INFORMASI PENTING DAN BERMANFAAT IKUTI TRAINING QUANTUM WRITING & SELF PUBLISHING Materi: Modul 1: Kiat Menulis Buku dengan Kecepatan Cahaya Modul 2: Kiat Dirikan Wirausaha Penerbitan Buku di Rumah Kedua modul itu terdapat di dalam * 1 (satu) keping CD & * 1 (satu) keping VCD, durasi 30 menit, berjudul ‘Revolusi Rumah’ (produksi Taj Mahal TV, Nara sumber/sutradara: Yudi Pramuko)
GARANSI : DIPANDU SECARA PRIBADI SAMPAI PUNYA PENERBITAN SENDIRI. TRAINER AHLI : YUDI PRAMUKO, the Greatest Dreamer (Sang Pemimpi Terbesar) * Pemilik dan pendiri penerbit Taj Mahal * Penulis 51 buah buku * Peraih penghargaan TERBAIK ADIKARYA Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI), berkat karyanya ‘HAMKA, Pujangga Besar” (Bandung: Rosda Karya, 2000). * Presiden Sarekat Wirausaha Islam Terpadu (SWIT), gerakan dakwah dan wirausaha * Ketua Umum Asosiasi Penulis dan Penerbit Asia (APPA) alamat : bukumilyarder.blogspot.com email:
[email protected] mobile phone : 0813.1043.3010
1
ANDA HANYA MEMBAYAR 1 (SATU) KALI SEUMUR HIDUP.
SAMPAIKAN INFORMASI PENTING DAN BERMANFAAT INI, KEPADA:
1 (SEORANG) KAWAN ANDA, MELALUI SMS ATAU PERCAKAPAN. SUPAYA IA PUNYA PELUANG UNTUK MENDAPATKAN INFORMASI PENTING DAN BERMANFAAT INI,
TERIMA KASIH ATAS BANTUAN ANDA. SEMOGA ALLAH SWT. MEMBALAS KEBAIKAN ANDA. AMIN !!! ******************************* SIMPANLAH ISI MODUL INI, INSYA ALLAH SUATU HARI MODUL INI BERMANFAAT BAGI KEMAJUAN HIDUP ANDA, BAGI ANAK , CUCU ATAU KEPONAKAN ATAU KAWAN-KAWAN ANDA. Karena modul ini terbukti secara empirik dan pengalaman hidup BERGUNA bagi sebagian orang di MASA SEKARANG INI, dan masih terbuka kemungkinan ia BERMANFAAT untuk sebagian orang di masa MENDATANG, jika Allah Swt. menghendakinnya. Jangan GUGUP menghadapi hari depan. Yakinlah, Allah Swt. Pelindung kita di dunia dan Pelindung kita di akhirat. Amin.
2
- Yudi Pramuko **************************
Versi 017.10 (Perbaikan ke tujuh belas pada tahun 2010)
Perbaikan Isi (content) Terakhir : Januari 2010 Berlalu selama setahun sejak Januari 2010 - Januari 2011 Penyusun : YUDI PRAMUKO, the Greatest Dreamer (Sang Pemimpi Terbesar) 0813.1043.3010 (simpati), 02140361990 (fren), 02193112713 (esia), Parung Bogor 16330 SWIT CENTER PARUNG BOGOR -----------Alamat transfer Rp. 199.950,-: BANK SYARIAH MANDIRI CAPEM CIPUTAT NO. 00400.60730 a/n. YUDI PRAMUKO
-----------Rumus sukses dakwah dan bisnis :
JALAN SAJA,
3
NANTI KETEMU JALAN DI TENGAH JALAN just start you will find a way on the way
PERHATIAN! Karya e-book berjudul 1# BAGAIMANA MENGEMBANGKAN DAKWAH ISLAM SEKALIGUS MENDATANGKAN
UANG MELALUI BISNIS PENERBITAN BUKU DI
RUMAH? 2# MELALUI
RAHASIA BIKIN BUKU DENGAN CEPAT DAN BERJILID-JILID 4 METODE YANG TELAH TERUJI DI LAPANGAN. ini di dalam
www.bukumilyarder.blogspot.com dibuat sepenuhnya oleh Yudi Pramuko dan menjadi Hak Cipta penciptanya yang dilindungi oleh Undang-undang Hak Cipta RI. Karya ini dilarang untuk digandakan, difotokopi, dicetak, dan disebarkan serta diperjualbelikan tanpa seijin tertulis dari penulisnya. Jika anda mengetahui ada pihak-pihak yang menggandakan karya ini, mohon diberitahukan kepada kami.
Parung, Bogor, West Java, 1431/2010
Pesantren Wirausaha & Multimedia SWIT CENTER Parung
YUDI PRAMUKO 4
www.bukumilyarder.blogspot.com email:
[email protected]
------------------------------------------------------------------BISNIS JUJUR 7 HARI BERSAMA YUDI PRAMUKO***
Assalamu alaikum wr.wb. Jika setelah anda membaca, melihat dan menyimak isi modul sepanjang lebih dari
170 (seratus tujuh puluh)
halaman ini serta VCD kami, anda nilai modul ini
BERMANFAAT, setidaknya dalam penilaian anda skala nilai MANFAATNYA, DI ATAS ANGKA 7 (TUJUH) sampai 10 (SEPULUH), maka yang anda lakukan sbb.
1. (SATU).
TRANSFER Rp. 199.950,- (seratus
sembilan puluh sembilan ribu sembilan ratus lima puluh rupiah) ke rekening BANK SYARIAH MANDIRI CAPEM CIPUTAT NO. 00400.60730 a/n. YUDI PRAMUKO
2 (DUA).
Transfer anda lakukan dalam waktu 7
(tujuh) hari setelah anda membaca dan menilai modul ini BERMANFAAT UNTUK ANDA. (Anda hanya investasi SATU KALI SEUMUR HIDUP, Rp. 199.950,-)
5
Bonus yang anda dapatkan adalah KONSULTASI GRATIS via sms dan telpon 0813.1043.3010, dan email
[email protected]. GARANSI: ANDA KAMI BIMBING SAMPAI ANDA PUNYA PENERBITAN SENDIRI YAKNI SAMPAI ANDA MENERBITKAN DAN MEMASARKAN BUKU ANDA YANG PERTAMA.
SEBALIKNYA! SEBALIKNYA! SEBALIKNYA…..!!!! Jika setelah anda membaca, menyimak isi modul sepanjang lebih dari 170 (seratus tujuh puluh) halaman ini dan VCD kami, anda nilai modul ini TIDAK BERMANFAAT, setidaknya menurut penilaian anda nilai manfaatnya DI BAWAH NILAI 7 (TUJUH), sikap anda adalah:
1.
Kembalikan CD
dan VCD kami, paling lambat 7
(tujuh) hari setelah anda menilai modul dan VCD kami TIDAK BERMANFAAT, ke alamat:
6
YUDI PRAMUKO d/a SWIT CENTER PARUNG, No. 50. Rt, 02/04, Kp. Tajur, Desa Pemagarsari, Parung Bogor 16330, HP. 0813.1043.3010
2. Anda TIDAK kami PERKENANKAN MENGKOPI DAN MENGGANDAKAN BAHAN-BAHAN, BAIK DALAM BENTUK TEKS, audio visual dan micro film, foto dan aneka medium penyimpanan lainnya. Dengan tegas kami sampaikan secara terus terang, Anda tidak kami perkenankan menyimpannya, meski sekedar nomor HP atau teks satu baris/kalimat untuk dokumentasi pribadi anda sendiri. Anda tidak mungkin menyimpan sesuatu yang dalam penilaian anda TIDAK BERMANFAAT. LEBIH UTAMA dikembalikan per pos kepada pemiliknya dan penyusunnya, Yudi Pramuko pada alamat di atas, karena materi dalam CD dan VCD ini akan kami TAWARKAN ke pihak-pihak lainnya yang SANGAT
MEMBUTUHKAN
di
seluruh
wilayah
Indonesia, untuk membangkitkan semangat dan praktik kewirausahaan di RUMAH masing-masing. Kami yakin seyakin-yakinnya materi dalam modul ini SANGAT BERMANFAAT untuk kalangan tertentu, seperti TELAH TERBUKTI dengan berdirinya lebih dari 200 (dua 7
ratus) bisnis penerbitan buku di RUMAH masing-masing (daftar terlampir).
MIMPI BESAR
kami,
adalah
berdirinya
1.000 (seribu) penerbitan buku PEMBERANI di rumah penulis buku
dan
1.000 (seribu)
TERBAIK
di
seluruh
Indonesia. Kami harap anda dapat kiranya mengorbankan sedikit usaha, waktu dan perangko untuk mengembalikan bahanbahan dan CD itu via pos kepada kami. Dengan cara itu, anda telah MEMBANTU kami mencapai MIMPI BESAR kami, yakni berdirinya 1.000 (seribu) penerbitan buku di rumah dan 1000 (seribu) penulis buku baru yang ditulis oleh orang Indonesia sendiri! Atas kesediaan anda membantu penguatan gerakan dakwah dan bisnis yang kami kibarkan, dengan cara
mengembalikan ucapkan
modul dan materi itu, kami
terima kasih banyak.
Semoga Allah Swt. membalas usaha dan budi baik anda. 8
Wassalam Salam hormat, YUDI PRAMUKO, only in Indonesia BISNIS JUJUR 7 HARI BERSAMA YUDI PRAMUKO*** (PENGUMUMAN : Abaikan semua isi dalam BISNIS JUJUR 7 HARI BERSAMA YUDI PRAMUKO, jika anda telah :1. MEMBAYAR SESUAI KESEPAKATAN DENGAN KAMI ( Rp. 50.000,-, atau Rp. 100.000,-, atau Rp. 150.000,- atau Rp. 199.900,- atau Rp. 999.900,-) 2. MENGEMBALIKAN paket, MODUL, CD dan VCD yang tidak anda perlukan) SEMOGA
SILATURAHMI
KITA
MEMANJANG
HINGGA NEGERI AKHIRAT. AMIN. AMIN YA ROBBAL ALAMIN.
-------------------------------------------------------------------
MODUL 1# BAGAIMANA MENGEMBANGKAN DAKWAH ISLAM
9
SEKALIGUS MENDATANGKAN UANG MELALUI BISNIS PENERBITAN BUKU DI RUMAH? 2# (BONUS) RAHASIA BIKIN BUKU DENGAN CEPAT SECEPAT CAHAYA DAN BERJILID-JILID MELALUI 4 METODE CINTA YANG TELAH TERUJI DI LAPANGAN. @@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@ Semarang, 16 Agustus 2005 Kepada Bapak Yudi Pramuko JI. SukunNo. 10-A Ciputat
10
Assalamualikum wr. wb. Sebelum saya melanjutkan isi surat ini saya ingin mengucapkan ribuan terima kasih atas segala bantuan yang bapak berikan kepada saya. Sebab selama ini dengan bantuan dari bapak saya dapat meneruskan perjuangan untuk mendirikan sebuah usaha penerbitan sendiri. Saya jadi teringat kembali pada saat pertama kali saya mengirim surat pada bapak: sekitar akhir Januari yang lalu. Saat itu saya hanyalah seseorang yang benarbenar tidak tahu alur untuk mendirikan sebuah penerbitan. Walaupun keinginan saya sudah ada sejak 2 tahun sebelumnya…………………………………………….. ……………………………………………………………………………………………… …………………………….. (Kini Efvy, lihat NOMOR URUT KE 25, pengirim surat ini, telah menerbitkan sekitar 30 buku, yang diterbitkan dengan merek Neomedia Press, menerbitkan bukubuku komputer,dari kota Semarang) --------------------------------------------------------------------------------------------------
Fakta bicara! Dakwah Islam bisa dikembangkan lewat jalur bisnis. Khususnya melalui wirausaha penerbitan yang dilancarkan dari RUMAH. Dengan cara ini, setiap pemilik usaha dapat menebarkan nilai-nilai Islam, ke seluruh Indonesia, tanpa ia harus berkeliling secara fisik untuk berceramah. Ia cukup menulis buku, lalu mencetakknya dan mengirimkannya ke distributor tunggal.atau beberapa distributor. Maka, tersebarlah buku itu ke seluruh Indonesia. Ia dapat uang dari hasil penjualan buku-buku yang diterbitkannya. Pendeknya, dengan mendirikan bisnis penerbitan buku di rumah, ia mengerjakan dua hal sekaligus. Berdakwah sekaligus bisnis. Lebih tepat, dikatakan, ia berdakwah melalui jalur bisnis informasi. Ini dia langkah hebat itu. Cukup dilakukan dari rumah, baik rumah sendiri, rumah mertua atau pun rumah kontrakan. Kini, sang pemilik penerbitan tinggal meneruskan kerja-kerja dakwah dan bisnisnya, dari rumah. PENGUMUMAN ;
11
Modul 1.DISUSUN BERDASARKAN ANGKA LATIN SUPAYA MEMUDAHKAN PENCARIAN Modul 2. Disusun berdasarkan ABJAD HURUF LATIN, supaya memudahkan melacak jejak. Disarankan, modul ini diprint, supaya lebih mudah lagi dipahami berulang-ulang, tanpa tergantung oleh Komputer.
ISI MODUL 1
1. HASIL-HASIL WIRAUSAHA PENERBITAN BUKU DI RUMAH DI BAWAH KOORDINASI
YUDI PRAMUKO, e-Islamic School of Writing and Publishing INI DIA,
12
215 WIRAUSAHA PENERBIT BUKU DEWASA INI ALHAMDULILLAH !!! (DARI 1000 PENERBIT YANG DIRENCANAKAN BERDIRI DI SELURUH INDONESIA )
1. 2.
Advon Dul Bashir Saf Publishing
3. Fokus Media 4.Halimah 5.Jast Publishing
Serpong (April 2004) Amin Fauzi
H. Sadu Suud Hj. Euis Halimah A. Sopiyan Sauri
Bekasi Ciputat Ciputat
(02175790475) Utan Kayu
(0218210213) 08562080653)
6.Garis Publishing Mulyadi Bandung ( 7.Padang Arafah H. Nuryadi Umar Bekasi 8.Bumi Cendekia Agus Soesilo SJ Bogor 9.Insan Cendekia Agus Soesilo SJ Bogor 10.Cholid Corporation M. Cholid 11.Ciung Wanara Press Wawan Setiawan Cisoka 12.Kalam Pustaka H. Aries Budiono Ciputat 13Pustaka Quantum Yusron Pora
Yogyakarta
(0818.1616.13) Malang
(08157939149) 13
Yusro Pora, pengarang-wirausaha, Malang (0815.7939149), 9 Sepemtember 2008 pk11.17:16
“Dengan menerbitkan buk sendiri saya dengan
Jawa
Timur
bebas
mengekspresikan pikiran-pikiran apa adanya. Dengan demikian saya menulis tanpa terlalu pusing dengan aturan-aturan formal yang sudah ada. Secara finansial keuntungan bisa berlipat-lipat.” 14.Millati Hasani 15.Alif Media 16.Fatih Media
Enno Elkhairity Lita, Amin Enno, Kardono
Tebet, Jakarta Jakarta Jakarta
17.Pustaka Irvan
H.Sudirman Tebba
Ciputat
(0812.9386449)
Sudirman Tebba/ANTV, dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pengarang, (08129386449), September 2008 Pk. . 10.42:16
“Saya sudah menerbitkan 38 buku, dengan mendirikan penerbitan buku di rumah, berarti menciptakan lapangan pekerjaan bagi diri sendiri, dan meningkatkan minat baca sendiri. Saya belajar ke Yudi Pramuko.” 18. 19.
Darul Azkar Iqrograf
Buya Hamka Riau Dr. H. Wahyu Saidi
Riau Jakarta
(0818864162) DR. Ir. H. Wahyu Saidi, wirasausahawan, (0818754173), Pemilik Jaringan Bakmi Tebet dan Langgara, Jakarta “Saya sudah menerbitkan
33 judul
buku karangan sendiri 23 buku, bersama orang lain 10, dengan cara ini maka kita puya kebebasan (inilah yang harus dimiliki seorang entrepreneur) serta mendobrak paradigma bahwa menerbitkan buku sulit… Saya belajar ke mas Yudi. ” 9 September 2009 pk. 09.32:29 20.Baday Press Hidayat UI Depok 21.Pustaka Irfani DR. Syahrul Adam Ciputat 22.Rifky Publishing Ryan Makassar 23.Pustaka Azri Media Herry Dwi 24.Ceezine Corporation Shela Rehla
Cijantung Bintaro
14
(081325640182)
25.Vcytoria Efvy Zamidra Zam Semarang 26.Neo Media Efvy Zamidra Zam Semarang 27.Roidah Publishing Hj. Roidah Padang 28.Syaddad Publishing Azis Cikupa 29.Apple Book D. Aji Prabowo Bandung 30.Wealth Book D. Aji Prabowo Bandung 31.Insani Prestasi H. Oim I.Pilbars Bendungan Hilir 32Chrystal Publishing Lia Depok 33.MIM H. Wibi AR Pasar Minggu 34.Maqam Publishing H. Wibi AR Pasar Minggu 35.Pustaka Sejati Purwo Susanto Petamburan 36.Doyanbaca Saroni Lenteng Agung 37.Borobudur Publishing Frans Donald Semarang 38.Difa Publishing Fajar Abdillah Semarang 39.Alphabet Press Satria Tangerang 40.Arza Publishing Yaser Kebon Kacang 41.Rudiyanto Jakarta 42.Endang Jakarta 43. UstadCinta Publishing Restu Sugiharto Bintaro 44.dr. Loekman Serang, Banten Hakim Siregar 45.Yayan Sampit 46.Li Baihaqi Mustafa Bandung 47.Ade Sudaryat Cisurupan, Garut 48. Wardah Publishing Rahmat Idrus Mamuju,Sul.Barat 49. NUSABA Achmad Bachrum Bogor,Jawa Barat 50.Cordova Publishing M. Muhtar Tangerang 51.Bismillah Press Suparto Pemalang 52.Darun Nisa DR.Armein Syukri Ciputat 53El-Jihad Press Nur Atik Kasim Jakarta Selatan 54.Misran Riau 55.Andalusia Zaenuddin AB Ciputat 56Bayu Aji. Wonosobo,Jateng 57. Pustaka Supriyatna Jakarta Rumput Abadi 58.Tabla Dedi Karsadi Pndk Gede, Jkt. 59.Harmani Batam 60. Ahmad Riyadi Bone, Sulawesi 61.Syahrul Efendi Bekasi 62.Irma Cilandak 63.Wal ashri Publishing Ali Murtadho Medan 64.Solusi Media Uus Musalini Depok 65.Render Asep Kalideres 66.QuickStart Found Iwan Pramana Jakarta Selatan 67.Layla Publishing Nurlaila Pamulang 68.Kaisaa Press Latief Dwi C Yogyakarta 69.FIMAKAHA Susilo Sudimara 70.DIS Publishing Aat Shadewa Yogyakarta 71.AZKIA Irfan F Dago, Bandung
15
72.Mitrasari H. Marjono 73.Penerbit YES M. Yasser 74.Q.COM Irfan 75.Hidjan. MSc 76.CERIA Haris Sugara 77. Bata Pustaka Yudi Pastawijaya 78.Maritza Publisher Dianata Eka P.
Jakarta Timur Pejaten Jakarta Selatan Bandung Depok Bengkulu Kalibata, Jaktim Jakarta
79.An Najah Press DR.H. Sabaruddin 80.Prasmedia Darju Prasetya 81.Mahabbah Yoli Publishing 82.Hanifa Publishing Samsuddin 83.Elemen T M. Irsan
Serpong, Bogor Tuban, Jatim Bogor
(0818706106)
Sawangan,Bogor Depok
M.Irsan, Dosen, konsultan,trainer, Depok (08179011170), 10 September 2008 pk. 17.40:36
Jawa
Barat
“Setelah membaca buku pak Yudi saya jadi semangat menerbitkan naskah buku yang sempat ditolak penerbit. Buku pertama saya berjudul’40 Latihan danTraining Games Islami’
cetak ulang ke 2 dalam
1 tahun. Karena buku tersebut, saya mengisi training di Aceh dan kerja sama dengan institusi syariah terkemuka di Indonesia” 84.Mediasi Undang Halim Depok 85.Jendela Dunia Andi Susilo Semarang 86-120 (15 Penerbit baru tersebar di Semarang.Tutor: Efvy Zamidra Zam) 121. DAQA SEROJA Bambang Siswanto Jakarta Selatan 122. Wirda Press Soim Ramadhan Rempoa 123. AF Publishing Ahmad Fikri Ciputat 124. Fa-iz Smart Fauziah Amini Ciputat 125. Widi Pristono Bekasi 126. Sopiyan Kalimantan 127. Pena Media Sutikno Wonogiri, Jawa Tengah 128. Muh. Muslih Mendut Publishing Magelang 129. Hasfa Press Rozali Pondok Gede, Jakarta Timur 130.Hanifa Kids Syamsuddin Noor Parung, Bogor 131.Kampung DNA Eman Sulaeman Bandung 132................ Fauziah Amini Ciputat 133. (Merek...) Muh. Muslih Magelang 134. (Merek...) Sutikno Wonogiri 135. (Merek...) Handoyo K. Jakarta 136. (Merek...) Hadi Rahadian Jakarta 137. (Merek...) Hesti Jakarta 138. Vini Sapta Dini Ciputat 139. Tedi Kriyanto Ciputat 140. Teguh Sanga S. Ciputat 141. Lembar Kata Sutendy Ikhsan Ciputat 16
142. Alamanda Widiono Lamongan 143. Java Jati Teguh P. Depok 144. Krisna Firman A. Bekasi Timur 145. Succes Book M. Fuad Hadziq Ciputat 146.Dani, SH Palembang 147.Saka Publishing Fikri Ciputat 148.Ahmad Zaini Jogyakarta 149. Azni Jogjakarta 150.Gerbang Informasi Miqdad Hussein Depok 151.Majelis Al Fathihah H.Usman AR Tanjung Priok ( buku perdana, telah terbit MERUBAH DIRI DENGAN AL QURAN, 80 hal., Mart 2008) 152..HAI EDUMAIN Agung MSG
Karawaci Tangerang
(081320455598)
PUBLISHING 153.………………. Ahmad Murjoko Depok, Cibinong (08129598619) 154. MIM PRATAMA Ust. Syamsuddin Noor Bogor 155.Syarifuddin Kalimantan Tengah 156.Agus Setyanto Ciawi Bogor 157.Hardian Syahputera Banda Aceh 158. SRI Rempo Jakarta Selatan 159. Faisal Riau 160.Pelangi
Ashari
(081268127757) Depok Bogor (98566656Riau
161.MAD Publishing Dwi Arif Priyanto
081510084045) Buku Pertama berjudul MOTIVASI ATAU MATI , 90 halaman, , ditulis dengan nama pena ARIF DAHSYAT 163.Hidup Baru Pblshing
Herman Suherman
Cirebon
(085724123125)
(0818265883)
164.X Press Redhan Aulia Banjarmasin 165.KJL Press Ja’far Jakarta (BUKU PERDANANYA berjudul REVOLUSI KEPEMIMPINAN, SETEBAL 800 (delapan ratus) halaman lebih, dengan nama pena/samaran JEFF.C. KING. dicetak pada bulan Ramadhan 1429/ awal September 2008.
BUKU PERDANA Jafar berjudul REVOLUSI KEPEMIMPINAN, SETEBAL 800 (delapan ratus) halaman lebih, dengan nama pena/samaran JEFF.C. KING. dicetak pada bulan Ramadhan 1429/ awal September 2008. Buku pertama ini dicetak sebanyak tiga ribu buku @ Rp. 32.500,-. Jadi ia mengeluarkan dana untuk mencetak buku pertama yang dibuatnya saat usianya mencapai 48 tahun ini sejumlah Rp. 97.500.000,-. Jika rumus harga jual dikalikan empat kali, mestinya ia menjual bukunya 32.500 x 4 = Rp. 130.000,-/buku. Tapi, dengan logikanya sendiri, karena buku ini dikhususkan untuk para pemimpin di perusahaan dan pemerintahaan, juga buku ini supaya dipersepsi sangat bermutu, 17
oleh pembaca, maka Pak Jafar menjual bukunya di toko buku seharga Rp. 300.000,-/buku.. Jadi, dia kalikan SEMBILAN kali lipat dari harga cetaknya! Tak masalah. Dia menyerahkan seluruh bukunya ke sebuah distributor tunggal BUKU KITA di Ciganjur, Jakarta Selatan, maka tersebarlah bukunya di seluruh jaringan Gramedia dan Gunung Agung di seluruh Indonesia. Dia memberikan diskon, 55 % , ke distributor BUKU KITA untuk setiap bukunya yang terjual. Dia akan mendapatkan laporan penjualan, setiap bulannya setiap tanggal 15, melalui pos. Pak Jafar kini telah menyiapkan 6 (enam) naskah yang akan dicetak. Pak Jafat memiliki enam anak, tiga anaknya kuliah di Universitas Al Azhar. Tiga lainnya, masih duduk di bangku SMU. Beristeri orang Jogyakarta. Pak Jafar sendiri asli Makassar. Kita perlu melihat, plus minus dari setiap keputusan bisnisnya. O ya, mereka penerbitannya adalah KJL Press, KJL artinya Komunitas Jalan Lurus. Dia memiliki KJL Travel Umroh dan Haji. Dia tinggal di apartemen JaCC, dekat Grand Indonesia/Hotel Indonesia, di lantai 10. Saya sudah diajak ke apartemennya, satu lantai dengan kediaman Menteri HAM dan HUKUM Andi Matalatta, di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat. 166.SABILA PUBLISHING H. Karyono 167. Merek ??
Abdul Jalil
168. Ghrinsky
Aos Abdul Gaos
Parung,. Bogor
(02191371590) Cirendeu, Banten (081320310452)
Depok
Rencana menulis buku perdana, tentang psikologi populer, berjudul Butterfly Effect (Efek Kupu-kupu). Lelaki ini kelahiran Ciamis, 22 Desember 1964, berputera empat orang, salah seorang anaknya kuliah gratis di negeri Iran. Ustad Aos, salah seorang tim ustadz Daarut Tauhid Jakarta, telah berceramah lebih dari seribu tempat sejak delapan tahun lalu. Dan kini, ia mengajar bahasa Inggris di Pesantren Darul Muttaqin, Parung sambil menulis tesis untuk menyelesaikan program S-2 di ICAS, Jakarta, mengenai Masalah Takdir menurut Ibnul Arabi, pemikir besar dari Spanyol Islam (Andalusia). Ustad Aos menyelesaikan S-1 Manajemennya, selama delapan tahun. Kuliahnya S-1 dimulainya pada umur 32 tahun. Universitas Terbuka memberikan jawaban yang kongkrit sehingga ia bisa kuliah dengan BIAYA MURAH, MUDAH, dengan status sama dengan Universitas Negeri. “Tadinya, saya hampir putus asa… tapi Universitas Terbuka bikin saya kembali bersemangat belajar, kuliah….,’tegas Aos, yang mengaku sampai sekarang masih hidup dengan taraf pas-pasan. Kini ia kembali bersemangat, setelah kursus Training Quantum tentang Kiat Menulis Buku dengan Kecepatan Cahaya dan Kiat dirikan Penerbitan Buku di Rumah.
18
Wirausaha di bidang bisnis informasi/penerbitan buku, dirasakan cocok dikembangkan di masa depan. Sebulan sekali ia pulang mengunjungi isteri dan anak-anaknya di Ciamis, Jawa Barat. Di atas umur 40 tahun, ia baru mulai menulis buku pertama. Sebuah langkah yang TIDAK TERLAMBAT SAMA SEKALI, karena ia masih dianugerahi oleh Allah SWT. kesempatan HIDUP di dunia ini.
) (0813.8692.5398 / 08568767606. Ghaffar pandai membuat blog. Ada tiga blog yang dia tangani, di antaranya blog kakaknya untuk bisnis. Selain, ia mencurahkan ekspresinya sendiri dalam blog pribadinya. Ghaffar, baru saja menyelesaikan novel pertamanya, 300 halaman, dan rencanyanya akan dikonsultasikan ke Ahmadun Yosi Herfanda, di koran Republika. Saat bertemu Yudi Pramuko pertama kali saat training quantum di Griya Branweer III No. 13, ia shalat berjamaah lohor dan ashar di mesjid Al Muhajirin Griaya Branweer, Parung. Ia bercerita baru saja pulang dari Singapura dan Malaysia, selama 2 minggu, diajak tetangganya, diongkosi. Saudara Ghaffar ada yang kuliah di Universitas Antar Bangsa Malaysia. Ghaffar sendiri, usai lulus S-1 jurusan Tafsir Hadis UIN Syahid Jakarta (kini semester 7), ia bertekad melanjutkan S-2 di Malaysia. Sekarang, ia lagi bingung. Belum mengajukan judul skripsi, S-1. Karena bingung, ia ikut training quantum… he..he…. 169. El-Hubb Press Abdul Ghaffar (Surabaya, 6 Januari 1986
170. Al Bina Publishing 171. Istaviz Media 172. SAS Publishing 173. Al Bina Kids
Suryo Utomo Dinar Dewi Kania Soimah Neneng Kurnia
Depok Jakarta Depok Bandung
19
174. EW Publishing 175. JIBRIEL Publishing 176. Pustaka Pelangi
Eddie Warsito Ciputat Asri Zaenuddin/Arai Jakarta Timur (085885301540) Marwan Masdar Jogjakarta
(081328070070) 177. Cerdas Indonesia Publishing Dedy Nugroho (0816.109015) Jakarta Timur 178. Secarik Publishing Ilham Aditya (021 91595013) Jakarta 179.LAMBANG ONE, Imam Herlambang ( 0856 8738.152) Jakarta 180. BLEND COMP. KHALID ABDULLAH 08568468 012, Jkt 181. BAHAGIA Basuki Rahmanto 0811484344 Jakarta 182. .Penerbit NUR Rina Genra Uray 98158386620 Depok 184. BOCAH Publishing Eko Cahyani 081807882232 Jakarta 185. RAHMAN Abd.Rahman Saleh 085780387918 Depok 186. RABITA PRESS Endang Wulandari 02168601212 Jakarta 187. ADIAN Publishing Waway Nuryani 085221716952 Bandung 188. METAMORF Publs. Nuryati U. Salim, 085880200109 Depok 189. FUTURE Publishing H. Afrilagan 08127594290 Dumai 190. EMBUN Heny Maryamah 081380584518 Jakarta 191. TRAVESALKIDS Reva Febriyana 02194543804 Jakarta 192. Hanifah 08151630815 Jakarta 193.Rinar 081213010190 Jakarta 194. Indah Noor Hayati 085717519290 Jakarta 195. Sudjono 0813.88097656 Depok 196. Muhammad Yusuf Saleh 081355625 Sulawesi 197. Noercholish 08999840499 Depok 198.- Rahmat 08988281198 Jakarta 199.= Ari 0856. 9454.6444 Jakarta 200. Muhaddis 0856. 9211.367. – 201. Kamil Ramma 0819.5340. 7322., Banjarmasin, Kalimantan Selatan 202. MURSYID 0812.5510.885 Bontang Kalimantan Timur
20
203. 204. 205. 206. 207. 208.
AMRON Publishing Haibah Press MOC Publishing
209. Ar Rahman 210. RASA SAYANG 211. MAYLA PRESS 212. MA’RUF 213.
AMRON (08129325886) Serpong Nashiruddin Pemalang Iman Afi (081399532304) Dewi Sartika Alwie (08561180046) Hartanto (085641037089) Semarang Limpad Hadi Pratama Jakarta (081310989061/93477505 Suzie Widitanti Jakarta 08121379927/02195221070 Jakarta Ziah Karim Jakarta 0816 191 8535 Husin Jakarta 0815.84326468, 02194942047 Misbahriyani 0812 19670939 Jakarta
………… 999 (Siapa menyusul dirikan wirausaha penerbitan buku di RUMAH SENDIRI ?) 1.000 (seribu penerbitan buku di RUMAH yang lahir dibawah koordinator YUDI PRAMUK0, Islamic School of Wrinting and Publishing. Insya Allah).
2. ALAMAT DISTRIBUTOR DAN NETWORKING (JEJARING) 21
YUDI PRAMUKO (MOHON
DIGUNAKAN SEOPTIMAL MUNGKIN UNTUK
PENGEMBANGAN DIRI ANDA AGAR ANDA
BERPERAN
BESAR Di panggung SEJARAH DALAM HIDUP YANG CUMA SEDETIK DI ATAS DUNIA INI! Setidaknya, sejarah hidup anda sendiri LEBIH BERMAKNA, karena karya-karya anda! MOHON alamat dan contact person di bawah ini TIDAK DISALAH GUNAKAN. Allah Maha Melihat gurisan dan lintasan pikiran dan hati anda yang paling halus sekalipun)
1. PEMASARAN BUKU KE SELURUH INDONESIA* JUWAWAN, SE (081311409375), Alamat rumah : Jl. Kayumanis III Rt.020 Rw.02, No. 3, Matraman, Jakarta Timur ( Contoh buku yang akan ditawarkan, kirim ke alamat ini. Kirim satu buah buku untuk satu judul. Nanti buku ini ditawarkan oleh Jumawan, ke distributor. Jika cocok, Jumawan mengontak anda untuk memesan sejumlah buku kepada anda. Jadi, kirimkan dulu sebuah buku baru anda ke alamat di atas. Alamat itu adalah rumah orangtuanya, yang lebih dekat dengan daerah operasinya di Jakarta. Rumah tinggal aslinya, di Bekasi. 22
Setiap hari, Jumawan mampir ke rumah ibunya, di Kayumanis III itu. Bersahabatlah dengan Jumawan, untuk pengembangan dakwah melalui bisnis penerbitan yang sedang anda rintis!) Lelaki dari Betawi ini kawan baik saya, Yudi Pramuko. Ia punya pengalaman lapangan yang cukup tentang PEMASARAN buku-buku. Banyak jaringan toko dan person yang dia miliki untuk menyalurkan buk-buku. Orangnya baik dan rendah hati. Mudah-mudahan dia berkenan membantu anda. Umurnya sekitar 35 tahun, berputera seorang balita. Bersama Enno El Kahirity, ia kini membangun sebuah usaha distribusi buku sendiri. Selain mengedarkan bukubuku terbitan ENNO BOOK, Jumawan juga mengedarkan buku-buku milik penerbit lain, ke seluruh Indonesia. Oleh karena itu, anda dapat bekerja sama dengan Distribusi yang dipimpin oleh Jumawan, dengan cara mengirimkam buku-buku terbitan anda ke kantornya. Agar buku-buku anda tersebar ke seluruh Indonesia. Dan anda kini tidak usah lagi pusing mencari cara bagaimana mengedarkan buku-buku terbitan anda. Cukup anda kontak Jumawan, dan bekerja samalah dengan dia. Saya merekomendasikan anda bekerja sama dengannya. Insya Allah, dia jujur dan dapat dipercaya dari segi keuangan. Dan anda saya sarankan tetap harus berhati-hati dalam mengelola keuangan anda.
2. BUKU KITA JL. H. MONTONG NO. 57, RT. 006 RW 02 CIGANJUR JAKARTA SELATAN 12630 TEL. 021.78883030 FAKS. 0217873446. Distributor ini bisa menyebarkan buku-buku anda ke jaringan toko buku Gramedia di seluruh Indonesia. BUKU KITA meminta diskon 50-55 % dan minta 2.500 buku /eksp untuk setiap judul buku baru yang anda terbitkan. Kontak person YUNITA (0217357875). Berdasarkan pengalaman saya sendiri dan beberapa kawan yang mengalami sendiri, saya TIDAK MEREKOMENDASIKAN distributor/agen ini pada anda.
3. Lutfy Agency (Abdillah, 081380355388, bagian marketing.), Agen ini berpengalaman sejak tahun 1985, karena agen inilah yang menyebarkan bukubuku Mizan sejak pertama kali.. Kini Lutfi Agency memiliki perwakilan di Jawa Tengan, Jawa Timur, Jawa Barat. Sebelumnya, Lutfy menyebarkan buku di jaringan toko Gramedia dan Gunung Agung di Sumatera dan Jabodetabek saja.
23
Kini lebih luas. Saya, Yudi Pramuko, menggunakan jasa Lutfi Agency untuk penyebaran buku terakhir saya ‘100 KISAH KEAGUNGAN CINTA’ pada Agustus 2010/Ramadhan `1431. Berlokasi di kawasan pasar minggung, Gang Arab, Jakarta Selatan,.
4. DR. MOHAMMAD SYAFI'I ANTONIO, (0816719118), PAKAR EKONOMI SYARIAH, Beliau dapat dijadikan salah satu sumber belajar untuk pengembangan bisnis dan wirausaha dalam perspektif syariah Islam. Mungkin, beliau berkenang untuk
konsultasi bisnis.
Rumah 021.
8216785 5. PURDI (0818852999),PEMILIK
E.
CHANDRA
JARINGAN BIMBINGAN BELAJAR TERBESAR DI INDONESIA, PRIMAGAMA, mungkin beliau bisa dijadikan nara sumber untuk belajar bisnis, dan menimba pengalaman suksesnya dalam mengembangan bisnis pendidikan, restoran, rumah makan padang, sekolah tinggi, dan macam-macam usaha lainnya yang mungkin. Saya pernah berdua menjadi nara sumber di Universitas Indonesia, Depok, di fakultas Hukum, tentang kewirausahaan dan penerbitan buku.
6.
PURWO
(0215643393),
IA MENERBITKAN MAJALAH MUSIK DI RUMAHNYA, “GRIP MUSIK’ SUDAH MENCAPAI 30 EDISI. YANG UNIK, IA MENDENGARKAN LAGU SENDIRI, MENCARI KUNCI-KUNCI LAGU SENDIRI DENGAN GITAR MILIKNYA, DI RUMAH DI PETAMBURAN TANAH ABANG, JAKARTA PUSAT,. LALU MENCETAKNYA SEBANYAK 10 RIBU MAJALAH, LALU DIKIRIMKAN SENDIRI PAKAI MOTOR VESPA BUTUT KE AGEN-AGEN. DAN DIA MASIH BICARA SAMBIL TERTAWA-TAWA, TERGUNCANGGUNCANG, KALAU BICARA DENGAN SAYA, CERITA SOAL PENGALAMANNYA BERWIRAUSAHA, PAKAI VESPA BUTUT, MENCAPAI BEKASI, SERANG, TANGERAN DAN PAMULANG MENGIRIMKAN MAJALAH MUSIK KE DISTRIBUTOR. LUAR BIASA. ORANGNYA BAIK. RAMAH. DUA ANAKNYA SARJANA UNIVERSITAS INDONESIA. BIAYA KULIAH? YA DARI DARI JUALAN MAJALAH MUSIK 3.000 24
PERAK ITU. WIRAUSAHA DARI RUMAH ADALAH SEBUAH KEMUNGKINAN YANG TERBUKA.
7. SABAR IMAN (08164800517), ILUSTRATATOR ANAK-ANAK, PANDAI MENGGAMBAR. MENGGAMBAR UNTUK MAJALAH BOBO DAN PERNAH BEKERJA PADA MAJALAH INO, MILI ARSWENDO ATWOWILOTO. LELAKI KEBUMEN INI PANDAI MENGGAMBAR UNTUK BUKU ANAK-ANAK DAN KERAP JUARA UNTUK LOMBA BUKU CERITA ANAK-ANAK BERGAMBARI. ORANGBNYA BAIK. RAMAH. KAWAN BAIK SAYA BERTAHUN-TAHUN. DARI SABARIMAN YANG BERLUM MENIKAH INI, ANDA DAPAT MENELUSURI SEJUMLAH ILUSTRATOR ANAK ANAK DI JAKARTA, DALAM JARINGAN PERTEMANANNYA.
8. PESAN NASKAH BUKU? Kontak saja, ini : Ustadz Samsuddin Noor. SAg. (08170785228), rumah 02517162698, buku-bukunya tentang doa-doa, diterbitkan AL MAWARDI PRIMA, sangat laris dan digemari. Cirinya, buku-bukunya hard cover, berkulit TEBAL. Ia pandai menyusun buku dengan referensi buku-buku Islam klasik, kitab kuning, Dia bekerja sendiri, tanpa asisten. Saya lihat sendiri caranya menulis buku, dengan duduk di depan computer di rumahnya di kawasan Parung, dan di sisi di depannya, kiri kanannya Kitab Kuning yang terbuka, ditambah lagi dia pakai CD Kitab-kitab Tafsir Al Quran. Dengan cara itu Samsuddin menghasilan naskah buku-buku Islam. Tujuh tahun dia menimba ilmu Islam di pesantren Manonjaya Tasikmalaya. Tak heran, ia pandai menulis dan membaca kitab kuning. Dari Ustad Samsuddin, anda dapat memesan buku-buku Islam dengan cepat. Beristeri satu, belum punya anak sudah empat tahun keluarga. Usianya sekitar 35 tahun Baik, ramah dan mudah tersenyum. Jago komputer juga. Kalau komputer saya rusak, perlu diinstalll, atau kena virus dia yang membetulkan semuanya. Ini dia, ustad Hebat! Kawan baik saya, Ustad Samsuddin….asli, orang Parung. Tepatnya, dari desa Jampang.
9. PERCETAKAN GRAFIKA:
BUKU MEDIA (PENTING !!!) 25
MEDIA GRAFIKA (Bapak MIKO. Nama panjangnya KOKO KUSMIKO 0815.8948.090) alamat: Jl. Tanah Manisan, No. 77 Cawang, Kav. Tengah, Jakarta Timur Telp. Faks. 021-8513.16 e-mail:
[email protected] Ket: Bapak Miko dapat datang ke rumah, menjemput pesanan setting/layout buku. Juga bikin kover buku. Harga standar. Hasil pesanan diantar ke rumah pesanan. Sudah berpengalaman mendesain buku-buku penerbit Al Kautsar dan penerbit terkemuka di Jakarta.Bisa juga mencetak buku-buku. Dari setting hingga pencetakan buku dapat dilayani oleh MEDIA GRAFIKA/ Hub. MIKO
10. PEMASARAN via TOKO BUKU GUNUNG AGUNG SELURUH INDONESIA Tawarkan sebuah contoh buku baru anda, ke Ibu Mia 021.5912345.196 di PT. Perdana Makmur Agung (PMA) di Jl. Kramat Kwitang Kecil no. 1 Jakarta Pusat, jika disetujui, maka buku anda tersebar ke jaringan 40 toko buku Gunung Agung di seluruh Indonesia. Laporan penjualan setiap tanggal 20, dari PMA. Buat kuitansi penagihan. Uang anda masuk, ke rekeking anda, sebulan kemudian. Insya Allah. Bisnis itu mudah dan sulit. Hidup itu mudah dan sulit. Wirausaha adalah PILIHAN. BERDASARKAN PENGALAMAN SAYA SENDIRI, SAYA MEREKOMENDASIKAN PMA KEPADA ANDA. IA MEMBERIKAN LAPORAN PENJUALAN SECARA AJEK, SETIAP TANGGAL 20 SETIAP BULANNYA. DAN ANDA HARUS MENGAMBILNYA SENDIRI, LALU MEMASUKKAN PENAGIHAN BERDASARKAN LAPORAN PENJUALAN SETIAP BULAN ITU.
11. PEMASARAN BUKU KE SELURUH INDONESIA* (saya TIDAK MEREKOMENDASIKAN) H. Damanhurri, pemilik CV TIARA AGUNG. Alamat : Jl. Melur Blok E No. 25 Duren Sawit, Jakara Selatan
Telp. 021- 8626303, 98272442, Faks. 021-8626303 Distributor TIARA AGUNG dapat mengedarkan buku-buku Islam ke seluruh wilayah Indonesia. Bisa dikontak untuk mengedarkan ide—ide anda melalui jaringan took buku Gramedia, Gunugn Agung ke Indonesia. Boleh anda pilih
26
menjadi Distributor tunggal, yang anda percaya untuk penyebaran buku anda. Jika sudah anda tunjuk dan tetapkan sebagai distributor tunggal, jangan anda tetapkan distributor lainnya segai distributor tunggal. Nanti, akibat negative anda tanggung sendiri, karena mereka mereka merasa kecewa anda tidak mempercayakan sepenuhnya penyebaran buku-anda ke pada SEBUAH distributor tunggal. Kecuali memang ada perjanjian khusus. Misalnya, distributor tertentu anda batasi hanya mengedarkan buku—buku anda untuk wiayah DKI dan Sumatera saja. Di luar dua wilayah itu anda menunjuk distributor LAIN. Ini dapat dilakukan. Asalkan jangan terjadi dua buah distributor yang anda tunjuk bertabrakan karena beroperasi di wilayah yang sama. Berdasarkan PENGALAMAN SAYA SENDIRI, SAYA TIDAK MEREKOMENDASIKAN DISTRIBUTOR INI KEPADA ANDA. KARENA AGEN INI TIDAK MEMBERIKAN LAPORAN PENJUALAN SECARA BERKALA KEPADA PENERBIT.
12. PEMASARAN BUKU KE SELURUH INDONESIA Ada sebuah penerbit terkemuka di Jakarta memakai 6 (enam) distributor bagi penyebaran buku-buku ke seluruh Indonesia. 1. JAKARTA : Lutfi Agency, Jl. Batu I/Gg. Arab No. 5 B Jakarta Selatan ( 021)7900011, 79199069. Lutfi Agency dapat mengedarkan buku anda ke jaringan toKO buku Gramedia di Jakarta dan Sumatera saja, dan jaringan toko buku Gunung Agung seluruh Indonesia. (Kini Lutfi Agency memilliki perwakilan di Yogya, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Jawa Timur). 2. SEMARANG : CV THOHA PUTRA, Jl. Kauman no. 16, Semarang, Jawa Tengah (024) 3544871 3. BANDUNG : TB AIMAN Jl. Ahmad Yani no. 433, Bandung Jawa Barat (022) 7274557 4. SURABAYA : UD HALIM Jl. KH. M. Mansyur no. 57, Surabaya, Jawa Timur (031)3521930 5. YOGYAKARTA : TB. AMALIA Jl. Juminahan Kioas No. 4 Yogyakarta (0274) 510203 6. SURABAYA : BONE PUSTAKA Jl. Kampar 16 Surabaya, Jawa Timur (031)5660437 Jelaslah, penerbit itu menggunakan motor dan mobil sendiri untuk mendistribusikan bukunya ke toko-toko buku kecil yang tersebar di Jadebotabek, yang tidak dapat ditangani oleh distributor besar. Penerbit itu menangani sendiri penyebaran bukunya, khusus ke toko kecil yang memang harus didatangi satu dmei satu dengan sabar.
13. PERCETAKAN (PENTING !!!)
TALENTA:
27
Pendatang baru dan langganan lama disikapi oleh percetakan TALENTA dengan harga dasar yang sangat murah. Letaknya di kawasan Ciputat. Sang pemilik bernama Hanny Saerang, lelaki asal Medano, dengan nomor HP. 0856 145 8884. Kontaklah dia! Sebagai salah satu alternative untuk mencetak bukubuku anda. Buku 100 Kisah Keagungan Cinta setebal 430 halaman, karya Yudi Pramuko, (Agustus 2010) dicetak di percetakan Talenta sebanyak 2.400 eksemplar.
3. BERMIMPI BESARLAH! “Anda tidak dapat mencapai hal BESAR dalam hidup ini jika
mimpi-mimpi anda demikian kecil “ Saya ingatkan dengan SUNGGUH-SUNGGUH, tidak main-main, kepada anda, bahwa tidak ada gunanya anda meneruskan membaca, jika anda sendiri tidak punya MIMPI BESAR dalam hidup anda sendiri. Karena mimpi besar membuat potensi yang selama ini terpendam, bisa muncul keluar.
Dengan
mimpi besar, anda memiliki jalan terbuka MENUJU masa depan. Kalau, anda tidak punya impian BESAR, lalu anda menghabiskan umur anda, dari ke hari, untuk mencapai apa! Anda tidak akan bergerak ke mana-mana, jika IMPIAN BESAR tidak anda munculkan sendiri. Cara membangun impian besar, antara lain, dengan membaca riwayat orang-orang besar dalam sejarah. Mereka adalah orang-orang yang punya
28
MIMPI BESAR, CITA-CITA BESAR. Dan mereka berjuang keras mencapai IMPIAN BESAR mereka. Itu sebabnya, jutaan orang dari masa ke masa tidak akan pernah melupakan mereka. Dengan impian besar itu, mereka menyebarkan MANFAAT yang besar pula kepada orang banyak, sejak masa hidup mereka hingga ke masa depan, setelah kematian mereka. “Di akhir dekade ini, kita akan meluncurkan pesawat ke ruang angkasa,” ujar Presiden Amerika John F. Kenedy, mengenai impian besarnya. Dia juga yang mengambil keputusan, proyek pengembaraan ke luar angkasa, dengan kucuran dana 40 milyar dolar AS. Impian Kennedy, pada tahun 60-an itu terbukti BISA menjadi KENYATAAN. Amerika adalah perintis dan pelopor peluncuran pesawat ke ruang angkasa. Awalnya dari mana? Dari impian seorang pemuda berjiwa besar, berpikir besar bernama J.F. Kennedy. Padahal usia Kennedy hanya 44 tahun saja. Amat pendek usia manusia bernama Kennedy itu. Tapi sangat besar IMPIAN BESAR Kennedy. Bukan nama yang penting. Mungkin ribuan orang bernama Kennedy di seluruh dunia. Tapi, IMPIAN BESAR itu keluar dari imajinasi seorang bernama JK. Kennedy. Bukan Kennedy yang lain. Bahkan, akhir hidup JFK tragis, mati ditembak lawan politiknya. Tak soal. Namun, impian besarnya telah memberikan semangat hidup yang baru dan berbeda kepada jutaan bahkan milyaran manusia di muka bumi, di masa hidupnya dan di masa mendatang. Kennedy sendiri tidak menyaksikan impian besarnya menjadi nyata. Mohammad Iqbal yang memimpikan berdirinya negara Islam Pakistan, memberikan
gagasan
terbaiknya
bagi
berdirinya
negara
baru,
ia
tak
menyaksikan impiannya jadi nyata Ia wafat pada 1939. Delapan tahun kemudian, pada 1947, Mohammad Ali Jinnah, sahabat Iqbal berhasil mewujudkan impian besar Iqbal.,.
