PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH TENTANG IZIN USAHA PENGEOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET DI KECAMATAN DELTA PAWAN KABUPATEN KETAPANG Oleh: ADNAN PRADANA NIM. E01111060 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura Pontianak. Tahun 2015 Email :
[email protected]
Abstrak Penulisan artikel ini berdasarkan indikasi-indikasi masalah pengelolaan usaha sarang burung walet di Kecamatan Delta Pawan Kabupaten Ketapang. Permasalahan ditunjukan dengan masih banyaknya usaha sarang burung walet yang menyalahi aturan serta masih banyak usaha yang berjalan secara ilegal. Tujuan dalam penulisan ini adalah untuk mengetahui sejauhmana proses implementasi Peraturan Daerah Nomor 22 Tahun 2009. Dalam memaparkan sebuah proses implmentasi, penulis menggunakan teori dari Charles O. Jones yakni interpretasi, organisasi, dan aplikasi. Penulisan artikel ini menggunakan metode deskriftif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Ketapang Nomor 22 Tahun 2009 tentang izin usaha pengelolaan dan pengusahaan sarang burung walet masih belum optimal. Hal ini ditunjukan dengan SOP yang dijalankan KPT Kabupaten Ketapang tekait dengan proses perizinan usaha sarang burung walet belum berjalan secara baik. Selain itu, persyaratan dalam pengajuan izin usaha sarang burung walet dianggap rumit oleh pengusaha. Kemudian pemahaman isi dan tujuan kebijakan masih belum timbul kesepahaman terkait kebijakan izin usaha sarang burung walet antara pihak KPT Kabupaten Ketapang, pihak Kecamatan Delta Pawan, dan Kelurahan serta para pengusaha sarang burung walet sebagai sasaran kebijakan. Selain itu belum ada kesepahaman antara KPT Kabupaten Ketapang dengan pihak Kelurahan maupun pengusaha sarang burung walet terkait dengan kebijakan ini. Selain itu juga, hingga saat ini pihak KPT Kabupaten Ketapang masih belum menerapkan pelayanan yang bersifat dinamis seperti pelayanan izin jemput bola. Saran penulis dalam penelitian ini ialah perlu adanya pelayanan prima di KPT Kabupaten Ketapang. Pelayanan prima bisa ditunjukan dengan kepastian waktu penyelesaian izin dan pelayanan dengan pola lain seperti pelayanan izin jemput bola. Kata-kata Kunci : Implementasi Kebijakan, Peraturan Daerah Nomor 22 Tahun 2009, Izin Usaha Sarang Burung Walet, Kecamatan Delta Pawan
THE IMPLEMENTATION OF THE REGULATION ON BUSINESS LICENSE MANAGEMENT AND EXPLOITATION SWALLOW NEST IN DELTA PAWAN DISTRICT KETAPANG REGENCY Abstract This article writing is based on indications of business management issues about bird nest in Delta Pawan District Ketapang Regency. The problems indicated by still many bird nest business that violates the rules, and there are still many businesses operating illegally. The purpose of this paper is to find out how far the implementation process Regional Regulation No. 22 of 2009. In describing the process of implementation, the author uses the theory of Charles O. Jones that interpretation, organizations, and applications. The writing of this article uses descriptive method by qualitative approach. The results showed that the implementation of Ketapang Regency Regulation No. 22 of 2009 concerning the business license management and exploitation of bird's nest is still not optimal. This is evidenced by SOP that is run by KPT Ketapang Regency relating to the business licensing process bird nest has not worked well. In addition, the requirements in filing a business license swallow nest are considered complicated by the employer. Then, the content understanding and purpose of the policy is still not growing agreement related to policies permit swallow nest among the KPT Ketapang District,
3
ADNAN PRADANA, NIM. E01111060 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
the District of Delta Pawan, and villager and swallow nest entrepreneurs as a policy goal. Moreover there has been no agreement among KPT Ketapang Regency with villager and swallow nest entrepreneurs relating to this policy. Also, until now the KPT Ketapang still do not implement the dynamic services such as proactive service permission. Author suggestion for this study is the need for excellent service at KPT Ketapang. Excellent service can be shown in with the certainty of permission turnaround time and service with other patterns such as proactive service permission. Keywords: Policy Implementation, Regional Regulation No. 22 of 2009, Business Licenses Swallow's Nest, Delta Pawan District
daerah
A. PENDAHULUAN
dalam
pengelolaan
usaha
ini.
