MENGUKUR TRANSISTOR A. Tujuan 1) Mampu
menggunakan
Multimeter
sebagai
Ohm-meter
untuk
melakukan
pengukuran terhadap transistor di luar rangkaian dengan baik sesuai dengan standar prosedur operasi. 2) Mampu menentukan sebuah transistor masih layak digunakan atau sudah rusak melalui pengukuran tahanannya. 3) Mampu menentukan kaki Basis, Kolektor, dan Emiter dari sebuah transistor. B. Dasar Teori Transistor adalah komponen elektronik yang dirancang sebagai penguat arus, karenanya transistor disebut juga piranti (device) yang menangani arus (current handling device). Dilihat dari tipenya, transistor terbagi dua, yaitu tipe PNP (Positip-NegatipPositip) dan tipe NPN (Negatip-Positip-Negatip). Saluran masuk (leads) ke transistor (lazimnya disebut kaki transistor) dinamai dengan : Basis (Base), Kolektor (Collector), dan Emitor (Emitter). Transistor pada dasarnya adalah dua buah dioda yang disambung secara berbalikan. Dioda yang pertama dibentuk oleh Emitor-Basis, dioda yang kedua dibentuk oleh BasisKolektor. Pada transistor tipe PNP, Emitor dan Kolektor berfungsi sebagai Anoda (+) terhadap Basis, sementara Basis berfungsi sebagai Katoda (-) terhadap Emitor dan Emitor. Pada transistor tipe NPN, Basis berfungsi sebagai Anoda (+) terhadap Emitor dan Kolektor, sementara Emitor dan Kolektor berfungsi sebagai Katoda (-) terhadap Basis. Cermati gambar dibawah ini dengan seksama.
Konsep dioda pada transistor penting untuk dipahami dengan baik, karena erat kaitannya dengan penggunaan Multimeter dalam mengukur nilai satuan Ohm dari transistor.
1
Hal yang perlu diingat ketika mengukur transistor dengan Multimeter adalah : a. Pada transistor tipe PNP kabel penyidik (probes) warna merah (+) selalu diletakkan pada kaki Basis, kabel penyidik (probes) warna hitam (-) diletakkan secara bergantian di kaki Emitor dan Kolektor. b. Pada transistor tipe NPN kabel penyidik (probes) warna hitam (-) selalu diletakkan pada kaki Basis, kabel penyidik (probes) warna merah (+) diletakkan secara bergantian di kaki Emitor dan Kolektor. c. Saklar jangkauan ukur berada pada posisi Ohm () dan batas ukur (range) berada pada posisi x1 dan x10. Menentukan Transistor masih Baik atau Rusak Untuk menentukan sebuah transistor masih baik atau rusak dapat dilakukan dengan mengukurnya dengan multimeter analog. Berdasarkan gambar, transistor pada prinsipnya terbangun dari dua buah dioda yang dihubungkan bertolak belakang. Maka untuk menentukan transistor masih bagus atau tidak, transistor diukur selayaknya mengukur 2 buah dioda yang dihubungkan secara terbalik. Dengan menggukan multimeter x1 ohm, pin transistor diukur bolak balik secara bergantian. Dari 6 kali pengukuran dapat diketahui, bila jarum bergerak sebanyak 2 kali berarti transistor masih bagus. Bila dari 6 kali pengukuran jarum bergerak sebanyak kurang atau lebih dari 2 kali, berarti transistor sudah rusak. Untuk beberapa jenis transistor cara ini tidak dapat dilakukan, karena beberapa transistor untuk tujuan khusus dilengkapi dengan dioda dumper dan resistor didalamnya. Menentukan Kaki Transistor Kaki-kaki Emitor, Basis, dan Kolektor dari transistor dapat ditentukan dengan tiga cara : a. Dengan melihat tanda pada badan (case) transistor. Beberapa
pabrik
transistor membuat bulatan warna hitam atau tlingkarana lingkaran di atas kaki kolektor dari transistor yang berbentuk silinder. b. Dengan menggunakan katalog transistor yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat transistor. c. Dengan melihat sirip kecil yang menonjol keluar dari badan transistor. d. Dengan menggunakan Multimeter. e. Untuk transistor daya (power transistors) badan transistor berfungsi sebagai kolektor.
2
C. Gambar Rangkaian
D. Langkah Kerja / Pengukuran Langkah-langkah pengukuran : a. Perhatikan gambar rangkaian b. Masukkan kabel penyidik (probes) warna merah ke lubang kabel penyidik yang bertanda positip (+), kabel penyidik (probes) warna hitam ke lubang kabel penyidik yang bertanda negatip (-). c. Jika diperlukan, gunakan sekrup pengatur posisi jarum (preset), atur posisi jarum pada papan skala sehingga berada pada posisi angka nol. d. Atur saklar jangkauan ukur pada posisi x1 atau x10. e. Ujung dari kedua kabel penyidik (probes) dipertemukan. f. Menggunakan tombol pengatur posisi jarum pada angka nol (zero adjustment), atur posisi jarum pada papan skala hingga menunjukkan angka nol. g. Ulangi langkah e dan f bila pindah range pengukuran. h. Tentukan sembarang nomor untuk identifikasi kaki transistor. Contoh: Pada gambar. i.
