Higiene Industri
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Inside HI..
Pelarut dan kesehatan di lingk. kerja Debu penyebab Pneumoconiosis Dermatitis industri Kebisingan industri Konsep dasar keamanan radiasi pengion Radiasi non-pengion: laser, microwave, cahaya Efek temperatur dan tekanan barometrik ekstrim Stres ergonomik
1. Fundamental of Industrial Hygiene, Olishifski 2. The Industrial Environment its Evaluation and control, Powell 3. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja, Suma’mur
Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)
ERA INDUSTRIALISASI
Sejarah perkembangan Manusia selalu berusaha meningkatkan kesejahteraannya Perkembangan produksi: produksi domestikkerajinansistem
MANUSIA INTER-AKSI
prabrik modern Revolusi industri dimulai dengan adanya mesin uap - perlu banyak bahan baku - perlu banyak tenaga kerja Data revolusi industri: - 50% penduduk Inggris meninggal usia 20 th - usia buruh = 22 th CDR 36/1000, usia kelas sosial ekonomi tinggi = 44 th CDR 22/1000 Kecelakaan dan penyakit akibat kerja tinggi
5 P - GAME 1. PERTUMBUHAN PENDUDUK (POPULATION) 2. KENAIKAN PRODUKSI (PRODUCTION) 3. PERTAMBAHAN PENGGUNAAN ENERGI (POWER) 4. PERLUASAN PENGGUNAAN LAHAN (PLACE) 5. BERTAMBAHNYA PENCEMARAN (POLLUTION)
Penyakit jabatan Penyakit yang disebabkan oleh berbagai faktor berbahaya yang ada
1900
2000
2023
ILLUSTRATION MODEL TECHNOLOGY & SURVIVAL RUN
didalam lingkungan kerjanya Diketahui sejak lama: - Mesir kuno: kesehatan petani, pekerja pencelup menderita penyakit yang sama - Yunani & Romawi: keracunan Pb, keracunan Cu pada pekerja tambang, dst. - Sebelum Ramazinni: Paracelcus penyakit akibat logam (orang pertama kesehatan industri) - Ramazinni (1633-1714): Bapak ilmu kesehatan kerja, menulis buku ‘penyakit jabatan dan cara pencegahannya’ - Revolusi industri aturan kesejahteraan pekerja
( BRAUN – 1976 ) Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)
Latar belakang mengapa K-3 sangat dibutuhkan dalam kegiatan industri : 1. Bahwa setiap aktifitas industri selalu mengandung bahaya dan resiko keselamatan dan kesehatan
2. Bahwa bahaya dan risiko tersebut akan menimbulkan konsekuensi 3. Apabila K-3 tidak dikelola dengan baik, maka akan menimbulkan kerugian (Loss) Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)
WORRYING TRENDS Kemajuan dan kecanggihan teknologi ternyata membawa: Masalah baru. Risiko tinggi. Sering kejadian kecelakaan. Bencana
Yang memberi efek negative jangka panjang terhadap: KESEHATAN MASYARAKAT. KESEJAHTERAAN MASYARAKAT. KUALITAS TANAH, AIR, UDARA. Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)
PRESSURE ON INDUSTRY TO IMPROVE OF MANAGING SAFETY, HEALTH, AND ENVIRONMENT THE QUALITY OF LIFE ADVANCING TECHNOLOGY SAFELY
PREVENTING INJURIES ACCIDENTAL DEATHS PRODUCTION DELAYS WASTE HUMAN MISERY
HAZARDS
IMPROVING
EVALUATION
DEVELOP HAZARDS IDENTIFICATION DEVELOP POSSIBLE CONSEQUENCES DEVELOP MITIGATION SYSTEMS DEVELOP EMERGENCY ALARM SYSTEMS Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)
Kita sering “UNDER ESTIMATE” terhadap bahaya, risiko, dan konsekuensinya, sehingga lingkungan kerja dan lingkungan hidup berada dalam posisi: “THE LOWER PRIORITY” Cepat atau lambat, akan memberikan pengaruh: ACCIDENT RATE. SEVERITY RATE. OCCURRENCE OF DANGEROUS, BERUPA: . INCIDENTS . DISASTERS
• • • • •
MORALE DAMAGE CONTROL DISABILITY CONTROL COST CONTROL TOTAL PROCESS SAFETY Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)
TUJUAN AKHIR DARI K-3 : Yang berarti sehat : FISIK MENTAL SOSIAL SPIRITUAL Sehingga mendapatkan tingkat : yang tinggi.
Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)
Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)
QUALITY OF WORKING LIFE : Tidak menderita cacat Tidak menderita sakit Tidak terjadi “Premature Death” Usia harapan hidup tinggi Memiliki kapasitas kerja yang tinggi Mampu menikmati masa pensiun sekurangkurangnya 10 tahun setelah purna karya
MENGAPA PERLU HIGIENE INDUSTRI Lingkungan kerja tidak akan pernah bebas dari bahaya terhadap kesehatan kerja Bahwa pekerja merupakan modal utama dalam suatu perusahaan Banyaknya kejadian penyakit maupun injuri akibat kerja Perusahaan akan mengalami kerugian yang tidak ternilai jumlahnya jika terjadi peningkatan kejadian penyakit akibat kerja dan meningkatnya ketidakhadiran pekerja karena sakit yang diakibatkan oleh bahaya yang timbul ditempat kerja.
Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)
• Mulai dikeluarkannya peraturan-peraturan yang mengharuskan perusahaan untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan pekerjanya - Undang-undang - Peraturan (nasional dan internasional) - Standar-standar - Regulasi - ISO - dll • Mengabaikan hak pekerja untuk tetap sehat berarti melanggar HAM • Higene industri merupakan suatu metode yang efektif dalam mengelola lingkungan kerja dan pekerja dalam menekan tingkat kejadin injury dan penyakit akibat kerja
Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)
Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)
Peraturan K3 Di luar negeri dimulai dari UU yang membatasi jam kerja dari 79 jam menjadi 40 jam
per minggu - Usia chimney sweeper dari 10 th menjadi 14 th (1788) dan 21 th (1840) -1980-1900 terbentuk asosiasi dari pekerja Di Indonesia: 1910 aturan perburuhan dari Belanda, berdasarkan survey tenaga ahli ILO 1953 dicabut diundangkan UU no.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja dibentuk Lembaga K3 dibawah Dep.Perburuhan - UU kecelakaan 1947-1951 mengatur kompensasi - 1970 mengatur hak dan kewajiban baik pengusaha dan pekerja - 1997 NAB - Jamsostek - SMK3 - K3 untuk B3
Higiene Industri Mempelajari, mengevaluasi dan mengontrol pengaruhpengaruh dari lingkungan kerja yang menyebabkan timbulnya penyakit, gangguan pada kesehatan, kenyamanan bekerja dari pekerja tersebut. Dilakukan dengan penilaian terhadap faktor-faktor penyebab penyakit dalam lingkungan kerja melalui pengukuran yang hasilnya untuk dipergunakan sebagai dasar tindakan korektif terhadap lingkungan kerja.
Tujuan Utama: Sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggi-tingginya. Sebagai alat untuk meningkatkan produksi dengan memperhatikan lingkungan kerja yang memenuhi syarat.
Kesehatan Kerja: Bertujuan agar pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, dengan usaha-usaha preventif dan kuratif terhadap penyakit dan gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja
Definisi : ILMU dan SENI yang berperan dalam melaksanakan upaya pegenalan, pengukuran, pemantauan, evaluasi dan pengontrolan BAHAYA di Lingkungan Kerja, yang dapat muncul dari kegiatan operasi industri, yang mana bahaya tersebut dapat mengganggu : • KESEHATAN • KESELAMATAN • KENYAMANAN • EFESIENSI dikalangan pekerja dan atau masyarakat Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008) disekitar daerah kegiatan operasi tersebut.