Berdasarkan data dari Kantor Pelayanan Proses
pembudidayaan
sarang
Terpadu
(KPT)
Kabupaten
Ketapang,
burung walet di Kabupaten Ketapang
terhitung jumlah usaha sarang burung walet
hingga saat ini masih terdapat beberapa
yang
bangunan yang menyalahi aturan. Banyak
usahanya di Kecamatan Delta Pawan
bangunan-bangunan
tata
Kabupaten Ketapang hingga tahun 2011
gedungnya tidak rapi, letak lokasi bangunan
sebanyak 37 usaha. Sedangkan data dari
yang terkesan tidak melihat lingkungan,
Dinas
seperti di pasar-pasar, di toko-toko, di
Ketapang (DISPENDA) mencatat NPWP
rumah makan, di lingkungan perumahan,
untuk usaha sarang burung walet pada
dan bahkan di tepi jalan-jalan raya, serta
tahun 2014 di Kecamatan Delta Pawan
gedung usaha walet satu dengan yang
sebanyak
lainnya berdempet. Seiring dengan masalah
tersebut, menunjukan bahwa masih banyak
itu pula, suara kegaduhan yang diakibatkan
pengusaha sarang burung walet
oleh burung walet maupun audio peniru
berlokasi di Kecamatan Delta Pawan belum
suara burung walet ini sangat menganggu
mengajukannya izin usahanya.
ketentraman
walet
wilayah
yang
yang
berdekatan
berdiri
dan
Pendapatan
mendaftarkan
Daerah
izin
Kabupaten
132 usaha. Berdasarkan data
yang
Berdasarkan
kewenangan
dengan bangunan usaha sarang burung
pemerintah daerah dalam
menjalankan
walet tersebut.
otonomi
daerah,
maka
Pemerintah
Proses administrasi usaha sarang
Kabupaten Ketapang telah mengeluarkan
burung walet di Kabupaten Ketapang juga
kebijakan berupa Peraturan Daerah Nomor
ditemukan
22 Tahun 2009 Tentang Izin Usaha
masalah,
masih
terdapat
beberapa pengusaha-pengusaha walet yang
Pengelolaan
berada
tidak
Burung Walet. Peraturan Daerah Nomor 22
mengantongi izin legal dari pemerintah
Tahun 2009 tersebut dimaksudkan sebagai
di
Kabupaten
Ketapang
dan
Pengusahaan
Sarang
4
ADNAN PRADANA, NIM. E01111060 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
acuan dalam melakukan pembinaan dan
sarang burung walet yang menyalahi aturan
pemberian izin di bidang pengelolaan dan
administratif maupun aturan tata kota.
pengusahaan sarang burung walet untuk
Fokus penelitian dalam penelitian
membina, menata, mengatur, menertibkan,
ini adalah proses implementasi Peraturan
serta mengawasai dan memantau kegiatan
Daerah tentang izin usaha pengelolaan dan
pengelolaan
pengusahaan
burung
dan
walet,
pengusahaan serta
bertujuan
sarang untuk
Kecamatan
sarang Delta
burung Pawan
walet
di
Kabupaten
memberikan rasa aman dan nyaman kepada
Ketapang. Sedangkan rumusan masalah
masyarakat di lingkungan bangunan dan
dalam penelitian ini adalah “Bagaimana
rumah tempat bersarangnya burung walet.
proses
Berdasarkan
garis
besar
dari
implementasi
tentang
izin
Peraturan
usaha
Daerah
pengelolaan
peraturan daerah tersebut, jelas bahwa
pengusahaan
pengelolaan usaha sarang burung walet di
Kecamatan
Kabupaten Ketapang harus memiliki SITU
Ketapang?”.
(Surat Izin Tempat Usaha) dari Pemerintah
penelitian ini ialah untuk mengetahui
Kabupaten Ketapang. Namun fakta dan data
sejauhmana proses implementasi Peraturan
menunjukan bahwa usaha sarang burung
Daerah tentang izin usaha pengelolaan dan
walet yang memiliki izin usaha hanya 37
pengusahaan
usaha dari 132 usaha yang beroperasi di
Kecamatan
Kecamatan
Ketapang.
Delta
Pawan
Kabupaten
sarang Delta
burung
dan
Pawan
Adapun
sarang Delta
walet
Kabupaten
tujuan
burung Pawan
di
dalam
walet
di
Kabupaten
Ketapang. Permasalahan yang sedang dihadapi sekarang adalah masih belum optimalnya
B. KAJIAN PUSTAKA
proses implementasi dari peraturan daerah tersebut. Hal ini dibuktikan masih banyak
James Anderson (dalam Agustino,
usaha sarang burung walet yang beroperasi
2006:7) memberikan definisi kebijakan
secara ilegal, dan juga masih banyak
publik, yaitu serangkaian kegiatan yang
terdapat usaha sarang burung walet yang
mempunyai maksud/tujuan tertentu yang
menyalahi aturan. Selain itu masih belum
diikuti dan dilaksanakan oleh seorang aktor
adanya tindakan tegas dari pemerintah
atau sekelompok aktor yang berhubungan
daerah
dalam
dengan suatu permasalahan atau suatu hal
memberikan sanksi terhadap pengusaha
yang diperhatikan. Setelah rangkaian yang
Kabupaten
Ketapang
dibuat untuk memecahkan masalah selesai, 4
ADNAN PRADANA, NIM. E01111060 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
maka
tahapan
selanjutnya
adalah
usaha-usaha untuk mencapai perubahan-
pelaksanaan dari apa yang sudah dirangkai
perubahan besar dan kecil yang ditetapkan
sebelumnya atau dalam arti lain ialah
oleh keputusan-keputusan kebijakan. Tidak
tahapan implementasi. Tahap ini dianggap
adanya
paling penting dalam proses kebijakan
implementasi dalam suatu badan pelaksana
publik, karena jika kebijakan yang tidak
berdampak tidak tercapainya tujuan dari
diimplmentasikan
dan
suatu kebijakan. Mengenai aktivitas dalam
kebijakan tersebut akan menjadi dokumen-
implementasi kebijakan publik, Charles O.
dokumen elit yang terbengkalai. Oleh
Jones
karena itu, suatu program kebijakan harus
memberikan tiga macam aktivitas dalam
diimplementasikan
sebuah implementasi, antara lain adalah,
akan
sia-sia
agar
mempunyai
dampak dan tujuan yang diinginkan. Ripley
dan
Franklin
upaya-upaya
(dalam
aktivitas
Widodo,
Interpretation, (dalam
atau
2011:89)
Organization,
dan
Application.
