IMPLEMENTASI ROUGH CUT CAPACITY PLANNING (RCCP) DENGAN PENDEKATAN TOTAL FAKTOR UNTUK PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI PT. XYY Arif Ariansyah Program Studi Teknik Industri Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura
[email protected]
Abstract-PT. XYY is a private company engaged in the forestry industry, started its business since 1982. PT. XYY produce plywood until 2013. In 2013 the company management decided to produce veneer, it is semi-finished materials that are used as raw material for the plywood market demand at domestic and abroad. Products produced in semifinished materials are veneer face, veneer core and veneer back. At a certain period PT. XYY has not been able to meet the demand of employees overall. It is necessary for capacity planning of production with Rough Cut Capacity Plannng. The focus of this research is production capacity planning that to know the availability of installed capacity and capacity required for the production planning capacity on 2016. Production planning capacity made avaliable with forecasting and the results become master production scheduling plan that will be validated by Rough Cut Capacity Planning. Results obtained by using the approach of total factor (with Overall Capacity Planning Factors) indicates that in January, February and March are still experiencing a shortage of capacity. In January a shortage of production capacity is 4377.22 hours, in February 2599.86 hours and March experienced a shortage of capacity 822.49 hours. Lack of capacity at three months are in the work center dryer, selection, and packing operations. Scenarios that have made to improve and increase the production capacity of the deficient capacity are to do a re-adjustment workload on the work center reparations, selection, and packing operations and add overtime and adding shifts at the work center dryer. After the scenario have been made, enhacement production capacity for Januari 2569,78 hours, February 2826.67 hours and March 2689,89 hours, and consumer demand can be met in its entirety. Keywords-Production Capacity Planning, forcasting, RCCP
1. Pendahuluan PT. XYY adalah perusahaan swasta nasional yang bergerak dalam bidang industri kehutanan, memulai usahanya sejak tahun 1982 PT. XYY memproduksi plywood hingga tahun 2013. Tahun 2013 manajemen perusahan memutuskan untuk memproduksi veneer, yaitu bahan setengah jadi yang digunakan sebagai bahan baku plywood untuk kebutuhan pasar di dalam dan luar negeri. Produk yang dihasilkan berupa bahan setengah jadi yaitu veneer face, veneer back dan veneer core. PT. XYY menganut sistem make to order dalam hal strategi respon terhadap permintaan konsumennya. Periode bulan Januari, Maret, April, dan Juli perusahaan belum mampu memenuhi permintaan konsumen secara keseluruhan. Ketidakmampuan tersebut dikarenakan tidak tercapainya target produksi oleh perusahaan, hal ini dikarenakan perusahaan tidak membuat peramalan rencana produksi, target produksi hanya dilakukan dan dibebankan pada work center log cutting yang merupakan proses awal produksi veneer, sehingga terdapat work center kritis yang mengalami kekurangan kapasitas produksi. Rencana produksi PT. XYY hanya disusun atas dasar pertimbangan jumlah tenaga kerja tanpa memperhitungkan kapasitas produksi yang ada, sehingga mengakibatkan produksi pada bulan-bulan tertentu tidak terpenuhi secara keseluruhan. Sebagai salah satu contoh pada periode bulan Januari, permintaan sebanyak 4.000 . Jumlah produksi sebesar 3.727 , sehingga permintaan tidak dapat terpenuhi sebesar 6,83 %. Faktor lain yang menjadi pemicu tidak terpenuhinya permintaan konsumen adalah penambahan jumlah pesanan oleh konsumen di tengah-tengah periode perencanaan produksi, hal ini dapat mengubah jadwal induk produksi yang telah disusun dan harus menambah jumlah produk yang harus diproduksi. Perusahaan yang tidak mampu memenuhi permintaan konsumen secara penuh biasanya akan mendapat pinalti dan kehilangan kepercayaan manajemen dari konsumennya.
