Media Komunikasi Paroki St. Stefanus, Cilandak - Jakarta Selatan
141 Th. XIV
#
Mei 2016
Informasi Teknologi dalam Komunikasi Belas Kasih
28 Catatan Komunikasi Sosial St. Stefanus
Radiasi 51 Waspada Ponsel
64
Menyangkal Tuhan Tiga Kali
PSIKOLOGI - PENDIDIKAN - ORBITAN LEPAS
15
Dibalik Informasi teknologi dan Wanita Perkasa
PROFIL 4
KERLING Informasi Cepat dan Akurat
KALENDERIUM MEI 2016
36.
PAHAMI ADIKSI GAME ONLINE PADA REMAJA
42.
TEKNOLOGI INFORMASI DALAM GEREJA
44.
MAKNA LITURGI bagian 1
48.
BIGOS
54.
Spiritualitas Gereja Membangun Hubungan Buruh dan Majikan
59.
Berjalan Bersama BUNDA MARIA
ORBITAN UTAMA
25
Informasi Teknologi dalam Komunikasi Belas Kasih
32 MENURUT
Perjumpaan dalam budaya teknologi juga menghadirkan sikap berbagi kegembiraan dan kesedihan serta dapat membangun keberanian untuk tampil menjadi seperti orang lain
MEREKA
Bagaimanakah peran orang tua dalam teknologi informasi kepada anak?
Wisata Karyawan Paroki St. Stefanus
34.
13
DONASI PENGGANTIAN BIAYA CETAK MAJALAH MEDIAPASS APRIL 2016 Terima kasih atas donasi yang
1
Lingk. Sta. Maria Magdalena (Pelunasan tahun 2015)
2
Lingk. St. Quirinus (April 2015 s/d Maret 2016)
3
Lingk. Sta. Maria Fatima (April - Mei 2016)
4
Lingk. St. Bernardus (Jan. s/d Juni 2016)
600,000 telah diberikan, kami menunggu
kontribusi Anda di edisi-edisi berikutnya. Harap memberitahu100,000 kan apabila donasi dikirim melalui transfer. Untuk setiap pene1,500,000 rimaan donasi, akan diberikan 4,600,000 bukti penerimaan resmi.
2,400,000
Total
DAFTAR ISI
Seputar Paroki
Perbedaan adalah kekayaan yang ada di dalam kehidupan, panggilan, dan dalam rencana Tuhan.
6
AKULAH IMAM, RAJA, DAN NABI!
9
ORBITUARI- Lamberthus Roes
Tasmin
Di saat KELUARGA Mendalami KERAHIMAN ALLAH
10
Aksi Peduli Terhadap Anak-Anak Berkebutuhan Khusus
13
Tuhan, bukalah mataku untuk melihat jiwa-jiwa yang terluka, yang berkekurangan, dan yang bergumul di tengah dunia yang sangat membutuhkan kasih-Mu.
16 18
BAKTI SOSIAL- PSE
Operasi Katarak
WISATA ROHANI DEWAN PAROKI PLENO KE BANDUNG
SANTO SANTA POJOK KOMSOS
62
Visualisasi Jalan Salib Retret Jiwa Muda yang Kreatif
Andreas Fournet
27
40 KOMAT Komunikasi Umat
4. KERLING
Informasi Cepat & Akurat Di zaman era modern saat ini, komunikasi sudah menjadi bagian penting dalam membantu aktifitas keseharian manusia. Agar informasi yang diterima dapat mempermudah untuk diolah.
Hal ini benar-benar dimanfaatkan oleh semua umat dari kalangan manapun. Hanya tinggal menekan satu jari sudah mendapat segala informasi dan bentuk komunikasi antar pemakai alat komunikasi (gadget).
Pimpinan A. Setyo Listiantyo (Tyo) Creative Design
Gereja-pun sangat membutuhkan informasi teknologi tersebut. Paroki St. Stefanus sendiri telah memiliki kemajuan dalam bidang teknologi ini, seperti website, pembuatan group dalam handphone guna mempermudah komunikasi, jaringan komputer antar Paroki dan Keuskupan. Semua ini dilakukan untuk memberikan fasilitas yang terbaik bagi pewartaan gereja.
Iklan & Donasi Dian Wiardi (+818-183419) No rekening Komsos BCA dengan no 731.0278879 an.
Namun, terkadang tanpa sadar, bahwa kemajuan teknologi juga bisa melupakan segala hal yang akan kita lakukan, juga dapat membuat sesuatu yang benar menjadi tidak benar maupun sebaliknya. Dimana seharusnya perkembangan teknologi yang canggih ini dipakai dengan cara yang baik, melalui penggunaan yang baik pula. Penggunaan alat komunikasi yang canggih perlu didasari dengan kejujuran dan tanggung jawab, bila tidak pasti akan disalahkan gunakan.
Agung E. W, Triasputro (Put), Benny Arvian, Lucia Asri Ayu Heryanto (Cia) Redaksi Paulus Sihombing (PAS), Adiya W. S (Dya), Kornelius Jemada (KJ), Felicia N (FN), Donald Saluling (DS), Veronica Putri Larosa (VPL), Prima Pasaribu (Pr), Saverinus Januar (Ver), Ignatia Astrid D. F (As), Stevanus Putro (SS), Maria Love (Mary), Cicilia Putri (CP), Paulus Noven Lando (Lnd) Facebook mediapassmagz@ gmail.com Artikel atau peliputan redaksimediapass@ yahoo.com, +62813-28130513
Mirjam Anindya Wiardi atau R. Prakoso
Penerbitan Majalah MediaPASS dibawah perlindungan Dewan Paroki St. Stefanus Cilandak melalui Seksi Komunikasi Sosial Ketua Dewan Paroki Antonius Sumardi, SCJ Penasehat KOMSOS Dauddy Bahar Ketua Seksi KOMSOS Agustinus Sonny Prakoso Sekretaris Theofilus Prisko Laka (Ko) Bendahara Dian Wiardi (DW) Koord. Unit Kerja A. Setyo Listiantyo Koord. Unit Media Dian Wiardi Koord. Unit Teknologi Informasi (IT) Sukiahwati Hartanto Web Page www. st-stefanus.or.id Email
[email protected] twitter @ParokiStefanus Redaktur Sukiahwati Hartanto Programmer Yorren Handoko Administrator Patricia Utaminingtyas Maintenance Waluyo, Erwin Sibarani Warta Paroki Dian Wiardi, Yohanes Ledo Radio/Video/ TV/Facebook Triasputro, Benny Arvian Mading/Akrilik Kornelius Jemada Twiter Susan J, Irene.
Menyambut Hari Komunikasi Sosial Sedunia di bulan Mei, bersamaan dengan devosi Maria dan semangat kerahiman Allah, kami memberikan semangat penjumpaan belas kasih Allah atas refleksi pekerjaan kami. Semoga Edisi ini dapat memberikan sebuah penghargan terbesar atas besarnya manfaat Komunikasi Sosial, dan pewartaan pekerjaan Tuhan bisa disebarluaskan.
Komunikasi Sosial St. Stefanus, sedang mempersiapkan wawancara di Kapel Gd. Leo Dehon
6. SEPUTAR PAROKI
“AKULAH IMAM, RAJA, DAN NABI!” Reportasi Minggu Panggilan
K
ita patut bersyukur! Mengapa? “Ada dua alasan untuk bersyukur,” demikian Pastor Joseph Amirullah, SCJ mengawali kotbahnya dalam Perayaan Ekaristi yang secara khusus didedikasikan untuk mengisi Hari Minggu Panggilan, 17 April 2016. Pertama, Pastor Amirullah mengajak kita untuk bersyukur, karena kita masing-masing dan bersama telah menanggapi tawaran keselamatan Allah dengan beriman kepada Allah Tritunggal. Kedua, Pastor Amirullah yang berkonselebrasi dengan Pastor Steve Winarto, Pr dari Paroki St. Gabriel, Pulo Gebang, menambahkan bahwa kita perlu bersyukur karena sebagai orang-orang yang percaya kepada Tuhan, kita sedang dan terus berusaha untuk mengungkapkan dan mewujudkan iman itu di dalam kehidupan, cara hidup, dan kebersamaan kita sebagai Gereja. Pengungkapan dan perwujudan iman itu juga kita usahakan di dalam tugas-tugas kita seharihari, entah sebagai kepala keluarga, ibu rumah tangga, anak, maupun kita sebagai anggota masyarakat.
Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan amereka mengikut Aku.
“Domba-dombaKu mendengar suaraKu, Aku mengenal mereka dan mereka mengikuti Aku dan Aku akan memberikan hidup yang kekal kepada mereka.” Penulis & Foto
DW
Melalui kutipan Injil tersebut, Pastor Amirullah mengangkat dua pertanyaan untuk direnungkan, “Apakah kita di dalam kehidupan sehari-hari terlebih di saat kita mengalami masalah kehidupan, krisis dalam iman, apakah kita juga mendengarkan suara-Nya? Apakah kita juga berusaha untuk lebih peka lagi apa yang berkenan kepada Tuhan di dalam kehidupan kita?” Ia mengajak kita untuk jujur mengakui bahwa di dalam pengalaman kita sehari-hari, seringkali kita kurang mendengarkan itu atau kita sudah mendengarkanNya, tetapi masih agak berat melakukannya dan terlalu menimbang-nimbang, akhirnya tidak melakukan apa pun. “Mendengarkan memang sangat penting,” demikian Pastor Amirullah menegaskan. Ia kemudian menjelaskan lebih lanjut, “Mendengarkan itu mengandung yang namanya ketaatan. Keta-atan menjadi suatu jalan untuk mencapai
77
kebebasan yang berkenan kepada Tuhan. Yesus mengatakan Aku mengenal mereka dan mereka mengikuti Aku. Di dalam suatu hubungan, yang namanya mengenal itu menjadi dasar paling penting dalam relasi sehingga kita dapat menghargai dan menerima keberbedaan masing-masing, menghargai keunikan masing-masing.”
Berkaitan dengan bagaimana menghadapi perbedaan, Pastor Amirullah memberikan analisisnya sebagai berikut. “Perbedaan adalah kekayaan yang ada di dalam kehidupan, panggilan, dan dalam rencana Tuhan, agar kita semua berkecukupan, saling membantu dan menolong dalam menghayati hidup iman kita di hadapan Allah. Lebih dari itu, iman yang kita terima, iman yang kita hayati perlu kita wartakan.” Kemudian secara spesifik, Ia menyadarkan kita, “Kalau dulu, Yesus memilih para rasulNya untuk mewartakan Injil kepada bangsa-bangsa karena keselamatan memang harus ditawarkan
kepada semua orang. Sekarang ini, kita yang sudah menerima pewartaan dari para Rasul, mempunyai tanggung jawab untuk mewartakan Injil kepada semua orang di sekitar kita.
Dalam Minggu Panggilan ini, Pastor Amirullah mengingatkan bahwa kita terus menerus berjuang dan berusaha untuk berdoa bagi para terpanggil agar banyak orang yang secara khusus menyediakan diri untuk terlibat dalam karya pelayanan Tuhan, ikut serta di dalam penggembalaan di dalam Gereja. Inilah yang biasa disebut Panggilan Khusus, dimana kita mengenal adanya Pastor, Bruder dan Suster, serta awam yang juga secara khusus mengikrarkan kaul. Berbicara mengenal panggilan, Pastor Amirullah mengajak kita untuk tidak melupakan Panggilan Umum
8
oleh Kristus sendiri. Menjadi Raja kebenaran, sekalipun mengandung resiko, tetapi itulah yang menjadi satusatunya jalan keselamatan bagi kita. Sebagai Nabi, kita dipanggil untuk menjadi teladan hidup dengan baik, menurut tatanan iman kita. Itu adalah suatu kesaksian dan isi pewartaan yang sejati.
umat Kristiani. Kita semua, berkat pembaptisan, juga menerima tugas yang sama dengan orang-orang yang terpanggil secara khusus, yakni menjadi Imam, Raja dan Nabi. Setiap terbaptis berhak mengatakan, “Akulah Imam, Raja dan Nabi.” Namun lebih dari sekadar rasa bangga dan kata-kata, kita sungguh diundang untuk mewujudkan peran kita tersebut dengan segala kerendahan hati dalam kehidupan sehari-hari. Pastor Amirullah merinci tugas yang kita emban sebagai berikut. Sebagai Imam, kita bertugas untuk menyucikan hidup kita dan dengan pancaran kesucian yang ada dalam diri, semoga kita ikut menyucikan orang-orang dan segala sesuatu di sekitar kita. Sebagai Raja, kita ditantang untuk berani membawa kebenaran sebagaimana diwartakan
Dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku “Marilah kita berdoa, mohon rahmat bagi beberapa kepentingan kita,” demikian Pastor Amirullah mengajak umat di penghujung kotbahnya. Ia mengajak kita untuk berdoa bagi diri kita sendiri, demi pertumbuhan dan perkembangan iman kita. Kita juga diajak untuk berdoa bagi para terpanggil yang sudah menjalani hidupnya, agar tetap setia dan senantiasa bersukacita di dalam panggilan Tuhan. Akhirnya, kita juga diajak untuk berdoa, agar semakin banyak orang yang menyediakan diri untuk terlibat di dalam pelayanan Gereja, baik yang masuk dalam tatanan hirarki sebagai kelompok tertahbis, menjadi biarawan/ti dalam hidup tarekat, dan juga kehidupan Gerejawi, seperti menjadi ketua wilayah, ketua lingkungan dan masih banyak lagi untuk ikut ambil bagian dalam pelayanan.***
99
OBITUARI
UCAPAN TERIMA KASIH Bersama ini kami sekeluarga mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada Saudara-saudara sekalian atas seluruh bantuan Doa, Materil, Moril, Tenaga dan Pikiran yang telah diberikan sehubungan dengan wafatnya Suami, Bapak, Bapak Mertua, Kakung dan Kakung Buyut kami yang tercinta : Lamberthus Roes Tasmin dalam usia 88 tahun (lahir pada tanggal 19 Maret 1928 di Klaten, Jawa Tengah). Beliau wafat dengan tenang dalam tidur pada hari Minggu Paskah tanggal 27 Maret 2016 pukul 03.00 WIB di kediaman rumah pribadi Jl. Bunyu, Cilandak Barat, Jakarta Selatan dan dimakamkan pada hari Selasa tanggal 29 Maret 2016 di TMP Nasional Kalibata, Jakarta. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kami sampaikan kepada yang terhormat : - Romo/Pastor Paroki, Antonius Sumardi, SCJ dan Suster-suster serta para Petugas Gereja Katolik Santo Stefanus Cilandak, Jakarta - Pengurus & Warga Lingkungan M.Immaculata,Wilayah II Legio Maria, Santo Stefanus Cilandak, Jakarta - Warga Lingkungan Santo Petrus, Santo Yohanes Penginjil, Jakarta Selatan - Pengurus Legiun Veteran RI, Jakarta Selatan - Markas Besar TNI, Komando Garnisun Tetap 1/Jakarta Beserta Perusahaan, Organisasi, Teman, serta Handai Taulan yang namanya tidak dapat kami sebutkan satu persatu, dan dengan tidak mengurangi rasa hormat kami serta dari hati kami yang terdalam kami mengucapkan terima kasih dan Mohon Maaf juga bilamana ada salah pengejaan nama, posisi serta urutan pada ucapan terima kasih ini dan tidak mencerminkan urutan rasa hormat dari kami. Hormat kami, Istri : Maria Theresia Christiati Roes Tasmin Anak-anak & Menantu : - FX. Roes Eddy Christanto / Yustina W. - Roes Indra Dewi / Rober Arthur W. (+) - Roes Indra Sari / Pangestu R. - Roes Indra Christy / Agus Santoso - Antonius Roes Eddy Baroto / Flaviana Sita Amiranti - Margaretha Roes Indra Shinta / Primananda B. - Josephine Roes Indra Puspita Sapti Popy / Alexander I Beserta Cucu-cucu & Cicit SELURUH KELUARGA BESAR ALMARHUM LAMBERTHUS ROES TASMIN
10. SEPUTAR PAROKI
Di saat KELUARGA Mendalami KERAHIMAN ALLAH Penulis & Foto
A
llah selalu setia hadir dan berjuang bersama kita. Ia sungguh berbelas kasih sepanjang waktu. Ia selalu hadir di setiap nafas dan langkah hidup kita. Pertanyaannya, “Apakah kita juga selalu setia?” Tahun Yubileum Luar Biasa Kerahiman Allah adalah momen “24 jam untuk Tuhan.” Momen yang tepat untuk mendorong hidup kita untuk selalu mengarah kepada Allah. Hal hal sederhana yang dapat kita lakukan adalah dengan cara bertekun dalam doa, merenungkan sabdaNya, merayakan Ekaristi, menerima sakramen tobat dan mewartakan sukacita Injil. Setelah bulan lalu kita membahas tentang rekoleksi Kerahiman Allah Dalam Dunia Kerja Dan Usaha. Kali ini rekoleksi lanjutan tentang Kerahiman Allah Dalam Kehidupan Berkeluarga kembali diselenggarakan di Gedung Leo Dehon pada hari Sabtu, 05 Maret 2016. Dimulai dari pukul 08.30 Wib sampai dengan selesai, dengan pembicara oleh Bapak Achsen Gumelar beserta Ibu Maksima.
