Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN NO. 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG Oleh: Andrew Borneo Pascalis NIM. E42010044 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura Pontianak dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat, 2015 E-mail :
[email protected]
Abstrak Penelitian ini berjudul “Implementasi Kebijakan Peraturan Daerah NO 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan Kearsipan dan Perpustakaan Di daerah Kabupaten Bengkayang.” Kantor Kearsipan dan Perpustakaan Daerah (Arpusda) Kabupaten Bengkayang merupakan salah satu lembaga yang memiliki fungsi, tugas, dan tanggung jawab di bidang pengelolaan arsip statis dan pembinaan kearsipan. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengolahan dan preservasi arsip statis, mengetahui hambatan dalam pengolahan dan preservasi arsip, serta mengetahui solusi dari hambatan tersebut. Penelitian ini menggunakan analisis kualitatif dan jenis yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Hasil analisa data menunjukkan bahwa dalam pengolahan arsip, secara prosedura lsudah sesuai dan mengacu pada peraturan yang berlaku. Adapun hambatan yang dihadapi dalam pengolahan arsip, yaitu disebabkan oleh kurangnya kualitas dan kuantitas pegawai yang ada, untuk itu sebagai solusi dari hambatan tersebut, diberikanlah pendidikan dan pelatihan kepada pegawai. Kata kunci : Pengelolaan, Pengolahan Arsip, Preservasi arsip.
Abstract The study is titled"implementation of regulatory policy area no 17 of 2010 about the management of archives n libary of bengkayang district".Kantor Kearsipan dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Bengkayang that has the functions, duties, and responsibilities in the field of archives and records management coaching archives. The purposeof this studywas to determine the processing and preservationof archive, find out bottlenecks in the processing and preservation ofarchives, and find outthe solution of these obstacles. This study uses qualitative analysis and the type used is descriptive research. Data collection techniquesin this study using observation, interviews, and documentation. Results of analysis ofthe data showed that in the processing of the archive,it is appropriate procedural and refers to applicable regulations. The obstacles encountered in the processing ofthe archive, which is caused by the lack of quality and quantity of existing employees, to it as the solution of these obstacles, would taken education and training to the employees. Keywords: management, archival processing, preservation archives.
1 Andrew Borneo Pascalis, NIM. E42010044 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
struktur organisasi ,tugas pokok, fungsi
PENDAHULUAN
dan tata kerja kantor kearsipan dan perpustakaaan
1. Latar Belakang Masalah
kabupaten
bengkayang
mempunyai tugas pokok membantu bupati Implementasi kebijakan merupakan
dalam merumuskan kebijakan dan program
tahap yang krusial dalam proses kebijakan
di bidang kearsipan dan perpustakaan
publik suatu program kebijakan harus
daerah. Serta berkedudukan di bawah dan
diimplementasikan
bertanggung jawab kepada bupati dan
aga
rmempunyai
dampak atau tujuan yang diinginkan.
secara
Dalam rangka melaksanakan pengelolaan
pembinaan
kearsipan
Permasalahan nya adalah Dilihat dari
dan
perpustakaan
daerah
diperlukan adanya suatu kebijakan
-
teknis
Administrasi
dari
mendapat
sekretaris
daerah.
implementasi kebijakan menurut perda 17
kebijakan pemerintah agar dapat mencapai
tahun 2010
kemajuan
tidak adanya kerja sama antara kantor
didalam
organisasi
pemerintahan.
tidak berjalan dikarenakan
kearsipan dan perpustakaan
membantu
Kantor Kearsipan dan Perpustakaan
bupati dalam merumuskan kebijakan dan
Daerah (Arpusda) Kabupaten Bengkayang
program di bidang pengelolaan Kearsipan
memiliki
sesuai target.
fungsi
sebagai
lembaga
kearsipan. Berdasarkan Undang-Undang
Berdasarkan wawancara, menurut
Nomor 43 Tahun 2009 Tentang Kearsipan,
Kasi Penilaian dan Pelestarian Arsip,
“lembaga kearsipan adalah lembaga yang
dampak
memiliki fungsi, tugas dan tanggung jawab
diakibatkan oleh debu, kuman, dan biota-
di bidang pengelolaan arsip statis dan
biota yang menempel pada arsip dapat
pembinaan kearsipan”. Undang-Undang
terhirup dan masuk ke dalam tubuh
Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan
pegawai.
mendefinisikan, Setiap pelaksanaan urusan
ruangan, berdasarkan observasi peneliti,
tersebut dilaksanakan secara sistematis
pada saat mengolah arsip, kegiatan makan,
agar didapat pengelolaan kearsipan yang
minum, & merokok masih tampak terjadi
sesuai dengan peraturan yang berlaku dan
di dalam ruangan.
