IJNS – Indonesian Journal on Networking and Security - Volume 4 No 4 – 2015 – ijns.org
Analisis Penerapan Sistem Informasi E-Musrenbang Dalam Perencaanan Pembangunan Partisipatif KOTA PALOPO Universitas Cokroaminoto Palopo Sulawesi Selatan
[email protected] Abstrak – Paradigma pembangunan yang sekarang menempatkan masyarakat sebagai pelaku utama pembangunan. Salah satu sarana yang disediakan oleh pemerintah kepada setiap masyarakat untuk ikut berperan dalam perencanaan pembangunan daerah adalah melalui pelaksanaan musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang). Penelitian ini adalah model Technology Acceptance Model – TAM (berketerimaan teknologi). Pada model ini menjelaskan bahwa pengguna sistem cenderung menggunakan sistem jika sistem tersebut mudah digunakan dan bermanfaat baginya. Metode tersebut digunakan untuk menganalisis kesuksesan penerapan sistem informasi e-Musrenbang yang diterapkan di Kota Palopo dengan menganalisis tingkat penerimaan pemakai. Responden penelitian ini adalah pengguna sistem informasi e-Musrenbang yang terdiri atas staf SKPD, staf kelurahan dan kecamatan serta masyarakat. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggabungkan teknik judgement sampling dan stratified random proportional sampling. Analisis data yang digunakan adalah SEM (Structural Equation Modelling) dengan menggunakan software AMOS (Analysis of Moment Structure). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesuksesan penerapan sistem informasi e-Musrenbang dapat dijelaskan dengan baik oleh konstruk-konstruk yang membangun dengan metode TAM sehingga mampu menjelaskan manfaat serta kesuksesan penerapan sistem informasi eMusrenbang dengan konstruk percieved usefulness yang paling dominan. Kata kunci: e-Musrenbang, TAM, konstruk percieved usefulness, percieved ease of use, actual system usage, SEM Abstrac - Current development paradigm that places the community as the main actors of development. One of the facilities provided by the government to every community to participate in local development planning is through the implementation of development planning (Musrenbang). This study is a model of the Technology Acceptance Model – TAM. In this model explains that the system users tend to use the system if the system is easy to use and beneficial for him. The method used to analyze the successful implementation of e-Musrenbang information system applied in Palopo by analyzing the level of user acceptance. Respondents are users of information systems e-Musrenbang consisting of SKPD staff, wards and district staff and community. Sampling was done by combining engineering judgment and a stratified random sampling proportional sampling. Analysis of the data used is SEM (Structural Equation Modelling) by using the software AMOS (Analysis of Moment Structure). The results showed that the successful implementation of e-Musrenbang information systems can be explained by the constructs that build the TAM method so as to explain the benefits as well as the successful implementation of the information system e-Musrenbang to construct the most dominant percieved usefulness. Keywords: e-Musrenbang information systems, TAM, construct percieved usefulness, percieved ease of use, the actual system usage, SEM 1.a. Latar Belakang Penyelenggaraan pemerintahan lokal yang lebih dinamis ini telah menimbulkan suatu kebutuhan bersama untuk mengatur pelibatan masyarakat. Dalam pandangan masyarakat harus ada jaminan utnuk keterlibatan mereka, sedangkan dari sisi pemerintah harus jelas aspirasi seperti apa yang akan direspon dan bagaimana meresponnya. Kebutuhan bersama ini telah ditindaklanjuti oleh beberapa kota dan daerah di Indonesia, seperti Kota Palopo. ISSN : 2302-5700 (Print) – 2354-6654 (Online)
