39
III.1
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Instalasi Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit Makna, Ciledug yang terletak di Jalan Ciledug Raya no. 4 A, Tangerang. Instalasi Pengolahan Air Limbah ini dibangun dengan kapasitas 12,5 m3/hari, yang dapat melayani rumah sakit dengan 50 tempat tidur. Pengolahan air limbah rumah sakit ini dilakukan dengan proses biofilter gabungan dengan menggunakan media sarang tawon. Air yang diolah adalah limbah cair yang dihasilkan oleh kegiatan rumah sakit, yaitu yang berasal dari limbah domestik dan limbah yang berasal dari limbah klinis sehingga air hasil olahan dapat langsung dibuang ke saluran umum. Tahap pelaksanaan penelitian mulai dilakukan dari bulan Januari dan berakhir pada bulan Juni 2001, dimulai dari penelitian pendahuluan, penelitian inti, analisa parameter, dan pengolahan data hasil penelitian.
III.2
Penelitian Pendahuluan
Pada penelitian pendahuluan dilakukan pemeriksaan air limbah yang belum terolah, mengukur dan mempelajari model dan karakteristik unit pengolahan, mengukur debit yang terjadi untuk memperkirakan waktu pengambilan sampel. III.2.1 Karakteristik Air Limbah Rumah Sakit Makna Ciledug. Pemeriksaan air limbah Rumah Sakit Makna yang belum terolah ini dilakukan untuk menentukan parameter-parameter kualitas air yang akan diteliti.
III.2.2 Bentuk dan Spesifikasi Teknis IPAL Prototipe alat ini secara garis besar terdiri dari bak pengendapan/pengurai anaerob dan unit pengolahan lanjut dengan sistem biofilter anaerob-aerob. Bak pengurai anaerob dibuat dari bahan beton cor. Ukuran bak pengurai anaerob yakni 40
panjang 200 cm, lebar 200 cm, dan kedalaman efektif sekitar 220 cm. Unit pengolahan lanjut dibuat dari bahan fiber glas (FRP) dan dibuat dalam bentuk yang kompak dan langsung dapat dipasang dengan ukuran panjang 310 cm, lebar 100 cm dan tinggi 210 cm. Ruangan di dalam alat tersebut dibagi menjadi beberapa zona yakni rungan pengendapan awal, zona biofilter anaerob, zona biofilter aerob dan rungan pengendapan akhir. Media yang digunakan untuk biofilter adalah media plastik tipe sarang tawon. Dengan luas permukaan 225 m2 per m3 media. Selain itu, air limbah yang ada di dalam rungan pengendapan akhir sebagian disirkulasi ke zona aerob dengan menggunakan pompa sirkulasi. Prototipe alat ini dirancang untuk dapat mengolah air limbah sebesar 10-15 m3/hari, yang dapat melayani rumah sakit dengan 30-50 bed. Air yang diolah adalah seluruh limbah cair yang dihasilkan oleh kegiatan rumah sakit, yakni baik yang berasal dari limbah domistik maupun limbah yang berasal dari limbah klinis. Air hasil olahan langsung dibuang ke saluran umum. Diagram proses pengolahan air limbah dengan proses biofilter anaerob-aerob dan bentuk konstruksi IPAL tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.1 sampai dengan Gambar 3.3, sedangkan spesifikasi teknis bioreaktor dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Gambar 3.1: Diagram proses pengolahan air limbah dengan proses biofilter anaerob-aerob.