Loss Control
INJURY AND ILLNESS
PEOPLE
STRUCK BY (Injury/Damage)
FALL ON SAME LEVEL (Injury/Damage)
ENVIRONMENT
EQUIPMENT
MATERIALS
Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)
ILO ESTIMATES (ILC-2003) : 6,000 workers die each day 2,190,000/year as a result of work –related accidents and illnesses 590,000 deaths are caused by 270 million
accidents at work per year. 1,600,000 deaths are caused by 160 million workrelated diseases
Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)
EXPOSURE (Illness)
Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)
Seseorang yang memiliki latar belakang pendidikan formal seperti : • ENGINEERING • CHEMISTRY • PHYSIC • MEDICINE • BIOLOGICAL SCIENCE • RELATED DISCIPLINES Ditambah dengan pengalaman dan special training yang erat hubungannya dengan HSE. Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)
RUANG LINGKUP RECOGNITION: Mengenal bahaya lingkungan yang berhubungan dengan pekerjaan ( Work Operation) dan pemahaman dari efek atau akibatnya terhadap para pekerja maupun masyarakat disekitarnya. EVALUATION: Mengevaluasi faktor bahaya dilingkungan kerja dengan melakukan pengukuran dan pemantauan kuantitatif untuk mengetahui seberapa besar pengaruh bahaya tersebut, sehingga menimbulkan gangguan kesehatan dan kehidupan para pekerja. Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)
Melakukan inspeksi daerah operasi perusahaan dan lingkungan secara berkala untuk mengenal dan mengukur serta memonitor bahaya yang mungkin akan mengancam kesehatan dan keselamatan. Turut aktif mereview aspek HSE terhadap setiap rencana konstruksi, renovasi fasilitas produksi/ operasi agar tetap mematuhi / memenuhi aturan panduan Industrial Hygiene Engineering.
Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)
CONTROL TECHNOLOGY:
Pemilihan cara /metode pengontrolan yang efektif efesien untuk mengurangi atau menghilangkan dampak bahayanya. PERANAN DAN FUNGSI Membantu pimpinan secara professional dalam upaya memlihara tenaga kerja yang sehat, serta upaya memelihara/meningkatkan lingkungan kerja yang bersih, nyaman dan aman.
Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)
Membuat, merencanakan, menerapkan dan melakukan evaluasi program kegiatan mengenai upaya mengurangi atau menghilangkan bahaya dilingkungan kerja, serta resiko dampaknya. Mengkomunikasikan faktor bahaya lingkungan kerja beserta resikonya kepada employees, contractors, atau kelompok beresiko tinggi, melalui : HAZARD COMMUNICATION PROGRAM (HAZCOM) Membantu pelaksanaan program pelatihan Health, Safety and Environment
Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)
PRIMARY RESPONSIBILITY A. IN GENERAL : 1. To protect the health of employee 2. To maintain an objective attitude toward : 3.
RECOGNITION OF HEALTH HAZARDS EVALUATION OF HEALTH HAZARDS CONTROL & CORRECTIVE MEASURES HEALTH AND WELFARE OF WORKERS
To counsel employees regarding the health hazards and necessary precaution to avoid adverse health effects. Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)
Gangguan Kesehatan dan Daya Kerja Agar pekerja berada dalam keserasian yang sebaik baiknya maka perlu adanya keseimbangan di antara: Beban kerja (fisik, mental, sosial) Beban tambahan akibat dari lingkungan kerja fisik, kimia, biologi,
fisiologis, mental psikologis
Kapasitas kerja (tergantung ketrampilan, keserasian-fitness,
keadaan gizi, jenis kelamin, usia ukuran tubuh).
