INSTRUMEI\JTASI SISTIM PEMBANGKIT
R. P. H.
ISMUNTOYO
UAP NUKLIR
*)
ABSTRAK INSTRUMENTASI Oleh
penyusun
Pengukuran instrumentas;
I.
SISTIM ditinjau
Daya, pada
PEMBANGKIT
instrumentasi
Flux Netran, tiga macam
dari
UAP Sistim
NUKLIR. Pembangkit
Temperatur teras dan reaktar, yaitu B.W.R.,
Uap
lain_lain. P.W.R.
Nuklir.
Tinjauan
Ditinjau pula dan H.W.R.
pada
Instrumentasi
cantah_cantah
DASAR PEMIKIRAN
Berdasarkan kenyataan bahwa tenaga latent yang terkandung dalam suatu sistim pembangkit uap nuklir jauh lebih besar dibanding sistim pembangkit yang lain; di samping itu kemungkinan terjadinya kontaminasi zat radioaktip terhadap lingkungan bila terjadi kecelakaan, maka persyaratan keamanan dari suatu sistim pembangkit uap nuklir jauh lebih ketat dibanding sistim pembangkit dari macam yang lain. Oleh karena itu diperl ukannya instrumentasi yang dapat memenuhi hal_hal tersebut di atas. Instrumentasi suatu Sistim Pembangkit uap nuklir dibagi dalam dua bagian yang besar, yaitu Sistim Pengendali dan Sistim Pengaman. Signal yang diperol eh dari deteksi _deteksi untuk sistim pengendal i dipakai untuk mengatur jalannya operasi dari suatu PLTN, baik secara otomatis maupun secara manual yang dilaksanakan 01 eh operator. Jadi detektor_detektor pada sistim pengendal i harus memberikan informasi keadaan dari sel uruh sisti m pada suatu saat, sehi ngga operator mengetahui keadaan dari masing_masing bagian dari suatu PLT _ Nuklir. Oleh karena itu Sistim Pengendali reaktor harus membawa reaktor dan perlengkapannya secara aman mulai dari keadaan berhenti (shut-down) sampai beroperasi secara penuh. Disamping itu sistim pengendali harus menjaga agar tidak terjadi excursi pada parameter_ parameter reaktor sehingga melampaui kemampuan atau batas keamanan dari komponen_ komponen reaktor. Sistim pengaman dari suatu PLT _ Nuklir bekerja bersamaan dengan sistim Pengendal i. Signal yang dihasilkan oleh detektor akan dibandingkan dengan suatu *)
Pusat
Reaktar
116
Atam
Bandung,
BATAN
harga yang sudah diatur. Bila Signal nya melampaui dari harga yang ditentukan, sistim pengaman akan memperingatkan pada operator ataupun akan menghentikan sekal i operasi reaktor bil a kenaikannya terlal u cepat. Di atas telah disinggung, bahwa instrumentasi Sistim Pembangkit uap nuklir mempunyai persyaratan yang sangat ketat antara lain:
maka soma
- Instrumentasi pengaman tidak boleh dipakai untuk maksud yang lain. - Setiap parameter keamanan harus diukur setiap soot, paling sedikit oleh duo instrumen yang bekerja sendiri_sendiri. - Instrumen harus tetap bekerja meskipun reaktor tidak bekerja. - Keadaan dari reaksi berantai harus diketahui setiap soot, termasuk pada keadaan berhenti. _ Instrumen harus "fail safe". - Instrumen pengomon (alarm).
tok dopot dipindoh
tonpo memberikon
tondo peringotan
Dan masih banyak syarat_syarat lainnya yang sampai sekarang sudah ataupun belum mendapatkan kesepakatan bersama antara negara yang satu dengan negara yang lain, bahkan pembuat_pembuat reaktor satu soma lainnya. Di dalam uraian ini akan ditinjau detektor-detektor yang dipakai untuk mengukur berbagai parameter reaktor yang diperlukan untuk mengoperasikan suatu sistim pembangkit nukl ir. Kemudian ditinjau detektor-detektor yang dipakai pada reaktor_ reaktor Type PWR, BWR don HWR.