12
Hutagalung dkk. (2013), menyatakan permintaan konsumen dapat terealisasi seluruhnya di dalam jadwal induk produksi jika didukung oleh kapasitas produksi yang sesuai dengan kebutuhan produksi di dalam menghasilkan persediaan produk jadi, oleh karena itu, integrasi antara rencana produksi dan rencana kapasitas perlu dilakukan agar diperoleh rencana produksi yang realistis sehingga perusahaan akan selalu mampu memenuhi permintaan konsumen. Berdasarkan permasalahan yang ditemui pada PT. XYY, maka perlu dilakukan perencanaan kapasitas produksi agar permintaan konsumen dapat terpenuhi seluruhnya. Perecanaan kapasitas produksi dimulai dengan melakukan peramalan permintaan, peramalan diperlukan untuk mengetahui perkiraan permintaan konsumen. Perencanaan kapasitas produksi dapat dilakukan dengan metode Rough Cut Capacity Planning (RCCP). RCCP digunakan untuk mengetahui work centre kritis yang mengalami kekurangan kapasitas produksi dan untuk memvalidasi apakah jadwal induk produksi PT. XYY feasible untuk dilaksanakan sesuai dengan kapasitas terpasang.
kerja, kapasitas bahan baku dan kapasitas modal (Yamit, 2003). Peramalan Menurut Sofyan Assauri (1984) dalam Ginting (2007:31), peramalan adalah pemikiran terhadap suatu besaran, misalnya permintaan terhadap satu atau beberapa produk pada periode yang akan datang. Pada hakikatnya peramalan hanya merupakan suatu perkiraan (guess), tetapi dengan menggunakan teknik-teknik tertentu, maka peramalan menjadi lebih dari sekedar perkiraan. Peramalan dapat dikatakan perkiraan yang ilmiah (educated guess). Setiap pengambilan keputusan yang menyangkut keadaan di masa yang akan datang, maka pasti ada peramalan yang melandasi pengambilan keputusan tersebut. Metode yang digunakan dalam peramalan ini merupakan metode time series. Metode peramalan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut : a. Metode Moving Average Rumus matematis metode mooving average adalah : =
2. Teori Dasar
b.
Metode Weight Moving Average Formula metode weight moving average = + + +....
c.
Metode Single Eksponensial Smoothing Formula untuk metode single exponential smooting adalah : = + (1- )
d.
Metode Double Exponential Smoothing (DES) Formula DES adalah : =
Pengukuran Kerja Pengukuran kerja (Work Measurement) adalah penentuan daya hasil yang seharusnya atau yang semestinya dimiliki sumber daya manusia pada kegiatan pengolahan. Pengukuran kerja dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu (Pardede, 2005 : 330-331) : 1. Prestasi kerja rata-rata (average worker approach) 2. Prestasi masa lampau 3. Studi waktu langsung (direct time study approach) 4. Studi waktu dengan ukuran yang sudah ada (predetermined time study approach) 5. Pemilihan pewakil pekerjaan (work sampling approach) Perencanaan dan Pengendalian Produksi Perencanaan dan pengendalian produksi (PPC) adalah aktivitas bagaimana mengelola proses produksi dan merupakan tindakan manajemen yang sifatnya abstrak. Perencanaan dan pengendalian produksi merupakan proses kegiatan untuk merencanakan dan mengendalikan aliran material yang masuk, mengalir dan keluar dari sistem produksi sehingga permintaan pasar dapat dipenuhi dengan jumlah yang tepat, waktu penyerahan yang tepat dan biaya produksi yang minimum (Baroto, 2002). Kapasitas Produksi Kapasitas produksi merupakan jumlah maksimum output yang dapat diproduksi dalam satuan waktu tertentu, yang ditentukan oleh kapasitas sumberdaya yang dimiliki, seperti kapasitas mesin, kapasitas tenaga
e.
Metode Winters Metode Winters didasari atas tiga persamaan pemulusan yaitu satu unsur stasioner, trend dan musiman. Metode ini hampir sama dengan metode Holt, hanya dengan menambah satu persamaan tambahan untuk mengatasi musiman. Persamaan matematik untuk metode winters adalah sebagai berikut : ( 1- )( (
Forcast = ( f.