B. TO EMPLOYERS :
respect confidences advise honestly report findings recommend accurately 2. To act responsibly in the application of healthful working environments of IH principle toward the attainments. 3. To hold responsibilities to the employer or client to the ultimate responsibility to protect the health of employees
1. To :
Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)
Penyakit akibat kerja
Penyebabnya dapat dikelompokkan dalam: Golongan Fisik Golongan Kimia Golongan Infeksi Golongan Fisiologi Golongan Mental, Psikologi
Penyakit akibat kerja (1)
Penyebabnya dapat dikelompokkan dalam: Golongan fisik:
Suara (pekak, tuli) Radiasi sinar radioaktif (kulit, susunan darah) Radiasi infra merah (katarak pada lensa) Suhu (heat stroke, frost bite) Sinar (penerangan lemah, kelainan pada mata dan kelelahan, penerangan karena silau, mudah kecelakaan).
Golongan kimia:
Debu: pneumoconiosis (silicosis, asbestosis) Uap: metal fume fever, penyakit kulit, keracunan Gas CO: kurang O2 terbentuk carboxy haemoglobine Larutan: penyakit kulit
Diagnosa Diagnosa penyakit yang diakibatkan oleh lingkungan kerja adalah berbeda dengan penyakit umum…..
?
Penyakit akibat kerja (2)
Golongan infeksi: penyakit kulit yang disebabkan oleh bibit penyakit anthrax & brucella pada pekerja penyamakan kulit.
Golongan fisiologis: yang diakibatkan oleh peralatan yang tidak anatomis, akan melelahkan dan merubah fisik pekerja.
Golongan mental, psikologis: yang diakibatkan oleh hubungan kerja yang tidak baik, membosankan (monoton).
Diagnosa Diagnosa penyakit yang diakibatkan oleh lingkungan kerja adalah berbeda dengan penyakit umum…..
? Pemeriksaan klinis tidak cukup, harus diteliti tempat kerja dan cara kerja, wawancara dan kuesioner untuk mengetahui keadaan sebelum kerja, kebiasaan hidup (merokok dan hal lain yang mendukung).
Langkah-langkah penelitian
Riwayat penyakit dan riwayat pekerjaan, diteliti sejak timbul gejala sejak dini dan perkembangan penyakit selanjutnya yang dikaitkan dengan pekerjaan (sejak awal, sebab ada kemungkinan dapat diakibatkan oleh pekerjaan terdahulu, sebelumnya). Pemeriksaan klinis, untuk menentukan tanda dan gejala yang sesuai suatu sindrom, contoh: Pneumoconiosis, keracunan Pb (noda timah hitam pada gusi). Pemeriksaan lab untuk memastikan dugaan yang diperoleh dari pemeriksaan klinis, dengan memeriksa darah, air seni, faeces dll, Rontgen, untuk menentukan penyakit paru-paru pneumo-coniosis). Pemeriksaan ruang kerja yang ada kaitannya dengan penyebab penyakit dari lingkungan kerja, contoh pneumoconiosis harus diteliti kadar debu yang terkandung dalam udara di daerah pernafasan pekerja (breathing zone) diameter 5-10 micron.
Metoda Pengontrolan
Sumber
Substitusi bahan Perubahan proses Menutup proses Isolasi proses Metoda basah Ventilasi lokal LEV
Lingkungan Kerja
Penerima
- pemeliharaan lingkbersih - ventilasi umum - perlebar jarak S&P - pemantauan menerus - program maintenance yang menerus - pembatas
- training, penyuluhan - rotasi pekerja - ruangan khusus (AC) - alat pemantauan film badge - perlindungan individu (respirator) - pemeliharaan kesehatan
Pembahasan
Keahlian yang dituntut
Bagaimana caranya melakukan pengontrolan lingkungan kerja selama periode pekerjaan itu berlangsung (dikaitkan dengan risiko yang terjadi apabila penanganannya kurang benar). Di dalam pengontrolan akan dibahas mengenai potensi dari risiko-risiko yang ditemukan dalam industri terhadap kesehatan pekerja dan usaha-usaha yang perlu dilakukan untuk mengurangi risiko tersebut sekecil mungkin.
