1
IMPLEMENTASI SISTEM KONEKSI JARINGAN UNTUK APLIKASI ACTWELIFES DAN PERANGKAT PENDUKUNGNYA Daniel Adrianto Widyopratomo1 1
Institut Teknologi Bandung, Indonesia
Abstraksi - Sektor pariwisata membutuhkan sistem pemberian informasi secara otomatis dari server ke klien. Selama ini, jika turis, baik domestik maupun asing, ingin mengetahui informasi mengenai suatu objek, maka turis tersebut dapat melihat papan informasi yang terdapat pada setiap objek. Hal ini sangat kuno dan tidak efektif karena inisiatif dimulai dari turis (klien). Oleh karena itu, penulis beserta tim membuat sistem pemberian informasi secara otomatis kepada klien. Secara khusus, penulis membuat sistem koneksi jaringan, sistem transfer aplikasi, dan sistem update informasi untuk administrator jaringan dengan memanfaatkan teknologi Bluetooth dan bahasa pemrograman Java. I.
PENDAHULUAN
Teknologi informasi telah berkembang begitu pesat sehingga seseorang dapat dengan mudah mendapatkan informasi dimana saja dan kapan saja. Teknologi informasi juga sudah didesain agar memudahkan pengguna dengan adanya fungsi-fungsi otomatis dan fitur-fitur yang mewakili keinginan pengguna. Oleh karena itu, teknologi informasi banyak digunakan dalam berbagai sektor. Salah satu sektor yang diharapkan berkembang karena menggunakan teknologi informasi adalah pariwisata. Dengan adanya teknologi informasi maka diharapkan semakin banyak masyarakat yang tertarik untuk mengunjungi obyek-obyek wisata di suatu negara. Ada banyak aplikasi teknologi informasi dalam sektor pariwisata. Salah satu aplikasi yang sedang dikembangkan adalah metode pemberian informasi suatu obyek yang sedang seseorang lihat atau kunjungi secara otomatis. Informasi ini diperlukan agar turis tahu lebih dalam mengenai obyek yang sedang ia lihat. Ada banyak cara dalam memanfaatkan teknologi informasi sebagai metode pemberian informasi kepada turis. Dari banyak pilihan metode, metode yang paling efektif dan efisien tentu akan dipakai.
II.
DASAR TEORI
A. Layanan Berbasis Lokasi 1) Pendahuluan Context Awareness merupakan istilah untuk suatu perangkat atau sistem yang memiliki kemampuan beradaptasi dan merespon suatu keadaan, maupun dapat membuat asumsi mengenai keadaan pengguna pada saat itu. Sebagai contoh,
suatu perangkat telepon bergerak dapat mengetahui bahwa pengguna berada di suatu tempat dan memberikan informasi mengenai keadaan sekitar pengguna tersebut berada. Saat ini isu yang cukup populer adalah kebutuhan akan adanya teknologi yang mampu mengimbangi dan membantu manusia dalam tingkat mobilitasnya yang sangat tinggi. Tingkat mobilitas tersebut tentulah berkaitan dengan ruang dan waktu, maupun lingkungan. Oleh karena itu, context awareness dapat dibagi menjadi beberapa bagian berikut : • Physical environment-awareness o Location awareness o Posisi, orientasi dan mobilitas, contoh: kecepatan dan arah o Temperatur, kelembaban , cahaya, suara • Social environment-awareness o Keadaan pengguna lainnya dalam satu daerah o Kelas-kelas sosial dari komunitas pengguna o Keadaan dan posisi sosial seorang pengguna, dll • Psychological environment-awareness o Keadaan emosi, contoh ; kebahagiaan, kesedihan, dll Ada beberapa hambatan-hambatan yang akan dihadapi oleh pengembang layanan/sistem context aware. Salah satu kesulitan bagi desainer aplikasi context aware adalah ketidaktersediaan infrastruktur generik untuk pengembangannya. Sebagai tambahan, aplikasi yang sudah tersedia menggunakan rentan fitur-fitur dan tipe-tipe contextaware yang terbatas. Parameter yang paling sering digunakan dalam context aware adalah parameter lokasi dengan fitur aplikasi umumnya adalah menampilkan informasi context aware tersebut kepada pengguna. Untuk mendapat rentang informasi context yang semakin lebar akan membutuhkan penggunaan berbagai jenis sensor. 2) Layanan Berbasis Lokasi Seperti telah disebutkan bahwa bagian khusus dari context awareness adalah location awareness, yang dapat diaplikasikan menjadi Location Based Services (LBS). Pada dasarnya, suatu layanan berbasiskan lokasi (LBS) tersusun dari tiga bagian utama berikut ini : • Tempat penyimpanan data spasial maupun nonspasial, merupakan set data-data maupun fitur dari suatu area yang didefinisikan • Lokalisasi dan penunjukkan (guidance), memberikan kemampuan untuk mengarahkan pengguna, ataupun memberikan informasi mengenai area tertentu • Antarmuka pengguna (user interface), memberikan tampilan dari informasi yang didapatkan untuk pengguna.
