56 Jurnal Inspirasi Manajemen Pendidikan, Vol.3 No.3, Januari 2014. hlm. 56-65.
IMPLEMENTASI KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DI SD MUHAMMADIYAH 4 SURABAYA Siska Cahya Pribadi Program Studi Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya Email:
[email protected] Erny Roesminingsih Program Studi Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya Emai:
[email protected] Abstrak: Penelitian ini di latarbelakangi oleh implementasi kepemimpinan transformasional kepala sekolah yang mampu mengatasi permasalahan sekolah seperti sulit melakukan perubahan, terjadinya kesenjangan antara kepala sekolah dengan guru, staf, dan siswa, kemudian reward dan punishment tidak sesuai dengan hasil kerja. Implementasi kepemimpinan transformasonal inilah yang mengantarkan SD Muhammadiyah 4 Surabaya sebagai sekolah unggul, terbukti dengan berbagai prestasi yang diraih baik prestasi nasional maupun internasional. Tujuan penelitian adalah untuk memperoleh data dan informasi yang berkaitan dengan kepemimpinan transformasional kepala SD Muhammadiyah 4 Surabaya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan rancangan penelitian studi kasus serta ditunjang dengan studi kepustakaan. Sedangkan teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam, observasi partisipasi pasif, dan studi dokumentasi. Berdasarkan analisis data kesimpulan penelitian ini menunjukkan, bahwa: (1) Manajemen Mutmainnah merupakan implementasi kepemimpinan transformasional di SD Muhammadiyah 4 Surabaya, dan dalam pelaksanaannya kepala sekolah didukung dengan Sistem Kolektif Kolegial dan Distribution of Leadership; (2) Hambatan yang dialami kepala sekolah adalah sulitnya merubah mindset bawahan dari pola lama menjadi pola baru, namun dengan motivasi personal kepala sekolah maupun bawahan implementasi Manajemen Mutmainnah di SD Muhammadiyah 4 Surabaya bisa berhasil; dan (3) Komunikasi dan rumusan Niat + Tandhang (Kerja Keras) = Sukses merupakan strategi penyelesaian masalah di SD Muhammadiyah 4 Surabaya, yang mana dalam penggunaannya kepala sekolah didukung dengan implementasi Manajemen Mutmainnah. Kata kunci: kepala sekolah, kepemimpinan transformasional. Abstract: This research background by the implementation of transformational leadership by principals who are able to cope with difficult issues such schools to make changes, the gap among the school principal and teachers, staff, and students, then reward and punishment does not fit with the work. Implementation of transformasonal leadership is this that leads SD Muhammadiyah 4 Surabaya as a superior school, as evidenced by the various achievements of both national and international achievements. The purpose of the research was to obtain data and information pertaining transformational leadership the head of SD Muhammadiyah 4 Surabaya. This research used a qualitative descriptive approach with case study research design and supported by literature study. While data collection techniques using in-depth interviews, observation of passive participation, and study documentation. Based on the data analysis of the conclusions of this research indicate that: (1) Mutmainnah Management is an implementation of transformational leadership in SD Muhammadiyah 4 Surabaya, and in practice principals supported by Collective Collegial System and Distribution of Leadership System; (2) the principal obstacle experienced is the difficulty change the mindset of a subordinate from the old patterns to the new pattern, but with personal motivation principals and subordinates implementation of Mutmainnah Management in SD Muhammadiyah 4 Surabaya can be managed; and (3) Communication and formulation of Intention + Tandhang (Hard Work) = Success are a problem-solving strategies in SD Muhammadiyah 4 Surabaya, in which the principal use is supported by the implementation of Mutmainnah Management. Keywords: principals, transformational leadership.
57 Jurnal Inspirasi Manajemen Pendidikan, Vol.3 No.3, Januari 2014. hlm. 56-65. Fenomena ini bisa menjadi contoh hambatan
PENDAHULUAN Sebagai
pemimpin,
kepala
sekolah
kepala sekolah dalam memimpin bawahannya, karena
bertanggungjawab atas perkembangan guru dengan
tidak hanya bertanggungjawab kepada guru dan siswa
membantu mengenal kebutuhan masyarakat dan
tetapi juga bertanggungjawab kepada orang tua.
membina kurikulum sesuai dengan potensi siswa.
Apalagi jika kepala sekolah tidak memiliki strategi
Kepala sekolah harus mampu mentransformasi,
khusus dalam menyelesaikan masalah ataupun konflik
memotivasi, dan menyusun strategi penyelesaian
yang terjadi di sekolah. Strategi tersebut bisa
masalah terhadap guru-guru untuk kreatif dan inovatif
berfungsi agar guru termotivasi mengembangkan
melalui gaya kepemimpinan yang diterapkan. Kepala
kreasi dan inovasinya dalam pembelajaran. Sehingga
sekolah dalam melaksanakan tanggung jawab harus
bisa terjadi perubahan yang dulunya siswa sulit
memiliki pendidikan dan pengalaman yang diperlukan
merekam pelajaran sekarang bisa dengan mudah
bagi seorang pemimpin pendidikan sesuai dengan
merekam pembelajaran yang diajarkan di sekolah.
ketentuan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Dalam
hal
ini
motivasi
personal
juga
Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala
diperlukan. Motivasi merupakan salah satu alat kepala
Sekolah/Madrasah, berikut kemampuannya di bidang
sekolah agar bawahan tetap bekerja keras untuk
manajemen sekolah.
berkreasi dan berinovasi sesuai yang diharapkan.