Impian besar BJ Habibie tidak sepenuhnya terwujud. Setelah
mendirikan pabrik pesawat terbang di Bandung, 1974, dan berhasil membuat pesawat
CN 235, impian besar Habibie tampaknya akan terwujud di saat
hidupnya.
29
Sejarah bergerak ke arah yang tak terduga. Angin reformasi memunculkan momentum bagi lawan-lawan politik BJ Habibie. Pabrik pesawat itu mengalami kesulitan financial, setelah perlindungan politik negara lenyap, seiring runtuhnya kekuasaan Orde Baru. Namun, Impian menjadikan PT. IPTN/Dirgantara Indonesia memiliki karyawan sebanyak 65 ribu orang, seperti Boeing, dan mampu memproduksi pesawat kecil yang unggul di kelasnya, bagai musnah. Karyawan DI kini tersisa 3.500 orang, menyusut dari 16 ribu orang. Tapi, sejarah biasanya bicara jujur, yakni tidak ada IMPIAN BESAR yang hilang. Biasanya, impian besar itu diteruskan generasi berikutnya, karena umur manusia amatlah ringkas! Habibie
belum berhasil menyaksikan
impian
besarnya, seperti cukup 2 % penduduk Indonesia memiliki kemampuan teknologi tinggi/High Tech. Bahkan di usia senjanya, Habibie menyaksikan fenomena Brain Drain yang memilukan.
Ribuan tenaga terdidik, dan akrab dengan
teknologi canggih, sebelumnya dikirim belajar ke universitas terbaik di luar negeri, kini mereka bertebaran di luar negeri, mencari nafkah. Karena peluang kerja di Indonesia menyempit. Telah terjadi brain drain, pindahnya ‘otak-otak terbaik Indonesia’ ke luar Indonesia, dan dimanfaatkan oleh orang non Indonesia. Pendeknya, tidak harus IMPIAN BESAR itu terwujud semuanya dalam suatu waktu.. Tidak semua IMPIAN BESAR dinikmati oleh pencetus dan para perintisnya. Faktor Habibie telah membuat manusia Indonesia mendesain dan memproduksi pesawat sendiri. Hingga hari ini. Kemampuan teknologi tinggi benar-benar dikuasai oleh sebagian manusia Indonesia, yakni teknologi pesawat terbang, padahal Habibie sendiri tidak mampu menerbangkan pesawat terbang. Bahkan Indonesia sendiri belum mampu memproduksi mobil ciptaan sendiri. Meski tidak harus semua impian BESAR terwujud, IMPIAN BESAR ITU HARUS DICIPTAKAN DAN DIKHAYALKAN, SERTA DIPERJUANGKAN agar terwujudl di dalam kenyataan. IMPIAN BESAR pertama-tama haruslah terwujud jelas
30
sejak di dalam pikiran sendiri. Di dalam alam pikiran dan imajinasi, IMPIAN BESAR hendaknya sudah ADA. Tak kalah pentingnya, sebuah impian itu, jangan kecil dan tanggungtanggung. Impian harus BESAR dan INDAH. Pertama, bermimpi BESAR itu tidak ada yang melarang. Tak ada seorang pun yang berhak seseorang punya MIMPI BESAR. Kedua, berimpi BESAR itu gratis, dan tidak membayar kepada siapa pun untuk bermimpi besar. Mimpi kecil dan tanggung-tanggung, dalam hidup yang sekali, amatlah rugi. MIMPILAH YANG BESAR DAN INDAH. Impian BESAR sangat perlu untuk membangkitkan semangat dan daya juang diri sendiri. Impian BESAR itu bisa menular ke banyak orang. Impian BESAR itu bisa mengubah arah sejarah! Juga menuntun dan mengubah sejarah hidup seseorang. Sebaliknya, jika impian itu kecil dan biasa saja, maka perubahan yang terjadi ya biasa-biasa saja. DR. Abdullah Azzam punya impian besar, dan ia yakin impiannya jadi kenyataan. Impian BESAR, Bapak Mujahidin Modern ini adalah ia yakin Roma akan jatuh, dan Gedung Putih akan jatuh ke tangan umat Islam. Berkat tulisan dan traing yang dilakukan oleh Azzam, kini lahir para muhahidin internasional di seluruh dunia, di Bosnia, Chechnya, Kashmir, Filipina Selatan, Thailand Selatan, Palestina, dll. Gerakan pembebasa negeri-negeri Islam di seluruh dunia, sejak abad ke 20 tidak dapat dihentikan. Azzam sendiri yakin, imperium yang berjaya sekarang akan tumbang. Digantikan oleh kejayaan Islam, secara politik, ekonomi, ilmu pengetahuan dan milliter. Itulah MIMPI BESAR yang akan MEMBANGKITKAN SEMANGAT DIRI SENDIRI DAN SEMANGAT JUTAAN ORANG. Saya sendiri, penulis e-book ini misalnya punya MIMPI BESAR, sepanjang hidup saya akan menerbitkan buku karangan sendiri sebanyak 500 (lima ratus) judul buku, dengan target menulis satu naskah buku 1 (satu) buah dalam 7 (tujuh) hari. IMPIAN BESAR lainnya, adalah saya akan mendorong lahirnya wirausaha penerbitan buku di rumah, sebanyak 1.000 (seribu) penerbitan. Angka itu mencapai lebih dari 100 penerbitan. Mungkinkah IMPIAN BESAR itu dapat menjadi KENYATAAN?
31
Insya Allah. BISA. BISA. BISA! Bisakah Islam hilang dari bumi Indonesia? Oh, BISA. Itulah IMPIAN BESAR dari orang-orang yang menghendaki Islam hancur dari bumi Indonesia. Selama lebih dari enam ratus tahun berjaya di bumi Spanyol, ternyata Islam di Spanyol akhirnya dapat HILANG dari Spanyol dan agama Islam pernah menjadi agama TERLARANG di Spanyol. Padahal banyak sekali pemikir Islam dunia, asal Spanyol (Andalusia) yang buku-bukunya masih berguna di jaman modern ini, berusia ratusan tahun, masih dipakai dan bermanfaat di masa kini. Sebut saja, Ibn Rusyd, Ibn Hazm, Ibnul Araby, Ibn Thufail, Ibn Malik, Ibn Bajah, mereka adalah ulama cendikian Muslim Spanyol yang berkarya BESAR! Mereka menulis dalam bahasa Arab. Jadi, warisan Spanyol modern adalah Islam! Warisan India modern adalah Islam, dengan Taj Mahal dan lima ratus tahun Islam berjaya di India. Sedangkan warisan Indonesia adalah BOROBUDUR ( Baca: Hindu). Jadi, sebenarnya Indonesia tidak punya MASA LALU ISLAM. Masa lalu Indonesia adalah Hindu. Tapi insya Allah Indonesia memiliki MASA DEPAN ISLAM. Sejarah membuktikan, Konstantinopel, ibukota Romawi Timur akhirnya jatuh juga, setelah melalui perjuangan selama lebih dari 700 tahun. Mohammad Al
Fatih
II, alhamdulillah, berhasil membebaskan kota itu pada 1453, dan
mengubah namanya, dari Konstantinopel menjadi Istambul. Istambul, artinya Kota Islam. Padahal sahabat Rasululluh Abu Ayyub Al Anshari bersama mujahidin lainnya, pada abad ke tujuh,
bertolak dari kota Madinah telah
mencoba mewujudkan IMPIAN BESAR, menaklukkan Konstantinopel, tak lama setelah wafatnya Rasulullah Saw. Impian Besar itu, di tangan seorang pemuda berusia 21 tahun, bernama Sultan Mohammad Al Fatih II, ya berusia 21 tahun, baru terwujud 7 abad kemudian! Berkat IMPIAN Besar itu bumi Eropa mengenal Islam, karena jasa orang-orang Turki. Apalah arti IMPIAN BESAR seorang Habibie, yang UMUR IMPIAN ITU baru berusia 25 tahun ( 1974-1999)! 32
Umur insan cuma sedetik. Dibandingkan umur manusia yang terukur, paling lama 100 tahun, IMPIAN BESAR membutuhkan waktu puluhan atau ratusan tahun untuk menjadi NYATA. Berpikirlah dalam perspektif sejarah! Banyak pejuang kemerdekaan Indonesia, punya mimpi INDONESIA MERDEKA, tapi kini mereka menggali pusara mereka di tanah sunyi sepi di Digul, Papua dan tidak sempat menyaksikan Indonesia Merdeka. Soekarno memproklamirkan Indonesia menjadi merdeka, bersama Hatta. Namun, Soekarno mati dalam tahanan rumah, tidak boleh keluar rumah, tidak boleh membaca Koran dan majalah, di dalam sebuah negara yang telah mereka. IMPIAN BESAR tak jarang menelan korban pencetusnya sendiri. Saya menyarankan, anda punya MIMPI BESAR dalam hidup ini, sebelum anda meneruskan membaca strategi membangun bisnis penerbitan buku di rumah, dalam e-book ini. Dengan adanya MIMPI BESAR, anda memilik jalan raya ke arah mana masa depan hidup anda sendiri, yang tentu berbeda dengan IMPIAN BESAR orang lain. IMPIAN BESAR saya adalah mendorong lahrnya seribu penerbitan buku di seluruh Indonesia. Saya menjadi milyader pada tahun 2009. Dan sejak bulan syawal 1428/2007 saya membiasakan diri membaca Al Quran 2 juz sehari, sehingga setiap bulan saya khatam al Quran dua kali dalam sebulan, 24 kali setahun, atau 240 kali dalam sepuluh tahun. Untuk mencapai IMPIAN BESAR, khatam 240 kali dalam 10 tahun, saya menyedikan waktu 100 menit sehari, untuk membaca 2 juz Al Quran. Dengan kebiasaan baru, membaca Al Quran 2 juz Al Quran inilah saya merampungkan produk informasi e-book yang sedang anda baca. ( Alhamdulillah, ramadhan 1431/ Agustus 2010, saya mengkhatamkan 10 (sepuluh) kali khatam dalam ramadhan. Setiap tiga hari sekali, saya mengkhatamkan bacaan Al Quran. Setiap juz al quran membutuhkan 40-45 menit. Atau setiap dua jam, tiga juz al quran dapat diselesaikan. Dan, kini bulan Ramadhan 1431 yang sangat istimewa itu kini benar-benar telah BERLALU dan tidak akan kembali lagi. Alangkah cepatnya waktu berlari! )
33
Apa impian besar anda? Impian besar saya, mulai tahun depan, setiap bulan Ramadhan saya mengkhatamkan Al Quran sembilan kali. Ramadhan tahun 2007, alhamdulillah, saya mengkhatamkan Al Quran sebanyak 4 (empat) kali. IMPIAN BESAR saya adalah membangun kembali penerbitan dan toko buku Taj Mahal yang. Saya juga bermimpi mau membangun Jaringan Pesantren Multi Media Modern (3M). Jaringan TKIT/SDIT “Multi Media Modern” saya mau bangun, guna memperbaiki pendidikan Islam di Indonesia pada level dasar dan menengah. Gerakan dakwah dan bisnis Sarekat Wirausaha Islam Terpadu (SWIT), yang mendorong anggotanya memiliki kebiasaaan tilawan 1 juz Al Quran setiap hari, mau saya bangun sebagai ormas atau PT, di masa depan. Sehingga anggota SWIT disampaing pandai sholat, mereka juga pandai membuka warung, atau pandai bisnis, yang memiliki kebiasaan membaca Al Quran satu juz dalam sehari. Inilah beberapa impian besar saya. Apakah IMPIAN BESAR anda dalam hidup anda yang sekali di dunia ini. Awalnya, anda tidak ada. Lalu melintas SEDETIK di atas dunia ini, lalu pulang ke alam akhirat. Dan, pasti anda tidak akan kembali ke atas bumi ini. Hidup Cuma sekali. Lamanya? Cuma sedetik. Meski hidup hanya sebenar, seperti kilat yang mengejap di langit malam, anda harus memiliki IMPIAN BESAR, CITA-CITA BESAR, SEMANGAT BESAR, BERJIWA BESAR, supaya anda memiliki KARYA BESAR. Hidup yang Cuma sekali, sebaiknya jangan tanggung-tanggung. Mimpi, mimpilah yang BESAR, supaya anda dapat memberikan manfaat yang BESAR pula kepada sebanyak mungkin orang lain. Sekali ingatlah. Anda tidak mungkin mendapatkan hal yang besar dalam hidup ini, jika impian dan mimpi-mimpi anda begitu kecilnya. Kalau anda berjiwa kecil, berpikiran kecil…. Kalau anda bermimpi kecil seperti sebutir jagung… Kalau anda tidak punya cita-cita besar dalam hidup anda. Kalau hidup anda selalu susah, bermuram durja saja, air muka anda keruh saja dalam menghadapi problema kehidupan yang tidak ada habis-habisnya. 34
Kalau anda selalu menyalahkan situasi dan orang lain. Kalau anda selalu tidak tahu haru kemana, karena kehilangan orientasi dalam hidup. Kalau ada lemah semangat. Saya sarankan, anda membaca kembali riwayat perjuangan hidup orangorang besar. Bacalah orang besar bernama Nabi Muhammad SAW. Ia punya cita-cita besar menjadikan manusia berjiwa MERDEKA dengan ajaran Tauhid! Dengan jiwa MERDEKA, dari beban-beban masa lalu, kepercayaan masa lalu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, manusia yang bertauhid, akan mengukir sejarah hidupnya sendiri, dengan mempersembahkan KARYA BESAR YANG MENGUBAH SEJARAH DIRINYA SENDIRI DAN SEJARAH DUNIA. Kurangi nonton televisi. Janganlah nonton Televisi selama 40 hari. Stop. Baca terus riwayat hidup orang-orang besar, seperti Ernest Hemingway, Goethe, Sartre, Albert Camus, Albert Einstein, Khalid bin Walid, Nabi Muhammad, Gandi, JFK, Soekarno, Hatta, M. Natsir, Agus Salim, SM Kartosuwirjo, Wahid Hasjim, Kasman Singodimedjo, Syafruddin Prawiranegara, Pramoedya Ananta Toer, Karl Marx, Jamaluddin Al Afghani, Abdullah Azzam, Usamah bin Ladin, Garibaldi, Rasuna Said, Nibras OR Salim, Rahmah El Yunusiyah, BJ. Habibie, Abu Bakar, Umar bin Khatab, Ibnul Khatab (1970-2002), Ali bin Abi Talib, Usman bin Affar, Omar Mukhtar, Ibnu Khallikan, Ibn Rusyd, Imam Al Ghazali, Karl Jaspers, Abuya Imam Ashaari At Tamimi, Aa Gym, Siti Khadijah, isteri pertama Nabi Muhammad yang sangat berjasa bagi perjuangan dakwah Islam di dunia. Baca Fatimah, puteri Rasulullah yang wafat dalam usia 28 tahun. Meski usinya di bawah tiga puluh, dialah satu-satunya puteri Rasulullah yang sangat terkenal di dunia Islam. Kenapa? Karena, Fathimah, termasuk hatinya tertarik pada ilmu pengetahuan. Atau karena, ia seorang isteri dari Ali bin Abi Talib, yang juga dikenal ahli ilmu. Bacalah Chairil Anwar yang mati dalam usia 27 tahun. Sekali lagi, bacalah riwayat hidup orang-orang besar dalam sejarah, sebelum anda bertekad membangun wirausaha penerbitan buku di rumah anda! Dengan berkenalan dengan orang-orang yang berjiwa besar, dan bermimpi BESAR, anda akan ketularan, dan punya MIMPI BESAR juga. Dengan MIMPI
35
BESAR anda akan memberikan KARYA BESAR kepada orang lain, melalui bisnis informasi yang akan anda terjuni ini! MIMPI BESAR, MIMPI BESARLAH! Ayo. Bebaskan diri anda. Terbanglah sebebas-besarnya. Jangan takut. Bermimpi besarlah! MIMPI BESAR, BEGITU PENTING ANDA MILIKI. KARENA SALAH SATU CIRI UTAMA ORANG-ORANG DI DALAM HALAMAN SEJARAH DUNIA, BAIK DI BARAT, DI TIMUR, DI UTARA DAN DI SELATAN, mereka memiliki MIMPI BESAR dalam hidup yang sedetik di alam semesta ini. MUSTAHIL, orang-orang besar dalam sejarah dunia, punya MIMPI KECIL. Orang-0rang besar dalam perjalanan hidup manusia selalu melekat dalam dirinya MIMPI BESAR, MIMPI MAHA BESAR, MIMPI RAKSASA, sehingga orang-orang yang hidup sejarah dengan dirinya TIDAK BISA MENGERTI ada kawannya yang punya impian SEBESAR ITU, SEGILA ITU. Sehingga akhirnya, sang pemimpi besar itu Cuma ditertawakan. Dilecehkan. Direndahkan. Dikucilkan. Kenapa? Impian besarnya tidak dapat dimengerti oleh orang-orang yang berjiwa kecil, yang pikirannya dan imajinasinya hanya terbatas pada MAKAN, MINUM DAN SEX. Alangkah malangnya orang-orang yang tidak punya MIMPI BESAR. Alangkah malangnya orang yang hidupnyanya hanya memikirkan UANG, MAKAN, MINUM DAN SEKS. Alangkah malangnya orang yang tidak punya IDEALISME, tidak punya CITA-CITA BESAR, tidak punya MIMPI BESAR dalam hidupnya. Karena ia akan mati juga dengan impian kecilnya itu, dibawanya ke lubang kubur. Dan ia tidak memberikan sumbangan apa-apa pada sejarah dan kemanusiaan. MIMPI KECIL MUSTAHIL MENGUBAH JALANNYA SUNGAI SEJARAH. SUNGAI SEJARAH AKAN BERBELOK DENGAN IMPIAN YANG BESAR.
36
Bermimpi besarlah. Jangan tanggung-tanggung. Jangan bermimpi yang rendah. Yang remeh temeh. Yang kecil-kecil. Bung Karno mengucapkan perkataan yang sangat terkenal dalam hidupnya.
“GANTUNGLAH
CITA-CITAMU
SETINGGI
BINTANG-BINTANG DI LANGIT” (Bung Karno). Namun, ada ucapan yang terlupakan. Ada ucapannya yang terputus. Sebenarnya ucapan Bung Karno itu selengkapnya adalah sebagai berikut.
“GANTUNGLAH CITA-CITAMU SETINGGI BINTANG-BINTANG DI LANGIT. KALAU CITA-CITAMU SETINGGI GUNUNG SEMERU, MAKA CITA-CITAMU MASIH TERLALU RENDAH! ” *(Ir. Soekarno, 1901-1970). Ucapan Imam Syafii, pembangun mazhab Islam yang terkemuka lebih dahsyat dari Soekarno. 37
“Yang berada di atas tanah adalah TANAH.” ( Imam Syafii). Supaya anda, dan saya tidak hidup di dunia dan mati hanya sekedar menjadi tanah, maka milikilah CITA-CITA MAHA BESAR. Cita-cita dan MIMPI MAHA BESAR itu akan mengubah tanah menjadi amal saleh yang kekal abadi selama-lamanya. Mimpi besarlah. Mulai hari ini. Dan tuliskan di kertas. Atau di buku harian. Mimpi BESAR bisa anda buat. Dengan dua alasan pokok. Alasan satu: 38
PUNYA MIMPI BESAR TIDAK ADA SIAPAPUN YANG MELARANG. Alasan kedua: PUNYA MIMPI BESAR adalah GRATIS. TIDAK MENGELUARKAN UANG. “GANTUNGLAH CITA-CITAMU SETINGGI BINTANG-BINTANG DI LANGIT. KALAU CITA-CITAMU SETINGGI GUNUNG SEMERU, MAKA CITA-CITAMU MASIH TERLALU RENDAH! ” *(Ir. Soekarno, Proklamator RI 1901-1970).
39
4. FOKUS KE MASA DEPAN Jangan habiskan umur dan tenaga, serta kemampuan anda yang berharga, dengan memikirkan kegagalan di masa lalu. Tak ada gunanya. Fokuskan semua enerj untuk membangun kembali impian anda supaya menjadi kenyataan. Keuntungan dan profit selalu terletak di masa depan. Bukan di masa lalu. Masa lalu telah jadi sejarah. Cukup dikenang sedetik saja. Tapi, jangan dicurahkan impian, kenangan, waktu dan enerji untuk mempersoalkan kegagalan di masa silam. Lebih produktif, seluruh kemampuan terbaik, keringat, pikiran, otak difokuskan untuk membangun impian besar yang baru. Mimpi besar di masa masa depan hendaknya dicapai dengan gagah berani.
7 LANGKAH BIKIN BISNIS PENERBITAN DI RUMAH Konon orang Mesir kuno tidak meninggalkan warisan TERTULIS tentang ketrampila membangun bangunan dahsyat di masanya, yang berhasil membuat decakkagum manusia modern : Piramid! Akibatnya, manusia modern masih
40
heran, bagaima orang purba bisa membantun Piramid. Padahal ilmu teknik bangunan modern sudahlah tinggi! Mengapa? Karena tak ada catatan tertulis! Saya ingin memberikan panduan TERTULIS kepada anda, agar rinci. Bukan cara membangun Piramid. Melainkan membangun wirausaha penerbitan buku di rumah. Gunanya, agar anda bisa memiliki sendiri bisnis penerbitan buku di rumah. Meskipun saya tidak berjumpa langsung dengan anda, saya berharap pedoman TERTULIS ini mampu mendorong anda BERTINDAK memiliki usaha pernerbitan buku, sebagai perluasan dakwah anda dalam bentuk tertulis. Dakwah tertulis ini jelas lebih awet dan menjangkau khalayak yang lebih luas di di seluruh Indonesia, bahkan dunia! ( jika anda menggunakan internet) Ingatlah pepatah Latin: Ucapan menguap, tulisan menetap! Saya tidak ingin anda hanya menjadi pengarang saja. Lebih dari itu, anda sebenarnya BISA memperbesar peran anda dalam sejarah dengan cara membangun bisnis penerbitan, sebuah bisnis informasi yang tidak akan pernah mati di masa depan. Perusahaan penerbitan ini BISA anda wariskan kepada anak-cucu anda. Sehingga mereka tidak perlu mencari-cari pekerjaan pada pihak lain. Cukuplah mereka tingga memperbesar skala bisnis yang telah anda rintis. Mukesh Ambani kini jadi orang paling kaya di jagad raya. Pebisnis dari India, dengan 63,3 milyar dolar, ini berhasil melampaui terkaya sebelumnya Bill Gates,di Raja Microsoft,yang punya duit 50 milyar dolar. Mengapa Mukesh Ambani, (lahir 1957) bisa jadi kaya raya? Karena saat lahir, ia sudah kaya raya, berkat bisnis ayahnya. Ia lalu sekolah. Lalu ia tinggal memperbesar skala bisnis yang telah dirintis sang ayah. Alangkah baiknya, jika anda punya MIMPI BESAR seperti keluarga Mukesh Ambani. Yakni, sudah saatnya anda membangun perusahaan keluarga! Sehingga anak, cucu dan keponakan anda hidup sejahtera, lahir batin dan tidak
41
lagi mencari kerja ke sana, ke mari. Mereka tinggal berjuang keras membangun usaha bisnis yang telah anda rintis sebelumnya di rumah. Bill Gates, lelaki Amerika ini, mulai membangun bisnisnya dari sebuah garasi mobil, di samping rumah orang tuanya! Kini, MIMPI BESAR Bill Gates hanya ingin menikmati 20 % kekayaan untuk keluarganya. Sisanya, 80% kekayaan Bill Gates diserahkan kepada masyarakat dunia! Nilai 20 % adalah 10 milyar dolar! Bayangkan, jika Bill Gates (lahir tahun 1955), tidak memulai bisnisnya dari rumah! Tentu tidak ada ceritanya, saya membagikan pengalaman saya, bercakap-cakap, melalui e-book ini, karena semua ini bisa terjadi berkat Microsoft, berkat Bill Gates, yang berwirausaha dari garasi RUMAHnya! Sudah! Pengantar saya terlalu panjang….(Muter-muter dulu, dari Mesir kuno, India, Amerika, lalu ke Indonesia….maksudnya supaya anda semakin YAKIN dengan pilihan bisnis penerbitan buku di RUMAH.) Pengarang buku di masa depan sebaiknya mengenal proses membangun bisnis penerbitan buku di rumah. Dengan mengenal proses itu, terbukalah wawasan baru, nalar tercerahkan, pilihan diperluas bahwa bisnis penerbitan buku dapat dijadikan pijakan untuk pengembangan diri. Pemekaran potensi diri dapat menjadi optimum, tidak hanya dengan profesi kepengarangan, melainkan dengan mengembangkan bisnis penerbitan buku di rumah. (Baik rumah sendiri, rumah mertua, rumah kontrakan, rumah pinjaman, sepanjang masih bernama RUMAH).
Terdapat 7 langkah membangun wirausaha penerbitan di rumah,yakni: 1. Ciptakan merek dan logo penerbitan 2. Bikin naskah sendiri/karya orang lain. 3. Lay out naskah buku sesuai ukuran buku yang dikehendaki 4..Print-out dan buat mock up buku
42
5. Bikim film dan cetak buku 6. Kirim buku ke distributor 7. Buat kuintasi penagihan
Saya jelaskan secara rinci. Supaya hati kian mantap.
1. Ciptakan merek dan logo penerbitan Merek atau brand dan logo penerbitan dipikirkan dan diciptakan. Sebaiknya, pilihkan mereka yang mudah diingat, terdiri dari satu atau dua kata, dan memiliki asosiasi yang positif. Merek penerbit Gema Insani Press, mungkin terlalu panjang diucapkan, lalu disingkat GIP, milik Umar Basyarahil.. Mizan, milik Haidar Bagir, adalah pilihan merek yang cukup baik, karena mudah diingat dan mencerminkan semacam idelogi perusahaan yang mau dikembangan. Mizan artinya ‘seimbang’ dan ‘adil’ dan tidak berat sebelah, memberi apresiasi yang adil bagi seluruh khazanah dan aliran pemikiran dalam Islam. Atau merek Robbani Press, milik ustad Aunur Rofiq Shaleh Tamhid, Lc.
Pilihan nama dan logo perusahaan, sepenuhnya tergantung selera dan pilihan anda. Andalah yang menentukan, karena anda kini yang mau membangun usaha milik anda sendiri. Logo bisa anda disain sendiri. Atau anda minta tolong ahlinya untuk menciptakan logo penerbitan anda. Perlu diperhatikan sangat dalam membuat merek dan logo, karena merek dan logo membawa citra dan misi perusahaan. Logo dan merek hendaknya tidak diubah-ubah dalam waktu singkat. Logo Mizan diubah SEDIKIT pada ulang tahun penerbit Mizan yang ke 20 tahun, seperti dikenal sekarang.
43
2. Bikin naskah sendiri atau karya orang lain Naskah buku bisa anda tulis sendiri. Atau anda bisa mencari naskah buku dari pengarang lain. Anda dapat menulis buku sendiri dengan empat metode yang saya siapkan dalam produk e-book ini, sebagai bonus yang sangat menarik. Naskah ditulis dalam program Word.
3. Layout naskah buku sesuai ukuran buku yang dikehendaki Anda menggabungkan teks naskah dengan gambar dalam sebuah ukuran halaman buku yang anda kehendaki.Ini berarti, anda melayout naskah buku dengan menggunakan program Pagemaker 7.0 Anda bisa juga menggunakan jasa orang lain untuk melay-out naskah buku anda. Jauh lebih baik, jika anda menguasai program Pagemaker. Anda dapat mempelajarinya sendiri, melalui buku tentang Pagemaker 7.0 yang banyak dijual di toko buku. Selain itu, program Photoshop, jika anda kuasai ala kadarnya, dapat memperindah hasil karya anda, yang kini menjadi semakin kaya perspektif karena dilengkapi dengan foto, gambar, dll. Saya sendiri awalnya menggunakan jasa kawan. Lima buku saya yang pertama sepenuhnya dilay-out sang kawan. Saya saat itu benar-benar tidak tahu apa itu Pagemaker. Apalagi kawan saya melay-out buku saya dengan program Quark XPress. Akhirnya secara mencicil saya belajar Pagemaker. Belajar dari teman. Tanya kiri kanan. Belajar dari buku. Alhamdulillah, bisa juga! Di dunia ini tidak ada yang tidak bisa dipelajari, asal kita punya SEMANGAT BESAR, untuk maju dalam kehidupan. Buku saya “Raport Merah’ setebal 400 halaman, setebal dua sentimeter saya lay-out sendiri menggunakan Pagemaker, siang malam, dikombinasikan dengan Program Photoshop untuk men-scan foto-foto. Berapa lama buku itu selesai sayai lay-out? Hanya 8 hari.
44
Jangan kuatir! Biasanya di setiap percetakan, anda dapat menemukan orang-orang yang ahli di bidang ini. Untuk kawasan Jakarta, saya punya orang-orang yang anda hubungi untuk melay-out buku anda, dengan harga standar. Anda bisa kontak langsung dengan, antara lain, kawan-kawan saya: Nurul Ihsan CBM (0815.6148.165, “ Ass minal aidin wal faizin, apa kabar Mas Yudi Pramuko? Kami dari agensi kreatif menawarkan servis outsourcing ilustrasi, layout, setting & desain buku. Harga & waktu kompetitif & fleksible. Ditunggu kerjasamanya. Terimakasih sebelumnya. Nurul Ihsan CBM, 29 Oktober 2007, 09:16:17. Ini kawan saya. Anda boleh mengontaknya.) Miko (08158948.090, nama panjangnya
Koko Kusmiko, bekerja pada
sebuah percetakan. Ia khusus menerima pesanan untuk melay-out buku. Miko akan menjemput pesanan anda di Jakarta, dan mengantarkannya kembali. Miko dan timnya berpengalaman mendesain kover buku dan melay-ouy buku-buku penerbit Al Kautsar dan penerbit terkemuka lainnya. Harganya standar. Saya sudah bica ra langsung dengan Miko yang mendatangi rumah saya. Kantornya beralamat di jl. Tanah Manisan No. 77, Cawang, Kav. Tengah, Jakarta Timur Telp./Faks. 021.8513.16, e mail:
[email protected]. Pendeknya, Miko dengan MEDIA GRAFIKA bersedia membantu anda memperlancar usaha penerbitan anda. Konsultasi juga gratis.) Novi (0812.1894517, gadis ini lulusan Politeknik Universitas Indonesia. Penerbit Mizan, pernah menggunakan jasa Novi. Ia mengerjakan dan melay-out buku pesanan anda di rumahnya di Jakarta. Secara teknis, ia mampu mendesain kover buku, dan melay-out isi buku anda, sampai tuntas. Harganya bersaing. Standar. Saya sudah pernah berjumpa beberapa kali. Dan saya juga menggunakan jasa Novi.) Amin Fauzi (0813.1471.3551, ia lulusan politeknik Universitas Indonesia. Kemampuannya cukup baik. Meski saya mampu melakukannya sendiri, saya menggunakan jasa Amin Fauzi beberapa kali. Amin memiliki penerbitan buku sendiri di rumah. Dia kelola berdua dengan isterinya. Amin mendirikan 45
penerbitan buku sendiri di rumah. Mereknya Saf Publishing, dan telah menerbitkan lebih dari lima belas buku, bukan karangannya sendiri. Buku pertama karyanya sendiri adalah ‘Doa dan Zikir untuk Anak-anak, ukuran kecil, setelah 64 halaman, yang kini telah mengalami lima kali cetak ulang. Amin kini mendirikan distributor. Ia bersedia menyalurkan buku-buku anda ke toko buku. Ia kini menyalurkan 70 judul buku dari lima penerbit di Jakarta. Konsultasi gratis. Belajarlah pada Amien. Usianya 24 tahun.) Aries Budiono (0818.161613, ia mendirikan penerbitan
Kalam Pustaka,
dan telah menerbitkan buku sebanyak 15 buku. Tak satu pun karangannya! Ia mencari naskah dari kawan-kawannya, lalu menerbitkannya sendiri. Anda boleh kepada Aries, yang juga jurnalis stasiun ANTV ini, siapa saja kawannya yang ahli untuk membuat kover dan melay-out isi buku-buku Kalam Pustaka. Berkali-kali saya ngobrol dan bertukar pikiran dengan Aries, karena ia kawan saya.)
4. Print-out & buah mock up buku Jika layout buku dikerjakan orang lain, anda akan menerima hasil print-out dari buku anda. Anda tinggal mengoreksinya. Kesalahan ketik, ada huruf yang mental, dan lain-lain, semua bisa anda koreksi di print out yang telah anda terima. Lalu anda serahkankan hasil koreksian itu kepada orang yang melay-out naskah anda. Ia
akan membukan file dalam komputer, memperbaiki hasil
pekerjaannya sesuai pesanan anda, berdasarkan hasil koreksian dalam print-out abda. Jika file dalam program pagemaker sudah benar, dan tak ada lagi yang salah, maka file dalam programPagemaker itu akan dimasukkan ke dalam CD-R. Akan diburning dengan program Nero. (Jika anda awal soal ini, serahkan saja pada orang-orang percetakan, untuk melay-out naskah anda!)
5..Bikin film dan cetak buku
46
Nah, CD-R dan hasil print-out dari naskah tadi anda bawa ke percetakan. Printout yang berisi sebanyak jumlah halaman buku, sangat diperlukan pihak percetakan sebagai panduan untuk mencetak buku anda. Mereka akan melihat susunan halaman dalam print-out anda, guna memandu mereka dalam menyusun halaman-halaman buku anda yang akan disatukan dan dijilid.
Sedangkan CD-R, diperlukan untuk proses film. Film ini akan diputar di mesin cetak, untuk menggandakan buku anda, sesuai pesanan anda, apakah seribu, dua ribu atau tiga ribu buku dst.
Dengan kata lain, CD-R dan print-out, kedua barang itulah yang anda bawa ke percetakan. Tanpa kedua hal itu, atau salah satunya, orang percetakan tidak dapat bekerja dengan sempurna. Jika anda hanya menyerahkan CD-R, yang berisi layout buku anda, pihak percetakan akan mengalami kesulitan untuk memnyusun halaman buku yang sudah dicetak. Mereka membutuhkan panduan susunan halaman buku yang ada di dalam print-out. Kesalahan dalam proses penyusunan halaman terbuka lebar, jika prin-out tidak anda serahkan ke percetakan. Jika anda mau mencetak buku setebal 200 halaman, maka print-out anda persis 200 halaman juga. Dan perhatikan urutan halaman, jangan sampai salah. Jika buku anda sudah di toko buku, dan pihak toko tahu buku anda bermasalah, karena ada halaman yang hilang, atau susunan halamannya terbalik, mereka akan menarik buku dari rak, dan mengembalikannya kepada anda. Semuanya! Anda rugi besar! Konon ada salah satu jilid dari Tafsir Al Misbah, karya besar ustad Quraish Shibah, mengalami kesalahan cetak, susunan halamannya terbalik. Buku-buku itu diretur. Dikembalikan ke penerbit. Toko minta buku yang baik cetakannya! Mereka kecewa karena tidak mendapatkan produk yang baik. Semua ini,berawal karena anda hanya menyerahkan CD-R, tapi tidak print-out dari CDR itu. Sehingga kesalahan halaman dapat terjadi.
47
6. Kirim buku ke distributor Percetakan mengirimkan buku pesanan ke rumah anda. Kini, anda memperlihatkan dan menawarkan sebuah buku baru anda ke pihak distributor. Anda tinggalkan sebuah buku. Setelah dirapatkan, dua atau tiga hari kemudian distributor akan memesan sejumlah buku kepada anda. Anda tinggal mengirim pesanan ke gudang distributor. Mereka akan menyalurkan buku-buku anda ke jaringan toko buku, rekanan mereka. Jika masih ada sisa, anda perlu mencari distributor lain. Umumnya distributor akan senang mendapatkan buku-buku baru, karena hidup mereka sangat tergantung pada hadirnya buku-buku baru dari sebanyak mungkin penerbit!
7. Buat kuitansi penagihan
Anda melalukan penagihan, setelah anda mendapatkan laporan penjualan dari distributor. Untuk tahap awal, biasanya mereka akan memberikan laporan penjualan 2 (dua) bulan sejak mereka menerima buku anda. Setelah itu, anda akan menerima laporan penjualan setiap bulan sekali. Begitu menerima laporan penjualan, anda menuliskan jumlah uang yang harus anda tagih,di atas secarik kuitansi. Kuitansi penagihan sebesar seperti tertulis dalam laporan penjualan itu, anda tandatangani. Lalu anda stempel dengan penerbitan anda, Jika nilai tagihan di bawah Rp. 250.000,- anda tempelkan materai Rp. 3.000,- lalu anda stempel mengenai sebagian meterai. Jika penagihan di atas Rp. 1 juta, anda bubuhkan materai Rp. 6.000,-. Sampai titik ini, proses pembuatan naskah hingga penagihan sudah anda ketahui. Demikianlah proses bisnis penerbitan buku di rumah itu, karena memang kantor penerbitan anda bertempat di rumah anda. Untuk sementara 48
tidak perlu menyewa kantor. Uang yang terbatas hendaknya dipakai untuk mencetak buku-buku baru.
Jadi? Sekarang anda tinggal menulis naskah buku lagi, untuk anda terbitkan sendiri, dengan menggunakan merek dan logo buatan sendri. Namun, tak perlu beli mesin cetak sendiri yang berharga ratusan juta rupiah. Cukup membayar sejumlah uang kepada percetakan. Dengan tujuh langkah di atas, anda memasuki era baru. Yakni anda adalah pengarang yang kini menjadi seorang entrepreneur. Anda berdakwah melalui jalur bisnis! Lebih jauh lagi,
VISI BESAR
anda adalah anda senang
membangum imperium bisnis informasi, sebuah bisnis yang selalu hidup, menjanjikan, dan memekarkan potensi-potensi terbaik anda, anak cucu anda, dan keponakan anda. Dengan tujuh langkah di atas, MIMPI BESAR anda, insya Allah, akan terwujud. Yakni keluarga anda memiliki perusahaan sendiri di masa depan, sebuah perusahan penerbitan yang terkemuka dan mengalirkan pahalanya dengan abadi. Kenapa? Karena anda telah mewariskan amal jariah, yakni sebuah system perusahaan penerbitan yang akan lebih lama usianya daripada usia anda di atas dunia ini. Ketika anda wafat, pahala akan terus mengalir kepada anda, karena anda meninggalkan buku-buku yang masih dipetik manfaatnya oleh orang banyak, dari generasi ke generasi. Berkat bisnis penerbitan buku yang anda bangun, anda memulainya dari…..RUMAH… anda yang sederhana. Naskah ‘Ihya Ulumuddin’ tulisan tangan, ulama dan filsuf besar Islam Imam Al Ghazali (1058-1111) kini berada di sebuah museum di kota Sarajevo, ibukota Bosnia, Eropa Selatan. Karya Al Ghazali sudah berusia sembilan ratus tahun! Namun, hingga ini kita Ihya masih berguna, dikunyah isinya, diresapkan isinya,
49
oleh manusia Timur dan Barat, sepanjang masa, dicetak di Timur, di Barat dan diambil manfaatnya oleh Dunia Islam dan Barat,
Kitab Ihya dicetak ribuan kali di seluruh dunia, di seluruh masa. Imam Al Ghazali meninggalkan ilmu yang bermanfaat melalui buku-bukunya. Al Ghazali menikmati pahala yang terus mengalir abadi. Padahal usianya hanya 55 tahun. Buku-bukunya berusia ratusan tahun. Dengan dakwah secara tertulis melalui buku-bukunya, Al Ghazali mewariskan amal jariah, pertama-tama untuk dirinya sendiri, sebagai pengarang! Apakah anda ingin mewariskan dakwah secara tertulis? Dan meninggalkan karya tertulis yang bermanfaat, untuk diri anda dan orang lain secara massal? Kalau ya. Mulailah BERTINDAK! Bikin usaha penerbitan buku, milik anda sendiri, di RUMAH. Bismillah!
5. PERBEDAAN MENERBITKAN NASKAH SENDIRI 50
DENGAN MENERIMA ROYALTI DARI PENERBIT Perbedaan keduanya amat menyolok. Menerbitkan naskah sendiri jauh lebih menguntungkan secara ekoomis daripada menerima royalty naskah sebesar 10 % dari penerbit. Tentu, pillihan hidup beraneka. Tidak semua orang ingin menerbitkan naskah buku sendiri, karena dipandangnya rumit dan baginya cukuplah ia
menulis naskah buku, satu demi satu dan mengirimkannya ke
penerbit orang lain. Menerima royalty dari naskah buku yang kemudian didicetak oleh penerbit, seorang pengarang dapat juga berbahagia, terkembang senyumnya, karena ia kini mendapat uang muka royalty dan sejumlah buku bagus yang dicetak oleh penerbit. Ia tidak mau bersusah payah menerbitkan naskah-naskah buku, memasarkannya dan menagih sendiri hasil penjualan buku dari distributor atau toko buku. Ia hanya menjadi seorang pengarang. Ia tidak mau menjadi seorang wirausaha, yang berjuang mengembangkan bisnis penerbitan buku di rumah. Lalu apa beda keduanya? Ini dia…. Ada penerbit yang memberikan royalty kepada pengarang sebesar 7% hingga 15 %. Ambil anda mendapat royalty 10 %, seperti pada umumnya. Jika buku anda dicetak 3.000 buku, harga jual di toko Rp. 20.000/buku, maka hitungan royalty yang anda dapatkan : 10% x Rp. 20.000,- =Rp. 2.000,Royalti anda akan dikurangi 40 % biaya pemasaran= 40 % x Rp. 2.000,- = Rp. 800,Jadi, anda hanya menerima royalty Rp. 2.000,- - Rp. 800,- = Rp.1.200,untuk setiap buku yang terjual.
51
Diasumsikan, 3 ribu buku terjual semua, maka royalty yang anda terima 3.000 X Rp. 1.200,- = Rp. 3.600.000,- (tiga juta enam ratus ribu rupiah). Itulah jumlah SEMUA royalty yang akan anda terima, jika SEMUA buku anda terjual. Dari total royalty itu, penerbit hanya akan memberikan uang muka sebenar 20 %. Jadi, 20 % x Rp. 3.600.000,- = Rp. 720.000,-. Tegasnya, ketika buku anda dicetak oleh penerbit, yang anda dapatkan adalah uang muka royalty sebesar Rp. 720.000, dan sejumlah nomor bukti dari buku anda yang baru keluar dari percetakan. Penerbit bisa memberikan 5 sampai 10 buku contoh, untuk anda. Lalu bagaimana sisa honorarium anda? Penerbit akan memberikan laporan penjualan setiap enam bulan sekali. Saat itulah anda dapat menerima laporan berapa buku anda yang terjual. Intinya, jika anda memberikan naskah untuk diterbitkan oleh penerbit lain, anda akan menerima 20 % dari jumlah total royalty dan sejumlah buku baru. Jika anda mau mendapatkan buku anda lebih banyak, anda harus membelinya dari penerbit. Penerbit biasanya akan memberikan diskon atau potongan harga sebesar 30 sampai 40
% dari harga buku,kepada anda sebagai penulis buku itu! Anda
harus menerima aturan main seperti ini. Itulah posisi yang anda terima sebagai pengarang buku di Indonesia. Tidak lebih! Sekarang saya tunjukkan kenyataan,yang terjadi jika anda menerbitkan karya anda sendiri. Katakan, jika harga jual buku Rp. 20.000,-, maka harga cetak adalah seperempatnya. Kita anggap seperti itu. Maka, perbuku dicetak dengan harga Rp. 5.000,-. Uang yang anda perlukan untuk mencetak 3.000 buku itu adalah 3000 x Rp. 5.000,- = Rp. 15 juta rupiah. Andaikan, buku anda laku seribu buku. Dan distributor, meminta 50 % dari setiap buku yang terjual. Maka anda mendapat Rp. 10.000,- untuk setiap buku yang terjual. Dipotong ongkos cetak Rp. 5 ribu/buku, anda mendapat Rp. 10.000,- - Rp. 5.000,- = Rp. 5.000,- /buku. Inilah keuntungan bersih setiap buku.
52
Berapa yang anda dapatkan dari distributor? Mari kita hitung…. Terjual 1.000 Hasil kotor=1.000 buku x Rp. 10.000,- = Rp. 10jt Hasil bersihnya Rp. 5.000,Terjual 2.000 Hasil kotor = 2.000 buku x Rp. 10.000,- =Rp. 20. juta Hasil bersihnya Rp. 10.juta. Lihatlah, sampai titik penjual 2.000 buku, anda sudah mendapatkan laba, Rp.20.000.000,- Rp. 15.000.000.- (.ongkos cetak untuk 3 ribu buku) = Rp. 5.000.000,Dengan kata lain, jika buku terjual 2000 buku, anda mendapat uang masuk Rp. 20 juta. Ini berarti anda sudah dapat mencetak buku baru, senilai Rp. 15 juta, dan masih tersisa keuntungan bersih Rp. 5 juta rupiah. Ini, masih ditambah seribu buku yang masih perlu anda jual. Seribu buku ini senilai Rp. 10 juta rupiah (setelah dipotong 50 % oleh distributor anda).
Asumsikan buku anda terjual 3.000 buku. Anda akan mendapatkan dana 3.000 x Rp. 10.000,- = Rp. 30. juta. Dipotong ongkos cetak/produksi Rp. 15 juta, maka laba bersih anda Rp. 15 juta. Inilah keuntungan yang anda petik, jika anda menulis naskah sendiri dan menerbitkannya sendiri. Saya ulangi, anda dapat mencetak buku baru sebanyak 3 ribu buku, senilai Rp. 15 juta. Namun di kantung anda masih tersisa laba bersih Rp. 15 juta. Bandingkan
bedanya,jika
buku
anda
diterbitkan
orang
lain.
Jika
diasumsikan terjual 3 ribu, maka anda hanya mendapat 10 buku dan Rp. 3.600.000,- Dan anda tidak pernah punya pengalaman tentang cara bagaimana
53
memekarkan potensi-potesnsi terbaik anda, melalui kegiatan bisnis penerbitan buku di rumah. Tak ada cara lain yang lebih canggih untuk menjelaskan kepada anda, bahwa berwirausaha penerbitan buku di rumah jauh lebih MENGUNTUNGKAN dibandingkan dengan menjual naskah ke penerbit lain. Anda mencetak laba.Anda mengelola kebebasan yang mahal harganya itu! Tentu
ini
hanya
mengembangkan diri.
contoh
dan
salah
satu
pilihan
hidup
dalam
Bukan satu-satunya pilihan. Karena ada orang yang
memilih menjual naskah ke penerbit. Janganlah sebuah pilihan dan peluang itu anda tutup sebelum anda mencobanya. Menulis naskah sendiri, lalu menerbitkannya sendiri dengan menggunakan merek penerbitan yang anda ciptakan sendiri, adalah pilihan dan peluang yang ideal. Dan tidak semua orang mampu mengambil pillihan yang ideal ini. Saya menyarankan, anda mempraktikkan pilihan ideal ini, meskipun tidak mudah. Pilihan hidup memang berbeda-beda. Sekali lagi, saya menyarankan anda menempuh jalan terjal dan mendaki, yakni mengambil pilihan
dan peluang yang ideal. Yakni menerbitkan sendiri
karya-karya anda! Saya, sebagai orang biasa, sudah melakukannya. Anda, insya Allah, pasti bisa melakukannya. Karena, saya asumsikan, anda orang yang biasa seperti saya. Kalau anda merasa menjadi orang luar biasa, tentu pilihan ideal ini akan jauh lebih menantang anda kerjakan sekarang juga. Dengan menerbitkan naskah anda sendiri,maka pengalaman hidup anda jauh lebih kaya dan anda sendiri yang mereguknya. Orang yang hanya menerima royalti akan mereguk pengalaman hidupnya sendiri! Pilihan terserah anda.
