IMPLEMENTASI CASE-BASED REASONING UNTUK PENDUKUNG DOKTER JAGA DALAM MENDIAGNOSA PENYAKIT PADA RSU PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU
NASKAH PUBLIKASI
diajukan oleh Ardian Nur Romadhan 10.11.3600
kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2013
NASKAH PUBLIKASI
IMPLEMENTASI CASE-BASED REASONING UNTUK PENDUKUNG DOKTER JAGA DALAM MENDIAGNOSA PENYAKIT PADA RSU PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU
IMPLEMENTATION OF CASE-BASED REASONING FOR SUPPORTING DOCTORS DIAGNOSE DISEASE TO MAINTAIN THE RSU PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU IMPLEMENTASI CASE-BASED REASONING UNTUK PENDUKUNG DOKTER JAGA DALAM MENDIAGNOSA PENYAKIT PADA RSU PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU Ardian Nur Romadhan Kusrini Jurusan Teknik Informatika STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA
ABSTRACT In a decision-making system, there are various methods that can be applied to solve the problem of uncertainty. There is uncertainty in the tracking process can occur because of changes in the existing knowledge in the system. In this research, a method has been used to address the uncertainties with CaseBased Reasoning system (Case-Based Reasoning) in the case of tracking to Keep Supporting Physicians in Diagnosing Diseases of the RSU PKU Muhammadiyah Delanggu. The process of diagnosis is performed by inserting a new case (the target case) into the system that contains the symptoms of the disease. The cases (source case) that is used in the system is obtained from case management record diagnosis of a general practitioner. System processing cases filed with a solution in the previous case that already exist in the data-base system (case-base). Cases with a value of symptoms that have similarities (similarity), the highest will be taken and then the solution of the case would be the solution for the new case. If the case can not be diagnosed, it will be revised. The revision process will result in a solution that has been developed and stored into the system to be used as new knowledge (fresh knowlegde). The resulting system will provide the output of the possibility of disease and treatment suggestions based on the equation of new cases with knowledge of the system. So that helps in decision making more quickly and accurately. Keywords : Case-Based Reasoning, target-case, source-case, common diseases, casebase, similarity, fresh knowledge.
1. Pendahuluan Penyakit merupakan suatu keadaan dimana terdapat gangguan fungsi tubuh yang menghambat aktifitas hidup manusia. Penyakit di Indonesia pada dasarnya lebih sering disebabkan oleh serangan virus, jamur, infeksi, parasit dan lain sebagainya. Sehingga kesehatan didalam kehidupan manusia sangat mudah terserang. Disamping itu faktorfaktor lain seperti lingkungan hidup, iklim, dan kebiasaan sehari-hari yang dilakukan manusia, telah ikut serta dalam menyumbang penyakit yang mengganggu kesehatan pada manusia. RSU PKU Muhammadiyah Delanggu merupakan rumah sakit yang profesional dan islami. Rumah sakit ini mempunyai banyak pasien yang memeriksakan kesehatannya, rata-rata rumah sakit ini menangani 70 pasien tiap harinya. RSU PKU Muhammadiyah Delanggu hanya memiliki 9 dokter jaga tetap. Untuk menangani pasien yang sedang memeriksakan kesehatannya, rumah sakit ini memiliki layanan 24 jam dan ditangani oleh satu dokter jaga yang bertugas dalam satu shift dan dibantu 3 perawat. Karena memiliki layanan 24 jam rumah sakit ini membagi 3 jam kerja pada tiap hari tugasnya yaitu pagi dari pkl 07:00-02:00, siang dari pkl 02:00-20:00, dan malam dari pkl 20:00-07:00. Keberadaan sistem ini diharapkan dapat membantu kerja dokter pada RSU PKU Muhammadiyah Delanggu dalam melakukan diagnosa yang menghasilkan keluaran berupa kemungkinan penyakit dan saran pengobatan yang didasarkan pada persamaan kasus baru dengan pengetahuan yang dimiliki sistem.
