III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode survei untuk mengumpulkan data. Penelitian kuantitatif dilakukan berdasarkan ukuran kuantitas atau jumlah. Penelitian kuantitatif dapat diterapkan terhadap fenomena yang bisa dituangkan dalam kuantitas (Khotari, 2004) . Survei adalah metode untuk mengumpulkan informasi dari sebuah fenomena dari responden yang telah ditentukan (Khotari, 2004). Survei di lakukan adalah dengan menyebarkan kuesioner kepada responden yang merupakan sampel penelitian.
3.2 Jenis dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer yang berasal dari objek yang diteliti secara langsung dengan cara menyebarkan kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2013). Kuesioner didistribusikan secara langsung kepada dosen akuntansi di Bandar Lampung. Instrumen yang digunakan merupakan hasil modifikasi dari instrumen yang
37
dikembangkan oleh Harding, et al (2007) dan Stone, et al (2010). Modifikasi dilakukan karena instrumen sebelumnya disebarkan kepada mahasiswa, sedangkan dalam penelitian ini instrumen akan disebarkan kepada dosen.
Pengukuran pernyataan dalam kuesioner menggunakan skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2013). Skala Likert yang digunakan adalah satu (1) sampai lima (5). Satu (1) menyatakan sangat setuju, dua (2) menyatakan setuju, tiga (3) menyatakan kurang setuju, empat (4) menyatakan tidak setuju, dan lima (5) menyatakan sangat tidak setuju. Untuk beberapa pernyataan ukuran dibuat sebaliknya yaitu satu (1) menyatakan sangat tidak setuju sampai lima (5) menyatakan sangat tidak setuju. 3.3 Sampel Penelitian Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu convenience sampling atau accidental sampling. Peneliti memilih individu terdekat untuk dijadikan sebagai sampel penelitian sampai ukuran sampel yang diinginkan tercapai dan memilih individu yang ada di tempat dan dapat diakses selama waktu penelitian (Cohen, Manion, dan Morrison, 2007). Menurut Sugiyono (2013), accidental sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang cocok sebagai sumber data. Kelemahan dari metode sampling ini yaitu hasil analisis data sampel memiliki tingkat generalisasi yang rendah. Dalam penelitian ini sampel
38
yang dipilih yaitu dosen akuntansi yang ada di Bandar Lampung baik di perguruan tinggi negeri atau swasta dengan kriteria merupakan dosen tetap akuntansi yang memiliki NIDN. Berikut perguruan tinggi yang akan disurvei. Tabel 3.1 Daftar Perguruan Tinggi di Bandar Lampung No. 1.
Nama Perguruan Tinggi
Alamat Jl. Sumantri Brojonegoro No.1 Gedung Meneng
Universitas Lampung
2. 3. 4.
Jl. Z.A. Pagar Alam No. 26 Gedong Meneng Jl. Purnawirawan No. 14 Gedong Meneng Jl. Cu Mutiah No. 19A
Universitas Bandar Lampung STIE Gentiaras STIE Satu Nusa
Politeknik Negeri 5. Lampung Akademi Akuntansi dan Manajemen Mitra 6. Lampung AkademiAkuntansi 7. Lampung 8. 9. 10.
AMIK Dian Cipta Cendikia AMIK Master Lampung AMIK Teknokrat Jumlah Dosen Aktif
Jl. Soekarno Hatta No. 10 Rajabasa Jl. Z.A. Pagar Alam No. 7 Gedong Meneng Jl. Pelita I No. 24B Labuhan Ratu Jl. Cut Nyak Dien No. 65 Durian payung Jl. Kartini No. 33 Blok 6-10 Jl. Z.A. Pagar Alam No. 9-11
Sumber: forlap.dikti.go.id
Jenjang
Dosen Tetap
D3
6
S1 S2 Profesi Akuntan
10 9
S1
12
S1
10
D3
6
S1
6
D3
16
D3
7
D3
1
D3
11
D3
11
D3
22
7
134
39
3.4 Variabel Penelitian 3.4.1 Variabel Independen 3.4.1.1 Sikap terhadap perilaku kecurangan akademik (Attitude toward behavior) Sikap terhadap perilaku didefinisikan sebagai perasaan mendukung atau memihak (favorableness) atau perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorableness) terhadap suatu objek yang akan disikapi (Beck dan Ajzen, 1991). Variabel attitude toward behavior dinilai dengan tujuh pernyataan. Tujuh pernyataan mengadopsi dari Stone, et al (2010). Ukuran yang digunakan adalah skala likert lima poin. Jawaban diberi skor satu (1) sampai lima (5). Lima pernyataan diberi ukuran mulai dari satu yang menyatakan sangat setuju hingga skala lima yang menyatakan sangat tidak setuju. Dua pernyataan diberi ukuran sebaliknya, mulai dari satu yang menyatakan sangat tidak setuju hingga lima yang menyatakan sangat setuju.