2 LBS memfokuskan diri pada kemampuan aplikasi untuk memberikan layanan sesuai dengan posisi atau lokasi user interface. Entitas lokasi dari pengguna mobile tentu saja merupakan salah satu komponen terpenting dalam LBS dalam memberikan suatu informasi kepada pengguna. Ada tiga kelas utama dari suatu LBS, yaitu : • Layanan-layanan informasi, menyediakan informasi mengenai obyek yang berada di dekat pengguna, seperti pencarian ATM, lapangan parkir, ataupun musholla. • Layanan-layanan interaksi, berdasarkan interaksi antara pengguna dan perangkat bergeraknya. • Layanan mobile, mendukung mobilitas cerdas dan berada dalam kisaran kemampuan navigasi, seperti layanan pencarian jarak terdekat antara dua tempat. B. Bluetooth Bluetooth merupakan media komunikasi yang didesain untuk konsumsi daya kecil, daerah jangkau yang relatif sempit, dan relatif murah. Bluetooth memungkinkan komunikasi satu dengan yang lainnya dengan menggunakan sistem komunikasi radio, sehingga kedua pihak tidak perlu membuat komunikasi LOS (Line of Sight). Bluetooth bekerja pada frekuensi 2400 – 2483.5 MHz. Oleh Bluetooth Special Interest Group, Bluetooth dibagi menjadi tiga kelas, berdasarkan karakteristik tansmitternya, yaitu TABEL 2.1. KELAS – KELAS BLUETOOTH
Class Class 1 Class 2 Class 3
Daya maksimum 100 mW (20 dBm) 2.5 mW (4 dBm) 1 mW (0 dBm)
Daya minimum 1 mW (0 dBm) 0.25 mW (-6 dBm) N/A
Daerah Jangkau ~ 100 meter ~ 10 meter ~ 1 meter
Ada dua mode modulasi yang digunakan Bluetooth, yaitu mode Basic Rate dan mode Enhanced Data Rate. Mode Basic rate menggunakan modulasi FM untuk meminimalisir kompleksitas dari transceiver, sedangkan mode Enhaced Data rate menggunakan modulai PSK. Setiap mode modulasi memiliki laju simbol 1 Msps. Laju data dari mode Basic Rate dan Enhanced Data Rate secara berurutan adalah sebesar 1 Mbps dan 2 atau 3 Mbps. Jika antara dua atau lebih perangkat Bluetooth menggunakan kanal fisik yang sama , maka sebenarnya jaringan piconet telah terbentuk Satu perangkat Bluetooth akan menjadi master dari piconet dan perangkat-perangkat lainnya akan menjadi slave. Dalam jaringan piconet, master dapat melayani 7 slave sekaligus. Walaupun begitu, slave dalam satu piconet dapat bertindak sekaligus sebagai master untuk piconet lainnya. Hubungan seperti ini disebut dengan scatternet.
Gambar 1 Contoh hubungan piconet dan scatternet
C. Java Pemilihan bahasa pemrograman JAVA 2TM untuk aplikasi ini didasarkan atas pertimbangan sebagai berikut : • Multiplatform, sehingga berbagai perangkat berbeda vendor dan sistem operasi dapat terintegrasikan dalam satu bahasa pemrograman. • Merupakan bahasa pemrograman berorientasi obyek sehingga relatif memudahkan program yang cukup kompleks • Pengeksekusian program bukan pada sistem operasi tertentu, melainkan melalui JVM terlebih dahulu sehingga dapat dijalankan pada berbagai sistem operasa yang memiliki JVM. • High-performance, yaitu dengan penambahan fitur Garbage Collector sehingga memori komputer tetap bersih dan dapat digunakan. • Java memiliki banyak teknologi yang memungkinkan implementasi pada berbagai arsitektur sesuai dengan tujuan pembuatannya. • Dokumentasi untuk bahasa pemrograman Java cukup mudah dimengerti dan banyak tersedia. • Mendukung multithreading, dan memiliki kinerja yang bagus. Kemampuan Java untuk digunakan pada platform sistem operasi maakses poinun adalah karena keberadaan Java Virtual Machine (JVM). Pada bahasa pemrograman yang umum, suatu program selain dikompilasi, akan diinterpretasikan juga, sehingga program tersebut hanya bisa dieksekusi pada sistem operasi spesifik saja. Akan tetapi, Java programming language memiliki compiler yang dapat menerjemahkan program yang ditulis menjadi bentuk javabytecode. Java bytecode inilah yang kemudian diinterpretasikan oleh JVM pada saat program yang bersangkutan dieksekusi. Karena hanya bytecode-nya saja yang diinterpretasikan oleh JVM, maka program yang dibuat dalam bahasa Java tidak tergantung pada suatu sistem operasi komputer tertentu.