2. Landasan Teori 2.1
Sistem Pakar (Expert System) Sistem pakar adalah program kecerdasan buatan yang menggabungkan basis
pengetahuan (knowladge base) dengan sistem inferensi. Inferensi berasal dari bahasa inggris yaitu inference. Inferensi adalah suatu proses memperoleh pengetahuan 1
berdasarkan pengalaman yang terjadi . Sistem pakar adalah aplikasi berbasis komputer yang digunakan untuk menyelesaikan masalah sebagaimana yang dipikirkan oleh pakar. Pakar yang dimaksud di sini adalah orang yang mempunyai keahlian khusus yang dapat menyelesaikan masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh orang awam. Sebagai contoh, dokter adalah seorang pakar yang mampu mendiagnosa penyakit yang diderita pasien serta dapat memberikan penatalaksanaan terhadap penyakit tersebut. Tidak semua orang dapat
1
Andri Kristanto, Kecerdasan Buatan, hal 19
1
mengambil keputusan mengenai diagnosis dan memberikan penatalaksanaan suatu 2
penyakit .
2.2
Siklus CBR Prosedur umum ketika menerapkan CBR, umumnya dijelaskan oleh klasik siklus
Penalaran Berbasis Kasus diperkenalkan oleh Aamodt dan Plaza (1994) (lihat Gambar 3
2.1) .
Gambar 2.1 Penalaran Berbasis Kasus Cycle oleh Aamodt & Plaza (dalam Armin Stahl). Titik awal dari pemecahan-proses masalah baru adalah soal yang diberikan yang solusi diperlukan. Masalah ini dapat dicirikan sebagai kasus baru yang bagian solusi masih belum diketahui. Ini baru kasus sering juga disebut query kemudian diproses dalam empat tahap.
2.3
Algoritma Nearest Neighbor Nearest Neighbor adalah pendekatan untuk mencari kasus dengan menghitung
kedekatan antara kasus baru dengan kasus lama, yaitu berdasarkan pada pencocokan bobot dari sejumlah fitur yang ada. Misalkan diinginkan untuk mencari solusi terhadap seorang pasien baru dengan menggunakan solusi dari pasien terdahulu. Untuk mencari kasus pasien mana yang akan digunakan maka dihitung kedekatan kasus pasien baru dengan semua kasus pasien lama. Kasus pasien lama dengan kedekatan terbesar-lah 4
yang akan diambil solusinya untuk digunakan pada kasus pasien baru .
2
Kusrini, M.Kom. APLIKASI SISTEM PAKAR Menentukan Faktor Kepastian Pengguna dengan Metode Kuantifikasi Pertanyaan, hal 3 3 Armin Stahl. 2004. Learning of Knowladge-Intensive Similarity Measures in Case-Based Reasoning, hal 16 4 Kusrini & Emha Taufiq Luthfi, Algoritma Data Mining, hal 93
2
Gambar 2.2 Ilustrasi Kedekatan Kasus Seperti tampak pada Gambar 2.2. Ada 2 pasien lama: A dan B. Ketika ada pasien Baru, maka solusi yang akan diambil adalah solusi dari pasien terdekat dari pasien Baru. Seandainya d1 adalah kedekatan antara pasien Baru dan pasien A, sedangkan d2 adalah kedekatan antara pasien Baru dengan pasien B. Karena d2 lebih dekat dari d1 maka solusi dari pasien B-lah yang akan digunakan untuk memberikan solusi pasien Baru. Adapun rumus untuk melakukan penghitungan kedekatan antara dua kasus 5
adalah sebagai berikut : n
similarity (T , S )
f (T , S ) * w i 1
i
i
i
wi
Keteranganan : T
:
kasus baru
S
:
kasus yang ada dalam penyimpanan
n
:
jumlah atribut dalam setiap kasus
i
:
atribut individu antara 1 s.d. n
f
:
fungsi similarity atribut i antara kasus T dan kasus S
w :
bobot yang diberikan pada atribut ke-i
Kedekatan biasanya berada pada nilai antara 0 s.d. 1. Nilai 0 artinya kedua 6
kasus mutlak tidak mirip, sebaliknya untuk nilai 1 kasus mirip dengan mutlak .