dapat tercapainya tujuan secara efektif dan efisien.
bagi
kesehatan
Terkait
masih
pegawai
menyatunya
Berdasarkan pengamatan peneliti, saat ini sarana dan prasarana yang dimiliki
Berdasarkan
peraturan
bupati
bengkayang nomor 17 tahun 2010 tentang
masih minim. Penggunaan lemari biasa dirasa
kurang
efektif
karena
daya 2
Andrew Borneo Pascalis, NIM. E42010044 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
tampungnya yang kecil. Hal ini tentunya
pengolahan,
preservasi,
pemanfaatan,
tidak akan dapat menampung penyimpanan
pendayagunaan, dan pelayanan publik
arsip dalam jumlah besar. Demikian juga
dalam suatu sistem kearsipan nasional
menurut Kasi Penilaian dan Pelestarian
Perumusan masalah dalam penelitian ini
Arsip, bahwa arsip yang disimpan pada rak
yaitu : Bagaimana implementasi kebijakan
dalam kondisi terbuka ini keamanannya
pengelolaan kearsipan dan perpustakaan
tidak akan terjamin. Potensi kerusakan
pada kantor kearsipan dan perpustakaan
yang dapat terjadi cukup besar dan
kabupaten bengkayang.
mengancam kondisi fisik arsip. Arsip
yang
dikelola
harus
diamankan agar kondisi fisik dan informasi
3. Tujuan Penelitian 1. Untuk menganalisis implementasi
yang terkandung di dalamnya tidak rusak.,
kebijakan tepat kebijakan di Kantor
Pengamanan arsip adalah menjaga arsip
Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten
dari kehilangan maupun dari kerusakan”.
Bengkayang
Berdasarkan observasi peneliti, ruangan
2. Untuk menganalisis implementasi
penyimpanan arsip masih menyatu dengan
kebijakan tepat pelaksanaan di Kantor
ruang
Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten
pelaksanaan
Ruangan
yang
pengolahan menyatu
arsip. tersebut
Bengkayang
mengakibatkan ruangan menjadi sempit,
3. Untuk menganalisis implementasi
yang terlihat dari ruang kerja pegawai
kebijakan tepat target di Kantor
menjadi berhimpit-himpitan. Selain itu,
Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten
volume arsip yang diterima oleh Seksi
Bengkayang
Penilaian dan Pelestarian Arsip sangat
4. Untuk menganalisis implementasi
tinggi, namun arsip tersebut tersimpan di
kebijakan lingkungan di Kantor
dalam boks arsip dengan keadaan yang
Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten
tidak teratur, terlipat, kotor.
Bengkayang.
2. Rumusan Permasalahan Berdasarkan
Undang-Undang
4. Manfaat Penelitian Diharapkan penelitian ini dapat
Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan,
menjadi
referensi
“lembaga kearsipan memiliki fungsi, tugas
memahami
dan tanggung jawab di bidang pengelolaan
Pengelolaan Kearsipan bagi mahasiswa
arsip statis yang meliputi kegiatan akuisisi,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
dan
keilmuan
dalam
menjelaskan
tentang
3 Andrew Borneo Pascalis, NIM. E42010044 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Universitas Tanjungpura khususnya pada
kebijakan tersebut diusulkan agar berguna
mahasiswa
dalam
Program
Studi
Ilmu
mengatasinya
untuk
mencapai
Pemerintahan. Diharapkan penelitian ini
tujuan yang dimaksud. Dari beberapa
dapat memberikan sumbangan pemikiran
beberapa
bagi lembaga yang terkait yaitu Kantor
publik tersebut ditarik kesimpulan bahwa
Kearsipan
kebijakan
dan
Perpustakaan
Daerah
Kabupaten Bengkayang .
definisi
mengenai
publik
adalah
kebijakan
serangkaian
tindakan yang ditetapkan oleh pemerintah dengan tujuan tertentu untuk, memecahkan suatu masalah tertentu. Sebagai contoh
KERANGKA
TEORI
DAN
tindakan yang diambil pemerintah dalam kebijakan publik dikeluarkanya peraturan
METODOLOGI
daerah mengenai pengelolaan kearsipan 1.
dan perpustakaaan kabupaten bengkayang,
Kerangka teori Anderson (dalam waluyo ,2007
dikeluarkannya
peraturan
daerah
ini
publik
memiliki tujuan tertentu yaitu salah satu
sebagai tindakan yang mempunyai tujuan
nya untuk menjalankan tugas dan fungsi
tertentu yang diikuti dan dilaksanakan oleh
dan tata kerja kantor kearsipan dan
seorang pelaku atau sekelompok pelaku
perpustakaaan. Yang nanti nya akan
guna memecahkan suatu masalah tertentu.