3 III. IMPLEMENTASI SISTEM A. Gambaran sistem Ada beberapa sistem yang dibangun dalam Tugas Ahir ini dan dibagi menjadi dua sistem besar, yaitu sistem utama dan sistem pendukung. Sistem utama merupakan sistem pembentukan jaringan untuk sistem streaming audio secara otomatis. Sistem pendukung merupakan sistem untuk mentransmisikan aplikasi utama secara otomatis dan sistem untuk memudahkan administrator jaringan untuk memperbarui informasi yang ingin ditransmisikan untuk klien. Untuk semua sistem, media transmisi yang digunakan ada Bluetooth dan bahasa pemrograman yang digunakan adalah Java. Untuk pemrograman server, bahasa Java yang digunakan adalah Java SE dan untuk pemrograman klien, bahasa Java yang digunakan adalah Java ME. Sistem terbagi atas beberapa ruangan. Pada masingmasing ruangan terdapat 2 jenis Bluetooth Access Point. Ketika klien memasuki salah satu ruangan dan Bluetooth pada perangkat mobile-nya dinyalakan, maka akses poin tipe dua akan mendeteksi adanya Bluetooth. Kemudian, akses poin tersebut akan mengecek MAC address dari klien tersebut pada database yang bersifat terpusat. Jika MAC addressnya tidak tercatat dalam database, maka akses poin akan menawarkan aplikasi utama kepada klien. Kemudian, MAC address klien akan dicatat dalam database agar klien tidak ditawarkan aplikasi utama lagi. Ketika klien menjalankan aplikasi utama, maka aplikasi akan mencari akses poin tipe pertama. Agar aplikasi klien tidak menangkap akses poin yang salah, maka digunakan UUID palsu yang hanya diketahui oleh aplikasi klien dan akses poin tipe pertama. Ketika aplikasi klien sudah menemukan akses poin tersebut, maka aplikasi akan menawarkan kepada klien apakah klien mau mendengarkan informasi mengenai ruangan tersebut. Jika klien ingin mendengarkan informasi, maka aplikasi klien akan melakukan streaming audio dari akses poin dan memutarnya untuk klien. Selama proses pemutaran audio, klien bisa melakukan pause, resume, dan restart. Jika aplikasi telah selesai memutar audio, maka klien harus memilih apakah hendak mengulang informasi atau kembali ke halaman awal. Jika klien memilih untuk kembali ke halaman awal, maka aplikasi akan mencari server yang baru. Jika aplikasi menemukan server yang lama, maka aplikasi tetap mencari server yang baru. Selama proses pemutaran audio, aplikasi tetap melakukan pencarian server yang baru. Hal ini ditujukan agar jika klien berpindah ruangan, maka aplikasi dapat langsung merespon. Jika hal ini yang terjadi, maka aplikasi akan menghentikan pemutaran audio dan langsung menawarkan kepada klien apakah klien mau mendengarkan informasi mengenai ruangan yang baru. Jika informasi pada suatu akses poin ingin diperbarui, maka administrator jaringan dapat menggunakan aplikasi Update Informasi yang berbasis Java. Untuk dapat melakukan ini, setiap akses poin harus terhubung dengan menggunakan jaringan intranet dengan komputer administrator.