54
Tapi saya menyarankan ini: Anda lebih baik berlayar di saat laut bergelombang. Anda akan merasakan nikmatnya sebuah perjalanan mencari kekayaan pengalaman hidup! Pahitnya bisnis. Manisnya bisnis, asinnya, nikmat dan susahnya bisnis, rasakanlah sendiri. Pengalaman hidup anda mesti dicari sendiri. Tidak ada dalam buku-buku riwayat hidup orang besar. Orang besar dalam sejarah mengukir perjalanan hidupnya sendiri, masing-masing yang penuh gelombang dahsyat, up and down, jatuh-bangkit-bangkrut-dipenjara-bangkit lagi-hancur lebur-bangun kembali! Itu sebabnya mereka menjadi orang besar, setelah sebelumnya mereka adalah ORANG-ORANG BIASA.
6. UKURAN BUKU IDEAL Ukuran buku yang mau diterbitkan tentulah mengusik selera siapa saja. Atau malah bikin bingung, karena ‘buta’ sama sekali berapakah ukuran buku yang bagus, atau ‘ideal’. Ini, soal penting yang harus dipecahkan berdasarkan pengetahuan. Bukan, kira-kira! Untuk memudahkan pengarang atau penerbit yang hendak mencetak buku, sebuah percetakan, bernama Tamacon membukakan rahasianya. Agar tak ada
55
sesenti kertaspun yang terbuang sia-sia karena salah menentukan ukuran buku. Bukankah kesia-siaan dan kemubadziran itu kawan setia setan? Bagus pula jika orang mengetahui ukuran buku ideal. Setidaknya, ada lima ukuran yang berbeda. Cukuplah pengetahuan ini menjadi bekal menjangkau kesuksesan mendirikan penerbitan buku milik sendiri. Insya Allah. Ada lima ukuran buku ideal yang patut diperhatikan.
1.
12
x
18
cm
2.
14
x
10,5 cm
3.
14
x
20,5 cm
4.
15
x
23
5.
20,5
x
27,5 cm
cm
Anda tinggal pilih dari lima kemungkinan itu, sesuai selera anda, dan secara teknis kelima ukuran buku itu efisien, hemat kertas dan menguntungkan, baik penerbit maupun percetakan. Tentu menetapkan ukuran buku di luar ukuran di atas tidak pula salah dan keliru. Bahkan, mungkin menunjukkan sikap inovatif dan kreatif sepanjang untuk mencapai tingkat estetika tertentu. Namun, secara umum, ukuran buku ideal di atas digunakan secara meluas oleh penerbitan buku, disesuaikan jenis-jenis mesin percetakan yang umumnya dipakai di Indonesia.
Wawancara: Bapak Dolly/Percetakan TAMACON
56
Alamat: Jl. Siaga I No. 1 C, Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan Telp. 021-79193380, 79196399, Faks. 021- 7991937 Untuk menanyakan harga cetak hub. Percetakan TAMACON di atas Hub.. Ibu UMI PRIHATINI. (Percetakan TAMACON mencetak buku-buku Mizan, Serambi, Lenter, Forum Lingkar Pena dll) Atau Percetakan MITRASARI (Pemiliknya H. Mardjono) Alamat :Jl. Raya Centek No. 29,Ciracas, Jakarta Timur
Telp.021.8719238, 0813.16509801 (Hub. Yanti) Saya mencetak buku-buku
Taj Mahal karya saya sendiri di kedua
percetakan di atas. Anda boleh mengontak keduanya. Lakukan negosiasi harga untuk mencetak buku-buku anda. Lebih jauh dari itu, dari kedua percetakan itu anda bisa bertanya apa saja tentang masalah teknis penerbitan secara gratis. Jadikan kedua percetakan itu itu salah satu sumber belajar untuk mempercanggih pengetahuan anda tentang pengembangan penerbitan dan percetakan. Siapa tahu anda bisa punya percetakan
sendiri.
Selain,
penerbitan
anda
yang
semakin
maju
dan
berkembanga. Insya Allah.
7. MENDIRIKAN PENERBITAN BUKU SENDIRI SAJA! 57
SIFAT UTAMA YANG HARUS ANDA MILIKI SEBELUM ANDA MEMULAI BISNIS ADALAH KESABARAN “Tanpa kesabaran anda tidak bakal sukses memulai dan mengembangkan sebuatu bisnis. Anda boleh dan seharusnya mengubah arah dan strategi menakala anda tidak berhasil memperoleh kemajuan.Tapi kalau anda ingin sukses, anda tidak boleh gampang menyerah dan berhenti di tengah jalan. Kami sudah menyaksikan sendiri banyak orang terlempar dari gelangang persaingan ketika sudah menempuh usaha sekian lama, tanpa memperoleh hasil-hasil yang diharapkan. Tak lama sesudah itu,
ada orang lain masuk dan memperoleh
nasib mujur dengan meneruskan sedikit saja dari apa yang telah ditinggalkan itu, dengan memamakai gagasan yang pada dasarnya sama. Dalam bisnis, anda harus punya kesabaran. Kesabaran itu tidak berhenti di tengah jalan, kesabaran untuk tidak gampang menyerah”. (Joe Cossman dan Willian A. Cohen, 1997, hal. 165)
MIZAN: TIDAK MUDAH MENYERAH Inti sari dari kutipan panjang, dan bersemangat di atas, ialah: jangan mudah menyerah, apalagi berhenti di tengah jalan. Bertahanlah. Dan terus bergerak maju. Awas, terlempar dari gelanggang persaingan karena lembek kemauan, tidak kukuh berjuang, tidak sabar dalam berbisnis. Andaikata penerbit buku Mizan berhenti dalam bisnis buku, pada tahun 1985, setahun setelah mulai melangkah tahun 1984, apa yang terjadi? Untunglah, Mizan bertahan. Bersabar. Dan terus menerbitkan buku-buku baru. Di usia yang ke 15 pada tahun 1999, Mizan telah berhasil mencetak 10 (sepuluh) juta halaman buku! Sedikitnya, melahirkan 500 (lima ratus) judul buku baru,
58
mencerdaskan umat Islam di Indonesia. Tak sedikit penerbit Islam berguguran di berbagai kota. Di awal kelahirkannya, Mizan dicerca dari delapan penjuru angin. Badai kritik mengamuk, menghantam Mizan. Mizan dihukum, dan dihakimi publik karena dinilai mengibarkan bendera ideologi
Syi’ah. Mizan bertahan. Mizan
mencoba tidak menyerah. Serangan, hujatan, penilaian kritis bagai iklan gratis bagi Mizan yang baru muncul dalam bisnis perbukuan di Indonesia. Apakah strategi ini sengaja dipakai oleh Mizan untuk mendapat publikasi yang luas? Itu, tak soal. Yang penting, Mizan bisa hidup, di awal kelahirannya, di tengah persaingan yang keras dalam bisnis buku. Panah-panas kritik hendaknya harus dihadapi dengan benteng kesabaran. Itulah, kunci penting jika memulai bisnis. Mizan tidak mundur. Kemauan Mizan untuk terus maju, itu tak terjadi, tanpa kesabaran yang teguh! “Kemauan untuk bertahan tanpa mempedulikan berapa kali anda terjerembab - untuk bangkit dan terus berusaha dan melangkah maju- itulah kesabaran,” tegas Joe Cossman.
THOMAS
A.
EDISON:
GAGALNYA
RIBUAN
PERCOBAAN Pernah dengar nama Thomas Alva Edison (1847-1931), sang penemu lampu listrik? Tak sampai tiga bulan ia bersekolah sepanjang hidupnya. Namun, Edison kaya raya karena ia sabar dalam memulai dan mengembangkan bisnisnya. Alva Edison duduk dengan sabarnya selama malam-malam yang panjang di musim dingin, di ruang laboratoriumnya. Ia mencoba ribuan bahan yang tipis untuk filamen bola lampu. Setelah ribuan percobaannya gagal, dan Edison tidak menyerah, ia berhasil juga menciptakan lampu pijar. Dialah, salah seorang pencipta terbesar sepanjang
59
jaman. Saat wafat, Edison memilik lebih dari 1.300 (seribu tiga ratus) hak paten di Amerika, dan di manca negara. Mengapa Edison sukses? Dia, sabar. Tidak mudah menyerah, saat gagal berulang kali! Kesabarannya hampir sempurna. Padahal, sekolah formalnya cuma tiga bulan. Suatu hari dua orang pembantu Edison kecewa. Keduanya berkata: “Kami baru saja menyiapkan percobaan yang ke tujuh ratus. Kami masih belum menemukan jawabannya, Pak Edison. Kami gagal.” “Tidak sahabatku. Kalian belum gagal,” jawab Edison tegas,”Hanya kita yang lebih tahu dari orang lain tentang masalah ini. Kitalah yang mendapat jawaban dari masalah ini. Bukan orang lain. Karena
kita jadi tahu semua
problema yang seharusnya tidak kita kerjakan. Jangan dianggap suatu kegagalan. Anggaplah suatu investasi pendidikan. Orang yang gagal dalam hidup ialah orang yang hidup dan gagal belajar,” (Bill PS Lim, 1998, hal. 61). Akhirnya percobaan itu membuahkan hasil, karena kesabaran yang panjang dan menakjubkan. Awalnya kecewa. Kini mereka tidak ingin menyerah kalah. Kesabaran yang luar biasa membuat Thomas Alva Edison, yang tabah itu,
menjadi cerita emas yang sambung menyambung,
jadi
cerita yang
inspiratif, di seluruh dunia. “Hindarkan kesalahan besar yaitu kesalahan tidak berbuat apa-apa,” ujar Mohammad Natsir (1908-1993), Perdana Menteri RI 1950. Tidak berbuat apaapa bisa muncul karena mengalami kegagalan, dan membuat hati lemah-putuh asa. Presiden Amerika, Theodore Rosevelt berkata:”Satu-satunya orang yang tidak membuat kesalahan adalah orang yang tidak berbuat apa-apa. Jangan takut kepada kesalahan-dengan syarat tidak mengulangi kesalahan yang sama.” Intisari dari pendapat kedua pemimpin bangsa itu ialah kemajuan hidup dapat dicapai dengan memulai suat pekerjaan dengan penuh keberanian. Termasuk berani berbuat salah, lalu memperbaiki diri. Untuk itu, diperlukan sikap bertahan dengan sabar, jangan berhenti atau apalagi mundur. Hendaknya,
60
majulah terus, terus bersabar dalam
memulai membangun bisnis dan
perusahaan sendiri.
GEMA INSANI PRESS, STRATEGI HARGA MURAH Penerbit Gema Insani Press (GIP), ditertawakan kalangan tertentu, karena pilihan strategi bisnisnya menerbitkan buku-buku Islam terjemahan dari bahasa Arab. Dijual murah, untuk kalangan mahasiswa dan pelajar. Berbeda dengan Mizan yang menyuguhkan puncak-puncak pemikiran Islam, dan bercorak serius, GIP bertahan dengan strategi bisnisnya yang khas. Menjual buku Islam murah. Dicetak tidak tebal. Tanpa catatan kaki (foot-note). Tanpa daftar kepustakaan. Terkesan tidak ilmiyah. GIP memilih, membidik pasar yang berbeda dengan Mizan. Ia, tidak mau bertempur, secara terbuka, dengan pasar Mizan. GIP menciptakan pasar sendiri. Ia membagi pasar menurut caranya sendiri. Jika Mizan membidik kaum terpelajar, elit dan akademisi, maka GIP memfokuskan diri pada pasar klas remaja, atau mahasiswa yang baru mengenal Islam. Dan sedang bergairah mempelajari Islam. GIP tidak menerbitkan buku filsafat Islam, seperti Mizan. GIP menyerang dengan buku-buku ‘ringan’, dan bersemangat. Ia membanjir pasar dengan bacaan gerakan Islam yang frontal, hangat. Dan tidak sedingin pemikiran Islam yang dikeluarkan Mizan. GIP terkesan sengaja ‘menyerang’ ideologi (Syiah) Mizan. Kalangan tertentu mencela buku-buku ‘kacangan’ GIP. Orang tertawa dengan gerakan GIP dengan buku-buku terjemahan dari Timur Tengah, yang murah-murah itu. Orang-orang mengejek. Orang merendahkan. Orang tertawa sinis.
Mereka sinis, karena tidak bisa
mengikuti langkah cerdik GIP. GIP tidak mundur. Ia, maju terus, tak menghentikan langkahnya. Meski marjin keuntungannya terbilang tipis, untuk setiap keping buku, GIP bertahan hidup dalam strategi bisnisnya. Strategi harga murah, agar terjangkau kantong pelajar -mahasiswa Islam. GIP punya kesabaran yang panjang. Nafasnya panjang. Kini pada tahun 2000, usia GIP 14 tahun, lebih 500 (lima ratus) judul buku ditelurkan oleh penerbit yang kini membangun kantor sendiri di kawasan 61
Kalibata, Jakarta Selatan. Agaknya kini GIP menciptakan strategi baru. Bukubuku tebal, berisi pemikiran politik Islam dan gerakan Islam, mulai dirambah. Ada saja, yang tidak sepakat dengan cara dan pilihan strategi GIP melanjutkan bisnis buku-buku. Biasanya kritik dan cemoohan itu berasal dari orang berjiwa kerdil seperti biji jagung. Dari orang yang wawasannya sempit dan bercita-cita rendah. GIP melangkah terus dengan keyakinannya sendiri. Gedung megah kini ia miliki. Milik sendiri hasil dari bisnis buku-buku Islamnya. GIP terus melangkah dengan penuh kesabaran. Melangkah ke masa depan yang cerah!
Karena,
profit, keuntungan dalam bisnis terletak di masa depan. Bukan di masa lalu.
KING GILLETTE, LAKU 144 BUAH Pernah dengan nama tokoh King Gillette? Ya, silet, pencukur kumis anda! Namun King Gillette memusnahkan umur yang berharga bertahun-tahun, untuk mengembangkan produk dan perusahaannya. Ia mencari akal, dengan penuh kesabaran, menjual pisau cukur sekali pakai itu, ke seluruh dunia. Perjalanan Gillette sulit, berkelok-berliku, melereng hampir terperosok masuk jurang yang dalam. Ia sukar sekali mencapai tujuan bisnisnya. Gillette tidak menyerah! Guna mewujudkan idenya, Gillette menghabiskan waktu bertahun-tahun. Berhasil! King Gillette akhirnya memetik hak paten, bagi produk silet, pada tahun 1895. Tapi ia harus menanti selama enam tahun, sampai tahun 1901, untuk mengumpulkan modal mendirikan
sejumlah
perusahaan Gillette.
5 ribu dolar. Modal itu akan digunakan Berjuanglah mati-matian sang penemu itu,
King Gillette, dalam 2 tahun pertama bisnisnya. Ia mulai menjual produknya, pisau cukur. Berapa pisau cukurnya yang laku? Cuma 144 buah! Harga perbuah pun, amat kecil. Jelas, keuntungannya tipis. Gillette tidak mau terlempar dari
62
bisnis yang telah dirintisnya sendiri dengan susah payah. Ia sabar dan bertahan. King Gillette tak menyerah kalah, meski sulit !!! Dalam kesulitan terletak kemudahan, dan keindahan hidup. Gillette tetap kukuh bagai berlian. Bersabar. Hatinya tetap membaja. Mencari beraneka jalan yang tidak dipikirkan orang lain. Ia tidak ingin kalah. Ia ingin menang, sukses berbisnis sendiri. “Ia tetap bersabar, dan terus mencari strategi-strategi baru dalam pemasaran produk barunya itu pada
akhirnya ia menemukan strategi yang
ampuh.” (Joe Cossman, 1997, hal. 166) Ya, King Gillette kini merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan modern. Ia, bagian dari sejarah bisnis Amerika yang termasyhur. Yang dilandasi pada kesabaran yang membaja, dan luar biasa. Siapa manusia di alam semesta ini yang tidak kenal pisau silet? Kesabaran yang besar dan luar biasa itulah yang menyebabkan mengapa hingga kini pisau cukup silet masih berpengaruh di seluruh penjuru dunia. Hingga detik ini. Asal anda punya kumis, pisau cukur silet tetap dominan dalam kehidupan anda. Berkat kesabaran penemu, sekaligus pemain bisnisnya: King Gillette!
CHESTER CARLSON, 13 TAHUN MENANTI Kesabaran itu pula yang menjadi darah daging Chester Carlson, sang penemu mesin foto kopi Xerox. Kisah sukses Carlson, termasyhur di seluruh jagad raya. Ia menemukan mesin foto kopi Xerox tahun 1938. Penemuan Carlson menjadi dasar dibangunnya salah satu perusahaan terbesar di Amerika Serikat. Setelah menemukan produk baru, mesin foto kopi itu, Carlson memohon pinjaman dana 15 ribu dolar, untuk memulai pengembangan bisnisnya. Apa yang terjadi?
63
Pinjaman itu baru cair, dibayarkan, beberapa tahun kemudian. Untunglah, Carlson tetap sabar. Tapi tahun 1947, hak perdagangan mesin foto kopi Xerox dibeli orang lain. Carlson melepasnya, agar bisnisnya kian berkembang. Namun faktanya, ia harus menunggu 13 tahun lagi.... Dengan penuh kesabaran, selama 13 tahun menanti, akhirnya Carlson menerima
uang royalti pertamanya.
Alangkah sabarnya Chester Carlson dalam memulai bisnisnya. Carlson, Gillette, Penerbit Mizan, Gema Insani Press, Alva Edison semuanya memiliki kesabaran
yang luar biasa, dalam memulai dan
mengembangkan bisnisnya. Mereka tidak gampang menyerah, sehingga terlempar dari pertarungan bisnis yang memang keras itu. Kalau saja bisnis itu mudah tentu semua orang terjun ke gelombang bisnis yang berbahaya itu. Mereka ternyata tidak patah semangat. Sabar, mencari cara dan strategi baru, dan tak mudah mundur, atau lemah hati. Hasilnya? Kesuksesan, kepuasan hati yang besar, akhirnya mereka petik. Sukses bisnis mereka akan terus menjadi legenda yang terus hidup. Menjadi buah bibir yang tak habis-habisnya. Berkat sifat sabar yang luar biasa dalam memulai dan mengembangkan bisnis. Sabar dalam bertarung. Das leben ist schwer! Hidup itu sulit, ujar pepatah Jerman. Karena hidup itu sulit, kesabaran dalam mengatasi kesulitan dalam berbisnis, merupakan keharusan etis, psikologis dan historis! Lain tidak!
8. MENGAPA
PERLU
MEMBANGUN
PENERBITAN
SENDIRI? 64
“Itulah sebabnya mengapa saya tiada jemu-jemunya menganjurkan orangorang di sekitar saya untuk membersihkan meja dapur mereka, menyulapnya menjadi kantor kecil, dan memulai suatu usaha yang dapat mereka atur sendiri, bukannya terus menerus membiarkan orang lain atau perusahaan yang mengontrol mereka.” (Joe Cossman: 1997, hal. 27) Pesan dan pelajaran yang dapat ditarik dari Cossman adalah satu saja. Jadilah pengusaha, meski kecil. Segera bikin perusahaan sendiri. Jangan terusmenerus jadi orang gajian. Dalam sejarah, banyak orang gajian yang merintis jalan baru dengan penuh keberanian. Cossman sendiri bergaji 140 dolar sebulan. Tapi kejadian kecil, yang dialami kawannya, membuat hatinya terbakar. Lalu ia bertekad jadi bos, memiliki perusahaan sendiri. Sudah 18 tahun kawannya menjadi pegawai swasta. Suatu hari Cossman mendengar kawannya dipecat, hanya
karena silang pendapat
dengan atasannya. Dipecat siang sebelumnya. Joe Cossman terperangah. Kesetiaan seorang karyawan ternyata tidak berharga sama sekali, selama anda menjadi bawahan. “Wah, untuk apa saya setia kepada perusahaan yang tidak menghargai bawahannya,” ujar Cossman pada dirinya sendiri. Pengalaman kawannya yang dipecat itu membangunkan Cossman. Kejadian itu membulatkan keputusan:’Aku harus jadi pengusaha’. Keluarlah ia dari kantornya. Joe Cossman lalu menjadi burung rajawali. Hinggap dari satu pohon ke pohon lain, dengan bebas merdeka. Mencari makan, mengais rejeki, mengembangkan sayap ide-ide dengan sebebas-bebasnya, tanpa rasa takut dipecat oleh atasan. Joe Cossman menjadi multi jutawan, karena usaha yang dibangunnya sendiri. Gaji 35 dolar seminggu, dari kantor lamanya, telah dicampakkan. Cossman menciptakan peluang-peluang bisnisnya sendiri. Sebagai pemilik perusahaan yang dirintiskan dari meja di dapurnya, ia merasa puas. Jiwanya
65
bebas. Merdeka. Kini, ia memetik 30.000 dolar, sekali raup. Penghasilan sebesar ini tak terbayangkan waktu jadi orang gajian. Untuk mencapai penghasilan sebesar itu, Cossman harus menghabiskan seribu minggu bekerja.
Atau 15
tahun bekerja. Alangkah malangnya orang-orang yang gajiannya terbatas, padahal hidup demikian luasnya! Penuh kemungkinan berkembang tiada batas! Untunglah, ia tak lagi jadi orang gajian. Kini, ia mengendalikan kemauannya sendiri. Ia tidak di bawah kendali perusahaan dan orang lain. Berkat mengelola perusahaannya sendiri, ia menghemat banyak waktu. Untuk mendapat 30 ribu dolar, Joe Cossman bekerja keras, tak lebih dari setahun. Anda bisa jadi jutawan seperti Joe Cossman. Bisa, kalau
anda
membangun perusahaan penerbitan buku milik sendiri. Setidaknya, anda berkembang ke arah yang anda rancang sendiri. Sesuai selera dan visi hidup anda. Anda akan tidak pernah puas atas pilihan orang lain. Sampai titik ini, orang tidak mampu lagi menentukan masa depan dan gaji anda. Kini, andalah sendiri yang mengarahkan cita-cita dan misi hidup anda. Hanya dengan perusahaan sendiri, masa depan anda lebih terbuka. Pilihan hidup anda
lebih kaya, lebih bervariasi, lebih inspiratif. Lebih menjanjikan
kesejahteraan, keadilan, kebahagiaan dan kedamaian hati. Kenapa? Karena anda menjadi khalifah, menjadi pemimpin. Bukan orang yang dikendalikan orang lain. Atau bekerja di bawah pengaruh atasan anda, yang kerap berbeda cara bepikir, cara memandang persoalannya dengan anda. Untuk memperkuat pernyataan itu, bandingkanlah penghasilan seorang pengarang dan penerbit. Jika anda, sebagai pengarang buku, misalnya mendapat 5 juta rupiah, sedangkan penerbit buku anda memetik untung 25 juta rupiah. Mana yang anda pilih? Tentu anda memilih jadi pengarang buku, sekaligus penerbitan buku anda sendiri. Anda dapat dua-duanya: kebebasan dan uang Rp. 30 juta.
66
Artinya, mendirikan penerbitan buku jauh lebih menguntungkan, secara ekonomis, dibandingkan jika anda menjadi pengarang yang menjual naskah anda kepada penerbit lain. Terbitkanlah sendiri, buku anda. Cetak sendiri. Pasarkan sendiri. Kalau diserahkan kepada orang lain, anda rugi besar! Kecuali anda pengarang yang hidup di Barat. Tradisi penerbitan buku di Barat demikian baiknya, sehingga cukup menjadi pengarang, sebuah buku anda diterbitkan, anda bisa makan selama setahun! Bahkan, anda bisa jadi multi jutawan, hanya menjadi pengarang buku saja. Situasi yang menguntungkan pengarang itu, belum terjadi di Indonesia. Mungkin, 50 tahun lagi. Atau dua ratus tahun lagi. Situasinya, industri penerbitan buku membikin gemuk penerbit buku. Sebaliknya, pengarang jadi kere, tetap melarat di tengah pesta pora para penerbit buku Islam kita! Padahal bukan mudah menyusun buah pikiran, ke dalam paragraf demi paragraf. Otak diperas, dahi berkerut-kerut, duduk ratusan jam mengetik naskah buku. Semua itu membutuhkan ketahanan mental yang besar. Butuh cita-cita yang besar. Perlu napas yang panjang dan tahan lama. Daya tahan seorang pengarang tak dimiliki setiap orang. Itulah sebabnya, pengarang sangat sedikit jumlahnya di dunia ini. Karena, berat dan amat terjal jalan yang harus mereka tempuh. Tapi mereka lakukan juga, untuk menyumbang sesuatu kepada kemanusiaan. Pekerjaan mengarang, sungguh pekerjaan intelektual yang seharusnya dihargai pantas oleh penerbit. Tapi, di Indonesia, penghargaan itu, merosot tajam. Pengarang selalu di pihak yang dikalahkan oleh penerbit. Apa boleh buat! Bukan jiwa pengarang sejati yang selalu menuntut dan mengemis kepada penerbit. Jiwa pengarang adalah halus. Tidak mau jiwanya dikotori oleh pertempuran dan perebutan soal-soal rupiah. Pengarang sejati bermain di dataran ide dan cita-cita. Tak mau jiwanya meluncur turun karena mengemisngemis kepada penerbit. Ada masanya dia menyerah kalah. Bukan dunianya berkelahi dengan penerbit buku-bukunya. Dia harus mengakui dan maklum baru sampai taraf sedemikianlah penghargaan bangsanya kepada kehidupan
67
pengarang yang bercita-cita besar, tapi melarat itu. Cita-cita sucinya tak ingin dikotori oleh tangannya sendiri yang selalu terkulai ke bawah. Tangan dan ilham kepengarangnnya tak mau terbakar oleh api dunia yang dinyalakan oleh penerbit bukunya sendiri. Dia maklum! Dia hanya bisa menangis bahagia ketika bukunya diluncurkan di depan publik. Ketika dicetak dan dibaca orang banyak. Air mata syukur kepada Allah, tak terasa, menetes. Lalu membasahi matanya. Lalu mengalir deras. Ia sesenggukan. Empat ratus undangan memadati aula Perpustakaan Nasional Jakarta, malam itu. Ada beberapa tamu dari negara sahabat, Iran, Irak, Palestina dll. Dia membawa seluruh keluarganya untuk menyaksikan malam yang bersejarah itu. Ibu kandungnya, dia bawa serta, duduk di bangku di depan. Kakak dan adiknya, anak-anaknya dan isterinya, sengaja dia ajak, untuk menyaksikan peluncuran bukunya. Buku karangannya, sangat khas, ditulisnya siang malam selama 3 bulan, sejak September hingga Desember 1999. Kemudian diberinya judul Yusril Ihza Mahendra, Sang Bintang Cemerlang. Disambung judul kecil di bawahnya ‘Perjuangan Menegakkan Sistem dan Ahlak Berpolitik’. Nama, Yudi Pramuko, tertera jelas di kanan atas. Ya, ia menulis kisah hidup dan pemikiran Yusril, yang saat itu baru saja menjabat Menteri Hukum dan Perundang-undangan RI. Ia sekaligus Ketua Umum DPP Partai Bulan Bintang. Yusril, bintangnya sedang menanjak. Terilhami oleh istilah ‘The Rising Star’, ia kemudian menjulukinya ‘Sang Bintang Cemerlang’ karena pemikirannya memang ditunggu banyak orang, di tengah hiruk pikuknya kegalauan sosial akibat perubahan sistem yang mendasar di negaranya. Musik
digelar.
Makan
malam
disantap.
Bukan
main
gembiranya
pengunjung, sebanyak itu, beroleh makan malam gratis. Jarang sekali di Indonesia, peluncuran buku, didahului makan malam. Tidak sedikit kawannya yang mengucapkan selamat. Umumnya mereka heran, dirinya bisa menulis Yusril setebal 200 halaman, dan dirayakan dengan acara seperti itu. Atau, mungkin tak menyangka yang menulis Yusril cuma pengarang seperti dirinya, yang penampilannya sederhana.
68
Tapi, sebenarnya tak banyak yang tahu, dia menangis di tengah pesta. Sebagai pengarang hatinya menjerit. Sebelum buku dicetak, sudah terbayang di pelupuk matanya, jumlah uang yang bakal masuk sakunya. Tak sebanding dengan kemewahan yang digelar di malam April 2000 itu. Sekian belas juta dihambur-hamburkan hanya untuk menyenangkan segelintir orang. Tapi sekaligus menghina martabat seorang pengarang buku. Begitu banyak orang yang hendak tampil. Dan melupakan seorang pengarang buku. Mereka seakan lupa, pengarang buku, bernama Yudi Pramuko, adalah manusia biasa. Martabatnya sebagai pengarang
layak dihargai pantas oleh
penerbit manapun! Tak boleh terjadi dirinya dieksploitasi, dihisap tenaga dan pikirannya untuk kepentingan lingkar elit yang terbatas. Dia tidak ingin membiarkan dirinya dihempaskan harga diri sebagai pengarang, hanya untuk memuaskan pihak-pihak tertentu. Tak ingin lagi orang lain menghempaskan dirinya, sebagai pengarang, seperti sebingkai kaca dihempaskan ke batu. Pecah berkeping-keping. Tapi, sudahlah. Laisa fil imkaani mimma kaana.Tidak ada yang lebih baik dari apa yang telah terjadi, seperti ucapan filsuf besar Islam, Al Ghazali. (10581111). Pengalaman pahit peluncuran bukunya, di Perpustakaan Nasional, itu sungguh berharga. Sejak itulah ia ingin melakukan sesuatu yang lebih bermartabat. Dirikan saja penerbitan Islam sendiri. Beres! Begitu tekadnya, dalam hati. Dan sejak saat itu ia ingin cepat-cepat melupakan peristiwa malam itu. Dan ia tidak ingin menciptakan musuh-musuh baru. Ia ingin segera menamatkan pengalaman yang bernilai dalam hidupnya itu dengan cara membangun penerbitan buku sendiri. Ia ingin mencetak buku-buku karangannya sendiri.
69
Sebuah langkah yang jarang ditempuh oleh pengarang Indonesia. Namun, telah keras hatinya, ia bercita-cita besar, ingin memulai tradisi baru: Pengarang buku sebaiknya memiliki penerbitan sendiri, agar harga dirinya, muru’ahnya, terjaga dan terpelihara! Blessing in disguise! Senantiasa ada hikmah di balik luka hati. Dan, Allah senantiasa menganugerahkan yang terbaik untuk setiap hati. Hanya manusia jahil yang senantiasa tak punya hati.
BISMILLAH, MELANGKAH Dibantu oleh dua orang teman, untuk pemasaran, di akhir tahun 2000 jadilah sebuah penerbitan sendiri. Total, hanya dikerjakan oleh tiga orang, termasuk saya seorang pengarang buku. Jadi, ada benarnya pendapat, bahwa untuk mendirikan penerbitan buku tidak sekompleks mendirikan sebuah restoran. Modalnya, hanyalah kemauan baja. Lalu melangkah dengan bismillah! Faidza ‘azamta
fa tawakkal ‘alallah. Jika kemauanmu sudah bulat, sudah
sekeras intan maka bertawakllah kepada Allah. Karena, seluruh urusan masa depan, termasuk masa depan penerbitan bisnis buku, semata-mata di dalam genggaman kekuasaan Allah. Anda, dan saya hanya berusaha dengan secermat dan sebaik mungkin. Soal hasil, soal ketentuan Ilahi. Soal kita, adalah soal kemauan dan usaha yang sungguh-sungguh. Lain, tidak! Namun, yang mau saya tegaskan, mendirikan penerbitan buku bisa langsung jalan dengan tiga orang saja. Seorang pun bisa jalan! Tanpa punya PT. Tanpa punya akte notaris yayasan. Tanpa punya mesin cetak. Tanpa punya mobil sendiri. Tanpa telpon di rumah. Alhasil,
membuat
naskah
buku
sendiri,
mencetaknya
sendiri
lalu
memasarkannya sendiri sungguh memuaskan hati. Lebih membahagiakan jiwa. Lebih menantang intuisi bisnis. Lebih mengembangkan diri sendiri. Lebih menjanjikan masa depan bisnis yang cerah. Lebih membuat jiwa merdeka.
70
Dibandingkan dengan menyerahkan naskah buku ke orang lain, lalu dicetak oleh orang dan penerbit lain. Percayalah. Trust me!
9. Cara Mendirikan Penerbit Buku “Mendirikan penerbit di Indonesia tidak sesulit membangun kantor pos atau membuka restoran. Anda tidak harus segera punya seratus armada kurir atau seratus koki. Dalam banyak contoh di luar negeri, penerbit hanya terdiri atas dua atau tiga orang. Asal ada
yang mengerti redaksi, ada yang paham
pemasarannya, langsung bisa jalan.” (Eka Budianta, ‘Menggebrak Dunia Mengarang’, cet. ke 2, Jakarta:Puspaswara, 1994, h. 66) Sayang sekali, Eka Budianta tidak bicara lebih detil cara membangun penerbit buku. Padahal, ini penting. Seorang pengarang, jika ingin bercita-cita tinggi, dan punya banyak uang dan kebebasan, harus punya penerbit buku sendiri. Di Indonesia, pengarang cenderung ‘dikalahkan’ oleh penerbit. Akibatnya, pengarang selalu ‘rugi’. Ia tidak bisa sejahtera, secara finansial.Tidak merdeka secara psikologis.
Kecuali kalau tujuannya adalah non-material-
ekonomis. Cuma penerbit bukulah yang kaya raya, dan dapat nama. Pengarang buku? Terimalah nasibmu yang abadi: Gigit jari! Di Barat, berbeda.
71
Di negara maju, pengarang sungguh dihormati. Jadi jutawan. Jadi milyader. Jutaan keping bukunya dicetak. Di sini, penerbit bicara tiga atau sepuluh ribu buku, untuk cetakan pertama. Ini, masih bernilai, karena ia sudah berbuat sesuatu bagi negerinya Soalnya, kemana buku yang dicetak harus dipasarkan dengan sungguhsungguh? Tentu, ke toko buku. Kalau tidak disalurkan, didistribusikan, ribuan buku itu menumpuk di rumah. Kalau begitu, peluang untuk jadi uang, kian kecil. Orang tak tahu ada barang berguna. Karena, tidak ditawarkan. Jadi, soal berikutnya setelah keluar dari penerbitan adalah memasarkan buku. Di sini, anda harus berjuang. Banyak orang lupa bahwa pemasaran adalah jantung sebuah bisnis. Termasuk bisnis buku. Dalam jual beli, atau bisnis dalam arti luas, terdapat sembilan pintu rejeki dari sepuluh pintu rejeki. Ini, menurut hadis Rasulullah. Dengan kata lain, hadis itu menyiratkan, bahwa 90 prosen uang berputar dalam perdangangan. Maka, sebagai pengarang, kuasailah 90 % uang itu. Jangan diserahkan ke penerbit lain. Andalah yang menguasai pernjualan buku-buku anda sendiri. Dan inti dari perdagangan adalah marketing. Dengan proses marketing dapat diciptakan penjualan (selling) yang menghasikan uang. Dengan menerjuni marketing anda menguasai seluk beluk lari dan datangnya uang. Belajarlah dunia baru: marketing. Dengan merambah jalan, anda sebagai sebagai pengarang, dapat lebih berbahagia dan sejahtera. Selamat berjuang. Mengarang itu berjuang! Dan pengarang harus kembali berjuang, jika
mereka ingin kaya dan
terhormat: Memasarkan buku-buku!
72
10. MENGAPA PERLU ISBN? Jaringan toko buku Gunung Agung yang memiliki 40 toko itu tidak mau menjual buku-buku yang tidak memiliki nomor ISBN. Mengurus nomor International Standar Book Number (ISBN) mudah, hanya menunggu 15 (lima belas) menit di Perpustakaan Nasional. Biayanya Rp. 25.000,-/judul buku.
ALAMAT PERPUSTAKAAN NASIONAL RI. Jl. Salemba Raya 28 A 10430 - Indonesia Telp. 021-3101411, 021-310-3553/54 pesawat 437
Caranya: 1.
Mengajukan surat permohonan untuk penomoran ISBN, dengan
memakai kop surat penerbit (bisa diprint sendiri di komputer), dan cap penerbit. 2.
Surat ditujukan kepada Dra. Sauliah SS, MM
3.
Lampirkan foto kopi judul buku.
4.
Foto kopi dafar isi atau kata pengantar (kalau ada)
Untuk luar kota, bisa difaks, dan pembayaran melalui trasfer.
73
Dan, nomor ISBN, oleh Perpustakaan Nasional RI, dapat dikirim melalui SMS, e-mail atau melalui faksimili. Jadi, tidak perlu anda ke Jakarta ( kecuali kalau mau lihat-lihat Monas....)
Biaya administrasi pemberian nomor ISBN dan Barcodie dapat dikirimkan ke rekening:
BANK MANDIRI No Rekening 123-00-0450082-5 a.n. RATNA GUNARTI bukti transfer di fax ke TIM ISBN/KDT Perpustakaan Nasional RI
021.392.7919 Contoh Surat Permohonan Kepada Yth. Pimpinan TIM ISBN/KDT PERPUSTAKAAN NASIONAL Jl. Salemba Raya 28 A 10430 - Indonesia Telp. 021-3101411, 021-310-3553/54 pesawat 437
HAL: PERMOHONAN PENOMORAN ISBN Dengan hormat, Assalamu alaikum wr. wb.
Kami penerbit Taj Mahal bermaksud menerbitkan buku 74
Judul
: SUKSES BESAR TANPA GELAR Vol. 3.
Ukuran : 11 x 18 cm Tebal
: 128 hal.
Mohon diberikan penomoran ISBN untuk judul buku di atas. Atas kerjasamanya yang baik kami ucapkan terimakasih. Surat itu ditandatangani pemohon. Lalu dicap dengan stempel asli dari penerbit. Stempel bisa dibikin di pinggir jalan. Harganya sekitar Rp. 40. ribu. Jangan lupa beli bak stempel dan tintanya. Surat permohonan memiliki kop surat, dari penerbitan. Tak perlu mencetak kop surat sebanyak satu rim. Untuk sementara, cukup diprint saja dikomputer. Yang penting, kop surat itu mencantumkan logo atau nama penerbit, dan alamat penerbit. Jika anda tidak mengajukan surat permohonan, pihak Perpustakaan Nasional tidak akan memproses permohonan anda, meskipun anda sudan membawa lampirannya berupa, fokopi kover buku, nama pengarang buku, daftar isi atau kata pengantar buku. Surat permohonan anda sangat diperlukan, untuk mengecek apakah NAMA/MEREK
PENERBITAN
ANDA
sudah
ada
yang
menggunakan
sebelumnya. Pihak Perpustakaan akan menolak permohonan anda, jika ternyata diketahui anda menggunakan nama atau merek penerbitan buku yang sudah ada, seperti terdaftar di database Perpustakaan. Oleh karena itu, bikinlah merek dan nama penerbitan buku yang unik, mudah diingat, namun BELUM
digunakan orang/perusahaan lain. Alangkah
banyaknya nama penerbitan yang dapat anda gunakan. Asal anda kreatif. Jangan menyontek logo atau nama penerbit ternama yang sudah ada.
11. 75
29 Keping Membangun Penerbitan Buku di Rumah
Keping 1: MEMBEBERKAN RAHASIA PERUSAHAAN SENDIRI SEKALI
LAGI, MAAFKANLAH
pengarang. Penulis ‘terpaksa’ melukiskan naik-
turun pengalaman sendiri mendirikan penerbitan. Karena, faktanya, sangat tidak mudah membeberkan ‘rahasia perusahaan’ penerbitan milik orang lain. Data tidak mudah diperoleh begitu saja. Bahkan, umumnya disembunyikan, karena memang bersifat rahasia. Karena itu, tak ada jalan lain, kecuali membeberkan ‘rahasia dapur’ penerbitan milik sendiri apa adanya. Tujuan membeberkan ‘rahasia perusahaan’ ini supaya dapat menimbulkan semangat pembaca untuk segera memulai, melangkah berwirausaha. Tanpa langkah pertama, tidak pernah ada langkah berikutnya. Bukankah perjalanan seribu kilometer harus dimulai dengan kilometer pertama? Namun, jika langkah pertama SUDAH dimulai, insya Allah, maka langkah kedua, ke tiga, dan seterusnya dalam wirausaha, lebih mudah! Karena pengalaman sudah terbentuk, pola kerja sudah dihayati. Hati lebih yakin. Semangat lebih berkobar. Cita-cita besar bertambah Dalam hal ini, pengalaman orang lain
biasanya dapat menambah
kebulatan hati, untuk memulai dan meneruskan langkah-langkah wirausaha. Selain itu, membongkar rahasia dapur perusahaan sendiri, tak perlu ditakuti sama sekali. Karena, rejeki yang dibagikan oleh Allah, tidak mungkin tertukar. Rejeki yang diberikan oleh Allah, untuk si A misalnya, tidak mungkin nyasar untuk B. Rejeki untuk B tidak mungkin pindah jadi milik A. Allah Swt, tidak pernah
76
salah alamat dalam membagikan rejeki kepada milyaran manusia, dari masa ke masa. Yang salah alamat biasanya adalah Bapak Tukang Pos. Karena itu, pembeberan informasi yang paling rahasia sekalipun, mengenai posisi keuangan penerbit buku Taj Mahal dalam buku ini, diharapkan bermanfaat untuk pembaca sebesar-besarnya, dan tidak merugikan pihak Taj Mahal sama sekali. Meskipun, sungguh disadari langkah ini tidak
lazim dilakukan oleh
penerbit sebagai sebuah lembaga bisnis yang seharusnya menutupi rahasia dapurnya agar tidak diketahui oleh para kompetitor dan para pesaingnya! Di tengah 42 juta pengangguran di Indonesia, dan digenangi oleh 35 juta orang miskin di negeri ini, maka membeberkan langkah-langkah kongkrit cara memulai wirausaha, mudah-mudah dapat membantu, membuka jalan untuk mulai wirausaha. Dan dapat mendorong hati yang tadinya ragu-ragu, bimbang, maju-mundur, karena ‘belum tahu jalan’ menjadi semakin berani untuk mulai bertindak! Dikritik, dikecam bahkan dihina, seperti sudah pernah penulis terima, melalui surat, telpon dan SMS, tentulah resiko yang akan penulis terima kembali karena mengembangkan cara menulis buku yang ‘tidak biasa’; terutama karena menulis buku dengan ‘gaya sendiri’, ‘tidak sistematis’ dan ‘seenaknya’ yang jika naskah seperti itu diserahkan kepada penerbit lain, pasti penerbit itu menolak untuk menerbitkannya! Namun demikian, resiko semacam itu perlu ditanggung, untuk sebuah tujuan yang lebih besar. Karena, tidak pernah ada ‘zero risk’,atau resiko nol dalam hidup ini. Selain itu, sejarah menunjukkan selalu diperlukan pengorbanan untuk terwujudnya sebuah cita-cita, keinginan dan terobosan yang lebih besar agar masyarakat berubah ke arah yang lebih baik. Tanpa pengorbanan dengan memikul resiko tertentu - dan itu berarti tidak ada ‘daya dobrak’- maka tidak pernah terjadi perubahan apa-apa dalam masyarakat, kecuali hanya menyesali keadaan, secara terus-menerus..
77
KEPING 2: INGIN KAYA JADI PENGARANG?
MUDAH ATAU
SULIT? Pengalaman hidup menunjukkan, sukar sekali mendapatkan uang yang cukup, atau kaya, dengan menjual hasil karangan sendiri. Semata-mata mengandalkan hasil karangan, untuk diterbitkan orang lain, sulit untuk menopang biaya hidup (living cost) sehari-hari. “Ingin kaya dari menulis, sulit!” tegas M. Arief Hakim, salah seorang penulis muda produktif. Dan, sebagai penulis resensi terbaik penerbit Mizan itu ia merasakan pahitnya hidup dari menulis. Honor-honornya dari menulis tidak dapat jadi sumber utama biaya hidupnya sehari-hari. Nur Khalik Ridwan, yang pernah jadi penjual makanan ketoprak ini kini semakin mengerti makna berjalan di atas jalan kepahitan hidup sebagai pengarang buku. Karya bukunya yang tebal-tebal itu tidak berhasil mengisi buku tabungannya. Saldo akhir dari tabungannya tidak pernah cukup membahagiakan hidupnya. Sukar sekali hidup layak dengan menulis. Dan, jangan pernah berharap penerbit Islam manapun menolong kehidupan dan idealisme M. Arief Hakim, Nur Kholik Ridawan dan para pengarang lainnya di Indonesia. Penerbit Islam akan bertahan hidup, dan terus berkembang, di atas jerih payah pengarang buku yang penuh idealisme. Lalu, nasib pengarang sendiri bagaimana? Pengarang yang bercita-cita besar dan mulia, hidupnya akan terlunta-lunta, sampai usia senjanya, dan selalu menghamba kepada penerbit Islam. Ingin kaya jadi pengarang? Ini jawabannya: sukar sekali.
78
KEPING 3: JANGAN MENJUAL NASKAH KE PENERBIT LAIN Ingin sukses besar jadi pengarang? Dirikan penerbit Islam sendiri! Ada jalan lain? Tidak ada! Itu, kalau yang anda maksud sukses ukurannya (salah satunya) adalah BANYAK uang. Jadilah pengarang yang banyak uang dengan mengelola penerbitan milik sendiri. Apakah anda ingin jadi pengarang yang kaya raya dan banyak uang? Jika jawabannya ya, maka jalannya adalah mendirikan dan mengelola penerbitan sendiri. Dengan menerbitkan karangan sendiri maupun karangan orang lain. Katakankah, mengarang ada)lah proyek idealis. Sedang, penerbitan adalah proyek bisnis. Maka, gabungkan saja keduanya, mengarang dan penerbitan. Otomatis anda jadi pengarang yang banyak uang. Tidak perlu seniman harus menderita-melarat, memakan tanah, seperti pelukis besar Van Gogh yang mati muda, di usia 35 tahun, dalam kepapaan dan penderitaan. Pilihan hidup, bisa ditentukan. Ambil misal, bisa juga jadi seorang Michael Angelo, pemahat besar dan pelukis besar dari Italia, sepanjang hidupnya ia kaya raya. Janganlah jadi
pengarang seperti petualang cinta busuk, sekaligus
pengarang besar Casanova yang terhimpit kesulitan hampir sepanjang hidupnya. Tapi, jadilah Leonardo da Vinci, hidup semasa dengan Angelo, yang dihormati, berkarya besar, dan kaya raya. Jadilah pelukis besar seperti Pablo Picasso dari Spanyol setiap hari menciptakan sebuah lukisan, dan hidupnya makmur kaya raya. Jadilah pelukis besar
bagai Affandi dari Indonesia. Jadilah seorang
HAMKA, pengarang besar yang secara finansial hidupnya
berkecukupan,
karena ia punya penerbitan majalah sendiri Panji Masyarakat. Kalau mungkin, hindari hidup seperti filsuf-penulis besar Iwan Simatupang, atau penyair besar yang mati muda, di usia 27 tahun, sukar hidupnya, Chairil Anwar (1922-1949). Terlunta-lunta akhir hidup pengarang besar dunia asal Belanda, Multatuli, karena tidak dimengerti manusia yang hidup sejaman di masanya.
