III. METODELOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen dengan pendekatan komparatif. Penelitian komparatif adalah penelitian yang membandingkan keberadaan suatu variabel atau lebih pada dua atau sampel yang berbeda atau pada waktu yang berbeda (Sugiyono 2008: 57). Penelitian eksperimen yaitu suatu penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan, variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi proses eksperimen dapat dikontrol secara ketat (Sugiyono 2008: 107).
Analisis komparatif dilakukan dengan cara membandingkan antara teori satu dengan teori yang lain, dan hasil penelitian satu dengan panelitian lain. Melalui analisis komparatif ini peneliti dapat memadukan antara teori satu dengan teori yang lain, untuk mereduksi bila dipandang terlalu luas (Sugiyono,2010: 93). Berdasarkan hal tersebut, penelitian eksperimen ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari perlakuan atau tindakan terhadap suatu kelompok tertentu dibandingkan kelompok lain menggunakan perlakuan berbeda.
34
B. Populasi dan Sampel Penelitian 1.
Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIIA, VIIB, VIIC dan VIID SMP Negeri 4 Gading Rejo tahun pelajaran 2014/2015, yang terdiri dari 119 Siswa.
2.
Sampel Sampel pada penelitian ini adalah kelas VIIA dan VIIC.
Hasil tersebut
berdasarkan penggunaan teknik cluster random sampling diperoleh kelas VIIA yang berjumlah 30 siswa dan VIIC yang berjumlah 29 siswa sebagai sampel kemudian kedua kelas tersebut diundi untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil undian diperoleh VIIA sebagai kelas eksperimen dengan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture dan kelas VIIC kelas kontrol dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Example Non Example
C. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel bebas (independent), terikat (dependent).
a.
Variabel Bebas (Independent) Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture (X1) dan model pembelajaran kooperatif tipe Example Non Example (X2).
35
b.
Variabel Terikat (dependent) Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPS Terpadu.
c.
Variabel Moderator Variabel moderator pada penelitian ini adalah kemampuan berpikir kritis siswa.
D. Desain Penelitian Penelitian eksperimen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah desain faktorial. Menurut Sugiyono (2008: 113) design factorial merupakan modifikasi dari desain true experiment, yaitu dengan memperhatikan kemungkinan adanya variabel moderator yang mempengaruhi perlakuan (variabel independen) terhadap hasil (variabel dependen). Desain penelitian yang akan digunakan digambarkan sebagai berikut. Tabel 4. Desain Penelitian Eksperimen Model Pembelajaran
Model Pembelajaran Picture and Picture
Model Pembelajaran Example Non Example
Berpikir Kritis Tinggi
Hasil Belajar
>
Hasil Belajar
Rendah
Hasil Belajar
<
Hasil Belajar
36
E. Definisi Konseptual Variabel
1.
Hasil Belajar (Y) Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Kemampuan-kemampuan tersebut mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik (Sudjana, 2009: 3)
2.
Picture and Picture Model pembelajaran Picture and Picture adalah suatu model belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan/diurutkan menjadi urutan logis. Model pembelajaran ini mengandalkan gambar sebagai media dalam proses pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran. Sehingga sebelum proses pembelajaran guru sudah menyiapkan gambar yang akan ditampilkan baik dalam bentuk kartu atau dalam bentuk carta dalam ukuran besar (Hamdani,2010: 89).
3. Example Non Example Model Example Non Example adalah strategi pembelajaran yang menggunakan media gambar dalam penyampaian materi pembelajaran yang bertujuan mendorong siswa untuk belajar berpikir kritis dengan jalan memecahkan permasalahan-permasalahan yang terkandung dalam contoh-contoh gambar yang disajikan (Djamarah, 2006: 1).
4. Kemampuan Berpikir Kritis Berpikir kritis adalah berpikir yang menguji, menghubungkan, dan mengevaluasi semua aspek dari situasi masalah. Termasuk di dalam
37
berpikir kritis adalah mengelompokkan, mengorganisasikan, mengingat dan menganalisis informasi. Slameto (2010: 144) menyatakan berpikir kritis sama pengertiannya dengan berpikir konvergen yang berarti berpikir menuju satu arah yang benar atau satu jawaban yang paling tepat atau satu pemecahan dari suatu masalah. Dengan berpikir kritis dapat membantu siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran.
F. Definisi Operasional Variabel Tabel 5. Definisi Operasional Variabel No
Variebel
1
Hasil belajar IPS Terpadu
2
Model Picture and Picture
Indikator
Pengukuran Variabel
Skala
Hasil tes formatif mata pelajaran IPS Terpadu siswa
Tingkat besarnya hasil tes formatif mata pelajaran IPS Terpadu
Interval
Hasil belajar siswa setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture dengan emperhatikan kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu.
Tingkat besarnya hasil tes formatif mata pelajaran IPS Terpadu
Interval
38 Tabel 5. (Lanjutan) 3
Model Example Non Example
Hasil belajar siswa setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Example non Example dengan emperhatikan kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu.