II.
PENGUKURAN
PARAMETER FISIS SISTIM PEMBANGKIT UAP NUKLIR
Tel ah disinggung di atas bahwa Sistim Pengendal i Reaktor harus membawa reaktor don perlengkapannya ke operasi yang oman. Tugas di atas didampingi oleh Sistim Pengaman, bila Sistim Pengendal i sudah tidak mampu lagi mengatasi suatu keadaan, maka Sistim Pengamanlah yang akan mengambil tindakan untuk selalu menuju ke arah yang oman. 01 eh karena itu parameter_parameter fisis dari reaktor harus diketahui setel iti mungki n, sebab kesalahan pengukuran parameter fisis dapat menyebabkan tindakan penurunan daya atau bahkan penghentian operasi reaktor soma sekal i, sebal iknya reaktor akan beroperasi di atas kemampuannya kalau pengukuran parameter fisis terlal u rendah dari keadaan sebenarnya. Atas dasar kriteria di atas diperlukan instrumentasi yang teliti don tahan terhadap lingkungan radiasi netron, don sinor ~ yang tinggi di samping temperatur yang tinggi. Dengan situasi di atas diperlukan suatu instrumentasi yang khusus, yang tentu soja harus dikembangkan secara khusus karena dipasaran bel um tentu dapat diperoleh. Hal ini tentu soja akan menaikkan biaya investasi, tetapi semakin banyaknya PLTN-PL TN yang dibangun, semakin banyak pulalah alat-alat khusus ini tersedia dipasaran. Parameter-parameter fisis pokok yang harus diketahui di dalam operasi reaktor antara lain adalah flux netron, temperatur pendingin masuk don keluar dari reaktor, temperatur bahanbakar, tekanan pendingin, tekanan pendinginjuap, konsentrasi zat radioaktip dalam pendingin, daya reaktor. Pada generasi_generasi pertama PLT _ Nuklir sebagian dari parameter_parameter diukur di luar reaktor, berhubung reaktornya masih kecil don belum dikembangkannya instrumen_instrumen yang khusus. Kemudian didapatkan hal_hal yang kurang memuaskan, sehingga akhirnya semakin banyak parameter _parameter yang perl u di ukur Iangsung di dol am reaktor (i n_core instrument_ ation) antara lain fl ux netron, temperatur pendingi n maupun baha'nbakar. Di bawah ini akan ditinjau cora pengukuran parameter-parameter beserta dengan detektor_ detektornya. 117
II. 1. Pengukuran
daya
Reaktar
Pengukuran daya reaktor ada dua macam, yaitu pengukuran daya total dan pengukuran daya local. Kita tinjau sekarang untuk masing_masing keadaan tersebut. II .1 .1 Pengukuran daya tatal Pengukuran daya total mel iputi daerah subkritis sampai dengan daya penuh. Biarpun reaktor tidak bekerja pengukuran daya ini harus tetap dikerjakan. Dari keadaan berhenti (shut-down) sampai dengan daya penuh untuk suatu PLTN akan mel iputi daerah sebesar 10 dekade. Detektor yang ada pada saat ini hanya akan dapat bekerja meliputi daerah sebesar 4 sampai 5 dekade, oleh karena itu untuk meliputi daerah sebesar 10 dekade, diperlukan 3 tingkat detektor. Detektor yang pertama akan bekerja mulai dari keadaan berhenti sampai reaktor kritis. Besaran_besaran yang perlu diukur pada daerah ini adalah daya reaktor dan perioda reaktor. Pada umumnya detektor yang dipakai akan memberikan signal berbentuk denyut atau pul sa agar dapat dipisahkan antara signal dari netron dengan signal akibat zarrah gamma. Macam detektor yang dipakai di daerah ini antara lain: _ Boron tri fIuoride counter _ Boron coated proportional _ Fission counter