Winarno, 2014:148) berpendapat bahwa
Menurut Ripley (dalam Purwanto,
implementasi adalah apa yang terjadi
2012:68), implementasi dapat dilihat dari
setelah undang-undang ditetapkan yang
dua perspektif sebagaimana ia jelaskan
memberikan otoritas program, kebijakan,
bahwa “Implementation studies have two
keuntungan (benefit), atau suatu jenis
major foci: “complience” and “what’s
keluaran
(tangible
happening”.
output)Selanjutnya, Van Horn dan Van
(complience)
Meter
2014:149)
implementasi dalam arti sempit yaitu
membatasi implementasi kebijakan sebagai
sebagai kepatuhan para implementor dalam
tindakan-tindakan yang dilakukan oleh
melaksanakan kebijakan yang tertuang
individu-individu
kelompok-
dalam dokumen kebijakan. Berbeda dengan
kelompok) pemerintah maupun swasta yang
perspektif pertama, perspektif kedua tidak
diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan
hanya memahami implementasi dari aspek
yang telah ditetapkan dalam keputusan-
kepatuhan
keputusan
Persperktif
yang
(dalam
nyata
Winarno,
(atau
kebijakan
sebelumnya.
Perspektif
pertama
memahami
implementor kedua
ini
keberhasilan
semata-mata. berusaha
untuk
Tindakan-tindakan ini mencakup usaha-
memahami implementasi secara lebih luas
usaha dan upaya-upaya untuk mengubah
diukur dari keberhasilan mereka dalam
keputusan-keputusan
merealisasikan
menjadi
tindakan-
tujuan-tujuan
kebijakan
tindakan operasional dalam kurun waktu
yang wujud nyatanya berupa munculnya
tertentu maupun dalam rangka melanjutkan
dampak kebijakan. 5
ADNAN PRADANA, NIM. E01111060 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
pengamatan atau observasi yang dilakukan langsung pada objek yang diteliti.Peneliti dalam
penetuan
sampel
penelitian
menggunakan teknik Purposive. Pemilihan sampel purposif atau bertujuan, kadangkadang Masalah :
disebut
sampling,
Masih banyak pengusaha yang tidak memiliki izin usaha dalam pengelolaan usaha sarang burung walet serta belum ada sanksi yang tegas atas usaha yang ilegal tersebut
sebagai
merupakan
judgement
pemilihan
siapa
subjek yang ada dalam posisi terbaik untuk memberikan informasi yang dibutuhkan (Silalahi, 2012:272). Adapun Subjek-subjek penelitian ini diantaranya: (a) Kepala
3 macam aktivitas implementasi kebijakan menurut Charles O. Jones (dalam Widodo, 2011:89), yakni Organization, Interpretation, dan Application
Kantor
Pelayanan
Terpadu
Kabupaten
Ketapang, (b) Camat Kecamatan Delta Pawan Kabupaten Ketapang, (c) Anggota Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten
Tujuan : Mendeskripsikan sejaumana proses implementasi Peraturan Daerah Nomor 22 Tahun 2009 tentang Izin Usaha Pengelolaan dan Pengusahaan Sarang Burung Walet di Kecamatan Delta Pawan Kabupaten Ketapang.
Ketapang satu orang, (d) Pengusaha sarang burung walet di Kecamatan Delta Pawan Kabupaten Ketapang dua orang. Teknik peneliti dalam mengumpulkan data adalah dengan observasi, wawancara terhadap
Gambar 1. Alur Pikir Penelitian.
informan, dan dokumentasi.
C. METODE PENELITIAN
D. PEMBAHASAN
Jenis penelitian yang digunakan
1.
Interpretasi
dalam penelitian ini adalah jenis penelitian
Tahap
interpretasi
merupakan
deskriptif kualitatif, yaitu menganalisis data
tahapan penjabaran sebuah kebijakan yang
berdasarkan situasi sosial, yaitu bisa berupa
masih bersifat abstrak kedalam kebijakan
pernyataan dan pendapat atau informasi
yang lebih bersifat teknis operasional.
yang
Kebijakan umum atau kebijakan strategis
telah
peneliti
peroleh
dan
dikumpulkan dari beberapa narasumber,
akan
baik dari
menejerial
terhadap
sumber wawancara narasumber
maupun
peneliti
dijabarkan dan
kedalam
kebijakan
kebijakan
menejerial
pada 6
ADNAN PRADANA, NIM. E01111060 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
dijabarkan
kedalam
operasional
(dalam
teknis
dalam SKPD melaksanakan kebijakan.