Salah satu sarana yang disediakan oleh pemerintah kepada setiap masyarakat untuk ikut berperan dalam perencanaan pembangunan daerah adalah melalui pelaksanaan musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang). Berdasarkan UU No.25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang melembagakan Musrenbang di semua peringkat pemerintahan untuk membuat perencanaan jangka panjang, jangka menengah dan tahunan. Undang-undang tersebut juga menekankan tentang perlunya sinkronisasi lima 61
IJNS – Indonesian Journal on Networking and Security - Volume 4 No 4 – 2015 – ijns.org
pendekatan perencanaan yaitu pendekatan politik, partisipatif, teknokratis, ’bottom up’ dan ’top down’ dalam perencanaan pembangunan daerah. Perencanaan pembangunan daerah bagi sebuah daerah adalah kegiatan yang dilakukan pada setiap tahunnya oleh pemerintah tingkat satu ataupun dua, dalam proses perencanaan tersebut membutuhkan sebuah sistem informasi seperti emusrenbang. Dengan perubahan pola perencanaan pembangunan yang mengedepankan partisipasi masyarakat diharapkan pembangunan dirancang berdasarkan pada data dan informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan, sehingga menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, pelaksanaan dan pengawasannya. Perencanaan pembangunan Kota Palopo melalui mekanisme yang ketat mulai dari musrenbang desa/kelurahan kemudian diverifikasi oleh musrenbang kecamatan dilanjutkan pada musrenbang SKPD. Proses tersebut jika dilakukan dengan cara yang konvensional maka membutuhkan waktu yang cukup lama. Sehingga pengembangan sistem informasi seperti emusrenbang perencanaan pembangunan dapat menjadikan proses tersebut lebih efektif dan efisien. Karena dengan adanya e-musrenbang semua desa/kelurahan, kecamatan dan SKPD dapat melihat informasi usulan mereka sampai pada tahap mana. Selain itu juga dengan adanya e-musrenbang diharapkan para pengusul kegiatan dapat mengetahui diterima atau ditolaknya kegiatan dan pagu kegiatan yang mereka usulkan, serta mampu menghapus atau menghilangkan praktik korupsi pada proyek pembangunan yang akan dilaksanakan. Konsep dalam penelitian ini adalah model berketerimaan teknologi (Technology Acceptance Model – TAM). Model ini menyebutkan bahwa pengguna sistem cenderung menggunakan sistem apabila sistem mudah digunakan dan bermanfaat baginya. Konsep TAM dilandasi oleh teori tindakan beralasan (Theory of Reasoned Action – TRA) yang dikembangkan oleh Ajzen dan Fishbein (1975). Dalam TAM, penerimaan pemakai SI ditentukan oleh dua faktor kunci yaitu perceived usefulness dan perceived easy of use. Persepsi kemanfaatan (perceived usefulness), adalah tingkat kepercayaan individu bahwa penggunaan teknologi akan meningkatkan kinerjanya, dan persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use), adalah tingkat kepercayaan individu bahwa penggunaan teknologi membuatnya lebih mudah menyelesaikan pekerjaan (Venkatesh dan Davis, 2000). ISSN : 2302-5700 (Print) – 2354-6654 (Online)
2.a. Konsep Musrenbang Kata Musrenbang merupakan singkatan dari Musyawaran Perencanaan Pembangunan. Kata musyawarah berasal dari Bahasa Arab yang menggambarkan bagaimana warga saling berdiskusi memecahkan masalah konflik dan juga problem di masyarakat. Musrenbang, oleh karena itu, identik dengan diksusi di masyarakat/kelurahan tentang kebutuhan pembangunan daerah (Anonim, 2012). Musyawarah Perencanaan dan Pembangunan (Musrenbang) pada hakikatnya adalah forum perencanaan pembangunan formal yang berusaha mempertemukan aspirasi masyarakat dari bawah dengan usulan program pembangunan dari instansi pemerintah. Musrenbang tercantum dalam beberapa undangundang dan Perda terkait dengan perencanaan pembangunan daerah, undang-undang tersebut adalah UU No. 25/2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, UU