IJCETS 2 (1) (2013)
Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jktp
BEST PRACTICES PERAKITAN MOBIL DAN SEPEDA MOTOR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 SEMARANG Sony Zulfikasari , Wardi, RafikaBayuKusumandari Jurusan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia
Info Artikel
Abstrak
________________
___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Diterima Januari 2013 Disetujui Februari 2013 Dipublikasikan Juni 2013
Keberhasilan SMK N 1 Semarang dalam merakit mobil pick up dan lainnya, membuat peneliti tertarik untuk mengetahui kiat–kiat terbaik (Best Practices) dalam perakitan mobil dan sepeda motor, hasil dari penelitian ini sebagai wawasan baru dalam perakitan mobil dan sepeda motor. Penelitian inimenggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, observasi lapangan dengan datang langsung ke bengkel perakitan, dan dokumentasi. Penelitian yang dilaksanakan dari bulan Februari sampai Maret menghasilkan perakitan mobil dan sepeda motor di SMK N 1 Semarang adalah kurikulum ekstrakurikuler tidak termasuk kedalam satu mata pelajaran.Kiat-kiat terbaik secara keseluruhan dari perencanaan sampai evaluasi perakitan mobil dan sepeda motor di SMK N 1 Semarang sebagai berikut: (1)perakitan kendaraan mobil dan Sepeda Motor di SMK N 1 Semarang termasuk ke dalam kurikulum, yaitu kurikulum ekstrakurikuler; (2) pelaksanaan perakitan hanya berdasar MoU; (3)aktif dalam pengusulan program pemerintahan; (4) pelaksanaan perakitan tidak sepenuhnya memenuhi tahapan pengembangan kurikulum berupa perencanaan (analisis kebutuhan sampai dengan penyiapan dokumen kurikulum), implementasi, serta evaluasi; (5) pembelajarannya menekankan pada learning by doing, yaitu melakukan pembelajaran sambil belajar; (6) sistematis; (7) fasilitas yang memadahi; (8) adanya terget ketercapaian; dan (9) tidak mengabaikan pengawasan mutu.
________________ Keywords: Best Practices, Car and Motorcycle Assembly, Curriculum Based on Local Content. ____________________
Abstract ___________________________________________________________________ The success of SMK N 1 Semarang in assembling cars of“pick up”, and other make the researcherinterested to know best practices in the assembling of car and motorcycle,the results of this research will be a new knowledge in the assembling of car and motorcycle. The researchused descriptive qualitative approach. The data of this research was collected byinterviews, field observations, and documentation study. The research wasconducted from February to March, and found that the assembly of car and motorcycle is part extracurricular of curriculum, not included into the certain subjects.Overall of the best practices from planninginto evaluation of the assembly of car and motorcycle at SMK N 1 Semarang as follows: (1)automobile assembly and Motorcycle at SMK N 1 Semarang is an extracurricular curriculum; (2)implementation of the assembly is only based on the MoU; (3) SMK N 1 Semarang always active on proposing a programs of government; (4)implementation of the assembly does not completely consider of the curriculum development stepsuch as a planning (a needs analysis to preparation of curriculum documents), implementation, and evaluation; (5)the concept of education emphasizes learning by doing; (6)systematic; (7)it has good facilities; (8) the existence of terget achievement; (9) the last, it does not ignore quality control.