2.4
Konsep Pemodelan Pemodelan (modeling) adalah proses merancang piranti lunak sebelum melakukan
pengkodean (coding). Model piranti lunak dapat dianalogikan seperti pembuatan blue print pada pembangunan gedung. Membuat model dari sebuah sistem yang kompleks sangatlah penting karena kita tidak dapat memahami sistem semacam itu secara
5 6
Ibid. hal 94 Ibid. hal 95
3
menyeluruh. Semakin kompleks sebuah sistem, semakin penting pula penggunaan teknik 7
pemodelan yang baik . 2.4.1
UML (Unified Modeling Language) Unified Modeling Language (UML) adalah himpunan struktur dan teknik untuk
pemodelan dan desain program berorientasi objek (OOP) serta aplikasinya. UML adalah metodelogi untuk mengembangkan sistem OOP dan sekelompok tool untuk mendukung pengembangan sistem tersebut. UML mulai diperkenalkan oleh Object Management Group, sebuah organisasi yang telah mengembangkan model, teknologi dan standar OOP sejak tahun 1980-an. Sekarang UML sudah mulai banyak digunakan oleh para 8
praktisi OOP. UML merupakan dasar bagi tool desain berorientasi objek dari IBM . Unified Modeling Language (UML) adalah sebuah “bahasa” yang telah menjadi standar dalam industri untuk visualisasi, merancang dan mendokumentasikan sistem piranti lunak. UML menawarkan sebuah standar untuk meranacang model sebuah 9
sistem . 2.4.2
Use Case Diagram Kebutuhan fungsional akan digambarkan melalui sebuah diagram yang
dinamakan diagram use case. Use Case Diagram atau diagram use case merupakan pemodelan untuk menggambarkan kelakuan (behavior) sistem yang akan dibuat. Diagram use case mendeskripsikan sebuah interaksi antara satu atau lebih aktor dengan sistem yang akan dibuat. Dengan pengertian yang cepat, diagram use case digunakan untuk mengetahui fungsi apa saja yang ada di dalam sebuah sistem dan siapa saja yang berhak menggunakan fungsi-fungsi tersebut. Terdapat beberapa simbol dalam menggambarkan diagram use case, yaitu use case, aktor dan relasi. Hal yang perlu diingat mengenai diagram use case adalah diagram use case bukan menggambarkan tampilan antar muka (user interface), arsitektur dari sistem, kebutuhan nonfungsional, dan tujuan performansi. Sedangkan untuk penamaan use case adalah nama 10
didefinisikan sesimpel mungkin, dapat dipahami dan menggunakan kata kerja . 2.4.3
Class Diagram Diagram kelas atau class diagram menggambarkan struktur sistem dari segi
pendefinisian kelas-kelas yang akan dibuat untuk membangun sistem. Kelas memiliki 11
apa yang disebut atribut dan metode atau operasi . a. Atribut merupakan variabel-variabel yang dimiliki oleh suatu kelas.
7
Yuni Sugiarti, ANALISIS DAN PERANCANGAN UML (Unified Modeling Language) Generated VB.6, hal 33 8 Ibid. hal 60 9 Ibid. hal 34 10 Ibid. hal 41 11 Ibid. hal 57
4
b. Atribut mendeskripsikan properti dengan sebaris teks didalam kotak kelas tersebut. c.
Operasi atau metode adalah fungsi-fungsi yang dimiliki oleh suatu kelas.
Diagram kelas mendeskripsikan jenis-jenis objek dalam sistem dan berbagai hubungan statis yang terdapat di antara mereka. Diagram kelas juga menunjukan properti dan operasi sebuah kelas dan batasan-batasan yang terdapat dalam hubunganhubungan objek tersebut. Diagram kelas menggambarkan struktur dan deskripsi class, package dan objek beserta hubungan satu sama lain seperti containment, pewarisan, asosiasi, dan lain-lain. Kelas memiliki tiga area pokok : 1. Nama 2. Atribut 3. Operasi 2.4.4
Sequence Diagram Diagram Sekuence menggambarkan kelakuan/perilaku objek pada use case
dengan mendeskripsikan waktu hidup objek dengan message yang dikirimkan dan diterima antar objek. Oleh karena itu untuk menggambar diagram sekuences maka harus diketahui objek-objek yang terlibat dalam sebuah use case beserta metode-metode yang 12
dimiliki kelas yang diinstansiasi menjadi objek itu . Banyaknya diagram Sekuence yang harus digambar adalah sebanyak pendefinisian use case yang memiliki proses sendiri atau yang penting semua use case yang telah didefinisikan interaksi jalannya pesan sudah dicakup pada diagram Sekuence sehingga semakin banyak use case yang didefinisikan maka diagram Sekuence yang 13