3.4.1.2 Norma subjektif (Subjektive norm) Menurut teori TPB, norma subjektif (subjective norm) didefinisikan sebagai pengaruh dari orang-orang disekitar yang direferensikan (Ajzen 1991). Norma subjektif lebih mengacu pada persepsi individu terhadap apakah individu tertentu atau grup tertentu setuju atau tidak setuju atas perilakunya, Variabel subjective norm dinilai dengan delapan pernyataan. Semua pernyataan mengadopsi dari Harding, et al (2007). Ukuran yang digunakan adalah skala likert lima poin. Jawaban diberi skor
40
satu (1) sampai lima (5). Empat pernyataan diberi ukuran mulai dari satu yang menyatakan sangat setuju hingga skala lima yang menyatakan sangat tidak setuju. Empat pernyataan diberi ukuran sebaliknya, mulai dari satu yang menyatakan sangat tidak setuju hingga lima yang menyatakan sangat setuju.
3.4.1.3 Kendali perilaku dirasakan (Perceived behavioral control) Ajzen (2002) mendefinisikan kendali perilaku sebagai kemudahan yang dirasakan dari melakukan perilaku berdasarkan pengalaman masa lalu dan hambatan yang dapat diantisipasi. Kontrol keperilakuan memengaruhi minat didasarkan atas asumsi bahwa kontrol keperilakuan yang dipersepsikan oleh individu akan memberikan implikasi motivasi pada orang tersebut (Ajzen, 2002). Variabel perceived behavioral control dinilai dengan empat pernyataan. Semua pernyataan mengadopsi dari Harding, et al (2007). Ukuran yang digunakan adalah skala likert lima poin. Jawaban diberi skor satu (1) sampai lima (5). Tiga pernyataan diberi ukuran mulai dari satu yang menyatakan sangat setuju hingga skala lima yang menyatakan sangat tidak setuju. Satu pernyataan diberi ukuran sebaliknya, mulai dari satu yang menyatakan sangat tidak setuju hingga lima yang menyatakan sangat setuju.
3.4.2 Variabel Dependen
Variabel Dependen dalam penelitian ini adalah niat untuk melakukan kecurangan akademik dosen akuntansi (intention). Niat perilaku dan perilaku merupakan dua
41
hal yang berbeda. Niat perilaku masih berupa keinginan untuk melakukan perilaku. Sedangkan perilaku adalah tindakan atau kegiatan nyata yang dilakukan individu. Ajzen (1991) mendefinisikan minat sebagai indikasi seberapa keras orang bersedia untuk mencoba, atau berapa banyak dari upaya yang mereka rencanakan untuk berusaha, dalam rangka untuk melakukan perilaku. Semakin kuat minat seseorang maka cenderung akan melakukan perilaku yang ada (Alleyne dan Phillips, 2011). Variabel intention dinilai dengan lima pernyataan. Semua pernyataan mengadopsi dari Harding, et al (2007). Ukuran yang digunakan adalah skala likert lima poin. Jawaban diberi skor satu (1) sampai lima (5). Tiga pernyataan diberi ukuran mulai dari satu yang menyatakan sangat setuju hingga skala lima yang menyatakan sangat tidak setuju. Dua pernyataan diberi ukuran sebaliknya, mulai dari satu yang menyatakan sangat tidak setuju hingga lima yang menyatakan sangat setuju. Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel Variabel Attitude Toward Behavior (X1)
Indikator
Skala
Melaporkan kecurangan akademik yang dilakukan oleh dosen lain itu penting
Ordinal (Likert 1-5)
Melakukan kecurangan akademik itu salah Saya akan melaporkan perilaku kecurangan akademik yang dilakukan oleh dosen yang saya tidak kenal Saya akan melaporkan perilaku kecurangan akademik yang dilakukan oleh dosen yang saya anggap sebagai teman Melaporkan insiden kecurangan akademik merupakan hal penting dan adil
Sumber Stone, et al (2010)
42
Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel (lanjutan) Variabel
Indikator
Skala
Sumber
Ordinal (Likert 1-5)
Harding, et al (2007)
bagi dosen yang jujur Dosen seharusnya tetap melakukan kecurangan akademik jika mereka tahu mereka tidak akan tertangkap ataupun ketahuan pada saat melakukannya Saya akan membiarkan dosen lain mengajak saya melakukan kecurangan akademik jika ia memintanya Subjective Norm (X2)
Jika saya melakukan kecurangan akademik, kebanyakan orang yang penting untuk saya (keluarga, teman, rekan, dll) akan menyetujui perilaku saya Orang-orang di hidup saya yang pendapatnya saya hargai akan bersedia untuk melakukan kecurangan akademik jika mereka berada di situasi saya Kebanyakan orang-orang terdekat saya akan bersedia melakukan kecurangan akademik jika mereka berada di situasi saya Orang-orang dihidup saya yang pendapatnya saya hargai tidak akan menyetujui jika saya melakukan kecurangan akademik Kebanyakan orang yang penting untuk saya (keluarga, teman, rekan, dll) berpikir seharusnya saya tidak melakukan kecurangan akademik Orang-orang yang pendapatnya saya hargai mengharapkan saya untuk melakukan kecurangan akademik Kebanyakan orang yang penting untuk saya (keluarga, teman, rekan, dll) akan memandang rendah saya jika saya