No. 32/2004 tentang Pemerintah Daerah, dan UU No. 17/2003 tentang Keuangan Negara. E-Musrembang (Elektronik Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah) merupakan forum musyawarah pemangku kepentingan yang dilakukan secara berjenjang dari tingkat kelurahan, kecamatan hingga kota untuk merumuskan dan menyepakati rencana pembangunan untuk periode 1 (satu) tahun secara online. Terbentuknya e-Musrembang berangkat dari adanya fakta-fakta ataupun tuntutan dari masyarakat kota Palopo yang menginginkan adanya sebuah forum atau kontak sosial antara warga dengan pemerintah kota Palopo. E-Musrenbang ini tentunya memberikan kontribusi/pengaruh yang besar terhadap pelaksanaan musrenbang. E-Musrenbang diusulkan oleh Badan Perencanaan Pembangunan melalui pembahasan yang intens dan mendalam. Aplikasi e-Musrenbang atau e-Rencana merupakan aplikasi yang dikembangkan oleh BAPPEDA Kota Palopo sebagai bagian dari persiapan pelaksanaan kegiatan musrenbang tahun 2015. Perencaan pembangunan kota Palopo melalui mekanisme yang ketat mulai dari musrenbang desa/kelurahan kemudian diverifikasi oleh musrenbang kecamatan dilanjutkan pada musrenbang SKPD. Proses tersebut jika dilakukang dengan cara yang konvensional maka membutuhkan waktu yang cukup lama. Sehingga pegembangan sistem informasi seperti emusrenbang perencanaan pembangunan dapat menjadikan proses tersebut lebih efektif dan efisien. Karna dengan adanya e-musrenbang semua desa/kelurahan, kecamatan dan SKPD 62
IJNS – Indonesian Journal on Networking and Security - Volume 4 No 4 – 2015 – ijns.org
dapat melihat informasi usulan mereka sampai pada tahap mana. Selain itu juga dengan adanya e-musrenbang para pengusul kegiatan dapat mengetahui diterima atau ditolaknya kegiatan dan pagu kegiatan yang mereka usulkan. 2.b. Perencanaan Partisipatif Perencanaan partisipatif merupakan perencanaan yang melibatkan semua (rakyat) dalam rangka memecahkan masalah yang dihadapi yang bertujuan untuk mencapai kondisi yang diinginkan, Hal ini seperti yang dikemukakan Sulaiman (Huraerah, 2008: 103), dimana partisipasi dalam kegiatan perencanaan pembangunan adalah: 1. Bentuk partisipasi Pada tahapan ini bentuk partisipasi masyarakat yang bisa disumbangkan dalam perencanaan pembangunan berbentuk tingkat kehadiran, memberikan ide atau gagasan dalam penentuan usulan prioritas. Ide atau gagasan disampaikan melalui musyawarah perencanaan pembangunan, dan hasil ide-ide tersebut akan diusulkan dalam penetapan usulan. Bentuk partisipasi masyarakat diberikan dalam bentuk sumbangan pikiran, saran, usulan maupun kritik dalam pertemuan atau rapat yang diadakan untuk membicarakan kegiatan yang akan diaksanakan. 2. Kewenangan pengambilan keputusan Peran masyarakat Perencanaan pembangunan sangat penting, diskusi intensif antara pihak berkepentingan (stakeholders), baik dari unsur pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dunia usaha terkait perlu diselenggarakan untuk dapat saling melengkapi informasi dan menyamakan persepsi tentang kebijakan yang akan diputuskan oleh aparat tersebut. 2.c. Penerimaan Pemakai Terhadap Sistem Teknologi Informasi Penerimaan pemakai terhadap sistem teknologi informasi dapat didefinisikan sebagai kemauan yang nampak didalam kelompok pengguna untuk menerapkan sistem teknologi informasi tersebut dalam pekerjaannya. Semakin menerima sistem teknologi informasi yang baru, semakin besar kemauan pemakai untuk merubah praktek yang sudah ada dalam penggunaan waktu serta usaha untuk memulai secara nyata pada sistem teknologi informasi yang baru (Succi, dkk, 1999) dan (Pikkarainen et al.,2003). Sistem teknologi informasi yang diterapkan di organisasi menjadi komponen dari organisasi bersama-sama dengan manusia. Manusia berinteraksi menggunakan sistem teknologi informasi. Interaksi ini menimbulkan keperilakuan ISSN : 2302-5700 (Print) – 2354-6654 (Online)
