PENJAWAB TELEPON OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN IC VOICE RECORDER ISD2560 1.
Teddy Samantha
1.
Email:
[email protected]
ABSTRAK Akan dibuat sebuah Alat Penjawab Telepon Otomatis yang digunakan sebagai alat tambahan pada pesawat telepon. Alat penjawab ini berfungsi untuk memberi dan menerima informasi apabila pemilik rumah sedang tidak ada di tempat ataupun jika sedang tidak ingin menerima panggilan telepon dari siapapun. Perangkat keras dari alat ini diantaranya adalah IC Voice Recorder. Alat ini bekerja apabila ada panggilan telepon masuk, maka pemanggil dapat mendengarkan pesan yang ditinggalkan oleh pemilik rumah, dan juga pemanggil dapat meninggalkan pesan untuk pemilik rumah. Diharapkan dengan adanya alat Penjawab Telepon Otomatis ini, dapat mempermudah kita untuk mendengarkan pesan yang ditinggalkan oleh pemanggil pada saat kita tidak ada dirumah. Kata Kunci : Penjawab Telepon Otomatis, IC Voice Recorder.
PENDAHULUAN Komunikasi memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Dari sekian banyak alat komunikasi yang pernah dikenal, mungkin teleponlah yang paling banyak menonjol dan menguasai kehidupan masyarakat di kotakota besar. Penyaluran informasi melalui
telepon diperkirakan melebihi kecepatan model komunikasi apapun, disamping hemat, tepat, mudah, murah, dan juga dapat memperkecil resiko bagi pemakainya. Terwujudnya komunikasi dua arah melalui telepon, jarak dan waktu sudah bukan persoalan lagi, sehingga dapat dirasakan bahwa peran telepon sebagai media transportasi informasi benar-benar telah mampu menjadi subtitusi alat transportasi yang sudah ada selama ini. Sebuah pesawat telepon haruslah mampu mengubah suara menjadi sinyalsinyal listrik, kemudian diubah kembali menjadi getaran suara ditempat tujuan, sehingga dapat diterima oleh penerima percakapan seperti suara aslinya Dengan sistem ini pembicaraan dapat dilakukan melalui jarak yang jauh mencapai 20 km tanpa penguatan. Dengan menggunakan sistem penguat jarak pembicaraan mencapai ribuan kilometer bahkan kalau menggunakan sistem pengiriman lewat gelombang radio jarak yang dicapai bisa lebih dari itu.[1] Pada hubungan telepon terkadang ada panggilan yang tidak terjawab, yaitu suatu panggilan yang tidak mendapat jawaban dari pelanggan yang dipanggil. Hal ini menyebabkan kerugian pada pelanggan yang dipanggil maupun bagi perusahaan telepon. Bagi pihak pelanggan, kerugian yang didapat adalah gagal mendapatkan informasi yang ingin disampaikan dari pihak pemanggil, sedangkan bagi pihak perusahaan telepon, kerugiannya adalah tidak menghasilkan pulsa pembicaraan. Untuk mengatasi hal tersebut, maka diperlukan suatu instrumen elektronika yang bekerja secara otomatis menerima, menjawab, dan merekam informasi dari pihak pemanggil tanpa membutuhkan seorang operator pada pihak penerima. Alat
ini menggunakan IC Voice Recorder yang dapat menjawab telepon secara otomatis.
mempunyai daerah frekuensi 1 x 1012 Hz sampai dengan 1 x 1014 GHz atau daerah frekuensi dengan panjang gelombang 1µm – 1mm.
TINJAUAN PUSTAKA Transistor[3,4] Transistor adalah kependekan dari transfer resistor (resistor transfer), istilah yang memberikan petunjuk bagaimana alat tersebut bekerja. Arus yang mengalir pada rangkaian output ditentukan oleh arus yang mengalir pada rangkaian input. Karena transistor adalah perangkat tiga terminal, satu elektroda harus digunakan secara bersama-sama oleh rangkaian input dan output. Transistor digolongkan ke dalam dua kategori (bipolar dan efek-medan) dan juga dikelompokkan menurut bahan semikonduktor yang digunakan untuk membuatnya (silikon atau germanium) dan menurut bidang aplikasinya (misalnya serbaguna, pensaklaran, frekwensi tinggi, dll). Berbagai kelas transistor tersedia sesuai dengan aplikasinya masing-masing. Transistor-transistor silikon lebih unggul dibandingkan dengan transistortransistor germanium untuk sebagian besar aplikasi (terutama pada suhu tinggi) dan oleh karenanya perangkat germanium sangat jarang ditemukan.