“Sekolah adalah lembaga bersifat kompleks
Dengan begitu motivasi personal akan terangsang
dan unik” (Wahjosumidjo, 2007: 81). Dikatakan
karena
kompleks karena di dalamnya saling berkaitan.
kebutuhan sehingga guru, staf, dan siswa menjadi
Sedangkan sifat yang unik menunjukan bahwa
termotivasi.
adanya
pemikiran
tentang
kebutuhan-
sekolah memiliki ciri tersendiri yang tidak dimiliki
Untuk menjawab berbagai permasalahan yang
oleh organisasi lain. Ciri tersebut menempatkan
ada di sekolah, implementasi gaya kepemimpinan
sekolah memiliki karakter tersendiri, di mana terjadi
transformasional bisa menjadi pilihan bagi kepala
proses belajar mengajar.
sekolah
untuk
menciptakan
perubahan
dan
Tidak hanya sekolah yang memiliki ciri
meningkatkan kinerja staf pendidikan dalam berkreasi
tersendiri, namun di dalamnya kepala sekolah juga
dan berinovasi demi memajukan sekolah. Yukl
memiliki ciri khas yang membedakan dirinya dengan
(Usman, 2009: 334) mengungkapkan bahwa esensi
kepala sekolah lain. Ciri khas tersebut menjadi bentuk
kepemimpinan
kreativitas dalam kememimpinan kepala sekolah. Ciri
memberdayakan para bawahan untuk berkinerja
khas yang diimplementasikan harus bisa menciptakan
secara efektif dengan membangun komitmen mereka
perubahan untuk lebih kreatif dan inovatif demi
terhadap
mewujudkan visi dan misi sekolah.
keterampilan dan kepercayaan mereka, menciptakan
Implementasi ciri khas tersebut harus bisa menjangkau semua warga sekolah karena jika tidak
nilai-nilai
transformasional
baru,
adalah
mengembangkan
iklim yang kondusif bagi berkembangnya kreativitas dan inovasi.
akan terjadi kesenjangan antara kepala sekolah
Karena alasan tersebutlah dewasa ini banyak
dengan guru, staf, dan siswa. Kesenjangan yang
konsumen pendidikan, dalam hal ini orang tua siswa,
ditimbulkan dapat menghambat komunikasi kepala
lebih memilih menyekolahkan anak mereka di sekolah
sekolah yang berdampak tidak efektifnya manajemen
yang memiliki visi dan misi yang membentuk pribadi
sekolah disertai tidak kondusifnya situasi sekolah.
cerdas dan berakhlak mulia. Sebagian masyarakat memilih sekolah yang berbasis agama, seperti sekolah
58 Jurnal Inspirasi Manajemen Pendidikan, Vol.3 No.3, Januari 2014. hlm. 56-65. Muhammadiyah. Sekolah Muhammadiyah adalah
data primer dan sumber data skunder. Teknik
sekolah yang berciri semangat membangun tata sosial
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
dan pendidikan masyarakat yang lebih maju dan
di SD Muhammadiyah 4 Surabaya ini dilakukan
terdidik. Menampilkan ajaran Islam bukan sekedar
dengan teknik wawancara mendalam, observasi
agama yang bersifat pribadi dan statis, tetapi dinamis
partisipasi pasif, dan studi dokumentasi. Sedangkan
dan berkedudukan sebagai sistem kehidupan manusia
teknik analisis data yang digunakan yaitu reduksi
dalam segala aspeknya.
data, penyajian data, dan verifikasi data. Namun
Kepala SD Muhammadiyah 4 Surabaya telah mengimplementasikan
gaya
kepemimpinan
dalam penelitian ini hanya menggunakan dua teknik pengecekan keabsahan data, yaitu teknik kredibilitas
transformasional melalui Manajemen Mutmainnah.
(validitas
Meskipun melalui perjuangan yang panjang namun
(reliabilitas). Tahap-tahap yang harus dilalui dalam
dengan
melakukan penelitian adalah tahap pra-lapangan,
keteguhan
hati
mengimplementasikan
kepala
sekolah
Manajemen
dalam
Mutmainnah
internal)
dan
teknik
dependabilitas
selama di lapangan, dan setelah di lapangan.
beliau telah berhasil menciptakan perubahan baik yang dirasakan oleh seluruh bawahan. Melalui Manajemen
Mutmainnah
pula
kepala
HASIL DAN PEMBAHASAN
sekolah
Berikut merupakan pembahasan setiap fokus
dipertahankan menduduki jabatannya selama dua
dari
periode, yaitu mulai periode 2006-2010 hingga
Transformasional SD Muhammadiyah 4 Surabaya:
periode 2010-2014.