41
Gambar 3.2 : Penampang Bak Pengurai Anaerob
Gambar 3.3 Penampang Bak Pengolahan Lanjut
42
Tabel 3.1 : Spesifikasi Teknis IPAL Dengan Proses Biofilter Anaerob-Aerob. No 1
Unit REAKTOR : a. Bak Kontrol
b. Bak Pengurai Anaerob
c. Bak Pengolahan Lanjut Bak pengolahan lanjut, terbagi atas lima ruang: 1. Ruang pengendapan awal 2. dua buah ruang biofilter anoksik 3. ruang biofilter aerob 4. ruang pengendapan akhir
Spesifikasi Teknis Bahan Beton Cor Dimensi : 50 cm x 50 cm x 60 cm Tinggi Air : 40 cm Pipa Inlet/Outlet : 4 “ Bahan : Beton Cor Dimensi : Panjang : 200 cm Lebar : 200 cm Tinggi Air : 220 cm Pipa Inlet/Outlet : 4 “ 3 Volume bak : 7,17 m Volume Media : 2 Luas Kontak Media : 1189,89 m Bahan fiber glass (FRP) Dimensi : Panjang = 310 cm Lebar = 100 cm Tinggi = 190 cm Pipa inlet dan outlet = 4 inchi 3 Volume bak = 5,2 m Luas kontak media : 2 Bak biofilter anoksik = 406,8 m 2 Bak biofilter aerob = 238,995 m
2
Blower
HI-BLOW 60 Daya : 60 Watt; 220 Volt
3
Pompa sirkulasi
Tipe : Submersible pump Daya : 40 Watt, 220 Volt
4
Media Biofilter
Jenis : sarang tawon (cross flow) Bahan : PVC sheet Ketebalan : 0.5 mm Diameter lubang : (2 x 2) cm Warna : hitam 2 3 Luas kontak spesifik : + 226 m /m 3 Berat spesifik : 30 – 35 kg/m Porositas rongga : 0.98
43
III.2.3 Pengkuran Fluktuasi Debit Air Limbah Pengukuran fluktuasi debit yang terjadi dimaksudkan untuk memperkirakan waktu pengambilan sampel yang tepat. Pengukuran ini dilakukan dengan alat pengukur debit (watermeter) selama tujuh hari pengukuran sehingga dapat dilihat kecenderungan fluktuasi debit yang terjadi setiap hari.
III.3
Penelitian Inti
Penelitian inti bertujuan untuk mengetahui pengaruh fluktuasi debit terhadap penyisihan COD, BOD5, TSS, ammonia, dan deterjen yang terkandung dalam air limbah Rumah Sakit Makna, Ciledug dengan menggunakan proses biofilter AnaerobAerob bermedia sarang tawon. III.3.1 Pengambilan Sampel Maksud pengambilan sampel adalah mengumpulkan volume suatu lokasi sampling yang akan diteliti, dengan jumlah sekecil mungkin tapi masih mewakili (representatif), yaitu masih mempunyai semua sifat-sifat yang sama dengan lokasi sampling tersebut. 3.3.1.1 Waktu Pengambilan Sampel Waktu pengambilan sampel dilakukan dengan dua variasi waktu, yaitu : 1. Untuk pengambilan sampel pada titik inlet dan outlet diambil secara berkala dua jam sekali selama 24 jam (kecuali waktu aliran air kosong). Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh setiap perubahan besaran debit terhadap efisiensi pengolahan limbah. 2. Untuk pengambilan sampel pada 4 titik sampling dilakukan pada waktu jam puncak berdasarkan studi debit yang telah dilakukan sebelumnya. Hal ini dimaksudkan untuk 44
III.3.1.2 Titik Sampling Untuk mengetahui pengaruh fluktuasi debit terhadap efisiensi keseluruhan sistem pengolahan, pengambilan sampel dilakukan di dua titik , yaitu : 1. Influen bak pengolahan 2. Efluen bak pengolahan Sedangkan untuk mengetahui efisiensi dari unit-unit pengolahan, pengambilan sampel dilakukan di empat titik, yaitu : 1. Titik influen bak pengolahan 2. Titik efluen bak pengurai anaerob atau influen bak pengendap awal. 3. Titik efluen bak biofilter anerob atau influen bak biofilter aerob. 4. Titik efluen bak pengolahan. Lokasi pengambilan sampel dapat dilihat pada Gambar 3.3 .