harus dibuat juga semakin banyak . Penomoran pesan berdasarkan urutan interaksi pesan. Penggambaran letak pesan harus berurutan, pesan yang lebih atas dari lainnya adalah pesan yang berjalan 14
terlebih dahulu . Diagram Sekuence memiliki ciri yang berbeda dengan diagram interaksi pada 15
diagram kolaborasi sebagai berikut : 1. Pada Diagram Sekuence terdapat garis hidup objek. Garis hidup objek adalah garis tegas vertikal yang mencerminkan eksistensi sebuah objek sepanjang periode waktu. Sebagian besar objek-objek yang tercakup dalam diagram interaksi akan eksis sepanjang durasi tertentu dari interaksi, sehingga objek-objek itu diletakan di bagian atas diagram dengan garis 12
Ibid. hal 69 Ibid. hal 69 14 Ibid. hal 70 15 Ibid. hal 70 13
5
hidup tergambar dari atas hingga bagian bawah diagram. Suatu objek lain dapat saja diciptakan, dalam hal ini garis hidup dimulai saat pesan create diterima suatu objek. Selain itu suatu objek juga dapat dimusnahkan dengan pesan Destroy, jika kasus ini terjadi, maka garis hidupnya juga berakhir. 2. Terdapat fokus kendali (Focus of Control), berupa empat persegi panjang ramping dan tinggi yang menampilkan aksi objek secara langsung atau sepanjang sub ordinat. Puncak dari empat persegi panjang adalah permulaan aksi, bagian dasar adalah akhir dari suatu aksi. Pada diagram ini mungkin juga memperlihatkan penyaringan (nesting) dan fokus kendali yang disebabkan oleh proses rekursif dengan menumpuk fokus kendali yang lain pada induknya. 2.4.5
Activity Diagram Diagram aktivitas atau activity diagram menggambarkan workflow (aliran kerja)
atau aktivitas dari sebuah sistem atau proses bisnis. Yang perlu diperhatikan disini adalah bahwa diagram aktivitas menggambarkan aktivitas sistem bukan apa yang dilakukan aktor, jadi aktivitas yang dapat dilakukan oleh sistem. Diagram aktivitas 16
mendukung perilaku pararel . 17
Diagram aktivitas juga banyak digunakan untuk mendefinisikan hal-hal berikut : a. Rancangan proses bisnis dimana setiap urutan aktivitas yang digambarkan merupakan proses bisnis sistem yang didefinisikan. b. Urutan atau pengelompokan tampilan dari sistem/user interface dimana setiap aktivitas dianggap memerlukan sebuah pengujian yang perlu didefinisikan kasus ujiannya. c.
Rancangan pengujian dimana setiap aktivitas dianggap memerlukan sebuah pengujian yang perlu didefinisikan kasus ujiannya.
Activity diagrams menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaiman masing-masing alir berawal, decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Activity diagram juga dapat menggambarkan proses 18
pararel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi . Activity diagrams merupakan state diagram khusus, di mana sebagian besar state adalah action dan sebagian besar transisi di-trigger oleh selesainya state sebelumnya (internal processing). Oleh karena activity diagram tidak menggambarkan behaviour internal sebuah sistem (dan interaksi antar subsistem) secara eksak, tetapi
16
Ibid. hal 74 Ibid. hal 74 18 Ibid. hal 74 17
6
lebih menggambarkan proses-proses dan jalur-jalur aktivitas dari level atas secara 19
umum . 3. Analisis dan Perancangan Sistem 3.1
Analisis Sistem Analisis sistem mempelajari masalah dan kebutuhan dari organisasi untuk
menentukan bagaimana orang, data, proses, komunikasi, dan teknologi informasi dapat 20
meningkatkan pencapaian bisnis . Berikut adalah teknik pemecahan masalah yang menguraikan bagian-bagian komponen dalam menganalisa kasus yang di dapat dari observasi maupun wawancara. 3.2
Analisis SWOT Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode SWOT. Analisis tersebut dapat
dilakukan dengan cara mengevaluasi kekuatan (strength), kelemahan (weakness), kesempatan (oportunity), ancaman (threats). Dari analisis ini akan mendapat gambaran mengenai kekuatan, kelemahan, peluang, ancaman dari aplikasi ini.