Mampu mengenal faktor-faktor lingkungan kerja yang memberikan pengaruh kepada: kesehatan pekerja, kenyamanan bekerja. Mampu mengevaluasi lingkungan kerja tersebut yaitu dengan melalui pengukuran-pengukuran. Menyimpulkan apa yang diperlukan untuk mengurangi/mengontrol pengaruh-pengaruh tersebut.
Bidang pekerjaan Pelaksanaan pekerjaan 1.
2.
3.
Pengenalan lingkungan kerja dan pengaruhnya, yang dapat dikelompokkan dalam 4 kategori. • Kimia: cair, debu, asap, uap, gas • Fisika: elektromagnet, radiasi, ionisasi, bising, vibrasi, panas, tekanan • Biologi: insekta, fungi, bakteri, virus • Ergonomi: hubungan antara alat yang digunakan pekerja, disesuaikan dengan organ tubuh (bentuk), kerja monoton. Evaluasi dari hasil penelitian lingkungan kerja dan memberikan pendapat usulan perbaikan yang disesuaikan dengan standar yang berlaku. Kontrol/pengawasan terhadap bahaya yang timbul pada lingkungan kerja.
MAN
MEDICINE
Pengumpulan data primer dan sekunder dari industri yang bersangkutan Analisis data dan rekomendasi dari hasil data yang diperoleh Penentuan hal-hal yang perlu dilakukan melalui pengontrolan dan pengukuran Tindakan yang perlu diambil sehubungan dengan hasil pengukuran yang dilakukan.
WORKPLACE
SAFET Y
HYGIENE
PREVENTION OF DESEASES
PREVENTION OF INJURIES
Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)
BASIC CONCEPT Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)
PREVENTION TREATMENT RELEVANT LEGISLATION PHYSICAL MECHANICAL KINETICAL ELECTRICAL
OCCUPATIONAL HYGIENIST
METABOLISME
ENVIRONMENT HAZARD
CLINICAL SIGNS
MODES OF ACTION
CHEMICAL
PERSONAL HEALTH SERVICE
HAZARD EFFECTS
WORKER BIOLOGICAL
PSYCHOSOCIAL ERGONOMICS
PHYSICIAN Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)
Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)
PLANNING
PREPLACEMENT EXAMS
ANTICIPATION
SURVEILLANCE
ANALYSIS
EXPOSURE MONITORING
OUTCOME MONITORING
EPIDEMIOLOGY TOXICOLOGY
POSITIVE ?
EXCESSIV E? POSITIVE ? YES
YES
HEALTH EFFECTS ? OCCUPTI ONAL DISEASE ?
YES CONTROL
CONTROL
YES WORKERS COMPENSATION
Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)
TREAT
RECOGNITION
INDUSTRIAL HYGIENE PROCESS
OUTCOME
FUNCIONAL INPUT
EXPOSURE
HEALTH HAZARD
EVALUATION
MONITO R ENV
INFORM EMP
BELOW REGULATE D LEVEL
• Manufacturing • • • Legal • •
Manufacturing Purchasing R&D Medical
CONTROL
MEDICA L EXAM
ENGINEE RING CONTRO L
ABOVE REGULATE D LEVEL
INTERIM PERSO NAL PROTECT
ENGINEE RING CONTRO L
LABEL
NEGATIVE
• Employee Relation • Engineering • Manufacturing • EEO • Comp. & Benefits • Environment Control • Product safety •Training
Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)
Sumber: Bahan Training K3, Depnaker
MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA TANPA MEMERAS TENAGA KERJA DAN MENJAMIN KEHIDUPAN PRODUKTIF.