79
Untuk menolak ‘nasib buruk’ para seniman besar di halaman sejarah, terbentang di berbagai manca negara, untuk menghindari kesulitan ekonomi di masa sekarang dan mendatang, di ujung senja kelak, sebagai seniman atau pengarang buku, berpikirlah sejenak. Marilah berpikir bersamaku dengan teduh hati. Bagaimana kalau kalau aku berkata begini,”Naskah buku yang sudah jadi usahakan diterbitkan sendiri. Menjual naskah ke penerbit lain hanya dilakukan oleh orang yang menghindari sikap wirausaha.” Namun, perlu kuingatkan juga, jalan wirausaha hanyalah sebuah kemungkinan yang selalu terbuka, dan menjanjikan. Bukan satu-satunya pilihan hidup yang tersedia. “Tidak semua orang tahan hidup sebagai seorang entrepreneur. Namun, lelaki yang ingin merintis jalan baru, jalan wirausaha, sebaiknya ia berenang dengan gagah perwira di lautan yang baru dan asing. Jangan jual naskah ke penerbit lain.” Menerbitkan naskah, melalui penerbitan baru buatan sendiri, adalah langkah terbaik. Menjual naskah, paling tinggi Rp. 500 ribu rupiah. Nah, inilah yang menjelaskan mengapa pengarang tidak bisa hidup layak dari menulis. Karena, mereka menjual naskah ke penerbit lain. Atau mendapat royalty dari naskah yang diterbitkan oleh penerbit lain. Sebaliknya, pengarang dapat hidup layak, dan sejahtera, melalui jalan hidup tulis menulis, jika mereka membalikkan cara sikap hidup mereka selama ini. Yakni, terbitkan sendiri naskah buku ciptaan mereka. Dengan menciptakan merek penerbitan sendiri, lalu mencetak buku sendiri dan menjualnya sendiri (melalui distributor) pengarang akan mandi uang dan berlian. Rp. 10 juta rupiah dapat ia dapatkan dari penerbitan buku yang dikelola sendiri. Ini artinya, dibandingkan jika diterbitkan orang lain, maka dengan menjadi pemilik penerbitan sendiri ia melipatgandakan penghasilannya menjadi 20 (dua puluh) kali lipat! , yakni dari 500 ribu menjadi 10 juta perak. Alhasil, dirikan penerbitan sendiri, untuk menerbitkan naskah buku sendiri. Disitulah, awal mengubah nasib sendiri. Ini bisa dilakukan seorang diri, di rumah 80
kontrakan sekalipun. Penerbitan cukup dikelola sendiri, jiwa merdeka, bisa jadi pemikir merdeka, belajar wirausaha, dan bisa terus menerus mengarang buku, kaya raya. Siapa bilang pengarang buku tidak bisa hidup layak dari menulis buku. Insya Allah, bisa! Buktinya, penulis sendiri. Hingga tulisan ini dibuat, alhamdulillah, sudah mencetak 40 (empat puluh) ribu keping buku, lima judul. Awalnya meminjam dana dari pihak lain Rp. 8 juta, dibayar 12 bulan tanpa bunga. Karena kurang pinjam 3 juta lagi, yang dicicil selama 10 bulan. Total dana pinjaman Rp. 11 juta, untuk mencetak buku pertama “Rahasia Sukses Dakwah dan Bisnis Aa Gym”. Dari penjualan buku pertama, dana diputar untuk mencetak buku berikutnya, seperti Aa Gym Wajah Sejuk Islam Asia, Kalahnya Aa Gym oleh Inul? Dan buku keempat, dicetak 10 ribu, berjudul Raport Biru Aa Gym Undercover. Terakhir mencetak buku ke lima “Tasauf Modern Aa Gym-Siti Nurhaliza Apa Adanya”, 5 ribu buku senilai 12,5 juta. Total sejak mendirikan penerbitan sendiri dan mencetak 80 (delapan pulh ribu)buku, untuk 16 judul buku penulis sudah membayar ke percetakan uang sejumlah 150 juta rupiah. Posisi sekarang, setelah berjalan 30 bulan, sejak buku terbit pertama kali November 2002, (kini alhamdulillah, sudah lahir buku ke 34, Desember 2006, penulis)adalah: 1.
Bebas hutang, karena sudah dibayar secara mencicil.
2.
Tertipu oleh beberapa agen, besar kecil, sedikitnya 35 juta rupiah,
karena kurang hati-hati. (terutama agen peroranga, teman atau saudara, bukan jaringan toko buku) 3.
Gagasan tersebar luas di seluruh Indonesia, melalui buku.
4.
Menjadi pemilik penerbitan yang didirikan sendirian (buseness
owner) 5.
Ilmu bertambah
6.
Pergaulan dengan teman bisnis baru bertambah 81
7.
Wawasan bisnis bertambah
8.
Citra diri kian positif, karena menjadi pengarang sekaligus penerbit.
Sebuah 9.
langkah yang jarang dilakukan seorang pengarang buku. Kebebasan menulis relatif besar, karena tidak kuatir ditolak dan
diedit oleh pihak penerbit lain 10.
Kemampuan infak dan zakat mal bertambah. Sejak tahun pertama, alhamdulillah, mampu beribadah
kurban seekor
kambing. Dan
berlangsang setiap tahun. Insya Allah. 11.
Daya belajar kian bergairah, karena punya peluang lebih besar
untuk beli buku-buku baru dan mendatangi majelis ilmu dengan kitab-kitab yang harus dibeli dengan uang. 12. mengelola
Kemampuan manajerial bertambah besar, karena menghayati dan sendiri binis penerbitan buku, melalui pencatatan
barang, penagihan
keuangan,
uang ke distributor. (Sejak mengelola penerbitan sendiri,
sejak i tulah baru pertama kali mengenal apa itu Cek, Bilyet Giro, faktur dll. Baru pertama kali mengalami istilah ‘Kliring’ suatu cara untuk mencairkan Cek dan bilyet giro) 13.
Nama sebagai pengarang, sekaligus nama penerbitan (Taj Mahal)
dikenal luas di Indo nesia. Alhamdulillah. 14.
Semakin banyak ilmu bertambah, melalui SMS, telpon, surat baik
berupa kritik, pujian, cercaan, nasehat dll. Semua masukan positif dan negatif, semuanya perlu diterima dengan positif tanpa diberikan balasan, kecuali enjadi bahan untuk perbaikan diri sendiri ecara diam-diam. 15.
Peluang untuk menunaikan ibadah umrah ke tanah suci Mekah,
biayanya 1.200$, setara Rp. 10 juta semakin mendekati kenyataan. 16.
Ibadah qurban menyembelih kambing dapat .,terlaksana setiap
tahun, sejak penerbitan buku bergulir, menelurkan keuntungan. Bagian ajaran Islam ini nyaris tak mungkin dipraktekkan, jika terus menerus mengandalkan dari penghasilan sebagai pengarang belaka dengan honorarium terbatas. 82
17.
Dapat membeli komputer baru senilai Rp. 3 juta, sebagai bentuk
investasi dan modal kerja, untuk melahirkan naskah-naskah buku berikutnya. Semuanya berkat pilihan wirausaha: mendirikan penerbitan buku Islam. Ada aspek bisnis di sini. Sesuatu yang nyaris dilupakan oleh pengarangpengarang kita. Kalaupun ada aspek dagang di benak mereka, umumnya suaranya lemah dan lembut sekali. Diperlukan tawazun (keseimbangan), antara aspek bisnis dan penulisan naskah, supaya sang pengarang layak hidup di dunia modern ini sebagai penulis. Mereka wajib hidup layak seperti profesi lainnya seperti dokter, ahli kimia, pilot, tentara, artis, pelawak, atlit. Apakah anda ingin mengikuti pendapat bahwa ‘Pengarang tidak dapat hidup layak dengan hasil karangannya’? Jika anda menjawab ya, juallah naskah ke penerbit Islam! Kalau tidak, dan ingin hidup terhormat sebagai pengarang, muru’ah terjaga, dan tidak menghamba lagi ke penerbit manapun, maka inilah jawaban yang tegas setegas-tegasnya: Dirikanlah penerbitan Islam sendiri. Mengaranglah dan terbitkanlah sendiri. Lalu, jual sendiri. Tagih sendiri uangnya. (Insya Allah, kami tunjukkan secara detil jalan untuk mencapai maksud mulia itu, dalam buku ini)
KEPING 4: NIKMATNYA MENJADI PENGUSAHA PENERBITAN Hanya orang yang mencicipi teh manis yang bisa merasakan rasa teh manis. Manisnya teh tidak dapat dirasakan kecuali oleh peminum teh itu sendiri. Sungguh nikmat jadi pengusaha, walau kecil, dengan mengelola penerbitan sendiri. Kenikmatan dari Allah Swt ini hanya dapat dirasakan oleh orang yang TELAH mengalaminya. Pahitnya, getirnya, manisnya, asinnya jadi pengarang buku, sekaligus penerbit buku-bukunya sendiri, semua pengalaman itu menjadi
83
ilmu yang dianugerahkan Allah Swt, di saat yang bersangkutan terus menerus bergerak,
berusaha
mengatasi
kesulitan-kesulitan
yang
dijumpainya
di
perjalanan wirausaha yang baru dimulainya. Penonton, si tukang kritik, dan para pengamat paling jauh hanya berkomentar. Tidak membantu sama sekali, karena berkubang dalam hatinya rasa iri dan ingin sang perintis jalan, sang pengarang yang sedang belajar berwirausaha itu segera jatuh di depan matanya! Sang perintis jalan, tidak ambil peduli atas sikap iri hati yang mengiris itu! Ia berjalan terus. Ia terus berjalan dengan nikmat dan hati-hati. Si pelaku, pengarang sekaligus penerbit itu menikmati pengalaman baru dan kehidupan barunya dengan indah: mengikat dan menghantarkan buku-bukunya sendiri, dengan tangannya sendiri, ke distributor dengan taksi. Menurunkan dan menaikkan ikatan buku-buku karangannya sendiri, dengan tangannya sendiri. Dengan tangannya sendiri. Jangan berharap pada bantuan supir taksi. Langsung kerjakan sendiri. Bukankah amal yang terbaik menurut Rasulullah jika dikerjakan dengan kedua belah tangan sendiri? Mengapa pengarang tidak boleh berbisnis dengan buku-buku ciptaannya sendiri? Bukankah sunah Rasulullah Saw yang sering dilupakan umat Islam adalah berdagang? Mengapa pengarang tidak mencoba menjual karangannya sendiri dengan cara mendirikan penerbitan sendiri pada awalnya? Jika omzet masih di bawah 250 juta rupiah agaknya masih bisa ditangani oleh pengarang itu sendiri. Ya, sendirian. Menulis faktur sendirian. Mencatat pemasukan dan pengeluaran uang sendirian. Mengirim
buku sendiri, pakai
mobil umum/taksi. Semuanya hanya dilakukan memakan waktu hanya 60 menit. Tidak lebih. Dan hanya dilakukan satu bulan sekali. Sebab, kalau buku sudah dikirim ke agen, tak ada lagi pekerjaan, kecuali menanti hasil penjualan dari distributor, dua atau tiga bulan kemudian. Masih terlalu banyak waktu yang terhampar, untuk menuangkan ide dan gagasan baru ini menjadi buku baru. Mungkin, jika omzet di atas 250 juta, dan sudah mencetak di atas 50 ribu buku, bolehlah menggaji seorang tetangga, lulusan SMK jurusan akuntansi, untuk mengatur admistrasi dan menunggu telpon pesanan buku berdering.
84
Sementara sang pengarang tetap mengarang dengan tekun, untuk diterbitkan lagi. Atau mulai mencari naskah buku tulisan pengarang lain. Wuih, alangkah nikmatnya menjadi pengusaha penerbitan sekaligus menjadi pengarang.
KEPING 5: DIKERJAKAN SENDIRI Semua dikerjakan sendiri. Awalnya, musti begitu.
Berharap dan
bergantung pada Allah Swt saja. Karena masa depan bisnis di tangan Allah. Allah melambungkan sebuah bisnis. Allah Swt itu juga yang menjatuhkan sebuah bisnis. Allah yang membuat pengarang kaya raya. Allah juga yang membuat pengarang menderita. Kewajiban manusia adalah berusaha. Hasil dari usaha manusia, semua terserah Allah. Besar kecilnya hasil, diterima dengan ikhlas. Kewajiban pengarang adalah memutar roda penerbitan ciptaannya sendiri, supaya sukses. Hasilnya, sesuai harapan pengarang atau tidak, diterima dengan baik sangka kepada Allah, karena itulah hal yang terbaik yang diberikan oleh Allah. Hasil usaha sepenuhnya adalah kehendak mutlak Tuhan. Pengarang yang menjalankan proses. Orientasi sang pengarang, saat mengelola penerbitan bikinannya sendiri adalah proses. Terus berproses. Bukan hasil. Proses yang benar, insya Allah mendatangkan hasil yang nikmat juga. Hasil ditentukan mutlak oleh Allah Swt. Bukan oleh pengarang yang sekedar berproses, menjalankan roda bisnis penerbitan dengan berani tapi hati-hati. Teruslah berproses, berwirausaha. Biarkan Tuhan yang menetapkan hasilnya. Begitulah.
85
KEPING 6: STRATEGI CEPAT MEMASARKAN BUKU SENDIRI Pilihlah dua distributor buku saja, maka tiga ribu buku tersebar di seluruh Indonesia. Hubungi distributor Agromedia. Biasanya Agro memesan sedikitnya 2 ribu buku baru. Lewat Agro buku itu dalam tiga hari tersebar ke seluruh jaringan toko buku Gramedia, Gunung Agung di seluruh Indonesia. Yang kedua, tawarkan buku ke jaringan toko buku Karisma. Sedikitnya, seribu buku dipesan Karisma. Dalam tiga hari seribu buku itu, tersebar di jaringan 40 toko buku Karisma di seluruh Indonesia. Berikan diskon 35 % hingga 50 % kepada distributor. Itulah strategi paling cepat menyebarkan buku baru. Pengarang tak perlu menghabiskan umur menawarkan ke toko buku, satu demi satu. Tenaga habis, umur binasa, hanya untuk melayani sebuah toko yang memesan buku sebanyak 10 atau 25 buku per judul baru. Maka, pakailah jasa distributor, dengan memberikan diskon 35-55%. Masalah pemasaran di mata pengarang yang kini pengusaha itu, telah selesai, jika ia membuka diri bekerja sama dengan ahlinya: distributor. Inilah, antara lain, alamat distributor itu.
*** DISTRIBUTOR
‘BUKU KITA’ (tidak saya rekomendasikan! Yudi
Pramuko, Oktober 2010) Pemasaran: Jl. H. Montong No. 57 Rt. 006/02, Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan 12630 Telp. (021), 7888.3030 (Hunting)
Hub. Bapak Ponco atau Yunita (021-
7357875) Faks. 021-787.3446 (Direct), 786.4440, 7270996 (Distributor ini dapat memasarkan ke jaringan toko buku Gramedia di seluruh Indonesia) 86
KEPING 7: KIAT PRAKTIS MEMBUAT NASKAH BUKU: MADE IN MY SELF! Buat naskah buku seperti buku yang laris. Caranya? 1. TEMUKAN BUKU-BUKU YANG TERJUAL LARIS DI TOKO BUKU Jika buku itu dicetak lebih dari lima kali, berarti buku itu diserap, diminati pasar. Misalnya buku anak-anak, isi hitam putih, berjudul ‘Doa Anak Muslim Sehari-hari”, ukuran 21 X 27,5 Cm, isi 48 halaman BW (hitam putih) terbitan Mizan, Bandung, dicetak sampai 19 kali. Buku itu berisi doa makan, minum dan doa sehari-hari lainnya. Dicetak pertama kali tahun 1995, hingga tahun 2002 mengalami cetakan ke-19. Jika sekali cetak
tiga ribu buku, buku doa ini sudah
dicetak 60 ribu buku. Alangkah besar pasar buku anak-anak, ada 65 juta anak usia 0 hingga 14 tahun di Indonesia, dan penerbit Islam Mizan panen raya. “Omzet penjualan buku anak-anak Mizan melampaui buku dewasa,” ungkap Haidar Bagir di depan pertemuan silaturahmi penulis Mizan, di Hotel Kemang, Jakarta, awal 2003, yang penulis hadiri. 2. BUATLAH
BUKU SEJENIS, DENGAN CARA MEMBERIKAN SEDIKIT INOVASI DAN
PEMBAHARUAN
Pasar telah terbentuk, dan kue begitu besar, ambillah sebagian kue itu dengan cara membuat buku laris seperti itu. Misalnya, ubah judulnya, menjadi Doa Anak Saleh Sehari-hari, atau Nasehat Rasulullah untuk
Anak Sepanjang Hari. Ubahlah susunan, atau
perkaya doa-doa di dalamnya. Bayarlah ilustrator untuk menggambar dan memperkaya setiap doa
di dalamnya. Hasilnya? Terbentuklah naskah yang
sama sekali berbeda, tapi punya peluang besar untuk sukses di pasar, dan 87
penyusun naskah itu kaya raya, jika ia menerbitkan hasil karyanya sendiri! Kini Dul Basir, lelaki Banjarnegara, yang bertahun-tahun hidupnya ‘susah’, karena selalu mengerjakan pesanan gambar dari orang lain, dengan honorarium yang ‘ala kadarnya’ itu, kini ia punya penerbitan sendiri di rumahnya, di kawasan Serpong, Tangerang. Sekarang ia punya ‘modal’ tiga ribu buku karyanya sendiri tentang Juz Amma (juz ke-30) untuk anak-anak Islam, baru keluar dari percetakan. Naskahnya dibuat dengan pendekatan, melihat buku-buku laris di pasar, dan ia ‘menyontek’ buku laris itu. Kini, ia mengirimkan sendiri, dengan menyewa mobil umum, ke tiga ribu buku itu, ke dua distributor. Sambil menanti ketiga ribu bukunya terjual di jaringan toko buku Gramedia, dan Karisma di seluruh Indonesia, ia kini dengan tekun menyiapkan naskah bukunya yang kedua, mengenai Doa-doa sehari-hari untuk anak-anak Islam (seperti ‘Doa Anak Muslim Sehari-hari, terbitan Mizan). Kekayaan pengalaman hidup masa lalu menjadi modal. Ia menatap ke depan, sekarang, dengan
semangat baru, semangat
wirausaha, dibantu isterinya, penuh gairah dan optimis. Mengapa? Karena, ia punya penerbitan sendiri. Ia tahu alamat distributor buku. Ia tak perlu memasukkan 5-10 buku ke setiap toko buku. Ia menulis naskah, apa saja, untuk diterbitkan oleh penerbitan miliknya sendiri. Ia jadi orang bebas sekarang. Peluang jadi kaya melalui menulis, terbuka lebar sekarang! Awalnya, menulis naskah sendiri. Lalu, membuat merek penerbitan sendiri. Kemudian, dan ini yang paling kemudian, ia menerbitkan sendiri karyanya sendiri. Itulah kiat praktis menulis buku dengan cepat sambil mempertimbangkan pasar. Itulah gaya Me-too product. Cara lainnnya, ya menulis buku yang sama sekali ‘baru’ dan ‘berbeda’ dari yang ada di pasar. Cara kedua ini juga cukup efektif. Penulis meluncurkan katagori baru ‘Seri Teladan Dakwah dan Bisnis’. Coraknya, buku popular. Dewasa ini, tidak ada orang yang dengan gila memproduksi televisi hitam putih. Karena pasarnya sudah mengecil. Kecuali TV hitam putih itu dijual ke negara tertentu di kawasan Afrika. Orang berlomba memproduksi televisi berwarna. Itu
88
sebabnya penulis menulis tentang Aa Gym yang pasarnya sedang growing (tumbuh menaik). Menulis tentang Zainuddin MZ, pasarnya sedang decline, menurun. Peluang laku di pasar relatif terbatas dibandingkan pasar Aa Gym. Life cycle product (Siklus hidup produk) Aa Gym sedang menaik, maka lahirlah buku pertama Rahasia Sukses Dakwah dan Bisnia Aa Gym. Buku semacam ini belum ada di pasar. Jika orang lain membincangkan Aa Gym secara lisan, maka penulis membincangkan Aa Gym, dituliskan, dicetak lalu dipasarkan. Buku ini mengomentari sepak terjang
Aa Gym, terutama dengan
memberikan wawasan yang baru, segar kepada pembaca. Jika kelak sarjana Barat dan Timur hendak menulis disertasi tentang Aa Gym, mereka suka atau tidak, akan berjumpa dengan buku-buku ‘Seri Teladan Dakwah dan Bisnis’ karya penulis yang ringan itu. Karena, setiap penulis disertasi selalu membutuhkan bahan tertulis. Sudah 40 ribu buku, dalam lima judul tersebar di seluruh Indonesia, disimpan di rumah keluarga Indonesia, juga beberapa perpustakaan penting di Jakarta dan kota-kota besar. Perpustakaan Australian National University ikut mengoleksinya. Penulis bermaksud menulis, memberikan ide-ide baru, kepada komunitas Aa Gym. Insya Allah. Dan, sampai kini penulis belum pernah berjumpa atau berkomunkasi dengan Aa Gym. Artinya, cara menulis naskah buku, dengan merintis ‘jalan baru’ atau katagori baru (Seri Teladan Dakwah dan Bisnis), adalah salah satu langkah yang bisa dilakukan, selain menempuh jalan sebagai follower (karena pasar yang masih terbuka lebar untuk dimasuki), seperti cara pertama. Adakah kedua jalan menulis naskah buku keliru? Tidak! Tidak sama sekali. Bahkan, itulah kecerdikan. Kecerdasan saja tidak cukup dalam hidup ini. Hidup perlu cerdik. Peluang dalam hidup jangan dinantikan. Ciptakan peluang-peluang yang baru. Jangan terlalu berharap orang lain memberikan peluang kepada kita. Ciptakan peluang-peluang bisnis yang baru. Jangan peluang itu ditunggu. Jadi? Ciptakan peluang-peluang bisnis sendiri. Bergantunglah pada Allah swt. Jangan terlalu berharap pada belas kasih orang lain!
89
Sungguh aneh, orang sekolahan bisa melarat hidupnya sebagai pengarang. Sungguh aneh, orang sekolahan (mahasiswa dll) belum dapat menyelesaikan ‘konflik’ dalam dirinya, bahwa ‘idealisme’ bertabrakan dengan ‘pasar’. Reduksilah idealisme anda. Turunkan idealisme sendiri supaya idealisme itu bisa berjalan di alam kenyataan. Turunkan sedikit. Revisi, atau kritik pikiran sendiri, ujilah tesistesis pemikiran sendiri, supaya pemikiran dan idealisme itu bisa marketable. Bisa dijual di pasar. Bisa laku dan diserap pasar. Dengan cara menerbitkan buku, melalui penerbitan buku sendiri. Orang akan membeli ide dan gagasan yang rasional dan menguntungkan mereka. Adalah pengarang gila jika ia menulis naskah yang ‘baik’ menurutnya sendiri, sambil mempersetankan kepentingan pembaca, calon pembeli buku dan karyanya itu. Kalau ide dan tawaran konsep kita tidak membantu memecahkan masalah pembaca, buku pasti ditolak. Tak laku di pasar. Atau hanya laku di pasar yang sempit. Buku puisi hanya dibeli oleh pencinta puisi yang langka dan sedikit. Buku sastra hanya dibeli oleh peminat sastera. Dan, buku sastra, oleh pihak toko buku, kadang diletakkan di pojok rak yang sepi dikunjungi pembeli. Alhasil, tulislah naskah buku yang marketable. Yang laku di pasar. Pasar jangan anda jauhi, jika ingin kaya lewat menulis buku. Bukankah anda tersenyum lebar jika buku anda mengalami cetak 5 atau 10 kali? Bukankah itu petanda baik buku anda diterima, diserap pasar? Ubahlah cara pandang anda saat menulis naskah. Bayangkan, para pembaca sedang membaca buku anda yang sedang disusun sambil berdiri di toko buku. Kira-kira pembaca merasa mendapatkan manfaat atau tidak dari naskah buku yang sedang disusun itu? Ubahlah cara melihat anda melalui ‘kaca mata’ pembaca. Bukan hanya mata anda saja! Karena hanya pembaca yang punya uang buat beli buku anda. Semuanya berakar dari penulisan naskah yang tidak membutuhkan modal sama sekali. Menulis naskah tidak perlu uang hingga satu juta. Bahkan menulis naskah buku bisa dimulai dari yang ada dan dekat. Dan tanpa biaya ratusan ribu,
90
kecuali
duduk mengetik di rental/persewaan komputer (jika anda tak punya
komputer sendiri di rumah). Dengan menulis naskah ala Me-too product atau ala Trend setter, kedua pendekatan itu dapat dilakukan. Atau, anda punya cara menulis naskah yang ketiga? Ke empat? Ke tujuh? Banyak cara menulis naskah buku sendiri. Ciptakan pakem dan aturan menulis naskah ciptaan sendiri, made in my self !
KEPING 8: MENENTUKAN HARGA JUAL BUKU Jika harga buku, Rp. 2.000 dari percetakan. Maka harga jual buku di toko bisa Rp. 8.000,- atau 10. 000,- (empat atau lima kali lipatnya). Itulah patokan dasar menentukan harga jual, dikalikan empat atau lima kali dari harga pokok produksi (HPP). Ambil misal, kita mencetak tiga ribu buku, dengan harga Rp. 3 ribu/buku, maka kita mengeluarkan Rp. 9 juta ke percetakan. Masalahnya, bagaimana supaya bisnis buku jadi untung. Mengembalikan biaya cetak yang 9 juta,
hendaknya
jadi
pikiran
utama
dalam
wirausaha,
karena
orang
berwirausaha, rumusnya hanya dua. Pertama, uang yang ditanam harus aman (secure), dan tidak hilang. Kedua, uang yang ditanamkan harus memberikan keuntungan (profitable). Kalau kedua syarat utama ini tak ada, jangan wirausaha. Kecuali memang buang uang, tanpa mengharap kembali.
KEPING 9: BERAPA HARUS DICETAK: 3000 ATAU 5000 BUKU?
91
Ini tergantung pengalaman, dan feeling bisnis. Supaya aman, lebih baik buku baru dicetak, tiga ribu buku. Umumnya, inilah cetakan yang paling sedikit. Dan, lazimnya demikian, tiga ribu. Nanti, buku dicetak lima ribu atau lebih, kalau sudah punya gambaran saluran distribusi. Dan, kira-kira ‘buku ini diminati’ pasar atau tidak. Laku seribu buku saja, sudah balik modal. Impas. Bahasa kerennya break event point. (BEP). Lebihnya dua ribu buku, untung sang pengarang buku, yang kini punya penerbitan sendiri itu. Jika dari tiga ribu, laku dua ribu buku, dan menjadi uang semua (tanpa kena tipu agen nakal), uang penjualan dua ribu buku itu dapat dipakai untuk mencetak dua judul buku baru. Masing-masing tiga ribu buku. Nah, sekarang ada modal enam ribu buku baru. Begitu seterusnya, kalau dikelola hati-hati, uang bisa berputar. Bisa dipakai mencetak buku baru lagi. Pengarang bisa kaya melalui menulis. Asal ia mengelola penerbitan miliknya sendiri dengan benar dan hati-hati. Tapi, ada juga yang mencetak judul buku baru, lima belas ribu keping. Cetak sedikit saja dulu. Misalnya 1000 (seribu) buku sebagai langkah bisnis yang sangat hati-hati.
KEPING 10: KIAT PRAKTIS MENCETAK BUKU Untuk mencetak buku, tak perlu punya mesin cetak sendiri. Untuk punya penerbitan sendiri, tak perlu punya mesin cetak sendiri. Awalnya, penerbit Mizan tak punya mesin cetak sendiri. Mizan mencetak naskahnya ke percetakan milik orang lain. Jangan lupa, harga mesin cetak ratusan juta rupiah hingga milyaran rupiah. Penerbit Gema Insani Press, juga di awal berdirinya tahun 1985 mencetak buku-bukunya di percetakan millik orang lain. Percetakan dewasa ini, sangat banyak. Tinggal membayar ke percetakan, maka tiga ribu atau sepuluh ribu buku , atau lima ratus buku (sesuai pesanan), oleh pihak percetakan akan dihantarkan ke depan pintu rumah pemesan. Pengarang yang mendirikan penerbitan sendiri, tak perlu punya mesin cetak
92
sendiri. Harus punya mesin cetak, saat mulai wirausaha penerbitan buku, sangat mahal, dan tidak berpikir strategis. Problemnya, percetakan manakah yang kita pilih? Pilih percetakan yang memberikan harga termurah. Caranya, mintalah percetakan menghitung biaya cetak buku kita. Jika percetakan A memberikan harga Rp. 1000,-/buku. Percetakan B menyodorkan Rp. 900,-, sedangkan percetakan C mematok harga Rp. 1050,-, untuk buku yang sama. Maka cetaklah buku ke percetakan B (Rp.900,-), asal mutunya sama. Namun, jika mutunya lebih baik, dengan harga Rp. 1000,-, lebih baik pilih percetakan A. Terpenting,
pengarang hendaknya
memiliki perbandingan harga, sebelum memutuskan menentukan sikap terakhir mencetak buku.
KEPING 11: KIAT PRAKTIS MENJUAL BUKU Langkah praktis dan strategis, dengan menggandeng agen atau distributor yang terpercaya. Dan bagus pembayarannya. Menawarkan buku sendiri, keluar masuk toko buku sendiri, sungguh melelahkan, jika dikerjakan sendiri. Lebih baik menitipkan buku (konsinyasi) ke distributor buku yang memang secara khusus memasukkan buku-buku dari berbagai penerbit, ke jaringan toko yang mereka kuasai. Ini, kiat praktis menjual buku yang baru keluar dari percetakan. Singkatnya, begini. Pertama, tawarkan sebuah buku ke distributor sebagai sample, nomor (buku) contoh. Perlu satu dua hari, pihak distributor memesan buku baru itu ke penerbit. Kedua, kirimkan pesanan distributor ke bagian pemesanan mereka. Ketiga, pulang kembali ke rumah, setelah mengirim barang/buku.
93
KEPING 12: KIAT PRAKTIS MENGELOLA PENERBITAN Menimba pengalaman dari orang lain, dan mengalami sendiri praktik mengelola penerbitan sendiri, adalah langkah terbaik. Terjun langsung mengelola penerbitan sendiri, adalah kiat praktis, berharga dan mahal nilainya. Oleh karena itu, langsung saja mendirikan penerbitan sendiri. Lalu mengelola sendiri. Setelah itu baru disempurnakan oleh teori dari buku (kalau ada). Atau, pengalaman mengelola penerbitan sendiri itu diperkaya oleh bahan-bahan dari pengalaman penerbitan orang lain.
KEPING 13: BAGAIMANA MENEMUKAN TEMA BUKU Tema remaja, agama, politik, sosial, anak-anak, komik, ekonomi, dakwah Islam, semuanya adalah tema-tema penulisan buku. Semua tema itu menarik. Dan, memiliki pasarnya sendiri-sendiri. Karena itu, jangan membatasi diri sendiri hanya menulis satu tema saja. Semua tema perlu dijajal. Dicoba untuk menuliskannya. Jangan melakukan spesialisasi terlalu dini. Kalau terlalu cepat membatasi diri menulis tema tertentu, dan tidak mau menulis tema lainnya, dikuatirkan pasar buku kita relatif kecil. Dan buku yang ditulis tidak marketable. Alias tidak laku di pasar, karena tidak dibutuhkan pembaca! Kalau selama ini hanya menulis cerpen dan puisi, dan memang cerpen dan puisi itu benar-benar bagus, padahal ia dapat menulis tema lain, maka sebaiknya
94
perluas minat intelektual anda dengan menulis tema-tema yang baru. Ini banyak sekali. Tak habis-habisnya masalah ditulis. Asal tidak membatasi diri dengan satu tema saja. Arswendo Atmowiloto menulis cerita anak-anak, remaja atau naskah sinetron. Ia menulis buku sastra untuk anak. Ia menulis novel. Ia membuat naskah untuk cergam dan komik. Ia menulis resensi buku dan film. Ia menulis kolom. Ia menulis esei. Lelaki Solo yang tak punya gelar ini, karena sekolahnya tak lulus ini, menulis banyak hal yang mau ia tulis. Ia menulis cerita pendek, dan buku pengalaman pribadinya saat di penjara. Banyak sekali masalah kehidupan yang bisa ditulis. Dengan kekayaan tema yang ditulis, hasilnya lebih mudah masuk pasar yang memang sangat beraneka. Isilah pasar yang luas itu dengan karya-karya yang penuh warna, dan lintas segmen. Arswendo, akhirnya sukses juga. Ia sukses besar tanpa gelar. Mengapa? Karena ia tak membatasi tema-tema yang hendak ditulisnya. Dan, ia selalu berhasil menjual karya-karya tulisnya, tanpa disokong oleh gelar akademisnya. Gelarnya adalah ini: pengarang!
KEPING 14: MEREK PENERBITAN Menentukan merek sendiri! Ini jika anda mau berusaha mendirikan penerbitan sendiri. Merek, sungguh penting. Tanpa merek, konsumen akan bingung membeli barang. Bayangkan, ada beras dibungkus karung 25 kg, dan karungnya dicap, diberi merek ‘Setra Ramos’. Lalu, beras yang sejenis dimasukkan ke dalam karung lain, lalu diberi merek Rojo Lele. Manakah yang anda pilih? Orang yang sudah akrab dengan merek Rojo Lele, akan segera membeli Rojo Lele. Dan tidak membeli Setra Ramos, padahal kualitas beras di
95
dalamnya sama. Ini pentingnya merek. Merek seperti lem perekat antara produsen dan konsumen. Untuk mendirikan penerbitan, ciptakan merek yang mudah dikenal, diingat. Usahakan satu kata, atau dua kata saja. Misalnya, Mizan, Robbani Press, Rosda Karya. Ada kawan mendirikan sekolah informatika dan komputer di kawasan Serang, Banten. Banyak program S-1 sekolah tentang komputer. Tapi, dengan cerdik ia memilih merek “Krakatau”. Konsumen dan masyarakat mengira sekolah tinggi
itu milik perusahaan besar terkemukan Krakatau Steel. Akibatnya,
berbondong-bondong mahasiswa baru mendaftarkan diri ke sekolah tinggi komputer ini. Berkat pilihan mereka yang jitu, yakni KRAKATAU, kawan ini di tahun pertama bersaing dengan sekolah sejenis, bahkan mengunggulinya! Mengapa? Karena merek yang kuat, dan mudah diingat masyarakat Banten. Kata “KRAKATAU’ sudah dikenal masyarakat dengan citra positif. Dengan cerdik sang kawan yang berusia 27 tahun ini berhasil menyedot konsumen, yang diawali dengan pemilihan merek usahanya. Merek, sekali merek, pikirkanlah dengan matang, sebelum mendirikan penerbitan buku! Jika anda memilik merek penerbit buku ‘Anugerah Ilahi’ anda perlu mengenalkan nama penerbitan itu, cukup lama kepada masyarakat. Tapi, jika anda menetapkan nama BOROBUDUR, misalnya, semua orang langsung mengenal dan mengingatnya! Mudahkanlah pembaca mengingat dengan mudah merek penerbitan anda!
KEPING 15: DIMANA ALAMAT PENERBITAN ANDA? Alamat penerbit, tempat tinggal anda sendiri di rumah kontrakan, atau milik orang tua anda sendiri. Catumkan nomor telpon dan faksimil (kalau ada). Kalau anda tidak mau mencantumkan alamat penerbitan, pakai alamat PO BOX. 96
Untuk itu, anda mesti berhubungan dengan pihak kantor pos. Membayar beberapa ribu rupiah, setahun sekali, untuk sewa boks surat di kantor pos.
KEPING 16. BAGAIMANA KALAU TIDAK PUNYA UANG? BISAKAH MENDIRIKAN PENERBIT SENDIRI? Bisa! Uang bisa didapatkan dari pinjam teman, dengan system bagi hasil. Pinjam ke bank untuk memulai wirausaha, tidak disarankan. Bunga bank dapat mencekik, di saat perusahaan masih goyah. Akibatnya, gulung tikar, karena ambisi yang terlalu besar, dan tidak hati-hati. Gabungan beberapa teman satu halaqoh, satu pengajian dapat mengumpulan sejumlah uang, dan dapat digunakan secara merdeka untuk melangkah.
KEPING 17: APAKAH PT, CV, YAYASAN ATAU…? Mulailah tanpa badan hukum. Mulailah mendirikan penerbitan tanpa mendirikan badan hukum. Mendirikan Yayasan, pergi ke notaris memerlukan dana, padahal dana belum ada, dan masih berjuang mencari pinjaman ke sanasini. Karena itu, langkah terbaik adalah menentukan prioritas. Prioritas utama adalah langkah bisa jalan. Kalau penerbitan buku, langkah pertama adalah mencetak buku dengan dana terbatas. Jika kelak, dana sudah cukup bolehlah mendirikan Yayasan, CV atau PT. Mudah membentuk badan hukum, jika dana sudah tersedia karena roda bisnis sudah berjalan. Bikin PT hanya 7 juta rupiah. CV sekitar 4 juta rupiah. Anda bisa masuk ke kantor notaris di pinggi jalan.
97
Tanyakan, cara bikin PT dan CV. Tanyakan perbedaan keduanya. Tanyakan plus minus keduanya, PT dan CV dalam pengembangan bisnis.
KEPING 18: RUMAH KONTRAKAN ATAU SEWA KANTOR? Pilih rumah sendiri. Jika menyewa kantor tersendiri, diperlukan dana untuk sewa di kala usaha belum menghasilkan keuntungan sama sekali. Untuk menghilangkah biaya yang tidak perlu, pakai saja bagian depan rumah. Atau bagian dapur. Idealnya punya kantor sendiri kelak, dan mengangkat karyawan yang diberikan gaji bulanan. Awal bisnis, rumah saja!
KEPING 19: DILAKUKAN SENDIRI ATAU BERSAMA TEMAN DAN BERBAGAI SAHAM PERUSAHAAN? Untuk merintis, lebih baik dilakukan seorang diri. Jika bersama teman, dikuatirkan, visi bisnis berbeda, cita-cita berbeda. Akhirnya, berkelahi di saat usaha baru tumbuh dan mulai menampakkan hasil. Jika tingkat ruhiyah seiring, bolehlah berdua atau bertiga dengan kawan satu pengajian. Jika tidak punya kawan yang punya ‘gelombang ruhani’ yang sama, jangan sekali-kali bergabung dengan kawan hanya demi tujuan duniawi. Pasti bersimpang jalan. Karena, materi sifatnya pecah dan akan memecahkan orang-orang yang bertujuan mereguk materi duniawi. Idealnya, kerja sama dengan kawan yang sevisi dan
memiliki persepsi
serupa dalam pengembangan dakwah dan bisnis dengan cara membagi saham yang ditentukan bersama.
98
Misalnya, anda memiliki saham 51 % dan mitra anda 49 %. Atau mitra bisnis anda yang punya saham mayoritas, 51 % dan anda pengelola binis penerbitan sehari-hari dengan saham 49 %. Stan Shih pembangunan pabrik computer ACER di Taiwan hanya memiliki 20 % saham saja. Karena falsahah hidupnya adalah LEBIH BAIK MENIKMATI DARIPADA MEMILIKI. Sebagian sahamnya diberikan kepada orang-orang terbaik, yang mengoperasikan bisnis computer ACER di seluruh dunia. Padahal Stan Shih awalnya, dengan susah payah bersama isterinya, siang malam, merintis dan membangun ACER yang kini tersebar dan terkenal di seluruh dunia. Pilihan hidupnya, cukup 20 % saham perusahaan. Dan, ia menikmatinya. Orang lain yang BEKERJA KERAS untuknya, sang pemiliki saham 20 % itu. Tapi Aa Gym, pemilik lebih dari 23 perusahaan di bawah Manajemen Qolbu Corporation,
memiliki
SAHAM
MAYORITAS,
SAHAM
TERBESAR
DI
PERUSAHAAN YANG DIDIRIKANNYA BERSAMA KAWAN-KAWANNYA. DAN AA GYM MENIKMATI KEUNTUNGAN BESAR DARI PULUHAN PERUSAAN MQ CORP. ITU TANPA DIA BEKERJA SAMA SEKALI. ORANG LAIN YANG DIGAJINYA, YANG BERKERJA UNTUK AA GYM. AA GYM SENDIRI, KE SANA KE MARI, BERDAKWAH, MEMANGGIL JUTAAN MANUSIA KE JALAN ALLAH SWT. Enak betul, dia…..Enak betul hidup dalam limpahan uang untuk membiayai proyek-proyek dakwah yang membutuhkan DANA SEGAR dan DANA BESAR ITU. Pilihan hidup manusia, ternyata berbeda-beda. Jelas, Aa Gym tidak lagi berangkat pagi pulang petang hanya untuk CARI UANG.
Ia kerja keras untuk BELAJAR KERAS DAN MENGEMBANGKAN
ISLAM DAN BISNIS ISLAMI.
99
KEPING 20: BUKU BESAR Beli buku besar untuk pembukuan. Belajarlah mencatat pengeluaran dan pemasukan uang dan barang. Hendaknya semuanya tercatat. Catatlah dengan rajin dan sederhana. Jangan berharap catatan itu ‘canggih’. Belajarlah mencatat dengan sederhana. Kumpulkan semua faktur pembelian. Jangan dibuang. Sewaktu-waktu pasti diperlukan, untuk menyempurkan catatan keuangan agar lebih sempurna, rinci dan lengkap. Pencatatan ini kerap diabaikan para pemula. Akibatnya, dia tidak memiliki gambaran pertumbuhan usaha yang dirintisnya. Pencatatan sangat penting agar hati tambah semangat, karena semua yang dilakukan ada buktinya. Ada dokumentasinya. Bisa dilihat berulang kali. Lebih memudahkan untuk evaluasi dan penilaian usaha sendiri. Dokumentasi tertulis sangat bermanfaat untuk mengukur perjalanan dan kesuksesan sebuah usaha. Tanpa dokumentasi dan pencatatan, seorang wirausaha
dapat
kehilangan
orientasi
dan
semangat
berdakwah
dan
berwirausaha. Dokumentasi dan pencatatan sederhana
adalah sine qua non (syarat
mutlak) permulaan wirausaha dan dakwah! Semakin kuat pencatatan semakin terbuka peluang besar untuk sukses. Bahkan, mulai rajin mencatat hal-hal kecil merupakan kesuksesan yang sangat besar dalam permulaan bisnis! Semua pencatatan itu disatukan, untuk sementara, dalam buku besar.
KEPING 21 : STEMPEL Hanya bermodalkan. Rp. 40.000,-, stempel penerbitan dipesan di pinggir jalan. Bisa ditunggu. Stempel berguna untuk menstempel faktur pengiriman barang. Juga surat-surat. 100
KEPING 22 : PERLU PUNYA KOMPUTER ATAU TIDAK? Tidak perlu punya
komputer. Tempat persewaan komputer menjamur.
Tinggal duduk mengetik naskah atau surat-surat. Jika dana cukup tersedia, bolehlah beli komputer sendiri.
KEPING 23 : FAKTUR & KOP SURAT Membeli faktur rangkap tiga di pinggir jalan. Jadi, tak perlu mencetak faktur sendiri. Harga satu bendel faktur sungguh murah, dibandingkan mencetak sendiri. Untuk langkah pertama tak perlu mencetak faktur. Juga tidak perlu mencetak kop surat.
KEPING 24 : MESIN CETAK Untuk mendirikan pernerbitan tak perlu beli mesin percetakan yang harganya ratusan dan milyaran rupiah. Percetakan banyak tersebar di sudut kota. Cari percetakan yang lebih murah, dengan kualitas baik. Cetaklah buku di sana!
KEPING 25 : 101
SETELAH BUKU DICETAK Tiga atau lima ribu buku datang ke depan rumah, dari percetakan, memakai mobil milik percetakan. Berilah tips untuk supir yang mengantar buku ke rumah, karena gaji mereka tipis. Beri minum teh botol dingin. Bukan ringan menurunkan buku, dari mobil masuk ke rumah. Ucapkan terima kasih kepada supir. Wow….buku baru, baru keluar dari percetakan, aromanya yang khas menyengat hidung! Alhamdulillah. Tidak banyak. Hanya 30 atau 50 bungkus memenuhi ruangan. Susun bertumpuk ke atas. Esok pagi datangilah distributor, dengan membawa satu contoh buku baru. Tinggalkan buku itu untuk mereka. Distributor biasanya memutuskan hari itu. “Saya pesan seribu buku” atau “ Kirim deh tiga ratus buku.” Atau “Saya pesan 2 ribu buku, kirim secepatnya ya…” dll. Beri diskon, potongan harga sampai 50 % untuk distributor. (Untuk toko buku paling banyak, beri diskon 40 % saja. Paling banyak. Tawarlah sampai 25%)
KEPING 26: SEBELUM BUKU DICETAK Buku apa yang mau ditulis? Untuk siapa? Wahai, kaum intelektual. Turunkan idealisme anda. Sederhanakan cara anda menulis. Ingat, angkatan kerja di Indonesia 70 % hanyalah lulusan sekolah dasar, bahkan tidak tamat. Lalu, 20 % angkatan kerja kita lulusan SMP dan SMU. Lulusan perguruan tinggi paling tinggi hanya 2 % saja. Alangkah elitisnya posisi anda, sebagai sarjana atau kaum intelektual di tengah-tengah bangsa anda! Alangkah besarnya pasar atau masyarakat yang haus oleh bimbingan anda. Menuliskan dengan cara yang mudah dimengerti oleh sebagian besar pembaca. HAMKA dan M. Natsir menulis dengan cara sederhana, tanpa mengurangi bobot pemikiran mereka! Mereka mengemas dengan piawai! Bahasa HAMKA sangat sederhana dan popular seperti tampak dalamTafsir Al
102
Quran Al-Azhar. Sehingga buku-buku karyanya diserap dengan mudah oleh pembaca seluas mungkin. Ilmu dan pengalaman hidupnya mengalir dan menambah wawasan pembacanya. Mohammad Natsir gemar memakai kalimat tunggal. Satu kalimat tak lebih dari sembilan kata. Meski ada sususan pemikiran dalam kalimat panjang, kalimat panjang itu pun masih mudah dicerna. Mudah dikunyah! Tulislah naskah buku dengan membayangkan pembaca yang sangat besar, tapi terbatas pendidikannya itu! Jangan sampai dakwah terhenti, ilmu terhambat sampai, karena pembaca dihadang oleh istilah ‘asing’. Dan sukar dimengerti oleh pembaca, tapi terasa gagah dipakai oleh penulisnya. Kecuali jika anda mau menulis buku daras, buku teks, untuk bacaan kaum akademisi. Ini soal lain.
KEPING 27 : KETIKA BUKU DICETAK Ketika buku dicetak teruslah belajar, belajar, belajar!!! Jadikan pemilik percetakan teman, karena kita adalah bos! Seringlah mengecek ke percetakan. Tanyalah kapan buku selesai dicetak dan dikirim ke rumah. Ingatkan, agar kualitas cetak baik. Belajarlah dengan etnik Tionghoa pemilik percetakan, mengenai hal-hal yang tidak pernah terdapat dalam buku dan majalah. Apa saja yang dipercakapkan? Apa saja. Umumnya mereka senang menjawab kalau ditanya. Apalagi anda kini adalah bos penerbitan milik anda sendiri. Etnis Tionghoa itu senang juga bicara dengan bos, yang menghantarkan order percetakan kepada mereka. Berbincang-bincang dengan saudara kita etnik Tionghoa adalah proses belajar. Sekaligus proses investasi untuk pengembangan diri, karena pelaku bisnis etnis Tionghoa itu sungguh kaya pengalaman di bidang bisnis. Utamanya adalah soal cetak-mencetak. Seringlah bertanya dengan si bos percetakan. 103
Dekati pemilik percetakan itu, belajarlah dengan mereka. Karena mereka adalah ‘referensi hidup’
dalam berdagang dan berbisnis. Tuntutlah ilmu, walaupun
kepada orang Cina! Ngobrollah dengan para pekerja percetakan. Buka mata, buka hati melihat sudut-sudut percetakan. Jangan ragu-ragu pindah ke percetakan, kalau pelayanan tidak puas. Dan belajar lagi, ngobrol lagi, dengan orang-orang di percetakan yang baru. Jadi, setiap berjumpa manusia baru, belajar sesuatu yang baru. Itulah hikmahnya berwirausaha, dengan cara menjadi bos untuk diri sendiri.
KEPING 27: WALAU BADAI MENGHADANG… Kutulis keseluruhan buku ini dengan resiko tertentu. Tidak sedikit orang, melalui surat, telpon dan SMS, mencela dan mengkritik caraku menulis yang ‘tidak biasa’
pada buku-buku sebelumnya.
Kuakui, aku
mengembangkan
pikiran dalam buku seri teladan dakwah dan bisnis sebelumnya dengan caraku sendiri, karena menjiplak gaya penulis lain, menyusahkan saja! (Meski tak sedikit pula yang menyambut positip, karena gaya tulisanku, caraku menyusun kata dan kalimat, berhasil membangkitkan motivasi dan semangat mereka). Menurut mereka, caraku menulis dapat menurunkan image, citraku sendiri. “Jagalah image, anda!” Mereka ingin, aku ‘Jaim’. Alias jaga imej! Apa jawabku atas semua kritik dan masukan itu? Habis umur yang berharga, jika harus menjawab satu demi satu kritikan itu. Lebih baik, terus berkarya dan menulis, sambil terus menyempurnakan diri sendiri. Mungkin, ini metode terbaik untuk menjawab setiap kritikan. Dijawab dengan karya berikutnya. Bukan dijawab dengan kata-kata dan amarah.
104
Rasulullah Saw. saja tidak sedikit yang mencela, menghujat, mengkritik. Padahal yang disampaikan oleh beliau sebuah cita-cita yang besar, luhur, suci, mulia, benar dan adil. Namun, Rasulullah tetap tidak sanggup membungkam orang-orang yang hidup sejaman dengan beliau agar berhenti mencela. Celaan, kritikan, hinaan orang kepada beliau diabadikan oleh Allah Swt di dalam Al Quran. Ai, ai….apalah artinya aku! Yang hanya ingin menyampaikan secuil citacita, sesendok semangat melalui buku dan tulisan. Tidak mungkin semua orang terpuaskan dengan apa yang kulakukan! Maafkanlah, bagi yang tidak berkenan di hati. Semoga Allah Swt. menganugerahkan ilham kepada pembaca untuk berani memulai wirausaha, setelah membaca tulisan sederhana di atas. Untuk terus berani berbuat,“…walau badai menghadang….” Amin.