© 2013 Universitas Negeri Semarang
Alamat korespondensi: Gedung A3 Lantai 1 FIP Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229 E-mail
[email protected]
ISSN 2252-6447
1
Sony Zulfikasari dkk/Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies 2(1) (2013)
sehingga memperoleh pendapatan dan melestarikan budaya, tradisi atau sumber daya yang menjadi ungulan daerah serta mampu bersaing secara nasional maupun global. Supaya keunggulan yang dimiliki daerah dapat dipahami siswa dan keunggulan daerah dapat menyejahterakan masyarakatnya diharapkan keunggulan daerah dapat menjadi kebanggaan bagi masyarakat pada umumnya. Sehingga masyarakat dapat menjaga kelestarian potensi daerahnya dan dapat memanfaatkan potensi daerahnya sendiri dengan semaksimal mungkin, sehingga bermanfaat bagi hidupnya, dan bagi masyarakat pada umumnya. Sejalan dengan Prioritas Presiden dalam bidang pendidikan yang terdapat dalam INPRES Nomor 1 tahun 2010 tentang peningkatan akses pendidikan yang berkualitas, terjangkau, relevan, dan efisien menuju terangkatnya kesejahteraan hidup rakyat, kemandirian keluhuran budi pekerti dan karakter bangsa yang kuat, pembangunan bidang pendidikan diarahkan demi tercapainya pertumbuhan ekonomi yang didukung keselarasan antara ketersediaan tenaga terdidik dengan kemampuan. Menciptakan lapangan kerja atau kewirausahaan dan menjawab tantangan kebutuhan tenaga kerja. Selain itu Visi dari Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yaitu terwujudnya SMK yang dapat menghasilkan lulusan berjiwa wirausaha yang siap kerja, cerdas, kompetitif, dan memiliki jati diri bangsa, serta mampu mengembangkan keunggulan lokal dan dapat bersaing di pasar global. Berlakunya otonomi daerah serta pengembangan kurikulum guna menggali, meningkatkan dan mempromosikan potensinya melalui pendidikan di sekolah serta beberapa Sekolah Menengah Kejuruan di Kota Semarang yang telah menerapkan pendidikan berbasis keunggulan lokal, maka dampak dari penyelenggaraan pendidikan berbasis keunggulan lokal ini perlu diukur untuk menentukan tingkat perubahan yang terjadi, yaitu perubahan kemampuan awal sebelum mengikuti suatu proses pendidikan dengan kemampuan sesudah mengikuti proses pendidikan.
PENDAHULUAN Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Bab XIV Pasal 50 Ayat 5 menegaskan bahwa pemerintah Kabupaten/Kota mengelola pendidikan dasar dan menengah, serta satuan pendidikan yang berbasis pendidikan lokal. Berdasarkan peraturan perundang-undangan tersebut sudah diatur bahwa pelaksanaan pendidikan di luar kewenangan pemerintah pusat dan harus dilakukan di daerah. Oleh karena itu pengembangan kurikulum sebagai salah satu substansi utama dalam pengembangan pendidikan perlu di desentralisasikan terutama kebutuhan siswa, keadaan sekolah dan kondisi daerah. Konsep Dasar Pendidikan berbasis keunggulan lokal merupakan pendidikan yang memanfaatkan keunggulan lokal dan global dalam aspek ekonomi, seni budaya, SDM, bahasa, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain-lain kedalam kurikulum sekolah yang akhirnya bermanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta didik yang dapat dimanfaatkan untuk persaingan global. Contoh dari keunggulan lokal adalah hasil bumi, kreasi seni, tradisi, budaya, pelayanan, jasa, sumber daya alam, sumber daya manusia atau lainnya yang menjadi keunggulan suatu daerah. Keunggulan yang dimiliki suatu daerah dapat lebih memberdayakan penduduknya sehingga mampu meningkatkan pendapatan atau meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Karena manfaat dan pendapatan yang diperoleh menjadikan penduduk daerah tersebut berupaya untuk melindungi, melestarikan dan meningkatkan kualitas keunggulan lokal yang dimiliki daerahnya sehingga bermanfaat bagi penduduk daerah setempat serta mampu mendorong persaingan secara kompetitif pada tingkat nasional maupun internasional. Tujuan penyelenggaraan pendidikan berbasis keunggulan lokal adalah agar siswa mengetahui keunggulan lokal daerah dia tinggal, memahami berbagai aspek yang berhubungan dengan keunggulan lokal daerah tersebut, selanjutnya siswa mampu mengolah sumber daya, terlibat dalam pelayanan jasa atau kegiatan lain yang berkaitan dengan keunggulan lokal
2
Sony Zulfikasari dkk/Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies 2(1) (2013)
Kota Semarang merupakan kota yang cukup besar yang ada di Negara Indonesia. Di kota Semarang terdapat 11 (sebelas) Sekolah Menengah Kejuruan Negeri. Dengan masing– masing program keahlian yang dimiliki tiap sekolah. Kaitannya dengan pengembangan kewirausahaan di Sekolah Menengah Kejuruan dalam surat kabar menyebutkan bahwa Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mempunyai program untuk menunjang kewirausahaan siswa–siswa Sekolah Menengah Kejuruan yaitu perakitan Mobil Esemka. Program tersebut dilaksanakan oleh 23 SMK, sepuluh diantaranya di Jawa Tengah yaitu 4 SMK di Solo, Semarang, Pati, Kendal, Salatiga, Klaten, dan Kabupaten Magelang (Suara Merdeka.com, 06 Januari 2012). Menyikapi hal tersebut SMK N 1 Semarang yang baru–baru ini berhasil merakit Mobil pick up dengan kapasitas mesin 1500 cc (AntaraNews.com, 04 Januari 2012; Suara Merdeka.com, 04 Januari 2012; SuaraMerdeka.tv, 06 Januari 2012; Metrotvnews.com, 06 Januari 2012; VIVAnews.com, 06 Januari 2012). Sedangkan hasil produksi lainnya yaitu berupa sepeda motor, laptop, kulkas, mesin cuci, dan komputer (PesatNews.com, 09 Januari 2012). Dalam observasi awal, sejauh pengamatan peneliti mengenai hal keberhasilan SMK N 1 Semarang yang berhasil merakit Mobil Pick Up dan produksi yang lainnya membuat peneliti tertarik untuk mengetahui kiat–kiat terbaik (best practices) dalam perakitan mobil dan sepeda motor, sehingga hasil dari penelitian ini bisa dijadikan suatu wawasan baru dalam hal perakitan mobil dan sepeda motor. Oleh karena itu peneliti merasa perlu untuk meneliti lebih jauh mengenai best practices dalam rencana pembelajaran, pelaksanaan atau proses perakitan, monitoring dan evaluasi perakitan mobil dan sepeda motor di SMK N 1 Semarang.