3.2.1
Analisis Kekuatan dan Peluang (strength dan opportunities) Analisis ini merupakan rencana jangka panjang, dimana peluang untuk
dimanfaatkan dan kekuatan dapat dioptimalkan. Adapun kekuatan dan peluang yang dimiliki oleh aplikasi pendukung dokter jaga dalam mendiagnosa penyakit pada RSU PKU Muhammadiyah Delanggu ini dapat dilihat pada tabel 3.1 :
Tabel 3.1 Hasil Analisis Peluang dan Kekuatan Analisis kekuatan (strength)
Analisis peluang (opportunities)
a. Dapat mendiagnosis penyakit secara cepat dan akurat, sehingga tidak terjadi kesalahan manusia (human error) dalam penanganan pasien. b. Aplikasi ini dilengkapi pendukung printer untuk mencetak hasil diagnosa sebagai laporan rekam medis pasien. c. Dapat mengurangi biaya keperluan seperti membeli buku catatan baru, pulpen maupun tipex. Nantinya aplikasi ini dapat menjadi media pendukung dokter jaga di RSU PKU Muhammadiyah Delanggu dalam mendiagnosa penyakit pasien. Sehingga terwujudnya pelayanan kesehatan masyarakat yang komperhensif dan bermutu.
19
Ibid. hal 74 Hanif Al Fatta , Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern hal 17 20
7
3.2.2
Analisis Ancaman dan Kelemahan (threats dan weakness) Analisis ini merupakan rencana jangka pendek, yaitu rencana perbaikan (short-
term improvement plan), dimana ancaman untuk diantisipasi atau dihindari dan kelemahan dapat segera dibenahi atau diperbaiki. Adapun ancaman dan kelemahan yang dimiliki oleh aplikasi pendukung dokter jaga dalam mendiagnosa penyakit pada RSU PKU Muhammadiyah Delanggu ini dapat dilihat pada tabel 3.2 :
Tabel 3.2 Hasil Analisis Ancaman dan Kelemahan Analisis ancaman (threats)
Analisis kelemahan (weakness)
3.3 3.3.1
Berkembangnya sistem operasi akhir-akhir ini tentu juga diimbangi dengan berkembangnya virus. Dikhawatirkan dengan berkembangnya virus, suatu saat dapat menyerang perangkat komputer sehingga mengganggu jalannya aplikasi. a. Dengan banyaknya pasien yang memeriksakan kesehatan tiap harinya dan pelayanan 24 jam pada IGD. Dikhawatirkan dapat menyebabkan kerusakan perangkat komputer jika sering digunakan dalam 24 jam. b. Karena aplikasi ini untuk pendukung dokter jaga, sehingga akses yang disediakan hanyalah untuk paramedis, dengan kata lain aplikasi ini tidak dapat digunakan oleh pasien secara langsung.
Analisis Basis Pengetahuan Case-Based Reasoning Dalam penelitian ini telah diterapakan suatu metode untuk mengatasi
ketidakpastian dengan sistem penalaran berbasis kasus (case-based reasoning). 3.3.2
Tahapan case-based reasoning Yang menjadi basis pengetahuan pada case-based reasoning adalah fakta-fakta
berupa kasus-kasus sebelumnya yang pernah ada dan serangkaian alur untuk memeriksa, menghitung, serta menyimpulkan suatu solusi dari permasalahan yang diberikan. Tahapan pada case-based reasoning ada 4 yaitu: retrieve, reuse, revise dan retain. Pencarian solusi kasus di lakukan pada tahapan retrieve dan reuse. Tahapan retrieve melakukan pencarian tingkat kemiripan kasus inputan pertanyaan gejala-gejala yang diberikan pasien dengan kasus-kasus yang ada pada knowledge base untuk mencari kasus yang memiliki persamaan (similaritas) tertinggi. Hanya kasus yang memiliki persamaan (similaritas) dengan basis kasus yang akan diproses di tahapan reuse untuk disarankan solusi bagi kasus baru. Tahapan revise dan retain merupakan
8
tahapan dimana solusi yang diberikan pada kasus inputan pasien sebelumnya di revisi dan diputuskan untuk dijadikan knowledge baru atau tidak.