digunakan
Kebijakan publik menurut Thomas
kebijakan dan program di bidang kearsipan
;42)
mendefinisikan
kebijakan
Dye
dalam
(dalam subarsono, 2011:2) adalah apapun
daerah
ini
pilihan pemerintah untuk melakukan atau
implementasi
tidak melakukan.
mencapai
proses
merumuskan
dikeluarkan sebagai
tujuan
upaya
sebagiaman
adalah untuk telah
Definisi lain mengenai kebijakan
ditetapkan sebelumnya.Faktor-faktor yang
publik pun ditawarkan oleh Fredrich
mempengaruhi keberhasilan implementasi
(Agustino, 2006 :7) yang mengatakan
suatu kebijakan tersebut dapat digunakan
bahwa kebijakan adalah : serangkaian
sebagai acuan dalam proses evaluasi
/kegiatan yang diusulkan oleh sekelompok
implementasi kebijakan publik, dalam hal
, kelompok, atau pemerintah dalam suatu
ini yaitu implementasi kebijakan mengenai
lingkungan
pengelola kearsipan dan perpustakaan.
tertentu
dimana
terdapat
hambatan hambatan (kesulitan-kesulitan)
Evaluasi
dan
kemungkinan
Muhadjir (Widodo, 2008 :112) merupakan
)
“suatu proses untuk menilai seberapa jauh
kemungkinan
(kesempatan-kesempatan
dimana
kebijakan
publik
menurut
4 Andrew Borneo Pascalis, NIM. E42010044 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
kebijakan
publik
dapat
membuahkan
dan perpustakaan juga.sehingga di dalam
hasil,yaitu dengan membandingkan antara
pengguanaan
deskriptif
hasil yang dipeoleh dengan tujuan dan/atau
menemukan berbagai fakta dan masalah
target kebijakan publik yang ditentukan .
sebenarnya
di
ini
lapangan
yang
dapat
akan
dilaksanakan penelitian sehingga, seorang 2.
peneliti
Metode penelitian Penelitian
ini
menggunakan
penelitian deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan
secara
tersebut
mendapatkan
berupa
gambaran situasi keadaan tentang masalah yang diteliti sebagiamana adanya.
komperehensif
mengenai pengelolaan arsip statis pada Kantor
Kearsipan
dan
Perpustakaan
Daerah Kabupaten Bengkayang. Menurut
HASIL
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN
Rianse dan Abdi (2008:185), “Metode yang
Kantor
memusatkan diri pada pemecahan masalah
Perpustakaaan
aktual yang ada pada masa sekarang.”.
merupakan kantor yang memiliki tugas,
Metode deskriptif ini dipilih sesuai dengan
fungsi,
kebutuhan
penyelenggaraan
Deskriptif
yaitu
suatu
penulis
metode
untuk
membuat
dan
Kearsipan Kabupaten
tanggung
dan
Bengkayang
jawab
kearsipan
dan
deskripsi (gambaran) suatu keadaan, proses
perpustakaan
di
yang terjadi pada masa sekarang terkait
Bengkayang.
Pada
pelaksanaan pengolahan dan preservasi
kantor arsip berfungsi sebagai lembaga
arsip statis pada Kantor Kearsipan dan
kearsipan. Berdasarkan Undang-Undang
Perpustakaan
Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan,
Daerah
Kabupaten
daerah
dalam
bidang
Kabupaten kearsipan,
“Lembaga kearsipan adalah lembaga yang
Bengkayang.
memiliki fungsi, tugas, dan tanggung Penggunaan penelitian deskriptif bertujuan
menggambarkan
fakta-fakta
tentang masalah yang diteliti sebagaimana adanya, memberikan gambaran situasi dan hubungan
antara
fenomena,
membuat
prediksi dan implikasi suatu masalah yang ingin dipecahkan (Nawawi dalam Rianse dan Abdi, 2008:185). Serta mendapatkan
jawab di bidang pengelolaan arsip statis dan pembinaan kearsipan”. Selanjutnya, dijelaskan “Pengelolaan arsip statis adalah proses pengendalian arsip statis secara efisien, efektif, dan sistematis meliputi akuisisi, pemanfaatan,
pengolahan,
preservasi,
pendayagunaan,
dan
pelayanan publik dalam suatu sistem
gambaran tentang pengelolaan kearsipan 5 Andrew Borneo Pascalis, NIM. E42010044 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
kearsipan nasional”. Terkait dengan tugas pokok, fungsi dan tanggung jawabnya,
d. Nilai guna ilmiah dan teknologi 2. Nilai guna sekunder, meliputi:
salah satu kegiatan yang dilakukan oleh
a. Nilai guna kebuktian
kantor
b. Nilai guna internasional.
arpusda
pengolahan
yaitu
melaksanakan
statis.