counter
Daerah kedua atau daerah pertengahan mel iputi reaktor mulai kritis sampai reaktor mencapai daya sebesar 1 % dari daya penuh. Seperti pada daerah pertama, besaran yang perl u diukur adalah daya dan perioda. Pada umumnya detektor yang dipakai sudah memberikan signal berbentuk arus. Untuk mengurangi gangguan zarrah gamma terhadap pengukuran, dipakai detektor yang mempunyai kepekaan terhadap gamma yang rendah; ataupun dibuat suatu sistim kompensasi, sehingga signal total yang di peroleh hanya berasal dari netron. Di bawah ini adalah macam_macam detektor yang sering dipakai: _ Compensated ionization chamber - Fission chamber Mulai dari daya sebesar 1 % daya penuh sampai daya sebesar 150% daya penuh, merupakan ruang Ii ngkup dari daerah ketiga atau dikenal dengan daerah daya. Pada daerah ini hanya dayalah yang diukur. Pengukuran besarnya daya dapat dilakukan dengan mengukur fI ux netronnya ataupun mengukur fIux gamma. Pada pengukuran daya dengan mengukur fl ux netron, gangguan dari signal akibat zarrah gamma 5udah tidak begitu mengganggu, karena intensitas zarrah gamma akan sebandtng pula dengan besarnya fissi yang terjadi. Oleh karena itu kita dapat pula mengukur daya dengan mendeteksi besarnya intensitas zarrah gamma tersebut. Detektor yang dipakai pada daerah ini, yaitu: _ Mengukur fI <.IX netron: _ Boron loated ionization chamber _ Fission chamber _ Neutron Thermometer _ Sel f Powered detector. _ Mengukur intensitas zarrah gamma: _ Gamma ionization chamber _ Gamma Thermometer. Mengenai Ietak dari detektor ado dua macam Cara, cara yang pertama adal ah mel etakkan detektor di Iuar teras ataupun di Iuar Pressure Vessel. Bila suatu detektor sudah melewati daerah daya ukurnya, maka sumber tegangan tingginya akan diputus dan digantikan oleh detektor yang berikutnya. Pada setiap daerah, daya diukur oleh paling sedikit dua detektor. Dengan semakin besarnya ukuran reaktor dan semakin tingginya burn_up capacity dari bahanbakar, cara ini semakin tidak memuaskan. Pengaruh dari posisi batang kendali sangat mempengaruhi ketelitian dari pengukuran, 118
di samping itu tidak memberikan gambaran yang tepat dari teras yang sebenarnya. Cara yang kedua adalah dengan meletakkan detektor di dalam teras reaktor. Cara ini sudah dilaksanakan pada reaktor-reaktor yang dibangun akhir-akhir ini. Dengan cara ini keadaan teras lebih banyak diketahui. Untuk setiap daerah daya dipergunakan jauh lebih banyak detektor dibanding cara yang pertama. Bila detektor sudah selesai malakukan tugasnya, detektor tersebut diputus sumber tegangan ti ngg inya dan di etakkan pada tempat yang agak jauh dari teras agar umurnya lebih panjang. Konsekwensi dengan cara ini adalah detektor dan kabel-kabel penghubungnya harus tahan terhadap temperatur dan medan radiasi yang tinggi. Di samping itu kalau terjadi kerusakan tidak dapat diganti seketika, harus menunggu pada saat shut down. Dari kedua maccm cara di atas terutama pada daerah daya penuh, kal ibrasi dari al