)+(1-
+i*
)*
Metode Regresi Linier
.t a^ =
13
b^ Harus dipahami bahwa tidak ada metode terbaik untuk peramalan. Metode yang memberikan hasil peramalan secara tepat belum tentu tepat untuk meramalkan data yang lain, dalam peramalan time series metode peramalan terbaik adalah metode yang memiliki kriteria ketepatan ramalan. Kriteria ini berupa mean absolute deviation (MAD), mean square of error (MSE) dan mean absolut processing error (MAPE) (Baroto,2002). Adapun formulasi MAD, MSE dan MAPE adalah sebagai berikut : MAD
=
MSE
=
MAPE = (
| | )
-
|
Verifikasi Peramalan Proses verifikasi digunakan untuk melihat apakah metode peramalan yang diperoleh representatif terhadap data, proses verifikasi dilakukan dengan menggunakan moving range chart (MRC). Grafik moving range chart dapat dilihat pada gambar 1 berikut :
sumberdaya-sumberdaya utama dan kemudian menentukan apakah jadwal induk produksi tersebut layak dengan keterbatasan-keterbatasan kapasitas yang ada (Nasution dan Prasetyawan, 2008). Rought Cut Capacity Planning (RCCP) Menurut Sirait et al. (2013), RCCP merupakan perencanaan kebutuhan kapasitas pada perencanaan jangka menengah untuk menguji kewajaran atau kelayakan jadwal induk produksi (JIP) yang disusun. Kebutuhan kapasitas untuk mengimplementasikan jadwal produksi akan dihitung dengan RCCP dan diusulkan alternatif tindakan yang diperlukan terhadap tingkat kapasitas atau rencana produksi apabila ditemukan adanya ketidaksesuaian. Forgati et al. (1991) menyatakan “validating the MPS with respect to capacity is an extremenly important step in MRP. This validation exercise has been termed rough cut capacity planning “ Teknik RCCP Pendekatan Total Faktor (Capacity Planning with Overall Factors = CPOF) Menurut Nasution dan Prastyawan (2008), Teknik pendekatan total faktor mengalokasikan kebutuhan-kebutuhan kapasitas untuk departemendepartemen, individu atau pusat-pusat kerja berdasarkan beban kerja dimasa lalu. Pendekatan total faktor (Capacity Planning Using Overall Factor Approach) membutuhkan tiga masukan yaitu (Ilham, 2014): a) MPS (merupakan output dari Disagregasi dan atau Aggregate Plan) Diketahui bahwa setelah melalui proses peramalan (dengan menggunakan data penjualan) dan aggregate plan (dengan strategi chase). b) Waktu proses setiap operasi dan mesin c) Proporsi waktu proses di setiap mesin Formulasi kapasitas waktu yang dibutuhkan dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut : Kebutuhan Kapasitas Total = Total Produksi x Total Waktu Operasi
Gambar 1. moving range chart Diadopsi dari : (Ginting, 2007:61)
Hubungan JIP dan Rough Cut Capacity Planning Tujuan jadwal induk produksi adalah mewujudkan perencanaan agregat menjadi satu perencanaan terpisah untuk masing-masing item individu, selain itu jadwal induk produksi dapat mengevaluasi jadwal-jadwal alternatif dalam hal kebutuhan kapasitas, menyediakan input untuk sistem MRP. Ketidaklayakan dari Jadwal induk produksi akan diperbaiki dengan suatu proses yang disebut RCCP, dimana RCCP akan mengkonversi Jadwal induk produksi menjadi kebutuhan-kebutuhan kapasitas untuk
Proporsi Penggunaan Sumber = Waktu yang diperlukan Stasiun Kerja Kapasitas x Proporsi.
= Kebutuhan
3.