Sedarmayanti
arsip
(2008:33) mengemukakan,
Adapun peranan arsip menurut Sedarmayanti (2008:43), yaitu :
“Arsip statis adalah arsip yang tidak
a. Alat utama ingatan organisasi.
dipergunakan secara langsung untuk
b. Bahan atau alat pembuktian (bukti
perencanaan,
penyelenggaraan
kehidupan
kebangsaan
pada
umumnya
maupun
untuk
penyelenggaraan
sehari-hari
otentik). c. Bahan
dasar
perencanaan
pengambilan keputusan. d. Barometer kegiatan suatu organisasi
administrasi Negara. Arsip statis ini
mengingat
merupakan
umumnya menghasilkan arsip.
pertanggungjawaban
nasional bagi kegiatan pemerintah dan nilai gunanya penting untuk generasi yang akan datang.”. Meskipun
tidak
administrasi
kebangsaan
dipergunakan
dan
sehari-hari,
e. Bahan
setiap
informasi
kegiatan
kegiatan
pada
ilmiah
lainnya. a. Arsip, kondisi fisik, kurun waktu, dan
secara langsung dalam penyelenggaraan kehidupan
dan
kegiatan
arsip
statis
tersebut masih memiliki nilai guna dan
substansi informasi arsip di instansi yang bersangkutan. b. Membuat Daftar Pertelaan Arsip (DPA) berdasarkan hasil pencatatan. c. Melakukan
penataan
Arsip
sesuai
peran yang penting untuk generasi yang
dengan sistematika Daftar Pertelaan
akan datang. Sedarmayanti (2008:129)
Arsip (DPA).
mendefinisikan, “Nilai guna arsip ialah nilai
arsip
yang
didasarkan
pada
a. Mengelompokkan fisik arsip sesuai nomor urut tetap pada kartu/daftar
kegunaannya bagi kepentingan pengguna
deskripsi
arsip”.
penomoran/label
Selanjutnya,
nilai
dibedakan menjadi : 1. Nilai guna primer, meliputi: a. Nilai guna administrasi b. Nilai guna hukum c. Nilai guna keuangan
guna
arsip
dan
memberikan pada
fisik
(pembungkus) dan boks arsip. b. Membuat
Daftar
Pertelaan
Arsip
Sementara menggunakan formulir DPA. Adapun
pelaksanaan
kegiatan
penataan arsip yang dilakukan oleh Seksi 6
Andrew Borneo Pascalis, NIM. E42010044 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Penilaian dan Pelestarian Arsip yaitu
Seluruh arsip yang ada didalam boks
meliputi rincian kegiatan sebagai berikut :
tersebut
a) Identifikasi arsip;
2009
mendefinisikan,
yang
disesuaikan dengan perihal/subjek yang
Undang-Undang Tahun
direkonstruksi,
Nomor
tentang
43
terkandung di dalam arsip tersebut.
Kearsipan
Setelah dikumpulkan, kemudian arsip
“identifikasi
adalah
tersebut
digabung
menjadi
satu
cara menganalisis fungsi dan tugas
kesatuan dan di bundel. Kegiatan
organisasi dan arsip yang tercipta dari
rekonstruksi ini dilaksanakan untuk
pelaksanaan fungsi dan tugas organisasi
memudahkan
sehingga dapat dikenali arsip-arsip yang
pada tahap selanjutnya. Prosedur Tetap
dinilai
Nomor
vital
bagi
organisasi”.
06
pelaksanaan
Tahun
kegiatan
2009
Berdasarkan hasil observasi peneliti dan
Penyusunan
wawancara kepada Kasi Penilaian dan
Konvensional
Pelestarian Arsip, umumnya arsip yang
mendefinisikan, “Rekonstruksi Arsip
diterima masih dalam keadaan kacau,
adalah kegiatan menata kembali arsip
sehingga harus diidentifikasi terlebih
statis dalam rangka penataan arsip
dahulu.
dengan benar sesuai dengan kaidah-
Kegiatan
identifikasi
yang
dilakukan yaitu berdasarkan pada asal usul dan aturan asli arsip tersebut. Kegiatan identifikasi dilakukan dengan
Inventaris
tentang
Setelah
Tahun
Arsip 1945
kaidah kearsipan yang berlaku”. c) Pendeskripsian arsip ke dalam kartu Fisches (pisis);
cara memilah dan mengumpulkan arsip
Untuk mempermudah di dalam
sesuai dengan unit pengolah/pencipta
penataan arsip, Seksi Penilaian dan
arsip tersebut.