(behavioral). Sekarang masih banyak terdengar bahwa sistem informasi gagal diterapkan karena manusianya menolak atau tidak mau menggunakan dengan alasan. Menolak menggunakan sistem adalah suatu perilaku (Kartika, E.S., 2009). 2.d. Technology Acceptance Model (TAM) Model Technology Acceptance Model (TAM) yang dikembangkan oleh Davis F.D (1989) merupakan salah satu model yang paling banyak digunakan dalam penelitian Sistem Informasi (SI) karena model ini lebih sederhana dan mudah diterapkan. Model TAM diadopsi dari model The Theory of Reasoned Action (TRA), dengan satu premis bahwa reaksi dan persepsi seseorang terhadap suatu hal akan menentukan sikap dan perilaku orang tersebut. Teori ini membuat model perilaku seseorang sebagai suatu fungsi dari tujuan perilaku. Tujuan perilaku ditentukan oleh sikap atas perilaku tersebut. Sehingga, dapat dipahami bahwa reaksi dan persepsi pengguna Sistem Informasi akan mempengaruhi sikapnya dalam penerimaan penggunaan Sistem Informasi. Model TAM menempatkan faktor sikap dari tiaptiap perilaku pengguna dengan dua variabel yaitu kemanfaatan (usefulness) dan kemudahan penggunaan (ease of use) sebagai instrumen untuk menjelaskan varians pada minat pengguna (user’s intention). Kemanfaatan (usefulness) didefinisikan sebagai tingkat kepercayaan pengguna bahwa dengan menggunakan sistem, maka akan dapat meningkatkan kinerja mereka. Sedangkan kemudahan penggunaan (ease of use) didefinisikan sebagai tingkat kepercayaan pengguna bahwa sistem dapat digunakan dengan mudah dan dapat dipelajari sendiri. Kedua variabel model TAM tersebut dapat menjelaskan aspek keperilakuan pengguna (Davis, et al., 1989). TAM berfokus pada sikap terhadap pemakaian teknologi informasi oleh pemakai dengan mengembangkannya berdasarkan persepsi kegunaan dan kemudahan dalam pemakaian teknologi informasi. TAM merupakan satu di antara banyak model penelitian yang berpengaruh dalam studi determinan akseptasi teknologi informasi. 3.a. Metode Pengumpulan Data 1. Observasi Metode observasi dilakukan dengan cara peneliti terjun langsung ke lokasi penelitian untuk mengamati penggunaan sistem informasi emusrenbang yang dilakukan oleh responden yakni
63
IJNS – Indonesian Journal on Networking and Security - Volume 4 No 4 – 2015 – ijns.org
staf kelurahan, staf kecamatan, pegawai SKPD dan masyarakat. 2. Kuesioner Metode kuesioner dilakukan dengan cara memberikan kuesioner atau angket yang berisi pertanyaan mengenai penggunaan sistem informasi e-musrenbang kepada responden. Daftar pertanyaan kuesioner merupakan item indikator yang menyusun konstruk pada metode TAM yang dibuat dalam bentuk pertanyaan. 3. Wawancara terbatas Metode wawancara dilakukan dengan memberi beberapa pertanyaan mengenai penerapan sistem informasi e-musrenbang kepada beberapa masyarakat, pegawai kelurahan/kecamatan dan staff SKPD pengguna sistem informasi emusrenbang. Data yang dihasilkan berupa informasi mengenai sistem informasi yang telah diterapkan. 3.b. Analisis Data Unit analisis dalam penelitian ini adalah populasi pengguna Sistem Informasi E-Musrenbang yaitu populasi pegawai SKPD, staf kelurahan/kecamatan dan masyarakat kota Palopo. 