saat penelitian dilakukan. Selain itu dengan pendekatan penelitian deskriptif kualitatif supaya bisa memahami situasi secara mendalam, menemukan pola, hipotesis serta teori mengenai best practices perakitan mobil dan sepeda motor di SMK N 1 Semarang. Lokasi penelitian ini adalah di Kota Semarang yaitu di SMK N 1 Semarang yang terletak di Jalan Dr. Cipto No. 93 Semarang. Instrument penelitian pada penelitian ini adalah peneliti sendiri. Humans as primary datagathering instrumens (manusia atau peneliti sendiri sebagai instrumen pengumpul data primer). Untuk memperoleh informasi yang sebanyak-banyaknya, peneliti mengumpulkan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi dengan menggunakan teknik sampling “bola salju” (snowball sampling technique) yang merupakan salah satu ciri dari teknik pengambilan sampel secara bertujuan (purposive sampling). Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya kedalam unit–unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diinformasikan kepada orang lain. Pengujian keabsahan data dengan menggunakan triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data dengan cara memanfaatkan suatu yang lain diluar data itu sendiri untuk keperluan pengecekan atau perbandingan data. PEMBAHASAN SMK N 1 Semarang yang terletak di Jalan Dr. Cipto No. 93 Semarang pada bulan Februari 2012 yang lalu ramai diberitakan oleh media elektronik maupun media cetak yang melaporkan mengenai keberhasilan siswa SMK N 1 Semarang dalam perakitan mobil sejenis pick up. Jurusan yang berhasil merakit mobil tersebut adalah jurusan Teknik Mekanik Otomotif, pada program keahlian Teknik Kendaraan Ringan (TKR). Sebenarnya program keahlian TKR sebelumnya sudah memproduksi kendaraan yaitu sepeda motor Euriga Esemka atas kerjasama dengan PT Kanzen.
METODE Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif, yaitu pada penelitian ini peneliti mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu suatu keadaan gejala menurut apa adanya pada
3
Sony Zulfikasari dkk/Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies 2(1) (2013)
SMK N 1 Semarang tidaklah memproduksi pembuatan kendaraan, namun hanya merakitnya saja. Perakitan sepeda motor bekerja sama dengan PT Kanzen. SMK N 1 Semarang mendapatkan komponen 25 unit sepeda motor untuk dirakit di bengkel otomotif SMK N 1 Semarang. Sebelum komponenkomponen itu dirakit, guru yang mengajar dijurusan otomotif diberikan pelatihan mengenai cara perakitan kendaraan di Karawang, yaitu di kantor Kanzen dan juga diberikan Standar Operasional (SOP) untuk dijadikan panduan dalam perakitannya. Perakitan sepeda motor dapat diselesaikan dalam sehari. Jadi kurang lebih dalam satu bulan, 25 unit sepeda motor sudah dalam bentuk sepeda motor secara utuh. Setelah semua sepeda motor terakit dan sudah diuji dasar di jurusan otomotif SMK N 1 Semarang, kemudian akan diuji ulang oleh final checker dari pihak PT. Kanzen. SMK N 1 Semarang yang berhasil menyelesaikan perakitan sepeda motor dan hasilnya baik maka SMK N 1 Semarang kemudian ditunjuk oleh Pemerintah untuk dijadikan tempat perakitan mobil pick up. Kemudian setelah itu keluarlah Memorandum of Understanding atau MoU yang tertuliskan SMK N 1 Semarang sebagai tempat perakitan mobil pick up. Komponen-komponen mobil didatangkan dari Dong Feng, China. Mengenai sarana prasarana, pembiayaan, dan lain-lain sudah tertulis dilembar MoU tersebut. Berbagai pertimbangan yang digunakan dalam mengambil keputusan yang akhirnya diperoleh hasil yaitu perakitan dilaksanakan di bengkel SMK N 1 Semarang dan respon dari siswa-siswa cenderung senang karena nama Sekolah akan menjadi baik dan mereka akan terlibat di dalam perakitannya. Kendala yang dihadapi adalah masalah tempat dan sarana. Ketika tempat dalam perakitan dan pembelajaran siswa dijadikan dalam satu ruangan maka pembelajaran siswa akan terganggu. Alternatif sebagai solusi dari masalah ini adalah dengan menggunakan ruang lain di sebelah bengkel untuk dijadikan ruang perakitan mobil.alternatif solusi yang di gunakan sebagai pemecahan masalah mengenai sarana