Pelsestarian
b) Merekonstruksi arsip;
sarana bantu berupa kartu pisis (kartu
Arsip yang telah diidentifikasi, selanjutnya rekonstruksi wawancara Penilaian kegiatan
perlu
dilakukan
arsip.
Berdasarkan
peneliti dan
dengan
Pelestarian
rekonstruksi
ini
Kasi Arsip, berupa
deskripsi Nomor
Arsip
arsip). 06
menggunakan
Prosedur
Tahun
Penyusunan
2009
Inventaris
Tetap tentang Arsip
Konvensional Setelah Tahun 1945 mendefinisikan, “Deskripsi Arsip bentuk kertas
kegiatan penataan ulang/penyusunan
adalah
kegiatan
penyusunan
arsip hasil identifikasi yang disesuaikan
kelompok arsip yang akurat dari
dengan asal usulnya dan aturan asli.
suatu unit arsip yang dideskripsi 7
Andrew Borneo Pascalis, NIM. E42010044 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
secara
lengkap
beserta
Arsip yang diterima ini selanjutnya
komponennya pada suatu kartu
didata,
fische (kartu deskripsi) yang telah
mengetahui volume arsip, kondisi fisik,
disiapkan sesuai dengan ketentuan
kurun
yang
terkandung di dalam arsip. Pendataan arsip
berlaku.
Deskripsi
dilakukan
dengan
menggambarkan
informasi
yang
yang
waktu,
dimaksudkan
dan
dilakukan
untuk
informasi
berupa
yang
kegiatan
pemeriksaan terhadap volume arsip (survey
secara menyeluruh dari suatu
volume
arsip yang dituangkan dalam kartu
Berdasarkan wawancara peneliti kepada
dan diberi nomor urut sementara
Kasi Penilaian dan Pelestarian Arsip,
sesuai dengan nomor sementara
kegiatan pendataan arsip yang dilaksanakan
arsipnya.”
pada Seksi Penilaian dan Pelestarian Arsip,
Pengolahan
arsip
arsip)
dan
keadaan
arsip.
merupakan
Pendataan arsip yang dilakukan pada Seksi
kegiatan
terpenting
seluruh
Penilaian dan Pelestarian Arsip dengan
rangkaian
kegiatan dalam manajemen
cara mengukur volume arsip menggunakan
arsip statis. Hasil dari pengolahan adalah
meteran. Pengukuran dilakukan dengan
terciptanya jalan masuk/akses terhadap
cara menyusun arsip yang akan diolah,
arsip dengan wujud sarana temu balik
kemudian diukur panjang, lebar, dan
arsip (finding aids). Sarana temu balik
tingginya. Kegiatan pendataan dilakukan
arsip ini dikenal dengan sebutan senarai
untuk memberikan perkiraan mengenai
arsip,
jumlah sumber daya dan waktu yang
Inventaris
dari
Arsip,
guide,
dan
sebagainya. Sebagai lembaga kearsipan,
diperlukan dalam mengolah arsip tersebut.
kantor arpusda mengelola arsip yang
2) Penataan arsip
berasal dari SKPD yang berada pada
Setelah selesai didata, langkah
pemerintahan daerah kabupaten. Hal ini
selanjutnya adalah melakukan penataan
tentunya menyebabkan volume arsip yang
arsip. Berdasarkan pengamatan peneliti,
dimiliki sangat tinggi.
arsip yang diterima ini terdiri dari berbagai
Pada
Seksi
Penilaian
dan
perihal dan dalam keadaan berantakan,
Pelestarian Arsip, kegiatan pengolahan
sehingga perlu ditata kembali. Arsip yang
arsip yang dilakukan meliputi rangkaian
akan ditata telah dikumpulkan di dalam
kegiatan sebagai berikut:
boks dan telah memiliki petunjuk berupa
1) Pendataan arsip
label boks yang berdasarkan asal usulnya (sistem geografis). 8
Andrew Borneo Pascalis, NIM. E42010044 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Model
Implementasi
kebijakan
dipecahkan . sisi kedua dari
kebijakan
publik menurut Rian Nugroho (2003 :179)
tersebut sudah dirumuskan sesuai dengan
, pada prinsipnya ada ‘empat tepat ‘ yang
karakter maslah yang dipecahkan
perlu dipenuhi dalam hal keefektivan
2.
implementasi
kebijakan
tepat
Aktor Implementasi kebijakan tidak
kebijakan , tepat pelaksananya, tepat target
lah hanya pemerintahan, ada tiga lembaga
,tepat
yang
lingkungan
yakni
Tepat Pelaksanaannya
selama
melakukan
dapat
menjadi
pelaksana
yaitu
penelitian dilokasi.
pemerintah, kerjasama antara pemerintah-
1.
