Implementasi Eliminasi Derau Dengan Metode Tapis FIR Pada Feedback Pengeras Amplifier dan Microphone Berbasis SAM3X8E Dr. Ir. Risanuri Hidayat,M.Sc1, Ir. Oyas Wahyunggoro, M.T., Ph.D2. Staf Pengajar pada Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Indonesia Email:
[email protected],
[email protected]
Irwan Novianto, S.T Program Studi S2 Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Indonesia Email:
[email protected]
Abstrak—Tapis FIR merupakan salah satu tapis digital yang mempunyai unit sample response yang tak terhingga. Struktur tapis FIR selalu stabil dan relatif lebih sederhana jika dibandingkan dengan IIR. Implementasi eliminasi derau menggunakan tapis digital FIR membutuhkan processor yang cepat, serta dukungan memori yang cukup. Dengan microcontroller SAM3X8E ARM Cortex-M3 memiliki komputasi 32bit serta didalamnya terdapat ADC dan DAC, cocok digunakan sebagai media pemroses sinyal digital (DSP). Percobaan pengambilan sampel derau, pada umpan balik speaker merek labtec terhadap microphone, diperoleh derau pada jarak ± 30cm dengan rentang frekuensi 300Hz sampai 450Hz. Hasil implementasi eliminasi derau dengan tapis FIR pada microcontroller SAM3X8E menggunakan jumlah tap 133 serta dengan fungsi jendela yang berbeda-beda, namun pada jendela bartlett diperoleh hasil kurang bagus, masih terdapat derau meskipun dengan magnitude yang rendah. Kata kunci—ARM; FIR; IIR; DSP; SAM3X8E; Eliminasi Derau.
I.
PENDAHULUAN
Derau (noise) adalah suatu sinyal gangguan yang bersifat akustik (suara), elektris, maupun elektronis yang hadir dalam suatu sistem (rangkaian listrik/ elektronika) dalam bentuk gangguan yang bukan merupakan sinyal yang diinginkan [1]. Sumber derau dapat dikelompokkan dalam tiga kategori yaitu, sumber derau intrinsic yang muncul dari fluktuasi acak di dalam suatu sistem fisik seperti thermal dan shot noise. Sumber derau buatan manusia seperti motor, switch, elektronika digital. Derau karena gangguan alamiah seperti petir dan bintik matahari. Tapis (tapis) merupakan piranti yang dapat berupa perangkat lunak (software) atau perangkat keras (hardware) yang diterapkan pada suatu isyarat atau data bercampur derau dengan tujuan mendapatkan isyarat atau data asli [2]. Tapis berdasarkan tanggapan impuls-nya dibedakan menjadi tapis FIR (finite impulse response) yaitu tanggapan impuls terhingga dan tapis IIR (infinite impluse response) yaitu tanggapan impuls tak terhingga. Tapis FIR memerlukan metode penjendelaan (windowing) dalam realisasinya.
Saat ini banyak penelitian yang mengulas tentang implementasi tapis digital baik itu dengan perangkat lunak maupun perangkat keras, namun dari penelitian dengan menggunakan perangkat keras kebanyakan menggunaka FPGA, sedangkan penggunaan microcontroller sangat jarang. Penelitian yang berfokus pada perangkat keras microcontroller tidak bisa lepas dari optimasi dan efisiensi penggunaan resources hal ini dikarenakan hal ini dikarenakan terbatasnya sumber daya atau resources yang tersedia didalam microcontroller. Jadi harus dicari teknik dan metode implementasi yang optimal dan efisien dalam penggunaan resources dan juga mampu memberikan hasil komputasi yang benar. Salah satu penelitian implementasi tapis digital FIR berbasis FPGA oleh Kuc, Roman [5], bahwa tapis digital diimplementasikan sebagai suatu runtun instruksi pada sebuah komputer, yang dapat diubah dengan editor. Pada implementasi tapis digital secara hardware, koefisien pengali disimpan dalam ROM (read only memory) yang dapat diubah apabila tapis dimodifikasi. Pada penelitian ini disebutkan juga bahwa sinyal masukkan x(t) dilewatkan pada ADC (analog to digital converter) untuk menghasilkan runtun masukkan waktu diskrit x(n), kemudian masukkan diskrit x(n) akan diproses oleh tapis digital yang di implementasikan dengan perangkat keras kegunaan khusus untuk menghasilkan runtun keluaran y(n), yang akhirnya sebuah DAC (digital to analog converter) diperlukan untuk merekonstruksi sinyal keluaran diskrit y(n) menjadi sinyal analog kembali y(t). Jika kita mengikuti kegiatan ibadah di masjid atau kegiatan acara yang berada pada ruangan, dimana dalam acara tersebut menggunakan pengeras suara amplifier dan microphone, sesekali pasti kita akan jumpai derau yang sangat mengganggu telinga. Umumnya guna mengatasi derau yang dihasilkan dari feedback amplifier dan microphone ini, pengguna microphone akan menggerak-gerakkan microphone untuk menjauhi pengeras suara amplifier, atau operator akan menghampiri amplifier guna menurunkan volume amplifier tersebut. Pada penelitian ini gambaran umum adalah merancang eliminasi derau yang dihasilkan oleh feedback (umpan balik)
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATi) 2016 Yogyakarta, 6 Agustus 2016 D-6
ISSN: 1907 – 5022
dari pengeras amplifier terhadap microphone dengan tapis digital FIR menggunakan microcontroller SAM3X8E. Dimana proses awal dengan mengamati pola atau bentuk dari derau yang dihasilkan oleh feedback pengeras suara amplifier, dengan cara mendekatkan microphone dengan pengeras amplifier hingga diperoleh derau dengan bantuan matlab. Dengan simulasi matlab maka dilakukan eliminasi derau menggunakan tapis digital FIR. Kemudian hasil simulasi tadi dilakukan implementasi tapis digital FIR menggunakan microcontroller SAM3X8E. II.
DASAR TEORI
A. Pengolahan sinyal digital Pengolahan sinyal merupakan suatu operasi metematik untuk mengolah atau memproses sinyal menjadi informasi yang berguna (data). Informasi merupakan hasil pengolahan dari sinyal yang mempunyai daya guna. Pada dasarnya sinyal digital merupakan representasi diskrit, karena pengolahannya memerlukan komputer atau microcontroller.
FIR dapat didesain agar memiliki suatu response fase linier yang sangat dibutuhkan untuk beberapa aplikasi. Karakteristik dasar dari tapis FIR[3] sebagai berikut: N 1
y(n) =
(1)
h( k ) x ( n k ) k =0 N 1
H ( z) =
h(k ) z
k
(2)
k =0
dimana : h(k), k = 0, 1....N-1 adalah koefisien respon impuls filter. y(n) adalah sinyal keluaran tapis. H(z) adalah transfer function tapis. N adalah panjang tapis. Struktur tapis FIR[7] pada Gambar 2 berikut ini.
Sinyal dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu sinyal analog (continue) dan sinyal diskrit (digital). Di alam kebanyakan sinyal ditemukan dalam bentuk sinyal analog. Untuk itu, diperlukan pengolahan sinyal dari sinyal analog menjadi sinyal digital. Analog IN
Anti aliasing tapis
Sample & hold
ADC
DSP
Gambar 2. Struktur Transfersal Tapis FIR
Maka persamaanya[7] menjadi: Analog OUT
Analog tapis (reconstruction)
DAC
Gambar 1. Proses sinyal digital pada perangkat keras[6]
Pada Gambar 1 diatas analog in berupa sinyal analog. Anti aliansing tapis berupa LPF (low pass tapis) yang berfungsi sebagai penghilang frekuensi derau yang dihasilkan oleh perangkat input, seperti dari microphone. Rangkaian anti aliasing tapis ini berupa rangkaian analog RLC dengan penguat operasi (Op-amp). Sinyal analog yang sudah di tapis akan di sampling dengan rangkaian sample & hold menjadi sinyal diskrit yang keluarannya berupa pulsa-pulsa dengan amplitudo tertentu. sinyal ini akan diberikan pada ADC untuk dihasilkan berupa kode-kode biner. Kode-kode biner ini akan masuk ke proses DSP (digital signal processing)[8]. Keluaran dari DSP melalui DAC berupa sinyal tangga (step), kemudian masuk ke rangkaian analog tapis reconstruction agar didapatkan sinyal analog yang baik. B. Tapis FIR Tapis FIR (Finite Impulse Response) merupakan salah satu tapis digital yang mempunyai unit sample response yang tak terhingga. Struktur tapis FIR selalu stabil dan relatif lebih sederhana dibandingkan dengan struktur IIR, selain itu tapis
y(n) = b0 x(n) + b1x(n 1) + b2 x(n 2) + .....b(n) x(n k ) (3) C. Tapis FIR dengan metode jendela Persoalan yang diperlukan pada perancangan tapis digital FIR adalah menentukan panjang tapis yang memenuhi syarat, dimana sinyal informasi yang ditapis tidak bekerja pada daerah osilasi. Karena bila bekerja pada osilasi, sinyal masukan akan menjadi osilasi pula. Salah satu metode agar tidak bekerja pada daerah osilasi adalah mengalikan sinyal dari perancangan metode langsung dengan suatu fungsi tertentu (fungsi window). Proses ini dikenal dengan metode window. Proses perkalian dapat dilihat di persamaan[12] (4).
h(n) = hd (n)* w(n) Dimana:
(4)
h(n) adalah unit response sample filter digital FIR.
()
hd n adalah unit response sample yang diperoleh dari metode langsung.
w(n) adalah fungsi window yang digunakan. Lihat pada Tabel 1.
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATi) 2016 Yogyakarta, 6 Agustus 2016 D-7
ISSN: 1907 – 5022
Tapis metode langsung mengisyaratkan bahwa semua sinyal yang memiliki komponen frekuensi dibawah nilai cuf-off harus dilewatkan dan semua komponen frekuensi diatas frekuensi cutoff harus di-reject. Tanggapan impulse pada tapis ideal[12] dapat dinyatakan sebagai :
hd (n ) =
1 2
wc
H d (e jw )e jw dw
(5)
wc
Dengan nilai amplitudo
H d (e) jw = G = 1 maka akan
diperoleh persamaan[12]:
hd (n ) = hd (n ) = Dengan:
c
1 2 sin (
wc
1.e jw dw = wc
e jwcn e jwcn j2 2
Perangkat Mikrokontroler SAM3X8E beroperasi pada 1.62 Volt ke 3.6 volt sehingga hemat daya, serta memiliki tiga mode daya rendah software yang bisa dipilih yaitu sleep, wait dan backup. pada mode sleep prosesor dihentikan sementara fungsi lainnya tetap berjalan. Pada mode wait semua fungsi clock dihentikan dan fungsi beberapa peripheral dapat dikonfigurasi untuk bangun sistem berdasarkan kondisi yang telah ditetapkan. dalam mode backup hanya fungsi RTC, RTT, and wake-up logic yang berjalan. Arsitektur mikrokontroler SAM3X8E dirancang untuk mempertahankan Secara khusus transfer data berkecepatan tinggi. Ini termasuk matriks bus multi-layer serta beberapa bank SRAM, PDC dan DMA saluran memungkinkan untuk menjalankan tugas secara paralel dan memaksimalkan data.
(6)
w sin wc n c n) = c n nwc
III.
PERANCANGAN SISTEM
Perancangan sistem merupakan tahap yang penting dalam proses perancangan implementasi alat. Perancangan bertujuan agar dalam pembuatannya dapat berjalan secara sistematis, terstruktur dan rapi sehingga hasil implementasi alat dapat berjalan sesuai dengan apa yang dikehendaki. Secara umum diagram blok perancangan implementasi elimiasi derau seperti Gambar 3 di bawah ini.
adalah frekuensi cut-off, dengan
n adalah index nilai sampel waktu diskrit. TABEL 1. FUNGSI JENDELA[6] (NON CAUSAL)
Penguat amplifier
D. Microcontroller SAM3X8E Fungsi jendela
Fungsi jendela
Rectangular
N 1 w R (n ) = 2 0, lainnya
Bartlett
Hanning
Pre-Amp
L
1,0 n
2n N 1 ,0 n N 1 2 2n N 1 wB (n ) = 2 , n N 1 2 0, lainnya
wHan (n ) =
0.5 + 0.5 cos
Mikrokontrol er SAM3X8E
2. .n ,0 n N 1
N 1 2
wHam (n) =
2. .n ,0 n N 1
N 1 2
0.54 + 0.46 cos
Tapis Anti Aliasing
Gambar 3. Diagram blok perancangan implementasi elimiasi derau
N 1
0, lainnya
Hamming
Mic
speaker
Pada perancangan eliminasi derau tahap pertama yaitu mendapatkan derau hasil umpan balik dari pengeras amplifier terhadap microphone. Seperti Gambar 3 yang ditandai dengan huruf “L”, dimana untuk mendapatkan derau yaitu dengan menaruh microphone sejajar dengan speaker kemudian diatur jarak antara microphone dengan speaker tersebut sehingga diperoleh derau yang dihasilkan. Dalam memudahkan penelitian proses perekaman data darau dengan menggunakan matlab.
0, lainnya
Balckman wBl (n) =
0.42 + 0.5 cos
2. .n 4. .n N 1 + 0.08cos ,0 n N 1 N 1 2
0, lainnya
Microcontroller SAM3X8E adalah mikrokontroler yang memiliki kinerja tinggi 32bit RISC-M3 ARM buatan Atmel. mikrokontroler ini beroperasi pada kecepatan maksimum 84MHz dan memiliki memori flash sebesar 512Kbyte dan 96Kbyte SRAM. pada mikrokontroler ini didalamnya juga terdapat fitur High Speed USB Host dan port device. mikrokontroler SAM3X8E memiliki port digital I/O sebanyak 54 pin, dengan 12 pin untuk port PWM. ADC pada mikrokontroler SAM3X8E sebanyak 12 pin serta DAC sebanyak 2 pin[4].
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATi) 2016 Yogyakarta, 6 Agustus 2016 D-8
Gambar 4. Bentuk perancangan implementasi elimiasi derau.
ISSN: 1907 – 5022
A. Tapis anti aliasing Anti-aliasing berarti menghilangkan komponen sinyal yang memiliki frekuensi lebih tinggi dari yang dapat diterima oleh alat perekam (sampling). Jika perekaman dilakukan tanpa menghilangkan bagian sinyal ini, maka dapat menyebabkan derau (noise). Sebuah realisasi filter anti-aliasing biasanya akan baik mengizinkan beberapa aliasing terjadi atau menipiskan beberapa frekuensi di-band dekat dengan batas Nyquist[10]. Untuk alasan ini, banyak sistem praktis sampel yang lebih tinggi dari yang dibutuhkan untuk memastikan bahwa semua frekuensi yang menarik dapat direkonstruksi, praktik yang disebut oversampling.
Mulai
• Tentukan Tap tapis (n)=N-1 • hitung h(n), koefisien respon impuls simpan dalam index variabel
• Aktifkan timer counter • Aktifkan dan ambil data ADC
T Apakah data x[n] <= n
Y Kalikan data dengan koefisien respon impuls h[n]*x[n]
Gambar 5. Rangkaian anti aliasing. Tampung data hasil perkalian dalam bentuk index y[n] dan di jumlahkan
Rangkaian tapis anti aliasing seperti Gambar 5 di atas berisi komponen pasif yaitu resistor dan kapasitor serta komponen aktif berupa penguat operasi (Op-amp). Pada prinsipnya rangkaian anti aliasing prinsip dasar penguat inverting, dimana untuk menetukan frekuensi cutt-off[11] yaitu:
fc =
1 2 .R4 .C 2
T Apakah y[n] = n
(7)
Y Kirim y[n] ke DAC
Tegangan operasi ADC pada mikrokontroler SAM3X8E bekerja pada tegangan 3,3 volt, maka data dari rangkaian anti aliasing harus di turunkan dahulu sebelum ke ADC, seperti gambar 4 diatas persamaannya[11] adalah:
Vout =
R8 x3,3V R7 + R8
Berhenti
(8)
B. Implementasi penapisan derau Implementasi penapisan derau adalah menerapkan teori tapis FIR ke dalam mikrokontroler SAM3X8E. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam implementasi penapisan derau ini yaitu tentang keterbatasan alokasi memori yang dimiliki oleh mikrokontroler SAM3X8E, sehingga dalam perancangan pemrograman harus diperhatikan dalam penggunaan tipe variabel serta perhitungan yang tidak terlalu rumit sehingga dapat mengurangi pemakaian alokasi memori. Berdasarkan persamaan baku pada persamaan (1) diatas maka dapat dibuat diagram alir program dari implementasi penapisan derau sebagai berikut.
Gambar 6. Rangkaian anti aliasing.
Berdasarkan Gambar 6 diagram alir diatas maka dapat di implemenatasi tapis digital FIR dalam mikrokontroler SAM3X8E, maka program tapis FIR sebagai berikut: y=0 input data x[n_pointer] Do for semua tap y = y + h[n]*(x_pointer) tambahkan x_pointer dan tutup samapai if > N End Do Keluarkan y ke DAC Kurangi n_pinter dan tutup sampai if < 0 IV.
PENGUJIAN DAN ANALISA
A. Pengambilan sampel data derau Pengambilan sampel data derau yaitu dengan menaruh microphone tepat didepan speaker amplifier kemudian digesergeser sampai mendapat data derau.
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATi) 2016 Yogyakarta, 6 Agustus 2016 D-9
ISSN: 1907 – 5022
Gambar 9. Hasil pengujian pada fungsi jendela rectangular.
Gambar 7. Pengambilan sampel data derau.
Pada percobaan kami menggunakan speaker amplifier merek labtec seri LCS-1050 dengan daya power amplifier maksimal 2 watt. Diperoleh hasil derau umpan balik antara speaker dengan microphone pada jarak sekitar ±30cm, dengan rentang frekuensi derau 300 Hz sampai 450 Hz.
2) Implementasi pada fungsi jendela Bartlett. Pada pengujian fungsi jendela Bartlett diperoleh hasil kurang begitu bagus dikarenakan derau masih muncul meskipun dengan magnitude yang rendah, seperti pada Gambar 10.
Gambar 10. Hasil pengujian pada fungsi jendela bartlett.
Gambar 8. Hasil sampel data derau.
B. Pengujian implementasi dengan fungsi jendela Pengujian implementasi eliminasi derau menggunakan tapis FIR pada mikrokontroler SAM3X8E yaitu mengolah data sampel derau diatas untuk dilakukan proses penapisan menggunakan tapis FIR, pada rentang frekuensi derau 300 Hz sampai 450 Hz dengan menggunakan tapis bandstop, serta fungsi jendela yang berbeda. Pada percobaan fungsi jendela yang digunakan yaitu Rectangular, Bartlett, Hanning, Hamming, Balckman. Pada percoban ini jumlah tap yang digunakan n = 133. Berdasarkan persamaan 3 maka persamaannya menjadi:
y[n] = h[0]x[n] + h[1]x[n 1] + h[2]x[n 2] +
h[3]x[n 3] + .... + h[132]x[132]
3) Implementasi pada fungsi jendela Hanning. Pada pengujian fungsi jendela Hanning diperoleh hasil lebih bagus jika dibandingkan dengan fungsi jendela Bartlett.
(9 )
1) Implementasi pada fungsi jendela Rectangular. Pada pengujian fungsi jendela rectangular diperoleh hasil cukup bagus meskipun masih ada derau sedikit dengan magnitude yang kecil, seperti pada Gambar 9. Pada gambar bagian atas adalah sinyal sebelum di ditapis, untuk gambar di bawahnya adalah setelah ditapis.
Gambar 11. Hasil pengujian pada fungsi jendela hanning.
4) Implementasi pada fungsi jendela Hamming. Pada pengujian fungsi jendela Hamming diperoleh hasil sama dengan fungsi jendela hanning dan lebih bagus jika dibandingkan dengan fungsi jendela Bartlett.
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATi) 2016 Yogyakarta, 6 Agustus 2016 D-10
ISSN: 1907 – 5022
dan jendela blackman diperoleh hasil kurang bagus karena masih terdapat derau meskipun dengan magnitude yang rendah. VI.
SARAN
Penelitian yang berkelanjutan dengan modal dasar ini perlu terus dikembangkan antara lain untuk mengimplementasikan agoritma lain. Serta perlu penelitian lanjut dengan menggunakan speaker power amplifier dengan daya yang lebih besar agar dapat diperoleh data-data derau yang bervariasi. Gambar 12. Hasil pengujian pada fungsi jendela hamming.
5) Implementasi pada fungsi jendela Balckman. Pada pengujian fungsi jendela Balckman diperoleh hasil hampir sama dan lebih bagus jika dibandingkan dengan fungsi jendela Bartlett.
Gambar 13. Hasil pengujian pada fungsi jendela balckman.
V.
KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa, pertama derau yang dihasilkan pada umpan balik speaker merek labtec terhadap microphone pada jarak ± 30cm dengan rentang frekuensi 300Hz sampai 450Hz. Kedua proses implementasi alat pada microcontroller SAM3X8E menggunakan jumlah tap 133 dengan beberapa fungsi jendela, bahwa fungsi jendela bartlett
DAFTAR PUSTAKA [1] [2]
(2016) Derau. [Online]. Available: https://id.wikipedia.org/wiki/Derau Bambang Dwi Sanyata, “Analisis perbandingan penghilangan derau pada isyarat suara dengan tapis adaptif menggunakan algoritma LMS dan RLS”, Tesis, Teknik Elektro UGM, Yogyakarta, 2006. [3] Denny Dermawan, “Implementasi tapis digital finite impulse response (FIR) berbasis FPGA (Field Programmable Gate Arrays)”, Tesis, Teknik Elektro UGM, Yogyakarta, 2009. [4] “SAM3X / SAM3A Series data sheet”, Atmel, San Jose, California. [5] Kuc, Roman, Introduction to digital signal processing, McGraw-Hill Book Company, 1982. [6] Harlianto Tanudjaja, “Pengolahan sinyal digital & sistem pemrosesan sinyal”, ANDI Yogyakarta, Yogyakarta, 2007. [7] Dogan Ibrahim, “Practical digital signal processing using microcontrollers”, Elector International Media BV, United Kingdom, 2013. [8] Gafar A, “perancangan tapis digital FIR pelewat rendah dengan penjendelaan balckman berbasis FPGA”, Teknik elektro UGM, Yogyakarta, 2002. [9] (2016) Labtec LCS-1050 Spin 50 2-Piece Computer Speakers. [Online]. Available: http://www.amazon.com/Labtec-LCS-1050-2-PieceComputer-Speakers/dp/B00004SUG7 [10] El-Tarhuni , M.G. , Sheikh A.U., Application of Adaptive Tapising to Direct-Sequence Spread-Spectrum Code Acquisition, Wireless Personal Communications, 8:185-204, 1998. [11] Wasito s, “vedemekum Elektronika edisi kedua”, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2001. [12] R.H Sianipar, I.K Wiryajati, M. Irwan, “Pemroses Sinyal Digial”, Andi Yogyakarta, Yogyakarta, 2012.
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATi) 2016 Yogyakarta, 6 Agustus 2016 D-11
ISSN: 1907 – 5022