dan prasarana adalah dengan mengoptimalkan anggaran yang ada untuk pengadaan perlengkapan bengkel. Selain itu ada masalah dalam pelaksanaan perakitan mobil, yaitu tidak adanya SOP yang bisa di jadikan pedoman perakitan mobil, walaupun ada SOP namun masih dalam bahasa China. Hal itu membuat guru pembimbing sedikit kewalahan, sehngga dengan pengalaman dari guru pembimbing dalam perakitan untuk merakit mobil. Learning by doing yang menjadi point inti ketika pembelajaran. Sejumlah guru berusaha menyelesaikan satu pick up terlebih dahulu yang memakan waktu selama 2 hari, setelah guru-guru itu berhasil barulah mereka mengajarkannya kepada siswa untuk dijadikan bahan pembelajaran.Pelaksanaan pembelajaran perakitan dilakukan dengan sistem bergilir antara pemasangan dan pembongkaran.Perakitan kendaraan ini bukanlah pelajaran maupun masuk kedalam kurikulum, jadi tidak ada penilaian hasil berupa angka untuk siswa. Namun bukan berarti tidak ada pengawasan. Pengawasan dilakukan ketika siswa merakit ataupun membongkar. Guru senantiasa membimbing dan mengarahkan mereka untuk mencapai perakitan yang baik dan benar. Pengawasan mutu hasil perakitan sementara masih dalam pengawasan pre-delivery service yaitu pemeriksaan keamanan kendaraan sebelum diserahkan kepada konsumen. Berupa pemeriksaan keamanan dasar, komponen dan interior. Pembelajaran di SMK dengan sistem blok membuat waktu pelaksanaanya diatur yaitu hanya 2 bulan yang dilakukan pada bulan Februari dan Maret pada kelas XI program keahlian Teknik Kendaraan Ringan. Jurusan otomotif sampai saat ini hanya memproduksi mobil dan sepeda motor. Sedangkan kalau di SMK N 1 Semarang dengan tidak berdasarkan pada jurusan, maka produk-produk mereka selain mobil dan sepeda motor yaitu laptop, mesin cuci, kulkas, dan komputer. Perencanaan awal perakitan SMK N 1 Semarang tidak didasari atas rencana pembelajaran yang jelas, namunhanyadidasariolehMoU. Hal itu kurang sejalan dengan konsep dari kurikulum yang ada
4
Sony Zulfikasari dkk/Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies 2(1) (2013)
yaitu yang tertuang dalam UU No. 20 Th. 2003 mengatakan bahwa kurikulum seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan untuk mencapai tujuan pendidikan.Walaupunprogram perakitan kendaraan di SMK N 1 Semarang yang berdasar hanya MoU saja bisa dikategorikan sebagai kurikulum. Kurikulum bukan hanya sejumlah mata pelajaran, tetapi juga semua kegiatan siswa dan semua pengalaman belajar siswa di sekolah, yang mempengaruhi pribadi siswa sepanjang menjadi tanggung jawab sekolah, karena hal itulah menurut Sudjana (2009) tidak ada pemisahan antara kegiatan intrakurikuler dengan kegiatan ekstrakurikuler. Keduanya termasuk kurikulum. Pelaksanaan perakitan kendaraan mobil dan sepeda motor di jurusan otomotif SMK N 1 Semarang tidak sepenuhnya melalui tahapan pengembanga kurikulum. Walaupun terdapat perencanaan yang singkat, serta implementasi yang berjalan dengan baik akan tetapi tidak ada evaluasi yang dirancang secara khusus didalamnya. Pembelajaran tidak ada penilaian, hanya ada pengawasan itupun di laksanakan pada proses pembelajaran perakitan, disitulah terjadi evaluasi dalam