PR & KJ
Penjelasan Tentang Konsep Keluarga Bahagia Keluarga adalah awal dimana cinta kasih dan akar pribadi seseorang dibentuk. Bukan hanya dilihat dari susunan ayah, ibu dan anak saja tapi juga tumbuh kembang fisik, psikis, sosial dan spiritual, yang paling menentukan keberhasilan anak adalah lingkungan keluarga. Keberhasilan anak tentu dipengaruhi langsung oleh orangtua. Dimana, konsep orangtua yang baik disini dapat dilihat sebagai suami istri yang berperan sebagai partner hidup, idealnya memang suami istri harus hidup saling membutuhkan, saling membantu, dan saling mengerti. Fakta Yang Terjadi Dalam Keluarga Saat Ini Masa sekarang, kasus perceraian sudah menjadi “tren” di kalangan keluarga muda. Seperti yang kita ketahui, banyak sekali perceraian terjadi. Sebagian be-sar pasangan muda hanya mampu mempertahankan hubungan kurang dari 5 tahun. Banyak faktor mengapa hal tersebut bisa terjadi. Bisa karena perselingkuhan, kekerasan dalam ru-mah tangga, suami atau istri yang kawin lagi, dan faktor finansial.
11 11
Yang Seharusnya Dilakukan Dalam Menghadapi Permasalahan Keluarga Satu hal paling menarik yang saya kutip di rekoleksi kali ini adalah ungkapan dari bapak Achsen Gumelar, “ketika pasanganmu jauh lebih buruk dari sebelumnya, jangan hanya mendoakan dia. Tetapi doakan juga hatimu agar bisa menerima dia dengan lebih ikhlas, mintalah supaya hatimu untuk lebih dilembutkan.” Memang tidak mudah, mengingat keburukan pasangan akan melukai perasaan kita dan setiap orang wajar melakukan pembelaan terhadap dirinya sendiri, tapi yakin dan percaya Tuhan pasti berperan untuk mengubah segalanya. Meski harus berusaha keras untuk menyingkirkan ego, tapi “Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah dia dalam segala lakumu, maka ia akan meluruskan jalanmu.” (Amsal 3:5-6)
Mengapa Allah Mengijinkan Hal-hal Buruk Terjadi Dalam Keluarga Kita? Allah itu Maha Tahu, kita tidak dapat memahami jalan pikiran Allah. Masih ingat dengan kisah yang pernah kita baca di Kitab Ayub? Dimana Allah sungguh mengijinkan Iblis melakukan apa saja terjadi pada Ayub. Lalu bagaimana reaksi Ayub? (lih : Ayub 13:15) “Lihatlah, walaupun Ia hendak membunuh aku, aku hendak berharap kepadanya.” “Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga akan kembali ke dalamnya.” Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah Tuhan (Ayub 1:21). Ayub tidak memahami meng-apa Allah mengijinkan semua kebahagiaaan yang dia rasakan harus diambil begitu saja. Namun dia tahu bahwa Allah itu baik dan karena itu dia tetap percaya kepadaNya. Sikap Ayub itulah yang menjadi teladan bagi kita.
12
dengan Allah melalui waktu suci, akan dapat membuat kita mengenali suara suci itu dalam hati nurani kita. Jika keluarga-keluarga berkenan didampingi oleh Allah secara pribadi. Dan mereka menyediakan diri untuk dihibur oleh Allah dalam setiap permasalahan. Momen “24 jam untuk Tuhan” adalah gerakan yang dianjurkan oleh Bapa Suci, dengan tujuan untuk mendorong pertobatan dan pertumbuhan iman individu dan keluarga. Pelayanan Sakramen Tobat di luar Masa Prapaskah dan Adven (secara khusus pada 4 & 5 Maret 2016) mengajak seluruh umat Allah untuk bertekun mengikuti Perayaan Ekaristi dan Adorasi pribadi. Paus Fransiskus mengajak seluruh Umat Katolik sedunia untuk mengadakan adorasi bersama selama 24 jam. Dengan Adorasi 24 Jam Bagi Tuhan, kita diajak untuk menghadap Tuhan lewat Sakramen Mahakudus sebagai sumber kerahiman Allah Bapa dalam diri Yesus Kristus PuteraNya.
Tahun Suci Luar Biasa Kerahiman Allah Adalah Wadah Keluarga Kekurangan kita bukanlah iman, me-lainkan waktu. Kita kurang waktu bercengkrama dengan Pencipta kita. Keterbatasan kita hanya dapat didobrak melalui pengenalan akan kehendak Allah yang tersembunyi. Berdoa, berbicara
Keluarga-keluarga terkasih, mari mengembalikan iman. Mari menyerahkan seluruh keluarga kita kepada Allah, jangan biarkan iman kita tak tentu arahnya. Berikan waktu kita sejenak untuk Tuhan. Ikutlah Ekaristi dengan sungguh hati dan gembira, ajaklah seluruh keluarga mengalami Allah yang datang. Semoga dunia menjadi lebih baik mulai dari diri kita dan orang-orang yang kita kasihi dalam keluarga.***
13. SEPUTAR PAROKI
Aksi Peduli Terhadap Anak-Anak Berkebutuhan Khusus tetapi juga peduli terhadap anakanak yang berkebutuhan khusus Hal ini mengingatkan penulis akan ucapan seorang suster yang mengatakan: “Tuhan, bukalah mataku untuk melihat jiwa-jiwa yang terluka, yang berkekurangan, dan yang bergumul di tengah dunia yang sangat membutuhkan kasihMu. Jadikanlah aku alat-Mu untuk menyalurkan kasih-Mu kepada hidup mereka yang terluka.” Untuk itulah kami, WKRI dari Ranting Elisabeth merasa wajib dan peduli terhadap yang bekekurangan khususnya pada anak-anak yang berkebutuhan khusus dengan mengunjungi Panti Asuhan Bhakti Luhur yang berlokasi di Jl. Nangka No. 4 – Lebak Bulus. Penulis & Foto
K
Ciska, WKRI
eluarga Katolik yang merupakan gereja kecil tidak hanya menerima kasih Kristus, tetapi juga dipanggil untuk menyampaikan kasih Kristus kepada sesamanya. Untuk itu kita sebagai keluarga Katolik tidak hanya diharapkan untuk peduli terhadap orang-orang yang berkekurangan materi, anak-anak yatim-piatu, jompo,
Panti Asuhan Bhakti Luhur ini ada-lah tempat perawatan anak-anak berkebutuhan khusus, yang dikelola oleh para suster ALMA. Alma adalah orang awam di Indonesia yang mempersembahkan diri sepenuhnya kepada Kristus dan Kerajaan Allah, melanjutkan cita-cita Vincentius dan Ibu Teresa, untuk melayani yang paling berkebutuhan. Kekhususan
14
dari Alma adalah hidup bersama dengan para penyandang cacat, fokus pada anak cacat miskin, dan bekerja melalui komunitas berbasis (Kelompok Persaudaraan Kasih/PERKASIH, SSV, Legio Maria untuk pengembangan iman dan kasih sayang/amal bersama dengan masyarakat setempat dan komunitas lokal. Anak berkebutuhan khusus? Anakanak berkebutuhan khusus atau dikenal dengan istilah children with special
needs atau difable (difference ability), adalah anak-anak yang memiliki kemampuan IQ rendah dan memiliki cacat fisik serta memiliki permasalahan sangat kompleks sehingga fungsi-fungsi kognitif mengalami gangguan. Jenisjenis anak berkebutuhan khusus memiliki kelainan mental, fisik dan emosi. Panti ini didirikan oleh Romo P. Janssen, CM pada tahun 1991 dengan bantuan para dermawan yang berkenan meminjamkan rumah yang mereka
15 15
miliki hingga akhirnya pada tahun 2005 panti di Jl.Nangka no.4 berdiri dan juga dijadikan sebagai kantor pusat yayasan. Seminggu sebelum tanggal berkunjung, penulis menghubungi pihak Bhakti Luhur melalui telpon dan berbicara dengan Suster Sisca. Pada tanggal 23 Februari beberapa perwakilan dari Ranting St. Elisabeth dan perwakilan dari WKRI Cabang St. Stefanus mengunjungi Panti Asuhan Bhakti Luhur. Kedatangan kami diterima oleh Suster Sisca, setelah itu Bagi para simpatisan kami diperkenaldapat juga memberikan kan dengan bebedana melalui Yayasan rapa anak panti Bhakti Luhur BCA yang ada. Karena cabang Kemang ac. waktu kunjung286-300-8905 atau an di pagi hari BCA Sudirman ac. 006maka hanya ada 3001888. 6 (enam) anak di panti yang menyambut kami. Dengan cerianya mereka menyambut kami dengan memperkenalkan diri dan bernyanyi. Ada pula yang bercerita, minta difoto, dan mengajak bermain bola. Salah satu anak putri, bernama Katherine adalah penderita hydrosefalus (penyakit yang terjadi akibat gangguan aliran cairan di dalam otak). Dia hanya terbaring, tidak bisa bicara, dan sulit melihat hanya merespond dari sentuhan. April
mendatang Katherine genap berusia 13 tahun. Saat kedatangan kami, tampak Katherine begitu senang tercermin dari raut wajahnya. Menurut Suster Sisca, Katherine pernah dibantu oleh Yayasan Anne Avanti. Katherine diantar oleh Suster Sisca dengan mengendarai kereta api menuju Semarang dengan tujuan untuk operasi kepala Kathrine. Puji Tuhan operasi berjalan lancar dan hingga kini Katherine dapat bertahan dibandingkan teman-teman seperjuangannya. Secara berkala rambut Kathrine dipotong oleh Suster Sisca, dan ini tentu saja membutuhkan ekstra kesabaran. Apabila Katherine merasa letih dan ingin digendong, ia akan sedikit merengek dan Suster Sisca paham sekali. Suatu pelayanan luar biasa dari para pengasuh. Mereka benar-benar membaktikan hidup mereka untuk anak-anak berkebutuhan khusus ini tanpa pamrih. Tak terasa waktu begitu cepat berlalu, setelah puas bercerita, bermain, dan melihat-lihat kamar anak-anak, kami mengakhiri kebersamaan dengan anak-anak panti. Bagi saudara-saudara yang memiliki ketrampilan pengobatan, terapis, psikiatris, pengajar ketrampilan, pendidik, dan pengusaha dapat meluangkan waktu dan singgah ke Jl. Nangka no. 4 untuk memberikan dukungan pada anak-anak berkebutuhan khusus ini.***
16. SEPUTAR PAROKI
Minggu, 10 April 2016, Seksi Pelayanan Sosial Ekonomi (PSE) Santo Stefanus Cilandak dan PERDAMI (Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia) mengadakan screening mata sebagai bakti nyata paroki. Pasien penderita katarak yang terdaftar dalam bakti sosial ini berjumlah 184 orang. Mereka tidak hanya berasal dari lingkungan sekitar Gereja Santo Stefanus, tetapi juga berasal dari daerah lain seperti Jagakarsa, Pasar Minggu, Bahkan Cililitan. ada proses screening mata, para pasien melakukan cek tekanan darah, visus, tekanan bola mata dan mengukur lensa. Visus adalah tes kejernihan penglihatan mata. Pasien yang lulus mengikuti screening mata, akan menjalani operasi Katarak di RSUD Pasar Minggu tanggal 16 April 2016.
17
Katarak adalah bagian keruh pada lensa mata sehingga mengganggu kejernihan penglihatan. Katarak jika tidak dilakuakan pengobatan, maka dapat menyebabkan kebutaan permanen. Penyakit katarak umumnya diderita oleh mereka yang berusia lanjut, namun tidak menutup kemungkinan bisa terjangkit pada setiap orang dari golongan umur manapun.
18. SEPUTAR PAROKI
WISATA ROHANI DEWAN PAROKI PLENO KE BANDUNG
A
da sebuah kebersamaan, yang rasanya sering dinamakan sama oleh orang banyak ketika itu dilakukan bersama, dan ada lagi kebersamaan dimana kebersamaan itu tak sama. Semangat mudaku boleh saja hilang tapi TIDAK untuk jiwaku. Dalam lantunan nada semangat, ku bernyanyi “Halo-Halo Bandung ibukota periangan,” kota Kembang julukannya, itulah tempat wisata kali ini diselenggarakannya Wisata Rohani 2016 St. StefanusCilandak. Wisata kali ini merupakan bentuk apresiasi paroki atas jerih lelah para pengurus. Selain itu, kesempatan untuk menjalin kebersamaan dengan menyaksikan dan melihat langsung mereka yang juga melakukan pelayanan dalam brbagai bentuk. Kegiatan ini diikuti oleh kurang lebih 150 peserta yang merupakan perwakilan dari setiap lingkungan. Ada pun tempat-tempat wisata yang dikunjungi yaitu Dusun Bambu, Floating Market, Farm House, tempat seni I Nyoman Nuarta dan Saung Udjo.