Optocoupler[7] Optocoupler merupakan gabungan dari LED infra merah dengan fototransistor yang terbungkus menjadi satu chips. Cahaya infra merah termasuk dalam gelombang elektromagnetik yang tidak tampak oleh mata telanjang. Sinar ini tidak tampak oleh mata karena mempunyai panjang gelombang berkas cahaya yang terlalu panjang bagi tanggapan mata manusia. Sinar infra merah
LED infra merah ini merupakan komponen elektronika yang memancarkan cahaya infra merah dengan konsumsi daya sangat kecil. Jika diberi prasikap maju, LED infra merah yang terdapat pada optocoupler akan mengeluarkan panjang gelombang sekitar 0,9 mikrometer.
Gambar 1.Simbol Optocoupler. Prinsip
kerja
dari
optocoupler
adalah: Jika antara Fototransistor dan LED terhalang maka Fototransistor tersebut akan off sehingga output dari collector akan berlogika high. Sebaliknya jika antara Fototransistor dan LED tidak terhalang maka Fototransistor tersebut akan on sehingga output dari collector akan berlogika low. Multivibrator[8] Multivibrator merupakan osilator. Sedangkan osilator adalah rangkaian elektronika yang menghasilkan perubahan keadaan pada sinyal output. Osilator juga bisa menghasilkan frekuensi dari pemancar dan penerima radio. Multivibrator adalah suatu rangkaian yang terdiri dari dua buah
piranti aktif dengan keluaran yang saling berhubungan dengan masukan yang lain. Multivibrator monostabil atau one shot, menghasilkan satu pulsa dengan selang waktu tertentu dalam menanggapi suatu sinyal trigger dari luar. Ini berarti bahwa hanya satu saja keadan stabil. Penerapan trigger mengakibatkan perubahan keadaan kuasi stabil, yang berarti bahwa rangkaian tetap berada pada keadaan kuasistabil pada selang waktu yang ditentukan dan kemudian kembali kekeadaan awal. Akibatnya adalah sinyal trigger internal dibangkitkan yang menghasilkan transisi keadaan stabil.
panggil. Indikasi ini terjadi pada dua keadaan yaitu on hook dan of hook. Gambar rangkaian yang akan diuji yaitu pada gambar 2 dimana masukan dari rangkaian tersebut dihubungkan dengan saluran telepon, kemudian diberi tegangan sebesar 5 Volt pada pin lima optocoupler dan pin lima IC MC 14538B. Pengamatan ini dilakukan pada saat ada atau tidaknya panggilan masuk dari pelanggan lain. Pengujian dilakukan di titik A dengan menggunakan multimeter digital.
Metodologi Penelitian Metodologi penelitian yang digunakan penulis pada tugas akhir ini adalah sebagai beruikut : 1. Studi Pustaka : Merumuskan teori secara analisis dengan mempelajari buku-buku ilmiah yang diperoleh dari catatan kuliah, buku-buku perpustakaan dan media internet yang behubungan dengan rangkaian. 2. Studi Laboratorium : Melakukan penelitian dan pengujian pada beberapa komponen elektronika berdasarkan data spesifikasi. Selanjutnya melakukan pengambilan data pada alat tersebut dan membandingkannya dengan hasil teoritis. 3. Metode Diskusi: Mengajuikan beberapa pertanyaan kepada dosen pembimbing, dosen pengajar, serta rekan-rekan mahasiswa Teknik Elektro.