A. Kepemimpinan
Berdasarkan uraian di atas maka penelitian ini akan dilakukan di SD Muhammadiyah 4 Surabaya dengan
judul
Implementasi
Kepemimpinan
Transformasional
di
SD
Muhammadiyah 4 Surabaya Yukl (Usman, 2009: 334) mengungkapkan
Kepemimpinan
bahwa esensi kepemimpinan transformasional
Transformasional SD Muhammadiyah 4 Surabaya”,
adalah memberdayakan para bawahan untuk
dengan
berkinerja secara efektif dengan membangun
fokus
“Implementasi
penelitian
penelitian
yaitu
kepemimpinan
transformasional, motivasi personal, dan strategi
komitmen
penyelesaian masalah di SD Muhammadiyah 4
mengembangkan keterampilan dan kepercayaan
Surabaya. Tujuannya adalah memperoleh data dan
mereka, menciptakan iklim yang kondusif bagi
informasi yang berkaitan dengan kepemimpinan
berkembangnya kreativitas dan inovasi.
transformasional
kepala
SD
Muhammadiyah
4
Surabaya.
mereka
nilai-nilai
baru,
Sesuai dengan pendapat Yukl di atas, kepala SD Muhammadiyah 4 Surabaya turut memberdayakan menyadari
METODE PENELITIAN Penelitian
terhadap
Implementasi
bawahan
bahwa
kepala
karena sekolah
beliau bukanlah
Kepemimpinan
penguasa. Yukl (2010: 8) juga menjelaskan bahwa
Transformasional SD Muhammadiyah 4 Surabaya ini
kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi
menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan
orang lain baik individu maupun kolektif untuk
racangan penelitian studi kasus. Dalam penelitian
melakukan
kualitatif yang menjadi instrumen adalah orang
organisasi dapat tercapai secara efektif dan efisien.
(human instrument), yaitu peneliti itu sendiri.
kegiatan
Sehubungan
organisasi
dengan
agar
tujuan
perilaku
Sehingga peneliti sendiri yang terjun ke lapangan
kepemimpinan transformasional, pada penelitian
mengumpulkan data yang diperlukan melalui sumber
Implementasi Kepemimpinan Transformasional
59 Jurnal Inspirasi Manajemen Pendidikan, Vol.3 No.3, Januari 2014. hlm. 56-65. SD Muhammadiyah 4 Surabaya diperoleh data
mendasar dan dilandasi oleh nilai-nilai agama,
yang memaparkan bahwa sesuai dengan pendapat
sistem, dan budaya untuk menciptakan inovasi dan
Bass dan Avolio (Yukl, 2010: 305), sebagai
kreativitas bawahan agar visi yang telah ditetapkan
pemimpin yang transformatif kepala sekolah telah
bisa tercapai. Dan Manajemen Mutmainnah juga
menunjukan figur yang karismatik, motivasi
menunjukan
inspirasional, dan stimulasi intelektual. Ketiga
transformasional menurut Bass dan Avolio (Yukl,
komponen
2010:
yang
mempengaruhi
perilaku
komponen
305),
yaitu
kepemimpinan transformasional ini ditunjukan
inspirasional,
melalui perilaku kepala sekolah, partisipasi pada
pertimbangan individual.
kegiatan sekolah, dan interaksi dengan bawahan.
mengenai
implementasi
transformasional
di
dari
SD
kepemimpinan
Muhammadiyah
mendukung
karismatik,
stimulasi
Selanjutnya
Temuan penelitian yang lebih menarik lagi
kepemimpinan
intelektual,
dan
pertama
yang
Mutmainnah
adalah
sistem
Manajemen
motivasi
Sistem Kolektif Kolegial. Artinya, mendahulukan
4
kepentingan sekolah karena kepentingan sekolah
Surabaya adalah Manajemen Mutmainnah, dan
pasti menyangkut kepentingan bersama. Sehingga
dalam pelaksanaannya kepala sekolah didukung
apabila
dengan Sistem Kolektif Kolegial dan Distribution
kegagalan akan dirasakan secara bersama-sama.
of Leadership.
