III. METODOLOGI A. KERANGKA PENELITIAN Sistem bisnis cerdas berbasis internet (intelligent e-business) untuk agroindustri kelapa berorientasi ekspor merupakan sistem bisnis berbasis website yang membantu pelanggan dengan memberi kemudahan, keamanan, kecepatan, dan kenyamanan dalam melakukan pemilihan dan pembelian produk agroindustri kelapa. Mulai
Autentifikasi
Database transaksi pelanggan 1.Id Produk 2.Frequency (F) Database Rating 3.Rating (1-5) a)design, b)price, c)brand, d)product reliable, e)stock
Clustering produk (High, Medium, Low Recommended)
Database transaksi pelanggan (quantity) dan rating
Menghitung rata-rata alternatif 1) Frequency 2).Rating (1-5) a)design, b)price, c)brand, d)product reliable, e)stock dengan rumus Euclidean :
Radar Chart database transaksi
Menghitung rata-rata rating database Alternatif: 1) Frequency 2).Rating (1-5) a)design, b)price, c)brand, d)product reliable, e)stock
Menghitung rata-rata rating kriteria untuk radar chart
+
-
Database transaksi pelanggan (quantity) dan rating
+
-
Menampilkan rekomendasi produk kepada pelanggan selanjutnya 1. Hasil Cluster Produk 2. Hasil Radar Chart Produk
Selesai
: Mulai/Selesai : Proses
: Keputusan
Gambar 5. Kerangka Penelitian Dalam situs belanja, sistem ini dapat membantu pelanggan menemukan produk yang paling cocok dengan mengelompokkan produk dan menunjukkan grafik radar untuk setiap produk agroindustri kelapa. Oleh karena itu, sistem rekomendasi dalam e-bisnis cerdas membantu pelanggan untuk mencari produk yang mereka butuhkan dan menyarankan produk yang cocok untuk dibeli.
15
Pola yang akan diambil pada penelitian ini adalah pola transaksi pelanggan dan sebagai tujuannya adalah rekomendasi produk. Web mining digunakan untuk memprediksi kesukaan pelanggan berdasarkan perilaku pelanggan sebelumnya. Metode web mining yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah clustering menggunakan metode K-Means. Metode K-Means dapat mengklasifikasikan produk sesuai dengan kesamaan antar data produk dengan perhitungan jarak perbedaan menggunakan rumus Euclidean. Radar chart ditampilkan dalam bentuk grafik seperti jaring laba-laba untuk mengevaluasi beberapa alternatif berdasarkan beberapa kriteria. Radar chart dapat mengevaluasi kualitas produk-produk dalam bentuk grafik yang dapat membandingkan antara lima sampai sepuluh kriteria. Gambar 5 menjelaskan kerangka penelitian untuk menampilkan rekomendasi produk yang dimulai dengan proses autentifikasi, proses ini adalah suatu mekanisme untuk memastikan apakah pengguna berhak masuk ke dalam sistem atau tidak. Implementasinya berupa log in. Dalam hal ini , pengguna yang berhak mengakses harus memasukkan username dan password terlebih dahulu sebelum pengguna melakukan transaksi/pembelanjaan online. Setelah melalui proses autentifikasi, pengguna menjadi pelanggan dan berhak untuk melakukan pembelanjaan dengan memilih produk yang diinginkan. Setelah melakukan pemilihan produk, data pemilihan akan masuk ke database transaksi pelanggan. Di dalam database ini terdapat ID produk, dan banyaknya jumlah item pembelian (frequency) yang nantinya akan berhubungan dengan database rating. Database rating merupakan database yang berisi nilai (1-5) yang berasal dari rating pelanggan. Kriteria-kriteria rating yang dimasukkan adalah : desain (design), harga(price), merek (brand), kepercayaan terhadap produk (product reliable), dan ketersediaan stok (stock). Database transaksi pelanggan dan database rating kemudian dihubungkan dengan melakukan penggabungan terhadap ID produk. Data yang akan diolah adalah hasil input pelanggan yaitu : frequency, design, price, brand, product reliable, dan stock yang didapatkan diolah dalam bentuk clustering dan radar chart. Clustering produk adalah proses pengelompokkan produk berdasarkan persamaan atau kedekatan antar produk dengan cara menghitung jarak perbedaan. Semakin tinggi jarak, semakin jauh persamaan antar produk. Cluster produk yang akan dibuat berjumlah tiga cluster, yaitu: rekomendasi tinggi (high recommended), rekomendasi menengah (medium recommended), dan rekomendasi rendah (low