Hal 1 dari 5
Kemerdekaan (Hurriyah) adalah Kebutuhan Hakiki Khalifah Bumi Kutbah idul Fitri 1 Syawal 1436H - Kebun Raya Bogor Prof. Dr. H. Kudang Abdullah B. Seminar, MSc
Manusia diangkat dan dilantik menjadi khalifah bumi dihadapan para malaikat dengan kehendak dan kekuasaan ALLAH SWT, dan memerintahkan para malaikat untuk sujud (memberi hormat) kepada Bapak khalifah pertama yaitu Nabi Adam a.s.
ِ ك لِلْم ََلئِ َك ِة إِنِّي ج ِ اع ٌل فِي ْاْلَ ْر ض َخلِي َفة َ ََوإِ ْذ ق َ َ َ ُّال َرب
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". (Al-Baqarah:30).
ِ ِ اس ُج ُدوا ِِل َد َم فَ َس َج ُدوا ْ َوإِ ْذ قُلْنَا لل َْم ََلئِ َكة
“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," (Al-Baqarah:34).
Semua kebutuhan khalifah dicukupi oleh ALLAH berupa akal, hati (qalbu), ilmu, petunjuk dan pedoman kehidupan berupa agama yang diridhoi-NYA yakni agama Islam yang sempurna, yang dengannya ALLAH SWT, menunjukkan jalan-jalan kemuliaan untuk memuliakan manusia agar hidup selamat dan bahagaia di dunia dan akherat, dan tidak diterima agama manapun selainnya sebagai ketetapan ALLAH yang tidak akan berubah selamanya.
Hal 2 dari 5
"Pada hari ini telah AKU sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah AKU cukupkan kepadamu nikmat KU, dan telah AKU ridhoi islam itu jadi agama bagimu." (AlMaidah:03).
Amanah yang diembankan ALLAH SWT kepada manusia menjadi keharusan bagi setiap manusia untuk menjalankan amanah ALLAH sesuai tupoksi (tugas pokok & fungsi) dan SOP (prosedur operasi baku) yang hak yang ditetapkan ALLAH SWT melalui agama yang hak sehingga manusia tidak boleh ragu sedikitpun akan hal itu.
ِ ين َ ِّْح ُّق ِم ْن َرب َ ال َ ك ۖ فَ ََل تَ ُكونَ َّن م َن ال ُْم ْمتَ ِر
“Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu.” (Al-Baqarah:147)
Sebagai khalifah bumi, manusia membutuhkan kemerdekaan ( hurriyah) dan harus merdeka dari semua kepentingan makhluk, bumi dan dunia dalam melaksanakan amanah dengan taat kepada ALLAH SWT. Apabila khalifah tidak merdeka, maka manusia akan jadi jajahan & boneka nafsu, jajahan & boneka makhluk (manusia, jin, syetan), menjadi jajahan & boneka dunia yang justru melemahkan dan menumpulkan pelaksanaan fungsional manusia sebagai khalifah bumi. Di masa sebelum kemerdekaan RI, kita dijajah oleh bangsa lain. Hampir semua aspek kehidupan kita dikendalikan oleh penjajah termasuk aset kekayaan alam kita. Bersyukurlah bangsa Indonesia yang dengan rahmat ALLAH SWT bisa menggapai kemerdekaan dari penjajahan pada tanggal 17 Agustus 1945. Banyak keleluasaan dan kebebasan serta keuntungan yang dirasakan semenjak kemerdekaan tersebut. Namun benarkah kita setelah itu menjadi bangsa dan manusia yang benar merdeka? Karena penjajah itu bisa hadir dalam wujud yang lain yang dapat menyelinap & menaklukan hati kita. Jika hati sudah dikuasai maka pola pikir, pola amal, pola kehidupan kita, pola kebijakan dan keputusan kita akan didominasi & diwarnai oleh penjajah. Marilah kita introspeksi dan berkontemplasi, apakah kita ini benar-benar merdeka dalam taat dan ibadah kepada ALLAH SWT? Cinta dunia kita yang makin hari makin bertambah, demikian juga cinta jabatan, cinta harta, cinta kemewahan, cinta popularitas dan sanjungan apalagi cinta maksiat adalah pertanda yang paling jelas bahwa kita sudah terpenjara. Seperti firman-NYA:
Hal 3 dari 5