Widodo, 2012:90).
Tafsiran Peraturan Daerah Nomor 22 Tahun
Permasalahan implementasi akan muncul
2009 tentang izin usaha pengelolaan dan
apabila terjadi perbedaan interpretasi atau
pengusahaan sarang burung walet adalah
pemahaman oleh implementor dan sasaran
Peraturan Bupati Nomor 26 Tahun 2006
kebijakan tersebut. Hal pertama yang perlu
tentang
diperhatikan
suatu
Ruko/Bangunan untuk Budidaya Sarang
kebijakan adalah memahami tentang isi dan
Burung Walet. Peraturan Bupati tersebut
tujuan kebijakan tersebut. Dengan konsep
berisikan instruksi-instuksi dari Bupati
ini peneliti memberi poin penting dalam
Kabupaten Ketapang berupa penentuan
interpretasi
pelaksana
dalam
kebijakan
menjalankan
adalah
pertama
adanya
Izin
Sementara
Pemanfaatan
kebijakan,
syarat-syarat
peraturan bupati yang berupa tafsiran dari
pengajuan izin dan bagaimana pelaksanaan
perda nomor 22 tahun 2009, kemudian
perizinan tersebut.
adanya
b. Standar Opersional Prosedur (SOP)
penetapanStandar
Prosedur
(SOP)
Operasional
sebagai
peraturan
Penafsiran
Peraturan
Daerah
administratif yang dijalankan oleh intansi
Kabupaten Ketapang Nomor 22 Tahun 2009
yang ditunjuk sebagai pelaksana kebijakan,
Tentang
dan selanjutnya pemahaman isi dan tujuan
Pengusahaan Sarang Burung Walet tidak
kebijakan itu sendiri.
hanya sampai pada peraturan bupati, namun
a. Peraturan Bupati
perlu
Peraturan
Izin
Usaha
ditafsirkan
Pengelolaan
lagi
oleh
dan
pihak
Bupati
tidak
hanya
intansi,dinas atau SKPD yang ditunjuk
peraturan
yang
masih
sebagai pelaksana kebijakan sebagaimana
bersifat abstrak, namun juga berisi instruksi-
yang disebutkan dalam Peraturan Bupati.
instruksi kepada Satuan Kerja Perangkat
Penafsiran Peraturan Bupati bisa berbentuk
Daerah (SKPD) tentang siapa pelaksana
Peraturan
kebijakan,
apa
Operasional Prosedur. Peraturan ini berupa
pelaksana
kebijakan
menerjemahkan
yang
harus dan
dilakukan bagaimana
Administratif
atau
Standar
peraturan yang lebih operasioal
yang
kebijakan tersebut dilaksanakan. Peraturan
menegaskan lebih rinci mengenai jadwal
Bupati merupakan penjelas dari peraturan
dan
yang bersifat abstrak agar mereka yang
menjalankan
melaksanakan kebijakan menjadi paham
Pelayanan
dan lebih terarah, selain itu Peraturan
Ketapang
Bupati digunakan sebagai payung hukum
mendasar pada Peraturan Bupati Nomor 44
waktu
penyelesaian.
Dalam
kegiatannya,
Kantor
Terpadu sebagai
(KPT)
Kabupaten
pelaksana
kebijakan
7
ADNAN PRADANA, NIM. E01111060 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Tahun 2008 tentang Fungsi, Rincian Tugas,
dan
dan Tata Kerja Kantor Pelayanan Terpadu.
menyatukan
Peraturan Bupati ini mengatur tentang alur
pengusaha sarang burung walet yang ilegal.
pekerjaan
dan
Beberapa
perizinan.
Peraturan
pelaksanaan Bupati
program ini
juga
KPT
penting
Kabupaten tindakan
alasan dalam
Ketapang terkait
koordinasi tahapan
demi dengan
sangatlah
implementasi
menjadi standar operasional dan prosedur
kebijakan (Badjuri dan Yuwono, 2002:120)
KPT dalam menjalankan tugasnya. Dalam
sebagai berikut :
implementasi kebijakan ini KTP Kabupaten
1) Koordinasi penting dilakukan agar ada
Ketapang
menemui
kendala,
semenjak
kejelasan arah, tujuan dan tindakan yang
tahun 2011 tidak ada lagi pengusaha sarang
akan
burung walet yang mendaftarkan izin
implementasi sebuah kebijakan publik.
usahanya. Selain itu pihak pengusaha
dilakukan
2) Koordinasi
berkaitan
akan
dengan
menumbuhkan
sarang burung walet yang belum memiliki
kesatupaduan tindakan dan metode yang
izin usahanya mengaku kebingungan dan
akan
kurangnya
kebijakan publik.
informasi
terkait
dengan
kebijakan ini, selain itu pengusaha juga
dipakai
dalam
3) Koordinasi memungkinkan sharing of
mengaku bahwa selama ini belum ada
information
pemberitahuan
pelaksana kebijakan.