4. Hasil Analisis dan Pembahasan 4.a. Gambaran Umum Objek Penelitian Sistem informasi e-Musrenbang yang diterapkan pada kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Palopo adalah seperangkat sistem yang digunakan dalam persiapan pelaksanaan kegiatan musrenbang tahun 2015. Perencanaan pembangunan kota Palopo melalui mekanisme yang ketat mulai dari musrenbang desa/kelurahan kemudian diverifikasi oleh musrenbang kecamatan dilanjutkan pada musrenbang SKPD. Proses tersebut jika dilakukan dengan cara yang konvensional maka membutuhkan waktu yang cukup lama. Sehingga pengembangan sistem informasi seperti emusrenbang perencanaan pembangunan dapat menjadikan proses tersebut lebih efektif dan efisien. Karena dengan adanya e-musrenbang semua desa/kelurahan, kecamatan dan SKPD dapat melihat informasi usulan mereka sampai pada tahap mana. Selain itu juga dengan adanya e-Musrenbang para pengusul kegiatan dapat mengetahui diterima atau ditolaknya kegiatan dan pagu kegiatan yang mereka usulkan. Sistem ini memiliki server yang ditempatkan pada ruang server dan client yang ditempatkan pada masing-masing unit yang ada di lingkungan kantor ISSN : 2302-5700 (Print) – 2354-6654 (Online)
Bappeda Kota Palopo. Selain terhubung melalui LAN, sistem informasi e-musrenbang ini juga terhubung melalaui internet yang dapat diakses oleh masyarakat. Pada penelitian ini yang menjadi tujuan penelitian adalah hak akses menu yang diberikan pada masing-masing staf kelurahan maupun kecamatan dan masyarakat yang mengakses agar bisa diketahui tingkat kesuksesan penerapannya. Secara umum sistem informasi e-Musrenbang dapat dilihat pada gambar berikut : A. Deskripsi Responden
Gambar 1 Gambaran umum Sistem Informasi e-Musrenbang Kota Palopo 4.b. Deskriptif responden Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis data dengan metode TAM dalam mengukur kesuksesan penerapan sistem informasi dengan studi kasus penerapan sistem informasi emusrenbang Kota Palopo. Responden penelitian ini adalah para pengguna sistem informasi emusrenbang di wilayah kota Palopo yang terdiri dari pegawai SKPD yang berjumlah 30 responden, staf kelurahan dengan jumlah 7 responden, staf kecamatan dengan jumlah 12 dan masyarakat yang berjumlah 301 responden. Total seluruh responden adalah 350. Metode penentuan sampel dilakukan dengan metode nonprobability sampling, melalui teknik purposive sampling. Diambil sampel para pengguna yang menggunakan maupun berhubungan dengan sistem informasi eMusrenbang dalam pekerjaannya dan telah bekerja selama minimal satu tahun. Definisi operasional variabel yang digunakan yaitu: 1) Perceived Usefulness (Y1) merupakan tingkat dimana seseorang yakin bahwa penggunaan sistem akan membantunya dalam meningkatkan kinerja dalam konteks organisasi (Doll, 1998).
64
IJNS – Indonesian Journal on Networking and Security - Volume 4 No 4 – 2015 – ijns.org
2) Perceived Ease of Use (Y2) didefinisikan sebagai tingkat kemudahan penggunaan sistem yang akan dapat mengurangi usaha seseorang dalam menyelesaikan pekerjaannya. 3) Personalization (X1) didefinisikan sebagai tingkat di mana seorang individu menggunakan sistem informasi sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya akan suatu informasi tertentu. 4) Computer self efficacy (X2) merupakan tingkat kapabilitas seseorang dalam mengoperasikan komputer atau sistem informasi atau teknologi informasi. Penelitian mengambil total sampel sebanyak 350 orang yang terdiri dari pegawai SKPD, staf kecamatan dan kelurahan serta masyarakat umum. Penelitian dilakukan dengan teknik kuesioner dengan skala Likert, di mana hasil kuesioner yang berupa data ordinal telah ditransformasi menjadi data interval dengan menggunakan method of succesive interval (MSI) dan untuk memudahkan perhitungan dapat digunakan bantuan SPSS for windows. 4.c. Deskriptif Variabel Penelitian Bagian ini akan menguraikan analisis deskriptif tentang jawaban responden pembentukan variabel konstruk yang didasarkan kepada distribusi frekuensi hasil tabulasi skor jawaban. 1. Variabel Perceived Ease of Use Dalam penelitian ini variabel perceived ease of use berkaitan dengan persepsi seseorang bahwa suatu teknologi dapat dengan mudah dipahami dan digunakan. Ada 6 dimensi untuk mengukur variabel perceived ease of use yaitu : mudah dipelajari (X1.1), terkontrol (X1.2), jelas dan mudah dimengerti (X1.3), fleksibel (X1.4), mudah dikuasai (X1.5), dan mudah digunakan (X1.6). Pengukuran berbagai indikator tersebut dilakukan secara kuantitatif, yaitu melalui pemberian skor terhadap persepsi responden mengenai kemudahan menggunakan e-Musrenbang. 