at dil aksanakan dengan membandi ngkan dengan daya yang di ukur dari temperatur pendingin dan besarnya aliran. Karena besarnya beda temperatur pendingin yang masuk dan kel uar dikal ikan besarnya al iran pendingin, akan memberikan besarnya daya yang betul_betul dihasilkan oleh reaktor, lebih_lebih pada reaktor yang menggunakan burn_able poison konsentrasi boron akan sangat mengurangi ketelitian dari detektor, sehi ngga kal ibrasi harus Iebih sering dikerjakan. Pada tahun_tahun terakhir ini suatu methoda pengukuran yang disebut metoda campbell mulai di coba pemakaiannya di PLT_Nukl ir. Dengan menggunakan metoda Campbell ini, daerah sebesar 10 dekade itu dapat dilayani oleh satu detektor saja. Secara garis besar methoda ini adalah sebagai berikut: Pada daerah daya rendah, detektor akan bekerja berdasarkan denyut. Jadi daya reaktor akan sebanding dengan cacah denyut. Kalau daya bertambah besar maka yang diukur adalah fluktuasi dari banyaknya denyut_denyut tersebut. Ternyata besarnya fIuktuasi dari denyut akan sebandi ng dengan besarnya daya reaktor. 1
Pengukuran daya lokal Suatu PLT_Nukl ir mempunyai banyak sekal i batang-batang pengendal i. Akibatnya memungkinkan terjadinya suatu daerah dalam teras yang beroperasi dengan daya sangat tinggi. Kalau hal ini tidak segera diketahui dan segera diambil tindakan, maka pada suatu saat kalau temperatur terlalu tinggi melampaui batas kemampuan kelongsong bahanbakar, akan menyebabkan pecahnya ataupun mel el ehnya kelongsong. Dengan demikian pendingin akan mengalami kontaminasi dari zat_zat radioaktip. Untuk menghindari ini daya lokal dari teras harus selalu dimonitor. Detektor yang dipakai untuk mengadakan pengukuran daya lokal, haruslah kecil dan kal au mungki n ditempel kan pada kelongsong bahanbakar. Beberapa negara menggunakan fission chamber miniatur untuk pengukuran ini. Tetapi akhir_akhir ini detektor type Self powered detector yang lebih populer, karena demensinya yang kecil. Self Powered detector ini ada dua macam. Yang pertama adalah type beta emitter, yaitu elektroda dibuat dari bahan yang akan merupakan beta emitter bila menangkap netron. Detektor type ini mempunyai respons yang lama, yaitu kira_kira 3 sampai 5 meni t, tergantung dari waktu paruhnya. Type yang kedua adal ah berdasarkan reaksi (n, gamma). Zarrah gamma yang dipancarkan akan mengakibatkan effek foto Iistrik 01 eh kedua effek itu akan dan effek compton. EIektron_el ektron yang dipentalkan menembus isolator dandikumpulkan oleh elektroda bagian luar, sehingga arusnya dapat diukur Respons dari detektor type ini boleh dikatakan sesaat. Bahan_bahan untuk detektor macam yat1g pertama an tara lain Rhodium dan Vanadium, sedangkan untuk macam yang kedua dipakai Cobal t. Cara lain untuk mengukur daya lokal adalah dengan metoda aktivasi. Bola-bola dari Vanadium dipompakan ke berbagai tempat reaktor, kemudian bola tersebut dipompa lagi menuju ke detektor. Untuk kal ibrasi dipakai sumber Cobal t_60. Pengukuran 11.1.2
119
dengan cora ini diperl ukan waktu 8 menit untuk mengetahui penghi tungan dil aksanakan 01 eh komputer.
11.2.
Pengukuran
hasiJ nya.