Bukan hanya pengalaman baru saja yang didapat, tetapi suatu kebersamaan yang tiada nilainya. Tak lengkap rasanya bila momen tersebut tak diabadikan. Tempat wisata yang dikunjungi pertama adalah Dusun Bambu. Dari namanya saja Dusun Bambu, tentu bukanlah sebuah julukan apabila jenis pohon yang satu itu tidak ada di tempat tersebut, Bambu. Alam yang indah dan udara yang sejuk, telah membayar lunas lelah kami kala macet menghadang di sepanjang Tol Jagorawi. Berlanjut ke Farm House. Suguhan susu sapi segar dan sosis bakar yang lezat, membuat perjalanan ini semakin menarik dan menyenangkan. Hmmm, berhubung waktu kunjungan WISROH kali ini padat, akibat macet sebelumnya, jadwal yang semula sudah tersusun rapi kini mulai berantakan. Sekalipun terlewatkan satu kegiatan, namun keindahan Farm House membuat kami merasa seperti tidak ada
19
yang terlewatkan. Arsitektur yang menarik dan menyenangkan perpaduan Indo-Eropa membuat sentuhan klasik tempo dulu tergambar jelas. Lelah, menghampiri akibat seharian penuh beraktivitas, dan tempat penginapan Hotel Yezekiel pun menanti kami. Oke, next pada acara berikutnya. Saat-nya malam kebersamaan, saat yang dinanti–nanti. Dipandu oleh host muda Gonna dan Anggita membuat
malam tersebut seperti kembali muda kembali, dengan lantunan lagu rohani yang dipadukan dengan gerakan menarik. Tidak hanya itu, game yang menarik, dan tentunya mengeluarkan tenaga. Sungguh malam kenangan kebersamaan yang indah. Tidak kalah menarik, It’s time for burning. Tapi apa yang mau dibakar? Di tempat penginapan ternyata sudah disediakan jagung muda tuk dibakar. Sekali lagi tak lengkap jika momen yang indah ini tak diabadikan. Berlanjut ke perjalanan berikutnya yaitu mengunjungi maha karya seni Nyoman Nuarta. Hanya kata luar biasa yang menggambarkan rasa kagum kami pada karya seninya. Dengan daya imajinasinya yang begitu luar biasa membuat sentuhan seninya menjadi menarik, unik dan langka.
20. SEPUTAR PAROKI
Setelah mengunjungi tempat-tempat wisata tersebut tentu saja ada rasa cape. Ini terlihat jelas di wajah– wajah mereka, tapi semangat muda yang belum habis, membuat mereka tidak menyerah tuk melihat semuanya. Perjalanan berlanjut ke mal untuk santap siang bersama, sebelum akhirnya kita tiba di penghujung acara, yaitu pentas seni musik Saung Udjo yang terkenal akan alat musik angklung yang bisa menarik para wisatawan lokal dan mancanegara. Ibarat tak kenal maka tak sayang, namun berbeda dengan yang satu ini, tak kenal maka tak tahu. Hanyalah senyum yang dapat menggambarkan semuanya, tawa yang melukis wajah betapa indahnya bunyi angklung yang dimainkan, dipadu dengan campuran musik trend masa kini, membawa suasana seperti ini semakin ingin diulang kembali. Itulah simpulan kata yang keluar dari setiap orang yang mengikuti wisata rohani kali ini.
Walau pun ada peserta yang mengatakan wisata kali ini kurang rohaninya, tetapi pengalaman bersama melihat keindahan alam, melihat karya seni melalui 2 tokoh yaitu I Nyoman Nuarta dan Mang Udjo, para peserta mendapatkan pelajaran untuk bisa berkarya seperti mereka walau berbeda agama, dan tantangan yang mereka hadapi tidaklah mudah tapi mereka sudah berbuat banyak untuk bangsa Indonesia. Demikian juga dengan para peserta merasakan dan melihat Allah bekerja dan menggerakkan banyak orang yang berjiwa terbuka untuk menjadi perpanjangan tanganNya melakukan berbagai karya pelayanan walau dalam lingkup kecil yang dihadapi dalam kehidupan menggereja baik sebagai pengurus lingkungan, kategorial dan dewan pengurus paroki.
Penulis & Foto
KO & Dya
Bandung Lautan Kenangan. Itulah sepintas kisah kenangan WISROH kali ini.
21. PROFIL
Pr
Penulis ilustrasi DS, Dok Pribadi
Kemampuannya dalam mengelola IT tidak diragukan lagi, dari pembenahan website www.st-stefanus.or.id jaringan internet di sekitar gereja, sampai peremajaan perangkat komputer. Walaupun sekarang tidak lagi tinggal di Paroki St. Stefanus, pelayanannya terhadap Komunikasi Sosial St. Stefanus benar-benar total.
L
ahir dan besar di Jakarta lebih dari limapuluh tahun lalu, Sukiahwati Hartanto seorang ibu dari ketiga anaknya yang sehat dan pintar: Kevin Gozali, Emily Gozali dan Alvin Ardianto Gozali. Redaksi mengenalnya sebagai Koordinator Unit bidang Informasi Teknologi (IT) di Komunikasi Sosial St. Stefanus, lahir dari ibu yang berasal dari kota Bandung dan ayah dari kota Sukabumi.
Semakin Dekat, Semakin Cinta Suki kecil yang belum mengenal Yesus adalah pribadi yang rendah hati dan melayani sepenuh hati, ia sendiri dilahirkan dari keluarga yang beragama Budha. Ketertarikannya akan Katolik bermula dari lingkungan bersekolahnya, yang pada saat itu sekolah itu adalah pilihan dari orang tuanya. Ketika itu Tuhan telah memanggilnya, dalam rasa keingintahuan dan keyakinannya. ”Setiap orang harus cepat mendengar, lambat berbicara.” (Yakobus 1:19).
22
Saat menginjak kelas 6 SD, ia pun berani menentukan jalan kepercayaannya dengan meminta ijin kepada ayahnya untuk belajar beragama Katolik. Proses yang ia lakukan melalui bantuan Suster Kepala Sekolah dan jadilah ia dibaptis dengan nama baptis Vera Magdalena, yang diambil dari nama Veronika dan Maria Magdalena oleh Pastor Van der Braak, SJ. Setelah dibaptis, ia mengikuti kegiatan gereja. Kegiatan kerohaniaan yang ia tekuni saat itu adalah Legio Maria. Dari kegiatan Legio Maria itu, bertumbuhlah iman Suki menjadi remaja yang bersyukur bahwa dapat merasakan kisah kasih Allah dengan nyata. Ketika memasuki masa kuliah, Suki muda merasakan perjalanan cinta. Dia merasakan demikian karena dorongan dan olok-olok dari teman-teman geng kuliahnya dulu. Akhirnya, ia bertemu dengan seseorang bernama Marcelinus Gozali dan berkenalan dengannya. Setelah berkenalan dengan Marcelinus Gozali, mereka menjalin hubungan berpacaran. Seiring berjalannya waktu, tidak terasa hubungan mereka sudah mencapai 8 tahun, karena kesibukannya di kegiatan gereja saat itu. Karena tidak ada lagi yang menghalangi kisah cinta, mereka sepakat untuk melanjutkannya dalam pernikahan. Tidak Semuanya Mudah dibayangkan Dalam menjalani kehidupan kehidupan berkeluarga bersama suami, tidak
seperti apa yang ia bayangkan sebelumnya. Seperti apa yang dikatakan orang, bahwa menjaga kehidupan rumah tangga bahagia itu tidaklah mudah. Kehidupan bahtera rumah tangganya mengalami cobaan yang luar biasa, namun melalui tekad doa & percaya kepada Tuhan, Suki masih menjalani kehidupan keluarganya dengan penuh tanggung jawab. Saat ini Suki bersama anak-anaknya tinggal di daerah yang dekat dengan Paroki Yohanes Pemandi.
23 23
Tuhan Percaya, dan harus bisa Setelah menjalani kehidupan masingmasing, akhirnya ia memutuskan untuk pensiun dari pekerjaan sehari-hari dan menyerahkan usaha hardware IT nya kepada staf dan beralih ke bisnis properti. Tujuannya agar lebih fokus dan telaten mengurus ketiga anaknya. Namun bisnis properti yang ditekuni, menyebabkannya harus berpindah - pindah. Dengan kondisi ini ia dan ketiga anaknya menjadi lebih fleksibel tinggal dimana saja, dan mudah belajar menerima apapun. Ketika badai menimpa kehidupan keluarganya, ia justru diminta untuk membantu di Komunikasi Sosial Paroki Stefanus. Dari tenaga Suki ini, kami merasakan ada pengaruh yang cukup baik dalam memperbaiki sarana IT di lingkungan Gereja, diantaranya maintenance jaringan, website dan jaringan wifi menjadi lebih baik. Ini semua membantu proses pengerjaan berita di paroki ini.
Ibu Suki dengan ketiga anaknya yang ia asuh sendiri,
Perkawinan Katolik merupakan sakramen, sakral tidak terceraikan manusia. Oleh sebab kondisi ini diterimanya sebagai salib kehidupan yang harus lalui dengan rendah hati, dan hati yang lapang.
Komunikasi Saat ini, Canggih dan Ironi Sebagai bagian dari tim KOMSOS (Komunikasi Sosial St. Stefanus) ia berpendapat, beruntungnya hidup di masa kini, merasakan kecanggihan alat komunikasi yang nyatanya memang semakin mendekatkan manusia satu sama lain. Tak dapat dibayangkan, bahwa sekarang ini kita bisa setiap saat bertatap muka dengan saudara atau teman.
24
utama bagi diri kita saat itu. Terkadang kita selalu berbicara tentang orang lain atau hal yang lain tapi kurang bermanfat, copas (copy paste) sana sini tulisan atau karya orang lain, bahkan anak sendiri dalam kolam sedang teriak-teriak minta tolong karena tidak bisa berenang! Kita malah asik dengan gadget. Ini sungguh suatu tragedi karena kesalahan tujuan memakai kecanggihan alat komunikasi.
“Ketika saya SMP sebulan hanya sekali saya melihat ibu menerima surat dari saudaranya yang tinggal di luar kota, atau saya yang menerima surat dari “pen friend” saya. Dalam sebulan, surat yang sama sampai dibaca 5-6 kali saking senangnya. Sekarang? Waduh kalau tidak sempat membaca chat se group teman SMA sehari saja, saya sudah kehilangan 150an tulisan, belasan foto, beberapa video!” jelasnya Lalu saat kita begitu bahagia membalas semua chat tersebut secara tidak sadar kita menolak uluran komunikasi dari orang disebelah atau didepan kita. Buruknya tenyata yang jadi bahan pembicaraan dalam chat itu bukanlah hal
Komunikasi berkualitas adalah dari niat dan hati yang baik Ia menerangkan jika masuk kedalam gulungan keburukan, misalnya gosip, atau terlalu asyik menonton youtube, game bahkan sampai kecanduan. Pastikan suara hati kita tetap memegang kendali, dengarkan suara hatimu. Sebab komunikasi yang baik bukan diukur dari lama, alat atau teknologi apa yang dipakai, Komunikasi yang baik dipastikan berkualitas, dimulai dari niat baik, dilanjutkan dengan mendengar suara hati orang lain tanpa menghakimi, sambil menyuarakan isi hati sejujurnya kepada orang tersebut. Itulah mengapa, Sukiahwati Hartanto seorang ibu yang kuat masih setia melayani sekalipun kondisi keluarga yag tidak seberuntung kita pada umumnya. Ia tidak memberikan jarak pada penjumpaannya kepada Allah karena belas kasihnya adalah melayani Allah.
25. ORBITAN UTAMA
INFORMASI TEKNOLOGI DALAM KOMUNIKASI DAN BELAS KASIH -A.R. Hepat-
K
omunikasi atas dasar kasih terjadi sebagai interaktif antara individu,kelompok dan masyarakat. Komunikasi ini lebih mengutamakan jalinan rasa kekeluargaan dan persaudaran penuh kasih ketimbang rasa egoisme karena kepentingan individual dengan berbagai macam perhitungan keutungan satu sama lain. Informasi teknologi dalam berkomunikasi dan belas kasih lebih mengutamakan keiklasan dibaluti rasa kasih yang tulus sebagai makluk ciptaan Tuhan yang memiliki integritas tertinggi dari makluk ciptaan lainnya. Di era globalisasi saat ini komunikasi antar individu, kelompok maupun dalam masyarakat, teknologi komunikasi dan informasi merupakan perangkat teknologi yang membantu manusia dalam berhubungan atau berinteraksi
dengan manusia lain tanpa dibatasi oleh waktu dan tempat. Kapan pun dan dimana pun manusia dengan perangkat teknologi tersebut dapat menjalin hubungan, mendapatkan informasi, dan menyebarkan informasi kepada orang lain, memberikan kemudahan dalam pergaulan hidup manusia. Dengan dukungan teknologi informasi dan komunikasi dalam bentuk apapun berbagai kepentingan, dapat disebarluaskan dengan mudah sehingga dapat dengan cepat mempengaruhi cara pandang dan gaya hidup hingga budaya suatu bangsa. Kecepatan arus informasi yang membanjiri kehidupan manusia seolah-olah tidak memberikan kesempatan untuk menyerapnya dengan filter mental dan sikap kritis.
26
Manusia saat ini dihadapkan pada dua pilihan yang berat yakni mengikuti irama kemajuan teknologi informasi yang positif untuk peningkatan kecepatan, ketepatan, akurasi dan kemudahan yang memberikan efisiensi dalam berbagai bidang khususnya waktu, tenaga dan biaya atau memelihara cara dan gaya hidup lama karena ikatan tradisi yang telah berakar dan berbudaya. Walau banyak memberikan kemudahan sebagaimana tersebut di atas namun dalam informasi teknologi terkandung juga dampak negatif yang menggerogoti kehidupan manusia misalnya dari globalisasi aspek ekonomi, terbukanya pasar bebas yang memungkinkan produk luar negeri masuk dengan mudahnya dengan harga yang relatif lebih murah sehingga menggeser posisi produk dalam negeri yang berdampak pada menurunnya kecintaan masyarakat akan produk dalam negeri serta rasa nasionalisme. Agar Informasi Teknologi Komunikasi tidak mengikis rasa kasih dalam kehidupan manusia yang sesungguhnya adalah sifat dasar manusia sebagai
makluk sosial, maka teknologi informasi saat ini harus menjadi ruang perjumpaan dalam dunia teknologi baru; suatu budaya baru yang meminta sikap baru, khususnya dalam menumbuhkan perjumpaan dengan sesama; Gereja harus menerima kehadirannya dengan rasa syukur dan memanfaatkannya demi kebaikan bersama; komunikasi digital membuka kepekaan lebih bagi sesama, utamanya yang berkekurangan; komunikasi digital mudah-mudahan semakin membantu manusia menjadi saudara-saudari yang baik; yang dapat keluar dari diri sendiri ke arah sesama dalam kebenaran. Perjumpaan dalam budaya teknologi juga menghadirkan sikap berbagi kegembiraan dan kesedihan serta dapat membangun keberanian untuk tampil menjadi seperti orang lain; membangun dialog dalam memberi dan menerima. menumbuhkan peradaban kasih bersama, dalam berbagi kebaikan dengan sesama, membuka kemungkinan untuk menyelesaikan perselisihan untuk mewujudkan perdamaian. Jika perjumpaan menghadirkan sikap saling mendengarkan, saling belajar dan saling menghargai dan menghormati. Maka perjumpaan dalam lam Informasi Teknologi Komunikasi dan Belas Kasih benar-benar menjadi sebuah Budaya Teknologi Digital yang dapat menghadirkan martabat setiap orang.***
St. Andreas Fournet 13 Mei
27. SANTO
S
t. Andreas Fournet dilahirkan pada tanggal 6 Desember 1752. Ia bera-sal dari Maille, sebuah kota kecil dekat Poitiers, Perancis. Kedua orangtuanya amat saleh. Ibu Fournet sangat mendambakan agar puteranya kelak menjadi seorang imam. Andreas kecil tidak terlalu peduli dengan keinginan ibunya itu. Suatu kali ia berkata, “Aku seorang anak yang baik, tetapi, tetap saja aku tidak mau menjadi seorang imam atau pun rahib.”
mudian, ia ditahbiskan sebagai imam dan ditugaskan di paroki pamannya. Pada tahun 1781, ia dipindahkan ke paroki kota asalnya di Maille. Andreas menjadi seorang imam yang penuh belas kasih dan tekun berdoa.