KEPING 28 : LANGKAH PERTAMA YANG MENAKJUBKAN Langkah pertama adalah segala-galanya. Langkah pertama, dalam wirausaha, adalah langkah besar! Tak ada sukses besar tanpa langkah pertama. Terlalu banyak orang tidak berani melangkah dan memulai wirausaha. Padahal langkah pertama adalah sukses besar! Untuk memulai wirausaha, mengayunkan langkah pertama sungguh tidak memerlukan gelar sama sekali. Gelar sekolahan, lebih baik tidak disebut-sebut. Karena, dalam hal ini, gelar tidak diperlukan sama sekali. Yang diperlukan untuk memulai adalah keberanian. Murni keberanian hati. Keberanian, dan bukan gelar akademis, itulah enerji dan magma yang membuat orang maju dalam kehidupan. Termasuk, mulai memutuskan berwirausaha!
105
Dahulu,
Purdi E. Chandra berani memutuskan membuka kursus
bimbingan belajar dengan dua murid. Kini jaringan Bimbingan Belajar Primagama, miliknya, merupakan jaringan terbesar di Indonesia. Dan, mampu mencetak omzet 70 milyar setahun. Ia justru meninggalkan bangku kuliahnya di empat fakultas yang berbeda di UGM dan IKIP Yogyakarta. Sampai sekarang, Purdi E. Chandra tidak pernah menempelkan gelar di depan namanya, karena memang dia tidak punya gelar sekolahan. Tapi ia memiliki dan mengelola 170 cabang Primagama di lebih 120 kota di seluruh Indonesia. Ia juga mengembangkan grup Primagama, terdiri dari wartel, restoran padang, super market, tour dan travel, penerbitan, radio. Ia juga mendirikan IMKI, AMIKOM, Entrepreneur University dan Sekolah Tinggi Psikologi di Yogya. Dari mana awalnya? Dari langkah pertama! Langkah pertama, harus diakui, membuat dada bergetar hebat. Tapi langkah pertama dalam wirausaha, harus diakui pula, dapat mengubah sejarah hidup seseorang secara tidak terduga sama sekali. Langkah pertama, memang, selalu menakjubkan.
KEPING 29: KIAT MENCETAK BUKU (HANYA) 500 BUKU UNTUK MEMPERKECIL RESIKO DAN KEGAGALAN WIRAUSAHA
Untuk memperkecil resiko wirausaha penerbitan, bagi para pemula, saya merekomendasikan kepada mereka untuk mencetak 500 buku saja.
106
Yang terpenting, dengan mencetak buku pertama, mereka langsung menjadi Direktur sebuah penerbitan buku yang didirikan sendiri. Jadi, supaya mereka langsung jadi direktur. Mitos dan khayal semu bahwa menjadi direktur sebuah perusahaan merupakan sebuah kebanggaan, yang dikejar, dicari mati-matian ketika mereka menjadi karyawan ternyata benar-benar seperti buih dan busa saja. Gelar direktur, dan jabatan itu tidak bermakna! Jabatan itu dapat mereka bikin dalam waktu kurang dari satu hari. Atau lebih cepat lagi. Apalagi jika mereka sudah berani mencetak karya mereka sendiri, sebanyak (hanya) 500 buku. Berapa biaya mencetak 500 buku, setebal 128 halaman, dengan ukuran buku 12,5 x 17,5 cm? Perhatikan, perbandingan harga di bawah ini. Sebelumnya, cara menanyakan harga kira-kira sebagai berikut: +
Pak, mau cetak buku, nih, 500 buku Boleh. Berapa halamannya?
+
Semuanya, 128 halaman Termasuk daftar isi, kata pengantar..?
+
Semua, 128 halaman. Sudah termasuk halaman daftar isi, dll. Ukuran buku?
+
12,5 x 17.5 cm. Kertasnya?
+
Pakai kertas HVS 70 gr, isinya hitam putih (BW) Kover?
+
Pakai Art Cartoon, 210 gr, FC (full colour). Kovernya divernis
(supaya mengkilat) - Bending
107
+ Ya, dibending. (Maksudnya dijilid, pakai lem panas, bukan dijahit pakai kawat).
Berapa harganya, kalau dicetak 500 buku?
Sudah? + Ya.Tapi khusus kover buku, saya cetak sendiri. Bapak hanya mencetak isi dan
jilid saja. Nanti kover buku saya kirim sendiri. Ke sini. Baik. Si pemilik percetakan A, mulai menghitung. Inilah hasilnya. “Total, 1.423. 400 ribu,” kata lelaki Menado itu. Harga itu, katanya, di luar biaya cetak kover. Hanya isi buku dan biaya
menjilid, yang dihitung. Sedangkan, kover buku sejumlah 500 halaman, setelah diajukan ke percetakan lain, memberi harga Rp. 1.200.000,-. Semuanya, 500 kover/sampul FC. Jadi, si penerbit baru itu dapat mengira-ngira uang yang harus dikeluarkan, untuk mencetak 500 buku, setebal 128 halaman, berukuran 12,5 x 17,5 cm adalah Rp. 1,2 jt + Rp. 1,4 = Rp. 2,6 juta. Buku sebanyak 500 buku kini menjadi miliknya. Tinggal diberi plastik sendiri, plastik undangan, seukuran buku, supaya buku lebih awet bersih. Jadi, harga perbuku, setelah keluar dari percetakan, Rp.2.600.000 dibagi 500 buku = Rp. 5.200,-/buku. Jika, harga cetak Rp. 5.200,-, maka juallah di toko buku anda, dikalikan empat kali, seharga Rp 20.800,- atau bisa juga dijual Rp. 19.900,- misalnya. (Setelah dipotong 50 % , untuk distributor, penerbit pemula itu hanya mendapatkan sekitar Rp.10.000,- dari setiap buku yang terjual di toko buku. Ia masih mendapatkan marjin keuntungan sekitar Rp. 4.800,- /buku. ( Rp. 10.000,- Rp. 5.200,-). Ini, masih rasional. Karena masih mendapatkan keuntungan untuk setiap keping bukunya. Selain itu, harga jual buku di toko, sungguh wajar. Tidak 108
terlalu mahal.
Mengapa relatif tidak mahal? Karena, penerbit berhasil
mendapatkan harga cetak yang kompetitif, yakni Rp. 5.200/ buku, hingga bisa dijual sekitar Rp. 20.000,- Bisa juga dijual Rp. 25.000,-/buku Tapi, ada wirausaha pemula yang terpaksa membayar lebih besar kepada percetakan lain. Sebut saja percetakan B. Mengapa? Karena, ia belum mengenal cara mendapatkan harga murah. Padahal, buku yang dicetak memiliki spesifikasi yang sama: Ukuran buku: 12,5 x 17,5 cm Isi buku ; 128 hal, HVS 70 gram, BW (black and white) Kover FC, Art Kartun 210 gram. Divernis, supaya sampul buku mengkilat. Buku dicetak 500 buku. Berapa harga cetaknya, jika dicetak 500 buku? Kalau cetak 1000 buku berapa? Percetakan B. memberi harga Untuk 500 buku adalah Rp. 8.500,- /buku (Jadi, total biaya cetak
Rp.
4.250.000,) Untuk 1000 buku adalah Rp. 4.500,-/buku (jadi, total biaya cetak, Rp. 4.500.000,) Mari kita urai. Kita analisa. Kasus pencetakan 500 buku: Kepada percetakan A, penerbit mengeluarkan harga Rp. 2.600.000,-/buku Kepada percetakan B, penerbit mengeluarkan biaya Rp. 4.250.000,Murah mana? Murah percetakan A! Jika penerbit memilih percetakan A, ia menghemat biaya hampir Rp. 1,7 juta rupiah! Penghematan luar biasa! Jika percetakan B, yang dipilih, ada problema pada harga jual buku, di sana. Harga cetak, Rp. 8.500,/buku, berapa mau dijual? Kali empat? Rp. Rp. 34.000,- Mahal sekali! Kali tiga? Rp. 25.500,-! Dipotong 50 % untuk distributor, 109
tersisa Rp. 12.250,- untuk penerbit bagi setiap buku yang terjual di toko buku. Jadi, keuntungan setiap buku Rp.12.250- Rp. 8.500,- = Rp. 3.750,-. Sungguh keuntungan yang tidak memadai. Apalagi harga jual menjadi mahal di toko buku. Di mana akar masalah dan sebabnya? Karena harga cetak dari percetakan B, terlalu mahal (Rp. 8.500,- !) Alhasil, diperlukan usaha mencari percetakan yang kompetitif. Dari contoh di atas anda dapat memiliki 500 buku, dengan uang Rp. 2,6 juta saja. Dan, bukan Rp. 4,25 juta!
Dengan mencetak 500 buku sambil
mempertimbangan percetakan yang murah, besar kemungkinan memperkecil resiko dan kegagalan bisnis anda! Sekali lagi, kami sarankan anda, untuk mencetak buku pertama anda, kami rekomendasikan untuk mencetak 500 (lima ratus) buku saja. Ini dimaksudkan untuk memperkecil resiko dan kegagalan dalam wirausaha penerbitan buku di rumah. Namun, kalau anda dapat dengan yakin mampu menjual lebih dari itu, tentu anda dapat langsung mencetak buku pertama anda dengan jumlah lebih dari 500 buku. Pilihan-pilihan itu sepenuhnya tergantung kepada keberanian anda selaku direktur penerbitan milik anda sendiri, setelah bertanya kepada ahlinya, menyerap pengalaman dari sumber-sumber yang layak dipertimbangkan pendapat dan pendangannya. Jika anda merasa ragu atau ingin mencoba merintis jalan baru dalam wirausaha penerbitan buku, di rumah, kami sarankan anda bermain pada wilayah yang cukup ‘aman’: mencetak 500 buku saja, sebagai langkah bisnis yang sangat hati-hati. Yang terpenting, dengan dengan menempuh langkah mencetak langsung buku pertama anda, berapapun jumlahnya,
anda langsung mengangkat diri
sendiri jadi Direktur penerbitan yang anda dirikan sendiri. Tanpa perlu mendapatkan ijin dari siapa pun. Tanpa perlu menghamba kepada siapapun, kecuali kepada Tuhan. Tanpa perlu menyinggung siapapun. Merintis wirausaha penerbitan buku bikin jiwa manusia lebih merdeka! Bebas! Dan ini: menjadi lebih berani dibandingkan kebanyakan orang! 110
Keberanian, perlu dilatih. Dibiasakan. Caranya? Ya, lewat wirausaha, di rumah.* Sumber wawancara: Percetakan AKAR, Jasri -0813.81454.381 Ciputat Mega Mall, Blok C No. 6, Ciputat, Jakarta Selatan Telp. 021-74.700.805, 74.700.18 Fax. 74700.818
Toko
Kertas
dan
Percetakan
TALENTA,
Bapak
Hanny
Saerang
021.93815128,0856.145.888.4 Jl. Ir. H. Juanda Km 3, No. 74 Ciputat Telp. 021-74110-18 CATATAN: Mencetak 500 buku, untuk bisnis penerbitan TIDAK KAMI SARANKAN, karena biayanya per bukunya menjadi terlalu mahal. Sehingga harga jual buku di toko buku menjadi terlalu mahal.
Modul 2 #: RAHASIA BIKIN BUKU DENGAN CEPAT DAN BERJILID-JILID MELALUI 4 METODE YANG TELAH TERUJI DI LAPANGAN
Semarang, 16 Agustus 2005
111
Kepada Bapak Yudi Pramuko JI. SukunNo. 10-A Ciputat
Assalamualikum wr. wb. Sebelum saya melanjutkan isi surat ini saya ingin mengucapkan ribuan terima kasih atas segala bantuan yang bapak berikan kepada saya. Sebab selama ini dengan bantuan dari bapak saya dapat meneruskan perjuangan untuk mendirikan sebuah usaha penerbitan sendiri. Saya jadi teringat kembali pada saat pertama kali saya mengirim surat pada bapak: sekitar akhir Januari yang lalu. Saat itu saya hanyalah seseorang yang benarbenar tidak tahu alur untuk mendirikan sebuah penerbitan. Walaupun keinginan saya sudah ada sejak 2 tahun sebelumnya…………… ………………………………………………………….. PENGUMUMAN ; Modul 1.DISUSUN BERDASARKAN ANGKA LATIN SUPAYA MEMUDAHKAN PENCARIAN Modul 2. Disusun berdasarkan ABJAD HURUF LATIN, supaya memudahkan melacak jejak. Disarankan, modul ini diprint, supaya lebih mudah lagi dipahami berulang-ulang, tanpa tergantung oleh computer.
ISI MODUL 2 112
Awan. Menulis dengan Tekun “Lihatlah, Casanova, penzina besar itu menulis memoarnya dengan tekunnya. Ia mengarang terus setiap hari. Ia menulis selama 13 jam sehari. Ia menulis selama 9 tahun, terus menerus, sampai wafatnya. Hasilnya? Ia menyelesaikan naskah memoarnya sebanyak 12 volume besar. Ia wafat pada 4 Juni 1798, dalam usia lanjut 73 tahun. Ia gugur setelah digempur oleh kuman-kuman penyakit kelamin yang kini sangat marah atas perilakunya di masa muda.” – Yudi Pramuko dalam Aa Gym, Wajah Sejuk Islam Asia: Ciputat: Taj Mahal, 2003, hal.40
Nah, penzina saja bisa menulis dengan tekun. Penuh kesabaran. Mengapa orang-orang beriman, tidak? “Hei, Casanova!! Sebebas-bebas engkau terbang, mengepakkan sayapmu dengan merdeka, terbang membumbung mega, tidak bisa engkau terus menerus melaju, engkau perlu beristirahat. Engkau harus melepas letih, harus hinggap di dahan dan ranting kematian yang selam ini engkau takuti. Ia lalu lunglai, kelopak matanya turun perlahan, mulutnya menganga menahan sakitnya penyakit kelamin.” Pada kematian, orang tunduk. Dan, patuh sepatuh-patuhnya. “Kafaa bil mar-i al mautu mau’izhotun”- sabda manusia mulia, Rasulullah Saw. Cukuplah kematian itu menjadi pelajaran bagi manusia yang masih hidup.
113
Ya, ilham kepengarangan hendaknya digosok, pada satu sisi, untuk menyeberangkan pembaca ke ‘alam sana’ yang suka atau tidak, pasti tiba di titik itu, di sisi lain, tak lupa, sang pengarang memberikan semangat hidup yang girang dalam menghadapi hidup, dan hari depan. Misi pengarang, antara lain membuat pembacanya tidak gentar menghadapi hidup. Dan mendorong mereka selalu berbaik sangka kepada Allah Swt. saja. Lain, tidak! Pikiran jahat kepada Tuhan, hendaknya dikikis hingga dasar hati
yang
paling dasar. Dan, yang terjauh.
HAMKA, Ulama-Pujangga Besar CASANOVA, PENZINA TERBESAR sepanjang sejarah adalah seorang pengarang besar. Lelaki, petualang cinta ini, dijuluki Barat, cukup keren: World’s Greatest Lover. Ia telah menzinahi, mensetubuhi ratusan wanita, lalu mencampakkannya demikian saja. Na’udzu billahi min dzalik! Ia penipu ulung. Penguras harta, dengan tipuan maut, sehingga dia sangat kaya raya dengan cepat. Namun, secepat itu pula kekayaannya sirna, juga karena ditipu, dan dihisap oleh hidupnya yang royal. Casanova! Tanah Perancis, Inggris, Polandia, Ceko dan tempat lain, adalah lahan petualangan cintanya yang busuk. Sempat dipenjara, lalu melarikan diri dari negerinya, lalu disambut bagai pahlawan di Perancis. Kisah-kisah petualangannya, dia tulis, dicetak. Dan dilahap pasar. Beberapa karyanya menjadi best seller, karena kaya oleh pengalaman hidupnya yang penuh kemesuman. Ditulis dengan detil, karena ia mereguk pengalamannya sendiri. Namun beberapa buku karangannya, gagal di pasar, tak laku. Ini mendorongnya menipu siapa saja yang bisa ditipu untuk mencukupi kehidupannya. Tapi, hidupnya yang sepi hati, membuktikan pada diri Casanova bahwa pengalaman buruk, dan sekaya apapun, akan selalu bentrok dengan nurani
114
setiap insan yang pada asalnya adalah suci, fitrah dan bercahaya. Ia memutuskan hidup menjadi biarawan, lalu mendaftakan diri ke sebuah gereja. Ia ingin memutuskan masa lalu yang kelam. Ia ingin bebas dari seks bebas, dan menipu. Ia ingin menjalani hidup baru di masa depan. Ia lelah dengan pengembaraannya, dan petualagannya selama ini. Baru beberapa hari saja hidup di lingkungan gereja, kembali dia bercumbu, jatuh cinta, dan menzinahi wanita-wanita di sana. Itulah Casanova. Allah Swt menurunkan banyak pelajaran berharga dari kehidupan pribadi seorang penzina terbesar dari Italia. Singkat cerita, setelah terusir dari berbagai negeri, setelah banyak negeri mengenal reputasinya yang teramat buruk, lalu menolak kehadirannya, di usia senja, Casanova terpaksa pulang ke negerinya. Ia bagai seekor burung yang telah lelah terbang seharian dan kini ingin beristirahat kembali ke rumahnya di waktu senja telah tiba. Ia sudah sangat lelah. Dan akhirnya diterima menjadi pegawai perpustakaan. Ia mendapat penghasilan cukup. Ia lalu menuliskan pengalaman hidupnya yang kaya, karena memang dia alami sendiri. Di perpustakaan yang sunyi sepi dari petualangan cinta itu, ditemani ribuan buku, ia menulis dengan memakai bulu burung. Sesekali terlihat Casanova mencelupkan ujung pena ke dalam botol tinta. Ya, Casanova hidup dalam abad ke-18. Ia sedang menulis memoarnya, otobiografi hidupnya. Pengamat sejarah Barat kemudian mengakui, cara menulis Casanova sangat menarik, kaya dengan detil. Ia sanggup melukiskan gambaran kehidupan Eropa di masa itu. Lukisan-lukisan dalam karangannya sangat hidup. Tentu saja, karena ia memang sangat berminat mengarang. Cita-citanya memang sejak muda adalah mengarang, menyusun buku. Sebuah tradisi Barat yang sampai kini masih kuat melekat, yakni tradisi menulis lebih dominan, lebih kuat daripada tradisi lisan, mengobrol. Lihatlah, Casanova, penzina besar itu menulis memoarnya dengan tekunnya. Ia mengarang terus setiap hari. Ia menulis selama 13 jam sehari. Ia menulis selama 9 tahun sampai wafatnya. Hasilnya? Ia menyelesaikan naskah memoarnya sebanyak 12 volume besar. Ia wafat pada 4 Juni 1798, dalam usia lanjut 73 tahun. Ia gugur setelah digempur oleh kuman-kuman penyakit kelamin yang kini sangat marah atas perilakunya di masa muda. Hei, Casanova!!! Sebebas-bebas engkau terbang, mengepakkan sayapmu dengan merdeka, terbang membumbung mega, tidak bisa engkau terus menerus
115
melaju, engkau perlu beristirahat. Engkau harus melepas letih, harus hinggap di dahan dan ranting kematian yang selama ini engkau takuti. Ia lalu lunglai, kelopak matanya turun perlahan, mulutnya menganga menahan sakitnya penyakit kelamin. Casanova, penzina dan pengarang besar itu, kiranya dapat kita ambil hikmahnya atas kehidupannya yang penuh ombak dan menggulungnya di kala senja yang sunyi. Tetapi HAMKA,(1908-1981) ulama dan pengarang besar dari Indonesia, seperi Casanova, juga wafat dalam usia 73 tahun. Berbeda dengan sang penzina Casanova, HAMKA, Haji Abdul Malik Karim Amrullah, menempuh jalan orang-orang saleh. Dalam kenakalannya di masa kecil, petualangannya di masa remaja, dia nekat berlayar menempuh gelombang lautan ke Tanah Suci Mekah, dalam usia 19 tahun, hanya untuk menunaikan ibadah haji, HAMKA menuliskan pengalaman hidupnya itu dalam karya-karyanya. HAMKA penulis buku yang produktif. Lebih dari 120 buku, ia tulis dengan mesin ketik manual, tanpa komputer, karena HAMKA tidak mengalami abad komputer secanggih abad ke 21 ini. Topik tulisannya umumnya mengenai agama Islam, budaya, politik, tasauf, sastera dan akhlak. Karya terbesarnya tentulah tafsir Al-Azhar, 30 juz yang diselesaikannya di dalam tahanan selama dua tahun setengah. Di masa dalam tahanan itulah HAMKA mengarang, menelaah, memperbaiki diri, belajar sendiri dan ini, menurut pengakuan HAMKA sendiri, ia telah mengkhatamkan Alquran sebanyak lebih dari seratus kali khatam. Masya Allah. Keyakinannya terhadap Tuhan sangat meresap, mendalam. Hebatnya HAMKA dalam mengatur waktunya, meski badannya terkurung oleh penjara politik di masa pemerintahan Soekarno, kakinya terikat tak bisa pergi jauh, namun jiwanya tetap bebas berhubungan langsung dengan Tuhan, tidak terhambat, dan tangannya bebas mengarang. Alhamdulillah. HAMKA dikenal penulis yang sangat cepat, dan berani. Dalam mengarang buku, atau artikel pendek HAMKA, yang rakus membaca itu, tidak pernah raguragu menulis. “Banyak kawan saya yang terlalu takut mengarang, maju mundur, sehingga tidak pernah mengarang. Mereka tak punya keberanian karena ingin karangannya sempurna. Mana ada di dunia ini yang sempurna?” tanya HAMKA, retoris.
116
Jawablah pertanyaan HAMKA itu! Tak perlu anda jawab, karena HAMKA tidak membutuhkan jawaban. Langsung saja mengarang buku, jangan berharap buku anda perfect dan sempurna. Karena tidak ada di dunia ini yang sempurna, kecuali Allah sang pencipta alam semesta. Keberanian dan speed, kecepatan dalam menulis dan mengarang itulah hikmah yang dapat diambil dari seorang pribadi berhasil dalam hidupnya bernama HAMKA. Jelas, berbeda dengan Casanova, HAMKA adalah ulama sekaligus pujangga besar! Jika Casanova seorang penzina besar, HAMKA adalah ulama dan pengarang besar. Setiap orang akan berujung pada tepi kematian, lalu menyeberangi jembatan alam barzakh, menuju kampung abadi alam akhirat, begitulah akhir hidup Casanova. Begitulah akhir hidup HAMKA. Namun, cara hidup dan cara mengisi hiduplah yang membedakan Casanova dan Buya HAMKA, pribadi yang berhasil dari Asia. Di dalam kesalehan, saat meniti jalan hidup, HAMKA menuangkan gagasan, ide dan pengalaman hidupnya ke dalam buku-buku. Buku cerita khayalan dan non-fiksi. Jarang sekali seorang penganjur agama, mubaligh, juru dakwah seperti HAMKA menulis novel terkenal seperti Tenggelamnya Kapal van der Wijck (1938), Merantau ke Deli (1941), Di Bawah Lindungan Ka’bah (1938), Margaretta Gauthier (terjemahan, 1941). Segera saja HAMKA menuai badai kritik keras, mempersoalkan adanya seorang ulama yang mengarang novel. Jika HAMKA menyurutkan langkah, setelah mendapat kritik, lalu mematahkan penanya dan tidak menulis novel dan cerita pendek, tentu rugilah umat Islam Indonesia, karena tidak pernah menyaksikan rangkaian buah ruhani HAMKA dalam bentuk karya sastra yang bermutu tinggi. Syukurlah, HAMKA teguh hati. HAMKA memang pemberani. Ia, meski tetap dikritik, ia tetap berceramah di berbagai tempat, terus menulis buku-buku, termasuk buku khayalan seperti novel sebagai sarana dakwah, mengajak orang kepada kebaikan.
117
Balet. BAGAIMANA STRATEGI SAYA MENGARANG BUKU? “Hindarkan kesalahan besar, yaitu kesalahan tidak berbuat apa-apa!” -MOHAMMAD NATSIR BISMILLAH! ITULAH, AWAL mengarang buku. Mudah bukan? Tanpa bismillah, pekerjaan tidak berkah. Ini pertama. Kedua, saya tidak memberikan teori atau rumus. Saya akan membagi pengalaman menulis buku. Setelah buku yang saya tulis diterbitkan, banyak teman-teman heran, saya bisa menulis buku biografi Yusril Ihza Mahendra seorang diri. Padahal sebelumnya saya belum pernah menerbitkan buku setebal itu, 200 halaman. Jadi waktu beberapa teman bertanya, berapa lama saya menulisnya, saya jawab, tidak lebih dari tiga bulan. Itu jawaban ringkas. Sebenarnya, waktu yang saya habiskan untuk menulis itu lebih cepat dari itu. Karena saya tidak menulis setiap hari. Tentu saja ada rahasia yang tidak bisa saya sampaikan dalam pembicaraan sepintas lalu. Rahasia menulis buku secepat itu tentu tidak mungkin saya beberkan kepada setiap orang yang bertanya. Suasana peluncuran buku Yusril, di Perpustakaan Nasional 24 April 2000,
118
dihadiri sedikitnya 400 undangan, bukan suasana yang tepat bicara panjang lebar. Apalagi soal strategi mengarang buku. Selain itu, senang juga rasanya membuat mereka terkagum-kagum dan heran karena saya mampu menulis buku biografi seorang menteri yang sedang naik daun, yang sekaligus Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB). Sejumlah teman saat itu cukup terkejut. Tak menyangka orang biasa, seperti saya, yang mereka kenal tak punya keistimewaan tiba-tiba meluncurkan buku Yusril Ihza Mahendra ‘Sang Bintang Cemerlang, Perjuangan Menegakkan Sitem dan Ahlak Berpolitik’ Mereka sebenarnya tak perlu terperangah, terkejut, atau terpesona, kalau tahu strategi yang saya gunakan. Mereka lupa, setiap orang biasa bisa menulis buku. Tak ada rumus, resep dan rumus khusus dalam menulis buku. Namun, harus segera saya sampaikan, setiap orang punya pengalaman hidup berbeda-beda. Begitu juga saya, semangat mengarang buku sangat ditentukan oleh pengalaman orang lain. Ada tiga orang yang selalu saya ingat ketika mengarang buku Yusril. Pertama, Mohammad Natsir. Kedua, HAMKA dan ketiga, Silaen, dosen saya. Katakan saja, metode yang saya adalah metode Natsir, metode HAMKA dan metode Silaen. METODE 1: METODE NATSIR DARI MOHAMMAD NATSIR, Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), ada ucapannya yang selalu menimbulkan semangat baru, jika rasa malas mulai timbul. Ucapkan Natsir yang selalu saya hapal ialah :”Mulailah dari apa yang ada karena yang ada lebih dari cukup untuk memulai pekerjaan”. Dari ucapan ini, saya kembangkan, yang ada itu ialah umur, keimanan, kesehatan, kedua belah tangan, buku-buku yang
119
ada di dekat meja (bukan yang ada di toko buku), kedua mata yang bisa dipakai membaca, nafas yang masih ada. Semua itu sudah ada, dan tersedia. Yang ada itulah perlu saya syukuri. Cara mensykuri pemberian Allah itu ialah dipakai untuk memulai pekerjaan. Jadi, dalam hal ini benar nasehat Natsir, segala yang ada sudah cukup untuk memulai! Ucapan ini, sangat membantu saat menulis buku Yusril. Jika buta, tentu tidak bisa menulis. Saya tidak buta. Alhamdulillah. Maka, mulailah saya mengarang, kalimat dengan kalimat. Otak masih ada, dan bekerja dengan baik. Mengapa ini tidak dimanfaatkan sekarang? Waktu yang ada terus mengalir. Waktu adalah modal yang paling berharga yang sering dibuang-buang oleh kebanyakan orang. Mengapa tidak dimanfaatkan untuk mengarang dan langsung bekerja? Ide bisa muncul, lalu dituliskan. Apalagi yang harus dipersiapkan agar segalanya sempurna untuk mulai bekerja? Begitulah saya muhasabah. Menghitung, menimbang diri sendiri. Yang ada itulah, sudah cukup untuk mulai bekerja. Rasa syukur sebagai Muslim mengharuskan saya memanfaatkan yang ada. Sampai titik ini, penghormatan yang besar kepada M. Natsir memang layak saya sampaikan. Semoga Allah membalas jasa-jasa, dan amal saleh beliau. Karena dengan ucapannya itulah saya mempunyai enerji baru kembali, jika rasa malas menyerang dan melumpuhkan jiwa. Lalu kembali mengarang buku dengan giat dan bersemangat. Karena ingin mensyukuri anugerah dari Allah atas apa yang ada di dalam dan di sekitar diri saya. Yang semuanya begitu dekat, tapi kerap saya lupakan, karena mengharapkan yang ideal namun jauh letaknya! Satu lagi, ucapan Natsir yang selalu saya hapal dan mengilhami saya dalam menulis buku Yusril Ihza Mahendra. “Hindarkan kesalahan besar, yaitu kesalahan tidak berbuat apa-apa!” ujar Natsir dalam tulisannya dalam buku Capita Selecta, jilid 2. Jadi, saya harus berbuat sesuatu. Saya harus mengarang buku. Saya 120
tidak boleh diam dalam hidup ini. Karena, dengan diam, umur habis percuma, waktu musnah sia-sia. Diam itu, memang kesalahan besar! Itulah metode Natsir, ketika saya menulis buku Yusril. Mulailah dengan yang ada! Maka sayapun MULAI menulis dengan tangan dan nafas yang masih ADA.
METODE 2: METODE HAMKA “Saya menulis dengan ilham” - HAMKA DARI HAMKA, SAYA terdorong untuk mengarang buku. Gelombang dorongan dari HAMKA begitu kuat, saat menulis Yusril. Karena, di benak saya, saya yakini juga, HAMKA adalah pengarang produktif. Caranya menulis cepat. Seperti ucapannya sendiri,’ Saya menulis dengan ilham’. Ini ucapan HAMKA sendiri. Ia menganjurkan anaknya, Rusydi Hamka, membuat karangan jangan ditunda-tunda, setelah bahan terkumpul baru menulis. Hamka sendiri menulis dengan seketika. Setelah karangan selesai, ia akan menyisipkan dengan bacaan, ditambahkan mana yang kurang. Tapi karangan selesai dulu. Satu bab selesai dulu. Satu judul, misalnya 5 halaman selesai dulu. Yang kurang baru disempurnakan dengan data tambahan lewat bacaan. Jadi, rahasia mengarang HAMKA, ia menulis dengan ilham. Ilham tidak dinantinya. Tapi langsung ‘diciptakan’ sambil tangannya mengetik. Keyakinan terhadap cara HAMKA menga rang sangat besar man faatnya saat menga rang buku Yusril. Saya langsung menulis, dengan penuh imajina si, dengan ilham seketika. ‘Ilham’ saya ciptakan (atau pembe rian dan limpahan Allah?) di saat menu lis atau mengetik. Saya tidak duduk merenung-renung, tanpa menulis langsung, menanti ilham datang. Tidak!
121
Saya tidak perlu susah hati dalam menulis. Karena tulisan atau bab tertentu akan di sempurnakan lagi, setelah selesai dikarang. Rahasianya, saya mengarang dengan ilham! Saya menulis buku Yusril dengan kecepatan tinggi, meskipun terjadi salah ketik di sana-sini. Saya tidak peduli. Saya menulis terus. Saya tidak ragu-ragu. Saya maju terus. Saya sedang menulis di bawah mata HAMKA yang sedang mengawasi saya dengan pandangan yang tajam. Setidaknya di pelupuk mata saya, saya sedang mengikuti cara HAMKA mengarang buku. HAMKA mengetik dengan ilham sampai karangannya selesai. Begitulah pengalaman saya menulis buku Yusril. Metode HAMKA ini tidak ada dalam buku-buku teknik mengarang yang pernah saya baca. Mengarang dengan ilham! METODE 3: METODE SILAEN “Mulailah menulis dari mana saja,” - SILAEN DARI DOSEN SAYA, orang Nasrani, saya mendapat pelajaran berharga. Dengan ucapannya saat saya mengikuti bimbingan penulisan tesis, yang masih saya ingat sampai sekarang, saya berhasil menulis buku Yusril dengan tidak ragu-ragu. Dosen saya itu bernama Silaen. Dia, seorang doktor, PhD, lulusan Murdoch University, Australia. Dia mengajarkan kepada saya mata kuliah, Financial Corporation. Kalau tidak salah itu, saya lupa. Dalam membimbing sejumlah mahasiswa untuk menulis tesis, untuk Master, di kampus STIE Trianandra, termasuk saya, ia memberikan pengalamannya menulis tesis Doktor saat dia kuliah di Australia. Mulailah menulis dari mana saja, katanya.
122
Karena cara itulah yang dipraktekkannya juga dan ia berhasil menyusun sebuah tesis doktor yang cukup tebal. Tidak perlu menulis dari bab satu. Dari tengah boleh. Penutupnya dulu ditulis, bisa juga. Ada data ketik data lebih dulu. Apa yang ada ditulis lebih dulu. “Jangan ragu-ragu waktu membuat tesis. Jangan bingung waktu menulis. Ada data ketik dulu yang ada.” katanya. Ucapannya dosen yang gemuk dan menyenangkan itu, sungguh membantu ketika menulis buku Yusril. Saya menulis Yusril sungguh menggunakan metode yang diajarkan oleh dosen saya. Kadang saya menulis bab 4 dulu. Saya tidak menulis bab satu lebih dulu, karena memang belum ada ide yang keluar. Ide yang teringat, saya tuliskan dulu. Belum selesai bab 4, teringat data atau informasi tertentu yang menarik, saya lalu menulis bab baru. Dan meninggalkan tulisan pertama yang belum selesai. Lalu saya menulis kata penutupannya lebih dulu. Atau bagian tengahnya lebih dulu. Atau mengutip pendapat Yusril di awal setiap bab. Tidak ada cara menulis baku, yang memakai rumus tetap. Saya menulis Yusril benar-benar ‘ngacak’, sesuai petunjuk Pak Silaen. Lalu saya menulis currikulum vitae sendiri. Atau kata pengantar, itupun banyak salah ketiknya, dan belum selesai. Dan saya terus menulis terus, meski banyak salah ketik. Intinya, menurut Pak Silaen dalam menulis, jangan terlalu ragu-ragu. Tulis mana yang bisa ditulis. Dalam dunia ilmiyah tidak ada yang tetap. Apalagi saya juga tidak sedang menulis tesis Doktor. Saya sedang menulis buku rekreatif mengenai perjalanan hidup dan pemikiran sekilas Yusril. Nasehat dosen saya ini, tak pelak lagi, sangat membantu rasa pusing ketika menulis buku Yusril. Serta buku-buku berikutnya.
METODE 4: METODE PRAM “Menulislah Sepanjang Tahun” (MST) - YUDI PRAMUKO 123
Kecepatan menulis buku dengan kecepatan cahaya dapat dipraktikkan dengan metode Pram. Metode Pram ini diciptakan oleh Yudi Pramuko. Metode ini bertumpu pada hadis Rasulullah Saw yang menekankan bahwa amal pekerjaan yang dicintai oleh Allah, jika pekerjaan itu dilakukan secara terus menerus, meskipun kecil dan sedikit. (adwamuhaa wa in qola) Berpijak dari premis ini menulis buku dengan subur dapat diwujudkan jika dilakukan secara terus menerus, sepanjang tahun, tiada henti-hentinya. Orang dapat menyediakan waktunya setiap hari selama tujuh hari dalam seminggu, untuk menulis buku. Dan ia meneruskan pilihan dan sikapnya untuk terus menerus menulis itu selama 365 hari dalam setahun. Dua pendekatan dapat dilakukan, untuk mencapai pengarang buku yang sangat subur yang tidak dapat dilakukan oleh kebanyakan orang yang ingin mengarang. Pendekatan pertama adalah menulis buku setiap hari dengan memfokuskan diri pada jumlah halaman yang harus diselesaikan setiap hari. Misalnya, orang dapat menulis 1 (satu) halaman saja setiap hari maka jika ia menciptakan satu halaman saja sepanjang tahun, maka lahirlah 365 halaman. Inilah yang disebut dengan pendekatan-halaman. Ia menulis 7 halaman dalam setiap minggu, tanpa libur. Maka, ia dapat menciptakan sebuah buku dengan 30 halaman setiap bulannya. ( Artinya, dengan hanya menulis 1 halaman sehari, ia mampu memproduksi 1 buku sebulan. Atau, ia mampu menghasilkan 12 buku sebulan, dengan seratus halaman setiap bukunya. Sebab, 30 halaman ketik, setelah dilay-out menjadi sekitar 110 halaman, dengan buku ukurang 12 x 18 cm). Ia mampu menulis naskah buku 60 halaman dalam dua bulan. Ia sanggup menciptakan naskah buku 90 halaman selama tiga bulan. Dengan pendekatan halaman itu, ia akan menjadi penulis yang sangat subur di saat kebanyakan orang lain tidak menghasilkan selembar pun dalam 30 hari, karena mereka memang tidak mematok target dan standar pada diri mereka sendiri untuk berprestasi besar.
124
Tanpa target halaman, dan target itu berusaha dicapai secara rasional setiap hari, dari hari ke hari, sepanjang tahun, maka sebuah naskah buku tidak pernah lahir, dari alam ruhani seseorang. Dengan pendekatan-halaman, misalnya menulis setengah halaman setiap hari, dan dia menulis setiap hari, tanpa libur, tanpa putus-putus, maka dia dapat melahirkan sebuah naskah buku setelah 186 halaman selama 1 tahun. Ini, sangat luar bisa untuk pengalaman orang Indonesia yang lebih menyukai ngobrol dan ngerumpi daripada menuliskan ide, imajinasi dan buah pikirannya sendiri. Pendekatan kedua, adalah pendekatan-waktu. Mengapa harus menulis setiap hari? Mungkinkah mengarang buku dilakukan setiap hari, selama 365 hari dalam setahun, tanpa henti? Jawabnya, mungkin! Seorang Muslim menegakkan sholat lima kali dalam satu hari, selama 7 hari terus-menerus tiada henti. Dia sholat selama 365 hari dalam setahun. Jika ia sakit, ia masih dapat melakukan sholat dengan duduk, atau berbaring. Jadi kegiatan yang dilakukan secara terus menerus sepanjang tahun, dapat dilakukan oleh setiap Muslim. Jiwa mereka dapat memikul kewajiban itu, sedikitnya, selama lima kali, dalam sehari semalam. Bahkan, orang yang jiwanya jauh lebih kuat, karena melatih diri untuk selalu mendekatkan diri kepada Tuhan, ia dapat memikul beban itu lebih besar dibanding orang yang tidak terlatih beribadah. Jiwanya yang kuat dapat memikul tidak sekedar sholat lima waktu, melainkan lebih dari itu, seperti sholat tahajud di kehehingan malam di kala banyak orang tertidur lelap, sholat dhuha, rawatib, puasa sunah Senin-Kemis, tilawah atau membaca Al Quran dan rupa-rupa metode untuk memperkuat hubungan dengan Tuhan dapat dia praktikkan sepanjang hari. Kekuatan jiwa dapat diasah, dilatih agar semakin kuat. Dan kekuatan itu semakin lama, jika dilatih semakin besar dapat
125
memikul beban-beban kehidupan yang lebih besar lagi dibandingkan dengan kebanyakan manusia yang tidak berusaha melatih kekuatan jiwanya setiap hari. Dari perspektif inilah, sesungguhnya jiwa itu dapat hidup dan bekerja rutin, dari hari ke hari sepanjang tahun, jika memang dibiasakan dengan teratur. Oleh karena itu, seiring dengan kekuatan jiwa manusia, sesungguhnya mengarang setiap hari selama 365 hari selama setahun adalah sebuah kemungkinan yang dapat dipraktikkan semua orang yang bersemangat besar dalam kehidupan. Enerji dakwah yang mendasari setiap kegiatan karang-mengarang buku, bahkan merupakan tenaga yang luar biasa bagi seorang pengarang buku agar menjadi sangat produktif. Bagi orang yang memiliki motivasi keagamaan saat menulis buku tentu jauh lebih produktif dibandingkan dengan menulis buku semata-mata motivasi duniawi. Pendekatan kedua, adalah pendekatan-waktu. Penulis buku menjadi sangat produktif, ketika ia memblok, atau mengurung waktunya secara khusus untuk menulis. Misalnya, ia menyediakan 60 menit sehari, khusus untuk menulis buku. Ia tidak akan berdiri dari tempatnya mengetik, sebelum menghabiskan 60 menit waktunya. Sedikit banyaknya jumlah karangan yang dihasilkan dalam waktu satu jam itulah, yang membuatnya produktif. Gangguan seperti udara panas, suara hingar bingar musik, nyamuk, sepanjang 60 menit itu, tidak dia hiraukan sama sekali. Ia mendisiplinkan dirinya, harus menghabiskan 60 menit, dengan tidak ragu-ragu menuliskan buah pikiran-pikiran barunya dengan cara yang sederhana. Yang pokok, ia menulis berbasiskan waktu yang ditetapkannya sendiri. Besar kemungkinan, ia menjadi pengarang besar, dengan metode pendekatan-waktu ini. Karena ia menulis buku sepanjang tahun, sepanjang hidupnya. Pendekatan-waktu atau pendekatan-halaman, keduanya sangat efektif untuk mendorong seseorang menjadi penulis buku dengan kecepatan cahaya. Itulah metode menulis buku yang ditawarkan oleh Yudi Pramuko, dan secara empiris terbukti 126
membuahkan hasil yang di luar dugaan. Itulah metode Pram. Metode Pram didesain untuk melengkapi metode HAMKA, metode Natsir dan metode Silaen, yang semua metode itu memiliki keistimewaan dan kelebihannya sendiri-sendiri. Salah satu ciri metode Pram terletak pada disiplin diri, yakni mengarang setiap hari memakai pendekatan-waktu atau pendekatan halaman. Ciri lainnya adalah mengaitkannya dengan semangat besar saat menulis buku setiap hari itu. Tanpa semangat dan mimpi besar metode Pram nyaris bagai sebingkai kaca yang dihempaskan ke sebongkah batu besar. Pecah berkeping-keping! Meskipun menyisihkan 30 menit untuk menulis buku setiap hari, atau menargetkan setengah halaman karangan setiap hari, namun tanpa semangat besar, buku dan karangan itu tidak pernah tercipta. Apalagi harus dipraktikkan sepanjang hidup! Yang paling minimal dari metode Pram adalah terus menerus mengarang, meskipun sedikit! Rahasia metode SEPANJANG TAHUN (MST).
Pram
adalah
MENULISLAH
Semangat besar, dikerjakan sedikit dan terus terus menerus sepanjang hidup, serta dipraktikkan dengan pendekatan halaman atau waktu, itulah ciri dari metode Pram. Metode ini menawarkan dan menjanjikan pemakainya menjadi penulis buku produktif dibandingkan dengan kebanyakan orang di muka bumi. Secara sloganistik, dikatakan, melalui metode Pram seseorang pengarang dapat menulis buku dengan kecepatan cahaya! Kalau masih terasa susah untuk memulai menjadi penulis buku dengan kecepatan cahaya, metode Pram masih menyuguhkan jurus pamungkas. Jika masih merasa terhambat secara mental, dan masih ragu-ragu, ini dia jurus itu: JALAN SAJA NANTI KETEMU JALAN DI TENGAH JALAN. Kalau ingin gaya, diinggriskan saja, just start, you will find one way on the way!
127
Intinya, anda dapat memantapkan diri jadi penulis buku sepanjang hidup, dengan metode langsung JALAN SAJA. Langsung menulis saja, apa pun metodenya, nanti juga ketemu jalannya! Bisa juga menggunakan metode ciptaan anda sendiri! Kalau keinginan besar jadi pengarang buku sudah bulat, tapi tidak pernah mulai menulis, padahal sudah dikenalkan aneka metode menulis buku dengan cara cepat, kami sarankan anda menarik diri dari keramaian, lalu berkubur dalam kamar kesunyian. Lalu, koreksilah diri anda sendiri dengan tajam, mengapa anda demikian malas memberikan sumbangan kepada dunia modern, dengan cara yang paling sederhana sekalipun. Lihatlah, ulama-ulama Iran itu menyerang dunia modern dengan buku-buku yang mereka tulis dalam bahasa Perancis. Mereka siap secara intelektual di hadapan Barat yang paling digjaya sekalipun. Lihatlah, umat Islam Pakistan dan India, mereka menyerang dunia Barat dengan buku-buku bahasa Inggris. Umat Islam Malaysia juga menyerang Barat dengan buku-buku berbahasa Inggris. Lihatlah, umat Islam Indonesia menyerang dunia modern dengan TKI-nya. Kita, anda dan saya sebagai orang Indonesia menyerang dunia modern dengan otot. Bukan dengan otak. Bukan dengan pikiran baru, imajinasi dan ide dan pengalaman hidup baru yang dituliskan dalam bentuk buku. Apakah anda tidak ingin memberikan sumbangan pemikiran sama sekali, kepada kemanusiaan dan modernitas, melalui buku-buku yang anda tulis sendiri? Kalau tidak, lalu apa sumbangan yang mau anda berikan kepada dunia modern, sebelum anda wafat? Pakistan yang miskin itu sudah memberikan kepada dunia seorang Abdus Salam peraih hadiah Nobel bidang Fisika. Iqbal, Ali Jinnah, Fazlur Rahman adalah sebagian kecil orang-orang besar Pakistan. Bangladesh yang miskin-melarat itu telah memberikan seorang Muhammad Yunus, penyabet hadiah Nobel Perdamaian tahun 2006.
128
Apakah Indonesia masih akan terus membanjiri Malaysia di masa dengan 2 juta kuli dan tenaga kasar seperti dewasa ini? Dan membanjiri Timur Tengah dengan 6 juta kuli, lelaki perempuan: supir, pembantu, penjaga toko, dan tenaga kasar lainnya? Semua kegelisahan intelektual anda itu, melihat kehidupan sekeliling, sepanjang hari, dapat menjadi bahan yang sangat subur sekali, sebagai bahan karangan untuk menghasilkan buku-buku baru! Pikiran-pikiran baru, ide-ide baru, perspektif baru, pengalaman hidup yang baru, kegelisahan baru, refleksi baru, perenungan baru, semua itu bisa jadi telaga yang jernih, sumber utama karangan dan buku-buku baru. Tulis saja dengan cara yang sederhana, betapapun sederhananya pikiran dan gagasan anda. Tulis saja dengan cara sederhana. Karena kematangan seorang penulis ketika ia dapat menulis dengan caya sederhana. Menulislah seperti orang bercakap-cakap. Dengan metode Pram Anda menjadi orang yang sedikit, karena menelurkan karya yang subur-produktif. Anda menjadi pengarang ‘gila’, karena karya-karya anda di saat kebanyakan orang tidak pernah menulis satu keping buku pun sepanjang hidup mereka di dunia. Dengan metode Pram, dengan menulis setiap hari meskipun sedikit, dengan melalukan Blocking Time misalnya, tidak berdiri kecuali setelah mengetik selama 60 menit, atau anda tidak berdiri, kecuali setelah mengetik dua halaman sehari, anda menjadi penulis buku sepanjang hayat. Anda bisa dakwah, menaburkan kebajikan dan amal saleh, melalui buku-buku, (hanya) dari rumah. Itulah yang saya sebut anda menulis buku dengan kecepatan cahaya. Karena anda bergerak seperti cahaya yang terus menerus menerangi relung-relung hati kebanyakan orang, yang terserakserak di luar rumah anda. Insya Allah! MENGARANG BUKU DENGAN KECEPATAN CAHAYA! 129
Kesimpulannya, dari Silaen saya mempraktekkan metode ‘ngacak’. Metode ‘Menulis dari mana saja’. Atau’ menulis dari mana saja yang anda sukai’. Dari Natsir saya memperoleh pelajaran mensyukuri apa yang ada, untuk langsung bekerja. Dari HAMKA saya ‘digebuk’ agar saya menulis dengan ilham dan tidak perlu ragu-ragu. Kalau saya perhatikan, ketiga orang itu sungguh mendorong saya untuk mengarang buku dengan cepat dan tidak usah ragu-ragu. Menulislah dengan berani. Dan mulailah. Begitulah kira-kira rahasia atau strategi mengarang buku Yusril Ihza Mahendra yang saya alami dan saya praktekkan. Jika anda ingin mencoba rahasia ini, boleh juga. Saya yakin, anda dapat mengarang buku tanpa harus menjadi manusia istimewa. Setiap orang biasa dapat mengarang buku, tanpa harus punya pengalaman lebih dulu. Karena buku Yusril itulah buku saya yang pertama yang dibuat berdasarkan nasihat ketiga orang itu. Metode HAMKA, metode Natsir dan metode Silaen, itulah yang membantu penyelesaikan buku-buku saya berikutnya.