Pencacahan
don
temperatur
Parameter kedua yang sangat penting untuk pengendalian don keselamatan reaktor adal ah temperatur. Temperatur bersamaan dengan besar 01 iran pendi ngi n akan menggambarkan besarnya daya yang benar_benar dibangkitkan oleh suatu PLTN, maka temperatur masuk don temperatur kel uar dari reaktor harus diukur secara tel iti. Kenaikan temperatur pendingin don aliran pendingin dipakai untuk kalibrasi instrumen_ tasi nukl ir pengukur daya. Kedua besaran ini mempunyai respons yang Iambat, sehingga kenaikan daya reaktor tidak dapat diamati dengan segera. Oleh karena itu di dalam pengendal ion reaktor dengan menggunakan detektor suhu don 01 iran merupakan unsur yang tidak dominan. Untuk menjaga agar elemen bahanbakar tidak melampaui batas kemampuan temperaturnya, maka di beberapa tempat dipasang suatu pengukur. Dengan demikian kalau ado suatu daerah yang temperaturnya terlalu tinggi dapat dengan segera diambil tindakan. Tanpa adanya pengukur temperatur yang disebar di berbagai tempat dol am teras, akan dapat mengakibatkan kontaminasi pada pendingin don moderator. Biasanya termometer di sini ditempelkan pada kelongsong pada beberapa elemen bahanbakar disebut juga instrumented fuel. Transducer yang pal ing popul er untuk pengukuran temperatur pada soot in i adal ah thermo el emen. Thermo elemen yang dipakai untuk instrumentasi dol am teras mempunyui beberapa syarat, antara lain harus tahan terhadap medon radiasi netron don gamma yang sangat tinggi. Dari berbagai pengalaman ternyata thermo elemen yang mengalami netron fluence seki tar 1021 n / cm hanya akan mengurangi ketel itian ± 2 % soja. Absorbsi zarrah gamma menyebabkan kenaikan temperatur thermo elemen, sehingga penunjukkannya menjadi lebih tinggi don medon radiasi pada kawat_kawat transmissinya akan menyebabkan terjadinya spurious current. Thermo couple yang sebegitu jauh sedikit mengalami perubahan akibat radiasi netron don gamma don mempunyai umur yang cukup panjang antara lai n : _ Chromel _ 01 umel _ Geminal _ N / Geminal _ P _ Platinum _ Platinum 10% Rhodium Transducer kedua yang ban yak dipakai adalah Resistance Thermometers; tahanan jenis dari bahan akan merupakan fungsi temperatur, dengan mengambil sifat ini, make dapatl ah dipakai sebagai thermometer. Beberapa kesul i tan di 01 ami untuk pemakaian Resistance Thermometer untuk pengukuran dol am teras, yaitu terpanguruhnya daya hantar Iistrik terhadap radiasi yang merupakan suatu fungsi yang sangat kompl ex, don ukurannya Iebih besar daripada thermo coupl e.
11.3.
Pengukuran
Seperti hal nya mengetahui banyaknya untuk mengukur daya dari pendingin, telah Besarnya aliran lokal agar dapat terdistribusi elemen bahanbakar. 120
aliran pengukuran temperatur, pengukuran 01 iran diperl ukan untuk bahan pendingin yang lewat teras reaktor, yang akan digunakar. effekti f yang dibangk i tkan 01 eh reaktor. Sel ai n pengukuran total dikembangkan pula pengukur 01 iran di dalam teras reaktor. dol am teras diperlukan untuk mengatur temperatur bahanbakar, secara yang dikehendaki untuk menghindarkan kerusakan pada
Macam-macam alat ukur aliran antara lain: - Differential _ pressure flow meter Turbine flow meters Head fIow meters EIectro magneti c fIow meters Thermal flow meter 11.4.
Pengukuran
tekanan
Kegunaan pengukuran tekanan akan berbeda untuk berbagai macam reaktor. Pada reakter type PWR tekanan perlu diketahui agar jangan sampai tekanannya melampaui batas design sehingga membahayakan bagi komponen_kamponennya. Pengurangan tekanan secara besar dan tiba_tiba akan menunjukkan adanya kebocoran dan segera akan menghenlikan reaklor secara olomatis. Pada PWR ini pengurangan tekanan yang besar akan dapat menyebabkan pendidihan, yang tidak dikehendaki pada reaktor type ini. Pada reaktor type Boil ing water kel ebihan tekanan akan menyebabkan gel embung_ gelembung yang sudah terbentuk akan hilang lagi. Kalau gelembung ini mempunyai koeffisien reaktivitas negatif, maka akan terjadi reaktivitas pasitif, sehingga daya akan naik. Akibatnya akan terjadi goyangan daya yang tidak dikehendaki. Beberapa macam detektor untuk pengukuran tekanan antara lain: Type elastis : Diafragma, Bourden, bellow - Strain gage Magnetis : Differential transformer tranducer, - Differential Pressure transducer. 11.5.