Ketika dewasa, Andreas pergi ke Poitiers untuk belajar di perguruan tinggi. Tetapi, hal itu tidak berlangsung lama. Ia terlalu banyak bersenang-senang. Ibunya menyusul dan mendapatkan pekerjaan-pekerjaan baik untuknya, tetapi semuanya gagal. Hanya tinggal satu kesempatan yang ada. Ibunya berbicara kepada Andreas agar untuk sementara waktu ia tinggal bersama pamannya, seorang imam. Paroki di mana pamannya bertugas adalah paroki yang miskin. Di luar dugaan, Andreas setuju. Itulah saat “Tuhan bertindak.”
Ketika pada akhirnya Gereja bebas kembali, St. Andreas keluar dari persembunyiannya. Salah seorang dari para wanita yang baik di sana, St. Elisabet Bichier des Ages, banyak memberikan bantuan kepadanya. Bersama-sama, mereka membentuk suatu ordo bagi para wanita yang diberi nama Kongregasi Puteri-puteri Salib.
Andreas mulai belajar dengan tekun untuk mengejar ketinggalannya. Ke-
Ketika pecah Revolusi Perancis, St. Andreas menolak untuk bersumpah menentang Gereja. Oleh karena itu, ia menjadi buron. Pada tahun 1792, ia terpaksa melarikan diri ke Spanyol. Di sana ia tinggal selama lima tahun. Tetapi, ia khawatir akan umatnya dan kembali lagi ke Perancis. Bahaya masih terus mengancamnya. Beberapa kali ia nyaris tewas. Sementara itu, ia mendengarkan pengakuan dosa, merayakan Ekaristi, dan menerimakan Sakramen Terakhir.
St. Andreas wafat pada tanggal 13 Mei 1834, dalam usia delapan puluh dua tahun. Ia dinyatakan kudus oleh Paus Pius XI pada tanggal 4 Juni 1933.****
28. PESONA SABDA
Catatan Komunikasi Sosial St. Stefanu dalam Karya Kasih Gereja
erbicara perihal pewartaan Kristus tidak luput dari semangat Rasul Paulus dimana Ia benar- benar mempersembahkan seluruh hidupnya untuk mengabarkan Injil. Ia rela di penjara dan dianiaya, rela melakukan perjalanan yang berbahaya, demi mewartakan Kabar Gembira kepada segala bangsa.
“
…. namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.” (Gal 2:20). Jika kemudian dihadapkan dengan era globalisasi saat ini, dimana penuh dengan sekularisme, teknologi merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat. Sehingga tulisan Pesona Sabda kali ini, redaksi menilai perjuangan digital dalam pewartaan merupakan kerelaan untuk berani untuk memberitakan Injil.
“Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil.” (1 Kor 9:16) Meninjau kembali beberapa tahun terakhir atas fenomena internet, media sosial yang semakin meluas, maka apa yang pernah dikatakan Paus Benediktus tahun 2013 yaitu “Media Sosial: ruang baru untuk evangelisasi” benar-benar menjadi pekerjaan rumah bagi gereja. Tantangan kita dewasa ini adalah membawa perspektif injili ke dalam dunia. Kita tidak dapat melaksanakannya secara efektif, jika kita mengambil jarak dari lingkungan duniawi. Seharusnya, komunikasi sosial membuat hubungan antara hal agamawi dan hal duniawi. Komunikasi menyediakan kesempatan untuk mengadakan kontak dengan dunia yang jauh dari nuansa ilahi. Komunikasi sosial memampukan kita untuk menyentuh hasrat hati manusiawi yang merindukan Allah. Komunikasi sosial Gereja harus memerikan perhatian pada apa yang ada dalam hati manusia, yang seringkali berada jauh dari Tuhan atau berada dalam kerinduan akan Tuhan.
us
29
Internet selayaknya harus mampu membantu masyarakat mewujudkan tanggung jawab mereka atas kebebasan dan demokrasi, memperluas ruang lingkup pilihan yang tersedia dalam arena kehidupan berbeda, mengedepankan kemajuan manusia dalam segala aspek, mendorong kesejahteraan, perdamaian, pertumbuhan intelektual dan kebudayaan. Sikap saling pengertian antar masyarakat dan bangsa serta mendorong dialog antar agama yang kelak menjadi sarana perwujudan “peradaban cinta kasih.”
“…. Umat Katolik tidak perlu takut untuk membuka lebarlebar pintu komunikasi sosial kepada Kristus, sehingga Kabar Gembira-Nya dapat terdengar dari atap- atap rumah di dunia.” Paus Yohanes Paulus II
Lagi-lagi sosok Paulus menjadi idola untuk komunikasi sosial yang luar biasa militansi, dan pilihannya adalah ikut arus teknologi informasi atau menjadi filter, bahkan seharusnya haus akan injil. Paroki St. Stefanus Cilandak, mencoba menjawab pembasisannya dengan Bagaimana dengan media sosial yang memiliki ‘website’ yang kemudian kemudian menjadi sebuah kebutuhan harusnya menjadi media yang primer? bersirkulasi dengan umat dan Kehadiran media sosial menjadi sesama. Dan sebagai bagian dari bernilai bagi kemanusiaan yang adil pemerkayaan data base umat, website dan beradab. Dalam peradaban baru tersebut tidak bisa berfungsi dengan ini, orang perlu menemukan kembali baik jikalau updatenya hampir tidak martabatnya sebagai manusia yang ber- terjadi dan tidak dikerjakan. Begitu tanggungjawab atas kehidupan. Manu- juga penggunaan media sosialnya sia harus belajar agar dia tidak menjadi dalam karya pastoral ini, semuanya budak dari media sosial baru, tetapi membutuhkan komitmen yang berbatetap menguasainya demi kebaikan ber- sis kompetensi (teknis, kritis, kreatif, sama. Dalam keadaan perkembangan etis dan spiritual). Karya pastoral pun teknologi komunikasi ini, orang perlu menjadi berfaedah dalam membangun sadar akan panggilan hidupnya sebagai komunikasi sosial yang berkelanjutan penanggungjawab bersama menuju secara manusiawi. suatu keseimbangan manusiawi yang semakin sejati. Oleh karena itu, orang Selanjunya menyambut Hari Komemang perlu membangun kemampuan munikasi Sosial tahun 2016 – Dewan Kodalam penggunaan media sosial dengan munikasi Sosial Kepausan menyerukan sikap kritis dan kreatif dalam konteks Komunikasi dan Kerahiman: Perwawasan etis yang memajukan nilai-ni- jumpaan yang Memerdekakan. lai kemanusiaan. Dan kemudian semua peran atas
30
perjuangan atas teknologi informasi yang pesat akhirnya harus mampu membuka ruang dialog, menumbuhkan saling pengertian dan rekonsiliasi, yang memungkinkan pertemuan antar manusia yang membuahkan hasil.
Maka jadikan tema Komunikasi Sosial tahun 2016 ini dengan harapan kekuatan kata-kata dan gerak tubuh untuk mengatasi kesalahpahaman, untuk menyembuhkan kenangan buruk, serta untuk membangun perdamaian dan kerukunan dapat teratasi.
Dari 2068 KK berdasarkan catatan demografi St. Stefanus hanya sekitar 56%nya berlangganan Majalah Media PASS. Pengunjung website St. Stefanus (data tahun 2015), menunjukkan 34% adalah pengunjung baru dan sisanya pengunjung lama. Selain pengunjung asal Indonesia (84%), 2 diantaranya Amerika (6.57%) dan India (2.63%) merupakan 3 teratas yang mengunjungi website.
Pada saat perhatian kita sering tertarik pada banyaknya komentar di media/ jaringan sosial yang terpolarisasi dan bersifat menghakimi, menimbulkan kebingungan, dan merujuk ke antipati pada dunia, bahkan sebagai alat penyerangan terhadap kelompok Agama, RASIS, dan melepaskan hakiki manusia. Lupa akan realitas, dunia maya ini tidak bisa menggantikan realitas sakramen, dan kegiatan-kegiatan penyembahan dalam komunitas gerejawi. Jadi naïf kalau sampai Internet menggeserkan kecintaan para pembaca dan pengelola terhadap sakramen dan interaksi sosial yang nyata antara umat beriman.
Kepada umat St. Stefanus yang dikasihi, Redaksi ingin sekali menumbuhkan kebajikan; pertama Bijaksana: untuk dapat melihat dengan jelas adanya pengaruh yang baik atau buruk, dan untuk menanggapi dengan kreatif peluang maupun kesempatannya. Kedua, bersikaplah Adil untuk memperkecil jarak antara mereka yang kaya akan informasi dan yang kurang informasi di dunia ini. Ketiga tunjukkan keperkasaan dan keberanian kita untuk menyatakan kebenaran di hadapan pandangan relativisme, kemurahan hati di hadapan konsumerisme, kesopanan di hadapan sensualitas dan dosa. Dan yang terakhir, Pengendalian diri, disiplinkan diri kita agar semua teknologi komunikasi, informasi dan media sosial hanya digunakan untuk kebaikan.
31 31
Yesus mengingatkan kita bahwa jika badai menerjang, rumah yang didirikan di atas pasir akan hancur berantakan, dan sebaliknya rumah yang didirikan di atas batu akan tetap berdiri kokoh. (lih. Mat 7:24-27) Maka sewajarnyalah kalau media komunikasi sosial secara positif dapat membangun suara hati yang lebih jernih berdasar informasi yang yang disampaikan secara akurat dan seimbang, terutama untuk perkembangan iman. Dan ciri dari iman yang dewasa adalah memberdayakan hati nurani untuk memilih yang baik. Berkaitan dengan karya keselamatan manusia, gereja memandang hal ini mutlak perlu yaitu Perkembangan dalam bidang teknologi apa pun kiranya
Penulis & Foto Put (tim redaksi MP) disadur dari berbagai berbagai sumber
harus diarahkan kepada peningkatan harkat manusia, yang pada akhirnya membawa kepada keselamatannya. Seperti “syalom” yang berarti damai sejahtera, kebahagiaan lahir batin, kegembiraan yang mendalam tak hanya di dunia sekarang ini, tetapi juga dalam keabadian. Amin
Bagaimanakah peran orang tua dalam teknologi informasi kepada anak?
Cinthya Ratu Sekarwangi Wil. II / Ling. St. Theresia Teknologi banyak positifnya, tapi ada juga negatifnya. Positifnya mencari info lebih gampang, lebih cepat, dan simple. Negatifnya hal-hal yang negatif (kekerasan, asusila, dll) juga dengan gampang tersebar. Nah…. Di sini peran orang tua dibutuhkan untuk mengawasi anaknya menggunakan TI, apalagi anak masih kecil. Orang tua diharapkan terus memantau kegiatan anaknya. Orang tua juga harus memberikan edukasi dan menanamkan kepada anak supaya mengetahui mana hal yang baik dan buruk.
“
Christella (23th Paroki Santo Petrus dan Paulus Minomartani, Yogyakarta Sekarang orang tua harus melek teknologi bangetlah, informasi sekarang sudah bermacammacam sumbernya, didukung dengan teknologi yang semakin maju dan canggih. Dulu mungkin anak kalo bertanya ke orang tua atau guru, sekarang sepertinya lebih mengandalkan
“
Felix Tyas Warih Utomo Paroki Gereja Hati Kudus Yesus, Yogyakarta
“Dalam dunia yang
serba canggih sekarang, apalagi gadged sudah bukan sesuatu hal yang baru. Semua berlomba mencari ponsel pintar yang lebih dan lebih. Mulai dari tampilan, fitur dan hanya untuk sekedar gaya hidup. Tidak hanya orang tua, sekarang ponsel pintar pun sampai ke anak-anak kecil bahkan balita. Nah… Di sini peran orang tau wajib untuk mendampingi anak-anaknya di bawah umur dalam menggunakan ponsel pintarnya. Tidak munafik juga, pasti rasa ingin tahu itu ada di masing-masing pribadi, karena itu adalah hal yg baru. Tapi kalau berbicara masih privacy, lingkup orang tua juga pasti terbatas untuk tau apa yang di akses anakanaknya dalam teknologi sekarang. Intinya buat orang tua adalah komunikasi dengan anak-anaknya, tidak perlu ditutupi lagi seperti era tahun 80-90 an dulu yang semua di luar lingkupnya dianggap tabu. Perlu diberi penjelasan untuk segala hal, jadi anak juga bisa jelas mana yang harus dan tidak. Kalau baik atau tidak itu menurutku dari kita lahir sudah diajarkan seperti itu. Ya intinya komunikasi sama penjelasannya aja.
google. Nah… Peran orang tua sekarang harus betul-betul mendampingi anak dalam urusan teknologi informasi ini. Mau tidak mau harus mengerti dulu soal teknologi sekarang. Paling tidak, tahu kegiatan anak di dunia maya (karena IT selalu dikaitkan dengan jaringan internet. Contoh penggunaan HP, Komputer). Jika bisa sebenarnya orang tua selangkah lebih maju soal teknologi informasi ini daripada anak… harusnya sih bisa kalau untuk orang tua yang generasi tahun 2000 an.