dari
pemerintah
terkait
dengan kebijakan ini. Berbeda dengan
implementasi
dari
4) Koordinasi
berbagai
akan
agen
memungkinkan
pengusaha sarang burung walet yang belum
partisipasi dan keterlibatan intensif dari
memiliki izin, pengusaha lainnya yang telah
berbagai elemen dan publik oleh karena
memiliki izin mengaku bahwa proses dalam
hal
perizinan
kesempatan bagi terbukanya keterlibatan
usaha
sarang
burung
walet
itu
menyediakan
diakuinya rumit dan memakan waktu yang
umum.
cukup lama. Dari pihak lain yakni Satpol
5) Koordinasi
sangat
waktu
dan
memungkinkan
PP Kabupaten Ketapang mengaku bahwa
pembagian pekerjaan yang jelas antar
sudah pernah dilakukan razian terkait
pelaksana kebijakan.
dengan
IMB,
Kabupaten
SITU
Ketapang
yang
ilegal
namun
di
hanya
c. Pemahaman Isi dan Tujuan Memahami isi dan tujuan sebuah
berbentuk teguran. Kegiatan kerja sama
kebijakan
sangat
diperlukan
antar instansi penertiban dan instansi
terselenggaranya
administratif saat ini dinilai sangat penting.
kebijakan tersebut. Pemahaman isi dan
Perlu terciptanya koordinasi antar Satpol PP
ujuan ini harus dilakukan oleh para
atau
untuk
terlaksanakanya
8
ADNAN PRADANA, NIM. E01111060 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
implementor
dan
disampaikan
masyarakat terutama sasaran kebijakan. Keefektifan
suatu
upaya
untuk
menetapkan dan menata sumber daya, unit-
sebuah
unit, dan metode yang mengarah pada
pemahaman para
upaya mewujudkan kebijakan menjadi hasil
pelaksanaan
kebijakan ditunjukan
Merupakan
kepada
kebijakan
sesuai dengan apa yang menjadi tujuan dan
mereka
sasaran kebijakan. Menurut Charles O.
lakukan. Suatu program atau kebijakan
Jones (dalam Widodo, 2012:91), tahap
dapat dilaksanakan dengan optimal jika
pengorganisasian ini lebih mengarah pada
sudah ada pemahaman yang sama, terutama
proses kegiatan pengaturan dan penetapan
pihak
pihak
siapa yang menjadi pelaksana kebijakan
masyarakat yang memiliki usaha sarang
(penentuan lembaga organisasi) mana yang
burung walet di Kecamatan Delata Pawan
akan melaksanakan, dan siapa pelakunya,
mengenai Peraturan Daerah Kabupaten
penetapan anggaran, penetapan prasarana
Ketapang Nomor 22 Tahun 2009 tentang
dan sarana apa yang diperlukan untuk
Izin Usaha Pengelolaan dan Pengusahaan
melaksanakan kebijakan, penetapan tata
Sarang
aspek
kerja, dan penetapan manajemen pelaksaan
Pemahaman isi dan tujuan, KPT Kabupaten
kebijakan. Menurut Charles O. Jones
Ketapang
(dalam Widodo, 2012:91) terdapat beberapa
implementor
atau
tentang
yang
sudah
apa
pelaksana
Burung
pelaksana seharusnya
(KPT)
Walet.
sebagai
memahami
dan
Pada
pelaksana tujuan
kebijakan
dan
proses
bagian
dalam
pengorganisasian,
yakni
pelaksanaan kebijakan, namun di beberapa
pelaksana kebijakan dan sumber daya
pihak dapat ditemukan indikasi bahwa
keuangan dan peralatan.
pemahaman terkait dengan kebijakan ini
a. Pelaksana Kebijakan
belum sepenuhnya dipahami, terlebih pada
Pelaksana
kebijakan
sangat
yang
tergantung kepada jenis kebijakan apa yang
proses
akan dilaksanakan, namun setidaknya dapat
berjalannya kebijakan ini, selain itu pihak
diidentifikasi seperti; Dinas, Badan, Kantor,
kelurahan Kantor yang ada di Kecamatan
Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkungan
Delta
belum
Pemerintah Daerah.
memahami secara detail terkait dengan
Berdasarkan
pengusaha sarang burung walet mengaku
belum
Pawan
juga
memahami
mengaku
kebijakan ini.
Peraturan
Daerah
Kabupaten Ketapang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Organisasi Lembaga Teknis
2. Organisasi
Daerah, Pemerintah Kabupaten Ketapang telah membentuk organisasi lembaga teknis 9
ADNAN PRADANA, NIM. E01111060 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
yang mengatur tentang perizinan dan non
menetapkan
lembaga
perizinan. Organisasi lembaga teknis ini
melaksanakan
dan
diberi nama Kantor Pelayanan Terpadu
melaksanakan,
tetapi
(KPT). Pembentukan organisasi lembaga
tugas pokok, fungsi, kewenangan, dan
teknis ini diiringi dengan dikeluarkannya
tanggung jawab dari masing-masing pelaku
Peraturan Bupati Nomor 44 Tahun 2008
kebijakan.
tentang Fungsi, Rincian Tugas, dan Tata
Agustino, 2006:153) mengatakan bahwa
Kerja
pada umumnya kewenangan harus bersifat
Kantor
Pelayanan
Terpadu
Kabupaten Ketapang.
siapa
saja
juga
Kemudian
yang yang
menetapkan
Edward
(dalam
formal agar perintah dapat dilaksanakan.