ِ ات ِمن النِّس ِاء والْبنِين والْ َقن َّ اطي ِر ال ُْم َق ْنطََرِة ِم َن ِ الذ َه َّ ب ِ ُزيِّ َن لِلن ب ُّ َّاس ُح َ َ َ َ َ َ َ ِ الش َه َو ِ ِ ض ِة والْ َخ ْي ِل الْمس َّوم ِة و ْاْلَنْ ع ِام والْحر ُّ ْحيَ ِاة َ ِث ۖ ََٰذل ُالدنْ يَا ۖ َواللَّه َ ك َمتَاعُ ال َْ َ َ َ َ َ ُ َ َّ َوالْف ِ ِع ْن َدهُ ُح ْس ُن ال َْم آب “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). (Ali-Imraan:14)
ِ ُّ ُْحيَاة الدنْ يَا ۖ َوََل َ َّاس إِ َّن َو ْع َد اللَّه َحق ۖ فَ ََل تَ غَُّرنَّ ُك ُم ال ُ يَا أَيُّ َها الن ِ َّي غَُّرنَّ ُكم بِالل ِور ر غ ْ ل ا ه َ ُ ُ ْ َ “Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah syaitan yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah.” (Al-Fatiir:5) Manusia yang merdeka adalah yang dapat melepaskan dirinya dari belenggu hawa nafsu dan penjajahan setan atas dirinya. Ia tak lagi menjadi budak setan dan hawa nafsu. Ia telah sanggup memerintah dan mengontrol dirinya untuk taat dalam ibadah kepada ALLAH SWT. Ia tak lagi dijajah. Itulah kemerdekaan yang sesungguhnya, kemerdekaan jiwa dari belenggu hawa nafsu, kemerdekaan hati dan akal pikiran dari pengaruh setan. Untuk menjadi manusia merdeka bukanlah perkara mudah. Ia butuh perjuangan yang panjang dan istiqomah. Perlu banyak pengorbanan. Ia menuntut adanya semangat yang tak kunjung padam. Sesungguhnya setiap orang, setiap saat bertempur dengan penjajah adalah setan dan hawa nafsu. Pertempuran tidak akan pernah berhenti sampai manusia meniupkan nafasnya yang terakhir di dunia. Manusia diserang dari segala penjuru tanpa mengenal waktu.
ضلَّهُ اللَّهُ َعلَ َٰى ِعل ٍْم َو َختَ َم َعلَ َٰى َس ْم ِع ِه َوقَ ْلبِ ِه َ َت َم ِن اتَّ َخ َذ إِ َٰلَ َههُ َه َواهُ َوأ َ ْأَفَ َرأَي ص ِرِه ِغ َش َاوة فَ َم ْن يَ ْه ِد ِيه ِم ْن بَ ْع ِد اللَّ ِه ۖ أَفَ ََل تَ َذ َّك ُرو َن َ ََو َج َع َل َعلَ َٰى ب “Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?” (Al-Jaathiya:23) Sungguh patutlah kita waspada terhadap kondisi kemerdekaan (hurriyah) hakiki kita secara individu maupun kolektif. Perlu kita ingat bahwa penjajahan setelah
Hal 4 dari 5
kemerdekaan negara kita adalah penjajhan berupa kenikmatan dunia Perlahan tapi nyata kita menjadi hamba dirham (uang), hamba teknologi, dan hamba hawa nafsu. Demi uang kita rela mengorbankan aturan ALLAH dan keyakinan & harga diri; demi lakunya barang dagangan kita rela berpakaian dan beradab mengikuti konsumer kita yang berpakaian dan beradab jauh dari kaidah agama yang kita anut; demi jabatan & kekuasaan kita rela mengorbankan akidah untuk meraih simpati manusia; demi pencapaian berbagai hajat dunia kita rela membelakangi kehormatan & aturan agama. Kondisi keburukan (kemudharatan) dari manusia yang tidak merdeka tergantung dari tingkat posisi dan pengaruh dari mansuia tersebut di lingkungannya. Semakin tinggi, semakin taktis dan semakin strategis posisi seseorang maka jika orang tersebut terjajah maka berakibat orang yang ada dalam tanggungan dan kekuasaannya akan juga menjadi korban penjajahan. Seorang pemimpin rumah tangga yang terjajah berakibat buruk pada anak istrinya karena bisa jadi anak istrinyapun ikut terjajah; seorang pimpinan organisasi atau wilayah yang terjajah akan lebih luas lagi dampak keburukannya kepada orang-orang yang dipimpinnya; seorang pimpinan tertinggi dalam negara yang terjajah juga akan berdampak buruk ke seluruh warga negara, sehingga bisa jadi negara itu terjajah karena berisi manusia-manusia yang terjajah; seorang pimpinan umat atau ulama yang terjajah lebih parah dan masif lagi pengaruh buruknya terhadap umat manusia. Sampai-sampai Rasulullah s.a.w bersabda:
“Dari Abu Hurairah ra berkata; bersabda Rasulullah saw "Apabila kekuasaan dianggap keuntungan, amanat dianggap ghanimah (rampasan), membayar zakat dianggap merugikan, beiajar bukan karena agama (untuk meraih tujuan duniawi semata), suami tunduk pada istrinya, durhaka terhadap ibu, menaati kawan yang menyimpang dari kebenaran, membenci ayah, bersuara keras (menjerit jerit) dimasjid, orang fasig menjadi pemimpin suatu bangsa, pemimpin diangkat dari golongan yang rendah akhiaknya, orang dihormati karena takut pada kejahatannya, para biduan dan musik (hiburan berbau maksiat) banyak digemari, minum keras/narkoba semakin meluas, umat akhir zaman ini sewenang-wenang mengutuk generasi pertama kaum Muslimin (termasuk para sahabat Nabi saw, tabi'in dan para imam muktabar). Maka hendaklah mereka waspada karena pada saat itu akan terjadi hawa panas, gempa,longsor dan kemusnahan. Kemudian diikuti oleh tanda-tanda (kiamat) yang lain seperti untaian permata yang berjatuhan karena terputus talinya (semua tanda kiamat terjadi)."(HR. Tirmidzi)
Bulan Ramadhan adalah bulan untuk melatih perolehan kemerdekaan hakiki, dengan menahan hawa nafsu dan bisikan/hasutan syetan. Nafsu makan dan minum dan nafsunafsu yang lain dikendalikan dengan lebih ketat pada bulan Ramadhan ini, sehingga di akhir Ramadhan manusia yang berpuasa dengan sungguh-sungguh akan mendapatkan dosa-dosanya keluar dari dirinya sebagaimana ketika keluar dari perut ibunya (dalam keadaan suci dan fitrah) , seperti hadist berikut:
Hal 5 dari 5
“Bersabda Rasulullah s.a.w. Bulan Ramadhan adalah bulan yang duwajibkan ALLAH
atas kamu berpuasa dan disunahkan atas kamu sholat malam (tarwih). Maka barangsiapa berpuasa dan sholat malam dengan iman dan usaha yang sungguhsungguh akan keluar ia dari dosa-dosanya seperti ketika ia keluar dari perut ibunya” (HR Imam Al-baihaqi)
Hasilnya adalah manusia yang bertaqwa (muttaqien) yang merdeka sesuai dengan tujuan utama dari perintah puasa, yaitu orang yang benar-benar merdeka untuk kepentingan ALLAH dan Rasul-NYA dan bukan kepentingan hawa nafsu dan semua penjajahnya. Kalau tempaan bulan Ramadhan ini tidak menghantarkan pada kemerdekaan hakiki (hurriyah) & ketaqwaan maka sungguh merupakan kerugian yang amat besar. Artinya kita masih belum merdeka dari penjajahan nafsu & penjajahan syetan. Rasulullah SAW bersabda:
ِ صي ِام ِ ب صائِ ٍم حظُّهُ ِمن ش ابن خزيمة ط لع ا و ع و لج ا ه َ ْ ْ ُ ُ َ َ ُْ َ ْ َ َ َّ ُر.
“Berapa banyak orang berpuasa hasil yang diperoleh dari puasanya itu hanyalah lapar dan haus saja.” [HR. Ibnu Khuzaimah]
Sebaliknya Allah telah menjanjikan sorga bagi hamba-Nya yang menahan & mengendalikan keinginan nafsunya, sebagaimana firman-NYA,
ِِّاف م َقام رب َّ ْجنَّةَ ِه َي ال َْمأ َْو َٰى ف الن ى ه ن و ه ْ َ َ َ س َع ِن ال َْه َو َٰى فَِإ َّن ال َ َ َ َ َوأ ََّما َم ْن َخ َ َ
“Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari (keinginan) hawa nafsunya. Maka sungguh, sorgalah tempat tinggal(nya)” (anNazi`at [79] : 40-41) Marilah kita mulai dari diri sendiri, keluarga, masyarakat, warga negara sampai kepada pimpinan-pimpinan organisasi dan negara selalu berjuang mempertahankan kemerdekaan hakiki (hurriyah) secara individu maupun kolektif agar dapat berkinerja prima dalam taat dan ibadah kepada ALLAH SWT. Dan semoga dengan demikian keberkahan dan rahmat ALLAH akan senantiasa dibukakan dan turun dari berbagai penjuru langit dan bumi. Amiin ya Rabbal alamiina. Subhanaka laa ilma lanaa illaa maa a’lamtanaa innaka antal a’liimul hakiim Ied Mubarok, taqabalallahu minnaa wa waminkum Wabillahi taufiq wal hidayah wassalaamualaikum warahmtullaahi wabarakaatuhu.