Gambar 2 Pengujian Rangkaian Pendeteksi Panggilan Setelah pengujian dilakukan, maka didapat hasil pengukuran seperti yang ditunjukan oleh tabel 1 dibawah ini Tabel 1 Hasil Pengujian Rangkaian Hook Detector No Keadaan Tegangan Yang Telepon Terbaca Multimeter 1. On Hook 45.4 V 2. Off Hook 11.8 V
Rangkaian Pendeteksi Panggilan
a. Pada saat ada sinyal panggil (high) keluaran = 3,1 V, lamanya sinyal yang masuk selama 5 detik dalam keadaan dering. b. Pada saat tidak ada sinyal panggil (low), keluaran = 1,7 V
Tujuan dari pengujian rangkaian pendeteksi panggilan adalah untuk mengetahui berfungsi atau tidaknya rangkaian ini dalam menerima sinyal
Rangkaian Penghitung Sinyal Bel Tujuan pengujian rangkaian ini adalah untuk mengetahui dan mengamati apakah rangkaian ini berfungsi untuk
UJI COBA SISTEM, HASIL, DAN PEMBAHASAN
mendeteksi adanya panggilan berupa sinyal panggil dari sentral telepon. Rangkaian yang akan diuji dapat dilihat pada gambar 3 Pengamatan dilakukan pada masing-masing keluaran register geser untuk setiap pulsa clock yang masuk, sedangkan pulsa clock diambil dari keluaran pin 6 IC MC14538. Untuk mengetahui bekerja atau tidaknya register geser, pada keluaran register geser dipasang tahanan 220Ω dan LED yang dihubungkan ke ground.Pin MR dihubungkan ke ground dengan menggunakan tombol tekan untuk membuang semua data pada keluaran register geser.
d. Pulsa clock keempat masuk, keluaran pada Q0, Q1, Q2, dan Q3(high) sebesar 3,5 volt e. Pulsa clock berhenti pada Q4 , keluaran pada Q4(high) sebesar 3,5 volt diumpankan ke basis transistor 9013 Rangkaian Switch Tujuan pengujian rangkaian switch adalah untuk mengetahui apakah rangkaian ini berfungsi dengan baik atau tidak.Untuk mengamatinya yaitu dengan cara memberikan tegangan pada rangkaian tersebut, apabila terdapat tegangan, maka transistor berada dalam keadaan saturasi, transistor tersebut seperti sebuah switch yang tertutup dari collector ke emitter. Dan jika tidak ada tegangan, maka transistor berada dalam keadaan cut off. Percobaan yang dilakukan dengan memberi tegangan 12 Volt pada kaki katoda dan tegangan 3,5 Volt pada kaki basis transistor, dimana masukan ini berasal dari keluaran Q4 pin 10 IC 74LS164. Pengamatan dilakukan pada relay dengan menggunakan multimeter digital
Gambar 3 Pengujian Rangkaian Penghitung Sinyal Bel Setelah dilakukan pengujian, maka didapat hasil sebagai berikut : a. Pulsa clock pertama masuk, keluaran pada Q0(high) sebesar 3,5 volt b. Pulsa clock kedua masuk, keluaran pada Q0dan Q1 (high) sebesar 3,5 volt c. Pulsa clock ketiga masuk, keluaran pada Q0, Q1, dan Q2(high) sebesar 3,5 volt
Gambar 4 Pengujian Rangkaian Switch Hasil pengukuran berdasarkan pada bab terdahulu, bahwa rangkaian switch akan bekerja pada saat kaki kolektor dari transistor diberi tegangan dan kaki basis transistor mendapatkan tegangan dari
rangkaian penghitung sinyal bel sebesar 3,5 volt. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa rangkaian switch berfungsi dengan baik. Besarnya arus Ib yang mengalir pada transistor dapat dihitung dengan persamaan: Vbb= Ib x R4 + Vbe Vbb = 3,5 Volt (keluaran yang dihasilkandari pin 10 IC74LS164) Vbe = 0,7
yang masuk. Sedangkan gambar 5 adalah gambar dari pengujian rangkaian timer.