Biasanya diimplementasikan ketika kepala sekolah
Pertama, Manajemen Mutmainnah, artinya
mengalami
sedang
keberhasilan
bermusyawarah,
ataupun
tujuannya
untuk
dalam
proses
manajemen yang dilakukan dengan cara menata
melibatkan
semua
hati nurani seseorang. Karena segala sesuatu
pengambilan
keputusan,
sumbernya dari hati maka dalam bekerja pun
akhir tetap ada di tangan kepala sekolah.
diharapkan dari hati pula, sehingga apa yang
Apabila
pihak
kepala
meskipun
sekolah
keputusan
melakukan
menjadi tanggung jawab dan tugasnya bisa
musyawarah maka kepala sekolah tergolong tipe
dilaksanakan secara maksimal. Wujudnya ada
kepemimpinan yang demokratis. Ducan (UPI,
empat, yaitu senang, kenyang, tenang, dan
2008: 127) menjelaskan kepala sekolah yang
menang. Hal ini dapat dilihat dari hasil temuan
bertipe demokratis menafsirkan kepemimpinannya
penelitian yang mencerminkan kepemimpinan
bukan sebagai diktator, melainkan sebagai kepala
transformasional, yaitu dengan menjaga perasaan
sekolah di tengah-tengah bawahannya. Artinya,
orang lain menunjukan komponen karismatik,
kepala
mengajak
berkonsultasi kepada bawahan mengenai masalah
motivasi
berdialog inspirasional,
menunjukan
komponen
berlaku
demokratis
dengan
orang
yang menarik perhatian mereka dan mereka dapat
supaya disiplin dengan cara yang baik menunjukan
menyumbangkan sesuatu. Sistem ini menunjukan
komponen karismatik, memberi contoh langsung
komponen
menunjukan komponen stimulasi intelektual, dan
transformasional
tidak mempermalukan orang lain menunjukan
saling berbagi resiko, melalui pertimbangan atas
komponen pertimbangan individual.
kebutuhan yang dipimpin di atas kebutuhan
Hal-hal
mengingatkan
sekolah
tersebut
mencerminkan
kepemimpinan transformasional sesuai definisi
karismatik karena
pada
kepemimpinan
mengandung
makna
pribadi. Perilaku karismatik pada kepemimpinan
Usman (2009: 334) yang menjelaskan bahwa
transformasional
pemimpin mampu menciptakan perubahan yang
menanamkan
merupakan
kebanggaan
dan
perilaku rasa
yang hormat.
60 Jurnal Inspirasi Manajemen Pendidikan, Vol.3 No.3, Januari 2014. hlm. 56-65. Implementasi
kepemimpinan
transformasional
dipandang sebagai hal yang turut mempengaruhi
pada komponen karismamatik bisa tercermin pada
perilaku bawahan dan yang menjadi faktor
perilaku kepala sekolah melalui pemberian nilai-
motivasional yang perlu dipuaskan sehingga perlu
nilai moral dan teladan akhlak mulia, sehingga
mendapat perhatian setiap kepala sekolah.
memberikan
contoh
pada
bawahan
untuk
berperilaku jujur, adil, mengutamakan kepentingan
B. Motivasi personal di SD Muhammadiyah 4 Surabaya
sekolah. Dengan begitu kepala sekolah akan
Motivasi personal adalah setiap perilaku
mendapatkan kepercayaan dari bawahan dan
kepala sekolah yang mampu memberikan motivasi
akhirnya kepala sekolah dapat memiliki pengaruh
tinggi kepada bawahan untuk mencapai tujuan
yang kuat untuk menggerakkan guru dan staf
sekolah. Karena motivasi adalah sebuah semangat,
pendidikan untuk mencapai tujuan sekolah.
“motivasi dibutuhkan agar perilaku kita terus
Sistem kedua yang mendukung Manajemen Mutmainnah
adalah
Sistem
Leadership.
Artinya,
Distribution
membagikan
of
terpelihara dan mengarah pada tujuan yang sudah ditetapkan.” (Mudjijo dan Satiningsih, 2006: 92).
kekuasaan
Motivasi personal menjadi daya penggerak
kepala sekolah kepada bawahan. Caranya yaitu
yang meningkatkan semangat kerja seseorang dan
dengan
untuk
mendorong orang tersebut untuk mengembangkan
menangani suatu kegiatan atau menyelesaikan
kreativitas serta mengarahkan semua kemampuan
urusan sesuai keahlian masing-masing. Biasanya
dan energi yang dimilikinya demi mencapai
diwujudkan dengan kepercayaan yang diberikan
prestasi kerja yang tinggi.
membagikan
kepercayaan
dalam mendelegasikan tugas kepada bawahan. Sistem
ini
menunjukan
inspirasional
komponen
pada
motivasi
kepemimpinan
transformasional.
Berdasarkan data temuan penelitian, kepala SD
Muhammadiyah
4
mengimplementasikan inspirasional,
Surabaya
komponen
pertimbangan
motivasi
individual,
dan
Jadi selain untuk membangkitkan semangat
stimulasi intelektual untuk berperan memberikan
melalui antusiasme dan optimisme motivasi
motivasi personal kepada diri sendiri maupun
inspirasional, kepercayaan dalam mendelegasikan
motivasi personal kepada bawahan.
tugas
juga
menjadi
untuk
Motivasi personal untuk kepala sekolah
mengimplementasikan Sistem Distribution of
sendiri adalah dengan semangat bekerja, harus
Leadership.
pada
memiliki disiplin, memberi tauladan yang baik,
komunikasi. Beliau meyakini bahwa pemimpin
dan mengajak berbuat yang lebih baik, selalu
harus memiliki kemampuan untuk berkomunikasi
mencari cara untuk menyelesaikan berbagai
dengan bawahannya bukan untuk menguasai
permasalahan, bersemangat untuk terus belajar,
bawahannya.
dan harus memberikan yang terbaik, serta selalu
Sistem
ini
Melalui
cara
menekankan
komunikasi
yang
dibangunakan membentuk sinergi dengan orang
berusaha
lain dan juga lembaga lain.
motivasi personal kepala sekolah kepada bawahan
Membagikan kekuasaan kepala sekolah
menjadi
diwujudkan
yang
dengan
terbaik.