MENCEGAH PEMBOROSAN TENAGA KERJA, MODAL, ALAT, WAKTU DAN SUMBER PRODUKSI LAINNYA SEWAKTU KERJA, DSB.
MENJAMIN TEMPAT KERJA YANG SEHAT, BERSIH, NYAMAN DAN AMAN SEHINGGA MENIMBULKAN SEMANGAT & KEGAIRAHAN KERJA.
MEMPERLANCAR, MENINGKATKAN DAN MENYAMANKAN PRODUKSI INDUSTRI SERTA PEMBANGUNAN INDUSTRI
Sumber: Bahan Training K3, Depnaker
MENCEGAH TERJADINYA KECELAKAAN. MENCEGAH TIMBULNYA PENYAKIT AKIBAT PEKERJAAN. MENCEGAH ATAU MENGURANGI KEMATIAN. MENCEGAH ATAU MENGURANGI CACAT TETAP. MENGAMANKAN MATERIAL, KONTRUKSI, PEMELIHARAAN BANGUNAN-BANGUNAN, ALAT KERJA, MESIN PESAWAT INSTALASI.
Sumber: Bahan Training K3, Depnaker
KESEHATAN KERJA/ HIGIENE PERUSAHAAN & KESEHATAN KERJA PERENCANAAN PEMERIKSAAN KESEHATAN KERJA (PEMERIKSAAN AWAL, BERKALA & KHUSUS). PENCEGAHAN PENYAKIT AKIBAT KERJA (PAK). PERSYARATAN KONDISI KERJA
Sumber: Bahan Training K3, Depnaker
PEMBINAAN GIZI KERJA AL :
PEMBERIAN MAKAN SESUAI POLA 4 SEHAT DAN 5 SEMPURNA SERTA PEMENUHAN KALORI YANG DIPERLUKAN. PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN BERUPA : SUSU MURNI SEGAR /BUBUR KC.HIJAU.
PENGUKURAN KONDISI LINGKUNGAN KERJA AL. :
FAKTOR FISIK : SUHU, KELEMBABAN, BISING, GETARAN, DSB. FAKTOR KIMIA : UAP/GAS/FUME, DEBU, DSB. FAKTOR BIOLOGI : JAMUR, CACING, KUTU, DSB.
Sumber: Bahan Training K3, Depnaker
LINGKUNGAN HIDUP PEMERIKSAAN/PENGUKURAN KUALITAS UDARA (AMBIEN). PEMERIKSAAN/PENGUKURAN AIR LIMBAH. PEMERIKSAAN DAN PEMANTAUAN TINGKAT SOSEKBUD, KEAMANAN, TRANSPORTASI, KEANEKARAGAMAN FLORA. PEMANTAUAN FAKTOR-FAKTOR LINGKUNGAN KEBISINGAN, CUACA DLL.
Sumber: Bahan Training K3, Depnaker
PENGENDALIAN LINGKUNGAN KERJA, DENGAN CARA, SBB :
PEMASANGAN VENTILASI → SUHU PANAS PEMASANGAN LOCAL EXHAUST SYSTEM → UAP PEMASANGAN BLOWER → UAP/GAS PEMASANGAN DUST COLEKTOR → DEBU DINDING KEDAP SUARA → BISING DLL.
INVENTARISASI DAN PENELITIAN TERHADAP POTENSI BAHAYA (POTENSIAL HAZARD).
Sumber: Bahan Training K3, Depnaker
PENGELOLAAN SAMPAH DAN LIMBAH B-3 PENGAWASAN IPAL/WASTE WATER TREATMENT TERMASUK BAK KONTROL. BINA LINGKUNGAN : PROGRAM PROKASIH. PENATAAN LINGKUNGAN DAN PENGHIJAUAN. PELATIHAN-PELATIHAN LINGKUNGAN HIDUP. PEST & RODENT CONTROL HYGIENE DAN SANITASI LINGKUNGAN INDUSTRI.
Sumber: Bahan Training K3, Depnaker