3.3.3
Retrieval (penelusuran) Retrieval yang digunakan dalam penelitian ini adalah menelusuri kembali kasus
(gejala klinis) lama yang paling menyerupai/relevan dengan kasus baru. Pencocokan dilakukan dengan cara memilih gejala-gejala dengan memberi tanda checkbox terhadap pertanyaan gejala yang sesuai dengan kondisi pasien. Jika pencocokan nilai jawaban kasus sama atau hampir sama dengan basis kasus, maka akan dilakukan tahap reuse yaitu melakukan perhitungan similarity yang menghasilkan kemungkinan jenis penyakit dan akan disarankan solusi obat untuk menjadi solusi dari kasus baru. Asumsi pada penelusuran ini adalah kasus yang mirip akan memiliki solusi yang mirip. Data pertanyaan gejala klinis yang dimasukan pada sistem berbentuk biner (1) atau (0). Dari tanda checkbox untuk menyatakan “ya” (1) bahwa ada gejala dan tidak memberi tanda checkbox menyatakan “tidak” (0) bahwa tidak ada gejala. Setiap nilai gejala similar akan dikalikan oleh bobot. Nilai = [nilai checkbox dipilih 1 atau tidak 0 (S)] * bobot (W). Penelusuranan pada aplikasi ini menggunakan teknik Similarity (problem,case) pada algoritma k-nearest neighbor sebagai berikut : Bobot parameter (w) : Gejala Penting = 1 Gejala Biasa
= 0,5 Similarity (T, S) =
𝑠1 ∗ 𝑤1 + 𝑠2 ∗ 𝑤2 + … … + 𝑠𝑛 ∗ 𝑤𝑛 𝑤1 + 𝑤2 + … … + 𝑤𝑛
Keterangan: S = similarity (nilai kemiripan) yaitu 1 (sama) dan 0 (beda) W = weight (bobot yang diberikan).
3.3.4
Reuse Pada tahap ini dilakukan perhitungan nilai similarity kemiripan setiap kasus
tertinggi yang sebelumnya telah dilakukan pencocokan yang paling relevan dari kasus baru ke dalam kasus yang lama, sehingga dari hasil perhitungan nilai persamaan (similarity) didapatkan usulan solusi dari kasus yang telah ada dimana mungkin diperlukan untuk memecahkan masalah kasus baru atau dengan kata lain menggunakan ulang solusi kasus lama untuk menangani kasus baru yang serupa. Nilai similarity setiap kasus diperoleh dari jumlah nilai gejala similar terpilih dikali dengan bobot dan dibagi dengan total nilai bobot gejala dalam data kasus lama.
9
Berikut ini contoh analisis pengambilan kesimpulan status hasil diagnosa dengan proses pencarian similarity. Dari hasil inputan gejala-gejala kasus baru diperoleh 3 kasus yang mempunyai kemiripan dengan kasus lama yaitu kasus K1, K2, dan K3. Dengan memberi bobot terhadap gejala yang mirip (similar) dengan kasus lama : Tabel 3.1 Tabel Kasus Baru Kasus Baru Kode Gejala Gejala G01 Mual G02 Muntah G03 Nyeri ulu hati : panas perih G04 Kadang keringat dingin G09 Lemas G11 Kadang disertai demam G12 Nyeri kepala/leher bagian belakang Gejala sama yang terdeteksi
K1 1 0,5 1 0,5
K2
K3 0,5
0,5
1 0,5 4
3
1 2
Berdasarkan tabel diatas perlu dihitung Similarity kasus lama terhadap kasus baru. Ada 3 Penyakit terdeteksi, dengan gejala jumlah kemiripan sebagai berikut : K1 = 4 gejala K2 = 3 gejala K3 = 2 gejala 1. Similarity (sama gejalanya) terhadap jenis penyakit yang diderita pasien K1: Gejala yang terdeteksi = (G01, G02, G03, G04) 𝑆𝑖𝑚𝑖𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑦 (T, S) =
𝑠1 ∗ 𝑤1 + 𝑠2 ∗ 𝑤2 + … … + 𝑠𝑛 ∗ 𝑤𝑛 𝑤1 + 𝑤2 + … … + 𝑤𝑛
=
[(1 ∗ 1) + (1 ∗ 1) + (1 ∗ 1) + (1 ∗ 0,5) + (0 ∗ 0,5) + (0 ∗ 0,5)] 1 + 1 + 1 + 0,5 + 0,5 + 0,5
=
1 + 1 + 1 + 0,5 + 0 + 0 1 + 1 + 1 + 0,5 + 0,5 + 0,5
=
3,5 = 0,777 4,5
2. Similarity (sama gejalanya) terhadap jenis penyakit yang diderita pasien K2: Gejala yang terdeteksi = (G02, G09, G11) Similarity (T, S) =