Kantor Pelayanan Terpadu (KPT) Kabupaten
mana
Ketapang
merupakan
Kewenangan legitmasi
merupakan
bagi
para
otoritas
atau
pelaksana
dalam
perpanjangan tangan dari Bupati dalam
melaksanakan kebijakan yang ditetapkan
menyelenggarakan
secara politik.
pelayanan-pelayanan
yang bersifat administratif yaitu perizinan dan
non
perizinan.
Kedudukan
KPT
b. Sumber
Daya
Keuangan
dan
Peralatan
Kabupaten Ketapang dalam melaksanakan
Kegiatan
tugas
perkantoran
Bupati Kabupaten Ketapang Nomor 26
pemerintahan tentunya didukung dengan
Tahun
Sementara
sumber daya keuangan atau anggaran demi
Gedung
mendukung suatu pekerjaan. Terbatasnya
Untuk Budidaya Sarang Burung Walet
dukungan seperti sumber daya keuangan
dalam pasal 1 ayat 2 yang menyebutkan
akan berdampak dengan hasil pekerjaan
“apabila telah dibentuk Kantor Pelayanan
suatu
Terpadu
diberikan kepada publik juga akan terbatas.
Pemanfataan
tentang
Izin
Ruko/Bangunan
Kabupaten
Ketapang,
maka
instansi
pelayanan dan pemberian izin dilaksanakan
Selain
oleh kantor dimaksud”. Maka dari itu,
berjalan
pelaksana
anggaran
pengelolaan
kebijakan dan
dari
izin
pengusahaan
usaha
sebuah
sebuah
kebijakan ini dijelaskan pada Peraturan
2006
atau
kerja
serta
program secara suatu
instansi
pelayanan
kegiatan optimal,
tidak
yang
dapat
terbatasnya
pekerjaan
juga
sarang
mengakibatkan disposisi suatu instansi
burung walet ini ada dalam organisasi
rendah, bahkan bisa berakibat kepada tidak
lembaga teknis ini.
terealisasinya suatu tujuan yang telah
Charles O. Jones (dalam Widodo, 2012:92)
mengungkapkan
bahwa
penetapkan pelaku kebijakan bukan sekedar
ditetapkan sebelumnya. KPT Kabupaten Ketapang dalam mengerjakan tugas dan fungsinya
menggunaan
anggaran
dari 10
ADNAN PRADANA, NIM. E01111060 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja
mereka tidak mempunyai pedoman program
Daerah) Kabupaten Ketapang. Selain itu
atau petunjuk teknis lainnya.
Peralatan yang menunjang pekerjaan KPT
b. Pelaksanaan Bersifat Dinamis
Kabupaten Ketapang, diakui oleh Kepala KPT sudah cukup memadai.
Pelaksanaan bersifat dinamis adalah tersedianya pelaksanaan pelayanan yang tidak hanya mengacu pada jadwal hari kerja dan di kantor saja. Dalam arti lain adanya
3. Aplikasi Tahap aplikasi merupakan tahap
suatu pola kerja yang lain yang dilakukan
penerapan rencana proses implementasi
oleh KPT Kabupaten Ketapang untuk
kebijakan
dalam
nyata.
memberi kemudahan dan pelayanan yang
Aktivitas
aplikasi
aktivitas
maksimal dalam mengurus izin. Hal ini
realitas
yang
merupakan
penerapan penyedian pelayanan secara rutin
bertujuan
sesuai dengan tujuan dan sarana kebijakan
masyarakat dalam mengurus izin khususnya
yang ada. Tahapan aplikasi ini adalah
izin usaha sarang burung walet ini. Didalam
pelaksanaan
meliputi
pekerjaannya, KPT Kabupaten Ketapang
penyediaan barang dan jasa. Dalam tahapan
dalam memberikan pelayanan perizinan
aplikasi, peneliti membatasi dengan aspek
masih
pedoman program dan pelaksanaan bersifat
melakukan pelayanan di kantor, dan jadwal
dinamis.
perkantoran. KPT Kabupaten Ketapang
a. Pedoman Program
belum pernah melakukan pelayanan dalam
kegiatan
yang
untuk
membuat
mengacu
pada
ketertarikan
SOP,
yakni
Pedoman program merupakan acuan
pola lain terkait dengan perizinan usaha
dasar suatu organisasi dalam melakukan
sarang burung walet ini. Pola lain dalan
segala kegiatan yang disusun berdasarkan
pelayanan perizinan bisa berupa jemput
tugas dan fungsinya. Terkhusus KPT
bola. Hal ini diakui KPT Kabupaten
Kabupaten Ketapang yang merupakan suatu
Ketapang
organisasi
membentuk tim khusus untuk melakukan
lembaga
teknis
daerah
menggunakan pedoman program mengarah
karena
pihaknya
belum
pelayanan jemput bola ini. Kegiatan
kepada SOP yang ada, seperti yang telah
pemberian
pelayanan
sebelumnya.
kepada publik merupakan tujuan utama dari
Didalam pekerjaannya, KPT Kabupaten
didirikannya suatu instansi publik, sehingga
Ketapang mempunyai pedoman program
sudah
yakni SOP yang mereka miliki. Selain itu
memberikan pelayanan baik dan berkualitas
dipaparkan
oleh
peneliti
kepada
seharusnya
masyarakat.
instansi
Menurut
tersebut
Widodo 11
ADNAN PRADANA, NIM. E01111060 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
(2011:159) mengungkapkan bahwa setiap
dikumpulkan oleh sebagian pengusaha
perangkat daerah yang bertugas memberi
sarang burung walet di Kabupaten
layanan
dianjurkan
Ketapang. Kemudian pemahaman isi dan
pelayanan
tujuan kebijakan masih belum timbul
masyarakat,
menerapkan
prinsip-prinsip
prima. Mulai dari prinsip kesederhanaan,
kesepahaman
kejelasan,
usaha sarang burung walet antara pihak
dan
kepastian,
keamanan,
terkait
KPT
yang merata, dan ketepatan waktu. Selain
Kecamatan Delta Pawan, dan Kelurahan
itu
serta para pengusaha sarang burung
Sedarmayanti
(2010:250)
mengatakan bahwa pelayanan prima dapat berhasil, apabila organisasi menerbitkan standar
pelayanan
prima
yang
Ketapang,
izin
keterbukaan, efesiensi, ekonomis, keadilan
menurut
Kabupaten
kebijakan
pihak
walet sebagai sasaran kebijakan. 2) Pelaksana Kebijkan untuk perizinan
dapat
usaha sarang burung walet di Kabupaten
dijadikan pedoman dalam melayani dan
Ketapang sudah jelas, hal ini dijelaskan
panduan.
pada Peraturan Bupati Nomor 26 Tahun 2006 tentang Pemanfaatan Ruko/Gudang untuk Budidaya Sarang Burung Walet, dan
pada
peraturan
tersebut
juga
dijelaskan kedudukan KPT Kabupaten
E. PENUTUP
Ketapang sebagai pelaksana kebijakan izin usaha sarang burung walet. Sumber
a) Kesimpulan Berdasarkan dari hasil penelitian terhadap
masalah
yang
telah
daya yang mendukung dalam proses
peneliti
perizinan saat ini diakui oleh Kepala
paparkan diatas, maka ada beberapa hal
KPT Kabupaten Ketapang sudah cukup
yang dapat disimpulkan dari pembahasan
membantu, baik dari
tersebut, yaitu :
anggaran, maupun dari sumber daya
1) Pelaksanaan SOP dilapangan sampai
peralatan.
sumber daya
saat ini masih ditemukan indikasi-
3) Aplikasi dari kebijkan ini belum terdapat
indikasi masalah. Seperti penyelesaian
pelayanan yang bersifat dinamis dalam
proses perizinan masih bisa dibilang
melakukan proses perizinan, seperti
lamban dan tidak tepat waktu. Selain itu,
pelayanan yang dilakukan diluar kantor
terkait
persyarata-persyaratan
dan waktu kerja. Proses perizinan juga
pengajuan izin usaha sarang burung
masih mengacu pada SOP yang ada
walet
tanpa adanya inisiatif untuk melakukan
dengan
dianggap
banyak
dan
susah
12
ADNAN PRADANA, NIM. E01111060 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
pelayanan perizinan seperti jemput bola.
Sosialisasi
bisa
dilakukan
dengan
Selain itu pedoman program masih
berbagai cara, seperti menempatkan
mengacu pada SOP yang ada dan tidak
iklan ajakan untuk mengurus izin usaha
terdapat pedoman program yang lain
walet di radio, dan spanduk/baliho di
seperti standar pelayanan prima.
lokasi yang terdapat banyak usaha sarang burung walet yang ilegal. Hal ini bertujuan agar masyarakat menerima
b) Saran Saran-saran
tersebut
sebagai
informasi secara jelas dan pemahaman
berikut:
persyaratan dengan benar terkait dengan
1) Dalam menjalankan pelayanan perlu
izin usaha sarang burung walet ini.
adanya
kepastian
penyelesaian
waktu
pelayanan
untuk
untuk
2) Saran peneliti dalam aspek organisasi ini
para
adalah
pelanggan. Kepastian waktu yang sudah
dengan
tertuang pada SOP perlu ditingkatkan
mendukung proses pekerjaan agar proses
kepastiannya. Kepastian waktu yang
pelayanan dapat cepat diselesaikan.
tepat dapat memainkan peran kualitas
memaksmalkan menambah
kerja
kantor
peralatan
yang
3) Aplikasi untuk proses kebijakan izin
pelayanan, selanjutnya baiknya suatu
usaha
pelayanan akan menghasilkan kepuasan
diperlukan pelayanan dengan pola yang
pada
mengurus
lain. Perlunya pelayanan yang bersifat
administratif sehingga masyarakat akan
dinamis seperti pelayanan jemput bola
merasa tertarik dan terpanggil akan
perizinan. Hal ini bertujuan agar para
bagusnya suatu pelayanan. Kemudian
pemilik usaha sarang burung walet
terkait dengan usaha sarang burung
merasa terpanggil dalam mengurus izin
walet yang ilegal perlu mendapatkan
usahanya. Selain itu diperlukan prosedur
sanksi sebagaimana
pekerjaan
masyarakat
dalam
yang dituliskan
sarang
burung
yang
walet
mengatur
juga
untuk
dalam peraturan. Koordinasi antar KPT
pelayanan yang lebih prima. Hal ini
dengan Satpol PP saat ini diperlukan
bertujuan agar pengusaha sarang burung
untuk
walet merasa puas dalam pelayanan izin
menentukan
tindakan
dalam
dan
menyatukan
memberikan
sanksi
usaha sarang burung walet.
kepada usaha sarang burung walet yang tidak mematuhi peraturan administratif. Selain itu diperlukan sosialisasi yang
F. REFERENSI
lebih aktif dari Kabupaten Ketapang. 13
ADNAN PRADANA, NIM. E01111060 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
1.
Buku-Buku:
Agustino, Leo. 2006. Dasar-Dasar Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta.
Peraturan Daerah Kabupaten Ketapang Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Organisasi Lembaga Teknis Daerah.
Badjuri, Abdulkahar dan Yuwono, Teguh. 2002. Kebijakan Publik: Konsep dan Startegi. Semarang: Universitas Dipenogoro.
Peraturan Bupati Kabupaten Ketapang Nomor 44 Tahun 2008 Tentang Fungsi, Rincian Tugas, dan Tata Kerja Kantor Pelayanan Terpadu
Purwanto, Erwan Agus & Sulistyastuti, Dyah Ratih. 2012. Implementasi Kebijakan Publik. Yogyakarta: Gava Media. Sedarmayanti. 2010. Reformasi Administrasi Publik, reformasi Birokrasi, dan Kepemimpinan Masa Depan .PT Refika Aditama, Bandung. Silalahi, Ulber. 2012. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT Refika Aditama. Sugiyono. 2011.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Widodo, Joko. 2011. Membangun Birokrasi Berbasisi Kinerja. Bayumedia Publishing. Malang. .................... 2012. Analisis Kebijakan Publik: Konsep Dan Aplikasi Analisis Kebijakan Publik. Malang: Bayumedia Publishing. Winarno. 2014, Kebijakan Publik Teori, Proses, dan Studi Kasus, Yogyakarta : CAPS.
2.
Dokumen Peraturan :
Peraturan Daerah Kabupaten Ketapang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Izin Usaha Pengelolaan dan Pengusahaan Sarang Burung Walet. Peraturan Bupati Kabupaten Ketapang Nomor 26 Tahun 2006 Tentang Izin Sementara Pemanfaatan Ruko/Bangunan Gedung Untuk Budidaya Sarang Burung Walet. 14
ADNAN PRADANA, NIM. E01111060 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
KEMENTERIAN
RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS TANJUNGPURA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PENGELOLA JURNAL MAHASISW A Jalan Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, Pontianak Kotak Pos 78124
LEMBAR PERNYAT AAN PERSETUJUAN UNGGAH / PUBLIKASI KARY A ILMIAH UNTUK JURNAL ELEKTRONIK MAHASISWA J
Sebagai civitas akademika Universitas Tanjungpura, yang bertanda tangan di bawah ini, saya: Nama Lengkap NIM I Periode lulus Tanggal Lulus Fakultasl Jurusan E-mail addresl HP
: : : : :
ADNAN PRADANA EOllll0601I1 29 Oktober 2015 ISIP I Ilmu Administrasi Negara
[email protected]
demi pengembangan ilmu pengetahuan dan pemenuhan syarat administratif kelulusan mahasiswa (SI), menyetujui untuk memberikan kepada Pengelola Jurnal Mahasiswa Publika*) pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura, Hak Bebas Royalti Non-eksklusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul**) : IMPLEMENT ASI PERA TURAN DAERAH TENT ANG IZIN USAHA PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET DI KECAMATAN DELTA PAWAN KABUPATEN KETAPANG beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan Hak Bebas Royalti Non-eksklusif ini, Pengelola Jurnal berhak menyimpan, mengalih-media/ format-kan, mengelo1anya dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya, dan menampilkanl mempublikasikannya di Internet atau media lain):
c:::J Secarafulltex
uz1 content
artikel sesuai dengan standar penulis jurnal yang berlaku.
untuk kepentingan akademis tanpa tanpa perlu meminta ijin dari saya se1ama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulisl pencipta dan atau penerbit yang bersangkutan. Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak Pengelola Jurnal, segal a bentuk tuntutan hukurn yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta dalam karya ilmiah saya ini.
ntianak Januari 2016
Catatan : *tulis nama jurnal sesuai prodi masing-masing (publikaiGovernanceIAspirasiISociodevISosio!ogique) Setelah mendapat persetujuan dari pengelola Jurnal, berkas ini harns di scan dalam format PDF dan dilampirkan pada step4 upload supplementary sesuai proses unggah penyerahan berkas (submission author)