B. Implementasi Aplikasi Utama Algoritma sistem pada aplikasi utama terbagi dua, yaitu pada akses poin 1 dan pada klien. Source code utama untuk client dapat menghubungi penulis di
[email protected]. Proses pembuatan aplikasi utama dilakukan dengan menggunakan software Sun Java Wireless Toolkit. C. Implementasi Sistem Transfer Aplikasi Secara Otomatis Sistem ini bertujuan agar para klien yang belum memiliki aplikasi dapat memperoleh aplikasi utama secara otomatis tanpa harus menghubungi resepsionis. Klien yang belum memiliki aplikasi dapat memasuki ruangan dengan mengaktifkan Bluetooth pada perangkat mobile-nya. Ketika akses poin tipe 2 melihat perangkat mobile klien tersebut, maka akses poin tipe 2 akan mencari MAC address klien di dalam komputer database pusat. Jika MAC address klien belum ada, akses poin akan menawarkan aplikasi utama, dan MAC address klien akan dimasukkan ke dalam database pusat. Source code sistem dapat diperoleh pada penulis. Ada beberapa konfigurasi yang perlu dilakukan pada akses poin 2 dan pada komputer database. Berikut ini adalah konfigurasi yang perlu dilakukan pada akses poin 2. 1. Instalasi Java dan MySQL client Sudo apt-get install sun-java6-jdk mysql-client 2. Download file Connector/J yang terbaru (versi 5.1) dari situs MySQL (http://dev.mysql.com/downloads/connect or/j/5.1.html) 3. Ekstrak file mysql-connector-java5.1.6.tar.gz tar –xzvf mysql-connector-java5.1.6.tar.gz 4. Masuk ke direktori mysql-connector-java-5.1.6 cd mysql-connector-java-5.1.6 5.
Pindahkan file mysql-connector-java-5.1.6-bin.jar cp mysql-connector-java-5.1.6-bin.jar /usr/lib/jvm/java-6-sun1.6.0.03/jre/lib/ext
Berikut ini adalah konfigurasi yang perlu dilakukan pada komputer database. 1. Instalasi MySQL server sudo apt-get install mysql-server Masukkan password root (misal : telmat) 2. Buka file my.cnf sudo nano /etc/mysql/my.cnf 3. Ubah parameter berikut bind-address=127.0.0.1 menjadi bind-address=
4. Restart MySQL dan masuk ke console MySQL /etc/init.d/mysql restart mysql –h localhost –p –u root masukkan password root (misal : telmat) 5. Berikan ijin bagi setiap akses poin tipe untuk mengakses database
4
7.
Sistem secara keseluruhan pasti akan memiliki beberapa akses poin tipe 2. Oleh karena itu perintah pada poin 5 di atas dapat diulang sampai semua akses poin tipe dua sudah memiliki akses ke database server. Perintah tersebut pada dasarnya adalah perintah yang mendaftarkan alamat IP – alamat IP yang diperbolehkan untuk mengakses database pusat. D. Implementasi Sistem Update Informasi Oleh Administrator Ketika administrator hendak memperbarui file informasi yang terdapat dalam salah satu akses poin tipe 1, maka administrator memerlukan aplikasi yang sifatnya userfriendly. Oleh karena itu, maka sistem update informasi dibuat dalam bentuk GUI yang berbasis bahasa Java. Untuk dapat memprogram GUI dengan mudah, digunakan software Netbeans. Komputer administrator merupakan tempat seharusnya aplikasi ini berada. Pada prinsipnya, sistem ini merupakan proses upload dua buah file ke dalam satu FTP server. FTP server yang dimaksud juga merupakan akses poin tipe 1. Untuk membangun sistem ini, maka diperlukan beberapa perangkat. Perangkat yang digunakan oleh akses poin tipe 1 adalah aplikasi FTP server Filezilla server, sedangkan perangkat pada komputer administrator adalah wput, untuk melakukan proses upload, dan Java Runtime Environment agar aplikasi Update Informasi dapat berjalan. Jika semua Text Field sudah cek keabsahannya, maka aplikasi akan melakukan beberapa hal berikut secara berurutan : 1. menyalin file *.mp3 pada folder asalnya menjadi lagu.mp3, 2. menyalin file *.txt pada folder asalnya menjadi text.txt, 3. mengirimkan(upload) kedua file tersebut ke FTP server yang dituju dengan tetap, 4. menghapus file lagu.mp3 dan text.txt pada folder masing-masing 5. mengeluarkan notifikasi, seperti pada gambar 3.11, untuk memberitahukan bahwa kedua file sudah ter-upload dengan baik. IV.