Cerah. METODE LEBIH PENTING DARIPADA ISI 130
METODE LEBIH PENTING DARIPADA ISI METODE
MEMANG JAUH
lebih penting dari isi. Dengan metode orang biasa
kemungkinan besar bisa jadi pengarang produktif. Metode yang tidak tepat, membuat orang pandai, banyak ilmunya, tak bisa menghasilkan buku sekeping pun dalam hidupnya. “At Thariqatu ahammu minal maddah” Ini ucapan Prof. Mahmud Yunus yang terkenal. Artinya, “Metode jauh lebih pentind daripada maddah, isi, atau substansi”. Tentu saja, teman-teman berdecak kagum, saya bisa menulis buku Yusril. Kenapa? Karena mereka tidak tahu rahasianya. Tak tahu metodenya. Buku Yusril ditulis dengan gabungan tiga metode sekaligus, yakni metode Silaen, HAMKA dan Mohammad Natsir. Setelah mereka tahu rahasia dan strategi mengarang buku, pastilah mereka akan menertawakan saya. Sebab, dengan strategi itu merekapun bisa mengarang buku Yusril. Atau buku-buku lainnya. Tapi sayang, sayalah yang lebih dulu menulis Yusril ‘Sang Bintang Cemerlang’. Dengan strategi dan metode mengarang buku seperti itu, mereka dapat lebih bersemangat, menghancurkan kemalasan, merobek-robek kelayuan hati sendiri. Dan mereka menjadi pengarang produktif, tanpa harus lulusan Australia. Karena, Hamka pengarang produktif itu, sekolahnya cuma kelas 2 sekolah dasar saja. Kepada Allah juga, Sang Penggenggam Semesta, kita memohon taufik dan hidayah-Nya. Agar kita dihidupkan kembali, esok pagi, menjadi pengarang buku yang produktif. Insya Allah. Karena, Natsir, HAMKA dan Silaen, adalah ayat-ayat Allah juga. Ayat kauniyah yang dibentangkan oleh Allah kepada kita, untuk kita ambil pelajaran dan hikmahnya. Mereka adalah ayat-ayat Allah. Bukanlah mereka ciptaan Allah jua? Serap dan praktekkan metode dan nasehat mereka!
Emas. 131
MENGAPA MALAS MENGARANG BUKU? BANYAK
SEBABNYA, ORANG
merasa malas mengarang buku. Tepatnya,
merasa tidak bisa mengarang baru. Antara lain, tidak punya waktu. Ini alasan yang aneh! Dulu tokoh-tokoh Islam kita, di jaman revolusi kemerdekaan yang sibuk, tidak sempat menulis buku. Karena, katanya, saat itu masa sibuk. Bangsa tengah menghadapi persoalan yang pelik. Banyak hal penting dan mendesak harus diselesaikan. Bukan masa yang tenang dan tepat untuk menulis buku. Umumnya tokoh-tokoh itu, menulis artikel dan tidak sebuah buku. Namun, jika diperhatikan, ada seorang Mohammad Hatta yang pandai mengatur jadwal kegiatan hariannya dengan tertib dan ketat. Akhirnya, Hatta termasuk penulis produktif. Mungkin, sejak jaman penjajah Belanda hingga masa revolusi dan masa kemudiannya, hanya Hatta yang paling banyak sumbangan pemikirannya kepada bangsa dibanding tokoh Islam lainnya. Mengapa? Karena Hatta, sadar akan waktunya. Waktu adalah modal berharga yang harus dikendalikan. Dipakai dengan hemat dan ketat. Jangan dibuang-buang.
Hatta
pandai
mengatur
waktunya
untuk
mengarang,
menuangkan ide-idenya secara tertulis. Ia mengarang dengan cara sehingga produktif.
efektif,
Jadi, soalnya adalah soal manajemen waktu. Bukan soal jaman sedang sibuk atau tidak. Masa revolusi atau tidak. Selalu tersedia cukup waktu yang disediakan Tuhan. Sejak dulu, hingga kini, dan esok, satu hari tetap 24 jam. Tak kurang tak lebih. Orang-orang besar dan orang biasa, seperti anda dan saya punya waktu yang sama, 1440 menit per hari. Tak lebih. Ada lagi keluhan: ekonomi belum mapan. Kalau pendapatan saya sudah cukup, saya baru mengarang buku. Saya baru menulis. Sekarang, katanya, saya sedang mencari uang dulu, sampai penghasilannya saya cukup. “Kalau ada yang menggaji saya sekian juta sebulan, saya bisa mengarang buku seminggu satu!” ujar seorang teman. Teman ini lupa Haji Agus Salim, adalah tokoh Islam yang paling melarat di masanya, hingga akhir hayatnya. Pernah dalam waktu 2 tahun, Haji Agus Salim pindah rumah kontrakan, hingga 6 (enam) kali. Di masa Jepang, ia menjual arang, untuk mencukupi kebutuhan keluarganya. Isterinya sering membuatkan
132
baju sendiri, untuk Haji Agus Salim dan anak-anaknya. Haji Agus Salim, salah seorang tokoh Islam yang merumuskan Piagam Jakarta 22 Juni 1945. Dalam hidupnya yang selalu kekurangan itu, Haji Agus Salim terus rajin menulis, menerjemahkan dan mengarang buku. Kemelaratan dan kekurangan finansial, tak menghalangi Haji Agus Salim menyediakan waktunya khusus untuk duduk mengarang. Hatta dan Salim memang istimewa. Karena pandai membelanjakan waktunya. Pandai mengelola waktunya yang hanya 24 jam sehari, untuk meningkatkan martabat bangsanya lewat kegiatan tulis menulis. Keduanya, amat produktif dalam mengarang. Banyak dokumentasi tertulis, membuktikan kegiatan mereka. Sampai sekarang orang masih bisa menyaksikan jejak-jejak pemikirannya, di majalah, koran, dan buku-buku yang mereka wariskan. Jika mereka tidak mengendalikan waktunya, untuk mengarang, alangkah ruginya bangsa Indonesia karena tidak dapat mengenal kekayaan isi hati mereka. Tidak ada lagi orang bisa mengetahui simpanan otak mereka. Terpendam, bersama tulang belulang mereka di kuburan. Ilmu mereka bagai lautan yang tak bertepi. Lokan, berisi mutiara berharga yang sempat mereka lontarkan ke pantai, dipungut, digunakan pedoman oleh orang-orang di jaman mereka dan masih bisa dimanafatkan oleh generasi berikutnya, setelah kematian mereka. Mengapa? Karena mereka mengawetkan pemikiran dan desah intelektual secara terus menerus, lewat tulisan. Mereka mengarang, mengisi detik-detik yang terus berjalan dengan kecepatan konstan. Kunci produktifitas mereka adalah manajemen waktu, mengatur waktu. Mereka tegas terhadap diri mereka sendiri. Sehingga tak ada waktu yang terbuang percuma. Alasan sibuk, tak ada waktu, tidak punya uang, bukanlah argumentasi yang cukup menyakinkan. Kecuali menunjukkan kelemahan hati dan lemahnya rasa syukur kepada Allah Swt yang telah
menganugerahkan usia, 24 jam sehari
semalam, dan kesehatan jiwa-raga. Problemanya, adalah pengaturan waktu dan tidak tegas terhadap diri sendiri. Bukan tegas kepada orang lain! Karena tidak tegas pada diri sendiri, misalnya, harus duduk, terus menerus mengarang 2 jam sehari, apapun yang terjadi, maka yang mencuat adalah rasa putus asa, rasa malas untuk mengarang. Atau karena tidak tegas pada diri sendiri, misalnya mengarang 4
133
halaman setiap hari, setiap pagi atau malam, maka ia akan segera menyalahkan hal-hal lain, seperti ruangan panas, banyak nyamuk, suasana berisik dan lainlain untuk menutupi kecerobohannya mengatur waktu. Sehingga banyak sekali waktu, modal berharga untuk mengarang, lenyap dan siaan.
musnah dalam kesia-
Alhasil, problema orang malas mengarang buku, baik tokoh-tokoh Islam maupun orang biasa seperti anda, adalah sama saja. Yakni tidak tegas pada diri sendiri, dalam menyisihkan dan mengisi waktu setiap hari untuk mengarang, meskipun sedikit. Mereka bagai melupakan nasehat Rasulullah, bahwa pekerjaan yang dicintai Allah adalah yang dikerjakan terus menerus (adwamuha), walaupun sedikit (in qalla). Jadi, soalnya bukan teknik mengarang. Karena setiap pengarang akan menciptakan teknik dan gayanya sendiri. Teknik orang lain cuma sekedar perlu diketahui ala kadarrnya. Tapi inti masalahnya adalah soal keteguhan hati, untuk menulis terus menerus, meski sedikit, bisa dalam ukuran jam atau menit atau ukuran halaman kertas. Tidak tegas pada diri sendiri, itulah soalnya! Selama tidak tegas pada diri sendiri, selama itupula mereka dia tidak pernah jadi pengarang produktif. Satu-satunya modal pengarang produktif adalah waktu lalu duduk mengarang dengan teguh hati.
Firasat. ANAK KECILPUN BISA! Ya, duduk. Lalu mengaranglah. Tak ada rahasia khusus dalam mengarang buku. Bisa dilakukan oleh siapa saja, termasuk anak kecil sekalipun. Anak kecil itu, bernama Farah Ramadhan. Usianya 11 tahun, kelas 6 SDN Cempaka Baru,
134
Ciputat. Ternyata, dengan sedikit motivasi dari bapaknya, dia sudah bisa mengarang. Dia tidak diajari teknik mengarang yang bertele-tele itu. Dia hanya diajari rumus sederhana, kalau mengarang gunakan imajinasi saja. Imajinasi, artinya daya khayal. Fantasi. Mimpi juga boleh jadi bahan karangan, Apa yang dilihat, didengar, di sekolah, di rumah, di jalan, semua itu bisa dibuat karangan. Farah, oleh ayahnya tidak diberikan teori muluk-muluk. Ayahnya hanya berkata: “Tuliskan pengalamanmu, apa saja, satu lembar. Satu lembar, ditulis bolak-balik, Bapak kasih buah Farah seribu rupiah. Tulislah selembar, sehari. Kalau kamu menulis 50 hari, kamu Bapak kasih lima puluh ribu rupiah. Oh ya nulisnya, pakai kata ‘aku’ atau ‘saya’ karena kamu yang menulis pengalaman kamu sendiri.” Farah pun menulislah. Di atas sobekan buku tulis bekas. Bapaknya mengetik tulisan anaknya itu, di kantornya. Melihat tulisan tangan anaknya, Bapaknya terkejut. Farah ternyata bisa mengarang, tanpa pernah diajari teknik mengarang oleh Bapaknya. Tulisannya pendek-pendek. Satu kalimat tak lebih dari sembilan kata. Rumus ‘satu kalimat tak lebih dari sembilan kata ini’ sebenarnya, dahulu semasih kuliah di IAIN, didapatkan dari Azyumardi Azra, yang waktu itu mentrainingnya dalan pelatihan pers dan jurnalistik. Azyumardi Azra, dulu wartawan Panji Masyarat tahun 80-an, kini Rektor IAIN Jakarta. Kalimat pendek Farah mengingatkan ayahnya pada ucapan Azyumardi hampir 20 tahun lalu. Inilah karangan Farah Ramadhan, anak pertamanya. Inilah catatan harian seorang anak, usia sebelas tahun, yang ditulis tanpa lebih dulu mendapatkan teori mengarang. Atau membaca buku-buku tentang mengarang. Dan, kalau diteruskan catatan hariannya, mudah saja, dijadikan buku. Artinya, dalam usia semuda itu, Farah sudah bisa menjadi pengarang buku. Perhatikanlah, betapa sederhananya menjadi pengarang buku. Bisa dimulai dari catatan harian.
Ciputat, Ahad 22 Oktober 2000 Surat dari Sherina Pada tanggal 13 Oktober 2000 pukul 14.00 aku mendapat surat dari Sherina. Aku senang sekali mendapat surat darinya. Padahal aku mengirimnya
135
pada bulan September aku menulis surat untuk Sherina banyak, soalnya aku ingin meminta foto Sherina dan juga foto Derby Romero serta alamat Derby Romero. Isi surat dari Sherina adalah balasan surat, biodata Sherina, pendidikan non-formal Sherina, hoby dan kesukaan, prestasinya dan penyanyi favorit Sherina. Aku minta alamat Derby sama Sherina, tetapi tidak dikasih. Tetapi, aku tidak kecewa dan tetap sabar. Ternyata aku menemukan alamat Derby di majalah Bobo yang terbit tanggal 28 September 2000.
Aku sangat senang
menerima surat dari Sherina dan pada hari yang sama temanku juga mendapat surat dari Sherina pada pukul 11.00. Temanku itu bernama Isti. Dia juga sama seperti aku sangat senang sekali mendapat surat dari idolanya....!
Mimpi Bertemu Sherina Pada suatu malam aku bermimpi bertemu Sherina. Ceritanya pada waktu pulang sekolah aku bertemu Sherina, Tasya dan Derby Romero. Mereka mengajak aku dan teman-temanku. Karena Sherina sudah kenal dengan aku. Sherina mengajak aku dan teman-teman main ke rumahnya. Tadinya sih aku tidak mau karena Sherina memaksa ya sudah terpaksa aku menerima ajakannya. Sesudah sampai di rumah Sherina, Tasya, Derby, aku dan temanteman bermain di kamar Sherina. Kami main sampai puas dan tidak lupa shalat. Ketika sedang asyik bermain ada yang mengetuk pintu kamar ternyata mamanya Sherina mengajak kita makan. Makanan di sana enak-enak loh! Sehabis makan kita shalat dzuhur bersama-sama soalnya Sherina punya mushalla kecil. Sesudah shalat kita pulang diantar mobilnya Sherina, ternyata asyik yach naik mobil Sherina. Malah diantar ke rumah masih-masing. Asyiiikk.... 23 Oktober 2000 Mimpi Menjadi Jagoan Pada suatu hari aku bermimpi menjadi Jetman. Pasukan pembela bumi, angotanya terdiri atas 5 orang yaitu sherina, Farah, Derby, Afrizal, Aditia S. Kami selalu membela bumi bila ada masalah yang mempertemukan kami adalah KaptenTasya. Dia sangat baik sekali. Karena kami selalu kompak dan kami menjadi satu atau pembela bumi yang bernama Jetman.
136
Andai Aku Punya Sayap Seandainya aku punya sayap, setiap hari aku akan terbang kian kemari, melewati rumah-rumah, gedung-gedung, taman yang indah, dan kota-kota besar. Aku sangat senang mempunyai sayap seperti peri kecil. Seandainya aku punya sayap aku akan terbang di udara bersama burung-burung dan aku akan mendahului pesawat yang terbang. Setiap hari pasti aku bisa pergi ke negara lain seperti: Perancis, Irlandia (tempat tinggal Westlife), Italia, Amerika, Belanda, Swiss dan masih banyak negara lain. Ciputat, 27 Oktober 2000 Silaturahmi ke Saudara Pada tanggal 25 Oktober 2000 aku bersilaturahmi ke saudara-saudaraku. Pada pukul 11.00 aku bersilaturahmi ke daerah kota (Jakarta Pusat), yaitu ke Uwakku. Di sana banyak saudara, aku sangat senang sekali. Soalnya aku sudah lama tidk ketemu. Aku di kota sampai pukul 14.00. Sesudah itu aku mengunjungi saudaraku yang di Kebayoran Lama. Namanya Fathi Farhani. Di sana dia mempunyai warung, aku sampai di sama pukul 15.00 sore. Di sana aku bisa ngambil apa saja. Soalnya aku kan saudara sama dia. Oke! Sesudah itu aku shalat, mandi dan sehabis mandi, aku nonton film Petualangan Sherina. Rame loh. Aku nonton film Petualangan Sherina sama adikku Wildan, Kiki dan Fathi. Aku non film Petuangan sherina dari pukul 16.30 sampai 18.30. Sesudah itu aku shalat dan pulang. Asyik ya silaturahmi ke saudara.
Jumat, 27 Oktober 2000 Kirim Surat ke Haddad Alwi Pada tanggal 27 Oktober 2000 pukul 09.30 pagi aku mengirim surat ke kak Haddad Alwi. Soalnya aku sudah punya alamatnya loh! Aku berangkat ke kantor pos sama Yoyoh. Dia juga lagi kirim surat tapi bukan ke Haddad Alwi tapi kirim ke Sherina. Aku kirim surat ke Haddad Alwi ingin minta foto kak Haddad dan minta foto Sulis serta alamatnya Sulis dan sebuah pertanyaan yaitu bagaimana caranya kak Haddad kok bisa bergabung dengan Sulis padahal kan umurnya
137
beda. Tapi aku juga nggak tahu, yah, biarlah kak Haddad Alwi yang menjawab. Mudah-mudahan aku segera dikirimi surat jawaban/surat balasan dari kak Haddad Alwi, soalnya aku sudah tak sabar.
Selasa 30 Oktober 2000 Ke Rumah Saudara Pada hari Minggu tanggal 29-10-2000 saya pergi mengunjungi saudara sekalian memeriksa penyakit saya dan umi, soalnya saudara saya Dokter. Namanya ibu Tri. Rumahnya besar dan setiap kamar ada AC-nya juga kamar mandi dan di sana ada macam-macam buku komik seperti: Detektif Conan, Kobo Chan, Monica dan masih banyak lagi. Di sana juga ada play-station. Rumahnya tingkat. Di ruang tamu ada permen, saya mengambil permen banyak buat adik saya. Pas maghrib saya sholat di kamar anak angkatnya, di kamarnya dingin. Sesudah shalat saya baca komik Kobo Chan sebentar, habis itu saya pulang dianterin sama ibu Tri. Soalnya dia mau pergi ke undangan di Senayan. Asyik loh di anterin pake mobilnya. Di mobilnya ada AC, dingin loh.... Oleh bapaknya, tulisan harian ini, kalau diteruskan sudah pasti jadi sekeping buku yang khas. Dan menarik. Karena mendokumentasikan kekayaan pengalaman ruhani sorang anak. Kekayaan ruhaninya, tidak pernah sama dengan anak lainnya. Alangkah indahnya, kalau setiap anak Indonesia, dibiasakan menjadi pengarang buku, sejak kecil. Sedikit dorongan semangat dari orang tua, maka setiap anak Indonesia, insya Allah, bisa jadi pengarang buku yang produktif. Bukan main gembiranya anak dapat berkarya. Harga dirinya, naik. Ia lebih percaya diri. Nilai-nilai ini akan mendorongnya lebih berprestasi di masa depannya. Rasa sukses akan menciptakan semangat baru baginya. Alhasil, dari catatan harian seorang anak, jika dibantu oleh orang tuanya, catatan harian itu dapat menjadi buku, dengan cara memprintnya, mengkopi dan menjilidnya. Daftar isi buku Farah mulai nampak. Beri judul, misalnya, buku kumpulan catatan harian Farah itu, ‘Petualangan Suratku, sejak Sherina sampai Haddad Alwi’. Menarik, bukan? Inilah, daftar isi buku (yang belum jadi) itu. DAFTAR ISI
138
“Petualangan Suratku, sejak Sherina sampai Haddad Alwi’ Mimpi Bertemu Sherina, 22 Okt. 2000 Surat dari Sherina, 22 Okt Mimpi Menjadi Jagoan, 23 Okt Andai Aku Punya Sayap, 23 Okt. Silaturrahmi ke Saudara, 27 Okt. Kirim Surat ke Haddad Alwi, 27 Okt. Ke Rumah Saudara, 30 Okt. Alhasil, cara mengarang buku bisa dimulai, tanpa perlu punya pengalaman sebelumnya. Bukankah pengalaman itu diciptakan sendiri? Pengalaman orang lain, dalam membuat buku, adalah miliknya sendiri. Hanya sekedar perbandingan. Tak bisa dijiplak mentah-mentah. Menulis buku, harus dialami sendiri. Dan akan jadi kekayaan batin, serta modal yang besar, untuk menciptakan buku-buku berikutnya.
Gunung. IMAJINASI JADI, SEKALI LAGI, cara mengarang buku adalah dengan langsung duduk mengarang. Modalnya hanya tiga, yakni IPB. I = Imajinasi. P = Pengalaman. B= Bacaan. Dari ketiganya, yang terpenting adalah imajinasi (I). Alias daya khayal yang menjalar-jalar. Tak terbatas. Kekayaan pengalaman hidup, kekayaan bacaan, sama sekali tiada berguna jika tanpa imajinasi. Dengan imajinasi itulah, seluruh informasi dikait-kaitkan. Seluruh pengalaman dan bacaan yang terpemdam dalam sumur ruhani, dikeluarkan dengan imajinasi yang bebas. Untuk dituliskan. Pengalaman hidup seorang anak ABG seperti Farah sanggup 139
dikeluarkan, dituliskan. Apalagi bacaan yang luas, tentu dapat dijadikan bahan subur bagi karangan dan buku. Asal, daya fantasi dikembangkan. Fantasi, daya imajinasi yang dikembangkan dengan bebas-merdeka, layak disyukuri terus menerus. Karena, imajinasi itu memang sebuah nikmat anugerah dari Allah yang Maha Kaya.
Jika disyukuri, nikmat itu, Allah akan
menambahnya. Jika dimanfaatkan imajinasi itu, maka Allah akan menunjukkan jalan-jalan baru yang tak terduga dalam kegiatan mengarang buku.
Harum. KETEMU JALAN SAMBIL JALAN DUDUKLAH. MENGARANGLAH. BERIMAJINASILLAH. Itulah cara mengarang buku yang terbaik dan efektif. Tak ada cara mengarang buku yang paling efektif kecuali dengan langsung duduk mengarang, didorong daya imajinasi sendiri. Kendala teknis mengarang lenyap sendiri, dengan cara imajinatif. Asal langsung duduk mengarang. Dengan imajinasi yang liar-bebas-merdeka, akan menghancurkan semua teori tentang teknik mengarang. Di depan samudera imajinasi yang luas, dan tak berpantai itu, hancurlah semua teori mengarang yang terlalu muluk-muluk ciptaan orang lain itu! Temukan jalanmu sendiri dalam mengarang. Temukan metodemu sendiri. Yang pokok, langsung jalan saja. Tak usah ragu-ragu. Nanti Allah sendiri yang akan memberikan cara terbaik dalam mengarang buku yang produktif.
Langsung jalan. Sambil jalan, nanti ketemu jalan di tengah jalan. Lagi-lagi, ini kelakar Mohamammad Natsir yang terkenal. Tapi, menurut saya, kelakar Natsir ini, serius. Karena, terbukti benar dan efektif! Sayang, kebanyakan orang tidak mempraktekkan kelakar Pak Natsir 140
ini untuk mengarang buku. Orang-orang di sekeliling Pak Natsir tidak mempraktekkan rahasia dari kelakar ini. Tak ada buku-buku yang lahir dari Natsirian (pengikut Natsir, red). Tak ada buku-buku yang lahir dari tangan pemuja Natsir. Kecuali sedikit. Tak sebanding dengan pengikut Pak Natsir yang banyak-bergelombang itu. Ironis. Hidup memang penuh dengan ironi-ironi yang tak terduga. Wallahu a’lam.
I
Intan.
HIDUP LAYAK DENGAN MENULIS BUKU? “Mungkinkah hidup layak dengan menulis?” Itulah judul tulisan Arba’iyah Satriani dalam Harian Umum Republika, Ahad 2 Mei 2004, halaman 9. Membaca tulisan itu, berkali-kali, hati tergetar hebat. Itulah tulisan yang defensif. Itulah corak tulisan yang salah satu sayapnya patah! Karena membuat pembaca tidak dibukakan ruang-ruang untuk optimisme dan girang dalam menghadapi kehidupan sebagai pengarang, padahal sumbangan pengarang, melalui karya-karya tulisannya, bagi kemajuan sebuah peradaban sangat penting dan besar!
141
Laporan itu samasekali tidak memberikan jalan keluar. Tulisan itu hanya merumuskan masalah yang dihadapi nara sumber yang diwawancarainya. Mungkin,
penulis
artikel
itu
sendiri,
tidak
memiliki
jalan
keluar
yang
ditawarkannya kepada pembaca Republika. Seharusnya, selain melukiskan masalah, ia hendaknya mencari nara sumber lain, sebagai pengimbang, untuk menampilkan sisi yang lebih positif, dalam kehidupan pengarang. Karena tidak jarang orang bisa hidup juga, secara sejahtera, melalui profesi pengarang. Setidaknya, perlu diberikan wawasan baru kepada pembaca, untuk direnungkan lebih lanjut, agar pembaca dapat menyimpulkan bahwa profesi pengarang bisa menjamin kesejahteraan hidup. Membuka wawasan yang baru dan menyergarkan itulah tugas dan kewajiban wartawan! Bukan semata-mata melukiskan sebuah persoalan, lalu menyerahkan demikian saja kepada pembaca, tapi diperlukan opini, dan penilaian yang positif dan menyegarkan dari sang penulisnya! Ada beberapa model, yang mungkin untuk mensejahterakan pengarang di Indonesia. Model ini bersifat jalan keluar jangka panjang dan pendek.
JALAN KELUAR JANGKA PANJANG - Bikin dana pensiun untuk pengarang. Ini tanggung jawab penerbit yang telah makmur, berkat naskah-naskah sumbangan pengarang buku yang melarat hidupnya. Penerbit mendesain sebuah pemikiran dan lembaga keuangan yang dapat menghormati martabat dan sikap hidup pengarang. Kalau pegawai Pertamina bisa memetik pensiun, mengapa pengarang tidak punya pensiun? Kalau pengawai negeri dan swasta bisa menikmati pensiun di masa purna tugasnya, mengapa pengarang tidak berhak dapat pensiun, di saat ia masih bisa menulis di usia 55 tahun? Mengapa ia tidak berhak menikmati pensiun dari hasil buku-buku yang pernah diterbitkan oleh penerbit yang omzetnya kini jadi besar berkat sumbangsih naskah pengarang buku? - Tanggung jawab penerbit adalah, sekali lagi, merumuskan dan memecahkan masalah kesejahteraan pengarang yang selama bertahun-tahun dibesarkan oleh pengarang. - Caranya, misalnya, seorang pengarang berhak mendapatkan pensiun, jika sebuah penerbit telah menerbitkan sedikitnya 20 buku pengarang bersangkutan. Dana pensiun yang kelak dinikmati sang pengarang berasal dari 142
bagian royalty pengarang, yang dikelola oleh penerbit. Dengan cara dana pensiun itu, besar kemungkinan, jalan hidup sebagai pengarang menjadi pilihan yang realistis dan menjanjikan. Namun, mengharapkan penerbit menciptakan dan mengelola dana pensiun untuk pengarang, adalah harapan yang terlalu besar. Mungkin, tidak realistis. Walau peluang untuk masalah ini tidak tertutup sama sekali. Lebih baik bertumpu pada kekuatan sendiri. Jangan terlalu berharap pada orang lain! Wahai, pengarang percayalah pada kekuatan sendiri. Jangan menghamba-meminta-minta pada orang lain. Bergantunglah kepada Allah swt saja!
JALAN KELUAR JANGKA PENDEK Langkah jalan pendek bisa ditempuh. Perlu dijalani, untuk menyelesaikan sumber ekonomi pengarang. Karena hidup layak sebagai pengarang, di Indonesia, tidak mungkin! Pikiran dan wawasan dari sasterawan besar Indonesia Putu Wijaya, pengarang bisa hidup dari tulisan-tulisannya, adalah pendapat yang keliru. Benar untuk kasus dirinya sendiri. Sebab bukan mudah menulis terus-menerus, dan diterbitkan terus menerus. Putu Wijaya bisa saja melempar setiap cerpennya ke berbagai majalah atau tabloid wanita, dan langsung diterbitkan, tapi seorang Putu Wijaya tidak mungkin diikuti jejaknya demikian saja oleh pengarang pemula, atau pengarang yang paling bergairah sekalipun. Kenapa? Karena tidak semua pengarang bisa mengarang cerita pendek! Dan tidak semua pengarang memiliki nama sebesar Putu Wijaya! Nah, inilah beberapa kemungkinan jalan pendek yang boleh ditempuh oleh pengarang, supaya penghasilannya cukup, penuh barokah, dan dapat melanjutkan kegiatan mengarang buku-buku berikutnya, tanpa dihalangi oleh periuk nasi yang terguling, karena dompet tak berisi, tak punya uang!
1. MEMBUKA WARUNG SENDIRI DI DEPAN RUMAH Ini jalan keluar juga, yang dapat menopang kehidupan pengarang buku yang sangat idealis itu. Pendapatan dari warung, tak dapat dipandang enteng. Menjual kebutuhan sehari-hari, di ruang depan rumah, sangat membantu penghasilan keluarga. Isteri dapat turut tangan dalam hal ini. 2. PUNYA WARISAN BESAR 143
Dengan warisan besar, sang pengarang buku dan artikel bisa duduk di kursi goyang. Tak pikirkan lagi uang untuk masak di dapur isterinya. Orang kuatir dengan pengarang seperti ini, karena ia cenderung duduk terus, di kursi goyang, berleha-leha dalam kehidupan, tidak berjuang lagi, dan tidak mengarang lagi. Ia tersedot ke dalam pusaran hawa nafsu, semuanya tersedia, berkat warisan yang sangat besar! 3. PUNYA PEKERJAAN TETAP, JADI PEGAWAI NEGERI Sepulang dari kantor, ia mulai mengarang buku. Tapi jarang sekali, mental pegawai negeri mampu melahirkan karya buku secara berturut-turut. Hanya satu dua pegawai negeri berjuang mengekspresikan diri melalui tulisan-tulisan. Suapmenyuap untuk jadi pegawai, hindarilah. 4. PUNYA ISTERI SEORANG PENGUSAHA Urusan pendapatan selesai dengan sendirinya. Sang isteri menopang kehidupan suaminya yang bercita-cita tinggi, namun melarat harta itu. Istri yang bekerja sebagai pengusaha itu bersedekah, untuk suaminya sebagai kepala rumah tangga yang seharusnya berkewajiban menafkahi keluarganya. Asal isteri tulus ikhlas, membantu daya hidup sang suami. Soal kewajiban suami yang pengarang itu yang tidak tertunaikan dengan sempurna, sepenuhnya tanggung jawab suami di hadapan Allah kelak! 5. PUNYA DEPOSITO Dengan deposito hidup pengarang terjamin dengan cara menternakkan uang secara haram. Dengan bunga bank yang haram itulah, ia mengembangkan cita-cita besarnya sebagai pengarang. Ini, bukan jalan hidup yang indah dan aman. Dan, tidak disarankan untuk muslim dan muslimah. 6. PUNYA BEBERAPA UNIT USAHA YANG DIKELOLA ORANG LAIN Misalnya, punya warung Indomie, gerobak es yang dijalankan orang lain, dengan sistem gajian dan bagi hasil, sehingga sang pengarang tetap memiliki waktu bebas mengarang, seraya mendapatkan pendapatan harian (daily income). 7. PUNYA SAWAH
YANG CUKUP LUAS,
seperti kasus kisah hidup Abdul Moeis,
yang menghabiskan usianya di sebuah desa terpencil di kawasan Garut Jawa 144
Barat, ia menulis novel, ditopang hidupnya lewat pertanian. Panen emas dari bulir-bulir padi yang mulai merunduk, karena batangnya telah bunting dan masak, sungguh membuat pengarang girang. Selesai sudah, masalah utamanya selama ini: periuk nasi. Dengan hati tenang ia dapat mengarang buku, karena tersedia beras di dapur! Inilah gaya Abdul Moeis, aktivis Islam yang bergairah, sebagai salah seorang pimpinan partai politik Islam terbesar di masa penjajahan Belanda, Sarekat Islam, di bawah duet terkenal HOS.Tjokroaminoto-Agus Salim. 8. PUNYA PEKERJAAN TETAP DI INDUSTRI PENERBITAN. Misalnya, bekerja sebagai wartawan, editor, dll. Dengan gaji tetap, ia mengembangkan minatnya dengan menelurkan karya-karya yang subur. Ini bukan satu-satunya pilihan menarik, karena tidak sedikit lelaki muslim mau menyerahkan waktu bebasnya dengan bekerja untuk orang lain. Tapi umumnya, abai menulis buku, kecuali menjalankan kewajiban rutin menulis untuk koran dan majalahnya. Bahkan ada wartawan yang seumur hidunya menjadi kuli tinta dan tidak pernah melahirkan sebuah karya berbentuk buku. Awas, dengan jebakan ini! 9. PUNYA NAMA BESAR Nama besar dan terkenal memudahkan karya sang pemilik nama besar itu laris di pasaran. Dicari penerbit. Masalahnya, nama besar ini biasanya harus lebih dulu melampaui puluhan tahun, untuk mencapainya. Bagi orang yang mau jadi pengarang, jalan ini ‘mustahil’. Karena nama besar, sama sekali ia tak punya. Justru disitulah soalnya. Namanya belum dikenal orang banyak! 10. MENDIRIKAN PENERBITKAN BUKU SENDIRI. Inilah jalan yang mungkin, cepat, strategis, efektif meski merupakan jalan terjal-mendaki. Namun pendakian itulah yang kelak akan memberi makna dan bobot karya-karya yang dilahirkannya, dan diterbitkannya sendiri, dan ditawarkannya sendiri ke agen, ditagih sendiri hasil penjulannya dari pihak distributor dan agen yang telah dikenalnya itu. Uang hasil penjualan buku-buku yang diterbitkannya sendiri, umumnya keuntungannya lebih dari cukup, dapat dipakai untuk menutupi kehidupannya sehari-hari, sebagian lagi untuk mencetak dan menerbitkan buku-buku berikutnya. Kini, dia menjadi pengarang sekaligus penerbit yang menerbitkan buku-bukunya sendiri. Inilah jalan yang yang paling terhormat. Sukses besar dapat diraih melalui ini: jadilah pengarang sekaligus penerbit! 145
Rahasianya? Kunci rahasianya hanyalah ini: Dekatkan diri kepada pasar. Turunkan, reduksilah idealisme anda, wahai para pengarang buku, supaya idealisme itu bisa jalan dan terwujud di alam realitas! Kurangi sedikit saja, supaya bisa jalan! Sedikit saja. Jangan terlalu banyak. Tanpa menjadi pemilik unit usaha penerbitan buku sendiri, dikendalikan dari rumah sekaligus kantor, maka terimalah nasibmu yang abadi: Gigit jari sebagai pengarang. Alhasil, agar menuai sukses besar sebagai pengarang buku, dirikanlah penerbitan sendiri untuk menerbitkan dan menjual karya-karya sendiri. Pengalaman menunjukkan, jalan ini sangat bermanfaat, meskipun up and down juga. Tapi, tetap jalan wirausaha penerbitan dari rumah semacam ini masih merupakan pilihan yang baik. Dan rasional. Terpenting, ini: Bermanfat bagi diri pengarang sendiri.
Jeruk. MANFAAT MENDIRIKAN PENERBITAN SENDIRI 1. KECEPATAN MENCIPTAKAN NASKAH BUKU DAPAT DIATUR SESUAI KEINGINGAN PENGARANG
Waktu menerbitkan naskah menjadi buku
dapat diatur sendiri, tidak
tergantung pada penerbit lain. Biasanya, jika naskah diserahkan ke penerbit lain, membutuhkan sedikitnya 3-6 bulan untuk mendapat kepastian dan jawaban. Syukurlah, jika diterima. Jika ditolak sungguh menyedihkan. Menanti hanya untuk menerima kabar buruk: “Naskah anda tidak sesuai dengan standar penerbit kami” atau alasan penolakan dalam bahasa yang menjengkelkan lainnya. 146
2. PUNYA WAKTU BEBAS, TERMASUK KEMERDEKAAN KEUANGAN. 3. Dengan punya penerbitan sendiri, OPTIMAL,
PENGEMBANGAN DIRI BISA LEBIH
karena terus menerus ditantang untuk sukses dengan tingkat
kebebasan yang penuh. 4. MEMPERKUAT POSISI
TAWAR MENAWAR
(bargaining position) yang lebih
tinggi, jika berhadapan dengan orang lain. Karena dirinya adalah bos dari penerbitan miliknya sendiri. Jika ia pegawai daya tawarnya lebih rendah dibandingkan seorang bos atau pemilik perusahaan. Ini, jelas sangat menguntugkan. 5. Dapat
MERANCANG DENGAN BEBAS DESAIN DAN ARAH PENGEMBANGAN
perusahaan ke arah yang lebih Islami, sesuai visi pemiliknya.
Konser. BIDANG APA YANG HARUS DITULIS? Psikologi popular, dakwah, politik, filsafat, sastera, keagamaan, pendidikan anak dan balita, bisnis, film, perbukuan, kewanitaan, remaja, kisah-kisah sukses, humor, orang-orang yang ‘gagal’ dalam hidupnya, ekonomi, sejarah, semua itu bidang yang sangat luas untuk ditulis. Semakin ditulis, semakin banyak yang tertinggal untuk disebutkan, karena demikian banyaknya masalah dan bidang yang dapat dijadikan bahan karangan dan tulisan.
MENGAPA MENULIS BERMACAM TEMA? MEMPERLUAS PASAR Pasar bukan tempat, seperti Pasar Klewer, Pasar Senen. Pasar pengertiannya adalah orang yang membeli sebuah produk. Sementara pasar Senen dan semacamnya adalah saluran distribusi. 147
Menulis bermacam soal adalah sebuah cara untuk memasarkan ide dan gagasan pengarang untuk seluas mungkin pembaca atau konsumen. Ini cara untuk memperluas pasar. Pakar salon Rudy Hadisuwarno selama ini memiliki tiga merek, yakni Salon Brown (untuk remaja), Salon Rudy (untuk keluarga) dan Salon Rudy Hadisuwarno (untuk kalangan atas yang eksklusif). Diluncurkannya juga merek ‘Ciptagaya’ by Rudy Hadisuwarno
Kini ia memperluas pasarnya
dengan menggandeng mereka baru yakni ‘My Salon’. Merek My Salon ditujukan untuk kelas menengah ke bawah. Orang bertanya, kenapa ia membuka My Salon? Inilah jawaban pakar penata rambut terkemuka Indonesia itu. “Saya melihat peluang untuk mempeluas market share dengan cepat dan belum disentuh Rudy Hadisuwarno”. Dengan memperluas pasar, terbuka peluang, pendapatan meningkat. Itulah tujuan menjual produk dan jasa: meningkatkan penjualan dan pendapatan. Untuk mencapai tujuan itu, Rudy bermain di seluruh segmen. Ia membidik remaja, keluarga, kalangan atas, menengah-atas dan kalangan menengahbawah (My Salon). Juga untuk orang-orang yang berkunjung ke rumah sakit (Ciptagaya). Fokusnya adalah tetap yakni bisnis atau menjual jasa gunting rambut. Kini ia memiliki sekitar 130 gerai Salon, dengan tiga merek, untuk seluruh pasar atau segment/konsumen. Ditarik ke dunia tulis menulis, seorang pengarang hendaknya fokus pada menjual informasi keislaman. Namun, supaya meraup pendapatan yang lebih tinggi, ia hendaknya melemparkan ide dan naskahnya ke seluas mungkin pasar, dari anak-anak hingga orangtua dll. Dengan meluaskan pasar bagi tulisan dan bukunya, terbuka peluang ia sukses besar sebagai pengarang. Apalagi jika dia menerbitkan sendiri karangan-karangannya yang lintas segmen itu. Ada orang hanya membatasi minatnya menulis puisi dan menerbitkan buku kumpulan puisi. Apa yang terjadi? Bagian rejeki dan pendapatan yang dia terima tentu terbatas. Hanya orang yang mencintai puisi dan peminat sastra itulah yang beli buku-bukunya. Yang lain, tidak. Sebaliknya adalah pengarang yang mencoba pendekatan sebaliknya. Ia menulis naskah remaja. Ia menulis naskah komik. Ia membuat biografi. Ia mencoba menulis ensiklopedia. Ia menerjemahkan buku. Ia juga menerbitkan kumpulan cerpennya. Ia menulis naskah dan cerita untuk anak-anak. Ia menciptakan buku mewarnai untuk anak-
148
anak.
Ia juga menulis buku-buku popular yang ringan, namun menyegarkan
wawasan pembacanya. Apa yang terjadi dengan kiprah pengarang seperti itu? Pengarang yang disebut terakhir, jika buku-bukunya terbit, ia memperoleh penghasilan yang lebih besar dari pada pengarang yang membatasi dirinya membukukan kumpulan puisinya. Jadi, kata kunci untuk sukses sebagai pengarang adalah memperluas kue (baca: pasar) dengan cara menulis hal-hal yang dibutuhkan oleh sebanyak mungkin orang. Jadi, ia menulis bukan untuk semata-mata kepentingan dirinya. Kepentingan pembaca Muslim yang sangat luas dan besar itu perlu diperhatikan oleh pengarang, ketika ia sedang duduk mengetik, memahatkan buah pikirannya di depan komputer yang terpasang. Perluas minat. Jangan batasi. Perluas minat intelektual anda.
Bidiklah pasar yang berbeda-beda. Ada pasar anak-anak,
remaja, mahasiswa. Ada pasar yang menyukai komik. Ada pasar penggemar Aa Gym, atau Siti Nurhaliza. Ada pasar atau konsumen yang menanti buku-buku keagamaan yang ringan. Ada pasar yang memerlukan cerita-cerita Islam untuk anak-anaknya. Ada pasar balita yang memerlukan buku bacaan yang khas, yang berbeda dengan kakaknya di sekolah dasar. Begitu luas pasar buku terbentang di depan mata kita. Peluang begitu besar. Maka menulislah buku-buku untuk lintas segmen, untuk berragam kepentingan. Janganlah melakukan spesialisasi terlalu dini. Kalau hanya membatasi diri, melakukan spesialisasi terlalu dini, banyak kerugiannya, terutama bagi pengarang itu sendiri. Kalau hanya mau menulis soal-soal mengenai ‘pemikiran Islam’, tentang ‘khazanah pemikiran Islam’, tentu langkah itu tidak salah sama sekali. Tapi, untuk konteks Indonesia, khususnya industri penerbitan buku Islam di Indonesia, maka pilihan tema mengenai ‘khazanah pemikiran Islam’ seperti itu memiliki pasar relatif kecil. Peminatnya terbatas pada komunitas akademisi dan mahasiswa. Akibatnya, buku-buku semacam itu sungguh kecil daya serapnya di pasar. Inilah yang menjelaskan mengapa para pengarang muda itu ‘merasa lelah dan kepayahan’ mempertahankan hidupnya melalui jalan tulis menulis, karena imbalannya sungguh tidak memadai. Soalnya bukan mengenai tema yang dijual. Tetapi kue atau market share untuk buku semacam itu terlalu kecil. Apalagi jika diingat sang pengarang itu memberikan naskahnya kepada penerbit lain. Dapat diperkirakan, ia hanya memiliki beberapa ribu rupiah, sebagai imbalan royaltinya sebagai pengarang. Kurang dalam satu bulan, uangnya menyusut dengan cepat,
149
dan ia seakan menyesali nasibnya sebagai penulis buku yang bermutu namun tidak mendapatkan penghargaan semestinya dari bangsanya sendiri! Pilihan tema yang eksklusif pasarnya, terbatas di kalangan akademisi, sungguh kurang menguntungkan, jika diingat pasar buku begitu luas terbentang. Namun, karena pilihan sendiri semacam itu, ia otomatis membatasi dirinya menerima bagian kue (market share) yang sungguh sangat kecil. Ada dua langkah untuk memperbesar kue itu. Pertama, ia menulis dengan beraneka tema. Kalau perlu, menulis untuk anak, remaja, keluarga muda, orang tua dll. Kedua, ia mereduksi, menurunkan sedikit idealismenya, agar idealisme yang diperjuangkan itu bisa berjalan di alam kenyataan, dan hidupnya sebagai pengarang tidak terlalu susah secara keuangan! Dua langkah itu bisa dicapai jika ia mendirikan penerbitan sendiri. Dengan memiliki penerbitan sendiri, ia dapat memperbesar kue sesuai
yang dia
kehendaki, dengan kecepatan yang dia kehendaki. Selain itu, ia punya waktu bebas, menjadi pemikir merdeka dan tidak menghamba kepada penerbit lain. Karena, kini ia adalah Tuan, sang pemilik penerbitan yang dibangunnya sendiri, dari kamar tidurnya! Dengan kata lain, ia harus melakukan ‘dekonstruksi’ (penghancuran) atas paradigma dan sikap hidupnya sebagai pengarang selama ini. Dari menghamba kepada penerbit menjadi Tuan bagi naskah-naskah, buah intelektual dan karangannya sendiri. Dari hanya berharap royalty yang dinantikannya setiap enam bulan sekali -entah datang atau tidak- menjadi pemilik seluruh penjualan buku-bukunya sendiri.
Dari menanti yang pasip menjadi pribadi pengambil
inisiatip. Pendeknya, setelah melakukan dekonstruksi ia segera meniti rekonstruksi. Arahnya, ia haruslah menjadi business owner (pemilik bisnis). Dan teguh hati di jalan ini: wirausaha!
Lampu. HILANGNYA CARA BERPIKIR INDUSTRI 150
Semua buku tentang teknik karang mengarang yang pernah terbit di Indonesia, misalnya ‘Teknik Mengarang”-nya Mochtar Loebis, atau ‘ABC Karang Mengarang’-nya Aoh Kartahadimadja, atau ‘Pengantar Dunia KarangMengarang’ karya The Liang Gie, atau kitab pedoman mengarang lainnya, telah dengan berhasil memberikan sebuah jebakan yang sama yang mendorong para pengarang ke lembah kemiskinan dan penderitaan hidup, karena buku-buku itu melupakan satu hal penting: aspek bisnis dan wirausaha di dalam dunia mengarang. Lenyapnya aspek jiwa dan praktik bisnis dan wirausaha, yang seharusnya melekat dalam diri seorang pengarang, membuat mereka, setelah membaca buku teknik mengarang itu, terbuai, terbius mimpi bisa kaya raya dengan kegiatan menulis. Proses kreatif yang dilukiskan Arswendo Atmowiloto, Sutan Takdir Alisjahbana, Wildan Yatim, Subagio Sastrowardoyo, Ajip Rosjidi, dalam buku “Proses Kreatif” susunan Pamusuk Eneste (Jakarta: Gramedia, 1983), semuanya memberikan jebakan dan jeratan yang mengerikan. Kaitan wawasan bisnis dan kewirausahaan dengan pengembangan dan kesuburan karya pengarang, terputus! Pengarang-pengarang besar Indonesia itu terkesan abai pada pentingnya aspek bisnis yang dapat membuat mereka mandi uang! Cara berpikir industri, di benak pengarang senior itu, benar-benar tak diberikan ruang untuk bernapas, atau dikeluarkan ke publik, hingga aspek kewirausahaan itu mati suri. Dan, dilupakan. Pengalaman menunjukkan, umumnya kehidupan pengarang di bumi Indonesia, hidup melarat sepanjang hidup mereka, sukar sekali keluar dari himpitan ekonomi keluarga, sedikit banyak keadaan ini dipengaruhi oleh bacaan mereka sendiri. Bacaan yang menjanjikan kehidupan menyenangkan melalui, semata-mata, memproduksi naskah sebanyak-banyaknya, dan pengarang hidup kaya dari honorarium yang diterimanya dengan cara menjual naskah-naskah ke penerbit. Puh! Omong kosong! Itu, alam pemikiran lama. Tidak bisa dipertahankan! Kini jaman baru tiba. Jaman industri telah membentang. Namun, masih ada para pengarang pemula 151
membebek pikiran lama.Tanpa koreksi sama sekali! Tandanya, dia masih asyik menulis bermeter-meter, berratus halaman sambil mencampakkan cara berpikir industri di kepalanya sendiri. Hanya seorang pengarang esai Eka Budianta, dalam bukunya “Menggebrak Dunia Mengarang” (Jakarta: Puspa Swara, 1994) yang sadar pentingnya aspek wirausaha dan berinteraksi dengan pasar. Eka menulis, begini: “Untuk itulah setiap orang yang ingin jadi pengarang, sebaiknya merasakan sendiri mudah dan sukarnya menjual buku. Tanpa pemahaman pada minat baca, kemampuan ekonomi dan sikap masyarakat pada buku, Anda hanya dapat memuaskan
diri
sendiri.
Padahal
tugas
pengarang
juga
memuaskan
masyarakatnya.” (hal. 62) Tentang mudahnya mendirikan penerbit, (Eka, penulis artikel, esai budaya dan buku ini kini mengelola penerbitan sendiri), menulis: “Mendirikan penerbit di Indonesia tidak sesulit membangun kantor pos atau membuka restoran. Anda tidak harus segera punya armada kurir atau seratus koki. Dalam banyak contoh di luar negeri, penerbit sering hanya terdiri atas dua atau tiga orang. Asal ada yang mengerti redaksi, ada yang paham pemasarannya, langsung bisa jalan” (hal. 66) Kebanyakaan bacaan dan pedoman mengarang yang terbit itu menjual mimpi indah kepada para pengarang dan pengarang pemula. Mimpi menjadi kaya raya dengan menulis tidak punya dasar sama sekali di alam kenyataan. Namanya juga mimpi. Bunga tidur. Setelah bangun, tersadar, pengarang barulah sadar, realitas hidup demikian pahitnya! Kalau pun diceritakan, dalam buku itu, ada pengarang besar yang berhasil merebut Hadiah Nobel, dan menjadi ternama, disanjung, bukunya dicetak jutaan keping di seluruh dunia, bermandi uang, hendaknya disikapi dengan sangat hatihati. Pertanyaannya, di antara 6 milyar penduduk bumi, berapa orang yang meraih penghargaan tingkat dunia. Jawabnya, hanya satu orang dalam satu tahun! Pertanyaan berikutnya, berapa jumlah pengarang sukses di Barat, yang bisa berlayar di atas samudera kekayaan, dari semata-mata menjual naskah mereka ke penerbit?
