AN
S
ASO
HA
I
I PERUSA S A
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
DIALOG NASIONAL MASYARAKAT MIGAS
INDONESIA DARURAT ENERGI ”STRATEGI MEWUJUDKAN KEMANDIRIAN SEKTOR MIGAS” 19 Januari 2015, Hotel Bidakara Jakarta
1
Latar Pemikiran Pemerintahan Joko Widodo - Jusuf Kalla bergerak cepat. Tidak sampai dua bulan setelah dilantik, 20 Oktober 2014, sejumlah keputusan strategis di sektor Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) langsung dilakukan. Selain mengganti pejabat di pos-pos penting: Dirjen Migas, Kepala SKK Migas dan Dirut Pertamina, Pemerintahan Jokowi-JK juga memantik perhatian menyusul keputusan (berani) menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM), diikuti dengan pembentukan Tim Reformasi Tata Kelola Migas yang di antaranya mengemban amanat: memberantas mafia migas. Kesungguhan pemerintahan melakukan perombakan dalam pengelolaan sektor migas di Tanah Air patut diapresiasi. Namun, diyakini, hal tersebut tidak serta merta menghindarkan Indonesia dari problem krusial terkait kondisi yang mengarah pada darurat energi. Kondisi darurat, terutama dipicu oleh ketergantungan Indonesia yang sangat tinggi terhadap minyak impor. Data Kementerian ESDM (Juni 2014) menyebutkan, Indonesia saat ini mengimpor BBM sebanyak 850 ribu barel per hari (bph) – kurang lebih Rp 1,7 triliun per hari – dari total konsumsi BBM nasional sekitar 1,5 juta bph. Jika tidak diantisipasi dengan strategi yang tepat, skenario terburuk dalam beberapa dekade ke depan: Indonesia akan memasuki era tanpa minyak. Produksi puncak minyak dunia saat ini berada di kisaran 90 juta bph. Dari jumlah itu, sekitar separo (45 juta bph) dikonsumsi sendiri oleh negara-negara produsen. Artinya, hanya sekitar 45 juta bph yang diperdagangkan di pasar dunia untuk diimpor oleh berbagai negara. Dengan perkiraan impor minyak sebesar 900 ribu bph s.d. 1 juta bph pada tahun 2015, Indonesia berada di urutan ke-14 dunia sebagai negara pengimpor minyak. Untuk menjamin kelangsungan ekonominya (security of supply), Indonesia harus berkompetisi dengan ± 200 negara pengimpor minyak untuk mendapatkan minyak mentah dan BBM.
Sementara, supply and demand minyak dalam perdagangan internasional dipastikan sangat dipengaruhi oleh konflik tak berujung di kawasan Timur Tengah. Dengan asumsi terjadi peningkatan konsumsi BBM di dalam negeri, di mana 70 persennya untuk transportasi, maka subsidi BBM pada 2015 diperkirakan tetap akan membengkak. Kondisi darurat energi dapat dikualifikasi sebagai ”membahayakan keamanan dan kesatuan nasional (national security and unity)”. Sebab, tanpa minyak impor, ketersediaan pasokan energi Indonesia praktis hanya untuk bertahan 2-3 minggu. Hal itu tidak terlepas dari fakta: kemampuan produksi minyak Indonesia dewasa ini hanya di kisaran 800-850 ribu bph, di mana setengahnya adalah milik perusahaan asing. Dialog Nasional Masyarakat Migas bertema ”Indonesia Darurat Energi: Strategi Mewujudkan Kemandirian Sektor Migas” dirancang dan diselenggarakan oleh Asosiasi Perusahaan Migas Nasional (Aspermigas) sebagai wujud kontribusi pemikiran masyarakat migas nasional kepada Pemerintahan Jokowi-JK, khususnya dalam mencari dan merumuskan solusi yang workable dari ancaman darurat energi, sekaligus merancang strategi jitu untuk mewujudkan kemandirian di sektor energi. Dialog nasional akan dikemas menjadi forum curah gagasan, brainstorming, yang melibatkan narasumber dari unsur pemerintah c.q. pengambil kebijakan, pelaku usaha di industri migas dan penunjang migas, anggota parlemen (DPR dan DPD RI), kalangan pemerhati, akademisi dan mahasiswa. Curah gagasan antara lain membahas penyatuan pemahaman/definisi tentang kondisi darurat energi, strategi mereformasi tata kelola migas, jurus mendongkrak produksi minyak, menemukan cadangan migas baru (eksplorasi), menciptakan sumber energi non-fosil ramah lingkungan (diversifikasi), menggeser gaya hidup masyarakat yang boros dan bergantung pada minyak bumi menjadi efisien dengan model portofolio energi (konservasi), hingga peluang investasi dan pembiayaan dalam industri migas. Hasil akhir dialog nasional akan dirumuskan menjadi butir-butir rekomendasi, untuk kemudian diserahkan kepada Pemerintah sebagai masukan dalam pengambilan kebijakan.
Nama Kegiatan
Dialog Nasional Masyarakat Migas:
INDONESIA DARURAT ENERGI
”STRATEGI MEWUJUDKAN KEMANDIRIAN SEKTOR MIGAS”
Maksud & Tujuan o Mempertemukan seluruh pengampu kepentingan subsektor migas, mencakup unsur pemerintah, pelaku industri, asosiasi-asosiasi subsektor migas, kalangan pemerhati, dan akademisi, dalam forum curah gagasan yang membahas secara komprehensif berbagai permasalahan di hulu dan hilir migas dalam bingkai pencarian solusi terkait kondisi darurat energi. o Memperoleh kesepahaman pandangan dalam menentukan upayaupaya simultan untuk menjawab permasalahan darurat energi, seperti meningkatkan lifting produksi migas, penciptaan iklim investasi, hingga kebijakan konversi dan diversifikasi energi. o Menyosialisasikan blue print rencana kerja pemerintah di hulu dan hilir migas nasional kepada masyarakat luas (melalui peserta dan media massa peliput dialog) dengan data dan informasi yang terkini dan komprehensif.
