Inovasi Burger Ikan Gabus sebagai Pengganti Daging UNAIR NEWS – Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi yang sangat pesat, membuat orang semakin mudah dalam melakukan segala aktivitas. Selain itu, banyak juga hal yang berubah akibat kemajuan teknologi. Salah satunya pola makan dan gaya hidup manusia. Saat ini bisa dilihat maraknya makanan cepat saji yang sebagian memiliki beberapa dampak buruk pada kesehatan. Namun bagi Maryam Jamilah dan tim, tidak semua makanan cepat saji tidak memiliki nilai kesehatan. “Misalnya burger, di dalam burger terdapat roti, sayursayuran, daging, keju, dan mayonis. Burger ini kan juga makanan cepat saji dan di dalamnya banyak sekali kandungan nutrisinya,” terang Maryam selaku ketua tim PKM-K. Maryam juga menambahkan bahwa dalam burger, terdapat beberapa kandungan seperti roti yang mengandung karbohidrat, sayuran yang berperan sebagai vitamin dan mineral. Selain itu juga ada daging sapi yang kaya akan protein hewani yang berguna untuk membangun jaringan pada tubuh. “Zat besi juga terkandung melimpah pada daging, sehingga pembentukan sel darah merah akan lebih optimal. Pada intinya burger ini kaya akan zat gizi,” tegasnya. Mengetahui kandungan gizi yang bagus dan stabilitas harga daging yang terus naik, hasilnya konsumen penikmat burger dipaksa harus mengeluarkan uang yang lebih bila ingin menikmati burger. Oleh karena itu, Maryam bersama Fedora Ivena Thom, Fanti Septia Nabilla, Annisa Nurul, dan Shulkhiatus Syafa’ah, berinovasi membuat burger dengan menggunakan daging ikan gabus sebagai ganti daging sapi.
“Selain harga ikan gabus lebih murah, kandungan zat gizinya tidak kalah hebat dengan daging sapi,” imbuhnya. Meski diganti dengan ikan gabus, burger ikan gabus tetap ada roti, sayuran, dan keju, serta dikemas dalam kemasan menarik, dan yang penting harganya terjangkau dengan zat gizi yang lebih dari burger daging.
DIANTRE pembeli saat ditawarkan dalam suatu bazar outdoor. (Foto: Dok PKMK) “Bedanya, untuk burger ikan gabus tidak tinggi lemak dan kandungan protein terutama albuminnya tinggi, hal itu baik untuk pembentukan dan pertumbuhan otot, baik untuk penyembuhan luka, dan mudah dicerna jadi sehat untuk pencernaan,” papar Maryam. Di akhir, Maryam juga mengatakan bahwa burger yang ia tawarkan bersama tim adalah burger yang original tanpa ada keju. “Karena keju termasuk makanan tinggi kalori dan burger kami ada porsi burger kecil yang tentu saja kandungan zat gizinya pas tidak berlebihan,” pungkasnya. Editor: Nuri Hermawan
Mahasiswa UNAIR Bikin Web Aplikasi untuk Mengontrol Diabetes Tipe-2 pada Remaja UNAIR NEWS – Mahasiswa Universitas Airlangga berhasil membuat aplikasi web yang mudah diakses umum, terutama anak remaja, untuk mengetahui dirinya terindikasi gejala menderita diabetes militus (DM) sejak dini, ataukah tidak. Setelah mengakses aplikasi web ini, seseorang khususnya remaja, bisa mengetahui prediksi kadar gula dalam darah (mg/dL) dan tekanan darah (mmHg) dengan memasukkan data usia, tinggi badan (cm) dan berat badan (kg) yang akan langsung dikonversikan dalam bentuk indeks massa tubuh. Hal itu dilakukan mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi (FST) UNAIR ini setelah membaca prediksi WHO (Badan Kesehatan Dunia) tentang jumlah peningkatan penderita Diabetes Melitus (DM) di Indonesia tahun 2030 yang mengerikan. Sebagai negara terbesar keempat jumlah penderita DM di dunia, penderita DM tahun itu akan menjadi 21.257.000 orang, naik 157% dari data tahun 2000 yang hanya 8.426.000 orang. Data yang lebih meresahkan lagi, tahun 2002-2005 saja terdapat sekitar 3.600 kasus baru penderita DM tipe-2 pada remaja. Padahal, DM lebih susah diobati saat masih remaja dibandingkan pada orang dewasa. Bertekad membantu mengendalikan jumlah penderita DM itu sedini mungkin, lima mahasiswa FST prodi S1 statistika itu berinovasi melalui Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Penelitian Eksakta (PKM-PE). Ia menawarkan model untuk mengetahui pola hubungan antara hipertensi (faktor utama penyebab DM) dan
kadar gula dalam darah (indikator diabetes) terhadap indeks massa tubuh (indikator obesitas) pada penderita remaja DM tipe-2 dan mengaplikasikan pemodelan tersebut ke dalam bentuk aplikasi berbasis web yang bersifat user-friendly, crossplatform, dan open source. Diabetes melitus adalah penyakit kronis (menahun) yang terjadi ketika pankreas (kelenjar ludah perut) tidak cukup memproduksi insulin (DM tipe-1), atau ketika tubuh tidak secara efektif menggunakan insulin (DM tipe-2) dimana 90% kasus DM di dunia adalah kasus DM tipe-2. DM biasanya ditandai dengan kadar gula darah di atas normal dan kenaikan itu sering terjadi bersamaan dengan hipertensi. DM dan hipertensi tidak dapat disembuhkan tetapi dapat dikendalikan dengan cara olahraga dan diet. ”Pemodelan dengan pendekatan regresi non-parametrik spline truncated birespon menunjukkan bahwa terbukti adanya hubungan yang bermakna antara kadar gula darah dan hipertensi terhadap indeks massa tubuh remaja,” kata Dhiva Ryan Hardine, ketua Tim PKMPE ini. Dalam tim ini, juga terdapat empat mahasiswa kreatif lainnya, yaitu Dhiva Ryan Hardine (Statistika, 2013/Ketua Tim), Aisyah Abdullah (angkatan 2013), Nonna Prilly Pramesty (Statistika, 2013), Dyah Putri Rahmawati (Statistika, 2013), dan Muhammad Ikbal (Statistika, 2015).