ANALISIS
A. Analisis Sistem Koneksi Jaringan Untuk Aplikasi Utama Pada sistem utama, proses pengujian dilakukan untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan bagi klien untuk membentuk ikatan dengan sebuah akses poin tipe 1. Ada beberapa parameter yang dapat mempengaruhi waktu tersebut, yaitu jarak antara klien dengan akses, jumlah klien yang
mengakses akses poin dalam waktu bersamaan, dan jumlah klien yang sedang dilayani oleh akses poin. Pada Tugas Akhir ini, hanya pengujian jarak klien dengan akses poin yang dilakukan. Hasil dari pengujian ini dapat memberi kesimpulan untuk jarak maksimum antara klien dengan akses poin. Pengujian dilakukan sebanyak 10 kali sebanyak 10 jarak, yaitu dari 1 meter sampai 10 meter dengan interval 1 meter. Nilai pengujian maksimum diambil 10 meter karena 10 meter dianggap jarak maksimum Bluetooth dan jarak maksimum klien dengan akses poin yang diharapkan. Jika jarak antara klien dan akses poin lebih dari 10 meter, maka ada kemungkinan bahwa klien akan mendeteksi lebih dari satu akses poin sekaligus. Dalam bab 3 sudah diasumsikan bahwa tidak ada kemungkinan bagi klien untuk mendeteksi dua akses poin sekaligus. Pengujian dilakukan pada lapangan parkir GKU Timur ITB yang terbuka. Waktu yang didapat dari pengujian merupakan waktu sejak klien menekan tombol “Find” sampai sistem memutar “Salam Pembuka” dengan asumsi bahwa klien langsung menemukan akses poin yang sesuai, yaitu yang MAC address-nya berbeda dengan yang ada ada variabel bdaddrtemp. Hasil dari pengujian ada pada gambar 2. 15
Waktu (s)
6.
GRANT ALL PRIVILEGES ON *.* TO ‘root’@’’ identified by ‘telmat’; Buat database baru (misal : sampdb) CREATE DATABASE sampdb; Keluar dari console MySQL dengan menekan tombol Ctrl +D
14.5
1m
14
2m
13.5
3m 4m
13
5m
12.5
6m
12
7m
11.5
8m 9m
11 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
10 m
Pengujian ke -
Gambar 2. Grafik hubungan waktu yang diperlukan klien untuk mendeteksi akses poin pada berbagai jarak
Pada hasil pengujian, dapat ditarik dua kesimpulan. Pertama, rata-rata waktu yang diperlukan bagi klien untuk mendeteksi akses poin adalah 12 detik. Nilai 12 detik ini sebenarnya sebagian besar dikarenakan program Java itu sendiri. Pada Bluetooth API untuk Java, ada dua buah method yang menyatakan bahwa proses pencarian target sudah harus dihentikan. Kedua method tersebut adalah InquiryCompleted dan ServiceSearchCompleted. InquiryCompleted digunakan untuk menghentikan proses pencarian perangkat Bluetooth atau merupakan method yang dipanggil untuk mengakhiri method startInquiry, sedangkan ServiceSearchCompleted digunakan untuk menghentikan proses pencarian layanan yang tepat dari setiap perangkat yang ditemukan atau merupakan method yang dipanggil untuk mengakhiri method searchServices. Kedua method tersebut berjalan secara otomatis. Kedua, perbedaan waktu deteksi tidak dipengaruhi oleh jarak antara klien dengan akses poin. Hal ini ditunjukkan dengan waktu yang diperlukan klien untuk mendeteksi akses poin pada jarak 1 meter hampir sama dengan waktu yang diperlukan klien untuk mendeteksi akses poin pada jarak 10 meter. Bahkan di setiap jarak pengujian, program memerlukan waktu deteksi yang rata-rata-nya sama, yaitu 12 detik.