masyarakat /swasta ,atau implementasi
Tepat Kebijakan Tepat yang pertama adalah tepat
kebijakan
yang
kebijakan . pertama , ketepatan kebijakan
(privatization
atau
ini dinilai dari sejumlah mana kebijakan
Kebijakan-kebijakan
yang
telah
memang
bermuatan
memecahkan
diswastawakan contracting yang
out). bersifat
hal-hal
yang
monopoli seperti kartu indentitas penduduk
masalah
yang
,
atau
mempunyai
derajat
politik
hendak dipecahkan . sisi kedua dari
keamanaan yang tinggi seperti pertahanan
kebijakan
dirumuskan
dan keamanan, sebaiknya diselenggarakan
karakter
masalah yang
oleh pemerintah, kebijakan yang bersifat
lihat
permasalahan
memperdayakan
sesuai
tersebut
dengan
dipecahkan.
Di
sudah
masyarakat
seperti
implementasi kebijakan No 17 tahun 2010
penanggulangan kemiskinan, sebaliknya
Harus dilihat tepat kebijakan Sisi ketiga
diselenggarkan
adalah apakah kebijakan dibuat oleh
dengan
lembaga yang mempunyai kewenangan
bertujuan
(misi kelembagaan ) yang sesuai dengan
masyarkat seperti bagaimana perusahaan
karakter
Kantor
dikelola atau dimana pemerintahan tidak
Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten
efektif menyelenggarakan sendiri, seperti
bengkayang di lihat apakah kebijakan
pembangunan
tentang
besar , menengah, dan kecil yang tidak
kebijakan.
pengelolaan
Kepala
kearsipan
telah
masyarakat.
strategis,
pertama adalah tepat kebijakan . pertama ,
masyarakat.
ketepatan
kegiatan
ini
dinilai
dari
bersama
Kebijakan
mengarahkan
berjalan baik atau tidak. Tepat yang
kebijakan
pemerintah
di
kegiataan
industri-industri
sebaiknya
berkala
diserahkan
Didalam kantor
yang
pada
melaksanakan kearsipan
sejumlah mana kebijakan yang telah
perpustakaan
bermuatan
memang
dilihat apakah pengelolaan kearsipan sudah
hendak
berjalan dengan baik atau tidak, maka
memecahkan
hal-hal masalah
yang yang
kabupaten
dan
Bengkayang
9 Andrew Borneo Pascalis, NIM. E42010044 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
terdapat kendala yang ada di dalam
terlalu banyak kebijakan yang tampaknya
melaksanakan
preservasi
baru namun pada prinsipnya mengulang
berdasarkan tepat pelaksanaanya yaitu
kebijakan lama dengan hasil yang tidak
pemerintahan yang menjalankanya.
efektif nya dengan kebijakan sebelumnya.
3.
Seperti kebijakan No 17 tahun 2010
kegiatan
Tepat Target Tepat Ketiga adalah”Tepat Target
tentang pengelolaan dan preservasi Arsip
“.Ketepatan berkenaan dengan tiga hal,
apakah kebijakan ini memang sesuai
pertama, apakah target ya di intervensi
dengan ketepatan target, kebijakan ini
sesuai dengan yang direncanakan , apakah
memang berjalan dan apakah taget yang
tidak
diinginkan ini mendukung dan menolak.
ada
intervensi
tumpang
tindih
lainnya,
dengan
atau
tidak
Maka
dari
itu
peneliti
melakukan
bertentanngan dengan intervensi kebijakan
wawancara kepada kepala bagian hukum
lain. Di Indonesia kebijakan untuk income
dan ortal yang memang berkewenangan di
generating diwarnai dengan banyaknya
dalam membuat peraturan daerah No. 17
kebijakaan pemberian kredit bersubsidi
tahun 2010
oleh berbagai departement yang ahkirinya
4.
overlapping
dan
saling
Tepat Lingkungan
mematikan
Tepat
Keempat
adalah
“Tepat
dilapangan.Kedua, apakah targetnya dalam
lingkungan” Ada dua Lingkungan yang
kondisi yang siap untuk di intervensi
ada paling menentukan yakni lingkungan
atukah tidak. Kesiapan bukan saja dalam
kebijakan adalah dengan interaksi di antara
arti secara alami , namun juga apakah
lembaga perumus kebijakan dan pelaksana
kondisi target ada dalam konflik atau
kebijakan dengan lembaga lain yang
harmoni , dan apakah kondisi target
terkait.
mendukung
menyebutkan sebagai variabel endogen
atau
menolak.