Waktu Pelaksanaan Dialog Nasional Masyarakat Migas akan dilaksanakan pada: : Hari / Tanggal : Selasa, 19 Januari 2015 Waktu : Pukul 09:00 WIB s/d 16:00 WIB Tempat : Hotel Bidakara Jalan Gatot Subroto, Jakarta
Narasumber / Pembicara PIDATO PEMBUKAAN Joko Widodo, Presiden Republik Indonesia Topik: ”Strategi Mewujudkan Ketahanan dan Kemandirian Energi.” PENGANTAR DIALOG John. S. Karamoy, Ketua Dewan Penasehat Aspermigas Topik: ”Indonesia Darurat Energi: Apa yang Harus Kita Perbuat?” HOST: Heroe Wiedjatmiko (Aspermigas) dan Poppy Amalya (Biro Psikologi Psikodinamika) NARASUMBER: A. UNSUR PEMERINTAH 1. Sudirman Said, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Topik: ”Blue Print Rencana Kerja Pemerintah di Sektor Energi.” 2. Faisal Basri, Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas Topik: ”Jurus Jitu Reformasi Pengelolaan Migas.” 3. Amien Sunaryadi, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) Topik: ”Peluang dan Kendala Teknis Percepatan Produksi Minyak.” 4. Dwi Soetjipto, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Topik: ”Pengelolaan Sumber Daya Energi yang Berkelanjutan.” 5. Hendi Prio Santoso, Direktur Utama PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Topik: ”Gas Bumi, Solusi Energi Masa Depan?” B. UNSUR PELAKU INDUSTRI 1. Effendi Siradjuddin, Ketua Umum Aspermigas Topik: ”Langkah Emergency Mengatasi Darurat Energi.” 2. Budi Gunadi Sadikin, Direktur Utama Bank Mandiri Topik: ”Kontribusi Perbankan Nasional Terhadap Industri Migas.” C. UNSUR PEMERHATI 1. Kurtubi, Anggota DPR RI, Direktur Center for Petroleum and Energy Economics Studies (CPEES) Topik: ”Menata Regulasi di Ranah Migas, Perspektif Legislatif.” 2. Pri Agung Rakhmanto, Direktur RefoMiner Institute, dosen Universitas Trisakti Topik: ”Aspek Ekonomi Politik dalam Pengelolaan Migas.” CATATAN: Dialog akan dilaksanakan dalam 2 (dua) sesi, pagi dan siang, dengan narasumber kunci yang berbeda. Sesi pagi membahas permasalahan makro seputar kondisi darurat energi dan blue print pemerintah di sektor energi. Sesi siang, membahas permasalahan mikro dan teknis terkait strategi keluar dari darurat energi. Host bertugas memandu acara, termasuk mengarahkan setiap narasumber untuk berbicara sesuai topik yang diminta dalam proposal.
Peserta Peserta
Dialog nasional direncanakan diikuti oleh 200 peserta, terdiri atas unsur-unsur: 1. Organisasi dan asosiasi di subsektor migas: Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI), Asosiasi Pemboran Minyak Indonesia (APMI), Aspermigas, Indonesian Petroleum Association (IPA), Ikatan Ahli Gelologi Indonesia (IAGI), Kaukus Migas Nasional, dll. 2. Politisi DPR RI, DPD RI, dan kelompok kritis (parpol, LSM, mahasiswa). 3. Jajaran Kementerian ESDM, SKK Migas dan BPH Migas. 4. Bupati/Wali Kota daerah penghasil migas. 5. Tokoh-tokoh perminyakan dan pengusaha migas nasional. 6. Perbankan nasional. 7. Calon-calon investor migas. 8. Pers.
DIALOG NASIONAL MASYARAKAT MIGAS
INDONESIA DARURAT ENERGI ”STRATEGI MEWUJUDKAN KEMANDIRIAN SEKTOR MIGAS”
DIALOG NASIONAL MASYARAKAT MIGAS
INDONESIA DARURAT ENERGI ”STRATEGI MEWUJUDKAN KEMANDIRIAN SEKTOR MIGAS”
PENYELENGGARA Asosiasi Perusahaan Migas Nasional (Aspermigas) Didirikan pada tahun 2006, Aspermigas saat ini beranggotakan lebih dari 30 perusahaan minyak dan gas bumi nasional – skala kecil, menengah maupun besar. Di ranah bisnis, Aspermigas aktif terlibat dalam setiap upaya untuk mendorong peningkatan kualitas dan kuantitas industri migas nasional agar dapat bersaing di pasar internasional. Aspermigas juga aktif melakukan advokasi dan sosialisasi terkait sejumlah isu untuk mendorong pemberian kesempatan yang lebih luas kepada pengusaha nasional dalam pengelolaan industri migas di Tanah Air.
Steering Committee : Ketua Effendi Siradjuddin Anggota Sam P. Simorangkir, Heroe Wiedjatmiko, Ronald Manusama, Syahdanur AM, Nanang Junaedi, Poppy Amalya
Organizing Committee : Ketua Beta Dennis Anggota Usrinal, Rifahmi, Junaidi, Arifin, Sari Aini, Aan Sanjani
Sekretariat Panitia : Jl. Pengadegan Barat Raya No.14, Pancoran Jakarta Selatan Telp. (021) 791 994 42, 791 995 42 Fax. (021) 791 87427 Email :
[email protected]