33
Margaretha Sri Pinilih Aktif OMK St. Stefanus Sebagai seorang muda dan berkecimpung di dunia pendidikan saya merasa wajib dan harus mengikuti berbagai perkembangan teknologi, terlebih teknologi informasi. Selain karena saya membutuhkan untuk berkomunikasi, menerima berbagai informasi, saya perlu mengembangkan diri sebagai seorang pendidik. Teknologi informasi semakin hari mempermudah saya berkomunikasi dengan keluarga, teman, rekan kerja, orang tua siswa, dan masih banyak lagi koneksi. Sejauh saya menggunakan berbagai teknologi informasi baik dari tv, radio, telepon, tablet, PC, internet, banyak sekali informasi yang saya dapat. Saat sekarang media yang paling populer dan berkembang pesat adalah smartphone + internet, hampir setiap orang yang ada di lingkungan saya sudah bisa menggunakan internet, baik dari yang kecil sampai orang dewasa, kecuali bayi yang baru lahir. Ada banyak dampak positif dari perkembangan teknologi informasi, akan tetapi dampak negatifnya juga ada apabila tidak digunakan dengan seharusnya. Maka dari itu peran orang tua dalam teknologi informasi saat ini saya rasa sangat penting, terlebih dalam hal pengawasan, penggunaan atau pemanfaatan teknologi tersebut. Orang tua sebagai seorang figur atau contoh ada yang bijaksana mendidik putra dan putrinya
“
dengan tetap membimbing dan mengawasi penggunaan teknologi informasi, akan tetapi tidak sedikit orang tua yang abai bahkan tidak mengetahui atau belum melek informasi perkembangan putranya yg menggunakan berbagai macam teknologi informasi. Di zaman generasi Y ini, kaum muda dikatakan tidak gaul kalau tidak punya akun dari berbagai media sosial seperti
Facebook, Twitter, Path, Instagram, Skype, Snapchat, Line, dan masih banyak lagi. Saya sendiri pun melakukan hal yang sama untuk mengimbangi informasi yang saya peroleh dengan rekan kerja, relasi, serta anak didik saya. Namun apakah orang tua tahu apa yang di share oleh putra dan putrinya di berbagai akun tersebut? Saya rasa masih banyak orang tua yang tidak mengikuti perkembangan anak dalam hal. Banyak kasus bullying, pelecehan, dan berbagai hal negatif dalam dunia maya jika peran orang tua tidak dijalankan. Akan tetapi bagi orang tua yang tetap setia mendampingi putra dan putrinya dalam pemanfaatan teknologi informasi, banyak pula dampak positif nya seperti meningkatnya prestasi akademik, non akademic. Pentingnya melek teknologi informasi bagi para orang tua sangat diperlukan demi masa depan anak dan perkembangan yang semakin baik.
MENURUT MEREKA
Hayu, 26 tahun, Paroki Gereja St.Robertus Bellarminus Menurut saya, orang tua harus berperan serta aktif agar dapat membantu anak dalam memahami, belajar dan berkembang secara baik dengan memanfaat kemajuan teknologi informasi. Bila orang tua aktif mendukung, mengajari, mengajak berdiskusi dan memonitor anak dalam penggunaan teknologi informasi seperti saat ini, akan mempemudah anak belajar dan menemukan wawasan baru.
“
37. PSIKOLOGI
PAHAMI ADIKSI GAME ONLINE PADA REMAJA CP Penulis
Foto netnesia
S
aat ini informasi dapat dengan mudah diperoleh oleh siapa pun yang dapat mengakses jaringan internet. Jaringan internet memudahkan seseorang memperoleh informasi tanpa mengenal batas waktu dan lokasi. Informasi yang diperoleh dari internet juga dapat diakses oleh siapa pun tanpa mengenal batasan usia, baik anak-anak, remaja, serta orang dewasa dapat dengan mudah menemukan informasi yang ingin ia peroleh melalui jaringan internet. UNICEF bersama Kementrian Keminfo, dan Berkman Center for Internet and Society melakukan sebuah penelitian meng-enai perilaku anak dan remaja yang berada di Indonesia dalam menggunakan internet pada tahun 2014. Karakteristik sampel pada penelitian ini adalah anak-anak dan remaja berusia 10-19 tahun yang tinggal di desa ataupun di kota. Hasil penelitian menyebutkan bahwa 98 persen dari anak-anak dan remaja yang disurvei tahu tentang internet dan 79,5 persen
diantaramya adalah pengguna internet. Anak-anak dan remaja memiliki tiga motivasi menggunakan internet, pertama adalah untuk mencari informasi berkaitan dengan tugas sekolah, untuk berhubungan dengan teman lama ataupun teman baru, dan untuk sarana hiburan sebagai pemenuh kebutuhan pribadi. Dalam memenuhi kebutuhan akan hiburan, internet memiliki berbagai jenis game online yang dapat diakses dengan mudah oleh anak-anak serta remaja ketika mereka terhubung dengan internet. Game online sejatinya memiliki manfaat yang positif jika dikonsumsi sesuai dengan kebutuhan karena dapat digunakan sebagai sarana hiburan dan mengisi waktu luang. Namun, penggunaan game
38
online yang berlebihan dapat menyebabkan penggunanya menjadi adiksi atau ketagihan. Sebaliknya ketika remaja menjadi adiksi atau ketagihan game online akan memunculkan dampak negatif seperti prestasi sekolah yang menurun, isolasi sosial, manajemen waktu yang buruk, dan tanggungjawab sehari-hari dapat terbengkalai.
Faktanya, fenomena game online ini ditemui dikalangan remaja di Indonesia. Berdasarkan jurnal yang dipublikasikan pada tahun 2013 dari Public Library of Science One (PloS ONE) yang ditulis oleh psikolog pendidikan Dr. Sri Tiatri, dipaparkan bahwa 10,5 persen atau sebanyak 150 orang dari total 1.477 dari total responden siswa SMP dan SMA yang aktif bermain game online di wilayah Manado, Medan, Pontianak, dan Yogyakarta dinyatakan mengalami adiksi game online. Para pakar psikolog atau psikater dapat mendiagnosis remaja yang mengalami adiksi game online berdasarkan klasifikasi dari Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders-V (DSM-V), jika individu memenuhi paling tidak 5 gejala dari set gejala di bawah ini dalam rentang waktu selama 12 bulan: 1. Pikiran terus menurus terfokus pada game online. 2. Merasa cemas, tidak tenang, atau sedih ketika tidak bisa bermain game online. 3. Adanya kebutuhan untuk menambah lama waktu bermain game online. 4. Gagal ketika berusaha mengendali
kan keinginan bermain game online. 5. Kehilangan minat untuk terlibat dalam hobi atau kegiatan hiburan lain, kecuali game online. 6. Melanjutkan kebiasaan bermain game online walaupun sudah menyadari adanya masalah psikososial yang disebabkan oleh perilaku bermain game online. 7. Berbohong mengenai perilaku game online (frekuensi dan durasi) kepada anggota keluarga, terapis, atau orang lain. 8. Bermain game online untuk melarikan diri dari perasaan negatif. 9. Perilaku bermain game online mengancam atau telah membuat kehilangan hubungan/ pekerjaan/ pendidikan. Ketika dihadapkan pada persoalan adiksi game online hingga menggangu kehidupan remaja, sebaiknya remaja memperoleh penanganan khusus dari psikolog ataupun psikater karena adiksi terhadap game online dapat memberikan dampak buruk pada remaja seperti pada sekolah dan keluarga sehingga perlu penanganan yang terstruktur. Selain itu, juga terdapat tindakan preventif yang dapat dilakukan bagi remaja yang belum mengalami adiksi seperti remaja diberikan edukasi mengenai manfaat dan dampak negatif dari penggunaan game online, pengertian game online itu sendiri, serta bagaimana membagi waktu antara game online dan menyelesaikan tanggungjawab.
39
Selanjutnya ketika remaja telah terdampak adiksi game online hendaknya hal ini menjadi perhatian bagi orang tua, guru, maupun orang dewasa di sekitar remaja agar dapat memahami bahwa adiksi dapat terjadi melalui proses yang tidak singkat sehingga penanganan tidak dapat dilakukan dalam sekejap mata melainkan butuh kesabaran, dan pengertian agar remaja merasa memperoleh dukungan dari orang-orang di sekitarnya. Orang tua juga dapat membuat kesepakatan mengenai waktu bermain game online pada remaja, memberikan reward ketika remaja mampu mengurangi waktu bermain game online, serta orang tua mengawasi kegiatan remaja ketika ia berada di depan sarana yang dapat diakses oleh remaja untuk bermain game online. Remaja juga dapat dialihkan untuk mengikuti kegiatan lain seperti kegiatan yag berkaitan dengan hobi remaja. Perlu diketahui juga bahwa game on-
line memunculkan perasaan penasaran, merasa dirinya ditantang, dan perasaan menghanyutkan sehingga remaja perlu diarahkan pada kegiatan lain yang dapat mengakomodir perasaanperasaan tersebut. Kegiatan seperti olah raga, bermain musik, dan bela diri dapat membantu remaja mengakomodir perasaan-perasaan tersebut. Hal paling penting ketika menghadapi remaja dengan adiksi terhadap game online adalah dengan tetap mendampingi remaja dan tidak memberikan label negatif seperti anak nakal, pemalas, bodoh, dan lain sebagainya. Sebagi sosok yang dekat dengan remaja hendakya dapat menjadi teman sharing ataupun berkegiatan bersama dengan remaja. Hal ini juga sejalan dengan perikop Amsal 22:6 yang berbunyi “Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari jalan itu.”
Jika umat ada pertanyaan seputar masalah-masalah psikologi, keluarga, pendalaman iman, kitab suci, dan seputar liturgi bisa mengirimkan pertanyaan kepada kami
[email protected].
Saya belum menikah dan tinggal di Ciputat. Merasa kurang percaya diri, sudah beberapa kali melamar pekerjaan, dipanggil untuk wawancara namun tidak satu pun pekerjaan saya dapatkan. Saya mempunyai cita-cita untuk dapat bekerja di bank. Bekal ilmu yang saat ini saya punyai adalah D-1 bahasa Inggris, dan saya ragu apakah dengan pengetahuan ini cukup untuk bisa mendapatkan pekerjaan. Saya cukup aktif di organisasi lingkungan kuliah dan beberapa kali mencoba bekerja serabutan dengan membantu EO atau sebagai sales, namun semua pekerjaan hanya sambilan dan saya berharap menjadi pekerja tetap sebuah perusahaan. Saat ini, saya berumur 28 tahun dan ingin segera menikah, bahkan saya pun sudah mempunyai pacar. Apa yang harus saya lakukan agar saya bisa meningkatkan kepercayaan diri dan mendapat pekerjaan?
Mas Raka ytk, Meningkatkan kepercayaan diri dapat dilakukan melalui banyak cara. Misalnya Anda dapat memulainya dengan inventori diri – fokus untuk menyadari dan mengakui bahwa banyak potensi dan hal positif dari diri Anda. Berpikir positif dan berbanggalah akan apa yang telah dan sudah Anda lakukan. Jika Anda mampu memandang diri secara positif, maka hal ini akan mempengaruhi pola pikir, sikap dan tindakan Anda secara positif pula – dan membiasakan diri untuk hal ini adalah bagian dari membangun kepercayaan diri. Memberanikan diri untuk tampil di setiap kesempatan adalah upaya berlatih meningkatkan kepercayan diri. Sebagai contoh berani tampil menyampaikan pendapat, berpidato, memimpin doa atau rapat dan menjabat dalam kepanitiaan atau organisasi dan sebagainya. Jika merasa ragu dengan
pengetahuan yang Anda miliki, untuk ini Anda dapat menambah pengetahuan dan wawasan melalui pergaulan dan pelajaran dari pengalaman hidup sendiri maupun orang lain. Belajar mandiri dari buku-buku atau melalui kemudahan mengakses media internet dapat pula menjadi salah satu sarana belajar informal untuk meningkatkan dan menambah pengetahuan, yang sekaligus sebagai modalitas untuk menambah kepercayaan diri. Kepercayaan diri sangat berperan di dalam pekerjaan, dan bahkan di saat Anda mengerjakan tes maupun dalam kesempatan wawancara. Interaksi di dalam pergaulan, pengetahuan, bahasa tubuh dan ketrampilan dalam
bekerja akan dapat mencerminkan kepercayaan diri Anda. Lebih jauh usaha ini sebagai sarana membangun jaringan pertemanan sehingga kesempatan mendapatkan infomasi mengenai pekerjaan akan lebih luas. Lebih lanjut, Anda dapat memperluas varian perusahaan yang Anda lamar (tidak sebatas bank) agar Anda dapat memperoleh kesempatan dan pilihan lebih banyak. Harapan dengan mendapat pekerjaan, maka tahapan untuk memulai berpikir menikah semakin dimudahkan, terlebih Anda sudah mempunyai calon pendamping. Untuk ini, melibatkan Tuhan di setiap langkah dan usaha Anda, adalah utama.
42. PENDIDIKAN
Teknologi Informasi
Ver & Lnd
Dalam Gereja
Penulis Foto nconline & okezone
Line, Whatsapp, Blackberry Messenger, Viber dan banyak aplikasi lain untuk pesan virtual banyak digunakan orang dalam aplikasi telepon pintarnya. Ini merupakan satu dari sekian banyak kemajuan teknologi informasi pada masa kini. Teknologi menurut etimologi berasal dari bahasa Yunani “technologia”, “techne”=keahlian & “logia”=pengetahuan. Pengertian kasarnya adalah pengetahuan untuk memudahkan manusia dalam melakukan aktivitasnya. Hal ini yang menjadi dasar bahwa teknologi tidak terpisahkan dengan kehidupan manusia karena perannya dalam setiap aktifitas kita. Pada era millenium ini, penerapan teknologi dalam kehidupan sehari-hari semakin tidak terelakkan. Baju yang kita pakai pun, merupakan barang hasil teknologi. Pakaian atau kaos diproduksi secara masal menggunakan mesin konveksi sehingga dapat memproduksi dalam jumlah besar dalam waktu yang singkat.
Gereja menyadari pentingnya peranan teknologi informasi melalui dekrit Inter Mirifica, mengulas tentang bagaimana peran teknologi sangat memudahkan penyaluran gagasan dan ide yang mempunyai dampak luas bagi setiap umat manusia. Dalam hal ini, teknologi dalam komunikasi sosial (Inter Mirifica: Paus Paulus VI; 6 Desember 1963). Kemajuan teknologi membantu persebaran informasi menjadi lebih cepat. Kini setiap anak dapat belajar mengakses ilmu pengetahuan yang sebelumnya terjilid dalam buku-buku yang tebal, kini dapat diakses dari komputer maupun gawai miliknya yang terhubung dengan internet. Banyak pilihan informasi tersaji hanya dalam satu layar saja. Bahkan Bapa Suci Fransiskus, dalam pesannya pada Hari komunikasi Dunia ke 48, mengungkapkan begitu besarnya peran internet yang dapat mempererat solidaritas, sebuah karunia dari Tuhan. Peran teknologi yang semakin berkembang ini, sudah selayaknya pengembangan Teknologi Informasi (TI) mulai diterapkan pada anak usia dini.
43 43
Dasarnya adalah, agar anak usia dini siap untuk berinovasi dan berkreasi dengan bantuan teknologi sekarang ini dan menjadi bekal keahlian di masa datang. Banyak informasi mulai dari pelajaran sekolah, ketrampilan khusus seperti origami, belajar alat musik, dsb. Hal-hal seperti itu yang memudahkan anak-anak untuk mempelajari pengetahuan baru lebih cepat dan lebih efisien (tidak mengeluarkan banyak uang dalam mempelajari ilmu tersebut). Bicara mengenai efisiensi, kita bisa melihat dari Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) tahun ini. Dengan penerapan metode ujian nasional kali ini, dapat dilihat bagaimana tidak ada lagi masalah dalam pendistribusian soal ujian kepada siswa-siswi yang jauh berada di daerah pedalaman, sehingga ujian nasional dapat diadakan secara serentak. Hal ini dikarenakan penyebaran soal dapat dikirim melalui media daring (online) yang terhubung dengan instansi pendidikan.