Sosialisasi
Donald
J.Calista
kebijakan pertanian dikawasan konflik
yaitu
tidaklah salah, namun tidak efektif karena
berkenan
prioritas utamanya adalah keselamatan
kebijakan,
nyawa. Pembangunan kawasan industri
berkenaan dengan komposisi jejaring dari
maju
tanpa
berbagai organisasi yang terlibat dengan
menyiapkan masyarakatnya mengahsilkan
kebijakan, baik dari pemerintah maupun
penolakan yang laten seperti kasus kasus di
masyarakat dan implementation sering
papua/ irian jaya . ketiga apakah intervensi
berkenaan dengan posisi tawar menawar
implementasi
antara
dikawasan
terbelakang
kebijakan
sebelumnya
.
authoritative
arrangement
(1994)
yang
dengan kekuatan otoritas dari network
otoritas
composition
yang
yang
mengeluarkan 10
Andrew Borneo Pascalis, NIM. E42010044 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
kebijakan dengan jejaring yang berkenaan
dua macam tipe , pertama adalah tipe
dengan
evaluasi hasil dan kedua evaluasi Proses.
implementasi
memainkan
peran
mengiterpasikan implementasikan Inspektorat untuk
kebijakan.
penting
dalam
kebijakan
dan
kebijakan.
melaksanakan
melihat
tepat
Kantor
pemeriksaan
kebijakan
untuk
berjalan dilihat dari Tepat Lingkungan. Faktor faktor yang mempengaruhi
Evaluasi apakah pelaksanaan yang telah
ditentukan
pelaksanaan
ukuran
suatu
keberhasilan
kebijakan
adalah
kesesuaiaan proses implementasi suatu kebijakan dengan garis petunjuk (guide lines).
Dari
pemaparan
disimpulkan
sebagai
diatas
berikut
dapat bahwa
keberhasilan implemetasi suatu kebijakan
evaluasi ini bukan hanya melihat hasil atau
tersebut dapat digunakan sebagai acuan
dampak saja tetapi dapat pula untuk
dalam
melihat
proses
evaluasi
implementasi
proses
pelaksanaanya
telah
kebijakan publik, dalam hal ini yaitu
berjalan sesuai dengan peraturan berlaku
implemetasi kebijakan mengenai peraturan
atau
daerah.
bagaimana kinerja kebijakan
Evaluasi
kebijakan
menurut
tidak,
sehingga
akan
terlihat tersebut.
Muhadjir (Widodo, 2008:112) merupakan
selain itu dapat pula dilihat dari faktor-
“suatu proses untuk menilai seberapa jauh
faktor yang mempengaruhi keberhasilan
suatu
dapat
suatu implementasi, apakah faktor faktor
dengan
pendukung tersebut telah dipenuhi dengan
kebijakan
membuahkan
publik
hasil,
membandingkan
yaitu
antara
diperoleh dengan tujuan
yang
hasil
yang
baik atau tidak.
dan/atau target
kebijak publik yang ditentukan. Evaluasi
SIMPULAN
kebijakan publik dimaksud untuk untuk
1.
Simpulan
melihat atau mengukur kinerja pelaksanaan suatu
kebijakan
publik...(Widodo,
2008:112). Evaluasi kebijakan publik tidak hanya untuk melihat hasil atau dampak ,
Berdasarkan pada paparan pada Bab
IV,
peneliti
dapat
mengambil
simpulan sebagai berikut : 1. Pengolahan
arsip
pada
Seksi
akan tetapi dapat pula digunakan untuk
Penilaian dan Pelestarian Arsip
melihat
suatu
secara prosedural sudah baik, tetapi
kebijakan yang dilaksanakan (Widodo,
masih ada hambatan terkait masih
2008:122), Masih menurut Widodo bahwa
kurangnya kualitas dan kuantitas
evaluasi kebijakan publik dibedakan dalam
SDM yang dimiliki. Hal ini dapat
proses
pelaksanaan
dilihat dari masih terjadi kesalahan11 Andrew Borneo Pascalis, NIM. E42010044 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
kesalahan dalam pengolahan arsip,
Selain itu, agar keamanan arsip
sehingga
pelaksanaannya
dapat terjaga, dipergunakalah roll
perlu dilakukan pemeriksaan ulang.
o’pact sebagai tempat penyimpanan
Adapun solusi yang diambil yaitu
arsip, serta diajukan anggaran guna
dengan saling mengisi kekurangan
memenuhi segala kebutuhan yang
antara
diperlukan dalam preservasi arsip
dalam
pegawai
dengankondisi
pegawai yang ada saat ini dengan
tersebut.
melakukan komunikasi, koordinasi dan arahan dari pimpinan.
2.