152
Melati. SUSAHNYA HANYA JADI PENGARANG Penulis sendiri merasakan pahitnya hidup sebagai pengarang. Lewat buku ‘HAMKA Pujangga Besar’, (Bandung: Rosda Karya) yang dijual di toko buku Rp. 22. 500,-, penulis mendapat Hadiah Adikarya, dari IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia), sejumlah tiga juta rupiah tahun 2002, maka dalam seminggu uang itu ludes! Bayangkan, bagaimana kalau pengarang tidak dapat hadiah? Mungkinkah hidup layak dari tulis menulis? Apakah yang harus diperbuat setelah mendapat uang muka honorarium Rp. 800 ribu, dari penerbit, plus 10 buku ‘HAMKA, Pujangga Besar’ sebagai nomor bukti. Buku dicetak tiga ribu buku. Bayangkan, apa arti delapan ratus ribu rupiah bagi biaya hidup seorang pengarang di Indonesia? Padahal sejak mengirimkan naskah “HAMKA, Pujangga Besar” ke penerbit hingga buku itu terbit dan beredar di pasar memakan waktu 1 (satu) tahun lamanya? Sungguh bisa dimengerti jika muncul tulisan di harian Republika Ahad, 2 Mei 2004 berjudul “Mungkinkah hidup layak dengan menulis?”, tulisan Arba’iyah Satriani. Sang wartawan tidak menjawab dengan tegas, pertanyaan yang diajukannya sendiri. Mungkin, ia sendiri ragu hendak menjawab seperti apa. Namun, menilik seluruh tulisannya yang melukiskan penderitaan, melalui wawancara, para pengarang berbakat dan produktif seperti M. Arief Hakim, Nur Kholik Ridwan, Muhidin M. Dahlan, suka atau tidak, seharusnya wartawan ini menjawab: “Tidak mungkin hidup layak dengan menulis”. Jelas tulisan di Republika itu tidak memberikan jalan keluar. Tulisan itu justru melumpuhkan pembaca, memadamkan semangat para pengarang yang mau menjalani hidup melalui tulis menulis.
Jalan Keluar: Mendirikan Penerbitan Sendiri 153
Sudah seharusnya,
pengarang menolong dirinya sendiri, dengan
mendirikan penerbitan sendiri di dapur atau di bagian ruang depan rumah kontrakannya. Soeharsono, penulis buku “Mencerdaskan ESQ Anak”, menerbitkan bukunya sendiri, sudah lima kali cetak ulang. Ia panen raya dari buku yang diterbitkannya sendiri. Dari kediamannya di kawasan Depok II Tengah, Bogor, Jawa Barat, ia mengelola penerbitan yang didirikannya sendiri. Awalnya, seorang diri, dibantu isterinya. Kini, ia menggaji tiga orang karyawan seiring pertumbuhan buku-buku baru karangannya yang semakin banyak dan beraneka. Di rumahnya, Soeharsono berkantor. Dan, dia tidak perlu lagi menghamba kepada penerbit lain untuk menerbitkan buku-bukunya. Bahkan, kini ia bisa menerbitkan buku karya-karya orang lain, selain buku karyanya sendiri. Hidup dengan mengandalkan honor tulisan-tulisannya di koran Yogyakarta, juga dari honor buku-bukunya, telah dia campakkan. Karena terbukti, tidak lagi dapat menopang hidupnya secara layak, walau seorang bujangan. Setelah berkeluarga ia pindah ke Jakarta, dan mendirikan penerbitan untuk naskah bukubukunya sendiri. Mengapa Soeharsono, penulis berbakat itu, menempuh jalan wirausaha melalui penerbitan dan ia terus memproduksi karya-karyanya sendiri? Karena ia sadar, ia bisa dihimpit kemelaratan jika terus menerus menjual naskah-naskah ke pihak lain. Jadi, jalan keluar dari problem serius ini, ia membalikkan pikirannya sendiri. Ia membalik paradigma berpikir yang selama ini ia kembangkankan dengan tekun. Ia menempuh jalan mendaki. Ia mencari jalanjalan yang baru sama sekali yang tak terpikirkan selama ia hanya menulis buku untuk penerbit lain, atau mengirimkan artikel ke koran-koran di Yogya.
Jalan Wirausaha, Membuka Peluang Bisnis Baru Dengan sadar ia menempuh jalan asing dan berbahaya. Jalan mendaki dan jalan baru, asing dan berbahaya itu ialah jalan wirausaha. Tegasnya, mendirikan penerbitan buku sendiri. Nama penerbitan itu, dipilihnya sendiri: INISIASI PRESS. Soeharsono itu kini terus menulis, dikitari seorang isteri dan enam anaknya yang masih kecil-kecil. Soeharsono, pemilik penerbitan INISIASI PRESS itu terus berkarya, menjadi penulis bebas.
154
Posisi intelektualnya sungguh tegas: Pemikir bebas dan merdeka! Dan, ia dengan bebas pula, kapan buku-bukunya bisa terbit. Bisa hari ini, minggu depan, atau lusa. Tak tak perlu lagi ia menghamba pada belas kasihan penerbit manapun. Segalanya, dia tentukan sendiri. Kapan ia menulis naskah, melay-out, mencetak, menerbitkan, memasarkan, dan menagih uang penjualan bukubukunya dari distributor, kini ia tentukan sendiri. Ia berpikir dari hulu ke hilir. Ia kini seorang pengarang sekaligus pejuang wirausaha. Karena, dialah pengarang sekaligus pemilik penerbitan buku-bukunya sendiri. Alangkah indahnya pengarang yang mulai membuka diri, berwirausaha, dimulai di rumahnya. Pengarang semacam inilah yang punya peluang kaya raya secara realistik dan rasional. Membuat naskah sebanyak-banyaknya, lalu menjualnya ke penerbit, dan berharap kaya raya, bukan jawaban yang realistik. Anda tidak akan menemukannya di alam kenyataan. Ini adalah mimpi-khayal yang ditawarkan oleh para penulis buku-buku tentang teknik mengarang. Puh!
Sukses Besar lewat Penerbitan Sukses besar hanya milik pengarang yang mau menempuh jalan mendaki, baru, asing dan berbahaya: jalan wirausaha. Wirausaha, adalah jalan berbahaya sekaligus penuh peluang-peluang bisnis yang terbuka! Untuk meraih sukses besar, lewat wirausaha, tak perlu gelar. Soeharsono, pemuda bersahaja itu berhasil meraih sukses besar itu tanpa gelar! Lewat penerbitan buku miliknya sendiri, Soeharsono, pengarang bersuara lembut itu panen raya. Lewat jalan wirausaha, ia sukses besar tanpa mengandalkan gelar sama sekali. Berani coba sendiri?
155
Nanas. KAYA RAYA, LEWAT PERUSAHAAN MILIK SENDIRI Banyak orang yang menyia-nyiakan peluang yang berharga dalam hidupnya, untuk menjadi kaya raya, dengan cara menyerahkan waktunya selama 8 jam sehari, dari jam 08.00 hingga 17.00, untuk orang lain, dan melupakan pengembangan diri sendiri melalui wirausaha dan bisnis. Waktu, tenaga, dan pikiran terbaiknya, selama bertahun-tahun dimanfaatkan untuk mengembangkan perusahaan orang lain. Sayang sekali, orang lain yang menggunakan waktu terbaik mereka, dan menukarkan dengan lembar-lembar dinar dan rupiah yang tidak seberapa! Andaikata Bill Gates, kelahiran 20 Oktober 1955, putera pasangan William H. Gates dan Mary Gates, tidak mendirikan perusahaan sendiri, di garasi mobilnya, Microsoft Corporation, dan bekerja untuk perusahaan milik orang lain, tentu ia tidak akan memberikan manfaat untuk jutaan orang di muka bumi. Jika saja ia meneruskan kuliahnya di Harvard lalu lulus dan mencari pekerjaan dengan ijazah perguruan tinggi terkemuka di Amerika itu, mudah saja baginya memperoleh gaji besar. Alhamdulillah, dengan penuh keyakinan dan kemantapan hati, bersama Paul Allen, teman mainnya waktu kecil, Bill Gates memberanikan diri mendirikan perusahaan kecil. Ia berkantor di garasi rumahnya. Tanpa ragu-ragu di keluar dari bangku kuliah dan membesarkan perusahaan Microsoft yang didirikannya. Sebelum keluar dari bangku kuliah, dan kembali ke kota kelahirannya di Seattle ia berkata kepada kawan kuliahnya, Bill
156
Hucks. ”Saya akan menghasilkan uang 1 juta dolar yang pertama di usia saya yang ke 25,” ujar Bill, datar. Langkahnya untuk maju terus di jalur wirausaha terbukti benar dan bermanfaat. Bill menjadi bos untuk dirinya sendiri dan mengatur waktu bebasnya dengan cara yang bebas dan inovatif. Ijazah, gaji bulanan sebagai pegawai dan gelar sarjana ia campakkan dalam pikirannya. Ia lebih asyik mengembangkan perusahaan miliknya sendiri. Ia lebih asyik mengutak-atik software komputer dan mulai belajar dan praktek menjual produkproduknya dari dasar sekali. Keputusan Bill berjuang di jalur wirausaha dan bisnis sungguh tepat dan berhasil mengubah seluruh sejarah hidupnya sendiri; juga orang lain. Perusahaan perangkat lunak yang didirikannya lambat laun berkembang dengan cara yang di luar perkiraannya ketika pertama kali ia bayangkan. Majalah News Week menaksir nilai Microsoft mencapai 4,5 milyar dolar Amerika pada tahun 1994. Tanggal 1 Januari 1994, ia menikah dengan Melinda French Gates. Tahun 1995 Gates meluncurkan bukunya, The Road Ahead, yang laris manis. Buku ini mencapai best seller dan menduduki peringkat pertama, karena larisnya, versi New York Times selama tujuh minggu berturut-turut. Empat tahun kemudian ia menulis buku yang menggemparkan dunia bisnis, judulnya Business @ the Speed of Thought (1999). Buku ini mengupas bagaimana teknologi komputer dapat menyelesaikan masalah bisnis dengan cara yang sangat mendasar. Buku penting ini diterjemahkan ke dalam 25 bahasa dan terjual di 60 negara lebih di seluruh dunia. Gates lalu menyumbangkan hasil penjualan bukunya untuk organisasi nirlaba yang mendorong penggunaan teknologi dan peningkatan ketrampilan siswa dalam dunia pendidikan. Hingga akhir tahun 2003, Microsoft berhasil mendatangkan pendapatan 32,19 milyar dolar Amerika, memiliki 55.000 karyawan yang berkeja di 85 negara dan berbagai kawasan. Dari sinilah, masyarakat dunia ‘mewisuda’ Bill Gates sebagai orang paling kaya di muka bumi! Berkat kekayaannya, Gates semakin merdeka berbuat aneka kebajikan apa saja yang diinginkannya. Melalui yayasan yang didirikan, Bill & Melinda Gates Foundation, ia menyiapkan dana sebesar 3,2 milyar dolar untuk diberikan kepada organisasi yang bekerja di bidang kesehatan global; lebih dari 2 milyar dolar disumbangkannya untuk meningkatkan kesempatan belajar, termasuk melalui Gates Library Initiative dengan cara memperkenalkan komputer, internet 157
dan
aneka
pelatihan
untuk
masyarakat
pencinta
perpustakaan
yang
berpendapatan rendah di Amerika dan Kanada. Gates juga memberikan dana 477 juta dolar untuk membina proyek kemanusiaan di kawasan Pasific Northwest. Dana senilai 488 juta dolar dia berikan pula untuk membiayai proyekproyek khusus dan kampanye tahunan. Semua itu mungkin terjadi, karena awalnya Gates mendirikan perusahaan yang dimilikinya sendiri. Jika ia bekerja menjadi professional, untuk perusahaan orang lain, betapapun besarnya dan megahnya perusahaan itu, tentulah jalan hidupnya tidak seperti sekarang. Langkah pertama yang berani dengan mendirikan perusahaan kecil, Microsoft Corporation, terbukti mengubah segalanya. Dengan perusahaan miliknya sendiri, Bill Gates mampu mengembangkan dirinya secara optimal dan menyebarkan manfaat untuk orang lain secara optimal pula. “Sebaik-baik manusia ialah yang paling banyak memberikan manfaat untuk orang lain,” ingat Muhammad Rasulullah Saw. Wallahu a’lam. Allah Maha Tahu.
Ozon. Panen Raya Tanpa Gelar Sang maestro Microsoft Corporation, manusia terkaya di muka bumi, kelahiran 1955, Bill Gates, dengan kekayaannya 32,19 milyar dolar Amerika, mempekerjakan lebih dari 55 ribu pekerja di 85 negara di muka bumi, sungguh benar-benar bukan tandingan yang sepadan bagi lelaki Bandung kelahiran 1962, Aa Gym, pemilik MQ Corporation. Aa Gym, juru dakwah yang kaya raya, berkat jurus-jurus inovasinya yang cukup mengejutkan dalam entrepreneurship ternyata 158
bagaikan seekor semut mungil saja di hadapan sang maestro wirausaha dunia, Bill Gates. Pada tanggal 28 Oktober 1955, Bill Gates dilahirkan di dalam kultur wirausaha yang sangat kuat menjalar di sekujur tubuh bangsa Amerika. Sedangkan, Aa Gym dilahirkan di sebuah negeri, dimana pegawai negeri dan menjadi karyawan, meski bergaji kecil, menjadi idaman jutaan pemuda. Kultur wirausaha di kalangan sebagian besar etnik bangsa Indonesia tidak terbentuk dengan kuat, kecuali ditemukan pada suku Batak, Padang, Bugis, Madura dll. Di tengah kultur etnik Sunda, sebuah suku bangsa terbesar jumlahnya di muka bumi, Aa Gym dilahirkan. Jika dia kemudian berhasil menjadi dai sekaligus maestro wirausaha, di lingkungan kultur etnik bangsanya yang masih lemah tradisi wirausahanya, dan masih menyanjung gelar kebangsawanan, dan sikap hidup ala pegawai negeri, maka prestasi Aa Gym sungguh luar biasa. Fakta bahwa dirinya menjadi supir angkotan umum dalam kota, penjual minyak wangi, buku, majalah, dagang bakso, penjual kaos sablon dan bergerak di sektor ‘bawah’ lainnya, ini saja menunjukkan daya tarung Aa Gym yang sungguh membanggakan hati di tengah komunitas bangsanya. Bukan mudah merintis jalan wirausaha, sambil sekolah, sambil kuliah. Jejak prestasi Aa Gym di jalur ini tergolong manis untuk dikenang, menggoda untuk diikuti siapa saja. Tentu, jalan hidup Aa Gym tidak bisa diserupakan demikian saja dengan orang lain, apalagi dengan Bill Gates. Namun, i’tibar, hendaknya ditarik, dari pengalaman hidup orang lain. Karena, hidup manusia hanya sekali di dunia yang terkembang ini. Maka, memetik hikmah dan pelajaran dari gelombang jatuh dan bangun perjalanan hidup manusia lain, sungguh penting dan mendesak, agar manusia dapat melipatgandakan kemampuannya dan tidak terjerembab pada lobang yang pernah menjatuhkan orang lain. Melihat Aa Gym melalui Bill Gates, sungguh menarik. Karena, sama-sama merintis jalan di bidang wirausaha, tanpa mengandalkan gelar akademis sama sekali. Keduanya sama-sama menikmati panen raya, di kala mereka masih hidup, tanpa mengandalkan gelar sama sekali. Perbedaannya, antara lain, pada rumah! Jika tempat kediaman Aa Gym, di Geger Kalong, sederhana sekali, dan tidak mencerminkan kekayaan materialnya yang demikian besar. Maka, tempat tinggal Bill Gates, sungguh elok, di tepi danau yang jernih dan tenang. Seluruh asset kompleks rumah kediaman Bill Gates mencapai 53.392.200 dolar Amerika, berikut tanahnya senilai 9.122.200 159
dolar. Lebih dari 53 juta dolar, itulah nilai rumah Bill Gates! Pilihan hidup dan gaya hidup seseorang rupanya berbeda-beda. Sama-sama tak menamatkan gelar kesarjanaannya, Aa Gym dan Bill Gates terbukti berhasil menorehkan prestasi cemerlang dalam hidup mereka. Setelah lulus sekolah dasar, Bill Gates mulai tertarik pada software komputer, dan mulai mengutak-atik program komputer di usia remaja, 13 tahun. Pada usia 18 tahun, ia masuk pintu universitas terkemuka di Amerika, yakni Harvard. Ini, tahun ‘1973. Bosan kuliah, ia segera keluar! Ia belajar otodidak. Siang malam. Ia belajar sendiri dengan keras. Siang malam, ia mencurahkan enerji intelektualnya untuk perusahaan kecil di garasi mobil, Microsoft, sebuah perusahaan yang didirikannya pada tahun 1975, berdua bersama teman mainnya Paul Allen. Jadi, Bill Gates mencampakkan gelar perguruan tinggi sejak tahun pertama kuliahnya! Dan ia berwirausaha, dengan mendirikan perusahaan sendiri, saat usianya masih remaja 20 tahun. Bandingkan dengan Aa Gym. Di usia 20 tahun, Aa Gym belumlah berpikir dengan cara industri, apalagi mendirikan perusahaan. Ia masih melakukan praktik jual beli. Namun, harus segera dicatat langkah wirausaha Aa Gym di usia 20 tahun pun adalah langkah yang sangat berani dibandingkan dengan remaja seusianya pada umumnya. Di bawah kepemimpinan Bill Gates, misi Microsoft adalah secara terus menerus meningkatkan dan memperbaiki teknologi software, agar lebih mudah digunakan, kostnya lebih murah dan lebih enak dipakai oleh setiap orang yang mengoperasikan komputer. Perusahaan Microsoft ternyata tetap setia pada misi ini dalam waktu sangat lama, selama bertahun-tahun kemudian. Ini terbukti, dari investasi yang ditanamkan oleh Bill Gates, sangat besar, lebih dari 6,8 milyar dolar Amerika, dalam tahun fiskal yang tengah berjalan! Ini, hanya untuk riset dan pengembangan. Luar biasa. Aa Gym merambah sikap hidup berbeda dengan Billa Gates. Ruang dan waktu membawa perbedaan, kata Mohammad Hatta. Menghadirkan Islam sebagai rahmat untuk seluruh alam, membangun profesionalitas dan entrepreneurship, itulah misi Manajemen Qolbu Corporation. Pertanyaannya, berapakah investasi yang ditanamkan oleh Aa Gym, untuk menjalankan misi MQ Corporation? Berapa juta dana yang dikucurkan oleh Aa Gym, dalam tahun anggaran yang sedang berjalan, untuk keperluan riset dan pengembangan bagi terlaksananya misi di atas? 160
Agar panen raya lebih besar di hari mendatang, bolehlah, Aa Gym membaca kembali Bill Gates! Pengembangan MQ Corporation, dengan strategi 3M-nya bolehlah dibandingkan dengan cara Bill Gates memekarkan Microsoft Corporation. Salahkah mengukur diri dengan kemajuan orang lain? Tidak, tidak sama sekali. Tak ada yang salah dengan Bill Gates. ‘Salah’nya Gates hanya satu. Yakni dia lelaki paling kaya di jagat raya ini. Dia selalu panen raya, tanpa gelar, dan melalui jalan wirausaha! Dengan kekayaannya itu, bersama isterinya, Melinda, Bill Gates mendirikan Yayasan bagi proyek-proyek kesehatan dan proses belajar di seluruh dunia. Untuk itu, dia menyediakan dana segar bagi Yayasan senilai 24 milyar dolar Amerika. Bandingkan dengan Aa Gym yang menyediakan dana untuk sedekah dan infak senilai 20 % dari penghasilannya. Sementara, Umar bin Khatab mengeluarkan 50 % dari kekayaannya. Sebaliknya, Abu Bakar mengeluarkan 100 %! Bagaimana dengan Rasulullah Saw? Wuu..sss! Sedekah dan infak Nabi Muhammad bagaikan angin yang berhembus…!!! Alhasil, punya uang banyak, kaya raya, banyak hal yang bisa dilakukan dalam hidup yang sekali di dunia ini dibandingkan jika kantong kempis! Kantong kosong! Dompet kosong! Alangkah susahnya hidup tanpa uang yang banyak. Wallahu a’lam. Allah Maha Tahu.
Palm. 161
‘TERORIS’ DAN WIRAUSAHA BUKU
162
Mulai baca buku indah, ‘Orang Bilang Ayah Teroris’ (Catatan Harian Isteri Mukhlas Terpidana Mati Kasus Bom Bali), buah tangan Paridah Abas, sungguh memikat, otobiografis, menggetarkan, ditulis dengan jiwa, dengan gelora semangat samudera yang kukuh menyimpan enerji yang tiada terduga. Buku ini penuh filsafat hidup Paridah, sang isteri dari ‘lelaki shalih yang taat kepada Allah’. Paridah Abas berjuang meneduhkan kerinduan-kerinduan hati bersama ke enam anaknya yang masih kecil-kecil di tengah kehampaan kehilangan seorang lelaki shalih yang dicintainya, yang kini sedang ‘beri’tikaf’ sebagai terpidana mati di Bali. Pada suaminya, Mukhlas, Paridah mengguratkan jiwanya, gaya tuturnya khas. ”Begitu juga dia. Setiap hari menunjukkan kasih sayang tanpa bosan, dengan ucapan maupun sentuhan. Riak wajah dan mata yang bercahaya berbinar. Dia tidak pernah lupa meletakkan tangannya di ubun-ubunku tatkala melafalkan doa setelah kami shalat berjama’ah di malam pekat, kemudian mencium lembut tempat tangannya diletakkan dan menawarkan pahanya sebagai bantal paling empuk (tawaran yang tak pernah kutolak). Dia membaca Al-Quran, sementara aku akan meringkuk tidur dengan kepalaku di ribaannya, sambil menantikan kumandang azan Shubuh. Hal ini dilakukannya sejak hari pertama kami disatukan dengan sebuah ikatan yang teguh kukuh, akad nikah. Doanya yang dilantunkannya pun juga tetap doa pengantin baru, sekalipun anakanak telah hadir menghiasi hidup kami.””(hal.96). Isteri shalihah yang berkaki teguh, berjiwa pualam ini, mengguratkan kembali hatinya, mengenai Mukhlas, partner hidupnya, ”Dia lelaki yang layak dipanggil kekasih. Dia tebarkan kasih sayang dengan aroma manis. Dia sampaikan kemarahannya dalam kelemah-lembutan. Dia… dia…dia…Ah! Aku jadi rindu dan sentimental pula!” (hal, 97). Jauh di mata, memang dekat di hati. Tentu saja ia memendam rindu pada lelaki shalih yang mengajarinya kitab kuning gundul dan bahasa Arab. Karena, mana ada suami yang juga seorang uztad bagi isterinya. Jarang sekali. Sebagai guru, suaminya berhasil memahatkan kesan yang demikian mendalam. “Masih kuingat wajahnya yang dibikin-bikin serius di kala kulakukan kesalahan yang sama, ketika belajar membaca kitab berbahasa Arab tanpa harakat dengan ucapan yang membuatku tertawa. Katanya,”Ente ni bagaimana? Sudah dua tiga lapis sekolah dikunyah, kok masih salah?” (hal. 92).
163
Oh, alangkah malangnya Paridah Abas. Dia tidak berhasil menepikan kemuliaan budi kekasihnya yang pandai membaca kitab Islam itu dari relungrelung hatinya yang paling dalam. Menamatkan buku ini, tak terasa kulakukan selama dua malam terus menerus Senin Selasa 22-23 Agustus. Paridah Abas, perempuan bercadar ini, memanglah seorang pujangga. Lukisan-lukisannya hidup. Plastis. Mungkin, karena ia pecandu buku sastera. Atau pencandu Al-Quran, seperti yang diakuinya sendiri Falsafat hidupnya terurai bertebaran, sarat oleh rasa keimanan yang mendalam dan teguh kepada Tuhan, tersulam sejak halaman pertama hingga halaman 264. Ini memaksaku membaca sambil memetik balpoint. Jadilah buku ini penuh coretan, dan tanda, karena sayang sekali dilewatkan demikian saja falsafah hidup sang penyulam kalimat indah ini. Ujian kehidupan yang besar, membuatnya tegar, banyak mutiara yang keluar. Ia juga selalu sadar akan posisinya sebagai hamba Allah yang harus ridha, berkenan hati seluas semesta menerima segala. “Tapi akhirnya aku sadar, bahwa setiap apa yang berlaku adalah atas kehendak-Nya dan tiap kehendak Allah adalah yang terbaik buat hamba-hambaNya” ( hal. 212). Beberapa hari sebelum mendapatkan buku unik ini- dari jalur khusus- iseng-iseng e-mail kubuka. Aha, ada email. Dari Depok. Sudah berumur dua bulan. Oh, alangkah cepat waktu berlari! Dari Fitriyah Karim Assalamu’alaikum Mas Yudi Pa kabar? Saya Fitri. Saya kenal anda pada acara seminar yang diadakan oleh FinEc di fakultas hukum UI seminggu yang lalu. Pada acara itu saya sangat tertarik dengan usulan anda untuk kami (para peserta seminar) bisa mendirikan penerbitan sendiri. Sudah lama sekali saya memikirkan untuk membuat usaha penerbitan sendiri. Ketika saya mendengar mas Yudi berbicara seperti itu saya mendapatkan sebuah keyakinan bahwa sebenarnya saya pun bisa mempunyai sebuah penerbitan. Oleh karena itu saya ingin mengucapkan rasa terima kasih karena Anda mau mengeluarkan kalimat ajaib itu. Saya ingin sekali berkunjung ke tempat mas Yudi dan ingin belajar, diskusi bareng tentang buku-buku, tentang penerbitan. Kira-kira kapan yah itu bisa terjadi. Saya berharap sie secepatnya. Banyak sebenarnya yang ingin saya katakan dan tanyakan tentang penerbitan dan buku. Sekian saja surat pertama saya ini. terimah kasih atas perhatiannya mas Yudi.
164
Salam Fitri (081316579xxx) Assalamu alaikum wr. wb. Apa kabar Fitri. Saya alhamdulillah baik. Serius ni mo bikin penerbitan. Ridho, Andi, Dayat (anak psikologi dan perpustakaan UI) ketiganya sudah bolakbalik ke rumah kontrakan saya yang sungguh sangat sederhana. Belajar penerbitan. Alhamdulillah, sampai hari ini sudah banyak juga berdiri penerbitan baru, setelah diskusi, ngobrol bareng dengan Taj Mahal. Sudah ada 21 penerbitan berdiri, sejak April 2004 - Agustus 2005. Tersebar di Ciputat, Bekasi, Jakarta, Bogor, Malang, Lembang, Riau, Semarang, Tangerang. Masalahnya, dari 21 (duapuluh satu) penerbtian baru itu, yang sudah mencetak buku pertama dan dipasarkan itu, semuanya milik para lelaki. Tak satupun yang dimiliki perempuan. Kalau kamu bisa berhasil mencetak buku pertama, dengan merek penerbitan yang kamu ciptakan sendiri, kamu bikin sejarah! Muslimah punya penerbitan sendiri. Apalagi didirikan selagi kuliah! Opa ora hebat?! Bikin penerbitan, its very, very simple! Insya Allah. Saya baru saja kirim sms ke kamu Fitri. Boleh kita diskusi. Oh ya kalau kirim email, kasih tahu, supaya saya bisa cepat balas. Trims. Jazakillah. Ciputat, Sabtu 19 Agustus 2005 Salam Yudi Pramuko (0813-1043-3010) Dia menulis, Mon, 22 Aug 2005 07:01:33 Wah, iya saya lupa untuk kirim sms. Dan emang seabad dapat jawabannya. padahal waktu kirim imel pertama itu semangat saya sedang tinggi-tingginya. Sekarang semangat saya sedang jatuh ke inti bumi. Duh, jadi gak semangat. Sekarang ide begitu saja menghilang. Tapi setelah saya baca balasan imel Anda, mudah-mudahan saya jadi bersemangat lagi. Kapan ya saya bisa bertandang kerumah mas Yudi untuk ngobrol-ngobrol, minta ilmunya dulu dan menggali pengalaman dulu beberapa hari. Saya harap mungkin bisa bulan ini jika mas Yudi tidak sibuk. Salam Fitri (081316579xxx)
Ada juga surat dari Padang. 165
Saya Roidah, telah menulis novel teenlit, chicklit, dewasa/sastra, dan telah beredar di pasaran buku seluruh Indonesia. Disamping saya juga menulis untuk koran dan majalah di beberapa daerah di Indonesia termasuk majalah skala nasional. Saya ingin mengajukan naskah novel remaja dan dewasa saya ke penerbit ini, bisakah kita bekerja sama? Saya bisa dihubungi di 08126725xxx. Demikian saja, terima kasih atas perhatiannya. Mohon dijawab. Salam, Roidah Wa alaikum salam. Roidah yang terhormat! Kamu hebat sekali, bisa subur menulis! Saya punya ide, gimana kalau kamu bikin penerbitan sendiri, di rumah. Insya Allah, lebih memuaskan hati. Dengan rendah hati, saya mendorong teman-teman bikin penerbitan sendiri, di RUMAH. Alhamdulillah kini sudah ada 21 (dua puluh satu) penerbit baru, milik mereka masing-masing. Tersebar di Ciputat, Tangerang, Bogor, Malang, Semarang, Lembang, Jakarta, Cikupa dll. Kalau hanya menjual naskah ke penerbit lain, yang panen raya adalah penerbit itu. Pengarang? Pengarang tak punya uang. Jadi solusinya. Bikin naskah sendiri. Terbitkan sendiri. Kirim sendiri ke distributor. Tagih sendiri uangnya. Dan terus mengarang. Kecepatan menerbitkan buku, bisa diatur sendiri, karena pengarang itulah sekarang yang menjadi direktur penerbitan buku-bukunya sendiri. Bagaimana? Balas! Ciputat 19 Agustus 2005 Salam Yudi Pramuko, penerbit Taj Mahal (di rumah kontrakan yang sungguh sangat sederhana). NB: Kalau kamu berhasil mendirikan penerbitan sendiri di rumah. Mungkin, kamu satu-satunya muslimah yang punya penerbitan buku. Tidak sekedar pengarang! HP. Yudi 0813-1043-3010 Dia membalas. Ini dia ‘kebingungan’ dalam wirausaha itu. Sebuah balasan yang sudah kuduga, karena pertanyaan serupa kerap kuterima. Saya sangat tertarik mas, tapi bagaimana langkah-langkah pendiriannya, sementara saya juga gak punya relasi distributor di seluruh Indonesia.
166
Belum lagi bagaimana pengurusan badan hukumnya atau pendiriannya secara hukum (termasuk pengurusan pajak barangkali), perlukah? Modal yang dibutuhkan untuk itu berapa? Apalagi saat ini saya juga kerja rangkap dua (Wakil Pimpinan Redaksi di sebuah majalah di Sumbar dan koresponden majalah Alkisah-Aneka Yes Jakarta untuk Sumbar). Trus untuk penerbitan buku tentu butuh pegawai juga, bidang apa saja yang harus direkrut? Bagaimana hitunghitungan keuntungannya dan kerugiannya. Saya tunggu rincian usahanya dari Mas... Thanks atas masukannya. Salam, Roidah Ya, jaring ide ditebar. ’Mangsa’ sudah masuk perangkap. Sudah banyak sekali jaring-jaring itu memerangkap orang, supaya mulai mendirikan wirausaha penerbitan buku di rumah. Ini dia jalan keluarnya! Assalamu alaikum wr. wb. Jakarta, Selasa 23 Agustus 2005 1. Korupsi aja nggak pakai ijin. Itu yang mungkar. Bikin penerbitan buku di rumah, nggak usah ijin. Ini pekerjaan yang makruf, dakwah lewat tulisan, kok pakai ijin segala. Kalau uang sudah cukup banyak, baru bikin yayasan, cv atau pt. Sekarang, cetak dan pasarkan buku saja dulu. Dalam wirausaha supaya lekas jalan, ini rumusnya: LEBIH BAIK MINTA MAAF DARI PADA MINTA IJIN. 2. Bayangkan, kamu mo bikin buku ukuran 11 X 18 cm, tebal 128 halaman, dg kertas HVS 70 gr, kover FC (Full colour) divernis, supaya mengkilat. Katakan, mau kamu cetak 1.500 buku. Harganya cetaknya adalah; Rp.3.000,/buku. (bilang ke percetakan bukunya diplastikin supaya awet bersih). Jadi, 4,5 juta. Sebelum ke percetakan naskah tadi dilay-out dulu kan? Sesuai ukuran yang kamu kehendaki 11 x 18 cm. Biayanya sekitar (paling bannyak) Rp. 200 ribu. Terus bikin film, sekitar Rp. 500 ribu (film selesai, dibawa ke percetakan) Total biaya: Rp. 200 ribu + 500 ribu+ 4,5 juta. = Rp. 5.200.000 (anda punya 1500 buku, yang sudah diantar ke depan pintu rumah dari percetakan!) HARGA JUAL Anda tentukan sendiri, karena sekarang anda DIREKTUR penerbitan yang anda dirikan sendiri! Misalnya, anda jual 18.000,- (inilah harga yang juga dijual di GRAMEDIA, Gunung Agung dll).
167
( Tapi, umumnya harga jual adalah 4 atau 5 kali harga cetak. Jadi, kalau anda mencetak Rp. 4.000,- per buku, juallah buku itu Rp. 16.000,- atau 20.000,-. Atau sekitar itu. Lihat juga buku sejenis dan setebal itu dijual berapa di toko, penulis. ) DISTRIBUTOR. Pakai distributor, yang biasanya minta 50 %, untuk mengedarkan buku anda ke Jabotabek dan Indonesia. Jadi untuk setiap buku yang terjual, anda hanya mendapatkan net /harga bersih Rp. 9 ribu buku. Secara teoritis, kalau buku anda laku sebanyak seribu saja, maka uang yang anda terima 1000 buku x 9. ribu = Rp. 9 juta. Nah, untungnya 9 juta - 5,2 juta \=Rp. 3,8 juta dan 500 buku. Itu kira-kira, mbak! Soalnya akhirnya soal hati, berani atau tidak ambil keputusan! Bukan soal ilmu pengetahuan, di kepala. Ranahnya beda. Banyak yang kaya gagasan, tapi ragu, ini tidak pernah jadi entrepreneur mbak. Tidak ada ZERO RISK, dalam hidup ini. Resiko nol tidak ada! Ini distributor: (YANG TIDAK SAYA REKOMENDASIKAN!) 1. Untuk wilayah Gramedia Jabotabek (Bapak Amin Fauzi, 081314713551) 2. Untuk wilayah di luar jabotabek (Sumatera, Jawabarat, Jateng, Jatim, Sulawesi ) pakai BUKU KITA hp. Bapak MIKEL 0815-612-7868, atau Yunita/masih remaja. (Agro minta diskon 55 %, kasih aja, syukur bisa anda tawar sampai 52,5 %, laporan penjualannya setiap bulan, uang ditransfer ke rekening kita! setiap tanggal 15) Bapak Amin Fauzi bisa minta seribu buku, untuk diedarkan. BUKU KITA bisa 1000 atau 1500. (Tapi kini BUKU KITA ingin menjadi distributor tunggal, dan minta dikirim 2.500 buku untuk judul buku baru). Tentu tidak semua permintaan distributor kita layani, tergantung persediaan buku kita juga. Jadi, kalau belum jelas, email aja lagi.
(REKOMENDASI terakhir Oktober 2010, dari YUDI PRAMUKO, yakni, Distributor Lutfi Agency, di Jakarta 168
Selatan, Hubungi: Abdillah 081380355388 . Laporan penjualan pada setiap tanggal 21 perbulannya, bisa dikirim melalui email, faks, atau pos sesuai kesepakatan. Lutfi Agency berpengalaman lebih dari 20 tahun, dan hanya memasukkan buku ke jaringan toko buku Gramedia, Gunung Agung yang memang memiliki penjualan tinggi saja, di Jabodetabek, Jawa Tengah, Jawa Timur. Jaringan toko buku Toga Mas juga digarap oleh distributor ini. Sejauh ini, Lutfi Agency bisa diandalkan. Lutfi bisa menerima 1.500 buku perjudul, untuk disalurkan ke mitra bisnisnya, toko buku. Ini, rekomendasi Oktober 2010. Distributor tidak akan kami rekomendasikan, jika secara keuangan, terbukti TIDAK JUJUR secara nyata! Tunggu perkembangan info berikutnya. Ternyata, dalam bisnis
169
dihadang oleh para pelaku bisnis yang KURANG JUJUR. “Orang yang kurang ilmu, bisa kita tambah ilmunya. Sebaliknya, orang yang kurang jujur payah kita menghadapinya,’ ujar Mohammad Hatta yang dikenal jujur. Inilah, Hatta yang terkenal) SARAN CETAK : 1.500 buku Saja perjudul. 1. Mulai cetak 1.500 saja, jangan 3 ribu. Kita perlu tahu respon pasar atas buku baru kita. (Atau 1.000 dulu. Atau 500 buku dulu, untuk memperkecil resiko, kalau anda benar-benar hati-hati, dan cenderung ‘takut’ berwirauhasa, he..he...he...) 2. Dirikanlah usaha penerbitan sendiri. Jika kerja di tempat lain, untuk mencapai direktur perlu waktu 10 atau 20 tahun, itupun kalau mujur, dengan bikin perusahaan sendiri, kita buat jabatan DIREKTUR dalam waktu SATU HARI. 3. Oh ya, setiap buku harus ada nomor ISBN, dari perpustakaan nasional RI di Jakarta. Tapi syaratnya, foto kopi kover buku dan daftar isi buku. Jangan lupa, permohonan surat, dengan kop penerbitan anda (diprint aja di komputer) tanda tangan asli, cap penerbitan (pesan di pinggir jalan, ditunggu/1 hari 40 ribu harga Jakarta) 4. Bismillah. Sekarang tugasmu. Tentukan dulu, MEREK penerbitan dan logonya. Misalnya, pakai nama sendiri. ROIDAH PUBLISHING! Atau MANINJAU PUBLISHING. 5. JALAN SAJA NANTI KETEMU JALAN DI TENGAH JALAN. Wassalam Yudi Pramuko
170
Quo Vadis. SEMARANG MENGARANG Semarang, 16 Agustus 2005 Kepada Bapak Yudi Pramuko JI. SukunNo. 10-A Ciputat
Assalamualikum wr. wb. Sebelum saya melanjutkan isi surat ini saya ingin mengucapkan ribuan terima kasih atas segala bantuan yang bapak berikan kepada saya. Sebab selama ini dengan bantuan dari bapak saya dapat meneruskan perjuangan untuk mendirikan sebuah usaha penerbitan sendiri. Saya jadi teringat kembali pada saat pertama kali saya mengirim surat pada bapak: sekitar akhir Januari yang lalu. Saat itu saya hanyalah seseorang yang benarbenar tidak tahu alur untuk mendirikan sebuah penerbitan. Walaupun keinginan saya sudah ada sejak 2 tahun sebelumnya. Saya juga ingin menyampaikan mohon maaf apabila surat ini isinya terlalu panjang. Sehingga mengganggu aktivitas pak Yudi. Setelah beberapa bulan akhir ini saya mendapatkan pengalaman yang banyak sekali. Oleh karena itu melalui surat ini, saya ingin berbagi pengalaman. Semoga saja bermanfaat atau siapa tahu pak Yudi ingin membuat edisi revisi bukunya maka dapat ditambahkan beberapa dari pengalaman saya ini.
171
Setelah cukup bingung bagaimana untuk memasarkan sebuah buku, saya akhimya dapat melakukannya. Disini saya menyampaikan bahwa untuk toko buku Diskon Toga Mas; ada di 4 kota: Surabaya, Malang, Yogyakarta, dan, Semarang. Saya menjadi distributor sendiri. Boleh dikatakan menjadi distributor sendiri lebih baik, karena kita bebas untuk menentukan jumlah diskon. Toko buku lainnya yang bisa langsung dimasukkin adalah Merbabu; tapi saya tidak menyalurkannya ke toko ini. Sebab saya lihat perkembangan dan pasarnya juga kurang. Untuk menjadi distributor sendiri ternyata tidak susah-susah amat. Kita hanya perlu menelepon toko buku tersebut, dan minta dihubungkan ke bagian pembelian. Coba saja tanya bagaimana prosedur untuk menyalurkan buku ke toko tersebut, pasti mereka akan memberitahu apa saja yang harus dilakukan. Kalau ngak tahu nomor telepon toko buku itu hubungi saja 108, beres deh. Setelah kita memasukkan buku ke toko tersebut, cobalah tanyakan alamat dan nomor telepon untuk jaringan toko buku tersebut di kota lain. Nah, dari sini kita bisa menghubungi toko buku yang ada di kota lain. Apalagi jika kita memiliki SIUP dan NPWP maka kita dapat memasukkan buku ke toko yang lebih banyak misalnya Gunung Agung dan Gramedia. Khusus untuk Gunung Agung menggunakan sistem sentralisasi jadi kalau kita mau memasukkan buku harus langsung dari Jakarta. Tentu saja dengan beberapa syarat di atas. Lalu untuk masalah distributor, saya mendapatkan beberapa alamat distributor. Mungkin siapa tahu ada yang tanya sama bapak. PT. Bhuana Ilmu Populer ( BIP) Jl. Kebahagian No. 11-11 A Jakarta 11140 Telp.:
(021) 2601234, 2601555 ext. 4441-4447
Fax : (021)6340757 E-mail : bip
[email protected] Keterangan: Bagus karena masih satu grup dengan Gramedia, minta diskon 45% lagi. Sayangnya ini adalah perusahaan besar jadi kita harus datang langsung dan membuat presentasi, pokoknya profesionallah. Dalam hal administrasi agak susah juga; biasalah perusahaan besar. PT. Niaga Swadaya JI. Gunung Sahari III No.7 Jakarta - Pusat
172
TeIp.:
(021) 4204402, 4255354
Fax : (021)4214821 E-mail :
[email protected] Keterangan: Bagus juga soalnya ini adalah perusahaan yang membesarkan nama Trubus, jadi sudah terkenal. Minta diskon terserah pada penerbit; tapi sebenarnya sih minimal 52,5%. Biasanya mereka akan sering mengadakan pertemuan ngumpul bareng penerbit, (khusus wilayah Jakarta tentu lebih mudah). Untuk laporan pertama diberikan setelah tiga bulan, sedangkan berikutnya sesuai permintaan penerbit. KAKIBUKU Jl. Nyengseret No. 2A Bandung 40242 Telp/faks 022-5205603 Keterangan: Bagus juga kok, soalnya mereka minta diskon 47,5%. Sayangnya mereka hanya menerima buku-buku yang bersifat pengembangan diri (self development) rnisalnya buku tentang kesuksesan, bagaimana pribadi yang baik, atau seperti bukunya pak Yudi. Jadi tidak menerima buku-buku seperti komputer, akuntasi, elektronika atau yang sejenisnya. Mizan Media Utama (MMU) Jl. Cinambo (Cisaranten Wetan) No.146 Ujung Berung Bandung 40294 Telp. : 022- 7815500 Fax. :022-7802288 Keterangan:
saya belum coba hubungi.
Setelah mempertimbangkan beberapa distributor tersebut, maka saya memilih Niaga Swadaya. Terus saya mau tanya sama pak Yudi; rencananya kan mau mendirikan CV (saya lihat di buku Sukses Besar Tanpa Gelar Volume 1.) Apa bapak akan jadi distributor juga, kan saya bisa langsung sama bapak saja. Sekalian belajar lagi, bagaimana cara mendirikan CV serta apa saja persyaratannya. Oh iya, sekarang saya juga sedang belajar mengenai pembukuan yang baik. Selanjutnya saya juga akan mempelajari tentang Zakat.
173
Ternyata dengan mendirikan penerbit banyak hal yang saya dapatkan di luar masalah penulisan buku sendiri. Tapi walaupun begitu, terkadang saya masih sering tergoda untuk menjual naskah ke penerbit lain. Sebab background saya dulunya yang sering menyerahkan naskah ke penerbit dan langsung jadi duit. Walau begitu saya akan mencoba untuk tetap bertahan dengan penerbitan saya ini. Saya juga bertanya satu hal pada pak Yudi; mohon pendapatnya. Kebetulan posisi saya di Semarang, untuk menyalurkan buku ke distributor saja harus mengeluarkan biaya sampai 1 jutaan lebih. Rasanya agak susah juga. Tentu mungkin buku saya agak mahal sebab dihitunghitung harga itu sudah yang paling murah, sebab biaya cetak dan CD sudah mencapai 7 juta, belum lagi termasuk biaya distribusi. Tiada yang dapat saya berikan kepada anda selain ungkapan rasa terimakasih, dan semoga penerbit Taj Mahal dapat terus berkembang maju. Sekian dan terimakasih. Hormat saya,
EFVY ZAMIDRA ZAM RUMUS SUKSES BISNIS: JALAN SAJA NANTI KETEMU JALAN DI TENGAH JALAN.
SELESAI.SELESAI. ALHAMDULILLAH.
======================= TAMBAHAN.BONUS.BOLEH DIBACA BOLEH DIABAIKAN. (Ini sekedar catatan perjalanan kehidupkan, yang perlu disampaikan juga kepada orang lain. Barangkali ada gunanya. Karena, tidak ada pengalaman hidup yang tidak berguna, betapapun pahitnya pengalaman hidup itu. Ini kalau diyakini, bahwa segala hal apa saja yang dialami manusia hakikatnya adalah anugerah ALLAH Swt. Yang
174
TERBAIK untuk perkembangan kemanusiaan dan peradaban manusia itu sendiri di atas dunia ini…)
PROFIL RINGKAS PENGARANG YUDI PRAMUKO (0813.1043.3010) YUDI PRAMUKO: Lahir di Malang 29 Agustus 1961, lulusan Univesitas Islam Negeri (UIN), Syarif Hidayatullah Jakarta; mengenyam Akademi Dakwah dan Bahasa Arab (AKBAR) Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), program MM/MBA STIE Trianandra Jakarta konsentrasi marketing. Alhamduillah ia telah menulis 51 buah buku. Di antaranya, Biografi Prof. Dr. H. Yusril Ihza Mahendra,’ Sang Bintang Cemerlang’, Rahasia Sukses Dakwah dan Bisnis Aa Gym (buku ke 8), dan Misteri dan Keajaiban Nabi Muhammad dan Aa Gym (buku ke 33). Karyanya HAMKA Pujangga Besar, pada 2000, meraih hadiah terbaik ADIKARYA dari IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia). Pernah jualan es Woody dan empek-empek di Palembang; jualan koran, buku, nasi uduk, soto ayam, es buah segar, mie pangsit, Taj Mahal pulsa elektrik. Ia juga memberi training kewirausahaan di Salman ITB, UI Depok, UIN Jakarta, IPB, IKAPI DKI, komunitaslepas.com, Remaja mesjid RW 02, Pondok Pinang Jakarta Selatan, Sekolah Tinggi Manajemen PPM Jakarta, dll. Tahun 2005, ia mendirikan organisasi gerakan dakwah dan bisnis Sarekat Wirausaha Islam Terpadu (SWIT). Presiden SWIT ini mendorong lahirnya 170 penerbit di 50 kota di Indonesia, 2 distributor, 4 warung masakan Padang dan Tegal, warung indomie, 2 toko buku, website,dll. Ia mendirikan penerbit Taj Mahal, menerbitkan 30 karyanya sendiri dan Taj Mahal TV yang menghasilkan 6 VCD/film dokumenter. Alhamdulillah! Moto Hidup: Dalam hidup yang sekali di dunia ini, berbuatlah
JANGAN TANGGUNGTANGGUNG! 175
Yang penting, BERANI BERTINDAK Bagaimana mengembangkan dakwah Islam sekaligus mendatangkan uang melalui bisnis penerbitan buku di RUMAH? Saya memulainya dari buku PERTAMA berjudul ‘Rahasia Sukses Dakwah dan Bisnis Aa Gym’! Anda, insya Allah pasti bisa memulai dengan buku PERTAMA anda! 176
Saya, Yudi Pramuko, sejak April 2004, alhamdulillah, berhasil mendorong lahirnya lebih dari 150 penerbitan buku di lebih 40 kota di Indoensia, dan telah menulis naskah 50 buku, 35 buku di antaranya saya cetak sendiri sebanyak lebih dari 250 ribu kopi dan disebarkan ke seluruh Indonesia melalui toko buku. Padahal, sebelum bisnis tahun 2003, saya tidak kenal apa itu Bilyet Giro, Cek, KLIRING, faktur. Saya tidak punya pengalaman sama sekali menulis buku dan mencetaknya sendiri.Untuk memulai bisnis penerbitan, dan menulis buku pertama kali, tidak perlu jadi orang istimewa. Saya hanyalah ORANG BIASA. Bukan orang dengan bakat luar biasa. Pembaca dan pembeli buku saya juga ORANG BIASA.. Mereka tak punya pengalaman sebelumnya, . Tapi, alhamdulillah, mereka berani mengambil keputusan berwirausaha. Termasuk, berani menulis buku sendiri. Jangan pindah ke hal lain. FOKUSKAN mata anda pada TESTIMONI orang-orang yang sudah MENDAPATKAN MANFAAT dari buku, karya saya.