Gambar 3.3 Titik Pengambilan Sampel 45
Keterangan :
1 A B C D E F
=
Titik pengambilan sampel untuk efisiensi perbak
=
Titik pengambilan sampel untuk efisiensi total unit pengolahan
= = = = = = =
Lokasi pengukuran debit Bak kontrol Bak pengurai anaerob Bak pengendap awal Bak biofilter tercelup anoksik Bak biofilter tercelup aerob Bak pengendap akhir
III.3.2 Analisa Parameter Pemeriksaan setiap parameter dilakukan sebanyak dua kali (duplo) dan untuk tiga kali sampling. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi kesalahan-kesalahan selama pemeriksaan sampel. Parameter yang diukur terdiri dari : 1. COD (Chemical Oxygen Demand) COD merupakan parameter yang menunjukkan jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat organik yang ada dalam 1 liter sampel air, dimana pengoksidasi K2Cr2O7 digunakan sebagai sumber oksigen. Pengukuran COD secara luas digunakan sebagai alat untuk mengukur kekuatan pencemar buangan domestik maupun buangan industri. Metode yang digunakan pada pengukuran COD dalam penelitian kali ini adalah dengan metode Closed Refluks (fefluks tertutup) dengan spektrofotometri. 2. BOD (Biological Oxygen Demand) Pengukuran BOD dilakukan untuk mengetahui jumlah oksigen yang diperlukan oleh bakteri untuk menguraikan atau mengoksidasi hampir semua senyawa organik yang terlarut dan sebagian senyawa organik yang tersuspensi dalam air. 46
3. TSS (Total Suspended Solids) Dimaksudkan untuk mengetahui jumlah padatan yang tersuspensi dalam air. Metode yang digunakan dalam penetapan TSS kali ini adalah dengan menggunakan metode gravimetri. 4. Ammonia Pemeriksaan ammonia dilakukan dengan metode kalorimetri yaitu dengan menambahkan reagen nessler dan warna yang terbentuk dibandingkan dengan standar menggunakan alat spektrofotometer. Prosedur analisa dilakukan sesuai dengan metode yang ditetapkan dalam buku Standard Methods. 5. MBAS (Methylene Blue Active Substances) Pemeriksaan MBAS dilakukan dengan metode spektrofotometri yaitu sampel yang mengandung detergen diekstrak dengan kloroform dan diikat dengan methylene blue dan diukur dengan menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 625 nm.
III.4 Pengolahan Data Data yang telah diperoleh pada tahap penelitian diolah dan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik, serta dianalisa secara deskripsi sesuai dengan teori yang ada. Metode analisa data pada penelitian ini dilakukan dengan dua metode statistik yaitu statistik deskriptif . III.4.1 Metode Statistik Deskriptif Metode statistik deskriptif adalah metode mengumpulkan, mengolah, menyajikan dan menganalisa data kuantitatif secara deskriptif agar dapat memberi gambaran yang teratur tentang suatu peristiwa.
47
Metode statistik deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1.
Metode rata-rata hitung
Data pengamatan yang terdiri dari sejumlah nilai yang tidak terlalu besar maka rata-rata hitung dapat langsung diperoleh dari data yang bersangkutan tanpa harus disusun terlebih dahulu ke dalam distribusi frekuensi. Rata-rata hitung dari nilai-nilai pengamatan X1, X2, X3,… Xn adalah hasil penjumlahan nilai-nilai di atas dibagi dengan jumlah pengamatan sebesar n kali pengamatan. X = 1/n . X1 di mana : X1 = nilai-nilai pengamatan n = jumlah pengamatan X = rata-rata hitung Setiap kali pengambilan sampel, analisa yang dilakukan sebanyak dua kali (duplo). Pengambilan sampel dilakukan sebanyak tiga kali pengulangan. Nilai rata-rata dari hasil pengambilan dan analisa sampel tersebut merupakan data yang digunakan dalam pembahasan hasil percobaan. 2.
Metode regresi
Jenis metode statistik ini digunakan untuk mencari hubungan (persamaan) dari dua variabel. Hubungan antar variabel dalam metode regresi dinyatakan dengan persamaan matematis yang merupakan hubungan fungsional antara dua variabel tersebut. Model metode regresi yang umum digunakan dalam pengolahan data adalah : Regresi linier, dengan bentuk persamaan : y = a + bx Regresi kuadris, dengan bentuk persamaan : 2 y = a + bx + cx Regresi logaritma, dengan bentuk persamaan : y = a + b ln x Regresi eksponensial, dengan bentuk persamaan : y = a. e b.x (ln y = ln a + bx) 48