43
Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel (lanjutan) Variabel
Indikator
Skala
Sumber
melakukan kecurangan akademik Tidak satupun orang yang penting untuk saya (keluarga, teman, rekan, dll) berpikir tidak apa-apa untuk melakukan kecurangan akademik Perceived Behavioral Control (X3)
Saya yakin saya mengetahui situasi kapan Ordinal saya dapat melakukan kecurangan (Likert 1-5) akademik
Harding, et al (2007)
Saya yakin bahwa saya mempunyai kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan kecurangan akademik dalam semua keadaan Sebagian besar, semua tergantung saya sendiri, apakah saya berhasil melakukan kecurangan akademik atau tidak
Intention (Y)
Walaupun jika saya ingin melakukannya, saya tidak akan melakukan kecurangan akademik Saya akan mencoba melakukan kecurangan akademik Saya berniat melakukan kecurangan akademik Saya tidak berencana untuk melakukan kecurangan akademik Saya tidak akan melakukan kecurangan akademik Jika saya memiliki kesempatan, saya akan melakukan kecurangan akademik
Ordinal (Likert 1-5)
Harding, et al (2007)
44
3.5 Teknik Analisis Data Hasil penelitian akan dianalisis dengan menggunakan SEM (Structural Equation Model). Kelebihan SEM terletak pada kemampuannya menganalisis hubungan yang rumit secara simultan dan tetap efisien (Ghozali, 2006). Permodelan penelitian melalui SEM memungkinkan seorang peneliti dapat menjawab pertanyaan penelitian yang bersifat regresif maupun dimensional yaitu mengukur dimensi-dimensi dari sebuah konsep (Ferdinand, 2002). Peneliti menggunakan SEM karena memiliki flleksibilitas yang lebih tinggi untuk menghubungkan antara teori dan data.
Software yang digunakan adalah Smart PLS. Menurut Ghozali (2006), smart PLS memiliki kelebihan sebagai berikut: a. Data tidak harus berdistribusi normal multivariate. b. Dapat digunakan sampel kecil (<30) c. Dapat digunakan untuk menganalisis konstruk yang dibentuk dari indikator reflektif maupun indikator formatif. d. Mampu mengestimasi model yang besar dan kompleks dengan ratusan variabel laten dan ribuan indikator.
3.5.1 Uji Model 3.5.1.1 Uji Outer Model Analisis outer model merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengukur
45
seberapa jauh indikator dapat menjelaskan variabel laten. Indikator reflektif diuji dengan convergent validity, discriminant validity atau average variance extracted (AVE), dan composite reliability. Dengan menggunakan Smart PLS, kriteria output yang diperlukan untuk melakukan penafsiran validitas dan reliabilitas adalah sebagai berikut: Tabel 3.3 Kriteria Penilaian PLS untuk Outer Model Uji Model Outer Model (Uji
Output a. Convergent Validity
Indikator)
Kriteria Nilai loading factor 0,50 sampai 0,60 sudah dianggap cukup
b. Discriminant Validity
Nilai korelasi cross loading dengan variabel latennya harus lebih besar dibandingkan dengan korelasi terhadap variabel laten yang lain
c. Average Variance Extracted (AVE) d. Composite Reliability
Nilai AVE harus diatas 0,50 Nilai Composite Reliability yang baik apabila ≥ 0,70
Sumber: Yamin (2009)
46
3.5.1.2 Uji Inner Model Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis inner model. Model struktural atau inner model merupakan pengujianyang dilakukan untuk melihat pengaruh antara variabel laten dengan variabel laten lainnya. Pengujian ini dilakukan dengan: a. Melihat persentase varian yang dijelaskan yaitu R 2. Perubahan nilai R- square dapat digunakan untuk menilai pengaruh variabel laten independen tertentu terhadap variabel laten dependen apakah mempunyai pengaruh subtantive (Ghozali, 2006). b. Melihat Path Koefficient (β) atau koefisien parameter yaitu untuk menegaskan hubungan antar konstruk adalah kuat. Hubungan antara variabel laten dikatakan signifikan jika path coefficients ada pada level 0,050 (Urbach & Ahlemann, 2010). c. Uji t-statistik diperoleh melalui prosedur bootstraping.Peluang kesalahan yang ditetapkan oleh peneliti dalam mengambil keputusan untuk menolak hipotesis atau tingkat signifikansi sebesar 5%, hal ini berarti tingkat kepastian statistik sampel mengestimasi dengan benar parameter populasi adalah 95%.
Berikut kriteria dari output PLS yang diperlukan untuk penafsiran Inner Model:
47
Tabel 3.4 Kriteria Penilaian PLS untuk Inner Model Uji Model Inner Model (Uji Hipotesis)
Output a. R2
untuk
Kriteria variabel
latent endogen
Hasil R2 sebesar 0,67; 0,33; dan 0,19 model
mengindikasikan ‘baik’,
bahwa
‘moderat’,
dan
‘lemah’ b. Koefisien
parameter
dan t-statistik
Nilai estimasi untuk hubungan jalur dalam model struktural harus signifikan, yang dapat diperoleh dengan prosedur bootstraping
Sumber: Yamin (2009)