5 B. Analisis Sistem Transfer Aplikasi secara Otomatis Proses pengujian sistem Transfer Aplikasi dilakukan dengan dua cara. Pada pengujian yang pertama, 1 klien memasuki ruangan dengan Bluetooth pada perangkat mobilenya diaktifkan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan akses poin tipe 2 untuk dapat mendeteksi keberadaan klien dan menawarkan aplikasi utama. Pada pengujian pertama, pengujian dilakukan sebanyak 10 kali sebanyak 10 jarak, yaitu dari 1 meter sampai 10 meter dengan interval 1 meter. Nilai pengujian maksimum diambil 10 meter karena 10 meter dianggap jarak maksimum Bluetooth dan jarak maksimum klien dengan akses poin yang diharapkan. Jika jarak antara klien dan akses poin lebih dari 10 meter, maka diasumsikan bahwa akses poin sudah tidak bisa mendeteksi klien lagi. Hasil dari pengujian ada pada gambar 3. 35 1m
Waktu (s)
30
2m 3m
25
4m 5m
20
6m 7m
15
8m
aplikasi ini adalah Linux dan Windows dengan tambahan aplikasi wput. Jika sistem operasi yang digunakan adalah selain keduanya, misalnya MacOS, maka admin perlu melakukan update secara manual dan aplikasi ini tidak dapat dipakai. Proses update secara manual dapat dilakukan dengan bantuan FTP Commander. Untuk MacOS, FTP Commander yang dapat dipakai adalah Transmit. Untuk sistem operasi Windows, karena aplikasi wput untuk Windows merupakan aplikasi yang portabel sehingga aplikasi ini tidak perlu diinstal bisa digunakan untuk menjalankan aplikasi ini, maka file wput.exe harus dimasukkan ke dalam classpath tambahan. Jika administrator jaringan tidak melakukan hal ini, maka UpdateInformasi.jar harus berada satu folder dengan file wput.exe. Akibatnya, jika aplikasi UpdateInformasi.jar ingin dipindah, file wput.exe harus dipindahkan juga. Hal kedua yang perlu diperhatikan adalah lokasi kedua file yang di-upload harus berada satu folder dengan file akses poin tipe 1 (FileServer.class). Hal ini ditujukan agar aplikasi server hanya dapat memasukkan file yang satu folder dengan dirinya sendiri. Dalam sistem ini, file server diletakkan di folder D:\TA\SistemTAAkhir. Oleh karena itu, FTP server harus dikonfigurasi agar lokasi upload default adalah juga D:\TA\SistemTAAkhir.
9m
10 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
10 m
Pengujian ke -
Gambar 3. Grafik hubungan waktu yang dibutuhkan bagi akses poin tipe 2 untuk mendeteksi klien pada berbagai jarak
Pada hasil pengujian, dapat ditarik dua kesimpulan. Pertama, rata-rata waktu yang diperlukan bagi akses poin tipe 2 untuk mendeteksi adanya klien adalah 23 detik. Sama seperti analisis pada subbab 4.1, nilai waktu yang diperlukan bagi akses poin untuk mendeteksi klien merupakan delay dari Bluetooth API dan delay untuk menunggu lainnya. Delay yang disebabkan Bluetooh API merupakan akibat dari berjalannya fungsi DeviceDiscovery dan ServiceDiscovery. Kesimpulan yang kedua adalah perbedaan waktu deteksi tidak dipengaruhi oleh jarak antara klien dengan akses poin. Hal ini ditunjukkan dengan waktu yang diperlukan akses poin untuk mendeteksi klien pada jarak 1 meter hampir sama dengan waktu yang diperlukan akses poin untuk mendeteksi klien pada jarak 10 meter. Bahkan di setiap jarak pengujian, program memerlukan waktu deteksi yang rata-rata-nya sama, yaitu kira-kira 23 detik. C. Analisis Sistem Update Informasi Proses pengujian sistem Update Informasi dilakukan dengan menggunakan komputer admin dan akses poin jenis pertama. Dari hasil percobaan didapatkan hasil yang cukup memuaskan. Admin hanya perlu mencari lokasi file audio dan file teks dalam komputernya dan program akan mengubah kedua file menjadi lagu.mp3 dan teks.txt. Kemudian program akan langsung mengirim menggunakan perintah upload file ke FTP server, yang adalah akses poin jenis pertama. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, sistem operasi yang dapat digunakan untuk menjalankan