Sedangkan
pendelegasian
tugas,
kepada bawahan bisa menumbuhkan perasaan
memperhatikan
diikutsertakan, yang mana menurut Siagian (1986:
memperhatikan kreasi dan inovasi, yang terakhir
63) perasaan diikutsertakan merupakan salah satu
menggunakan reward dan punishment.
jenis kebutuhan yang sifatnya nonmaterial namun
kebutuhan
bawahan,
61 Jurnal Inspirasi Manajemen Pendidikan, Vol.3 No.3, Januari 2014. hlm. 56-65. Pertama, pendelegasian tugas yang merata
Ketiga, memperhatikan kreasi dan inovasi,
menggunakan prinsip in the right man in the right
langkah-langkah agar bawahan tetap termotivasi
job, in the right man in the right place. Kepala
untuk berkreasi dan berinovasi adalah pertama,
sekolah berhasil memotivasi bawahan untuk
menuntut bawahan agar selalu ada kreasi baru.
menjadi
ini
Kedua, berusaha melibatkan diri sendiri, jangan
dan
pihak luar. Ketiga, pemerataan tugas pada suatu
kebutuhan sekolah. Dengan begitu target dan
tim. Keempat, harus ada evaluasi usai kegiatan.
tujuan sekolah bisa mencapai titik maksimal.
Dengan memperhatikan kreasi dan inovasi maka
Artinya, kepala sekolah telah memiliki gaya
kepala sekolah telah menunjukan komponen
kepemimpinan
stimulasi
lebih
yakin
mempertimbangkan
dan
berani.
kompetensi
orang
transformasional
mengimplementasikan
Hal
komponen
dengan motivasi
intelektual
pada
kepemimpinan
transformasional.
inspirasional.
Stimulasi intelektual dalam kepemimpinan
Prinsip yang digunakan kepala sekolah
transformasional menurut Bass dan Avolio (Yukl,
sesuai pendapat Suroso (Fahmi, 2012: 191) yaitu,
2010: 305) adalah perilaku yang meningkatkan
“motivasi adalah suatu set atau kumpulan perilaku
kesadaran
yang memberikan landasan bagi seseorang untuk
mempengaruhi
bertindak dalam suatu cara yang diarahkan kepada
permasalahan dari perspektif yang baru. Kepala
tujuan spesifik tertentu (specific goal directed
sekolah mendemonstrasikan tipe kepemimpinan
way).”. Dengan pertimbangan kompetensi dan
senantiasa menggali ide-ide baru dan solusi yang
kebutuhan sekolah prinsip ini sudah mengarahkan
kreatif dari orang-orang yang dipimpinnya. Dia
bawahan untuk mencapai tujuan yang diinginkan
juga selalu mendorong pendekatan baru dalam
melalui cara-cara yang sudah ditentukan.
melakukan
bawahan
akan
bawahan
pekerjaan.
permasalahan untuk
dan
memandang
Kepala
sekolah
Kedua, memperhatikan kebutuhan bawahan
menggalakkan perilaku yang cerdas, membangun
dilakukan dengan memberikan fasilitas baik untuk
organisasi belajar, rasionalitas, dan memberikan
kepentingan sekolah maupun pribadi. Dengan
penyelesaian masalah yang diteliti.
adanya perhatian yang diberikan oleh kepala
Keempat,
menggunakan
reward
dan
sekolah maka bawahan akan merasa senang dan
punishment. Reward diberikan ketika ada guru,
eksistensinya merasa diakui. Perhatian yang
staf, ataupun siswa yang berprestasi, reward yang
diberikan ini merupakan implementasi komponen
diberikan
pertimbangan
punishment diberikan ketika guru, staf, ataupun
individual
pada
kepemimpinan
transformasional.
berupa
penghargaan.
Sedangkan
siswa ada yang melanggar peraturan sekolah.