Hasil Eksperimen Hasil peramalan dengan menggunakan metode regresi linier berikut merupakan hasil peramalan dengan kesalahan terkecil dengan mengacu pada hasil MAD, MSE dan MAPE. Hasil Peramalan menggunakan metode regresi linier permintaan veneer PT. XYY tahun 2016 sebagai berikut :
14
Tabel 1. Hasil Peramalan Permintaan Venner tahun 2016 Menggunakan Metode Regresi Linier
Bulan
Peramalan Tahun 2016(
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
)
3974 3918 3862 3806 3750 3694 3638 3582 3526 3471 3415 3359
Tabel 4. Kapasitas Waktu Tersedia
Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
Hasil peramalan dengan menggunakan metode regresi linier ditetapkan sebagai rencana jadwal induk produksi. Pada penelitian ini data yang diperoleh sudah dalam bentuk data agregat, maka hasil peramalan ditetapkan sebagai rencana jadwal induk produksi veneer PT. XYY Tahun 2016. Tabel 2. Perhitungan Proporsi Penggunaan Sumber
Work Center
Waktu Proses (Jam)
Proporsi
Log Cutting Log Cleaner Rotary Lathe Dryer Seleksi Reparasi Operasi Packing Total
0,033 0,033 0,067 1,356 2,368 6,296 19,956 1,657 31,767
0,001 0,001 0,002 0,043 0,075 0,198 0,628 0,052 1
Tabel 3. Hasil Perhitungan Kebutuhan Kapasitas Waktu Produksi
Bulan
Kapasitas yang dibutuhkan (Jam)
Januari
126243,72
Februari
124466,36
Maret
122688,99
April
120911,63
Mei
119134,26
Juni
117356,90
Juli
115579,53
Agustus
113802,17
September
112024,80
Oktober
110247,44
November
108470,08
Desember
106692,71
Kebutuhan Kapasitas (Jam) 126243,72 124466,36 122688,99 120911,63 119134,26 117356,90 115579,53 113802,17 112024,80 110247,44 108470,08 106692,71
Kapasitas Tersedia (Jam) 121866,50 121866,50 121866,50 121866,50 121866,50 121866,50 121866,50 121866,50 121866,50 121866,50 121866,50 121866,50
Selisih (Jam) -4377,22 -2599,86 -822,49 954,87 2732,24 4509,60 6286,97 8064,33 9841,70 11619,06 13396,42 15173,79
Tabel 5. Hasil RCCP Setiap Bulan
Work Center
Kapasitas Tersedia Setiap work center
Log Cutting Log Cleaner Rotary Lathe Dryer Seleksi Reparasi Operasi Packing Total
586,50 576 1440 3456 1408 68640 42240 3520 121866,50
Berdasarkan Tabel 5 terlihat bahwa selisih kapasitas tersedia dan kapasitas yang dibutuhkan bulan Januari sampai dengan Maret bertanda negatif (-) itu artinya kapasitas yang tersedia pada bulan Januari sampai dengan Maret mengalami kekurangan kapasitas. Agar terlihat jelas perbandingan antara kapasitas yang dibutuhkan dan kapasitas tersedia setiap bulan dapat dilihat dalam bentuk diagram berikut:
Gambar 2. Profil Beban Work Center
Berdasarkan Gambar 2, diketahui terdapat tiga bulan rencana produksi yang mengalami kekurangan
15
kapasitas waktu produksi, yaitu bulan Januari, Februari dan Maret. Hal ini mengindikasikan bahwa jadwal induk produksi hasil peramalan tahun 2016 belum feasible secara keseluruhan untuk dapat dilaksanakan. Terhadap tiga bulan yang mengalami kekurangan kapasitas produksi dapat dilakukan tindakan skenario usulan perencanaan kapasitas waktu produksi agar kapasitas waktu tersedia mampu memenuhi kapasitas waktu produksi yang diperlukan. Agar lebih tepat usulan skenario perbaikan kapasitas produksi yang mengalami kekurangan kapasitas waktu produksi pada bulan Januari sampai dengan Maret perlu diketahui work center mana yang mengalami kekurangan kapasitas dan kritis.
Hasil skenario perbaikan kapasitas kritis bulan Januari, Februari dan Maret setelah dilakukan perbaikan dan penambahan kapasitas produksi dengan melakukan re-adjusment, over time dan penambahan shift signifikan mampu memenuhi kebutuhan kapasitas waktu produksi yang mengalami kekurangan kapasitas dibeberapa work center tersebut. Gambar 4 merupakan profil beban work center setelah dilakukan perbaikan kapasitas produksi.
Tabel 6 Work Center Kritis
Gambar 4. Profil Beban Work Center Setelah Perbaikan Kapasitas Produksi Tabel 7. Rencana Kapasitas Produksi Feasible Tahun 2016
Bulan Berdasarkan Tabel 6 diketahui bahwa kapasitas kritis atau work center yang mengalami kekurangan kapasitas produksi yang terjadi antara bulan Januari sampai dengan bulan Maret terdapat pada work center Dryer, Seleksi, Operasi,dan Packing. Usulan skenario yang dapat dilakukan untuk menambah kapasitas produksi yaitu dengan melakukan readjustment (penyesuaian beban), over time (lembur), dan penambahan shift. Pada work center dryer dilakukan penambahan shift, sedangkan pada work center seleksi, reparasi, operasi dan packing dilakukan re-adjustment dan melakukan over time. Gambar 3 berikut ini merupakan grafik profil beban dari setiap work center.