Pengukuran_pengukuran
parameter
Reiuctance
transducer,
lainnya
Nitrogen_16 sering diukur juga untuk dipakai sebagai monitor daya. Nitrogen_16 ini adalah hasil reaksi 160 (n, p) 16 N, yang akan sebanding dengan besarnya fl ux netron di dalam reaktor. Detektor yang dipakai pada umumnya adnlah type scintillator. Detektor ini diletakkan di saluran keluar dari pendingin. Pengukuran kontami nasi zat radioakti f dikerjakan juga pada pendingin. Pengukuran ini dipakai untuk mengetahui kemungkinan adanya produk_produk fissi yang ikut pendingin, yang akan menunjukkan adanya kerusakan_kerusakan pada bahanbakar. Pada reaktor type HWR, tinggi moderator dipakai sebagai salah satu alat pengendali oleh karena itu perlu dipasang suatu pengukur permukaan moderator. Untuk ini telah dikembangkan beberapa macam detektor, yang sudah banyak digunakan adalah: -
Defferential Thermal Ultratonic Gas purge Inductance, Resistance
pressure transducer effect methode and sonic transducer systems rei uctance, and eddy _ current probe transducer.
transducer
Banyaknya gelembung_gelembung yang terbentuk perlu diketahui dalam reaktor_ reaktor type BWR. Untuk ini ada beberapa macam detektor yang dapat dipakai, yaitu: - Turbine flow meter yang diletakkan Impedance void meter Nucl ear void meters Differential_Pressure methods Selenoid void meter Digital void meter
pada sub assembly
121
III. INSTRUMENTASI BEBERAPA PLTN Di sini akan ditinjau instrumentasi yang dipakai Uap Nuklir, yaitu PWR, BWR don HWR. III.
pada tisa
type Sistim Pembangkit
I.PWR
Pengukuran daya reaktor pada daerah sumber dan daerah perioda pada reaktor type PWR ini, pada umumnya masih menggunakan detektor di Iuar teras. Banyaknya detektor untuk kedua daerah ini paling sedikit ado duo buah yang diletakkan pada tempat yang berbeda. Sedangkan untuk daerah daya di samping detektor di luar teras dipakai fission chamber miniatur don sel f powered detector. Sebagai contoh untuk reaktor stade pada daerah daya, dipakai 18 buah fission chamber dan 18 buah sel f powered detector. Untuk kalibrasi dipakai system aeroball, yang pencacahannya dikerjakan dengan menggunakan komputer. Pengukuran temperatur di teras dikerjakan dengan menggunakan thermo coupl e. Sedangkan pada pendi ng in yang masuk don kel uar digunakan thermo coupl e don Resistance thermo meter, tekanannya diukur dengan strain gage. III. 2. BWR Pada reaktor type BWR yang paling akhir. Mulai dari start_up sampai dengan keadaan daya penuh sudah memakai detektor dol am teras. Seperti hal nya pada PWR, pengukuran pada daerah daya dilakukan dengan fission chamber miniatur atau self powered detector. Set f powered detector yang banyak dipakai adalah Rhodium, Vanadi um dan Cobal t • III. 3. HWR Reaktor jenis air berat, bila telah pernah beroperasi, mempunyai flux netron yang sangat tinggi meskipun dalam keadaan berhenti (10 8 n/ cm2 detik). Oleh karena itu detektor di sini hanya ada dua tingkat, yaitu daerah perioda dan daerah daya. Pada daerah perioda dipakai detektor di Iuar teras yang berupa ionization chamber. Sedangkan pada daerah daya dapat dipakai self powered detector atau ionization chamber. Pada reaktor _reaktor Canada pengukuran pada daerah daya digunakan sel f powered detector dari Cobalt, karena responsnya yang sangat cepat. Untuk Pickering dipakai 36 detector, dimana 28 dipakai untuk pengendalian, 4 untuk pengaman dan 4 untuk serap. Pengukuran temperatur digunakan Resistance temperature detector di Ietakkan pada 390 outl et feeders dan 22 pada inl et feeders. Untuk SG HWR yang dikembangkan oleh Inggris baik untuk daerah perioda maupun pada daerah daya menggunakan detektor yang sama jenisnya yaitu ionization chamber.