recommended). Pada proses ini perhitungan rata-rata dilakukan dari setiap data yang dimasukkan oleh tiap pelanggan. Data akan terus bertambah dan berubah setiap kali pelanggan berbelanja dan memasukkan rating. Perhitungan yang dilakukan menggunakan metode K-Means yaitu dengan menggunakan rumus Euclidean. Setelah dilakukan perhitungan, hasil cluster akan masuk ke database cluster. Selanjutnya database cluster tersebut dipanggil pelanggan untuk menampilkan cluster yang ingin dipanggil. Hasil cluster produk merupakan rekomendasi produk berdasarkan kriteria banyaknya penjualan dan kriteria pada database rating. Radar chart pada E-Cocotrade ini adalah grafik yang berbentuk seperti jaring laba-laba yang akan menampilkan evaluasi kualitas tiap produk dalam bentuk grafik yang dapat membandingkan antara enam kriteria. Kriteria-kriteria tersebut berasal dari data hasil input pelanggan yaitu: frequency, design, price, brand, product reliable, dan stock. Sama seperti clustering, perhitungan rata-rata dilakukan dari setiap data yang dimasukkan oleh tiap pelanggan. Data dapat terus bertambah dan berubah setiap kali pelanggan berbelanja dan memasukkan rating. Hasil akhir dari proses ini adalah tampilan grafik radar chart produk yang berguna untuk memberi rekomendasi. Grafik ini memaparkan evaluasi kriteria sebagai perbandingan bagi pelanggan. Sistem e-business ini diharapkan mampu mengatasi lemahnya arus informasi antara produsen, konsumen, supplier sehingga mampu memberikan informasi yang cepat dan tepat serta
16
mempermudah transaksi menjadi lebih efektif dan efisien. Selain itu, sistem aplikasi e-business ini diharapkan dapat menerapkan konsep pemasaran baru dalam dunia perdagangan.
B. TAHAPAN PENDEKATAN SISTEM Pendekatan sistem merupakan metode pengkajian masalah dimulai dari analisa atau identifikasi kebutuhan yang akan menghasilkan suatu sistem operasional yang efisien. Pendekatan sistem dicirikan dengan adanya metodologi dalam perencanaan atau pengelolaan, bersifat multidisiplin, terorganisir serta mampu berpikir secara disiplin non kuantitatif (Moko, 2000). Pendekatan serta pengembangan sistem terdiri dari beberapa tahap yaitu: investigasi, analisis, perancangan, penerapan, penggunaan dan pemeliharaan (Gambar 6). Tahap Investigasi Sistem Tahap Analisa Sistem Tahap Perancangan Sistem Tahap Penerapan Sistem Tahap Pemeliharaan Sistem
Gambar 6. Metode Siklus Hidup Pengembangan Sistem (O’Brien, 2002) Pada tahap investigasi sistem, aktivitas yang pertama kali dilakukan adalah menentukan prioritas dan keuntungan penggunaan sistem. Prioritas dan keuntungan diperuntukkan bagi pelanggan dan administrator sebagai pengguna dari sistem yang akan dirancang. Aktivitas selanjutnya adalah membuat rencana proyek. Rencana proyek meliputi rencana mengenai input yang masuk ke dalam sistem, proses yang terjadi dalam informasi serta output yang akan dihasilkan dan digunakan oleh pengguna. Aktivitas yang dilakukan pada tahap analisis sistem adalah menganalisis kebutuhan informasi meliputi pelanggan, pegawai perusahaan dan pihak lain yang berperan dalam proses bisnis. Proses analisis ini dilakukan dengan melakukan wawancara dan studi pustaka terkait dengan kondisi industri kelapa di Indoneisa. Selanjutnya mengembangkan kebutuhan fungsional sistem sesuai permintaan dan prioritas pihak yang terlibat dalam sistem. Pihak yang terlibat dalam hal ini adalah produsen dan konsumen industri kelapa. Pada tahap perancangan sistem, aktivitas yang dilakukan antara lain: menentukan spesifikasi perangkat keras, perangkat lunak, sumber daya manusia, jaringan dan sumber data serta menentukan informasi produk sesuai kebutuhan fungsional sistem. Pada tahap penerapan sistem, aktivitas yang dilakukan adalah penggunaan dan pengujian sistem. Pengujian ini dilakukan untuk menguji sejauh mana kehandalan sistem yang telah dirancang. Apakah sesuai dengan rencana dan rancangan yang telah dibuat dan dapat digunakan sebagai mana mestinya. Aktivitas yang dilakukan pada tahap pemeliharaan sistem adalah menelaah penerapan sistem untuk mengawasi, mengevaluasi dan memodifikasi sistem sesuai kebutuhan.