Ib= Ib = Ib = 0,28mA Ic= Ic = Ic = 16mA Ic adalah besarnya arus pada collector. Pada rangkaian ini dipasang relay yang memiliki hambatan dalam sebesar 742Ω dan transistor 9013 memiliki βdc=300, maka untuk membuat transistor berada dalam keadaan saturasi dibutuhkan arus basis minimal sebesar: Ibmin= Ibmin = Ibmin= 0,053mA Jadi arus basis minimal yang dibutuhkan untuk membuat transistor berada dalam keadaan saturasi sebesar 0,053mA, sedangkan arus basis yang mengalir pada rangkaian ini telah melampaui nilai tersebut yaitu sebesar 0,28mA. Dari perhitungan diatas dapat dikatakan bahwa Ib>Ibmin, maka arus Ib akan membuat transistor 9013 dalam keadaan saturasi. Rangkaian Timer Tujuan pengujian rangkaian timer adalah untuk mengamati lamanya pesan
Gambar 5 Pengujian Rangkaian Timer Pengujian yang dilakukan dengan cara memberikan tegangan sebesar 5 Volt pada pin 2 IC NE555. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan multimeter digital pada pin 3 yang juga dipasan tahanan 180Ω dan LED Berdasarkan gambar diatas, maka setelah dilakukan pengujian didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 2 Tabel Pengujian Rangkaian Timer Vout(Volt) Keadaan Waktu Ket LED (Detik) 0,12 Padam 120 Low 3,62 Menyala 15 High Sesuai dengan persamaan waktu output yaitu T = 1,1 RC, sedangkan waktu yang diinginkan adalah 15detik, maka: T = 1,1 RC 15 = 1,1 (10K + VR) 100µF 15 = 1,1 + 1,1X10-4.VR 13,9 = 1,1X10-4.VR
VR=
, Maka nilai VR yang
dibutuhkan adalah 126KΩ Rangkaian Pendeteksi Busy Tone Pengujian rangkaian pendeteksi busy tone bertujuan untuk mengamati sinyal yang dikirim oleh sinyal teleponsaat pelanggan meletakkan handset. Gambar dari pengujian rangkaian pendeteksi busy tone dapat dilihat pada gambar 6 dibawah ini
b. Jika diberi masukan sinyal sinus 425Hz, maka keluarannya sebesar 0 volt Dapat disimpulkan bahwa pada saat pelanggan yang dihubungi sedang sibuk, maka sentral telepon akan mengirimkan sinyal busy tone kepada pihak pemanggil. Nada terputus-putus dalam rentang waktu 0,5 detik. Dapat disimpulkan bahwa rangkaian ini berfungsi dengan baik apabila ada sinyal panggil, maka keluarannya sebesar 0 volt dan jika tidak ada sinyal maka keluarannya sebesar 3,5 volt. Pada rangkaian pendeteksi busy tone ini fo yang diinginkan adalah 425 Hz. Agar diperoleh fo= 425 Hz, maka nilai dari trimpot yang diperlukan adalah :
425 = Dimisalkan : 10K + VR2 = Y VR2 = Y – 10K Sehingga didapat nilaiY adalah :
425 = Y
Gambar 6 Pengujian Pendeteksi Busy Tone
Rangkaian
Pengujian yang dilakukan pada rangkaian ini yaitu dengan cara memberi sinyal sinus pada masukan IC LM567 pin 3 sebesar 425 Hz dengan menggunakan function generator. Kemudian pada pin 4 beri tegangan sebesar 5 Volt. Pengukuran dilakukan pada titik F dengan menggunakan multimeter digital Pada saat sinyal sinus diberikan, atur trimpot 20KΩ agar output yang dihasilkan pada pin 8 IC LM567 ini sebesar 0 Volt. Berdasarkan pengamatan diatas, maka didapat hasil, yaitu: a. Pada saat tidak ada sinyal masukan, maka keluarannya sebesar 3,5 volt
=
Y = 21390 Ω Maka hasil yang diperoleh adalah VR2 = 21390 – 10000 VR2 = 11390 Ω Rangkaian Catu Daya
Gambar 7 Pengujian Rangkaian Catu Daya