DAFTAR PUSTAKA 1. THOMPSON, T.J. and BECKERLEY, J.G., "The Technology of Nuclear Reactor Safety" Vol. 1. Reactor Physi cs and Control, The M.I. T. Press. (1964) pp. 285 _ 412. 2. BOLAND, James. F., "Nuclear Reactor Instrumentation (In_Core)". Gordon and Breach Science Publisher (1970). 3. ISMUNTOYO, R.P.H., "Penggunaan Detektor Nuklir Dalam Pengukuran Daya Reaktor", PP 6M _ P 17 _ 69. 122
4.
Nuclear
5. Nuclear
Power Plant Control and Instrumentation Proceeding of a Working Group Meeting, IAEA, 1971. Paper: IAEA _ PL _ 431 No. 22, 1, 2, 3, 5, 10, 12, 17, 28, 26, 27, 9, 8, 14, 15. Power Plant Control and Instrumentation Proceeding of a Symposium, Prague, 1973. Paper: IAEA _ SM _ 168 No. A-I, A_2, A_4, A_8, A_9, B_2, B-3, C-O, 0_1, 0-4, F-l, G-l, G_6, G-8, H-2.
OISKUSI Ny. A.
KUSNOWO
Pengukuran daya lokal bertujuan antara lain menjaga suhu kelongsong tidak melampaui batas kekuatannya. Ambil sistim PWR, berapa jumlah detektor (kalau kita pakai ini) yang diperl ukan sel uruhnya untuk memenuhi syarat keselamatan pengendal ian? R.P. H. ISMUNTOYO Tergantung dari besarnya teras reaktor Sebagai contoh dibawah ini Reaktor type PWR : Stade BR_3 Reaktor type BWR : Fukushi ma
Oyster
creek
berapa
in core detektor
yang perlu dipasang.
18 Fission chamber 18 Sel f Powered detector 14 buah thermo_couple cladding. 4 buah untuk source 8 buah untuk Period 88 buah untuk Power 3 buah untuk source 8 buah untuk Period 31 buah untuk Power
ditempe1kan
pada
range. range. range. range. range. range.
SOEKARNO Mohon dijelaskan mengenai neutron thermometer gamma thermometer. Karena biasanya thermometer dipakai untuk pengukuran suhu sedang dalam tul isan Saudara berfungsi sebagai pengukur flux netron dan intensitas zarah gamma. R.P.H.
ISMUNTOYO
- Neutron thermometer bagiannya terdiri dari thermocoupl e dan U_235. Uranium akan berfissi kalau tertumbuk neutron. Banyaknya fissi akan tergantung dari besarnya fI ux netron. Fissi tersebut akan menaikkan temperatur dari detektor. Oengan demikian kenaikan temperatur akan sebanding dengan flux netron. - Gamma thermometer berprinsip bahwa absorbsi zarah gamma akan menaikkan temperatur. Jadi kenaikkan temperatur akan sebanding dengan kenaikan medan zarah gamma. Kenaikan temperatur diukur dengan thermocoupl e. F. TAMBUNAN Apakah instrumentasi pengaman sel ama reaktor bekerja ?
yang terpasang
dalam teras dapat
digantifdiperbaiki
123
R.P.H.
ISMUNTOYO
Tidak. Ini memang salah satu kerugian dari sistim detektor mengganti harus menunggu pade soot shut_down.
124
dalam teras.
Untuk