17
C. TATA LAKSANA Urutan tata laksana penelitian secara umum adalah: pencarian dan pengumpulan data sekunder, analisis sistem, perancangan sistem, penerapan sistem, dan evaluasi sistem. Alur rincian tata laksana dapat dilihat pada Gambar 7 dengan rincian sebagai berikut:
Mulai Sumber data: -Industri Agroindustri Kelapa, Dekindo dan APCC -Buku, Jurnal, Internet
Pencarian dan pengumpulan data sekunder
Analisa kebutuhan informasi Analisa Sistem
Analisa organisasional Pengembangan kebutuhan fungsional
Perancangan Sistem Output: Use Case Diagram Activity Diagram Statechart Diagram Class Diagram Physical Data Model (PDM) Penerapan Sistem Dreamweaver CS4 Adobe Photoshop CS3 MySQL Ms. Visio 2007 Power Designer 15.3 Output: E-Cocotrade
Unified Modeling Language
Pengujian kinerja website Pengujian kesalahan perangkat lunak Pengujian kesalahan perangkat keras
Evaluasi Sistem : Mulai/Selesai : Proses Sesuai
: Keputusan
: data Selesai
Gambar 7. Urutan Tata Laksana Penelitian
18
1. Pencarian dan Pengumpulan Data Sekunder Pada tahap ini dilakukan pencarian pustaka yang berhubungan dengan prinsip dasar ebusiness, intelligent e-business, recommender system, clustering K-Means method, radar chart , dan cara pembuatan e-business, serta studi mengenai produk-produk kelapa dan turunannya. Sumber data pustaka berasal dari buku, jurnal, artikel, skripsi, dan penulusuran melalui internet sehingga memperoleh pembahasan yang lebih luas. Sumber data untuk produk kelapa dan turunannya akan diambil dari data APCC (Asean Pasific Coconut Community) dan Dekindo (Dewan Kelapa Indonesia) . Konten data yang digunakan adalah nama perusahaan produsen produk agroindustri kelapa, alamat, email, nomor telepon, contact person, dan produk yang dihasilkan perusahaan. Data produk turunan kelapa didapat pula dari internet dengan konten nama produk, spesifikasi, harga dan foto produk yang dijual.
2. Analisis Sistem Tahapan analisis sistem antara lain adalah analisis organisasional yang meliputi pihak yang terlibat dan aktivitas yang dilakukan. Langkah selanjutnya adalah menganalisa kebutuhan informasi dan mengembangkan kebutuhan fungsional. Pada analisa kebutuhan informasi dipelajari informasi yang dibutuhkan oleh pemakai sistem dengan melakukan pengumpulan informasi. Dokumentasi aliran informasi dapat berupa bagan arus (flowchart) dan grafik serta penjelasan naratif dari proses dan data. Sementara it kebutuhan fungsional (berhubungan dengan fitur software yang ingin dibuat) sistem sesuai permintaan dan prioritas pihak yang terlibat (O’Brien, 2002). Pada sistem bisnis cerdas ini, metodologi yang digunakan adalah clustering dengan K-Means dan radar chart yang bertujuan untuk memberikan rekomendasi kepada pelanggan. 2.1 Metode Pengelompokkan (clustering method) Sebelum ke tahap clustering, ditentukan atribut-atribut apa saja yang mempengaruhi sebagai pembeda pada setiap produk. Pada proses pembentukan cluster produk-produk kelapa, dipilih algoritma K-Means clustering sebagai dasar algoritmanya. Adapun tahap-tahap pada K-Means clustering adalah sebagai berikut: 1. Menentukan jumlah klaster yang akan dibuat. 2. Menentukan jumlah centroid, sama dengan jumlah klaster yang akan dibuat. 3. Centroid tiap produk dikalkulasi jaraknya menggunakan rumus Euclidean:
d ( x, y )
p
(x
j
yj)
2
j 1
4. 5.
Keterangan: d = jarak x = data produk y = data centroid j = atribut data x dan j Kelompokkan produk berdasarkan jarak minimum. Lakukan proses pembentukan ulang cluster dengan nilai centroid yang baru hingga nilai centroid tidak berubah atau mendekati nilai centroid sebelumnya (Gambar 8).
19
Gambar 8. Algoritma K-Means Clustering (Teknomo, 2006) 2.2 Radar Chart Radar chart adalah grafik dan / atau plot yang terdiri dari cabang yang merepresentasikan salah satu variabel pada tiap cabangnya. Sebuah garis digambar menghubungkan nilai data untuk setiap cabang. Plot ini memberikan penampilan seperti bintang sesuai asal-usul namanya. Berikut adalah tahapan dari pembuatan radar chart (Rogers, 1995) 1. Identifikasi alternatif-alternatif sebagai perbandingan. 2. Ciptakan kriteria untuk menilai tiap alternatif. 3. Nilai tiap alternatif berdasarkan kriteria-kriteria. 4. Gambar dan beri label lengan aksis pada grafik (satu lengan satu kriteria). 5. Gambar dan beri label tiap nilai alternatif pada grafik kemudian hubungkan tiap lengan. 6. Analisis grafik.