Tegangan pada lilitan sekunder adalah sekitar 16,26V (Vpk = 1,414 x Vr.m.s = 1,414 x 11,5 V =16,26 Volt) karena dibutuhkan tegangan 12 V maka diperlukan IC regulator 7812 yang mampu menghasilkan tegangan sebesar 12V dan untuk menghasilkan tegangan sebesar 5 V maka keluaran dari IC regulator 7812 diredam menjadi 5 V dengan menggunakan IC regulator 7805. Hasil uji coba catu daya terdapat pada tabel 4.4 Tabel 3 Hasil Uji Coba Catu Daya Titik A 11,5V
Titik B 14,9V
Persentase
Titik C 11,84V
Titik D 4,96V
Kesalahan
= x
100% Titik A Data fisik label trafoadalah 12 Volt
yang
PersentaseKesalahan
tertera
=
di
x
100% = 4,17% Titik B Data perhitungan = (1,414 x Vr.m.s) 0,7= (1,414 x 11,5) – 0,7 = 15,56 Volt Persentase Kesalahan =
x
100% = 4,4% Titik C Data berdasarkan datasheet bahwaVout = 12 Volt Persentase Kesalahan =
x
100% = 1,3% Titik D Data berdasarkan datasheet bahwaVout = 5 Volt Persentase
Kesalahan
100% = 0,8%
IC7812
=
IC7805 x
PENUTUP Kesimpulan Setelah melakukan percobaan, pengambilan data, dan melakukan analisa pada data yang telah didapat, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Alat Penjawab Telepon Otomatis dengan Menggunakan IC Voice Recorder ISD2560 dapat digunakan sebagai alat tambahan pada telepon yang berfungsi sebagai operator apabila dirumah sedang tidak ada orang. 2. Pesan yang terekam di dalam ISD2560 hanya dapat didengar oleh pelanggan pemanggil apabila pihak pelanggan yang dipanggil tidak mengangkat gagang telepon selama lima nada panggil balik. 3. Lamanya waktu untuk meninggalkan pesan yang akan terekam oleh tape recorder adalah 15detik. Saran Agar penggunaan alat ini lebih baik lagi, maka dapat menggunakan tape recorder dengan kapasitas yang lebih besar dan mengganti tegangan untuk tape recorder tersebut secara periodik, karena hanya menngunakan baterai 3volt.
DAFTAR ACUAN 1. Saydam, Gouzali, Teknologi Telekomunikasi Perkembangan dan Aplikasi, cetakan pertama, Alfabeta, Bandung, 2005. 2. Satria, Gilang Khrisna, Analisa Jalur Extension Pada Private Automatic Branch Exchange Panasonic Seri KXT –
206SBX, Universitas Gunadarma, Depok, 2009. 3. Blocher, Richard., Dasar Elektronika, Edisi Kedua, Andi Yogyakarta, Yogyakarta, 2004. 4. Malvino, Albert Paul Ph.D, PrinsipPrinsip Elektronika Edisi Kedua (terjemahan), Erlangga, Jakarta, Agustus 1981. 5. Soeparlan, Soepono dan Yahdi, Umar, Teknik Rangkaian Listrik, Jilid 1, Gunadarma, Jakarta, 1995 6. Elektuur, Wasito S, Data Sheet Book 1 Data IC Linier, TTL, dan CMOS (kumpulan data penting komponen elektronika), Cetakan Kedua, PT. Elex Media Komputindo, Kelompok Gramedia, Jakarta, 1985. 7. URL: http://shatomedia.com/2009/01/optocoupler/ , 08 Januari 2010. 8. URL:http://lecturer.eepisits.edu/~prima/.../elektronika.../bab5multivi brator. pdf,15 Desember 2009. 9. URL: http://www.electroniclab.com, 08 Januari 2010. 10. URL:http://118.98.164.219/elearning /file.php/.../14_rangkaian_penyearah.pdf, 29 Januari 2010. 11. URL:http://id.wikipedia.org/wiki/78 xx, 29 Januari 2010. 12. URL:http://118.98.164.219/elearning /file.php/.../14_rangkaian_penyearah.pdf, 29 Januari 2010. 13. URL:http://alldatasheet.com, 15 Desember 2009. 14. Rusmadi, Dedi, Aneka Hoby Elektronika, Edisi revisi, Penerbit Pionir Jaya, Bandung, 1998