Pengukuran 1. Tempatkan probe hitam di kaki 1 dan probe merah di kaki 2, baca hasil pengukuran, kemudian isikan pada tabel.
j. Pengukuran 2. Tempatkan probe hitam di kaki 1 dan probe merah di kaki 3, baca hasil pengukuran, kemudian isikan pada tabel.
3
k. Pengukuran 3. Tempatkan probe hitam di kaki 2 dan probe merah di kaki 1, baca hasil pengukuran, kemudian isikan pada tabel. l.
Pengukuran 4. Tempatkan probe hitam di kaki 2 dan probe merah di kaki 3, baca hasil pengukuran, kemudian isikan pada tabel.
m. Pengukuran 5. Tempatkan probe hitam di kaki 3 dan probe merah di kaki 1, baca hasil pengukuran, kemudian isikan pada tabel. n. Pengukuran 6. Tempatkan probe hitam di kaki 3 dan probe merah di kaki 2, baca hasil pengukuran, kemudian isikan pada tabel. o. Bila jarum bergerak sebanyak kurang atau lebih dari 2 kali, transistor sudah rusak. Bila jarum bergerak sebanyak dua kali, transistor masih baik, dan dapat dilakukan pengukuran lanjutan untuk menentukan letak kaki B, C, dan E. p. Perhatikan tabel. Perhatikan baris yang penunjukan jarum “bergerak”. Mis: Probe Hitam berada pada kaki 2, Probe Merah berada pada kaki 1 dan 3, berarti transistor tersebut adalah NPN dan basis berada pada kaki 2. Mis: Probe merah berada pada kaki 1, dan probe hitam berada pada kaki 2 dan 3, berarti transistor tersebut adalah PNP dan basis berada pada kaki 1. q. Lakukan Langkah b sampai p untuk bebrapa transistor yang lain. Menentukan kaki Basis, Kolektor, dan Emiter a. Untuk Transistor NPN b. Setelah diketahui BASIS adalah kaki 2, dan Transistor adalah NPN, maka langkah selanjutnya adalah : c. Pindahkan posisi saklar pada X 10k, atau X 1k. d. Lakukan pengukuran seperti pada gambar (MERAH di kaki (1) dan HITAM di kaki 3) e. Sentuh dengan jari kaki BASIS dan PROBE HITAM (kaki 3) (jangan mengenai probe merah atau kaki 1) f. Jarum akan bergerak: Baca hasil pengukuran. Mis: 100 kOhm g. Kemudian Pindahkan, Probe MERAH di kaki 3 dan Probe HITAM di kaki 1 h. Sentuh dengan jari anda di BASIS dan PROBE HITAM (kaki 1) (jangan mengenai probe merah atau kaki 3) i.
Baca hasil pengukuran. Mis. 800 k ohm.
j.
Maka dapat diambil kesimpulan. Dari kedua pengukuran tsb, tahanan yang paling rendah adalah KOLEKTOR
k. Berarti kaki Basis adalah kaki 2, Kolektor adalah kaki 3, Emiter adalah kaki 1
a. Untuk Transistor PNP b. Setelah diketahui BASIS adalah kaki 1, dan Transistor adalah NPN, maka langkah selanjutnya adalah : c. Pindahkan posisi saklar pada X 10k, atau X 1k. d. Tempatkan Probe Merah Di Kaki 2 Dan Probe Hitam Di Kaki 3
4
e. Sentuh dengan jari kaki BASIS dan PROBE MERAH (kaki 2) (jangan mengenai probe hitam atau kaki 3) f. Jarum akan bergerak: Baca hasil pengukuran. Mis: 150 kOhm g. Kemudian Pindahkan, Probe MERAH di kaki 3 dan Probe HITAM di kaki 2 h. Sentuh dengan jari PROBE MERAH (kaki 3) dan kaki BASIS (jangan mengenai probe hitam atau kaki 2) i.
Baca hasil pengukuran. Mis. 500 k ohm.
j.
Maka dapat diambil kesimpulan. Dari kedua pengukuran tsb, tahanan yang paling rendah adalah KOLEKTOR
k. Berarti kaki Basis adalah kaki 1, Kolektor adalah kaki 2, Emiter adalah kaki 3 l.
Gambarkan Gambar transistor beserta letak kaki nya.
m. Buatlah kesimpulan dari kegiatan yang anda lakukan.
E. Tabel Pengukuran Transistor 1 type: Pengukuran
Posisi Probe Hitam
Posisi Probe Merah
1
Kaki 1
Kaki 2
2
Kaki 1
Kaki 3
3
Kaki 2
Kaki 1
4
Kaki 2
Kaki 3
5
Kaki 3
Kaki 1
6
Kaki 3
Kaki 2
5
Penunjukan Jarum
Penentuan Kaki B, C, dan E Probe merah
Probe hitam
Tahanan
1 2 Transistor 1 adalah tipe : ………. Kaki 1 adalah ………… kaki 2 adalah ………… dan kaki 3 adalah ………… Gambar.
F. Kesimpulan
6