Gambar 3. Profil beban work center kritis Periode Januari-Maret
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
Kebutuhan Kapasitas (Jam) 126243,72 124466,36 122688,99 120911,63 119134,26 117356,90 115579,53 113802,17 112024,80 110247,44 108470,08 106692,71
Kapasitas Tersedia (Jam) 128813,50 127156,25 125515,66 121866,50 121866,50 121866,50 121866,50 121866,50 121866,50 121866,50 121866,50 121866,50
Gambar 5. Profil Beban Setiap Bulan Setelah Perbaikan Kapasitas Produks
16
4. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk merencanakan kapasitas produksi PT. XYY. Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, maka dapat ambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Perencanaan kapasitas produksi (eksisting) PT. XYY masih belum feasible untuk dilaksanakan agar dapat memenuhi seluruh permintaan konsumen secara keseluruhan. Hal ini terjadi karena masih terdapat kekurangan kapasitas produksi pada bulan-bulan tertentu. Oleh karena itu perlu dilakukan perencanaan kapasitas produksi dengan cara menentukan pada bulan apa dan work center mana yang mengalami kekurangan kapasitas produksi, kemudian melakukan perencanaan kapasitas produksi pada bulan dan work center kritis tersebut dengan Rough Cut Capacity Planning. Work center yang mengalami kekurangan kapasitas produksi pada bulan Januari sebesar 4.377 jam atau setara dengan 137, 79 , bulan Februari sebesar 2.599,86 jam atau setara dengan 81, 84 , dan bulan Maret sebesar 822,49 jam atau setara dengan 25,89 . 2. Rencana kapasitas produksi yang diperoleh dari hasil peramalan dengan tingkat error terkecil dan melakukan verifikasi dengan beberapa faktor fundamental serta setelah dilakukan validasi dengan RCCP kemudian dilakukan skenario usulan perbaikan kapasitas produksi maka diperoleh rencana kapasitas produksi PT. Suka Jaya Makmur untuk tahun 2016 adalah seperti pada tabel 7 dan gambar 4 serta gambar 5 3. Rekomendasi yang diberikan berupa tools RCCP user friendly yang dapat diaplikasikan untuk mengetahui fisibilitas antara kapasitas yang tersedia dan kapasitas yang dibutuhkan, sehingga mempermudah perusahaan dalam menyusun jadwal induk produksi feasible.
[6]
Nasution, A.H dan Prasetyawan, Y. 2008. Perencanaan & Pengendalian Produksi Graha Ilmu. Yogyakarta.
[7] Pardede, PM. 2005. Manajemen Operasi dan Produksi : Teori, Model, dan Kebijakan. Yogyakarta. Andi Yogyakarta. [8] Yamit, Zulian. 2003. Manajemen Produksi dan Operasi. Penerbit Ekonesia.Yogyakarta
Biografi Arif Ariansyah lahir di Ketapang pada tanggal 30 Mei 1990. Anak pertama dari Bpk. Saidi, dan Ibu Halijah. Penulis memulai pendidikan dasar di SD Negeri 47 Matan Hilir Utara dan lulus pada tahun 2003, kemudian melanjutkan pendidikan menengah di SLTP Negeri 08 Ketapang, lulus pada tahun 2006. Tahun 2007 Penulis kemudian melanjutkan pendidikan menengah atas di SMA Muhammadiyah Ketapang dan lulus pada tahun 2010. Penulis melanjutkan pendidikan keperguruan tinggi pada tahun 2012 dan diterima menjadi mahasiswa Universitas Tanjungpura, pada program studi Teknik Industri, jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik.
Referensi [1] Baroto, Teguh. 2002. Perencanaan dan Pengendalian Produksi.Ghalia Indonesia. Jakarta. [2]
Fogarty, D.W., Blackstone, J.H., Hoffman, T.R. 1991. Production & Inventory Management. Ohio: SouthWestern Publishing Co.
[3]
Ginting, Rosnani. 2007. Sistem Produksi.Graha Ilmu. Yogyakarta.
[4]
Hutagalung, I.R.,Rambe, A.J.M dan Nazlina. 2013. Perencanaan Kebutuhan Kapasitas Produksi Pada PT. XYZ. Medan. Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatra Utara.
[5]
Ilham, Muhammad Adha. 2014. Rough Cut capacity Planing. LsiPro - FT Untirta.
17