Pengenalan teknologi informasi kepada anak usia dini, dapat mempersiapkan anak-anak untuk menghadapi berbagai macam tantangan yang akan dihadapi pada saat dewasa nantinya. Hal yang tidak dapat terelakkan adalah, dengan adanya kemajuan teknologi ini, maka dibutuhkan orang-orang khusus yang dapat memahami permasalahan dunia TI. Permasalahan itu tidak hanya untuk orang-orang yang bekerja di bidang TI, tetapi bagi siapapun yang dapat menguasai sarana teknologi informasi, mempunyai kesempatan yang lebih besar dibandingkan yang tidak.
Akan tetapi, dengan semakin cepatnya informasi yang didapat dengan mudah dari kemajuan teknologi dan internet, dibutuhkan kedewasaan khusus untuk memilah-milah informasi. Peran orang tua juga sangat dibutuhkan dalam pengawasan penggunaaan internet dan media berbasis teknologi lainnya.
44. ORBITAN LEPAS
MAKNA LITURGI Bagian 1
Bonaventura Sutadi Foto Vatican Council 2 &
Penulis berbagai sumber
1. PENGERTIAN LITURGI Liturgi dapat dipahami dari berbagai pengertian. Di sini akan disampaikan pertamatama pandangan populer atau pandangan umat pada umumnya mengenai liturgi. Ternyata pandangan populer ini tidak selalu sesuai dengan makna sebenarnya istilah liturgi bila dirunut dari sejarah dan perkembangannya. Pengertian liturgi yang mesti dijadikan acuan adalah apa yang diajarkan oleh Gereja, dalam hal ini Konsili Vatikan II seperti yang tertuang dalam Konstitusi Sacrosanctum Concilium (SC). 1.1. Pengertian liturgi secara populer Yang muncul pertama kali dalam benak orang mengenai liturgi, pada umumnya adalah hal-hal praktis di seputar doa, ibadat, nyanyian, peralatan, petugas dll. Ini semua merupakan hal-hal yang bersifat kultis, yaitu yang menekankan
Paus Yohanes XVIII menandatangani dokumen konsili Vatican 2
penghormatan dan penyembahan kepada Allah. Pandangan kultis demikian tentu tidak salah, namun belum mencakup keseluruhan makna liturgi yang sebenarnya.
45 45
1.2. Istilah liturgi dan sejarahnya Sebelum membahas pengertian liturgi seturut Konsili Vatikan II, ada baiknya disampaikan sejarah perkembangan makna, pengertian istilah liturgi.
LITURGI (Latin liturgia)
berasal dari bahasa Yunani leitourgia. Kata leitourgia terbentuk dari akar kata benda ergon, yang berarti karya, dan leitos, yang merupakan kata sifat untuk kata benda laos yang berarti bangsa atau rakyat. Jadi secara harfiah, leitourgia diartikan sebagai karya yang dibaktikan bagi kepentingan bangsa. Dari sini tampak bahwa dari sisi asal usul sejarah istilah ini, kata leitourgia pertama-tama justru memiliki arti profan-politis dan bukan arti kultis sebagaimana kita pahami sekarang ini. a. Makna liturgi dalam Perjanjian Lama Makna kultis untuk kata leitourgia baru muncul di abad ke-2 SM. Dalam makna kultis ini, liturgi berarti pelayanan ibadat. Hal ini menunjuk pada pelayanan ibadat yang dilakukan para imam atau kaum Lewi, yakni pelayanan ibadat pada Bait Allah di Yerusalem. Sedangkan tindakan kultis umat biasanya diungkapkan dengan istilah latreia (penyembahan). b. Makna liturgi dalam Perjanjian Baru Kata benda leitourgia dan kata kerja leitourgein mengalami perkembangan yang menarik dalam Perjanjian Baru. Dalam Injil Lukas 1:23, leitourgia masih memiliki makna persis dengan makna dalam Perjanjian Lama, yakni pelayanan imam di Bait Allah.
Dalam surat –surat Ibrani, kata leitourgia dan leitorugein mulai mendapat konteks yang baru. Paulus menggunakan kata leitorgia untuk menjelaskan makna imamat Yesus Kristus sebagai satu-satunya imamat Perjanjian Baru. Imamat Yesus Kristus merupakan pelayanan yang jauh lebih agung dan berdaya guna dibandingkan dengan pelayanan imam Perjanjian Lama. Oleh karena itu imamat dan tata liturgi Perjanjian Lama sudah tidak berlaku lagi, sebab Kristus adalah satu-satunya pelayan, sekaligus tempat kudus dan kemah sejati (bdk. Ibr. 8:2). Pada tulisan Perjanjian Baru yang lain, bisa dijumpai penggunaan kata leitourgia atau leitourgein yang memiliki beberapa makna yang berbeda-beda. (bdk. Kis 13:2, Rm 15:16, Flp 2:25). Bila disimpulkan, kata liturgi dalam Perjanjian Baru dihubungkan dengan pelayanan kepada Allah dan sesama. Pelayanan kepada Allah dan sesama itu tidak dibatasi hanya pada bidang ibadat saja, tetapa juga pada aneka bidang kehidupan lain. Yang menarik ialah bahwa istilah liturgi dalam Perjanjian Baru tidak pernah digunakan untuk menunjuk pelayanan kultis dari pemimpin jemaat kristiani, seperti para rasul, uskup atau imam. Hal ini berkaitan
46
dengan paham Gereja Perdana tentang imamat Perjanjian Baru. Imamat Perjanjian Baru sama sekali tidak berdasarkan pada imamat Perjanjian Lama yang dihubungkan pada kelompok imam atau Lewi dan didasarkan pada pelayanan Bait Suci. Imamat Perjanjian Baru melulu mendasarkan diri pada satu-satunya imamat Yesus Kristus.
Setelah diterjemahkannya Kitab Suci dari bahasa Yunani ke bahasa Latin (Vulgata) yang dilakukan oleh Hieronimus (347-420), istilah liturgi lama menghilang dalam kamus Gereja Barat. Dalam Vulgata ini, kata liturgi diterjemahkan dengan dengan kata minister atau juga officium, obsequium, caeremonia, munus, opus dan servitus.
c. Istilah liturgi dalam sejarah Gereja selanjutnya Istilah liturgi pada masa paska para rasul sudah digunakan untuk menunjuk kegiatan ibadat atau doa-doa kristiani. Pelayanan ibadat dilakukan oleh uskup, imam dan diakon (1 Klemens 41:1).
Istilah liturgi kembali dikenal dalam Gereja Barat mulai abad ke-16, yakni melalui pengaruh kaum Humanis. Kemudian Gereja-gereja Reformasi pada abad ke-17 menggunakan istilah liturgi dengan arti ibadat Gereja. Gereja Katolik Roma mulai juga memakai kata sifat liturgicus untuk menunjuk hal-hal yang berkaitan dengan ibadat, namun kata benda liturgia baru digunakan dalam dokumen resmi Gereja Katolik Roma pada abad ke18. Kemudian pada tahun 1947, Paus Pius XII menggunakan kata liturgi dalam ensikliknya Mediator Dei. Dan akhirnya Konsili Vatikan II (Oktober 1962-Desember 1965) membakukan istilah liturgi untuk menyebut peribadatan Gereja.
Dalam perkembangan selanjutnya, terjadilah penyempitan pengertian kata liturgi ini. Pada Abad Pertengahan, kata liturgi hanya terbatas digunakan untuk menyebut Perayaan Ekaristi saja. Ini terjadi baik di Gereja Timur maupun Gereja Barat. Bahkan hingga kini, penggunaan kata liturgi hanya bagi perayan Ekaristi tetap digunakan di Gereja Timur sedangkan untuk perayaan-perayaan ibadat lain dipakai sebutan doa atau tata perayaan (Yunani: taxis, Latin: ordo).
Konstitusi Liturgi
Sacrosanctum Concilium
47 47
Liturgi adalah perayaan misteri karya keselamatan Allah dalam Kristus, yang dilaksanakan oleh Yesus Kristus, Sang Imam Agung, bersama Gereja-Nya di dalam ikatan Roh Kudus. 1.3. Liturgi menurut Konsili Vatikan II Pengertian yang utuh mengenai makna liturgi dapat kita temukan dalam Konstitusi Liturgi hasil Konsili Vatikan II, yaitu Sacrosanctum Concilium (SC). Bisa dikatakan Sacrosanctum Concilium merupakan puncak dan mahkota perjuangan panjang usaha pembaruan liturgi dalam Gereja Katolik, yang upaya-upayanya sudah mulai dilakukan sejak abad ke-17. Meski Sacrosanctum Concilium tidak secara eksplisit dan sistematis merumuskan definisi liturgi, namum telah memberikan suatu pemahaman liturgi yang segar. Pernyataan paling penting terdapat dalam SC 7 yang berbunyi demikian : “ Maka memang sewajarnyalah juga Liturgi dipandang bagaikan pelaksanaan tugas imamat Yesus Kristus; di situ pengudusan manusia dilambangkan dengan tandatanda lahir serta dilaksanakan dengan cara yang khas bagi masing-masing; di situ pula dilaksanakan ibadat umum yang seutuhnya oleh Tubuh Mistik Yesus Kristus, yakni Kepala beserta para anggota-Nya.”
Sedangkan isi atau apa yang menjadi tugas imamat Yesus Kristus tercermin dalam SC 5, yakni karya keselamatan Allah yang dilaksanakan oleh Kristus. Karya keselamatan Allah yang dilaksanakan oleh Kristus itu kini senantiasa dikenang dan dihadirkan oleh Gereja di dalam liturgi. “Sebab melalui liturgilah, terutama dalam kurban Ilahi Ekaristi, terlaksana karya penebusan kita. Liturgi merupakan upacara yang sangat membantu kaum beriman untuk mengungkapkan Misteri Kristus serta hakikat asli Gereja yang sejati” (SC 2). Jadi isi perayaan liturgi adalah misteri karya keselamatan Allah dalam Kristus yang berupa karya pengudusan umat manusia dan pemuliaan Allah. Pengudusan umat manusia dan pemuliaan Allah itu merupakan satu realitas keselamatan yang dilihat dari dua segi. Dari pihak Allah kepada manusia, terlaksanalah penebusan atau pengudusan umat Allah. Dari pihak manusia kepada Allah, terjadilah pemuliaan Allah. Sacrosanctum Concilium juga menyebut subyek atau pelaksana liturgi, yaitu Kepala dan para anggota Tubuh Mistik Kristus. Itu berarti, pelaku liturgi adalah Yesus Kristus dan Gereja. Maka liturgi selalu merupakan tindakan Kristus dan sekaligus tindakan Gereja. (bersambung)***
48. ORBITAN LEPAS
Penulis
Rm. Felix Supranto, SS.CC Foto fotografer.net
“Tidak bergosip”
merupakan salah satu dari sepuluh niat Paus Fransiskus dalam menyambut Natal dan Tahun Baru. Bagi kita “Tidak Bergosip” menunjukkan bagaimana menjadi wajah Kerahiman Allah. “Tidak Bergosip” juga menjadi salah satu sikap yang penting untuk membangun hidup bersama sebagai Keluarga Allah.
49
Bergosip adalah salah satu kebiasaan buruk yang disukai hampir setiap orang, bahkan ada yang menjadikan gosip itu sebagai salah satu hobi. Contohnya gosip tentang artis menjadi perbincangan yang mengasyikkan. Memang gosip itu adalah semakin digosok, semakin sip, apalagi ditambah bumbu wooo …. Semakin enak didengar, tanpa peduli dengan derita yang menanggungnya dan keluarganya karena gosip semakin lama semakin enak didengar, gosip sulit untuk dihentikan. Karena berdampak buruk dan bisa menghancurkan, gosip merupakan masalah yang serius di hadapan Tuhan. Amsal mengatakan bahwa orang yang suka bergosip, sia-sialah ibadatnya: “Jikalau ada seorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya” (Yakobous 1:26). Tuhan mengingatkan bahwa penggosip akan mempertanggungjawabkannya di hadapanNya, yaitu hukuman: “Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum” (Matius 12:37). Oleh karenanya, siapa pun kita yang suka bergosip, harus segera bertobat jika kita tidak ingin menuai hal yang buruk di kemudian hari. Lalu bagaimana kita memutuskan rantai gosip? Memutuskan rantai gosip harus dimulai dari kita sendiri. Caranya:
1
Saat kita menerima sebuah gosip miring tentang seseorang, kekanglah lidah kita untuk tidak meneruskannya. Kita bisa tidak meneruskan gosip itu dengan merenungkan diri bagaimana kalo gosip itu menimpa diri kita sendiri.
2
Kita membiasakan diri untuk mengeluarkan kata-kata yang baik, bermanfaat, membangun, menghibur, dan menguatkan: “….Lidah orang bijak mendatangkan kesembuhan” (Amsal 12:18). Tujuannya adalah supaya orang lain yang mendengarnya beroleh kasih karunia, sehingga nama Tuhan pun dimuliakan melalui kita. Karena itu, dengan tidak bergosip, kita telah menciptakan kebersamaan hidup sebagai keluarga Allah yang penuh kasih. Kasih menjadi identitas sebagai murid Tuhan: “Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi” (Yohanes 13:35). Karena sangat sulit untuk tidak bergosip, kita perlu berdoa untuk memohon anugerah Allah agar kita dapat menolak menceritakan atau bahkan mendengarkan gosip. Kita perlu memohon hikmat dari Allah agar kita dapat mengetahui kapan harus berbicara, apa yang dibicarakan,
50
dan kapan kita perlu menutup mulut. Karena “di dalam banyak bicara pasti ada pelanggaran, tetapi siapa yang menahan bibirnya, berakal budi” (Amsal 10:19).
Tuhan, Hidup kami sungguh dininabobokan oleh gosip. Kami sangat menikmati hiburan gosip. Gosip menjadi menu kami setiap hari. Gosip memang laku dijual di sana-sini, tanpa peduli dengan hati yang terlukai. Tuhan, Berikanlah kami hati agar mual terhadap gosip. Berikanlah kesadaran bahwa ketika kami bergosip, Gosip itu suatu hari akan menimpa kami. Terutama berilah kami kesadaran bahwa kami sangat mempermalukan Engkau dengan menjadi bigos (biang gosip). Tuhan Memberkati.
ilustrasi
DS
“Orang yang tidak pernah berkomunikasi dengan manusia bisa dipastikan akan tersesat, karena ia tidak sempat menata dirinya dalam suatu lingkungan sosial. Komunikasi membuat individu membangun suatu kerangka rujukan dan menggunakannya sebagai panduan untuk menafsirkan, situasi apapun yang ia hadapi.” wikipedia
Komunikasi Sosial St. Stefanus
membuka pendaftaran bagi rekan-rekan yang ingin bergabung dalam kegiatan Jurnalistik Gereja, Informasi Langit Teknologi, Communication Event (Seminar, Talkshow, menceritakan Pameran, Workshop), kemuliaan Allah, Fotografi, Sketsa, Film, dan cakrawala Radio dan Media Sosial. memberitakan Informasi lebih lanjut dapat menghubungi Putro (0818.08030381) Tyo (0813.28130513)
pekerjaan tangan-Nya. (Mzm 19:2)
51. KESEHATAN
WaSPaDa RaDiaSi PoNSeL! A danya kemajuan teknologi yang saat ini berkembang sangat cepat, maka tidaklah heran jika banyak orang yang menggunakan ponsel atau handphone sebagai alat komunikasi. Ponsel telah berubah dari barang mewah yang dulu hanya segelintir orang saja mampu memilikinya, tetapi sekarang anak-anak usia dini pun tak jarang kedapatan menentengnya ke mana-mana.