proses perakitan. Praktik manajemen sebagai ilmu dalam perakitan mobil dan sepeda motor juga terlihat yaitu pada pengajaran mengenai cara perakitan sepeda motor maupun mobil. Ilmu merupakan pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu. Siswa mengetahui hal baru tentang cara merakit dan memasang komponen-komponen pada kendaraan, itulah yang dimaksudkan dalam ilmu. Monitoring dan evaluasi perakitan mobil dan sepeda motor akan di dasari dari evaluasi program. Evaluasi perakitan yang berlangsung dalam perakitan tidak mendetail sama halnya dalam pembelajaran normal. Evaluasi hanya dijadikan cara untuk membuktikan keberhasilan atau kegagalan suatu program. Hal tersebut terlihat dari penilaian akhir yang bukan merupakan nilai dalam bentuk angka, namun
hanya sekedar pengawasan bahwa perakitan yang dilakukan oleh siswa telah seperti yang diinginkan dalam perakitannya. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan makaBest Practices Perencanaan Perakitan Mobil dan Sepeda Motor SMK N 1 SemarangmeliputiPerakitan kendaraan mobil dan Sepeda Motor di SMK N 1 Semarang termasuk ke dalam kurikulum, yaitu kurikulum ekstrakurikuler, Pelaksanaan perakitan hanya berdasar MoU, Aktif dalam program pemerintah dan pengusulan.Best Practices Pelaksanaan atau Proses Perakitan Mobil dan Sepeda Motor SMK N 1 SemarangmeliputiPelaksanaan perakitan tidak sepenuhnya memenuhi tahapan pengembangan kurikulum berupa perencanaan (analisis kebutuhan sampai dengan penyiapan dokumen kurikulum), implementasi, serta evaluasi, Pembelajarannya menekankan pada learning by doing, yaitu melakukan pembelajaran sambil belajar, Sistematis, Fasilitas yang memadahi, Adanya terget ketercapaian. Best Practices Monitoring dan Evaluasi Perakitan Mobil dan Sepeda Motor SMK N 1 Semarang tidak mengabaikan pengawasan mutu. Perakitan mobil dan sepeda motor di SMK N 1 Semarang tidak ada evaluasi dalam bentuk nilai angka terhadap siswanya, dalam monitoring atau pemantauan yang dilaksanakan hanya berupa pendampingan saja. DAFTAR PUSTAKA Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta. Sudjana, N., 2009. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo Offset. Tim Penyusun. 2010. INPRES No. 1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Pembangunan Nasional. . 2000. PP No 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom. . 2003. UU RI No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
5
Sony Zulfikasari dkk/Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies 2(1) (2013) . 2011. Renstra Pendidikan Menengah Kejuruan 2011. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Keatas. Anonim. 2012. Perakitan Mobil Dong Feng di SMK N 1 Semarang.Diunduh di Smkn1smg.sch.id. tanggal 10 Januari 2012. . 2012. SMK N 1 Semarang Merakit Mobil Mini Truk. Diunduh di VIVANews.com. tanggal 10 Januari 2012. . 2012. SMK N 1 Semarang pun Siap Produksi Truk Kecil.Diunduh di MetrotvNews.com.tanggal 10 Januari 2012. . 2012. Wali Kota Semarang: Pengguna Esemka Cari Perhatian.Diunduh di PesatNews.com.tanggal 10 Januari 2012. Arief. 2012. Anggota DPR Beli Motor Rakitan Siswa SMK 1 Semarang. Diunduh di SuaraMerdeka.tv.tanggal10 Januari 2012. Satriawan, Krisnaji. 2012. Mobil SMK N 1 Semarang, Mampu Melaju 120 km/jam.Diunduh di SuaraMerdeka.com.tanggal 10 Januari 2012. Sudrajat,A. 2012. Prinsip Pengembangan Kurikulum.Diunduh di akhmadsudrajat.wordpress.com. tanggal 20 Maret 2012. Suryanto. 2012. SMK 1 Semarang Bersiap Buat Truk Kecil. AntaraNews.com. [tanggal akses 10 Januari 2012. Sutikno, Untung. (2012). Best Practices. http://untungsutikno.wordpress.com. [tanggal akses 20 Maret 2012.
6