2. Variabel Perceived Usefulness Dalam penelitian ini variabel perceived usefulness berkaitan dengan suatu ukuran di mana penggunaan e-Musrenbang dipercaya akan mendatangkan manfaat bagi orang yang menggunakannya. Ada 6 dimensi untuk mengukur variabel perceived usefulness yaitu kerja lebih cepat (X2.1), kinerja pekerjaan (X2.2), meningkatkan produktivitas (X2.3), keefektifan (X2.4), pekerjaan lebih mudah (X2.5), dan bermanfaat (X2.6). Pengukuran berbagai indikator tersebut dilakukan secara kuantitatif, yaitu melalui pemberian skor terhadap persepsi responden mengenai kemanfaatan yang diberikan oleh adanya fasilitas e-Musrenbang. 3. Variabel Actual Usage ISSN : 2302-5700 (Print) – 2354-6654 (Online)
Actual usage dalam penelitian ini merupakan bentuk nyata adopsi layanan e-Musrenbang yang dikonsepkan dalam bentuk pengukuran terhadap frekuensi dan durasi waktu penggunaan teknologi. Ada 6 dimensi untuk mengukur variabel actual usage yaitu kontinu (Y2.1), menggunakan lebih banyak (Y2.2), menggunakan untuk informasi bisnis (Y2.3), menggunakan untuk informasi pribadi (Y2.4), menggunakan untuk seluruh informasi (Y2.5), dan menggunakan untuk informasi tertentu (Y2.6). Pengukuran berbagai indikator tersebut dilakukan secara kuantitatif, yaitu melalui pemberian skor terhadap persepsi responden mengenai adopsi layanan e-Musrenbang yang dilakukan oleh responden. 4.d. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian terbukti bahwa perceived ease of use berpengaruh positif dan signifikan terhadap actual usage e-Musrenbang, hal ini berarti berbagai kemudahan yang dirasakan pengguna memberi dampak positif bagi penggunaan e-Musrenbang yang juga meningkat. Pengguna tidak lagi sekedar menilai dan membandingkan dengan fasilitas lain yang konvensional dalam mengetahui rencana pembangunan, tetapi pengguna/masyarakat sudah menjadikan e-Musrenbang seperti sebuah kebutuhan untuk mengetahui informasi rencana pembangunan di kota Palopo. Pengguna/masyarakat akan secara kontinu menggunakan e-Musrenbang sebagai wujud nyata dari adopsi layanan. Berdasarkan hasil penelitian juga membuktikan bahwa perceived usefulness berpengaruh positif dan signifikan terhadap actual usage eMusrenbang. Ini berarti manfaat yang diberikan pemerintah kota Palopo melalui e-Musrenbang mengakibatkan adanya peningkatan adopsi layanan ini. Masyarakat merasakan keuntungan dalam penggunaan e-Musrenbang sehingga melakukan wujud nyata adopsi layanan ini dengan terus menggunakannya untuk berbagai informasi perencanaan pembangunan. Masyarakat juga akan melakukan adopsi nyata layanan e-Musrenbang dengan melakukan penggunaan berulang, serta menggunakan layanan ini untuk hampir seluruh tugas perencanaan pembangunan di Kota Palopo. 5. Penutup Penelitian ini dilakukan di kantor Bappeda kota Palopo yang telah menerapkan sistem informasi e-musrenbag untuk mendukung kegiatan peremerintah dalam perencanaan pembangunan dan bertujuan untuk menganalisis 65
IJNS – Indonesian Journal on Networking and Security - Volume 4 No 4 – 2015 – ijns.org