D. Analisis Jangkauan Bluetooth terhadap Sistem yang Diinginkan Ada dua jenis analisis yang dilakukan. Pertama, analisis terhadap sistem utama, dan kedua, analisis terhadap sistem Transfer Aplikasi secara otomatis. Dalam pembentukan sistem secara keseluruhan, jangkauan Bluetooth yang diharapkan untuk sistem utama dapat dibagi menjadi dua target berdasarkan lokasinya. Jika targetnya adalah informasi untuk ruangan, maka jangkauan akses poin tipe 1 yang disarankan adalah 5 - 10 meter karena diharapkan antar 1 akses poin pada satu dengan akses poin lainnya tidak saling interferensi. Sebaliknya, jika targetnya adalah informasi untuk suatu objek, maka jangkauan akses poin tipe 1 yang disarankan adalah maksimum 2 meter karena diharapkan antar satu akses poin pada setiap objek dengan akses poin pada objek lainnya tidak saling interferensi. Jika range maksimum adalah 2 meter, maka hampir dapat dipastikan bahwa klien sedang melihat objek tersebut. Selain itu, jika jangkauan Bluetooth hanya 1 meter maka hampir bisa dipastikan klien sedang melihat satu objek yang keterangannya terdapat dalam akses poin tersebut. Jangkauan Bluetooth yang diharapkan untuk sistem Transfer Aplikasi merupakan kebalikan dari jangkauan untuk sistem utama. Pada sistem Transfer Aplikasi, jangkauan Bluetooth diharapkan seluas mungkin agar semua klien yang memiliki Bluetooth pada perangkat mobile-nya dapat dilayani oleh sistem Transfer Aplikasi dan semua klien tersebut dapat menikmati fasilitas sistem streaming otomatis. E. Pengujian Sistem Secara Keseluruhan Pengujian sistem secara keseluruhan dilakukan sebagai berikut. Seorang klien masuk ke ruang Lab NGN ITB dan Bluetooth pada perangkat mobile-nya telah diaktifkan. Setelah
6 itu, klien tersebut akan menerima tawaran aplikasi dari akses poin tipe 2 yang berada dalam ruangan tersebut. Setelah mendapat informasi mengenai ruangan Lab NGN, klien akan berpindah ke ruang Lab Telmat. Di sini, klien tidak akan ditawari aplikasi kembali karena MAC address dari klien tersebut telah tercatat dalam database. Oleh karena itu, klien akan langsung dilayani oleh akses poin tipe 1. Di sini klien akan kembali mendapat informasi mengenai ruangan Lab Telmat. Pada pengujian ini, akan dilakukan dua pengukuran. Pengukuran pertama yaitu pengukuran waktu yang dibutuhkan bagi klien untuk menerima tawaran aplikasi dari akses poin tipe 2 di Lab NGN. Pengukuran kedua yaitu pengukuran waktu yang dibutuhkan bagi klien untuk mendeteksi adanya akses poin tipe 1 di Lab Telmat. Pengukuran dilakukan selama 10 kali pengulangan. Hasil dari pengukuran terdapat pada tabel 2. Pengujian yang pertama memberikan hasil yang memiliki sebaran yang sangat lebar. Hal ini disebabkan akses poin harus melayani setiap klien satu per satu secara berurutan sehingga waktu pelayanan dari seorang klien sangat berhubungan dengan jumlah klien yang akan dilayani oleh akses poin dan urutan pelayanan dari klien tersebut. Jika jumlah klien semakin banyak atau urutan permintaan pelayanan semakin banyak, maka klien akan semakin lama untuk dilayani. Akibatnya, data pada Tabel 2 akan bersifat acak. Tabel 2. Waktu yang dibutuhkan klien untuk mendapat aplikasi dan mendeteksi akses poin (s)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Mendapat aplikasi 30,40 22,45 34,06 29,93 32,32 51,54 27,02 29,88 33,25 46,9
Mendeteksi akses poin 13,34 24,59 13,65 24,56 12,17 12,54 12,35 25,52 13,17 12,47
Pada pengujian yang kedua, waktu yang dibutuhkan klien untuk mendeteksi akses poin adalah kira-kira kelipatan dari 12 detik. Hal ini sesuai dengan pengujian pada subbab 4.1. Jika akses poin tidak mampu dideteksi klien pada pengulangan pertama, maka akses poin akan mampu mendeteksi klien pada pengulangan berikutnya. Sesuai dengan subbab 4.1, jika satu pengulangan membutuhkan waktu 12 detik, maka jika terjadi beberapa pengulangan, maka waktu yang dibutuhkan adalah kelipatan dari12 detik.
V.