Memang banyak sekali manfaat dari handphone antara lain sebagai sarana alat komunikasi dalam jarak dekat ataupun jauh. Namun, keberadaannya juga sangat berbahaya bagi kesehatan kita. Radiasi yang disebabkan dari dampak penggunaan handphone adalah radiasi elektromagnetik. Radiasi tersebut terdiri dari gelombang elektrik dan magnetik yang bekerja melalui kecepatan cahaya. Proses terjadinya radiasi dapat mempengaruhi kesehatan ketika seseorang sedang menelpon dan jarak ponsel terlalu berdekatan dengan kepala, maka peluang radiasi diserap tubuh sangatlah besar.
Penulis
As Foto Brilio
Pertama, terkena Penyakit Alzheimer’s, Multiple Sclerosis & Parkinson’s. Penyakit ini bisa terjadi dalam tempo dua menit pada saat penggunaan ponsel. Terjadi karena radiasi handphone dapat melemahkan batas pengamanan dalam darah sehingga dengan begitu protein dan toksin akan mengalami kebocoran yang langsung menuju pada pembuluh otak. Jika sudah terjadi seperti itu maka akan mengalami pemecahan pembuluh darah yang berakibat kematian.
52
TUMOR OTAK
Kedua, menyebabkan Kanker & Tumor Otak. Radiasi ponsel dapat mempengaruhi terbentuknya neoplasma dari regenerasi sel yang tidak wajar. Umumnya tumor otak menyerang orang dewasa pada usia produktif, namun tidak sedikit pula ditemukan kasus dimana tumor juga dapat menyerang anak-anak. Radiasi ponsel juga dapat mempengaruhi proses pembelahan sel-sel di dalam tubuh menjadi tidak terkendali. Sel-sel abnormal ini kemudian menyerang jaringan terdekat yang secara rutin bersentuhan langsung dengan ponsel, seperti kulit dan telinga. Tak jarang anggota tubuh lainnya seperti perut juga dapat terpapar radiasi ponsel sehingga menyebabkan kanker. Oleh karena itu, mulai saat ini usahakan untuk tidak menggunakan ponsel terlalu sering, apalagi sampai dibiasakan tidur di dekatnya.
Ketiga, menyebabkan sakit kepala & tidak bisa tidur nyenyak. Radiasi ponsel bagi beberapa orang yang sensitif terhadap gelombang RF (frekuensi radio) yang dipancarkan dapat menyebabkan sakit kepala, pusing, mual-mual, bahkan hingga muntah. Selain itu, Ponsel dapat membuat seseorang jadi tidak bisa tidur dengan nyenyak, entah karena asyik memainkan permainan, bertelepon ria dengan pacar, sibuk membalas pesan dari kolega, atau membaca informasi-informasi dari internet. Ponsel juga dapat menyebabkan si pemiliknya selalu merasa was-was, merasa gelisah dan tegang. Dr. George Carlo dari Wireless Technology Research (WTR) mengungkapkan belum ada ilmuwan atau para tenaga medis yang meneliti dampak buruk dari radiasi perangkat ponsel sebelum tahun 1990-an. Namun, hal itu berubah ketika ada seorang pengusaha yang mengajukan gugatan ke pengadilan lantaran istrinya meninggal dunia karena kanker otak akibat radiasi ponsel. Terungkap, radiasi ponsel bisa mengakibatkan disfungsi otak, tumor, serta berpotensi mengganggu kondisi psikologis seperti autisme, gangguan perhatian defisit, penyakit neurodegenerative, dan masalah perilaku. “Radiasi ponsel dapat menyebabkan kerusakan DNA, gangguan perbaikan DNA, dan mengganggu alat pacu jantung,” katanya.
53
Keempat, menghambat metabolisme tubuh. Diketahui bahwa ketika seseorang tertidur sesungguhnya di saat inilah metabolisme tubuh sedang bekerja dengan aktif. Oleh karena itu, bila seseorang terkena radiasi ponsel, maka proses metabolisme tubuh akan terhambat sehingga proses pencernaan makanan dan proses detoksifikasi racun di dalam tubuh juga ikut terganggu. Mengingat begitu banyaknya dampak negatif tidur di dekat ponsel, maka mulai saat ini Anda masing-masing dapat putuskan, apakah Anda akan tetap tidur di dekat ponsel Anda dengan resiko mengalami salah satu atau beberapa dampak yang telah disebutkan di atas, atau apakah Anda akan mulai menjauhkannya, sehingga tidur Anda dapat kembali nyenyak dan berkualitas, semua terserah kepada Anda. Jika Anda khawatir dengan risiko yang mungkin dikeluarkan dari radiasi handphone, berikut tips yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak radiasi: • Gunakan handphone ketika sedang dibutuhkan. • Pakai hands-free ketika menerima panggilan atau gunakan pengeras suara. • Jangan menaruh handphone pada saku celana atau saku baju. • Jauhkan handphone dari tubuh ketika tidak digunakan atau saat beristirahat.
Handphone yang disimpan di dalam saku celana
• Hanya gunakan handphone saat sinyal kuat. Sinyal lemah membuat handphone menggunakan lebih banyak energi untuk berkomunikasi. Anda bisa melihatnya kondisi sinyal di layar handphone Anda. • Disarankan untuk berkomunikasi melalui pesan singkat ketimbang telepon untuk mengurangi pancaran radiasi. • Jangan membiarkan berlamalama bermain handphone. Gunakan seperlunya saja.
54. ORBITAN LEPAS
Spiritualitas Gereja Membangun Hubungan Buruh dan Majikan
J
uli 1889, Kongres Sosialis Dunia yang diselenggarakan di Paris menetapkan tanggal 1 Mei sebagai Hari Buruh Sedunia. Dimana perjuangan, kaum buruh saat itu berhubungan dengan pengurangan jam kerja. Kaum buruh sendiri muncul semenjak sistem industrialisasi digalakkan. Buruh dikaitkan dengan kerja, berarti juga ada majikan yang memberikan pekerjaan dan upah. Perlakuan yang mengeksploitasi berlebih dan keinginan untuk berorganisasi menjadi isu pokok yang santer pada saat awal abad ke-19. Bayangkan mereka bekerja dari 14 sampai dengan 20 jam kerja, bahkan fakta yang ditulis surat kabar pada saat itu, Workingmen’s Advocate menerangkan bahwa “para majikan di industri pembuatan roti telah memperkerjakan para buruh dan pekerjanya melebihi kondisi perbudakan di Mesir kuno dan telah berlangsung selama bertahun-tahun. Para buruh tersebut harus bekerja selama ratarata 18 sampai 20 jam dalam 24 jam perharinya.”
Serikat Kerja Mekanik dari Philadelphia adalah serikat buruh yang lahir pertama kali dan memulai pemogokannya bersama Serikat Kerja konstruksi pada tahun 1827. Tuntutan yang pada awalnya hanya bersifat lokal kemudian berkembang menjadi sebuah gerakan. Monumen Tragedi Haymarket di Chicago
Perjuangan kaum buruh yang tidak sia-sia dibalut dengan semangat politik kaum sosialis pada saat itu merupakan tamparan keras bagi kapitalis. Mobilisasi yang akbar dilakukan pada tanggal 1 Mei 1886 dimana terkenal dengan Tragedi Haymarket, merupakan salah satu puncak yang akhirnya menjadikan pemogokan besar-besaran menjadikan alat sebagai meng-internasionalisasikan kaum buruh.
55
Perjuangan Kaum Buruh Indonesia Menyoroti PHK besar-besaran yang dihadapi beberapa perusahaan besar di Indonesia yang dimulai dari tahun 2014, diakibatkan karena kekalahan daya saing produk, upah cukup tinggi dan penjualan produk yang tidak sesuai dengan target. Setidaknya sepanjang 2015 lebih dari 36 ribu karyawan di-PHK akibat pabrik tekstil yang mengalami penutupan. Perjuangan kaum buruh sendiri, sekarang ini dirasakan sangat terbuka dimulai dari tahun 2014 semenjak Hari Buruh ditetapkan dan tumbangnya orde baru. Karena larangan hari buruh pada saat pemerintahan Soeharto dikait-kaitkan dengan paham sosialis dan komunis. Permintaan buruh sendiri sekarang berkutat pada peningkatan kesejahteraan umum dan kualitas para pekerja Indonesia. Sangat disayangkan memang jikalau nilai kesejahteraan buruh itu diukur dari besaran upah seperti apa yang pernah dikatakan Hanif Dakiri, Menteri Tenaga Kerja. Petisi yang diutarakan tidak lepas dari status, kenaikan pendapatan, serta pengurangan pemotongan jaminan. Kemudian Hari Buruh yang selalu diisi dengan perayaan demonstrasi dan mogok, menimbulkan pertanyaan yang besar, apakah masih ada eksploitasi kerja pada jaman ini? Ketika sudah tidak ada lagi revolusi industri, apakah masih relevan? Bahkan pada perayaan Hari
Buruh tahun 2015, Federasi Perjuangan Buruh Indonesia (FPBI) dengan terang menolak pemberlakuan pasar bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Buruh dan Gereja Kerahiman ilahi dan panggilan gereja atas penjumpaan komunikasi belas kasih, menjadikan solidaritas adalah hal yang perlu dikonkritkan. Buruh sendiri adalah orang yang menjual tenaganya demi kelangsungan hidup. Mengembalikan citra buruh sebagai pekerja yang bermartabat merupakan peran kita semua.
Buruh merupakan bagian yang utuh dari kehidupan, yaitu untuk bekerja, menghidupi keluarga sebagai kelangsungan hidup. Cukupilah keluarga dengan yang kita dapatkan dari hasil bekerja. Bersikap adil dalam menilai hasil dari pekerjaan “Hai tuan-tuan, berlakulah adil dan jujur terhadap hambamu; ingatlah, kamu juga mempunyai tuan di Sorga.” (kolose 4:1). Dalam uraian Ensiklik Rerum Novarum, Paus Leo XIII mengetengahkan dua golongan yang berbeda yakni buruh dan usahawan. Masalah buruh bukan sekadar masalah harta dan pembagian kekayaan; kemelaratan kaum buruh adalah masalah kebebasan kaum buruh dan penghargaan terhadap pribadi manusia.
56
Pengaruh globalisasi menuntut industriindustri menghasilkan produk-produk atau jasa yang bermutu prima. Suatu perusahaan akan kalah bersaing bila tidak mendatangkan produk-produk bermutu. Sehubungan dengan ini majikan dan para buruh dituntut untuk mampu bekerja secara profesional. Dari pihak majikan tuntutan yang berlebihan tanpa kesesuaian dengan hak dan kewajiban meningkatkan kasus-kasus perburuhan. Selain tuntutan majikan, kemauan kaum buruh sendirilah yang seringkali tidak menunjukkan harga dirinya melampaui alat-alat produksi dan imbalan yang diterima bahkan tidak lebih berharga daripada dirinya sendiri. Maka makna spiritualitas gereja terhadap pekerja (buruh dan majikan), harus benar-benar diresapi sebagai asas manfaat demi stabilitas ekonomi. Masalah-masalah buruh yang muculpun dapat diselesaikan secara adil dan masuk akal, sehingga tujuan dalam pembangunan ekonomi akan benarbenar terwujud.
Selamat merayakan Hari Buruh (1 Mei) dengan damai dan semangat komunikasi belas kasih. Put
Penulis Foto Jakarta May DAy
57. POTRET GEREJA
P
ada hari libur Nyepi, tanggal 9 Maret 2016, karyawan paroki bersama keluarganya diajak berwisata ke Anyer.
Guna lebih memperkuat kebersamaan, diajak pula 6 orang ibu yang sehari-hari bekerja membersihkan halaman gereja dan aula Leo Dehon.
Acara tahunan ini diadakan untuk mempererat kekeluargaan dan keakraban di antara karyawan dan anak/ istrinya serta guna memperkuat team work di dalam bekerja melayani umat.
Tuhan menganugerahi cuaca baik dan lalu lintas yang lancar tanpa macet sehingga dalam waktu 2 jam kami sudah tiba di Anyer cottage beach resort.
Wisata dinilai merupakan penyegaran dari suasana kerja sehari-hari sehingga selanjutnya meningkatkan semangat baru untuk berkarya lebih baik. Karyawan bebas memilih tujuan wisata dan kalau sebelum nya wisata diadakan ke Taman Safari dan Wisata Matahari, Cisarua maka tahun ini dipilih pantai Anyer dan Karangbolong. Pada Pukul 7 pagi itu, sebanyak 62 orang dengan sukacita berangkat bersama dari halaman gereja. Semua karyawan tanpa ada yang berhalangan ikut serta bersama keluarga. Ikut serta pula kepala kekaryawanan dan frater Surya Nandi.
Dipandu oleh Constan dari OMK, berbagai lomba diadakan di tepi pantai yang berpasir bersih. Tawa ria gembira tidak putusnya mengiringi lomba lari karung, tarik tambang, bakiak dan lainlain.
58
Acara bebas diisi dengan berenang di kolam renang, bermain air di pantai yang landai atau sekedar duduk-duduk santai menikmati hembusan angin di tepi pantai. Makan siang maupun snack dan minuman segar disediakan pihak cottage di bawah kerindangan pohon kelapa. Puas menikmati suasana tepi laut, rombongan berangkat ke Karangbolong yang lokasinya tidak jauh dari Anyer. Dalam perjalanan pulang, kami bersantap malam di sebuah rest area sehingga masing-masing leluasa memilih makanan yang disukai. Ada hal unik di sini. Pada umumnya, apabila penumpang naik bus maka harus bayar lebih dahulu kepada kondektur, tetapi di tempat ini semua yang turun di pintu bus diberikan sangu uang tunai untuk membayar makanan. Sekitar jam 20 rombongan tiba kembali di gereja Stefanus dengan penuh kenangan indah. Pesan karyawan adalah agar setiap tahun acara wisata ini tetap diadakan.
Frans Jonosewoyo
Penulis Foto
59. ORBITAN LEPAS Rm. Agustinus Guntoro, SCJ
Penulis Ilustrasi : pinimg, fineartamerica & cogniet-massacre,
Berjalan Bersama
BUNDA MARIA
B
apa Paus Fransiskus baru-baru ini menyapa kita semua dengan sebuah surat yang berjudul “Amoris Laetitia” (Sukacita Cinta). Dengan surat ini, Bapa Paus mengajak kita untuk merenungkan bersama tentang nilai-nilai keluarga dan seluruh keprihatinan, tantangan dan perjuangannya. Mengawali sapaannya, Bapa Paus menegaskan bawa sukacita cinta di dalam setiap keluarga adalah juga sukacita Gereja. Dengan penegasan itu, Bapa Paus hendak mengatakan bahwa Gereja dengan segala jatidirinya tidak bisa dilepaskan dari keluarga dan Gereja selalu ingin menjadi bagian dari perjalanan dan perjuangan setiap keluarga.