𝑠1 ∗ 𝑤1 + 𝑠2 ∗ 𝑤2 + … … + 𝑠𝑛 ∗ 𝑤𝑛 𝑤1 + 𝑤2 + … … + 𝑤𝑛
=
[(1 ∗ 0,5) + (0 ∗ 1) + (0 ∗ 1) + (1 ∗ 1) + (0 ∗ 0,5) + (1 ∗ 0,5) ] 0,5 + 1 + 1 + 1 + 0,5 + 0,5
=
0,5 + 0 + 0 + 1 + 0 + 0,5 0,5 + 1 + 1 + 1 + 0,5 + 0,5
10
=
2 = 0,444 4,5
3. Similarity (sama gejalanya) terhadap jenis penyakit yang diderita pasien K3: Gejala yang terdeteksi = (G01, G12) Similarity (T, S) =
𝑠1 ∗ 𝑤1 + 𝑠2 ∗ 𝑤2 + … … + 𝑠𝑛 ∗ 𝑤𝑛 𝑤1 + 𝑤2 + … … + 𝑤𝑛
=
[(1 ∗ 0,5) + (0 ∗ 0,5) + (1 ∗ 1) + (0 ∗ 0,5) + (0 ∗ 0,5) + (0 ∗ 0,5)] 0,5 + 0,5 + 1 + 0,5 + 0,5 + 0,5
=
0,5 + 0 + 1 + 0 + 0 + 0 0,5 + 0,5 + 1 + 0,5 + 0,5 + 0,5
=
1,5 = 0,428 3,5 Maka kesimpulannya adalah kasus K1 dengan tingkat kemiripan sebesar
0.777, atau 77,7% merupakan kasus terdekat dengan similarty tertinggi terhadap kasus baru.
3.3.5
Revise Tahapan revise merupakan tahapan dimana solusi kasus pada saran obat dari
hasil diagnosa diperbaiki. Pada proses validasi ini sistem akan melakukan revise, dimana melalui pertimbangan yang dimiliki oleh paramedis maka solusi kasus pada saran obat dari hasil diagnosa ini akan diproses sistem untuk dilakukan retain. Sistem akan menghasilkan solusi yang telah dikembangkan dan disimpan ke dalam sistem untuk dijadikan pengetahuan baru. Pasien dengan usia < 14 th dosis obat disesuaikan dengan umur dan berat badan.
3.3.6
Retain
Pada proses retain solusi yang sudah diperbaiki akan disimpan sebagai data rekam medis pasien. Jika pakar menyatakan kasus baru tersebut sebagai kasus valid maka kasus baru tersebut dapat diupdate kedalam basis kasus.
4. Implementasi dan Pembahasan 4.1
Implementasi Tahap implementasi sistem adalah tahap meletakkan sistem supaya siap
dioperasikan. Tahap ini dilakukan setelah melakukan perancangan sistem yaitu pembuatan program.
11
4.2
Pengujian Pengujian dilakukan untuk mengetahui langkah dan alur aplikasi sudah berjalan
dengan baik sesuai dengan rancangan yang diharapkan. Maksud dari pengujian adalah untuk mengetahui masih adakah kesalahan sehingga sistem tidak dapat berjalan sesuai dengan keinginan. Terdapat 3 jenis kesalahan dalam tes program, yaitu : 1. Kesalahan Penulisan Syntax 2. Kesalahan Sewaktu Proses (run time error) 3. Kesalahan Logika: Tabel 4.1 Testing Login No 1.
2.
3.
4.3
Skenario Memasukan username dan password menurut role Memasukan password atau password salah Menekan login sebelum semua input terisi
Hasil Masuk dalam aplikasi
Status Sukses
Muncul Pemberitahuan bahwa username atau password yang dimasukkan salah Muncul Pemberitahuan bahwa login gagal.
Sukses
Sukses
Pembahasan Aplikasi
4.3.1
Input Data Diagnosa Sebelum melakukan tahap proses diagnosa paramedis memasukan data pasien
yang sedang memeriksakan kesahatan di IGD RSU PKU MUHAMMADIYAH Delanggu dengan mengisi kode pasien, tanggal periksa, waktu periksa. Lalu tekan mulai untuk melakukan proses diagnosa.
Button untuk memulai proses diagnosa Button untuk keluar dari halaman diagnosa
Button untuk menambah pasien baru
Gambar 4.1 Input Data Diagnosa
12
4.3.2
Proses Diagnosa Pada bagian list proses diagnosa ini pengguna melakukan retrieval yaitu tahap
pencocokan kasus lama terhadap kasus baru dengan dengan memberi tanda checkbox terhadap pertanyaan gejala yang sesuai dengan gejala yang dirasakan oleh pasien. Kemudian
pilih tombol proses untuk melakukan tahap reuse yaitu perhitungan niali
similarity.