SCRIPT bahasa R dan HTML yang digunakan dalam pemodelan dan pembuatan aplikasi berbasis web. (Foto: Dok PKMPE FST). Proposal PKM-PE berjudul “Pemodelan Kadar Gula dalam Darah terhadap Tekanan Darah dan Indeks Massa Tubuh pada Penderita Diabetes Melitus Tipe II Usia Remaja berdasarkan Pendekatan Regresi Nonparametrik Birespon dengan Estimator Spline” ini lolos seleksi Dikti dan meraih dana penelitian dari Kemenristekdikti dalam program PKM tahun 2016-2017. Ditambahkan, hasil dari pemodelan tersebut diaplikasikan dalam bentuk aplikasi berbasis web. Dengan mengakses aplikasi web itu, seseorang khususnya remaja, bisa mengetahui prediksi kadar gula dalam darah (mg/dL) dan tekanan darah (mmHg) secara serentak dengan menginput usia, tinggi badan (cm) dan berat badan (kg) yang akan langsung dikonversikan dalam bentuk indeks massa tubuh. ”Kami memilih aplikasi berbasis web karena bersifat crossplatform, artinya tidak terpaku pada sistem operasi tertentu seperti windows atau android. Jadi tidak perlu repot mengunduh aplikasi, dan semua platform bisa mengaksesnya,” kata Dhiva Ryan Hardine.
Tidak hanya itu, aplikasi web tersebut juga bersifat opensource, artinya bisa diakses bebas dan terbuka bagi siapapun yang ingin mengembangkan, juga bersifat user-friendly, sangat simpel dan mudah digunakan bagi pengguna. ”Kami berharap dengan analisis ini dapat dijadikan bahan pertimbangan meminimalkan jumlah penderita diabetes melitus tipe-2 usia remaja, dan aplikasi yang kami buat ini dapat menjadi acuan para remaja yang terdiagnosa DM tipe-2 untuk memprediksi kadar gula darah dan tekanan darahnya,” tambah Muhammad Ikbal. (*) Editor: Bambang Bes
Suasana Hangat Warnai Halal Bi Halal Civitas UNAIR UNAIR NEWS – Suasana hangat dan guyub dapat dirasakan di hall lantai satu Kantor Manajemen Universitas Airlangga. Segenap sivitas akademika UNAIR turut berpartisipasi dalam acara halal bil halal, Selasa (4/6). Dalam acara halal bil halal tersebut, terlihat mahasiswa, dosen, tenaga non kependidikan, hingga pimpinan beramah tamah satu sama lain. Acara halal bil halal tersebut dilangsungkan bertepatan dengan hari kedua masuk kerja setelah libur Idul fitri selama sepuluh hari. Acara dimulai pada pukul setengah sembilan pagi. Terlihat antrean sivitas akademika mengular hingga ke teras rektorat. Mereka mengantre untuk beramah tamah dengan jajaran pimpinan mulai ketua lembaga, direktur, hingga rektor selaku pemimpin
tertinggi. “Mohon maaf lahir batin, Bapak,” tutur salah satu pengunjung. “Inggih sama-sama,” tutur Rektor Prof. Dr. Mochammad Nasih. Untaian kalimat tersebut terus diucapkan oleh para pengunjung hingga pimpinan. Mereka saling bersalaman, membungkukkan badan, hingga melempar senyum manis. Dalam acara halal bil halal yang rutin diselenggarakan setiap tahun tersebut juga dihadiri rektor pendahulu. Terlihat, Prof. Fasich, Apt rektor UNAIR periode 2006-2015, Prof. Puruhito rektor UNAIR periode 2001-2006, Prof. Bambang Rahino rektor UNAIR periode 1993-1997, dan Prof. Soedarto rektor UNAIR periode 1997-2001. Selain para pendahulu, ada pula alumnus Fakultas Hukum Triyono Wibowo yang pernah menjabat sebagai wakil menteri luar negeri, turut bersalaman dengan pimpinan UNAIR. Dari kalangan mahasiswa, ada pula para anggota Unit Kegiatan Mahasiswa serta Ketua dan Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa turut hadir dalam acara halal bil halal tersebut. Di akhir acara, para pengunjung dan pimpinan berfoto bersama dan melanjutkan makan siang. Penulis: Defrina Sukma S Editor: Nuri Hermawan