YOGJA: Membuka Mata *Halo pak Yudi, terimakasih atas buku anda menyemangati untuk membuat penerbitan sendiri. Memang kadang kita harus menciptakan peluang sendiri. Saya meluncurkan buku MEMBUAT VIRUS MENGGUNAKAN VB, dan PERTAMA KALI saya menerbitkan buku itu. Alhamdulillah semakin hari semakin laku, kunjungi www.virologi.info pak terimakasih pada Allah yang menunjuk pak Yudi sebagai pembuka mata pengarang buku Indonesia. 62812-2697-XXX, 28 april, 03:13:00 *Penerbit saya, DSI Publishing sir, Jl Sidobali UH II/414 YK, 55000 atau ke imel
[email protected] thank banget sir, eh ada website bisa saya cantumin web mas yudi di site saya., 62812-269-7xxx, 28 april, 21;40:50
KALIMANTAN: Bertindak Kelebihan buku anda memberikan motivasi yang luar biasa untuk BERTINDAK, yaitu mendirikan penerbitan buku di RUMAH. SUPRIHADI, Perumahan Km 01 Penajam Blok A-Nomor 31 Rt 022, Kel. Penajam, Kec. Penajam, Kab. Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur 76141. Thank’s 08134649-4xxx, 24 Nop., 12:09:55 JAKARTA: Menjaga kemurnian cita-cita… (Setelah berjumpa, bersilaturahmi pada hari Sabtu, 4 Februari, pk. 07.00 10.00)
177
Pak Yudi, terima kasih atas pencerahannya. Semoga Allah merahmati dan menjaga kemurnian cita-cita ini. Sukses! Yaser., 081381180xxx, Sabtu, 4 Februari, 14:49:07 MADURA: Mudah Dicerna Kelebihan karya anda, isinya memacu semangat berwirausaha, gaya penulisannya bagus, ringan, enak dibaca, MUDAH DICERNA. SUBROTO, Jl. Gapura Karangbudi Sumenep 69472, 0818, 0xxx, 7677, 20 Nopember, 10:08:09 SEMARANG: Lahir 1 Penerbit Baru Salam kenal saudaraku. Saya Frans Donald (Penulis Baru). Allah Akbar! Praise th God! Buku bapak sangat menginspirasi! Thx! Saya mo nanya: Saya mo bikin penerbitan…,0817-797-19xxx, 23 Okt. 18:48:08 Ok thx! Ide Bapak telah meluncurkan 1 PENERBIT BARU lagi dari Semarang: BOROBUDUR Publishing, 0817-97-19xxx, 24 Okt. 2005, 10:12:21. Allahu Akbar! Seorang Muslim sejati yang telah menyimak buku Anda akan berkata Allahu Akbar! Seorang Nasrani akan berkata: Haleluyah! Akhirnya Al Baqarah QS 2: 62 (Frans Donald), 0817-971-9xxx, 28 Okt. 2005, 14:41:56 JAKARTA: Menerbitkan Novel Sendiri 34. Aku udah beli karya anda. Jujur, aku sangat terkompori untuk MENERBITKAN NOVEL SENDIRI. Thx a lot. Endang, 0818759xxx, 22 Februari: 13:57:59 Baca terus... Ass. Mas Yudi, malam ini untuk KESEKIAN KALINYA saya membaca buku anda. Sekian kali pula terpecut akal dan jiwa saya. Anda begitu memberi, memberi inspirasi. Saya juga ingin ketemu anda. Faisal Agus. +628189322xxx, 24 Desember, 22: 19:25 Jakarta: Endang Pak Yudi, terimakasih sekali atas bukunya. Insya Allah saya pasti menseriusi langkah-langkah dari buku tersebut. Jika tak keberatan saya undang Bapak nanti sore dialog Ramadhan dan buka bersama di Hotel Sahid Jakarta pk 3 sore bersama Gus Dur, dan Emha Ainun Najib dll. Aini, 0813-1900-4xxx, 19 Okt., 11:32: 40 Darah Meluap-luap
178
Alo Mas Yudi, saya Atthur, bukunya bagus banget, bikin darah MELUAPLUAP untuk bikin penerbitan sendiri, tanks yah, cuma Allah yang bisa balas ideide mas Yudi, mas ada imel nggak? Thanks, 0812-2697-xxx, 10 Nopember , 18: 37:241
SERPONG: Menyatukan dakwah-bisnis Setelah membaca buku Bapak, sebagai penulis baru dan mencoba MENYATUKAN UNSUR DAKWAH DAN BISNIS. Saya di Serpong, penerbit saya Crystal Publishing, ada 4 judul, salah satunya Fenomena Dai Muda, dar Jefry Al-Bukhory hingga Ustadz Coy, saya ingin menerbitkan buku sendiri, untuk tahap awal apa ada distributor yang mau menerima buku dalam jumlah kecil dulu, mengingat modal saya juga kecil? Mohon bantuannya (Lia), 0856.90712xxx, 6 Nopember, 19:23:37
DEPOK : Mencoba Menerbitkan Ass. Pak Yudi, sekarang saya baca buku anda dst, saya sangat tertarik dengan konsep SOHO, kebetulan saya adalah ibu rumah tangga dan saya sedang menyelesaikan naskah yang bernuansa Islami, buku anda sangat bermanfaat dan saya akan COBA MENERBITKANNYA dengan mengikuti langkah-langkah dari Anda. Thanks! Salam untuk ibu Euis Halimah. Dian Basuki, Depok. 0812-8115-xxx, 21 Okt.,22:13:02
KALTIM: Salut Assalamu alaikum. Mas Yudi, kenalkan saya Amir Kalimantan Tengah. Saya SALUT dengan cara mas memotivasi untuk menulis. Saya mau tanya kalo nyetak buku dengan biaya sendiri minimal berapa eksemplar, 0812-4900-1xxx, 7 Nopember, 09: 39:02 SEMARANG: Virus Wirausaha Mas Yudi selamat pagi, bersyukur saya bisa baca buku anda. Keren! Saya respek dengan gerakan VIRUS WIRAUSAHA Anda. Semoga Anda selalu mendapat berkah, SASONGKO, mentor entrepreneur, Semarang, 0815-6541xxx, 22 Nopember, 07:17:31
KALIMANTAN :Membakar Semangat Saya beli karya anda…Alhamdulillah, bang Yudi (boleh khan panggil bang), MEMBAKAR SEMANGAT saya untuk mewujudkan impian saya, 0813. 4649.4xxx, 24 Nop. 2005, 09:12:25
179
KALTIM: BrilIan Saya Suprihadi, tinggal di Penajam Kaltim. Motivasi bang Yudi SANGAT BRILIAN Saya bertekad akan mewujudkan mimpi jadi usahawan Muslim walau baru dengan modal tekad, 0813-4649-4xxx, 24 Nop, 10:14:13 KALTIM : SEMANGAT LAGI Saya Suprihadi di Penajam Kaltim sudah baca beberapa buku teknik mengarang tapi belum berhasil tuntaskan nulis satu buku pun. Setelah baca buku Abang, saya dapat SEMANGAT LAGI Mudah-mudahan banyak orang lagi seperti saya sehingga Muslim di Inonesia bisa bangkit dan dapat hidup dengan bisnis wirausaha. Teruslah nulis, bang. 0813-4649-4xxx, 24 Nop., 10:25:29 BOGOR: Puas, Jadi bos penerbitan di rumah Halo Pak Yudi, saya sudah baca karya anda, SAYA PUAS karena ada ilmu jadi bos penerbitan di rumah. A. Bahrum, Bogor, 0812-9258-xxx, 30 Desember, 21:40:41 --------------------Kapan sebaiknya memulai bisnis penerbitan buku di rumah? Saat terbaik memulai bisnis, ialah saat anda merasa TIDAK PUNYA APAAPA, pada HARI INI. Mulailah bisnis pada usia berapa saja, karena bisnis adalah bagian dari amal saleh, bagi seorang muslim. Menurut Rasulullah SAW, jika esok terjadi hari kiamat, maka tanamlah sebiji kurma pada HARI INI. Beramal salehlah, pada HARI INI. Bukan esok. Bisnislah pada HARI INI, saat masih tersedia UMUR dan KESEMPATAN. Tak perlu mempertimbangkan pendidikan anda, umur, keturunan, lingkungan sosial anda.. Tak ada isitlah TERLAMBAT dalam bisnis, sepanjang masih ada PELUANG. Peluang bisnis adalah HARI INI, berapapun usia anda. Pada usia ke 42 tahun, untuk PERTAMA kalinya saya melihat dan memegang selembar cek, senilai Rp. 14 juta rupiah, hasil penjualan buku-buku saya. Ya, saya mulai bisnis penerbitan di RUMAH pada usia 42 tahun. Tanpa ada yang membimbing. Dan saya ingin membimbing anda bisnis penerbitan buku di RUMAH anda sendiri. Bismillah! Saya nekat saja. Jalan saja nanti ketemu jalan di tengah jalan. Just start, you will find a way on the way. Saya ‘terpaksa’ menulis BUKU PERTAMA Saya ingin berwirausaha di RUMAH, setelah lebih dari 10 tahun saya bosan bekerja perusahaan milik orang lain. Kerja pada orang lain, waktu terbaik saya, untuk mengembangkan perusahaan milik orang lain! Saya lelah. Hidup saya berjalan di tempat. Tiga jam di jalan umum, berangkat pagi, menyedot polusi udara kotor setiap hari, pulang malam untuk membesarkan perusahaan orang lain. . Sebelas jam sehari. Selama 13 tahun berturut-turut!. Umur yang berharga seolah HILANG SIA-SIA, tanpa PRESTASI BESAR! Tanpa MIMPI BESAR. Tanpa VISI BESAR. Tanpa SEMANGAT BESAR!
180
Saya ingin berkembang secara OPTIMUM. Punya waktu bebas, dan punya peluang jadi MILYADER. Saya ini bertekad keras punya penghasilan 9 (sembilan) milyar dalam setahun, dalam dua tahun ke depan. Menanti gajian setiap tanggal 28? Bosaaan!!! Dalam 1 minggu, gaji bulanan tiba-tiba habis ! ANEH, TAPI NYATA. Aaa…hh, ini bukan pilihan hidup yang menarik! Saya ingin jadi penulis buku. Dan mencetaknya sendiri. Orang-orang akan saya bantu bikin penerbitan buku di RUMAH masing-masing. Untuk itu, saya terjun ke bisnis informasi, satu dari tiga jenis bisnis yang TIDAK AKAN PERNAH MATI, di masa depan, sepanjang umur dunia. Dua sisanya adalah bisnis pendidikan, dan bisnis kesehatan. Saya mulai menulis buku dan mencetaknya sendiri Nopember 2003. BUKU PERTAMA saya adalah “Rahasia Sukses Dakwah dan Bisnis Aa Gym’ . Buku itu telah dicetak 7 kali. Dan diterbitkan oleh penerbit Taj Mahal yang saya dirikan seorang diri dari sebuah RUMAH KONTRAKAN saya yang ke DELAPAN, di kawasan Ciputat, Jakarta. Jadi, saya dirikan SENDIRI penerbitan buku di rumah, saya menulis buku SENDIRI, lalu saya cetak SENDIRI. Artinya, saya berdakwah sekaligus menghasilkan uang. Konsepnya adalah, berdakwah melalui bisnis. Saya yakin anda mampu juga melalukan hal sama. Syaratnya anda punya MIMPI BESAR dan SEMANGAT BESAR dalam hidup. Mimpi besar saya, adalah melahirkan 1.000 (seribu) penerbitan buku di Indonesia. Sekaligus mendorong lahirnya 1.000 penulis buku pemula, termasuk anda. Yang penting, bukan di mana kita SEKARANG. Tapi kita mau bergerak KEMANA di MASA DEPAN. Hari ini, mungkin anda banyak hutang, penghasilan pas-pasan, ilmu keislaman sangat kurang. Atau anda masih mengalami kesulitan membaca Al Quran. Atau, di rumah, anda tidak punya usaha sendiri.Anda juga belum pernah menulis sebuah buku pun. Anda merasa masa depan yang tidak pasti. Keuangan tidak mapan. Oh, tidak apa-apa. Jangan gugup menghadapi masa depan. Yakinlah, Allah SWT pelindung kita di dunia dan akhirat. Yakinlah. Dengan keyakinan yang kukuh, hati menjadi TENANG. Karena Allah SWT saja yang MENURUNKAN KETENANGAN HATI kepada orang beriman. Uang tidak dapat memberikan perasaan hati yang tenang secara sejati. Fokuskan perasaan, pikiran dan tindakan anda untuk menuju MIMPI BESAR yang terletak di MASA DEPAN. Karena KEUNTUNGAN, dan PROFIT terletak di MASA DEPAN. Bukan di masa lalu! Janganlah anda menyiksa diri, terseret pada permasalahan yang tidak pernah habis-habisnya. Fokuskan pada peluang-peluang baru, dan tantangan kehidupan yang baru. Pakailah 80 % enerji, pikiran dan perasaan anda untuk menciptakan peluang BARU dan menyabetnya. Peluang jangan dinanti. Ciptakan peluang dakwah dan bisnis. Lalu, manfaatkan peluang, sekecil apapun peluang dakwah dan bisnis itu. Sisanya 20 %, anda pakai untuk memecahkan masalah.
181
Jangan anda balik. 80 % waktu anda pakai untuk mengurusi masalah. Akibatnya, peluang-peluang dakwah dan bisnis, berlalu di depan mata anda. Karena anda selalu menggunakan 80 % pikiran, waktu dan tenaga anda tersedot untuk menangani masalah hari ini dan masa lalu! Sayang sekali! Hidup anda yang hanya sekali di atas dunia, ternyata habis untuk menyelesaikan masalah yang tidak habis-habisnya. Lalu, anda pulang ke akhirat, tanpa PRESTASI BESAR sama sekali. Di dunia tak dikenal. Di akhirat direbus di neraka. Alangkah malangnya orang-orang yang gagal itu! Saya ingin Anda sukses di dunia, sukses di akhirat. Saya tegaskan, pakai 80 % waktu anda untuk fokus pada peluang, mimpi besar,, visi, cita-cita besar anda! Peluang dan mimpi besar itu adalah bagaimana mendirikan bisnis penerbitan buku di rumah. Dan, bagaimana menulis buku dengan cepat dan berjilid-jilid lewat 4 metode yang terbukti berhasil! Saya ingin membantu anda mencapai impian BESAR anda. Untuk itu, ada produk informasi yang saya tawarkan, untuk mendorong anda jadi pemilik penerbitan dan menjadi penulis buku dengan kecepatan cahaya. Produktif! Subur! 1 # RAHASIA DIRIKAN WIRAUSAHA PENERBITAN BUKU DI RUMAH 2 #RAHASIA BIKIN BUKU YANG CEPAT DAN BERJILID-JILID MELALUI 4 METODE YANG TELAH TERUJI DI LAPANGAN. (BONUS ISTIMEWA) Tebalnya kedua materi, 150 halaman. Dengan kedua materi di atas, jika anda praktikkan, seperti sudah saya praktikkan, akan sangat bermafaat. Setidaknya, anda dapat menjadi direktur perusahaan dalam sehari, dari perusahaan yang anda dirikan sendiri. Anda memiliki karya-karya sendiri. Dan, peluang jadi milyader, TERBUKA LUAS. Rasakan bedanya, orang yang punya karya berbentuk buku, dan ide-ide segar anda tersebar, dinikmati oleh masyarakat Indonesia. Bandingkan dengan orang awam yang hidup tanpa KARYA BESAR! Lewat bisnis penerbitan buku di rumah, reputasi dan citra anda semakin meningkat di mata orang lain. Saya sendiri, merasakan semua itu. Jaringan, kemampuan menajerial, dan kawan-kawan baru bertambah dengan bertindak mendirikan bisnis informasi di RUMAH Peluang-peluang baru Allah bukakan secara berturut-turut, karena tindakan wirausaha anda dari RUMAH. Tanpa saya duga, saya diundang ceramah wirausaha di UI Depok, UIN Jakarta, ITB, IPB, IKAPI DKI, Komunitas.Lepas.com, remaja dan pemuda mesjid, mahasiswa dll. Alhamdulillah. Semua berawal dari BERTINDAK wirausaha penerbitan di RUMAH. Pastikan anda melakukan keputusan yang tepat. HARI INI juga, sebelum anda meninggakan website www.duniamenulis.com. Kami Isi kolom PEMESANAN di bawah ini. Klik ORDER. Nanti anda akan mendapatkan ANGKA UNIK yang harus anda transfer. Pastikan anda punya MIMPI BESAR, yang DAPAT MENGUBAH SEJARAH HIDUP ANDA SENDIRI. Mimpi besar dan KEPUTUSAN ANDA HARI INI, bisa membuat anda dikenang dalam sejarah dengan TINTA EMAS. Dan anda
182
mendapatkan pahala yang terus mengalir abadi, karena anda MEWARISKAN perusahaan dan buku-buku yang BERMANFAAT untuk masyarakat luas.. Pastikan anda memesan HARI INI juga. Bismillah! Klik ORDER. BONUS SWIT
NASKAH PENDIRIAN SAREKAT WIRAUSAHA ISLAM TERPADU (SWIT) ALHAMDULILLAHI ROBBIL “ALAMIN WASH SHOLATU WAS SALAMU ‘ALA ASYROFIL AMBIYA-I WAL MURSALIN WA ‘ALA ALIHI WA SHOHBIHI AJMA’IN. AMMA BA’DU.
SEGALA PUJI DAN syukur KEPADA ALLAH yang telah menganugerahkan keimanan dan keislaman kepada kita sekalian. Salawat dan salam kita sampaikan kepada Nabi Muhammad Saw, yang membentangkan, dan memperjuangkan nilai-nilai Islam yang hingga kini kita jadikan acuan dan petunjuk jalan, DI HARI INI, dan ke masa depan. Bapak, Ibu dan hadirin yang kami hormati, Hari ini, Ahad 20 Februari 2005 bertepatan dengan tanggal 11 Muharram 1426 tahun hijriah, insya Allah sebentar lagi, akan kita dirikan gerakan dakwah dan bisnis, bernama SAREKAT WIRAUSAHA ISLAM TERPADU, disingkat SWIT. Tujuan gerakan dakwah dan bisnis SWIT ini, antara lain, adalah mendekatkan diri kepada Allah Swt melalui dakwah dan bisnis/ perdagangan.Tujuan kedua, adalah meningkatkan kesejahteraan keuangan anggota. VISI nya: Menjadikan Indonesia sebagai negeri entrepreneurship terunggul di dunia. Adapun misi SWIT ada tiga:1. Mendorong tumbuhnya dakwah dan bisnis dari rumah 2. Memperkukuh gerakan ekonomi syariah dari bawah 3. Membangkitkan semangat dan praktik kewirausahaan dan profesionalisme. Target minimum yang hendak dicapai oleh SWIT adalah mengenal Allah Swt. Karena, dalam bisnis berhasil mendapatkan Allah Swt berarti mendapatkan segala-galanya.
Adapun ukuran sukses
menurut SWIT, adalah jika bisnis yang
dioperasikan tetap setia di jalan Allah Swt dan di akhirat masuk surga. Motto gerakan ini adalah PANDAI SHOLAT, PANDAI MENDIRIKAN WARUNG. Para hadirin yang kami muliakan,
183
Selama ini kita telah saksikan bersama, umat Islam pandai salat tetapi yang pandai mendirikan warung adalah non-Muslim. Akibatnya, umat Islam terbiasa dan pandai menegakkan salat, akan tetapi pada saat yang sama tanah-tanah yang strategis untuk berbisnis, dan mendirikan warung, yang paling sederhana sekalipun, diambil oleh ‘orang lain’. Artinya, secara sederhana dapat dikatakan, orang lain yang memetik keuntungan ekonomis, sedangkan kaum muda Islam pandai salat dengan kantong kosong di saku celana mereka. Inilah gambaran umum keadaan umat Islam Indonesia. Bapak, ibu, saudara sekalian yang kami muliakan, Dewasa ini terdapat, sekitar 40 juta kaum miskin di negeri ini. Ada 35 juta pengangguran. Inilah peluang ladang dakwah dan amal saleh yang besar sekali. Hadirin yang kami muliakan, SWIT, BERBEDA Dalam lingkup yang lebih luas, SWIT berbeda dengan Rufaqa’ Internasional yang dipimpin oleh Syekh Abuya Azhari At-Tamimi. Seperti diketahui, gerakan dakwah dan bisnis yang dipimpin oleh Abuya adalah gerakan yang mempesona. Dakwah dan bisnisnya pada level internasional, di lima benua. Misalnya, mereka memiliki peternakan domba 300 hektar di Australia, mendirikan butik muslimah di kota Paris, Perancis, dan aneka bisnis lainnya di lima benua. Bisnis mereka antara lain, perkebunan, teknologi informasi, travel and tours, pelayanan kesehatan dan pendidikan Islam, advertising, konstruksi, pabrik roti, jaringan grosir, wartel, production house, jaringan toko buku, multi media, hypermarket, industri makanan, industri herba, pabrik kecap, saos dll. Prestasi dunia ini di bidang dakwah dan bisnis digerakkan oleh Abuya sejak tahun 1968 dan tumbuh terus hingga kini di Malaysia, Indonesia, Timur Tengah, Malaysia, Thailand, Eropa, Uzbekistan dan kawasan lainnya. Gerakan dakwah dan bisnis yang spektakuler inilah yang menjadi inspirasi dan semangat Aa Gym untuk mengikutinya, melalui Daarut Tauhiid dan MQ Corporation. Namun tentu saja, aset, omset dan kegiatan Rufaqa Internasional jauh melampaui aset dan omset MQ Corporation Aa Gym, baik dalam jumlah, spektrum jaringan dan aneka dakwah dan bisnisnya. Dalam perspektif kesejarahan gerakan dakwah dan bisnis modern inilah, Sarekat Wirausaha Islam Terpadu (SWIT), didirikan. SWIT berusaha menyerap percobaan
dan aneka kebajikan yang telah dirintis
oleh Rufaqa
Internasional, pimpinan Abuya, dan gerakan dakwah dan bisnis lainnya dengan cara
184
mewujudkan wirausaha Islam, yang dioperasikan, digerakkan oleh orang-orang yang ingin memiliki bisnis sendiri, dan tidak sekedar menjadi karyawan. Akan tetapi, Sarekat Wirausaha Islam Terpadu berbeda dengan gerakan dakwah dan bisnis yang dipimpin oleh Abuya di Malaysia dan Aa Gym di Indonesia. Hadirin yang mulia, Perbedaan itu, antara lain terletak pada hal-hal berikut ini.
SWIT berusaha mengedepankan sistem. Gerakan dakwah dan bisnis SWIT diupayakan tidak dimotori oleh seorang tokoh sejak awal kelahirannya. Baik Rufaqa International maupun Daarut Tauuhid atau MQ Corporation, keduanya memuncak pada sosok tokohnya, yakni Syeikh Abuya Azhari AtTamimi dan Aa Gym. SWIT berupaya melenyapkan ketokohan sejak awal pendiriannya. SWIT mengedepankan sistem. Sistem itu bertumpu pada cabang-cabang yang dikendalikan oleh pelaku bisnis di wilayah masing-masing. Karena itu, SWIT didesain sebagai ormas yang memiliki sistem kepemimpinan kolektif, selama lima tahunan, yang dipilih oleh seluruh cabang dalam sebuah musyawarah, muktamar atau konperensi pada level nasional. Selama tiga atau lima tahun kedepan, kami selaku Jaringan Pimpinan Pusat (JPP) SWIT insya Allah hanya meletakkan dasar-dasar dan mengantarkan bagi terlaksananya kepemimpinan kolektif SWIT pada level nasional untuk masa tugas selama periode lima tahunan. 2. MILIK ANGGOTA. SWIT adalah gerakan dakwah dan bisnis yang NYATA. Dan kekayaan unit bisnis yang ada di cabang dimiliki oleh pendirinya masing-masing. SWIT sebagai
tidak
memiliki kekayaan atau aset dari unit dakwah dan bisnis di cabang-cabang SWIT. SWIT berfungsi sebagai motivator, yang memadukan, mensinerjikan, khazanah minat dakwah dan bisnis anggotanya. Sehingga anggota didisain, didorong, dibantu, dimotivasi, supaya BERANI memiliki usaha dakwah dan bisnis yang beroperasi secara nyata dan menjadi PEMILIK bisnis atau jasa. Oleh karena itu, keinginan menjadi ketua cabang sungguh dipermudah. Karena yang dipentingkan, adalah tegaknya kemandirian dan keberanian jiwa untuk mulai berbisnis, atau berwirausaha, secara nyata. Dan, tidak menghabiskan usia dalam
185
keraguan, dan maju mundur! Pendirian cabang artinya seiring dengan tumbuhnya unit dakwah dan bisnis baru! Kami hanya mengesahkan pendirian cabang SWIT, setelah terbukti cabang itu SUDAH menjalankan unit usaha, baik jasa maupun produksi, meski usaha itu sangat sederhana. Jika belum berjalan, didorong untuk jalan, sampai usaha itu benar-benar berjalan dalam kurun 6 bulan pertama. 3. ORMAS (Organisasi kemasyarakatan). Badan hukum Sarekat Wirausaha Islam Terpadu (SWIT) berbentuk ormas, yang insya Allah suatu saat didaftarkan ke Departemen Dalam Negeri RI. SWIT bukan partai politik. Bukan ormas yang berada di bawah partai politik manapun. Bukan pula lembaga keuangan. SWIT adalah ormas yang fokus garapannya
adalah dakwah dan
kewirausahaan/entrepreneurship yang menerima seluruh masyarakat muslim, termasuk anggota partai politik manapun sepanjang mereka berminat pada dua hal; dakwah dan bisnis. 4. PELANJUT DI ABAD KE 21 Secara historis, SWIT adalah pelanjut gerakan Sarekat Dagang Islam (SDI), dari segi spirit kewirausahaan Islam, yang didirikan oleh KH. Samanhoedi, pada tahun 1905. Dari aspek ini, SWIT bukan gerakan dakwah dan bisnis yang baru. Dia hanya pelanjut SDI yang telah diubah oleh Haji Omar Said Tjokroaminoyo menjadi gerakan partai politik Islam, Sarekat Islam (SI) pada tahun 1912. SWIT hanyalah pelanjut gerakan dakwah dan bisnis di abad ke-21, yang pernah dimulai pada awal abad ke-20, di tahun 1905, tepat seratus tahun yang lampau. 5. DE-CENTRING Dari segi gerakan, SWIT berusaha melengkapi gerakan dakwah dan bisnis ‘Aa Gymisme’. Aa Gym
membatasi pendirian tiga cabang Daarut Tauhiid di tiga kota
Bandung, Jakarta dan Bandung. Sementara 20 perusahaa di bawah MQ Corporation, milik Aa Gym sendiri. Untuk mempelajari semangat dan praktik wirausaha ala Aa Gym, orang harus belajar ke Bandung yang memakan biaya yang tidak kecil dan waktu. Oleh karena itu, dari segi gerakan, ‘Aa Gymisme’ (baca: Daarut Tauhid MQ Corporation) terkesan elitis serta bertumpu pada Aa Gym sebagai aktor intelektualnya, dan sukar dijadikan sumber belajar yang murah, efektif, cepat, dan mudah dijangkau.
186
SWIT berusaha melakukan de-centring, dengan cara mendirikan berbagai cabang di berbagai di desa, kecamatan, kelurahan, di seluruh propinsi di Indonesia. Dari segi ini, SWIT adalah gerakan rakyat dari bawah, karena pendirian cabang di sebuah kawasan haruslah dibuktikan dengan adanya sedikitnya sebuah unit bisnis. Tanpa adanya unit bisnis, betapapun sederhananya usaha dan jasa itu, maka belumlah sah menjadi cabang SWIT. Hanya dengan cara inilah, SWIT diharapkan benar-benar mendorong secara kongkrit anggotanya, untuk mendirikan sebuah aktivitas bisnis secara nyata. Gerakan dakwah dan bisnis Sarekat Wirausaha Islam Terpadu (SWIT) didesain untuk ‘memaksa’ anggotanya untuk berani bertindak memulai dakwah dan bisnis, apa saja, yang halal, meskipun kecil dan sederhana.
Dengan demikian,
tersebarlah cabang-cabang SWIT di berbagai tempat. Pusat gerakan dakwah dan bisnis SWIT terletak di berbagai wilayah, kawasan, dan propinsi. Inilah salah satu ciri khas gerakan dakwah dan bisnis SWIT
CIRI KHAS Kami ulangi, ciri khas gerakan dakwah dan bisnis Sarekat Wirausaha Islam Terpadu (SWIT) dapat kami rumuskan sebagai berikut. 1.
Independen
2.
Mengakar, menyebar
3.
Menolong diri sendiri.
INDEPENDEN, maksudnya SWIT adalah otonom dan mandiri, tidak berada di bawah partai dan ormas manapun di Indonesia mapun di luar Indonesia. MENGAKAR, MENYEBAR. Maksudnya, SWIT mengutamakan gerakan dari bawah secara kongkrit (bottom up), yakni tumbuh, berdiri dan beroperasinya dakwah dan bisnis di tingkat cabang walaupun
dakwah dan bisnis itu sangat kecil dan
sederhana.
MENOLONG DIRI SENDIRI. Maksudnya, SWIT adalah alat dakwah dan bisnis yang tidak meminta-minta sumbangan kepada pihak lain, kecuali menekankan usaha dari kekuatan diri sendiri, dan kerjasama yang adil, dan mengutamakan memberi daripada meminta-minta. Pembiayaan dakwah yang dilakukan oleh cabang dibiayai sendiri oleh kekuatan harta yang merupakan hasil keuntungan bisnis cabang SWIT bersangkutan.
187
HARAPAN Kami berharap, SWIT menjadi sumber belajar yang murah, efektif, cepat dan mudah dijangkau bagi semua orang yang ingin berdakwah dan bisnis. Melalui SWIT, setiap orang dipercepat pembelajarannya. Karena semua informasi bisnis, insya Allah disiapkan oleh www.swit.com yang kontennya dituliskan secara rinci oleh pelaku bisnis SWIT sehingga dapat diakses, dan dimanfaatkan oleh semua orang
yang tertarik
menjadi pemilik-pemilik perusahaan sendiri. Ketulusan hati para anggota SWIT yang sudah menjalankan usaha dakwah dan bisnis, untuk membagi informasi, semangat, ilmu, kearifan, kepada pihak lain agar mereka turut berkembang bersama, tentu menjadi salah satu kunci rahasia sukses peningkatan kesejahteraan umat Islam Indonesia. Dengan ketulusan jiwa, putih hati, jiwa besar dari anggota SWIT, untuk beramal saleh, dalam bentuk menginfakkan informasi bisnis yang paling rahasia sekalipun, tentulah akan menolong masyarakat luas. Mereka akan sangat terbantu untuk meningkatkan kualitas keberagamaan dan kualitas kemerdekaan finansial mereka. Hadirin yang kami muliakan, Perlu kami ingatkan, semangat TOLONG MENOLONG inilah ruh, nyawa, spirit dari gerakan dakwah dan bisnis SWIT. Ukuran dan batas tolong menolong, adalah ketika seseorang didampingi terus sampai dia berhasil MENDIRIKAN usaha bisnis milik sendiri. Tanpa ruh TOLONG MENOLONG, dalam kebaikan dan takwa ini, maka gerakan SWIT
akan mati sejak pendiriannya. Kami yakin dan percaya, membuka rahasia
informasi yang berharga sungguh membantu orang lain. Kami yakin dan percaya, rejeki yang dibagikan oleh Allah Swt kepada kita, TIDAK PERNAH TERTUKAR dan salah alamat. Jika Allah memberi rejeki kepada Si A, tidak mungkin nyasar kepada Si B. Jika Allah Swt. menganugrahkan rejeki kepada Si C, tidak mungkin keliru alamat kepada Si A. Yang suka salah alamat adalah Bapak Tukang Pos. ALLAH Maha Adil. Oleh karena itu, mendampingi setiap anggota untuk mendirikan usaha sendiri, diupayakan dilakukan dengan jiwa tulus ikhlas, dan hanya mengharapkan balasan dari Allah Swt. saja. Lain, tidak! Semoga Allah Swt meridhoi usaha-usaha kita dengan mendirikan ormas Sarekat Wirausaha Islam Terpadu (SWIT) sebagai gerakan dakwah dan bisnis yang bertujuan mendekatkan diri kepada-Nya.
188
Billahit taufik wal hidayah Wassalamu alaikum wr. Wb.
---ALHAMDULILLAH, dengan segala kekurangannya kami memberanikan diri mendirikan SAREKAT WIRAUSAHA ISLAM TERPADU (SWIT), Gerakan Dakwah dan Bisnis Di Ciputat, pada Ahad, 11 Muharam 1426 Hijriyah/20 Februari 2005
JARINGAN PIMPINAN PUSAT (JPP) SAREKAT WIRAUSAHA ISLAM TERPADU (SWIT) 2005-2009
Penasehat Ahli : 1. Drs. H. Nuryadi Umar, MM, MBA (Penerbit PADANG ARAFAH & Private Consultant Management) 2. Agus Susilo SJ (Penerbit BUMI CENDIKIA & Leader Trainer Outbond) 3. Ustadz Abdul Mannan, BA (Pimpinan Majlis Taklim Darul Mannan) 4. Ir. Gatot Trilaksono (Manager Business Dirgantara Indonesia, Bandung)
Presiden: Publishing
Yudi Pramuko (Wirausaha,/Penerbit Taj Mahal,
Wildan
& QomiQuran)
Sekretaris Jendera :
A. Sopiyan Sauri, S. Sos.I (Ustadz, JAST
Publishing)
Bendahara Umum :
Neni, S.Ag (Ustadzah/guru, JAST Publishing)
Dept. Multi Media :
Agres (Perfilman, & Aris Budiono/ANTV)
Dept.Dakwah
Qatolani S. SosI (Ustadz, JAST Publishing)
:
Dept. Pendidikan :
Dra.
Hj.
Euis
Halimah
(Ustadzah,
Penerbit
HALIMAH) Dept. Penerbitan
:
Amin Fauzi (SAF Publishing)
Dept. Peternakan
:
Madi Efendi (Ternak Jangkrik)
Dept. Pedagang
189
Kaki Lima
:
Zaenuddin (Sembako& Ternak Ayam)
Dept. Animasi
:
Dul Bashir (Penerbit ADVON)
Dept. Makanan & Minuman
:
Rahmat Idrus (Distributor minuman & makanan)
Dept. Mainan Anak
:
Ahmad Syawawi (Penjual mainan anak)
Dept. Travel & Tour
:
H. Sadu Suud
:
Agus Susilo SJ
Dept. Trainng& Outbond
Departemen Rekayasa Teknologi Informasi : Us Us, Ridho, Haryo,
Unit Dakwah & Bisnis yang sudah dikelola
1. TK/TP Alquran al-Khairiyah 2. Pelatihan Cerpen Islam (JAST-TAJ MAHAL) 3. Penerbitan Taj Mahal 4. JAST Publishing 5. Ternak Jangkrik 6. Perpustakaan 7. Penerbit HALIMAH 8. Wildan Publishing 9. Warung Indomie
PROGRAM DAKWAH DAN BISNIS JARINGAN PIMPINAN PUSAT (JPP) SAREKAT WIRAUSAHA ISLAM TERPADU (SWIT) 2005-2009
190
NO. 1.
TARGET Mendirikan 100 (seratus) SWIT Center di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi
2.
Mendirikan 17 pengurus Jaringan Pimpinan Daerah/Kabupaten, Wilayah/Propinsi
3.
Melakukan kerja sama dengan 3 bank syariah untuk penguatan
gerakan SWIT
4.
Mendirikan 2 toko minimarket Qolbu Mart
5.
Mendirikan 3 toko buku Qolbu Book, Dakwah dan Harakah
6.
Mendirikan Bimbingan Belajar
7
Mendirikan distributor buku
8.
Mendirikan Jasa Bimbingan Konseling
9.
Mendirikan 7 merek penerbitan buku
10.
Mendirikan 1(sebuah) Taman Kanak-kanak Islam Terpadu
11.
Membangun jasa desain grafis dan setting
12.
Membangun www. swit. Com.
13.
Mendaftarkan ormas SWIT ke Departemen Dalam Negeri
14.
Mendirikan sistem jaringan data dakwah dan bisnis
15.
Membuat buletin 4 halaman bernama SWIT, buletin dakwah dan
bisnis
16.
Mendirikan Wartel dan rental komputer
17.
Mendirikan sebuah toko ATK
DASAR PEMIKIRAN:
191
Indonesia negeri muslim yang besar. Penduduknya 210 juta jiwa.
Penduduk
Muslimnya terbesar di dunia. Indonesia adalah pasar dan ladang dakwah yang besar. Faktanya kini adalah sungguh menggetarkan hati.
Kualitas pendidikan Indonesia terbawah dibanding negara Asia lainnya. Korupsi merajalela di hampir semua lini kehidupan. Hutang pemerintah mencapai 1.500 trilyun. Ini artinya setiap penduduk Indonesia berhutang Rp. 10 juta/kepala.Terdapat 40 juta penduduk miskin. Ada 37 juta pengangguran. Sekitar satu juta sarjana menganggur. Angkatan kerja 70 % hanya lulusan SD atau tidak lulus SD, 27 % lulusan SMP& SMA, 3% lulusan PT. Alangkah rendahnya kualitas tenaga kerja umat Islam di Indonesia. Pemerintah hanya sanggup menyediakan 1 (satu) juta pekerjaan baru pertahun. Akhir tahun 2004 lalu, dari 4,5 juta pendaftar, pemerintah RI hanya menerima 200 ribu kursi untuk pegawai negeri.
Masalah pengangguran dan kemiskinan ekonomi adalah soal krusial. Dan gawat. Karena akan mempengaruhi kualitas generasi Muslim di masa depan. Sementara, setiap tahun angkatan kerja tumbuh 2,5 juta orang pertahun. Di sisi lain, Indonesia terbukti sangat kaya raya oleh sumber alam, emas, gas, batu bara, kayu, air yang melimpah, cahaya matahari sepanjang tahun. Semuanya karunia Allah Swt. Namun, penduduknya miskin dalam pengertian yang sebenarnya. Banyak tenang asing mendirikan perusahaan di Indonesia. Orang-orang India, Korea, Jepang, Singapura, Hongkong, Cina, Filipina mengelola perusahaan. Dan menjadi pimpinan puncak. Sementara umat Islam menjadi pekerja mereka. Inilah yang disebut Negeri Kuli. Mungkinkah umat Islam menjadi khalifah padahal dalam struktur perusahaan mereka tidak menempati posisi pimpinan. Bukankah khalifah berarti menjadi pihak yang memimpin dan mempengaruhi? Di sisi lain, tumbuhnya partai politik lebih menekankan pada soal legislasi dan penentuan kebijakan publik. Bidang yang tak kalah pentingnya, yakni penguatan sektor ril dan jasa yang berakar dari rakyat, sungguh perlu ditangani secara sungguh-sungguh. Skala prioritas untuk wirausaha
yakni sektor ril, yang tumbuh dari RUMAH, perlu dipertajam. Ini
diperlukan untuk menyelesaikan persoalan bangsa yang rumit.
192
Untuk itu, diperlukan upaya kecil dan sederhana, untuk bergerak maju agar lebih sesuai dengan tuntuan Islam, baik di bidang dakwah dan bisnis. Diperlukan upaya yang sistematik, dan berkesimbungan (istimroriyah) dengan cara organisasi. Karena , seperti ucapan terkenal Ali bin Abi Thalib, kebatilan yang terorganisasi dapat mengalahkan kebenaran tanpa organisasi.
Upaya itu hendaknya difokuskan pada dua hal. Yakni dakwah dan wirausaha. Nilai-nilai Islam hendaklah selalu diperkuat, dipersubur melalui aktivitas ekonomi dan perdagangan. Semua potensi hendaknya dipadukan. Disinerjikan, dengan bertumpu pada semangat tolong menolong dalam kebaikan dan ketakwaan (ta’aawanu alal birri wat taqwa).
NAMA
: SAREKAT WIRAUSAHA ISLAM
TERPADU (SWIT), Gerakan Dakwah dan Bisnis BADAN HUKUM
: Organisasi Kemasyarakatan (Ormas)
SIFAT
: Gerakan & Jaringan (dakwah dan harakah)
FUNGSI
: SWIT
berfungsi
sebagai
(mensinerjikan) enerji dan potensi
motivator
danmemadukan
dakwah dan bisnis
yang
terserak-serak menjadi sebuah gerak yang sistemik, dinamis, nyata meski kecil dalam sebuah jaringan yang terpadu, dan bukan hanya kerumunan (crowd) VISI
: Menjadikan Indonesia sebagai negeri entrepreneur terbaik di dunia
MISI
: 1. Mendorong tumbuhnya dakwah bisnis dari rumah 2. Memperkukuh gerakan ekonomi syariah dari bawah (bottom up) 3. Membangkitkan semangat kewirusahaan& profesionalisme
TUJUAN
: 1. Mendekatkan diri kepada Allah Swt melalui dakwah dan bisnis 2. Meningkatkan kesejahteraan keuangan secara individu 3. Menggembirakan semangat tolong menolong guna memperkuat gerakan dakwah dan bisnis
193
CIRI
: 1. Independent ( tidak terikat partai politik dan ormas manapun), 2. mengakar & menyebar (bottom-up), 3. menolong diri sendiri,
FOKUS
: Dakwah dan wirausaha
TARGET MINIMUM
: Mengenal Allah Swt, ( karena dalam bisnis berhasil mendapatkan Allah Swt, berarti
UKURAN SUKSES
mendapatkan segala-galanya)
: Jika bisnis yang dijalankan tetap di jalan Allah
Swt. dan di
akhirat masuk surga, itulah kesuksesan sejati. IDEOLOGI PENGIKAT : AZAS
:
Juz ‘Amma (al-Quran surat ke-30)
(ta’awanu alal birri wat Taqwa, tolong menolonglah kamu dalam kebaikan dan takwa) Q.S Al-Maidah ayat 3,
MOTO
:
RUMUS GERAKAN
Pandai sholat = Pandai Mendirikan Warung
: Jalan saja nanti ketemu jalan di tengah jalan sambil terus
jalan (Q. S. al-Ankabut ayat 69)
Catt: Setiap unit bisnis yang dibentuk di bawah kordinasi SWIT adalah sepenuhnya MILIK pendiri bersangkutan, bukan milik ormas SWIT
MAU BERGABUNG ?
1.Cari minimal 3 kawan. (ketua, sekretatis, bendahara) 2.Tetapkan pertemuan seminggu sekali 3. Bacalah Al Quran Setiap hari 4.Dirikan unit bisnis apa saja, meski sederhana (dalam 6 bulan harus
sudah
berjalan) 5.Kirimkan CV & foto pengurus cabang dan anggota ke kantor SWIT
pusat.
194
Kontak Person : HP. 0813-1043-3010 (Yudi Pramuko), JARINGAN PENGURUS CABANG (JPC) SAREKAT WIRAUSAHA ISLAM TERPADU (SWIT) Berkedudukan di RUMAH masing-masing ketua Cabang SWIT
CABANG, LOKASI,
NAMA KETUA, PEMILIK UNIT DAKWAH & BISNIS
01.Ciputat, Yudi Pramuko, Penerbitan TAJ MAHAL dan jasa konsultasi penerbitan 02. Ciputat, Madi EfendiTernak Jangkrik, Jasa Pijat/Massage 03. Cilandak, Agres,
Bisnis perfilman, animasi dan penulisan skenario
04.Bintaro, Aries Budiono Bisnis perfilman/ANTV dan Penerbitan KALAM PUSTAKA 05. Bojong Gede, Nashir Maqsudi, Jasa Infomasi Islam UMMAT ONLINE 06. Bekasi, Sadu Suud , Produksi jaket kulit, penerbitan FOKUS MEDIA, kursus bahasa Inggris dan jasa pendidikan Islam 07.Ciputat, Euis Halimah, Penerbitan HALIMAH, jasa pendidikan Islam, dan Warung Indomie 08.Karang Tengah/ Lebak Bulus, Hasan TasikWartel dan
jasa perpajakan
09.Utan Kayu, Amin Fauzi, Penerbitan SAF PUBLISHING & Jasa setting 10. Pondok Cabe, Dody
, Jasa Transportasi/Ojek dan jasa/Murobbi
11.Tangerang, Siti Susanti,JAST PUBLISHING dan jasa
pendidikan
12. Serpong, Dul Basir, Penerbitan ADVON, cetak, animasi, dan jasa Pendidikan 13. Sawangan, Irwan Stiawan, Jasa Pendidikan Islam/Guru TK Islam 14. Cibinong,Agus Susilo, Penerbitan BUMICENDEKIA dan jasa
pelatihan
DM/Outbond 15.Bekasi, Nuryadi Umar, Penerbitan PADANG ARAFAH dan jasa Private Consultant Management 16.Ciputat, Neni,Jasa pendidikan Islam dan Penerbitan JASTPUBLISHING 17. Bekasi, Hamidin, Jasa perfilman/Production House
195
18.Tebet, Kardono, Bisnis Penerbitan Fatih Media 19. Bekasi, Ma’rifah
, Penerbitan JAST PUBLISHING dan jasa pendidikan
20.Tangerang, Zaenuddin,Jasa Pendidikan Islam, Ternak Ayam 21.Bandung, Gatot Trilaksono, Bisnis Mukena dan Jilbab 22.Bekasi, A. Sopiyan, Distributor, Jasa Pendidikan & Penerbitan JAST Publishing 23.Cinangka, Ahmad Syafawi, Distribusi mainan anak & toko elektronik 24.Cipondoh, Rahmat Firdaus, Distribusi minuman dan makanan 25.Depok, Dayat UI, Penerbitan Baday Press 26.Lembang, Mulyadi, Handycraft dan penerbitan, 27.Lembang, Cepih, Digital Photo Printing 28.Makssar, Dwi Hastuti, Cendera Mata 29.Depok, Miqdad Hussein, Konsultan politik dan penulisan 30.Malang, Yusron Pora, penerbitan Pustaka Quantum 31. Semarang, Evy, konsultan komputer dan penerbitan Victoria 33.Bekasi, Nuryadi Umar, Private consultant management dan penerbitan Padang Arafah 34.Ciputat, M. Fuad Hadziq, jasa toko buku. 35.Makassar, Syamsul Rahman, jasa pendidikan dan konsultan bisnis. 36.Depok, M. Ridho Hidayat, Distribusi buku Hamdalah Agency 37.Cijantung, Herry Dwi Hartanto, konsultan komputer & penerbitan buku Pustaka Azri Media. 38.Serang, Muhammad Hasan Sanusi, Konsultan keuangan Gema Pembebasan. --------------------------------------------------------------
Cara mencapai alamat rumah YUDI PRAMUKO (0813.1043.3010)
ALamat : Majelis Taklim AL MABRUR Rt.02/04, No. 71, kp. Tajur, desa Pemagarsari Parung Bogor,
196
Dari Pohon Besar. Mesjid Raya Parung (Riyadhus Sholihin), naik kendaraan ke arah Bogor, hanya 500 ratus meter. Turun di kompleks Girya Brandweer/Ayam Bakar Brandweer, letaknya sebelah kanan jalan. Naik angkot Rp. 1500,- dari Parung.
2 MUTIARA KATA :
1. “HINDARKAN KESALAHAN BESAR YAITU KESALAHAN TIDAK BERBUAT APA-APA” -
Mohammad Natsir, 1908-1993, Perdana Menteri pertama NKRI 1950, Ketua Umum MASYUMI, 1945-1959 dan mendapat gelar Pahlawan
Nasional
Pemerintah
RI/Presiden
dari RI
Soesilo Bambang Yudhoyono 197
pada
hari Jumat tanggal 7
Nopember 2008), partai politik Islam
terbesar
di
masa
kemerdekaan dan ketua umum Dewan
Dakwah
Islamiyah
Indonesia, 1967-1993. 2. “Mulailah dari apa yang ada,
karena yang ada itu LEBIH DARI CUKUP untuk MEMULAI pekerjaan “ (Mohammad Natsir…juga)
alhamdulillah.
198
199