Button untuk melakukan perhitungan similarity Gambar 4.2 Proses Diagnosa 4.3.3
Hasil Diagnosa Pada bagian hasil diagnosa ini menampilkan nilai similarity atau hasil dari
diagnosa yang sebelumnya telah dicocokan antara gejala baru dengan kasus lama dan telah dihitung nilai similarity tiap kasus yang terdeteksi, hanya 3 kasus tertinggi yang ditampilkan sebagai hasil perhitungan. Setelah dikalkulasi maka nilai tertinggi diambil sebagi solusi kasus terhadap kasus baru. Jika solusi kasus dinilai tidak valid, maka dokter dapat mengubah solusi kasus dari gejala, jenis penyakit dan saran obat dengan melakukan tahap revise dan retain.
Button untuk melakukan revisi gejala, jenis penyakit, dan saran obat
Button untuk mencetak hasil diagnosa Button untuk menyimpan hasil diagnosa
Button untuk melihat data rekam medis
Gambar 4 3 Hasil Diagnosa
13
5. Penutup 5.1
Kesimpulan Setelah tahapan-tahapan penelitian dilakukan kesimpulan yang dapat diambil
dalam penelitian kali ini adalah : 1. Sistem penalaran berbasis kasus yang telah dibuat mampu menerapkan keahlian seorang pakar atau ahli (dokter umum) pada RSU PKU Muhammadiyah Delanggu. 2. Sistem penalaran berbasis kasus (case-based reasoning) untuk diagnosa 5 jenis penyakit mengeluarkan solusi diagnosa yang disarankan dari hasil perhitungan similarity dengan batas minimum yang telah ditentukan yaitu 3 nilai similar tertinggi. 3. Sistem penalaran berbasis kasus untuk diagnosa penyakit memiliki fasilitas untuk akuisisi basis data kasus dengan memberikan bobot pada gejala. Fasilitas ini hanya dapat dilakukan oleh pakar yaitu orang yang memiliki hak akses pengolahan data. 4. Berdasarkan hasil pengujian sistem, keluaran yang dihasilkan oleh sistem sama dengan perhitungan manual. Dengan demikian, sistem telah berhasil melakukan perhitungan menggunakan algoritma nearest neighbour.
5.2
Saran Pada penulisan Skripsi ini tentu masih banyak kekurangan , dan mungkin dapat
disempurnakan oleh penelitian-penelitian berikutnya. Untuk lebih menyempurnakan program ini penulis memberikan beberapa saran diantaranya : 1. Mengembangkan sistem penalaran berbasis kasus untuk diagnosa penyakit dengan menggunakan metode lain selain nearest neighbour. 2. Dalam aplikasi sistem penalaran berbasis kasus ini jenis penyakit yang diteliti masih tergolong penyakit umum, diharapkan untuk penelitian berikutnya agar dapat melakukan penelitian kelompok diagnosa dengan jenis penyakit yang lebih khusus. 3. Mengembangkan sistem penalaran berbasis kasus untuk identifikasi penyakit lain dengan menggunakan metode nearest neighbour. 4. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk membuat aplikasi sejenis yang dapat di akses secara online agar dapat digunakan oleh banyak pihak.
14
DAFTAR PUSTAKA
Al Fatta, Hanif. 2007. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk Keunggulan Bersaing Perusahaan & Organisasi Modern.Yogyakarta: Andi. Kristanto, Andri. 2004. Kecerdasan Buatan. Yogyakarta: Graha Ilmu Kusrini. 2008. APLIKASI SISTEM PAKAR Menentukan Faktor Kepastian Pengguna dengan Metode Kuantifikasi Pertanyaan. Yogyakarta: Andi. Kusrini, dan Emha taufiq Luthfi. 2009. Algoritma Data Mining. Yogyakarta: Andi. Sugiarti, Yuni. 2013. ANALISIS DAN PERANCANGAN UML (Unified Modeling Language) Generated VB.6. Yogyakarta: Graha Ilmu. Stahl, Armin. 2004. Learning of Knowladge-Intensive Similarity Measures in Case-Based Reasoning www.dfki.de/web/forschung/.../renameFileForDownload?file_id... diakses pada tanggal 27 Mei 2013 pukul 07.15 WIB
15