989. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga. [14] Bailey, R.W. 1989. The van Hiele of the Development if Geometric Thought.Learning and Teaching Geometry, K-12.Yearbook of the National Council of Teachers. [15] Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar.Jakarta : Depdiknas. [16] Majid, Abdul. 2006. Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. [17] Prastowo, Andi. 2001. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: DIVA press [18] Joyce, B., Weil M., and Shower, B. 1992. Models of Teaching. Massachusetts: Allyn and Bacon [19] Heller, Kenneth and Heller, Patricia. 2010. Cooperative Problem Solving in Physics a User’s Manual. U.S: University of Minnesota [20] Kaptan, F. & Korkmaz, H. 2002. The Effect of Cooperative Problem Solving Approach On Creativity in Science Course. Journal of Qafqaz University, Number 9, Spring 2002: 143-149; ISSN 1302-6763. [21] Lania, Wiwi. 2014. Pengaruh Modul pada Materi Kalor dan Listrik Terintegrasi Materi Energi Radiasi Matahari terhadap Hasil Belajar Siswa dalam Model Pembelajaran PDEODE di Kelas X MAN 2 Padang. Skripsi: Tidak diterbitkan. [22] Arikunto, Suharmini. 2001. Pengelolaan Kelas dan Siswa.Yogyakarta: Rajagrafindo Persada [23] Mulyasa. 2009. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Bandung: Remaja Rosdakarya.
KESIMPULAN Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan: 1. Integrasi energi gelombang laut pada materi usaha dan energi serta getaran harmonis sederhana mampu meningkatkan hasil belajar Fisika siswa pada kompetensi pengetahuan, sikap, dan keterampilan. 2. Terdapat kontribusi yang berarti integrasi energi gelombang laut pada materi usaha dan energi serta getaran harmonis sederhana terhadap hasil belajar Fisika dalam pembelajaran Cooperative Problem Solving yaitu 62,78% untuk kompetensi pengetahuan, 65,36 untuk kompetensi sikap, dan 58,33 untuk kompetensi keterampilan. UCAPAN TERIMA KASIH Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian hibah pascasarjana dengan tim peneliti 1) Dr. Hamdi, M.Si., dan 2) Dr. Yulkifli, M.Si yang dibiayai oleh Dana DIPA UNP berdasarkan Surat Penugasan Pelaksanaan Penelitian Program Desentralisasi Skema Tim Pascasarjana TA 2014 No.250/UN35.2/PG 2014. Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen-dosen penguji 1) Dra. Syakbaniah, M.Si, 2) Dra. Hj. Ermaniati Ramli, M.Pd., dan 3) Syafriani, Ph.D yang telah memberikan kritik dan saran sehingga penelitian ini dapat terlaksana dan terselesaikan dengan baik. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Syamsul Bahri, M.Pd.I, selaku kepala SMAN 12 Padang yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Lasmi Yarnis, S.Pd., sebagai guru dan sekaligus kepala laboratorium Fisika di SMAN 12 Padang yang telah membimbing dan memberikan masukan kepada penulis selama melakukan penelitian ini serta kepada seluruh pegawai baik guru maupun tata usaha SMAN 12 Padang yang telah membantu peneliti dalam melakukan penelitian. DAFTAR PUSTAKA [1] Williams, James L. and Alhajji, A. F. 2003. The Coming Energy Crisis?. As submitted to Oil & Gas Journal for publication February 3, 2003. [2] Dar, Muazam Rashid, Azeem Muhammad, and Ramzan Muhammad. 2013. Impact of Energy Consumption on Pakistan’s Economic Growth. International Journal of Humanities Social Science Invention. ISSN (Online): 2319-7722 (www.ijhssi.org Volume 2 Issue 6). [3] Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). 2013. Outlook Energi Indonesia 2013. Jakarta: Pusat Teknologi Pengembangan Sumberdaya Energi (PTPSE). [4] Wadud, Abu Md. Abdul, Zaman, Md. Tousif, and Rabbee, Fazlay & Md. Rahman, Rajibur. 2013. Renewable Energy: An Ideal Solution of Energy Crisis and Economic Development in
128