Tentu saja, kerinduan Gereja untuk berjalan bersama keluarga atau bersama orang-orang yang terpanggil untuk hidup berkeluarga, tidak hanya pada saat keluarga mengalami sukacita. Bukan sesuatu yang baru, bahkan Kitab Suci mencatat, bahwa kehidupan keluarga selalu diwarnai oleh sukacita kelahiran, kebersamaan, cerita cinta dan sekaligus krisis. Dengan kesadaran ini, Gereja bersiap untuk menderita bersama keluarga demi memperjuangkan nilainilai cinta kasih yang sejati, yang tidak lain tidak bukan adalah demi menghadirkan Kerajaan Allah di tengah kehidupan keluarga, termasuk ketika badai sedang menimpanya. Dalam surat Sukacita Cinta, Bapa Paus Fransiskus menawarkan perjalanan bersama itu dengan memeluk kelemah lembutan. Cinta yang sejati tidak pernah lepas dari sikap lemah lembut. Kelemah lembutan itu perlu dihadirkan sebagai nilai keluarga, karena di dalam krisis keluarga, seringkali kekerasan menjadi hal yang sangat dominan. Keprihatinan dunia mencatat, betapa besar prosentasi kekerasan dalam rumah tangga terjadi di sekitar kita.
60
Seiring dengan undangan untuk belajar menjadi lemah lembut, Bapa Paus Fransiskus menghadirkan teladan bagi kita dan keluarga. Setiap keluarga perlu melihat icon keluarga Kudus Nazareth. Setiap hari keluarga Kudus Nazareth saling berbagi beban hidup dan bahkan mimpi-mimpi buruk, seperti ketika mereka harus menghadapi kejahatan
dengan keberanian dan harapan, dalam suka dan duka, dan menyimpan di dalam hati misteri rahmat yang telah Allah kerjakan (Lih. Luk 2:19,51). Hati Maria juga menyimpan pengalamanpengalaman setiap keluarga, dimana ia telah menjadi satu kesatuan dengan hati setiap keluarga, entah yang sedang terluka maupun yang sedang terbuka akan sukacita dan rahmat. lukisan cogniet tentang jaman Herodes Dengan alasan ini, Maria melakukan penculikan anak-anak dapat membantu kita untuk mengerti setiap makna pengalaman keluarga dan mendengarkan pesan Allah agar dikomunikasikan melalui kehidupan keluarga kita.
dan kekerasan Raja Herodes dengan mengungsi ke suatu tempat yang. Berkaitan dengan pengalaman keluarga Nazareth itu, dengan sedih Bapa Paus mengatakan, bahwa krisis semacam itu masih berlanjut hingga hari ini, dimana banyak keluarga mengungsi oleh karena penolakan dan keputusasaan. Seperti tiga sarjana dari Timus, kita dan keluarga kita diundang untuk merenungkan dan mencari Sang Timur dan IbundaNya, untuk hormat dan menyembah (Lih. Mat 2:11). Seperti juga Bunda Maria, kita, para keluarga diminta untuk menghadapi setiap krisis
Merangkum pesan Bapa Paus, judul tulisan ini “Berjalan bersama Keluarga dan Bunda Maria” hendak mengatakan bahwa sukacita cinta keluarga menjadi penuh, ketika kita menghadirkan Bunda Maria menjadi bunda setiap keluarga. Betul bahwa di setiap keluarga Kristiani, selayaknya menjadikan Kristus menjadi kepala keluarga. Kristus adalah pusat kehidupan kita. Dimana posisi Bunda Maria? Bapa Paus kita yang sebelumnya, Paus Benediktus 16 membantu kita untuk mendudukkan posisi Bunda Maria pada tempatnya, “Adalah penting bagi kita untuk kembali kepada Bunda Maria, kalau kita ingin kembali kepada kebenaran akan Yesus
61
Kristus.” Menghadirkan Yesus dalam keluarga, semestinya kemudian menjadi sebuah gerakan yang sama untuk menghadirkan Bunda Maria. Melalui Bunda Maria, dengan sangat efektif kita dibantu untuk mengerti dan masuk ke dalam rahmat kebersamaan dengan Kristus. Karena bagi kita, Bunda Maria adalah contoh yang ideal, bagaimana menghidupi iman dan memperjuangkan kehendak Allah di atas segala keegoisan pribadi dan mimpi-mimpi keluarga.
Totalitas, kerendahan hati, kesederhanaan dalam hidup yang tersembunyi, dan kemurniannya yang holistik adalah model bagi kita untuk hidup, bersikap dan bertindak menghadapi misteri Panggilan Allah. Kata-kata Bunda Maria, “Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut kehendakMu,” adalah ekspresi iman yang sangat dalam dan kepercayaan yang sehabis-habisnya kepada rencana Allah, yang sesungguhnya masih diliputi oleh “kegelapan malam.” Dengan kata lain, Bunda Maria masih belum mengerti sepenuhnya dengan apa yang terjadi dengan dirinya, termasuk segala konsekuensi yang akan ia hadapi sebagai orang yang dipanggil dan dipilih Allah. Namun ia berani mendahulukan kehendak Allah. Ia berani melupakan dirinya dan dengan segala mimpimimpinya sebagai perempuan desa yang
normal, dan membiarkan dirinya masuk ke dalam misteri yang tidak pernah dipikirkan sebelumnya. Poin penting disini bagi kita dan keluarga, berjalan dalam iman tidak selalu menemukan terang. Kegelapan dalam situasi tertentu merupakan jalan yang perlu, karena dengan demikian kita bisa merasakan betapa berharganya terang itu bagi kita. Imannya Maria melewati kegelapan dan misteri yang paling dalam, lebih gelap dari gulitanya gelap malam dan penuh dengan resiko. Namun ia melewatinya! Hingga akhirnya, wajahnya ditimpa terang, yakni Allah sendiri. Keluarga-keluarga pastilah akan melewati lorong-lorong gelap. Di zaman postmodern ini, kesetiaan hidup berkeluarga memperoleh tantangan yang luar biasa. Keluarga yang hancur atau tidak utuh, semakin menjadi “makanan” (berita) sehari-hari bagi kita. Bukanlah berita di TV yang jauh, bisa jadi di rumah sebelah dan bahkan di dalam keluarga kita sendiri. Maka, berjalanlah bersama Bunda Maria. Mengapa? Karena ia sudah tahu dimana terang itu. Karena Maria sudah mengalami sendiri bagaimana harus bersikap terhadap kegelapan dan misteri kehidupan. Hidup Maria dan keluarga Nazareth selalu memberikan alternatif, kemungkinan dan jaminan bahwa sukacita cinta, masih sebagai satu-satunya senjata bagi kita untuk membangun keluarga Kristiani yang bahagia.***
62. POJOK KOMSOS
VISUALISASI JALAN SALIB Retret Pribadi Jiwa Muda yang Kreatif Put
Penulis Ilustrasi Komunitas Sketchers St. Stefanus : Jessica, Sintiana & Cia
R
asul Yohanes memberikan kesaksian bahwa Yesus sungguh Putra Allah. Yesus yang berkuasa atas segala yang ada di bumi dan maut, rela menyerahkan diri-Nya untuk menderita sengsara sampai wafat di salib. Yohanes juga bersaksi bahwa Allah adalah kasih. “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yoh 3:16).
“Sampailah kini di puncak Golgota. Mereka menanggalkan pakaianNYA...melucuti dan menelanjangi diriNYA. Putraku....”
Lewat sengsara dan wafatNya, Tuhan kita menunjukkan kasih Allah yang begitu besar terhadap manusia, mahluk ciptaan yang berulang kali menentang Sang Penciptanya. Dengan merenungkan perjalanan salib Tuhan, kita ingin semakin menyadari betapa besar kasihNya kepada kita sampai Ia rela membagikan segala yang ada padaNya, termasuk hidup-Nya sendiri.
“Jikalau gandum tidak jatuh ke tanah dan mati, maka ia tetap satu biji. Namun jika ia mati maka akan menghasilkan banyak buah” Sepanjang Visualisasi Jalan Salib, Jumat 25 Maret 2016 Pk. 08:00 lalu yang diikuti oleh umat, kita diajak untuk merasakan ibadat kreatif yang begitu mendalam. Pendekatan Maria sebagai sosok yang setia menemani Yesus sampai mati menuangkan sebuah refleksi-refleksi yang mendasar. Menjadikan narasinarasi yang dikatakan Maria sebagai cerminan perilaku kita selama ini dengan kehidupan sekarang.
63
teman-teman OMK mengalami proses pembentukan karakter yang bagus seperti retret pribadi. Kurang lebih 3 bulan dan berlatih 3 kali seminggu dari proses latihan dasar, pembentukan peran, konstruksi panggung dan semi pertunjukan. Kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam bekerja sama antar peran, komunikasi di panggung, bahkan cara bergerak dan ekspresi, mereka lalui dengan sabar dan setia.
Maria berbicara atas nama keadilan dan kebenaran, pada perhentian pertama bagaimana dinamika pengadilan hidup yang sebenarnya. Kemudian dilanjutkan dengan kesetiaan kita dalam mengahadapi sebuah permasalahan hidup, pilihannya berlari atau tegar dan berpikir sehat. Dengan kehadiran sosok Veronika dan Simon Kirene, Maria tegas menyuarakan kemanusiaan. Sangat sebanding dengan konsep kerahiman Allah yang diusung dimaknai oleh Komunikasi Sosial sebagai metode penjumpaan belas kasih. Pieta yang berarti turut merasakan penderitaan orang lain atau dalam bahasa inggris yaitu compassion, benarbenar diwujudkan dengan sebuah sajian drama tableau (gambar hidup dalam bahasa Perancis). Melihat metode latihannya yang tidak cukup mudah,
Semoga euphoria yang dihadirkan Seksi Kepemudaan dalam mengembangkan bakat dan talenta anak muda dalam seni dan rohani bisa berkelanjutan. Sehingga metode visualisasi ini merupakan media alternatif yang baik untuk merenungi dan mendalami sebuah m a k n a penjumpaan Kristus dalam karyakaryaNya.
64. ORBITAN LEPAS
Menyangkal Tuhan Tiga KALI sebelum ayam berkokok lagi !
Penulis
Agus P Rahardjo (warga ling. St. Bonaventura) Ilustrasi Film Passion Of The Christ
Tuhan Yesus menubuatkan, Petrus akan menyangkal Tuhan tiga kali sebelum ayam berkokok. Ditulis oleh keempat Penulis Injil. Matius 26: 30-35, Markus 14: 26-31, Lukas 22: 31-34 dan Yohanes 13: 37-38. Kejadian Petrus menyangkal Tuhan Yesus dinyatakan oleh para Penulis Injil, pada Matius 26: 69-75, Markus 14: 6872, Lukas 22:54-62, Yohanes 18:13-27. Sungguh menarik memang, dan kronik bagian pelajaran KKS Selasa Malam 29 Maret 2016 di Gd. Leo Dehon, Bpk. P. Seto Marsunu (Pengajar KKS) mengajak kita merenung. Bagaimana dan mengapa Petrus sampai menyangkal Yesus, Tuhannya, sampai dengan tiga kali, sama seperti yang sudah dinubutkan sebelumnya oleh Yesus. Sebagai inspirasi diambil dari Injil Yohanes, sekaligus untuk menyegarkan kembali Passio yang diucapkan/dinyanyikan pada ibadat sabda peringatan Jumat Agung. Saat Yesus ditangkap ditaman Getsemani. Dikatakan seorang dari mereka (para pengikut Yesus) menghunus pe-
dang, dan menetakkan kepada hamba Imam Besar, sehingga putus telinganya (Lukas menyebut telinga kanan nya). Lihat Matius 26: 51, Markus 14: 47, Lukas 22: 50 (di ay 51 ….. lalu Ia menjamah telinga orang itu dan menyembuhkannya). Injil Yohanes menyatakan: “Lalu Simon Petrus, yang membawa pedang, menghunus pedang itu, dan memutuskan telinga kanannya. Nama hamba itu Malkhus” (Perlu diperhatikan: Yohanes tidak mengatakan Tuhan Yesus menyembuhkannya) = Yohanes 18: 10. Yesus Menyembuhkan Malkus
65
Petrus Menyangkal Yesus
Yohanes secara jelas mengatakan pelaku yang memutuskan telinga adalah Petrus, dan korbannya Malkhus. Kalau sampai namanya disebut, artinya Malkhus tidak sekedar hamba biasa Imam Besar. Bisa dia cukup dikenal atau hamba yang punya kedudukan. Dalam kondisi inilah, “Petrus dan seorang murid lain (mungkin Yohanes sendiri ?) mengikuti Yesus. Murid itu mengenal Imam Besar dan ia masuk bersama-sama Yesus ke halaman istana Imam Besar (ay 15)”. “Tetapi Petrus tinggal di luar dekat pintu (ay 16)”. Jadi sejak awal mengikuti Yesus, Petrus sudah takut dikenali. Rupanya ia sangat merasa terintimidasi.
Karena tertekan, dihantui rasa bersalah, takut dibalas oleh hamba-hamba Imam Besar yang tidak terima Malkhus dipotong telinganya. Maka Petrus menyangkal (bahwa) dia pengikut Yesus. Pada puncaknya, kita baca: “Kata seorang hamba Imam Besar, seorang keluarga dari hamba yang telinganya dipotong Petrus: ”Bukankah engkau kulihat ditaman itu bersamasama dengan Dia ?” (ay 26) Maka Petrus menyangkalnya pula dan ketika itu berkokoklah ayam (ay 27).” Sebuah pertanyaan reflektif diajukan kepada kita. Kita selalu bangga ketika menyatakan sebagai pengikut Yesus Kristus.
Akankah kita bersikap sama ketika kita takut, atau terintimidasi ? Ataukah kita akan mengikuti Petrus, dan menyangkal Nya ? Mari kita berdoa agar Roh Kudus, Roh Penghibur yang diberikan oleh Yesus Kristus selalu menjaga kita untuk tetap setia.
Rosario ini nantinya akan digunakan untuk berdoa bagi tanah air, bangsa dan negara kita. Bersama Bunda Maria, melalui doa Rosario Merah Putih kita mohonkan agar Allah melindungi dan menaungi para pemimpin kita yang prorakyat, memperjuangkan keadilan, kedamaian dan kesejahteraan bagi segenap rakyat Indonesia. Agar Allah memberikan Roh Kesatuan kepada seluruh komponen bangsa untuk bersatu dalam NKRI melawan kekuatan jahat yang intoleransi, memecahbelah, koruptor, terorisme, pelbagai ketidak-adilan, dan kelaliman.
ROSARIO MERAH PUTIH
Anda berminat belajar bahasa jerman untuk keperluan persiapan study, pekerjaan, bisnis, dan keperluan lainnya dengan guru yang sudah berpengalaman? Menerima kurus privat bahasa jerman untuk tingkat pemula (Grundstuffe) sampai tingkat mahir ( Oberstuffe ).
Bagi peminat serius,bisa menghubungi
[email protected]
Jika teman-teman sudah mewarnai lembar mewarnai dalam Tunas Stefanus. Hasil karya-nya bisa dimasukkan ke dalam kotak KOMSOS atau difoto dan dikirimkan ke email redaksimediapass@ yahoo.com. Hasil karya pemenang akan dipasang di website dan Facebook.