Keterbatasan Penelitian
2. Preservasi arsip yang dilakukan
Didalam melaksanakan penelitian
berupa preservasi prevetif, yang
ini terdapat hambatan dari inspektorat
dilakukan
kabupaten
dengan
membersihkan
ruangan
cara ,arsip,
bengkayang,
bisa
sarsip, enkapsulasi, dan fumigasi..
menyatakaan
Kondisi sarana dan prasarana yang
dikantor
dimiliki
dikarenakan
ini
tidak
dapat
kepala
inspektorat kabupaten bengkayang tidak
memberikan kamperke dalam bok
saat
dari
terbuka
di
dalam
wawancara
permasalahan
kearsipan
dan
bisa
yang
ada
perpustakaan dipbulikasikan.
menjamin keamanan arsip dalam
Keterbatasan lainya adalah ini adalah
jangka
yang
penelitian yang pertama kalinya dilakukan
sarana
oleh penulis sehingga masih terdapat
prasarana ini dapat dilihat dari tidak
banyak kelemahan dan kekurangan dalam
adanya depo, penggunaan rakarsip
penulisan ini skripsi ini.
waktu
panjang.Minimnya
yang terbuka, belum optimalnya penggunaan AC sebagai pengatur suhu
ruangan
.Anggaran
3.
Apresiasi
yang
ucapkan
terima
kasih
banyak
dimiliki masih belum memenuhi
penulis sampaikan kepada seluruh keluarga
kebutuhan yang diperlukan dalam
besar Program Studi Ilmu Pemerintahan,
preservasi arsip. Adapun solusi
Bapak
untuk menghadapi hambatan dalam
Pengasuh,
preservasi arsip saat ini yaitu
Kalimantan Barat dan semua pihak yang
dengan
telah
membersihkan
arsip,
dan
Ibu Badan
membantu
Dosen,
Pengelola,
Diklat
dalam
Provinsi
penyelesaian
memberikan kamper kedalam box
penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih
arsip, enkapsulasi, dan fumigasi.
juga diberikan kepada Pemerintah Provinsi 12
Andrew Borneo Pascalis, NIM. E42010044 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Kalimantan
Barat
dan
Pemerintah
Kabupaten Bengkayang, khususnya Kantor Kearsipan
dan
Perpustakaan
Daerah
Kabupaten Bengkayang.
Suparjati. (2000). Tata Usaha Kearsipan. Kanisius. Yogjakarta.
dan
Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta, Bandung. Rujukan Regulasi
DAFTAR PUSTAKA
Rujukan Buku Amsyah, Zulkifli. (2003). Manajemen Kearsipan. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian. Rineka Cipta, Jakarta. Barthos, Basir. (2009). Manajemen Kearsipan. Bumi Aksara, Jakarta. Gulo, W. (2002). Metodologi Penelitian. Jakarta. Grasindo. Rahayu, Tri Iin dan Ardani, Ardi T. (2004). Observasi dan Wawancara. Malang. Bayumedia Publishing. Rian Nugroho,(2003 :179). Kebijakanpublik. Formulasi, Implementasi, dan evaluasi PT GRAMEDIA : jakarta Rianse, Usman dan Abdi. (2008). Metodelogi Penelitian Sosial dan Ekonomi. Alfabeta, Bandung. Satori, Djam’an dan Komariah, Aan. (2011). Metedologi Penelitian Kualitatif. Alfabeta Bandung. Sedarmayanti. (2008). Tata Kearsipan. Mandar Maju, Bandung. Sukoco, Badri M. (2002). Manajemen Perkantoran Modern. Erlangga, Jakarta.
Keputusan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2000 tentang Standar Penyimpanan Fisik Arsip. Keputusan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2000 tentang Standar Boks Arsip Keputusan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 03 Tahun 2000 tentang Standar Minimal Gedung dan Ruang Penyimpanan Arsip Inaktif. Keputusan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1999 tentang Pedoman Pelaksanaan Akuisisi Nasional Arsip Orde Baru. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 105 Tahun 2004 tentang Pengelolaan Arsip Statis. Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2012 tentang Pedoman Pemusnahan Arsip. Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2005 tentang Pedoman Pendataan, Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen/Arsip Negara Periode Kabinet Gotong Royong dan Kabinet Persatuan Nasional. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan. Prosedur Tetap Nomor 06 Tahun 2009 tentang Penyusunan Inventaris Arsip Konvensional Setelah Tahun 1945. 13
Andrew Borneo Pascalis, NIM. E42010044 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 tahun 2009 tentang Kearsipan
Rujukan Skripsi Ade Kharisma (Prodi Ilmu Pemerintahan 2013) Pengeloaan Kearsipan di Kantor
Camat Tekarang Sambas Kalimantan Barat. Septianti Riyan (Prodi Ilmu Pemerintahan 2013 ) Pengelolaan Kearsipan di Kantor Desa Paloah Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak .
14 Andrew Borneo Pascalis, NIM. E42010044 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat