IMPLEMENTASI DAN ANALISIS KINERJA SWITCH OPENFLOW DAN SWITCH KONVENSIONAL PADA JARINGAN KOMPUTER
AMRUN HAKIM
DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Implementasi dan Analisis Kinerja Switch OpenFlow dan Switch Konvensional pada Jaringan Komputer adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Agustus 2014 Amrun Hakim NIM G64090044
ABSTRAK AMRUN HAKIM. Implementasi dan Analisis Kinerja Switch OpenFlow dan Switch Konvensional pada Jaringan Komputer. Dibimbing oleh HERU SUKOCO. OpenFlow merupakan teknologi baru pada jaringan komputer, khususnya teknologi switching. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengimplementasikan dan melakukan analisis kinerja terhadap switch OpenFlow dan switch konvensional pada jaringan komputer. Metode pengukuran kinerja kedua switch menggunakan nilai maksimum bandwidth. Bandwidth diukur terhadap paket UDP dengan default port 5001 pada pengujian berurut dari 10-100 Mbps.Pengambilan data dilakukan selama 10 kali pengukuran tiap satu skenario pengujian. Tiap skenario pengujian dilakukan pengulangan sebanyak 5 kali agar data yang dihasilkan lebih valid. Hasil penelitian menunjukkan switch OpenFlow memiliki nilai rataan bandwidth switch OpenFlow sebesar 37.14 Mbps dan pada switch konvensional sebesar 31.97 Mbps. Nilai rataan jitter pada switch OpenFlow sebesar 0.253 ms dan pada switch konvensional sebesar 0.309 ms. Nilai rataan datagram loss pada switch OpenFlow sebesar 0.10% dan nilai datagram loss pada switch konvensional sebesar 0.40%. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, switch OpenFlow memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan switch konvensional. Kata kunci: bandwidth, datagram loss, jitter, switch konvensional, switch OpenFlow
ABSTRACT AMRUN HAKIM. Implementation and Performance Analysis of OpenFlow Switch and Conventional Switch in Computer Networking. Supervised by HERU SUKOCO. OpenFlow is a new technology on computer networks, especially switching technology. The purpose of this study is to implement and analyze the performance of OpenFlow switch and conventional switch on the computer network. The maximum bandwidth value was used as the method for measuring the performance of the two switches. Bandwidth was measured on the default port UDP packets 5001 with values between 10-100 Mbps. Data collection was performed 10 times for each of the test scenarios. Each test scenario was repeated 5 times so that the data generated is valid. The results showed that the bandwidth average value of OpenFlow switch was 37.14 Mbps and conventional switch was 31.97 Mbps. The average value of jitter was 0.253 ms for OpenFlow switch and 0.309 ms for conventional switch. Datagram loss in OpenFlow switch value was 0.10% and in conventional switch was 0.40%.It can be concluded that OpenFlow switch have better performance than the conventional switch. Keywords: bandwidth, datagram loss, jitter, conventional switch, OpenFlow switch
IMPLEMENTASI DAN ANALISIS KINERJA SWITCH OPENFLOW DAN SWITCH KONVENSIONAL PADA JARINGAN KOMPUTER
AMRUN HAKIM
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komputer pada Departemen Ilmu Komputer
DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
Penguji: 1 Ir Sri Wahjuni, MT 2 Endang Purnama Giri, SKom MKom
Judul Skripsi : Implementasi dan Analisis Kinerja Switch OpenFlow dan switch Konvensional pada Jaringan Komputer Nama : Amrun Hakim NIM : G64090044
Disetujui oleh
DrEng Heru Sukoco, SSi MT Pembimbing
Diketahui oleh
Dr Ir Agus Buono, MSi MKom Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Implementasi dan Analisis Kinerja Switch OpenFlow dan Switch Konvensional pada Jaringan Komputer. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Terima kasih Penulis ucapkan kepada Bapak DrEng Heru Sukoco, SSi MT selaku pembimbing, serta Bapak Endang Purnama Giri, SKom MKom dan Ibu Ir Sri Wahjuni, MT selaku penguji yang telah memberikan banyak masukan kepada Penulis dalam penyusunan skripsi ini. Selanjutnya penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1 Bapak, ibu, dan seluruh keluarga atas do’a dan dukungannya demi kelancaran dan keberhasilan masa studi Penulis. 2 Teman-teman satu Lab NCC. 3 Teman-teman mahasiswa Ilmu Komputer, terutama yang sukarela hadir di mini-conference Penulis. 4 Kepada semua pihak yang telah membantu Penulis dalam penyusunan skripsi ini. Semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat.
Bogor, Agustus 2014 Amrun Hakim
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vi
PENDAHULUAN Latar Belakang
1 1
Perumusan Masalah
1
Tujuan Penelitian
1
Manfaat Penelitian
2
Ruang Lingkup Penelitian
2
TINJAUAN PUSTAKA METODE Studi Pustaka
2 5 5
Analisis Masalah
5
Perancangan
6
Penyusunan Skenario Simulasi
6
Skenario Pengujian
7
Analisis Hasil
8
HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Hasil SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA RIWAYAT HIDUP
9 9 16 16 16 16 23
DAFTAR TABEL 1 2 3 4 5 6 7 8
Nilai throughput switch OpenFlow Nilai bandwidth switch konvensional Nilai rata-rata jitter switch OpenFlow Nilai rata-rata jitter switch konvensional Nilai rata-rata delay switch OpenFlow Nilai rata-rata delay switch konvensional Nilai rataan datagram loss switch OpenFlow Nilai rata-rata datagram loss switch OpenFlow
10 11 12 12 13 14 15 15
DAFTAR GAMBAR 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
OpenFlow switch Arsitektur Open vSwitch Metode penelitian Perancangan Penempatan node Skenario pengujian 1 (switch OpenFlow) Skenario pengujian 2 (switch konvensional) Grafik perbandingan throughput switch OpenFlow dan Konvensional Grafik perbandingan jitter switch OpenFlow dan Konvensional Grafik perbandingan delay switch OpenFlow dan Konvensional Grafik perbandingan datagram loss switch OpenFlow dan Konvensional
3 4 5 6 6 7 8 10 11 13 14
DAFTAR LAMPIRAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Instalasi dan konfigurasi Floodlight Controller Instalasi dan konfigurasi Open vSwitch Throughput switch OpenFlow Throughput switch Konvensional Jitter switch OpenFlow Jitter switch Konvensional Delay switch OpenFlow Delay switch Konvensional Datagram loss switch OpenFlow Datagram loss switch Konvensional
19 20 21 21 21 21 22 22 22 22
PENDAHULUAN Latar Belakang Jumlah pengguna jaringan internet di Indonesia bahkan di seluruh dunia semakin hari semakin bertambah. Jumlah pengguna jaringan internet di Indonesia sendiri pada tahun 2013 lalu mencapai 71.19 juta (APJII 2014). Banyak kegiatan yang memanfaatkan penggunaan jaringan komputer, seperti: berselancar di internet, mempromosikan produk, dan mengirim data. Hal ini menunjukkan bahwa jaringan komputer sangat bermanfaat guna menunjang kegiatan kita seharihari. Oleh karena itu, jaringan komputer yang bisa diprogram secara bebas sangat diperlukan (Yik 2012). Perangkat jaringan komersial yang beredar di pasaran saat ini, seperti switch ethernet dan router, fungsi-fungsinya tidak bisa dimodifikasi ataupun diperluas. Oleh karena itu, jika suatu paket data ditransmisikan melalui sebuah switch atau router ke titik lain maka pengiriman data tersebut akan dibatasi oleh fungsionalitas yang telah ditetapkan oleh vendor. Topik teknologi jaringan komputer yang sedang hangat diteliti yaitu software defined networking (SDN). SDN macamnya banyak, salah satunya yaitu OpenFlow. Implementasi OpenFlow pada jaringan komputer adalah sebuah metode atau cara yang dilakukan oleh para peneliti untuk melakukan penelitan tentang protokol switch agar fungsi-fungsi switch bisa dimodifikasi atau diperluas tergantung tujuan yang ingin dikembangkan. OpenFlow menyediakan sebuah open protocol di mana kita dapat memprogram ulang flow table dengan mudah. Banyak vendor yang telah menerapkan protokol OpenFlow pada perangkat switch mereka, di antaranya: Alcatel-Lucent, Big Switch Networks, Cisco, NEC, dan Dell Force10. Perumusan Masalah Saat ini jaringan komputer mempunyai peran yang penting dalam kegiatan komunikasi maupun bisnis. Oleh karena itu, administrator jaringan harus memastikan jaringan berjalan normal secara berkesinambungan. Berkaitan dengan hal tersebut, peneliti perlu proses pengujian protokol jaringan yang bisa menjadi solusi permasalahan tersebut. Berdasarkan permasalahan inilah, muncul istilah programmable networks yang bisa memecahkan permasalahan tersebut. Teknologi OpenFlow memungkinkan administrator jaringan untuk memprogram fungsi-fungsi perangkat jaringan yang sesuai dengan keinginan mereka. Teknologi OpenFlow bisa mengidentifikasi aliran traffic yang berbedabeda dalam satu perangkat. Teknologi ini juga bisa memvirtualisasikan jaringan tersebut ke dalam aliran-aliran dimana tidak ada interferensi di antara traffic yang sedang berjalan. Penelitian ini dilakukan guna mengukur kinerja switch OpenFlow dan switch konvensional pada jaringan komputer. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1 Menerapkan konsep teknologi OpenFlow pada jaringan komputer.
2
2 Membandingkan kinerja switch OpenFlow dan switch konvensional. 3 Menghubungkan OpenFlow dengan jaringan IPB. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah bisa memberikan gambaran mengenai penerapan konsep teknologi OpenFlow. Ruang Lingkup Penelitian 1 2 3 4
Ruang lingkup penelitian ini adalah : Penelitian ini dilakukan pada jaringan berkabel. Hanya memperhatikan kinerja dari switch OpenFlow dan Switch konvensional. Objek penelitian ini ialah Floodlight Controller, Open vSwitch, Switch TPLink, dan host. Analisis traffic terhadap parameter: throughput, jitter, delay, dan datagram loss.
TINJAUAN PUSTAKA Teknologi OpenFlow OpenFlow adalah sebuah standar terbuka yang memungkinkan peneliti untuk menjalankan eksperimen protokol dalam jaringan yang biasa kita pakai sehari-hari. Pada router klasik, data plane dan control plane terletak dalam perangkat yang sama. Tetapi pada OpenFlow switch, kedua fungsi ini dipisahkan. Bagian data plane tetap berada dalam switch, sementara control plane dipindahkan ke controller yang terpisah. OpenFlow switch dan controller tersebut berkomunikasi menggunakan protokol OpenFlow yang berisi pesan-pesan yang sudah terdefinisi sebelumnya. Data plane dari OpenFlow switch memperlihatkan clean flow table abstraction dimana setiap flow entry terdiri dari satu set paket field untuk dicocokkan, counters untuk menyimpan aliran statistik dan sebuah aksi yang akan diberikan ketika terjadi kecocokan paket dengan field tersebut. Ketika switch menerima paket yang tidak didefinisikan dalam flow entry, switch akan meneruskan informasi tentang paket tersebut ke controller, kemudian controller akan memutuskan bagaimana untuk memproses paket tersebut. Paket dapat dibuang atau controller dapat menginstal flow entry pada switch, sehingga switch bisa menangani paket-paket yang sama selanjutnya (Anthony dan Mulyana 2012). OpenFlow Switch OpenFlow switch berkomunikasi dengan controller melalui protokol OpenFlow. OpenFlow switch terdiri dari tiga bagian: a Flow Table OpenFlow Switch terdiri dari satu atau lebih flow table yang berfungsi untuk memproses paket yang datang.
3
b Secure Channel Secure channel merupakan sebuah interface yang menghubungkan OpenFlow switch dan controller. Melalui interface tersebut, controller bisa saling mengirim pesan dengan OpenFlow switch guna melakukan konfigurasi terhadap switch tersebut. c OpenFlow Protocol OpenFlow protocol menyediakan sebuah cara yang bersifat terbuka dan standar untuk bisa berkomunikasi dengan OpenFlow switch. Protokol OpenFlow memungkinkan sebuah controller logis terpusat bisa menangani aliran paket yang berasal dari switch (Kumar et al. 2012).
Data Exchange
Data Exchange
Gambar 1 OpenFlow switch (sumber: openflow.org) OpenFlow Controller OpenFlow Controller merupakan sebuah perangkat lunak yang bertugas mengelola flow control pada lingkungan SDN, memformulasikan aliran paket, mengontrol path, dan mengatur kerja OpenFlow switch melalui protokol OpenFlow. OpenFlow controller berfungsi sebagai pengendali untuk jaringan. Semua komunikasi data antara aplikasi dan perangkat jaringan harus melalui OpenFlow controller. Controller menggunakan protokol OpenFlow untuk melakukan konfigurasi perangkat jaringan dan memilih jalur terbaik untuk lalu lintas pertukaran data. Controller diimplementasikan dalam perangkat jaringan sehingga lalu lintas jaringan dapat dikelola lebih mudah dan fleksibel. Salah satu controller yang familiar dan banyak digunakan yaitu Floodlight controller. Flodlight merupakan OpenFlow controller berbasis Java. Floodlight dirilis di
4
bawah lisensi Apache 2.0. Floodlight dirintis oleh Stanford University dan UC Berkeley. Konfigurasi Floodlight controller dapat dilihat pada Lampiran 1. Open vSwitch Open vSwitch adalah sebuah virtual switch yang bersifat terbuka dan berlisensi di bawah Apache 2.0. Open vSwitch dirancang untuk memungkinkan otomatisasi penggunaan jaringan yang besar melalui program ekstensi, dimana Open vSwitch masih mendukung beberapa protokol-protokol dan interfaceinterface standar. Implementasi OpenFlow switch bisa menggunakan Open vSwitch yang berjalan pada sistem operasi berbasis Linux. Konfigurasi Open vSwitch dapat dilihat pada Lampiran 2.
Gambar 2 Arsitektur Open vSwitch (sumber: openflow.org) VirtualBox VirtualBox adalah perangkat lunak yang bersifat virtual. Perangkat ini dapat digunakan untuk menginstal sistem operasi tambahan di dalam sistem operasi utama. Selain digunakan untuk menginstal sistem operasi tambahan, VirtualBox juga dapat digunakan untuk membuat virtualisasi jaringan komputer. VirtualBox cocok digunakan untuk mesin berarsitektur x86 dan x64 yang dapat digunakan pada skala individu atau pun perusahaan. Tidak hanya kaya akan fitur, VirtualBox juga merupakan solusi profesional karena peragkat lunak ini didistribusikan secara opensource dibawah lisensi General Public License (GPL). VirtualBox dikembangkan oleh Innotek yang kemudian diakuisisi oleh perusahaan Oracle dari Amerika Serikat.
5
METODE
Studi Pustaka
Gambar 3 Metode penelitian Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah membaca semua literatur yang terkait dengan teknologi OpenFlow. Literatur tersebut bisa didapatkan dari jurnal, internet, buku, dan artikel yang berkaitan dengan penelitian. Analisis Masalah Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap hal-hal yang berkaitan dengan pengujian switch OpenFlow dan switch konvensional yang diterapkan serta parameter yang digunakan untuk menentukan kualitas kinerja kedua switch. Perangkat lunak yang digunakan yaitu: VirtualBox VirtualBox berfungsi sebagai media virtual pada penelitian ini. Floodlight Controller Floodlight berfungsi sebagai OpenFlow controller pada penelitian ini. Open vSwitch Open vSwitch berfungsi sebagai switch OpenFlow. Perangkat yang digunakan Gambar 3 Metode penelitian sebanyak satu buah dengan spesifikasi: Perangkat keras Intel core i3 2,1 GHz dengan RAM virtual 512 MB. Sistem operasi Ubuntu 12.04 LTS. Network Performance Tool Network Performance Tool yang digunakan pada penelitian ini adalah Iperf. Iperf adalah salah satu tool untuk mengukur performa suatu jaringan. Pengukuran dilakukan dengan memasang Iperf secara point-to-point pada host. Adapun perangkat keras yang digunakan yaitu: Switch TP-Link model TL-SF1008D. Switch tersebut merupakan managed switch yang mempunyai 8 port dengan bandwidth 10/100 Mbps.
6
Perancangan Penelitian ini membandingkan performa dari OpenFlow Switch dan Switch Konvensional. Oleh karena itu, skenario dan topologi yang dirancang sama dari kedua switch tersebut. Pada percobaan Switch OpenFlow, topologi menggunakan satu buah controller yang bertugas untuk mengatur traffic, satu buah Open vSwitch yang bertugas sebagai virtual switch OpenFlow, dan dua buah host. Satu host dipasang Iperf dan berperan sebagai Iperf client. Satu buah host yang lain dipasang Iperf dan berperan sebagai Iperf server. Paket-paket yang melewati dua host tadi akan dilihat pergerakannya kemudian dianalisis hasilnya. Pada percobaan switch konvensional, topologi menggunakan satu buah switch kemudian dihubungkan dengan dua buah host. Satu host berperan sebagai Iperf client dan satu buah host yang lain berperan sebagai Iperf server. Paket-paket yang melewati host-host tersebut juga akan dilihat hasilnya.
Gambar 4 Perancangan Penyusunan Skenario Simulasi Skenario pada penelitian ini memuat unsur-unsur sebagai berikut: 1 Segmen Jaringan Segmen jaringan yang digunakan yaitu pada alamat IP 172.18.88.0/24. 2 Node Node yang digunakan sebanyak tiga node. Satu node bertindak sebagai switch dan dua node yang lain sebagai host.
Gambar 5 Penempatan node
7
3 Network Performance Tool Network Performance Tool yang digunakan pada penelitian ini yaitu Iperf. Iperf berfungsi untuk menguji performa jaringan. 4 Parameter Bandwidth Bandwidth yang digunakan pada proses pengujian berselang dari 10-100 Mbits/detik. Skenario Pengujian Penelitian dilakukan dengan menggunakan dua buah switch, yaitu: Open vSwitch dan TP-Link switch. Skenario pengujian dilakukan dengan cara yang sama yaitu menganalisis traffic yang mengalir pada kedua switch tersebut. Kedua skenario dapat dijabarkan sebagai berikut: 1 Skenario Pengujian Switch OpenFlow Switch OpenFlow pada penelitian ini menggunakan Open vSwitch. Open vSwitch dengan alamat IP 172.18.88.54/24 dihubungkan dengan Floodlight Controller dengan alamat IP 172.18.88.61/24 melalui Protokol OpenFlow. Kemudian Open vSwitch dihubungkan dengan dua buah host. Pada dua host tersebut dipasang aplikasi Iperf untuk mengukur parameter yang diuji. Host1 dengan alamat IP 172.18.88.139/24 terhubung dengan Switch pada port fa0/1 dan bertindak sebagai Iperf Client dan host2 dengan alamat IP 172.18.88.128/24 terhubung dengan Switch pada port fa0/2 dan bertindak sebagai Iperf Server. Skenario pengujian 1 terhubung dengan jaringan IPB. Paket yang diamati yaitu UDP dengan port default 5001. Setiap pengamatan dilakukan selama 10 detik dengan pengujian bandwidth yang berbeda tiap satu kali percobaan. Iperf Client dan Server akan mencatat proses-proses yang terjadi. Pengambilan data dihentikan setelah semua pengulangan sudah dilakukan. Gambar 6 menunjukkan skenario pengujian 1.
Gambar 6 Skenario pengujian 1 (switch OpenFlow) 2 Pengujian Switch Konvensional Kedua host dan TP-Link Switch berada pada satu network yaitu pada alamat IP 172.18.88.0/24. Host1 dengan alamat IP 172.18.88.139/24 terhubung
8
dengan Switch pada port fa0/1. Sedangkan host2 dengan alamat IP 172.18.88.128/24 terhubung pada port fa0/2. Setelah kedua host terhubung, kemudian dilakukan konfigurasi Iperf. Host1 bertindak sebagai Iperf Client dan host2 sebagai Iperf Server. Skenario pengujian 2 terhubung dengan jaringan IPB. Paket yang diamati sama seperti Switch OpenFlow yaitu UDP dengan port default 5001. Gambar 7 menunjukkan skenario pengujian 2.
Gambar 7 Skenario pengujian 2 (switch konvensional) Analisis Hasil Analisis dilakukan untuk mendapatkan nilai bandwidth, jitter, dan datagram loss terhadap traffic yang berjalan. Hasil analisis dapat memperlihatkan kinerja kedua switch tersebut. Throughput Throughput merupakan nilai dari sejumlah data paket yang diterima di node penerima dalam satuan waktu tertentu (Sukoco 2005). Throughput menggambarkan kemampuan sebenarnya suatu jaringan dalam melakukan pengiriman data. Throughput bisa disebut juga dengan bandwidth dalam kondisi yang sebenarnya. Bandwidth bersifat fix sementara throughput lebih bersifat dinamis tergantung traffic yang sedang terjadi. Perumusan bandwidth dapat ditulis sebagai berikut: umlah total bit yang diterima
Throughput
aktu untuk mengirimkan data
bps (Indyastari 2010)
Jitter Jitter merupakan nilai rataan dari variasi delay pada suatu jaringan. Jitter dapat mengakibatkan hilangnya data terutama pada pengiriman data dengan kecepatan tinggi. Jitter mengukur stabilitas suatu jaringan. Pada implementasi jaringan, nilai jitter diharapkan mempunyai nilai minimum. Semakin kecil nilai jitter, kualitas suatu jaringan akan semakin baik. Perumusan jitter dapat ditulis sebagai berikut: Jitter
ariasi
la
aket yang diterima
ms (Indyastari 2010)
9
Delay Delay adalah selang waktu antara mulai dikirimkannya paket sampai paket diterima di node tujuan (Szigetti dan Hattings 2004). Pada penelitian ini delay yang dihitung adalah nilai delay dari paket yang berhasil dikirimkan. Perumusan delay dapat ditulis sebagai berikut: la
h u h ut
ms
Datagram Loss Datagram loss dapat disebabkan oleh sejumlah faktor, seperti: a Kesalahan bit yang disebabkan oleh noise atau faktor lain. b Buffer penuh akibat antrian paket pada aliran traffic. c Rerouting paket untuk menghindari kongesti jaringan. Berikut ini adalah rumus untuk mendapatkan datagram loss: ata a l ss
umlah paket yang dikirim – diterima umlah paket yang dikirim
x 100%
(Indyastari 2010)
HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Hasil Analisis hasil digunakan untuk mengukur kinerja yang terkait dengan implementasi protokol OpenFlow. Proses penilaian analisis hasil diperlukan pengukuran parameter-parameter yang menjadikan tolak ukur dalam penilaian baik buruknya kinerja protokol tersebut. Tolak ukur pengukuran kinerja kedua switch menggunakan nilai maksimum bandwidth. Nilai maksimum bandwidth pada pengujian berurut dari 10 – 100 Mbps sesuai dengan besarnya bandwidth media transmisi pada penelitian ini. Bandwidth yang diukur yaitu terhadap paket UDP dengan default port 5001. Paket UDP dipilih sebagai pengukur performa karena dengan mengukur paket UDP nilai ketiga parameter terutama bandwidth lebih mudah diperoleh dibanding jika menggunakan paket TCP pada proses pengujian. Pada penelitian ini dilakukan pengukuran terhadap tiga parameter. Pengambilan data dilakukan selama 10 kali pengukuran tiap satu skenario pengujian. Tiap skenario pengujian dilakukan pengulangan sebanyak 5 kali agar data yang dihasilkan lebih valid. Berikut akan diuraikan penjelasan mengenai hasil analisis parameter-parameter tersebut. Throughput Pada skenario pengujian 1, pengujian dilakukan dengan Open vSwitch untuk mengukur performa switch OpenFlow. Sedangkan pengujian 2 dilakukan pada switch TP-Link sebagai switch konvensional. Kedua pengujian tersebut dilakukan dengan menggunakan skenario pengujian yang sama sehingga perbandingan kinerja keduanya lebih akurat.
10
Rata-rata throughput (Mbps)
Setiap grafik throughput dari pengujian 1 dan pengujian 2 berbeda satu sama lain. Hal itu disebabkan oleh nilai throughput yang diperoleh dua pengujian di atas memperoleh hasil yang berbeda. Hasil perbandingan throughput switch OpenFlow dan switch konvensional dapat dilihat sesuai grafik pada Gambar 8. 60 50 40 30 20
Switch OpenFlow
10
Switch konvensional
0 10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Maksimum bandwidth (Mbps)
Gambar 8 Grafik perbandingan throughput switch OpenFlow dan Konvensional Dari Gambar 7 dapat dilihat bahwa secara umum grafik throughput switch OpenFlow lebih tinggi dari grafik switch konvensional sehingga nilai throughput switch OpenFlow pun lebih besar. Besarnya nilai throughput switch OpenFlow dibanding switch konvensional dipengaruhi oleh besarnya traffic yang mengalir pada switch OpenFlow. Besarnya traffic yang mengalir pada suatu jaringan disebabkan oleh pemakaian jalur jaringan, sehingga semakin tinggi pemakaian maka semakin besar pula traffic yang mengalir. Kinerja algoritme protokol switch OpenFlow dan switch konvensional pun berbeda. Pada OpenFlow, Floodlight controller secara default melakukan pemilahan dan membuang paket-paket yang tidak terdefinisi pada flow entry. Hal ini berbeda dengan switch konvensional. Pada switch konvensional tidak ada proses pemilahan paket-paket sehingga traffic yang mengalir pada switch konvensional lebih besar. Hal ini dapat menurunkan nilai throughput switch konvensional. Hasil pengukuran throughput rata-rata switch OpenFlow dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Nilai throughput switch OpenFlow Maksimum bandwidth Rata-rata throughput (Mbps) yang dihasilkan (Mbps) 10 9.86 20 19.08 30 27.54 40 34.02 50 38.94 60 46.28 70 50.60 80 54.22 90 50.58 100 40.32
11
Hasil pengukuran throughput rata-rata switch konvensional dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Nilai bandwidth switch konvensional Maksimum bandwidth Rata-rata throughput (Mbps) yang dihasilkan (Mbps) 10 9.93 20 19.66 30 28.06 40 34.04 50 38.80 60 41.46 70 33.94 80 39.16 90 36.56 100 38.04
Secara keseluruhan, nilai rataan throughput switch OpenFlow adalah sebesar 37.14 Mbps sedangkan switch konvensional yang hanya sebesar 31.97 Mbps. Dari hasil yang diperoleh tersebut, nilai throughput switch OpenFlow lebih tinggi dibanding switch konvensional. Jitter
Rata-rata Jitter (ms)
Grafik jitter dari pengujian 1 dan pengujian 2 berbeda satu sama lain karena nilai jitter yang diperoleh dua pengujian di atas memperoleh hasil yang berbeda. Pada pengukuran maksimum bandwidth 50 Mbps dan 100 Mbps ada anomali hasil yang diperoleh oleh switch konvensional yaitu lebih kecil dibandingkan switch OpenFlow. Hal ini disebabkan jumlah traffic data pada switch konvensional lebih banyak dibanding switch OpenFlow. Hasil perbandingan jitter switch OpenFlow dan switch konvensional dapat dilihat sesuai grafik pada Gambar 8. Switch OpenFlow 0,5
Switch konvensional
0,4 0,3 0,2 0,1 0 10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Gambar 8 Grafik perbandingan jitter switch OpenFlow Maksimum Bandwidth (Mbps) dan Konvensional Gambar 9 Grafik perbandingan jitter switch OpenFlow dan Konvensional Gambar 8 Grafik perbandingan jitter switch OpenFlow dan Konvensional
12
Hasil pengukuran jitter rata-rata switch OpenFlow dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Nilai rata-rata jitter switch OpenFlow Maksimum bandwidth Rata-rata jitter (Mbps) yang dihasilkan (ms) 10 0.410 20 0.329 30 0.256 40 0.271 50 0.280 60 0.242 70 0.159 80 0.130 90 0.166 100 0.292 Hasil pengukuran jitter rata-rata switch konvensional dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Nilai rata-rata jitter switch konvensional Maksimum bandwidth Rata-rata jitter (Mbps) yang dihasilkan (ms) 10 0.407 20 0.447 30 0.335 40 0.321 50 0.216 60 0.327 70 0.237 80 0.261 90 0.310 100 0.228 Secara keseluruhan nilai rataan jitter pada switch OpenFlow adalah sebesar 0.253 ms dan pada switch konvensional sebesar 0.309 ms. Besaran nilai jitter rata-rata switch OpenFlow dibandingkan switch konvensional turut dipengaruhi oleh throughput suatu jaringan. Nilai throughput yang dihasilkan oleh switch OpenFlow lebih besar dibandingkan switch konvensional sehingga menyebabkan nilai jitter rata-rata switch OpenFlow lebih kecil. Nilai simpangan baku switch OpenFlow sebesar 0.085 dan switch konvensional sebesar 0.076. Berdasarkan perbandingan nilai simpangan baku kedua switch, switch konvensional lebih stabil dibanding switch OpenFlow karena nilai simpangan baku yang didapat switch konvensional lebih kecil. Meskipun switch konvensional lebih stabil dibanding switch OpenFlow, tetapi perbedaannya tidak terlalu jauh karena nilai simpangan baku yang didapat oleh kedua switch berdekatan.
13
Delay Grafik delay dari pengujian 1 dan pengujian 2 berbeda satu sama lain. Hal itu disebabkan oleh nilai delay yang diperoleh dua pengujian di atas memperoleh hasil yang berbeda. Hasil perbandingan delay switch OpenFlow dan switch konvensional dapat dilihat sesuai grafik pada Gambar 10.
Rata-rata delay (ms)
0,120
Switch OpenFlow
0,100
Switch konvensional
0,080 0,060 0,040 0,020 0,000 10
20
30
40
50
60
70
80
90 100
Maksimum bandwidth (Mbps) Gambar 10 Grafik perbandingan delay switch OpenFlow dan Konvensional Dari Gambar 10 dapat dilihat bahwa delay kedua switch mempunyai nilai yang sama pada rentang maksimum bandwidth 10-50 Mbps. Delay kedua switch mulai kelihatan berbeda pada maksimum bandwidth 60 Mbps. Grafik switch OpenFlow lebih rendah dari grafik switch konvensional sehingga nilai delay switch OpenFlow pun lebih rendah. Nilai delay switch OpenFlow dibanding switch konvensional dipengaruhi oleh besarnya nilai throughput. Kinerja algoritme protokol switch OpenFlow dan switch konvensional pun turut mempengarui kinerja kedua switch. Hasil pengukuran delay rata-rata switch OpenFlow dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Nilai rata-rata delay switch OpenFlow Maksimum bandwidth Rata-rata Delay (Mbps) yang dihasilkan (ms) 10 0.101 20 0.052 30 0.036 40 0.029 50 0.026 60 0.022 70 0.020 80 0.018 90 0.020 100 0.025
14
Hasil pengukuran delay rata-rata switch konvensional dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 Nilai rata-rata delay switch konvensional Maksimum bandwidth Rata-rata delay (Mbps) yang dihasilkan (ms) 10 0.101 20 0.051 30 0.036 40 0.029 50 0.026 60 0.024 70 0.029 80 0.026 90 0.027 100 0.026 Pada OpenFlow, Floodlight controller secara default melakukan pemilahan dan membuang paket-paket yang tidak terdefinisi pada flow entry. Hal ini berbeda dengan switch konvensional yang tidak melakukan proses pemilahan. Switch konvensional tidak ada proses pemilahan paket-paket sehingga traffic yang mengalir pada switch konvensional lebih besar. Hal ini mengakibatkan delay switch konvensional lebih besar. Nilai rataan delay switch OpenFlow adalah sebesar 0.035 ms sedangkan switch konvensional sebesar 0.038 ms. Dari hasil yang diperoleh, kinerja switch OpenFlow lebih baik karena nilai delay switch OpenFlow lebih rendah dibanding switch konvensional.
Rata-rata Datagram loss (%)
Datagram Loss Switch OpenFlow 1,5
Switch konvensional 1 0,5 0 Datagram loss yang ditampilkan merupakan rata-rata dari keseluruhan 10
20
30
40
50
60
70
80
90 100
Maksimum bandwidth (Mbps)
Gambar 11 Grafik perbandingan datagram loss switch OpenFlow dan Konvensional Datagram loss yang ditampilkan merupakan rata-rata dari keseluruhan proses pengukuran tiap skenario. Hasil perbandingan bandwidth switch OpenFlow dan switch konvensional dapat dilihat sesuai grafik pada Gambar 9. Pada
15
maksimum bandwidth 60 Mbps, switch konvensional mengalami kehilangan paket yang paling besar dibanding pada maksimum bandwidth yang lain. Hal ini berbeda dengan switch OpenFlow. Nilai datagram loss switch OpenFlow cenderung stabil meskipun mengalami kenaikan pada maksimum bandwidth 80, 90, dan 100 Mbps. Hasil pengukuran datagram loss dari pengujian switch konvensional dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7 Nilai rataan datagram loss switch OpenFlow Maksimum bandwidth Rata-rata Datagram loss (Mbps) yang dihasilkan (%) 10 0 20 0 30 0 40 0.01 50 0.04 60 0 70 0.04 80 0.13 90 0.31 100 0.50 Hasil pengukuran datagram loss dari pengujian switch konvensional dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8 Nilai rata-rata datagram loss switch OpenFlow Maksimum bandwidth Rata-rata Datagram Loss (Mbps) yang dihasilkan (%) 10 0 20 0 30 0.01 40 0.31 50 0.38 60 1.41 70 0.85 80 0.75 90 0.31 100 0.95 Berdasarkan analisis data pengujian dari Iperf, didapatkan nilai datagram loss rata-rata keseluruhan pengujian switch OpenFlow sebesar 0.10% . Sedangkan untuk nilai datagram loss rata-rata keseluruhan pengujian switch konvensional sebesar 0.40%. Nilai datagram loss switch OpenFlow yang lebih kecil turut dipengaruhi oleh kinerja OpenFlow. OpenFlow controller melakukan proses pemilahan terhadap paket-paket yang datang. Paket yang tidak terdefinisi pada controller tersebut akan dibuang sehingga paket-paket yang hilang pun lebih sedikit dibanding switch konvensional yang tidak melakukan pemilahan terhadap
16
paket-paket yang datang. Hal ini mengindikasikan bahwa paket yang bergerak pada switch OpenFlow sedikit yang loss dibanding switch konvensional. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, secara umum dapat dikatakan bahwa switch OpenFlow memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan switch konvensional. Hal tersebut diukur dari parameter kinerjanya yaitu: throughput, jitter, dan datagram loss. Switch konvensional hanya memiliki kinerja yang lebih baik pada parameter jitter.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Konsep teknologi OpenFlow dapat diterapkan dengan baik pada jaringan komputer yang penulis lakukan. Switch OpenFlow memiliki kinerja yang lebih baik dibanding switch konvensional berdasarkan pengujian terhadap keempat parameter. Hal tersebut dilihat dari nilai nilai rataan throughput switch OpenFlow adalah sebesar 37.14 Mbps dan pada switch konvensional sebesar 31.97 Mbps. Nilai rataan jitter pada switch OpenFlow adalah sebesar 0.253 ms dan pada switch konvensional sebesar 0.309 ms. Nilai Datagram Loss rata-rata keseluruhan pengujian switch OpenFlow sebesar 0.10%. Sedangkan untuk nilai Datagram Loss rata-rata keseluruhan pengujian switch konvensional sebesar 0.40%. Saran Implementasi pada penelitian ini cakupan pengujiannya masih dalam lingkup kecil dan masih memisahkan antara switch OpenFlow dengan switch konvensional. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan cakupannya lebih luas dan dapat dilakukan secara hybrid yaitu switch OpenFlow dengan switch konvensional dikoneksikan secara terpadu.
DAFTAR PUSTAKA Anthony A, Mulyana E. 2012. Implementasi MPLS-TE pada perangkat Huawei dan penggunaannya sebagai solusi kongesti. Jurnal Sarjana ITB bidang Teknik Elektro dan Informatik. 1(3):001-006. [APJII]. 2014. Pengguna Internet di Indonesia terus meningkat [Internet]. Tersedia pada: http://apjii.or.id/v2/read/article/apjii-at-media/223/apjiipenguna-internet-di-indonesia-terus-meningka.html [diunduh 2014 Jan 28]. Indyastari C. 2010. Pengaruh multi-streaming dan congestion window pada SCTP terhadap kinerja mobile ad hoc network (MANET) [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Kumar S, Kumar T, Nehra MG, Singh G. 2012. OpenFlow switch with intrusion detection system. International Journal of Scientific Research Engineering & Technology (IJSRET). 1(7):001-004.
17
Sukoco H. 2005. Kontrol kongesti TCP friendly menggunakan pendekatan multicast-berlapis untuk aplikasi streaming audio/video di internet [tesis]. Bandung (ID): Institut Teknologi Bandung. Szigeti T, Hatingh C. 2004. End to End QoS Network Design: Quality of Service in LAN’s WAN’s, an VPNs. Indianapolis (US): Cisco Press. Yik, EE C. 2012. Implementation of An OpenFlow Switch on NetFPGA [skripsi]. Kuala Lumpur (MY): Universiti Teknologi Malaysia.
18
LAMPIRAN
19
Lampiran 1 Instalasi dan konfigurasi Floodlight Controller //Install JDK dan Ant pada Ubuntu sebagai prasyarat $ sudo apt-get install build-essential default-jdk ant python-dev //Clone Floodlight dari github $ sudo git clone git://github.com/floodlight/floodlight.git //Buka directory floodlight dan subdirectory target $ cd floodlight/target //Build jar dengan Ant $ ant //Jalankan Floodlight Controller $ sudo java -jar floodlight.jar & //Secara default akan dikaitkan dengan port 6633 //Muncul tampilan seperti berikut [New I/O server worker #1-1] INFO n.f.core.internal.Controller - Switch handshake successful: OFSwitchImpl [/192.168.1.208:49519 DPID[00:00:ba:66:35:e8:38:48]
20
Lampiran 2 Instalasi dan konfigurasi Open vSwitch //Install prasyarat Open vSwitch $ sudo apt-get install openvswitch-datapath-source bridge-utils $ sudo module-assistant auto-install openvswitch-datapath $ sudo apt-get install openvswitch-brcompat openvswitch-common openvswitch- controller //Konfigurasi Open vSwitch $ ovs-vsctl add-port br-int eth0 $ ifconfig eth0 0 $ ifconfig br-int 192.168.1.208 netmask 255.255.255.0 $ route add default gw 192.168.1.1 br-int and $ route del default gw 192.168.1.1 eth0 //Hubungkan Open vSwitch dengan Controller $ovs-vsctl set-controller br-int tcp:192.168.1.208:6633 //Verifikasi instalasi $ sudo ovs-vsctl show ovs_version: “ .4.6+build0″ $ ps -ea | grep ovs 26464 ? 00:00:00 ovsdb-server 26465 ? 00:00:00 ovsdb-server 26473 ? 00:00:00 ovs-vswitchd 26474 ? 00:00:00 ovs-vswitchd 26637 ? 00:00:00 ovs-controller # ovs-vsctl show 70a40219-8725-46a8-b808-af75c642cac8 Bridge "br-int" Controller "tcp:192.168.1.208:6633" is_connected: true Port "eth0" Interface "eth0" Port "br-int" Interface "br-int" type: internal ovs_version: "1.4.6+build0"
21
Lampiran 3 Throughput switch OpenFlow Pengulangan 1 2 3 4 5 Rata-rata
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Mbps Mbps Mbps Mbps Mbps Mbps Mbps Mbps Mbps Mbps 9,76 18,6 27,7 34,8 41,3 45,3 48,8 52,3 54,3 56,1 9,97 19,0 27,1 32,6 36,0 44,4 50,6 56,7 48,5 30,4 9,86 19,3 27,9 33,6 39,1 46,6 49,9 54,3 58,6 34,8 9,81 19,3 27,1 34,6 36,4 47,2 52,1 55,2 54,6 39 9,89 19,2 27,9 34,5 41,9 47,9 51,6 52,6 36,9 41,3 9,86 19,08 27,54 34,02 38,94 46,28 50,60 54,22 50,58 40,32
Lampiran 4 Throughput switch Konvensional Pengulangan 1 2 3 4 5 Rata-rata
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Mbps Mbps Mbps Mbps Mbps Mbps Mbps Mbps Mbps Mbps 9,78 19,6 28 32,7 42,1 46,9 42 42,7 40,7 46,8 9,97 19,7 28,2 33 36,9 36,1 30,6 42,8 39,4 34,8 9,98 19,6 28,2 35,5 40,6 42,5 33,2 35,9 36,7 38,9 9,97 19,8 28,2 33,5 35,5 40,2 32,6 39,8 33,4 38,9 9,97 19,6 27,7 35,5 38,9 41,6 31,3 34,6 32,6 30,8 9,93 19,66 28,06 34,04 38,80 41,46 33,94 39,16 36,56 38,04
Lampiran 5 Jitter switch OpenFlow Pengulangan 1 2 3 4 5 Rata-rata
10 Mbps 0,461 0,372 0,332 0,471 0,413 0,410
20 Mbps 0,330 0,3 0,318 0,314 0,344 0,329
30 Mbps 0,181 0,449 0,225 0,247 0,178 0,256
40 Mbps 0,334 0,393 0,17 0,267 0,19 0,271
50 Mbps 0,202 0,422 0,195 0,448 0,135 0,280
60 Mbps 0,345 0,247 0,245 0,148 0,224 0,242
70 Mbps 0,144 0,148 0,154 0,167 0,18 0,159
80 Mbps 0,162 0,118 0,13 0,123 0,119 0,130
90 Mbps 0,16 0,152 0,128 0,14 0,249 0,166
100 Mbps 0,24 0,449 0,287 0,259 0,225 0,292
50 Mbps 0,149 0,323 0,181 0,224 0,201 0,216
60 Mbps 0,314 0,253 0,254 0,582 0,231 0,327
70 Mbps 0,193 0,115 0,189 0,327 0,359 0,237
80 Mbps 0,288 0,209 0,199 0,213 0,394 0,261
90 Mbps 0,235 0,2 0,21 0,402 0,503 0,310
100 Mbps 0,173 0,146 0,275 0,275 0,27 0,228
Lampiran 6 Jitter switch Konvensional Pengulangan 1 2 3 4 5 Rata-rata
10 Mbps 0,407 0,422 0,437 0,381 0,387 0,407
20 Mbps 0,415 0,337 0,395 0,448 0,642 0,447
30 Mbps 0,321 0,352 0,310 0,315 0,375 0,335
40 Mbps 0,475 0,28 0,237 0,345 0,268 0,321
22
Lampiran 7 Delay switch OpenFlow Pengulang an 1 2 3 4 5 Rata-rata
10 Mbps 0,102 0,100 0,101 0,102 0,101 0,101
20 Mbps 0,054 0,053 0,052 0,052 0,052 0,052
30 Mbps 0,036 0,037 0,036 0,037 0,036 0,036
40 Mbps 0,029 0,031 0,030 0,029 0,029 0,029
50 Mbps 0,024 0,028 0,026 0,027 0,024 0,026
60 Mbps 0,022 0,023 0,021 0,021 0,021 0,022
70 Mbps 0,020 0,020 0,020 0,019 0,019 0,020
80 Mbps 0,019 0,018 0,018 0,018 0,019 0,018
90 Mbps 0,018 0,021 0,017 0,018 0,027 0,020
100 Mbps 0,018 0,033 0,029 0,026 0,024 0,026
50 Mbps 0,024 0,027 0,025 0,028 0,026 0,026
60 Mbps 0,021 0,028 0,024 0,025 0,024 0,024
70 Mbps 0,024 0,033 0,030 0,031 0,032 0,030
80 Mbps 0,023 0,023 0,028 0,025 0,029 0,026
90 Mbps 0,025 0,025 0,027 0,030 0,031 0,028
100 Mbps 0,021 0,029 0,026 0,026 0,032 0,027
Lampiran 8 Delay switch Konvensional Pengulang an 1 2 3 4 5 Rata-rata
10 Mbps 0,102 0,100 0,100 0,100 0,100 0,101
20 Mbps 0,051 0,051 0,051 0,051 0,051 0,051
30 Mbps 0,036 0,035 0,035 0,035 0,036 0,036
40 Mbps 0,031 0,030 0,028 0,030 0,028 0,029
Lampiran 9 Datagram loss switch OpenFlow Pengulangan 1 2 3 4 5 Rata-rata
10 Mbps 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
20 Mbps 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
30 Mbps 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
40 Mbps 0,051 0,000 0,004 0,000 0,000 0,011
50 Mbps 0,160 0,000 0,030 0,000 0,000 0,038
60 Mbps 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
70 Mbps 0,140 0,000 0,066 0,000 0,014 0,044
80 Mbps 0,007 0,010 0,000 0,260 0,370 0,129
90 Mbps 0,065 0,097 0,110 0,740 0,540 0,310
100 Mbps 0,320 1,100 0,610 0,081 0,390 0,500
60 Mbps 0,000 0,280 3,300 1,800 1,700 1,416
70 Mbps 0,000 0,920 0,62 1,600 1,1 0,848
80 Mbps 0 0,290 2,000 0,640 0,840 0,754
90 Mbps 0,065 0,097 0,110 0,740 0,540 0,310
100 Mbps 0,000 0,990 0,860 1 1,900 0,950
Lampiran 10 Datagram loss switch Konvensional Pengulangan 1 2 3 4 5 Rata-rata
10 Mbps 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
20 Mbps 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
30 Mbps 0,000 0,000 0,033 0,000 0,000 0,007
40 Mbps 0 0,630 0,21 0,310 0,380 0,306
50 Mbps 0,000 0,580 0,120 0,560 0,610 0,374
23
RIWAYAT HIDUP Amrun Hakim dilahirkan di Cirebon, Jawa Barat pada tanggal 7 Januari 1991 dan merupakan anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Mu’min dan Ibu Aenah. Pada tahun 2009 penulis menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 2 Cirebon, Jawa Barat. Pada tahun yang sama, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor dengan mayor Ilmu Komputer melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Akhir tahun 2010, penulis bergabung dengan Himpunan Mahasiswa Ilmu Komputer (HIMALKOM) IPB sampai dengan awal tahun 2012. Di antara kepanitiaan yang pernah diikuti ialah Pesta Sains Nasional 2011 yang diselenggarakan oleh BEM FMIPA. Penulis melakukan Praktik Kerja Lapang di PT. Multimedia Nusantara (Metrasat) Divisi VSAT IP pada bulan Juni sampai Agustus tahun 2013.