KESIMPULAN DAN STUDI LANJUT
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil implementasi aplikasi koneksi jaringan untuk sistem Automatic Audio Streaming berbasis lokasi secara wireless, maka penulis berhasil merumuskan kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut : 1. Penulis telah berhasil mengimplementasikan sistem koneksi jaringan untuk aplikasi automatic audio streaming berbasis lokasi secara wireless. Hal ini terbukti dengan berhasilnya beberapa hal berikut. Pertama, klien mampu mendeteksi akses poin yang tepat. Hal ini ditandai dengan diputarnya file salam pembuka.mp3. Kedua, klien mampu mendeteksi akses poin yang telah melayaninya. Hal ini ditunjukkan dengan ditampilkannya layar yang memberitahu klien untuk segera pindah ruangan jika klien tersebut hendak mendengar informasi yang lain. Indikator yang lain adalah tidak diputarnya file salam pembuka.mp3. 2. Penulis telah berhasil mengimplementasikan sistem transfer aplikasi secara otomatis oleh akses poin tipe 2. Hal ini ditunjukkan oleh beberapa hal berikut. Pertama, klien menerima tawaran aplikasi dari akses poin beberapa saat setelah klien mengaktifkan Bluetooth dan memasuki daerah jangkau akses poin. Kedua, klien dapat menerima aplikasi dari akses poin beberapa saat setelah klien menyetujui untuk menerima aplikasi. Ketiga, akses poin mampu membedakan mana klien yang telah diberi aplikasi, klien yang telah menolak aplikasi dan klien yang belum diberi aplikasi. Jika klien telah diberi aplikasi atau klien menolak aplikasi, maka akses poin tidak akan menawarkan kembali aplikasi utama. Jika klien belum ditawari aplikasi, maka akses poin akan segera membuat penawaran untuk klien. Hal ini juga menunjukkan bahwa sistem database terpusat telah berjalan dengan baik. 3. Penulis telah berhasil mengimplementasikan sistem Update Informasi untuk administrator jaringan. Hal ini ditunjukkan oleh beberapa hal. Pertama, admin dapat memilih file yang diletakkan di mana saja di dalam komputernya dan mengirimnya ke setiap akses poin dengan sukses. Kedua, aplikasi dapat memaksa admin untuk hanya memasukkan file berekstensi *.mp3 dan *.txt secara berurutan untuk file audio dan file teks. Ketiga, aplikasi dapat mengubah file audio menjadi lagu.mp3 dan file teks menjadi teks.txt dan kemudian dikirim (diupload) ke setiap akses poin. Keempat, aplikasi telah dibuat menjadi dua, yaitu untuk sistem operasi Windows dan sistem operasi Linux. Keduanya telah diuji dan memberikan hasil yang memuaskan. 4. Daya jangkau kedua akses poin cukup, dan bahkan mungkin berlebih, untuk sistem yang dibuat. 5. Waktu yang diperlukan klien untuk menunggu tawaran aplikasi dan waktu yang diperlukan untuk mendeteksi akses poin masih dalam batas kewajaran. B. Studi Lanjut Penelitian ini masih memerlukan pengembangan lebih lanjut. Oleh karena itu, penulis mengajukan saran-saran berikut ini kepada peneliti selanjutnya: 1. Perlu pengkajian khusus untuk implementasi akses poin tipe 2 dengan menggunakan sistem operasi Linux
7 2.
3.
Perlu dilakukan pengujian sistem dengan menggunakan n buah ruangan. Masing-masing ruangan memerlukan 1 buah akses poin tipe 1 dan 1 buah akses poin tipe 2 Perlu diadakan penelitian untuk implementasi sistem dimana akses poin yang digunakan adalah Bluetooth Access Point dan bukan low-end PC.
UCAPAN TERIMA KASIH
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada yang terhormat : 1. Bapak Tutun Juhana ST. MT., selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir Program Studi Teknik Elektro STEI ITB. 2. Orang tua penulis dan adik-adik atas segala dukungan doa yang diberikan. 3. Chrismas Isa Benny sebagai teman sekerja yang telah bekerja sama membentuk satu sistem yang terintegrasi
REFERENSI [1]
[2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11]
[12] [13] [14] [15] [16] [17]
http://www.chmpdf.org/archives/ebooks/mcgraw%20hi ll/?file=McGrawHill.Osborne.Java.A.Beginners.Guide.3rd.Edition.Mar. 2005.eBook-LinG.pdf http://www.chmpdf.org/archives/ebooks/apress/?file=A press.Bluetooth.For.Java.eBook-KB.pdf http://forum.java.sun.com http://www.forum.nokia.com http://java.sun.com/javase/6/docs/ http://www.bluetooth.com/Bluetooth/Technology/Work s/ http://java.sun.com/products/sjwtoolkit/wtk2.5.2/index. html http://www.avetana-gmbh.de/avetanagmbh/produkte/jsr82.eng.xml http://www.bluecove.org/ http://www.javabluetooth.com/ http://ebooks.ee.itb.ac.id/drupal/searchbeta/ebooks/Pro gramming/DataBase/MySQL/Sams%20%20MySQL%20Second%20Edition.chm http://www.mysql.com/products/connector/j/ http://filezilla-project.org/download.php?type=server http://wput.sourceforge.net/ http://www.xmailserver.org/ussp-push.html http://www.bluez.org/ http://www.netbeans.org/kb/60/java/quickstart.html