Perlu dipahami bahwa motivasi tidak
Punishment
bisa
diawali
dengan
teguran,
berjalan sendiri namun diperlukan suatu unsur-
pemberian SP, kemudian yang terberat adalah
unsur penggerak. Karena dengan adanya unsur
dikeluarkan, dan semuanya diberikan secara adil.
penggerak tersebut mampu menyebabkan berbagai
Reward dan punishment merupakan implementasi
bentuk motivasi akan terwujud. Sagir (Fahmi,
dari
2012: 192) mengemukakan unsur-unsur penggerak
kepemimpinan transformasional.
motivasi tantangan,
antara
lain
tangggung
kinerja, jawab,
keterlibatan, dan kesempatan.
komponen
motivasi
inspirasional
pada
penghargaan,
Penggunaan reward dan punishment senada
pengembangan,
dengan pernyataan Siagian (1986: 63) yang memaparkan jenis-jenis kebutuhan yang sifatnya
62 Jurnal Inspirasi Manajemen Pendidikan, Vol.3 No.3, Januari 2014. hlm. 56-65. nonmaterial yang mana oleh bawahan yang
kepala sekolah. Pertama, strategi penyelesaian
dipandang sebagai hal yang turut mempengaruhi
masalah yang digunakan kepala sekolah adalah
perilakunya dan menjadi faktor motivasional yang
komunikasi. Kedua, rumusan Niat + Tandhang
perlu
mendapat
(Kerja Keras) = Sukses, yang mana dalam
perhatian kepala sekolah. Jenis kebutuhan yang
penggunaan kedua strategi tersebut kepala sekolah
dimaksud adalah pemberian penghargaan atas
didukung
pelaksanaan tugas dengan baik, promosi dan
sebagai
perkembangan bersama organisasi sekolah, dan
transformasional.
dipuaskan,
sehingga
perlu
dengan
implementasi
Sebagai
cara pendisiplinan yang manusiawi.
Manajemen
Mutmainnah
dari
pemimpin
kepemimpinan
yang
transformatif
Pendapat Siagian di atas mengandung
kepala sekolah mengimplementasikan Manajemen
makna melalui pemberian penghargaan atas
Mutmainnah dalam menghadapi permasalahan
pelaksanaan tugas dengan baik dan promosi dan
yang
perkembangan
sekolah
masalah beliau selalu melakukannya dengan hati,
merupakan pemberian reward, sedangkan cara
karena beliau tidak suka dengan kekerasan baik
pendisiplinan yang manusiawi bisa diartikan
secara fisik maupun teoritis, dan masalah tidak
sebagai pemberian punishment.
akan bisa diselesaikan dengan kekerasan.
C. Strategi
bersama
penyelesaian
organisasi
masalah
di
terjadi. Artinya, dalam menyelesaikan
Strategi
SD
pertama
yaitu
komunikasi,
merupakan strategi yang efektif menurut kepala
Muhammadiyah 4 Surabaya tentang
sekolah. Melalui kegiatan sharing yang dilakukan
manajerial akan mempengaruhi kemampuannya
komunikasi akan berjalan lancar antara kepala
dalam menerapkan fungsi-fungsi manajemen,
sekolah dengan bawahan. Komunikasi dalam
seperti
mengorganisasikan,
strategi di sini merupakan resolusi konflik dari
memimpin, dan mengendalikan. Kepala sekolah
manajemen konflik dan wujud dari komponen
dituntut dapat
komunikasi
Pengetahuan
kepala
merencanakan,
sekolah
mengatur dan mengurus warga
sekolah beserta sumber daya yang dimiliki. Selain
persuasif
pada
kepemimpinan
transformasional. Danim
itu, kepala sekolah juga dituntut untuk mampu
dan
Suparno
(2009:
62)
mengakomodasi perbedaan pendapat, memilih
menjelaskan komponen lain yang mempengaruhi
cara pelaksanaan yang efektif dan efisien,
kepemimpinan transformasional salah satunya
menyelesaikan masalah, dan bersinergi dengan
adalah
pihak lain sehingga tujuan sekolah dapat tercapai.
Persuasif adalah kemampuan kepala sekolah
komunikasi
persuasif.
Komunikasi
Oleh karena itu, untuk mengakomodasi
dalam proses menyampaikan pesan, pikiran, dan
perbedaan pendapat dan menyelesaikan masalah,
gagasan kepada komunikan. Kemampuan dalam
kepala sekolah bisa menggunakan manajemen
berkomunikasi merupakan salah satu kompetensi
konflik. Sehingga konflik yang muncul dengan
yang harus dikuasai agar dapat berkomunikasi
sigap
akan
secara efektif dengan guru, staf, dan siswa.
pengetahuan
Komunikasi persuasif yang dilakukan kepala
dan
bijak
mengendalikannya
kepala dengan
sekolah
manajemen konflik yang dimiliki.
sekolah
akan
berpengaruh
dalam
proses
Temuan penelitian pada fokus strategi
bimbingan, motivasi, dan akomodasi seluruh
penyelesaian masalah di SD Muhammadiyah 4
aspirasi warga sekolah dalam rangka mencapai
Surabaya menemukan dua strategi yang digunakan
visi dan misi sekolah.
63 Jurnal Inspirasi Manajemen Pendidikan, Vol.3 No.3, Januari 2014. hlm. 56-65. Strategi kedua yaitu rumusan Niat +
Implementasi Kepemimpinan Transformasional SD Muhammadiyah 4 Surabaya
Tandhang (Kerja Keras) = Sukses. Kepala sekolah mengartikan sebuah hambatan itu merupakan tantangan. Kemudian beliau membuat rumusan masalah sama dengan peluang. Jadi terciptalah strategi penyelesaian masalah dengan rumusan Niat + Tandhang (Kerja Keras) = Sukses. Artinya, dengan niat yang kuat dan ditambah dengan kerja keras maka kedua hal tersebut akan menjadikan
Kepemimpinan Transformasional di SD Muhammadiyah 4 Surabaya
Motivasi Personal di SD Muhammadiyah 4 Surabaya
Strategi Penyelesaian Masalah di SD Muhammadiyah 4 Surabaya
seseorang berhasil atau bisa disebut dengan istilah sukses. Jadi kesimpulannya adalah masalah bisa dijadikan peluang yang menguntungkan tinggal bagaimana niat dan kerja keras yang dilakukan. Penggunaan strategi ini merupakan usaha kepala sekolah dalam merubah dampak konflik disfungsional masalah
menjadi
bisa
fungsional.
dijadikan
Sistem Kolektif Kolegial dan Distribution of Leadership
Artinya,
peluang
yang
menguntungkan tinggal bagaimana niat dan kerja keras yang dilakukan. Konflik dari segi pendekatan manajemen berusaha untuk mengelola secara sistematis agar berpengaruh positif bagi organisasi. Sedangkan dari
segi
manajemen
kepemimpinan konflik
transformasional
merupakan
salah
satu
pengetahuan manajemen kepala sekolah dalam mengelola konflik di sekolah. Seperti yang dikemukakan oleh Hardjaka (Wahyudi, 2011: 47), “manajemen konflik adalah cara yang dilakukan oleh pimpinan pada saat menanggapi konflik”, dan “manajemen konflik yang efektif dapat mencapai
Motivasi personal kepala sekolah: Semangat bekerja, disiplin, tauladan yang baik, mengajak berbuat yang lebih baik, mencari penyelesaian masalah, terus belajar, dan memberikan yang terbaik, serta menjadi yang terbaik.
Komunikasi dan rumusan Niat + Tandhang (Kerja Keras) = Sukses
Umpan Balik
Umpan Balik Motivasi personal bawahan: Pendelegasian tugas, memperhatikan kebutuhan bawahan, memperhatikan kreasi dan inovasi, dan menggunakan reward dan punishment.
tingkat konflik yang optimal yaitu, menumbuhkan kreativitas
anggota,
mendorong
perubahan,
menciptakan dan
bersikap
inovasi, kritis
terhadap perkembangan lingkungan”. Dengan
Manajemen Mutmainnah
begitu akibat atau resiko negatif yang ditimbulkan oleh konflik bisa diminimalisasi. Berdasarkan pembahasan temuan penelitian di atas, maka diperlukan diagram konteks hasil penelitian tujuannya untuk memperjelas isi dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
Diagram konteks hasil penelitian
64 Jurnal Inspirasi Manajemen Pendidikan, Vol.3 No.3, Januari 2014. hlm. 56-65. PENUTUP
kepala
A. Kesimpulan
kemampuan kepala sekolah dan bawahannya
1) Manajemen
Mutmainnah
merupakan
sekolah
telah
meningkatkan
untuk menyelesaikan masalah pada tingkat
implementasi kepemimpinan transformasional
teknik
di SD Muhammadiyah 4 Surabaya, dan dalam
kumulatif
pelaksanaannya
kemampuan sekolah untuk mencapai berbagai
dengan
Sistem
kepala
sekolah
Kolektif
didukung
Kolegial
dan
Distribution of Leadership.
operasional. akan
Selanjutnya berarti
secara
meningkatkan
tujuan dan sasarannya. C. Saran
2) Hambatan yang dialami kepala sekolah adalah
1) Kepala
sekolah
berupaya
untuk
terus
sulitnya merubah mindset bawahan dari pola
mengimplementasikan
kepemimpinan
lama menjadi pola baru, namun dengan
transformasional
cara
motivasi personal kepala sekolah maupun
perubahan
bawahan
implementasi
pandang baru, memberikan reward kepada
Mutmainnah
di
SD
Manajemen
Muhammadiyah
4
Surabaya bisa berhasil.
dengan
cara-cara
lama
melalui
menjadi
cara
guru, staf, dan siswa yang berprestasi, mencari berbagai sumber dan ide-ide baru kemudian
3) Komunikasi dan rumusan Niat + Tandhang
ditransformasikan
kepada
warga
sekolah
(Kerja Keras) = Sukses merupakan strategi
melalui sentuhan persuasif, psikologis, dan
penyelesaian masalah di SD Muhammadiyah 4
edukatif, serta selalu mengadakan kunjungan
Surabaya, yang mana dalam penggunaannya
kelas
kepala sekolah didukung dengan implementasi
kelengkapan kelas.
Manajemen Mutmainnah.
secara
rutin
untuk
memeriksa
2) Kepala Sekolah bersedia melakukan evaluasi diri dengan membuka lebar saran, pendapat,
B. Implikasi 1) Kepemimpinan
transformasional
kepala
dan
kritik
dari
bawahan
dalam
rangka
sekolah mampu meningkatkan kemampuan
peningkatan etos kerja seluruh warga sekolah.
guru, staf, dan siswa dalam upaya mewujudkan
Dengan begitu akan terjalin hubungan yang
Kegiatan Belajar Mengajar yang lebih baik
harmonis
yang berdampak pada kualitas belajar siswa
bawahan.
sehingga pada akhirnya akan meningkatkan kualitas mutu pendidikan di sekolah.
mengemban
dan
sekolah
dengan
3) Guru, staf, dan siswa harus lebih melibatkan
sekolah, serta harus mampu menumbuhkan
tanggung
motivasi sendiri, jadi tidak perlu bergantung
jawabnya dapat menambah motivasi personal
kepada kepala sekolah secara terus-menerus.
yang
arah
Tetapi guru, staf, dan siswa harus lebih
kepemimpinan transformasional lebih dari
mandiri, percaya diri, dan disiplin serta jangan
yang guru, staf, dan siswa miliki. Dengan cara
mudah puas dengan hasil yang diperoleh.
menunjukkan komitmen dan kepercayaan akan
Guru, staf, dan siswa harus mempunyai
melahirkan
pandangan bahwa pekerjaan hari ini harus
mampu
tugas
kepala
dirinya dalam setiap kegiatan yang ada di
2) Kemauan dan kemampuan kepala sekolah dalam
antara
menggerakkan
semangat
kerja,
ke
penyelesaian
masalah, dan keharmonisan hubungan kerja. 3) Meningkatnya
kemampuan
dalam
menyelesaikan masalah secara tidak langsung
lebih baik dari yang kemarin.
65 Jurnal Inspirasi Manajemen Pendidikan, Vol.3 No.3, Januari 2014. hlm. 56-65. DAFTAR RUJUKAN Badan
Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah Provinsi Jawa Timur. 2007. Statistik Akreditasi Berdasarkan Peringkat (Online). http://www.ban-sm.or.id/statistik. Diakses tanggal 17 Juli 2013.
Danim, Sudarwan. 2008. Visi Baru Manajemen Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Fahmi, Irham. 2012. Manajemen Kepemimpinan. Bandung: Alfabeta. Kaluge, Laurens. 2003. Sendi-Sendi Manajemen Pendidikan. Surabaya: Unesa University Press. Moleong. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mudjijo dan Satiningsih. 2006. Buku Ajar Psikologi Pendidikan. Tidak diterbitkan. Surabaya: PBB FIP Universitas Negeri Surabaya. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2012 tentang Badan Akreditasi Nasional. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 2007
tentang
Standar
Kepala
Sekolah/Madrasah.
Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Usman, Husaini. 2009. Manajemen: Teori, praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Jakarta: Rajawali Pers. Wahyudi.
2011.
Manajemen
Konflik
dalam
Organisasi. Bandung: Alfabeta. Wijaksono, Panji. 2011. Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah terhadap Kemampuan Profesional Guru pada Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Coblong Kota Bandung (Online). http://repository.upi.edu/skripsiview.php?no_s kripsi=4556. Diakses tanggal 3 Maret 2013. Widodo, Kandung. 2010. Penerapan Gaya Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Gondang Kabupaten Tulungagung. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: AP FIP Universitas Negeri Malang. Winardi, J. 2007. Manajemen Perilaku Organisasi. Jakarta: Kencana. Yin, Robert K. 2011. Studi Kasus Desain & Metode. Jakarta: Rajawali Pers. Yonohudiyono, E., dkk. 2007. Bahasa Indonesia Keilmuan (Revisi). Surabaya: Unesa University Press.
Rohiat. 2009. Manajemen Sekolah. Bandung: Refika Aditama.
Yukl, Gary. 2010. Kepemimpinan dalam Organisasi (Edisi Bahasa Indonesia). Jakarta: PT Indeks.
Salamah, Neng Yanti. 2011. Kontribusi Kepemimpinan Transformasional terhadap Produktivitas Kerja pada Sekolah Dasar Negeri di Lingkungan Gugus IV Kecamatan Baleendah (Online). http://repository.upi.edu/skripsiview.php?no_s kripsi=2640. Diakses tanggal 3 Maret 2013. Siagian, Sondang P. 1986. Teori dan Praktek Pengambilan
Universitas Pendidikan Indonesia. 2008. Manajemen
Wahjosumidjo. 2007. Kepemimpinan Kepala Sekolah.
Danim, Sudarwan dan Suparno. 2009. Manajemen dan Kepemimpinan Transformasional Kekepalasekolahan. Jakarta: Rineka Cipta.
Tahun
muhammadiyah-4-pucang-surabaya/. Diakses 24 Februari 2013.
Keputusan.
Jakarta:
Haji
Masagung. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Surabaya, Trans. 2011. Artikel SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya (Online). http://www.transsurabaya.com/2011/12/sd-