kesuksesan penerapannya menggunakan metode TAM. Berdasarkan hasil analisis penelitian maka dapat disimpulkan bahwa : 1.Perceived ease of use berpengaruh positif dan signifikan terhadap actual usage e-Musrenbang, hal ini berarti berbagai kemudahan yang dirasakan masyarakat memberi dampak positif bagi penggunaan e-Musrenbang yang juga meningkat. Pengguna tidak lagi sekedar menilai dan membandingkan dengan fasilitas lain yang konvensional dalam mengetahui rencana pembangunan, tetapi pengguna/masyarakat sudah menjadikan e-Musrenbang seperti sebuah kebutuhan untuk mengetahui informasi rencana pembangunan di kota Palopo. Sehingga masyarakat akan secara kontinu menggunakan eMusrenbang sebagai wujud nyata dari layanan yang diberikan pemerintah kota Palopo kepada masyarakat. 2.Perceived usefulness berpengaruh positif dan signifikan terhadap actual usage e-Musrenbang. Ini berarti manfaat yang diberikan pemerintah kota Palopo melalui e-Musrenbang mengakibatkan adanya peningkatan layanan pemerintah. Masyarakat merasakan keuntungan dalam penggunaan e-Musrenbang sehingga melakukan wujud nyata adopsi layanan ini dengan terus menggunakannya untuk berbagai informasi perencanaan pembangunan. Masyarakat juga akan melakukan adopsi nyata layanan eMusrenbang dengan melakukan penggunaan berulang, serta menggunakan layanan ini untuk hampir seluruh tugas perencanaan pembangunan di Kota Palopo Sehingga dengan adanya sistem informasi e-Musrenbang ini adalah dapat mengetahui sejauh mana usulan yang dimasukkan serta prosesnya apakah diterima atau ditolak dan pada level mana usulan tersebut. 3.Hasil analisis akhir metode TAM menyimpulkan bahwa konstruk persepsi kegunaan (perceived usefulness) mempengaruhi konstruk penggunaan teknologi sesungguhnya (actual system usage) secara signifikan dan konstruk persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use) tidak berpengaruh secara signifikan. Hal ini berarti bahwa salah satu aspek kesuksesan penerapan sistem informasi e-musrenbang kota Palopo adalah karena sistem tersebut sangat berdaya guna dan mampu memudahkan serta mempercepat pekerjaan penggunanya.
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
[8] [9]
[10]
[11]
[12] [13] [14]
[15] 6. Pustaka [1] Anonim, Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional [2] Bollen, K.A, 1989, Structural Equation With Laten Variable. New York, Wiley ISSN : 2302-5700 (Print) – 2354-6654 (Online)
Gozali, I, 2006, Aplikasi Sructural Equation Modelling Metode Alternatif Dengan Partial Least Square, Edisi 1, Badan Penerbit Universitas Diponegoro Hamrul, Heliawaty, 2013 Analisis Perbandingan Metode TAM Dan UTAUT dalam Mengukur Kesuksesan Penerapan Sistem Informasi Akademik. Tesis, Magister Teknik Informatika, STMIK Amikom, Yogyakarta Hanif, Al Fatta, 2007 Analisis & Perancangan Sistem Informasi, Andi, Yogyakarta Indiani, 2006, Model Penerimaan User Dalam Implemntasi Sistem ERP Dengan Memodifikasi Model Technologi Acceptance Model Serta Memasukkan Karakteristik Individu, Ph.D Tesis, Industrial Engineering And Management, Institut Teknologi Bandung, Bandung Jogiyanto, 2008, Metode Penelitian Sistem Informasi,. Penerbit Andi, Yogyakarta Jogiyanto, 2007, Sistem Informasi Keperilakuan,. Penerbit Andi, Yogyakarta Kartika, S.E., 2009, Analisis Proses Penerimaan Sistem Informasi iCons Dengan Menggunakan Technology Acceptance Model Pada Karyawan PT. Bank Negara Indonesia (Persero) TBK. di Kota Semarang, Tesis, Magister Sains Akuntansi, Universitas Diponegoro, Semarang Latan, H.; Gudono, 2012, SEM Stuktural Equation Modeling, edisi 1, BPFE, Yogyakarta Minartiningtyas, A.B., 2011, Model KesuksesanPenerapan ERP Pada PT PLN Persero Distribusi Bali, Tesis, Magister Teknik Informatika, STMIK Amikom, Yogyakarta Mustafa, Z, 2011, Mengurai Variabel Hingga Instrumen, Graha Ilmu, Jakarta Nasr, Moh, 2003, Metode Penelitian, Ghalia, Jakarta. Widiana Mulyani, Bambang Eka Purnama (2015), Pembangunan Sistem Informasi Data Balita Pada Posyandu Desa Ploso Kecamatan Punung Kabupaten Pacitan, Jurnal Speed, ISSN 1979 – 9330, ijns.org Farid Hamzah Habibie, Bambang Eka Purnama, Ramadian Agus Triyono, Pembangunan Sistem Informasi Penerimaan Calon Tenaga Kerja Secara Online Berbasis Web Pada Bursa Kerja Khusus Smk Ganesha Tama Boyolali, Jurnal TIK Provisi Vol 5, No 2 (2014) 66