3. Perancangan Sistem McLeod (2002) menyatakan bahwa rancangan sistem adalah penentuan proses dan data yang diperlukan oleh sistem baru. Pada tahap perancangan sistem metode yang digunakan adalah UML (Unified Modeling Language). Pada tahapan ini dibuat berbagai diagram yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem. Diagram-diagram yang dibutuhkan meliputi: a. Use case diagram (diagram kasus) Diagram ini digunakan untuk menggambarkan fungsional sistem dari sudut pandang pengguna. Diagram ini menekankan pada apa yang dikerjakan sistem. Diagram ini juga menggambarkan interaksi sistem dengan pelaku (aktor) diluar sistem.
20
b. Activity diagram (diagram aktivitas) Diagram aktivitas digunakan untuk menggambarkan aliran kerja aktivitas di dalam sistem atau dengan kata lain adalah bagaimana sistem itu mengerjakan fungsionalitas tertentu. c. Statechart diagram (diagram status) Mendeskripsikan bagaimana suatu objek mengalami perubahan status adanya trigger dari eventevent. d. Class diagram (diagram kelas) Diagram kelas merupakan diagram utama dalam permodelan berorientasi objek. Diagram kelas digunakan untuk memperlihatkan struktur staatis sistem tersebut. Kelas adalah kumpulan objek yang mempunyai atribut dan tingkah laku (operasi) yang mirip. e. Physical Data Model (model data fisik) Menurut Halimsetiawan (2009), model data fisik merupakan sejumlah tabel untuk menggambarkan data serta hubungan antara data-data tersebut. Setiap tabel membunyai sejumlah kolom dimana setiap kolom, memiliki nama yang unik. Model data fisik merupakan konsumsi spesialis komputer yang mencakup detail penyimpanan data di komputer. Pada konsep ini data direpresentasi dalam bentuk record format, record ordering, dan access path.
4. Penerapan Sistem Tahap penerapan sistem meliputi penyediaan perangkat keras, perangkat lunak, pengembangan perangkat lunak, pengujian program dan prosedur, dokumentasi dan pemilihan alternatif konversi (O’Brien, 2002). Perangkat keras yang digunakan untuk mengoperasikan sistem E-Cocotrade adalah processor AMD Athlon (tm) Neo X2 Dual Core Processor L335 1,60 GHz, RAM sebesar 2 GB, dan sistem operasi Windows 7 Home Premium 32-bit, hardisk eksternal sebesar 500GB, CD/CDRW, modem internet, mouse, dan printer. Perangkat lunak yang diterapkan sistem E-Cocotrade pada tahap desain sistem menggunakan Microsoft Visio 2007 (Microsoft, 2007) dan Sybase Power Designer 15.3 (Sybase, 2010) sedangkan pada tahap pembuatan paket program menggunakan perangkat lunak Adobe Dreamweaver CS4 (Adobe, 2008) dan Adobe Photoshop CS3 (Adobe, 2007) untuk perancangan antarmuka. Sedangkan MySQL (Oracle, 2009) digunakan sebagai sistem manajemen basis data dinamis. Perangkat lunak internet browser yang dibutuhkan adalah Mozilla Firefox atau yang setingkat. Pengujian program menggunakan server lokal, yaitu dengan menggunakan localhost /xampp. Pengujian program meliputi pengujian kinerja website, pengujian kesalahan perangkat lunak dan pengujian perangkat keras.
5. Evaluasi Sistem 5.1 Verifikasi Menurut Hoover dan Perry (1989) dalam Didi (2010), verifikasi adalah proses pemeriksaan apakah logika operasional model (program komputer) sesuai dengan logika diagram alur. Kalimat sederhananya adalah apakah ada kesalahan dalam program. Verifikasi dilakukan untuk memeriksa penerjemahan model simulasi konseptual (diagram alur dan asumsi) ke dalam bahasa pemrograman secara benar (Law dan Kelton, 1991 dalam Didi, 2010). Proses verifikasi dilakukan selama pembuatan dan setelah selesai. Tahapan verifikasi merupakan tahapan yang berfungsi untuk mengetahui apakah program/model yang telah dibuat
21
berhasil menghasilkan output yang diinginkan. Tahapan yang dilakukan adalah pengujian dan pelacakan kesalahan sistem (testing and debuging).
5.2 Validasi Validasi adalah proses penentuan apakah model, sebagai konseptualisasi atau abstraksi merupakan representasi berarti dan akurat dari sistem nyata (Hoover dan Perry, 1989 dalam Didi, 2010). Validasi adalah penentuan apakah model konseptual simulasi (sebagai tandingan program komputer) adalah representasi akurat dari sistem nyata yang sedang dimodelkan (Law dan Kelton, 1991 dalam Didi, 2010).
22