Tingkat besarnya hasil tes formatif mata pelajaran IPS Terpadu
Interval
4
Kemamp uan Berpikir Kritis
1) Keterampilan menganalisis 2) Keterampilan mensintesis 3) Keterampilan mengenal dan memecahkan masalah 4) Keterampilan menyimpulkan 5) Keterampilan mengevaluasi atau menilai
Tingkat besarnya hasil tes formatif mata pelajaran IPS Terpadu
Interval
39
G. Teknik Pengumpulan Data Teknik yang digunakan untuk memperoleh data dalam peneitian ini adalah berikut.
1. Wawancara Teknik wawancara dilakukan dengan wawancara bebas terhadap guru untuk mengetahui pemilihan model pembelajaran yang dipilih oleh guru mata pelajaran.
2. Observasi Teknik observasi dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan langsung tentang kegiatan proses belajar mengajar di SMP Negeri 4 Gading Rejo Pringsewu.
3. Dokumentasi Dokumentasi digunakan untuk mendapatkan daftar nama siswa yang menjadi sampel penelitian dan mengetahui hasil belajar IPS Terpadu siswa yang dijadikan sebagai dasar penelitian.
4. Teknik Tes Teknik tes digunakan memperoleh data hasil belajar IPS Terpadu menggunakan model pembelajaran koperatif tipe Picture and Picture dan Example Non Example.
40
H. Uji Persyaratan Instrumen
Tes berbentuk pilihan ganda digunakan untuk mengukur hasil belajar. Sebelum instrumen diberikan kepada sampel maka instrumen terlebih dahulu harus diuji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda.
1. Uji Validitas Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mengukur valid. Untuk mengukur tingkat validitas item soal pilihan ganda pada penelitian ini digunakan rumus korelasi point biserial. Rumus korelasi point biseral yaitu: 𝑦𝑝𝑏𝑖 =
𝑀𝑝 −𝑀𝑡 𝑆𝑡
√
𝑝 𝑞
Keterangan: ϒpbi =
kopesien korelasi biserial,
Mp
= rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari validitasnya,
Mt
=
rerara skor total,
St
=
standar deviasi dari skor total proporsi,
p
=
proporsi siswa yang menjawab benar, banyaknya siswa yang menjawab benar jumlah seluruh siswa
q
=
proporsi siswa yang menjawab salah (q = 1 – p).
(Arikunto 2013: 93) Dengan kriteria pengujian jika harga rhitung > rtabel maka alat ukur tersebut dinyatakan valid, dan sebaliknya jika rhitung < rtabel maka alat ukur tersebut dinyatakan tidak valid. Berdasarkan jumlah soal tes awal sebanyak 20 soal pilihan ganda terdapat 5 soal yang tidak valid yaitu soal nomor 4,13,15,16,
41
dan 19. Untuk soal-soal yang dinyatakan valid selanjutnya digunakan sebagai soal tes, sedangkan yang tidak valid tidak digunakan.
2.
Uji Reliabilitas
Suatu tes dapat dikatakan memiliki reliabel yang tinggi jika tes tersebut dapat memberi hasil yang tetap dalam jangka waktu tertentu. Sukardi, (2003: 126) suatu instrumen dikatakan mempunyai nilai reliabilitas yang tinggi, apabila tes yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur yang hendak diukur. Ini berarti semakin reliabel suatu tes memiliki persyaratan maka semakin yakin kita dapat menyatakan bahwa dalam hasil suatu tes mempunyai hasil yang sama ketika dilakukan kembali. Dalam penelitian ini ada dua uji reliabilitas yaitu uji reliabilitas angket untuk mengukur minat belajar siswa terhadap mata pelajaran dan uji reliabilitas tes untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa.
Mengukur angket dan kemampuan berpikir kritis siswa menggunakan rumus alpha, sebagai berikut. 𝑟11 =
𝜎𝑏2 1− 2 𝜎𝑡
𝑛 𝑛−1
Keterangan: r11
= reliabilitas instrument
N
= banyaknya butir soal
∑αb2 ∑αt2
= jumlah varians pertanyaan
αt2
= varians total
(Arikunto, 2010: 109)
42
Besarnya koefisien korelasi adalah sebagai berikut: 1.
Antara 0,800 sampai dengan 1,00 : sangat tinggi
2.
Antara 0,600 sampai dengan 0,800 : tinggi
3.
Antara 0,400 sampai dengan 0,600 : cukup
4.
Antara 0,200 sampai dengan 0,400 : rendah
5.
Antara 0, 00 sampai dengan 0,200 : sangat rendah
Hasil perhitungan uji reliabilitas soal valid sebesar 0,498 sehingga sesuai dengan kriteria kolerasi yang memiliki kategori cukup. Dengan demikian, semua soal yang valid dapat digunakan untuk mengumpulkan data yang diperlukan.
3. Taraf Kesukaran
Untuk menguji kesukaran soal digunakan rumus.
P=
B JS
Keterangan: P : indeks kesukaran, B
: banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul,
JS
: jumlah seluruh siswa peserta tes.
(Arikunto 2013: 223)
43
Menurut Arikunto (2013: 225), indeks kesukaran sering diklasifikaikan sebagai berikut: soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar, soal dengan P 0,30 sampai 0,70 adalah soal sedang, soal dengan P 0,70 sampai 1,00 adalah soal mudah. Berdasarkan hasil taraf kesukan pada soal 15 pilihan ganda masuk dalam kategori sedang. Untuk lebih jelas lihat lampiran. 4. Daya Beda Untuk mencari daya beda soal menggunakan rumus: D=
BA JA
−
BA JB
= PA − PB
Keterangan: J : Jumlah peserta tes JA : Banyaknya peserta kelompok atas JB : Banyaknya peserta kelompok bawah BA : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar BB : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar PA ∶
Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar (ingat, p sebagai indeks kesukaran)
PB : Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar (Arikunto 2013: 228) Kualifikasi daya pembeda: D = 0,00 - 0,20 = Jelek (poor) D = 0,21 - 0,40 = Cukup (satistifactory) D = 0,41 - 0,70 = Baik (good) D = 0,71 - 1,00 = baik sekali (excellent) D = negatif, semuanya tidak baik. Jadi semua butir soal yang mempunyai nilai D negatif sebaiknya dibuang saja. (Arikunto, 2013: 232)
44
Berdasarkan hasil tes diperoleh hasil daya beda untuk soal pilihan ganda terdapat 6 butir soal kategori cukup, 8 butir soal kategori baik dan 1 butir soal kategori baik sekali.
I.
Uji Persyaratan Analisis Data
1. Uji Normalitas Uji normalitas menggunakan uji Lilifors. Berdasarkan sampel yang akan diuji hipotesisnya, apakah sampel berdistribusi normal atau sebaliknya digunakan rumus sebagai berikut: Lo = F (Zi) – S (Zi) Keterangan: Lo
= harga mutlak besar
F (Zi) = peluang angka baku S (Zi) = proporsi angka baku (Su.djana dalam Aminy, 2014: 79) Kriteria pengujian adalah Lhitung < Ltabel dengan huruf signifikan 0,05 maka variabel tersebut berdistribusi normal, demikian pula sebaliknya
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas menggunakan rumus uji F denagn rumus sebagai berikut:
F=
𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
(Sugiyono, 2013: 276)
45
Dalam hal ini berlaku ketentuan bahwa bila harga F hitung < F tabel maka data sampel akan homogen, dengan huruf signifikansi 0,05 dan dk (n1 : n2-1).
J.
Teknik Analisis Data 1. T-Test Dua Sampel Independen Terdapat beberapa rumus t-test yang dapat digunakan untuk pengujian hipotesis komparatif dua sampel independen. 𝑡=
𝑋1 − 𝑋2
2 𝑆1 𝑛1
2 𝑆2
+𝑛 2
(separated varian)
𝑋1 − 𝑋2
𝑡=
2 2 + 𝑛2 − 1 𝑆 1 2+ 1 + 1 𝑛1+ 𝑛2 − 2 𝑛1 𝑛2
𝑛1 − 1 𝑆
(polled varian) Keterangan: X1
= rata-rata hasil belajar IPS Terpadu/ kemampuan berpikir kritis siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran picture and picture
X2
= rata-rata hasil belajar IPS Terpadu/ kemampuan berpikir kritis siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran example non example
46
S1 2
= varian total kelompok 1
S2 2
=
n1
= banyaknya sampel kelompok 1
n2
= banyaknya sampel kelompok 2
varian total kelompok 2
Berdasarkan dua hal diatas maka berikut ini diberikan pedoman penggunaan rumus t-test. a. Bila jumlah anggota sampel n1= n2, dan varians homogen (σ12= σ22) maka dapat menggunakan rumus t-test baik separated varians maupun pooled varians. Untuk melihat harga t-tabel maka digunakan dk dk = n1 + n2 – 2. b. Bila n1 ≠ n2, dan varians homogen (σ12= σ22), dapat digunakan rumus ttest dengan poled varians, dengan derajat kebebasannya = n1 + n2 – 2. c. Bila n1= n2, dan varian tidak homogen (σ12≠ σ22), dapat digunakan rumus polled varians maupun separated varians, dengan dk = n1 – 1 atau n2 – 1. jadi dk bukan n1 + n2 – 2. d. Bila n1 ҂ n2 dan varians tidak homogen (σ12= σ22), untuk ini digunakan rumus t-test dengan sparated varians, harga t sebagai pengganti t-tabel dihitung dari selisih harga t-tabel dengan dk = (n1 –1) dan dk = (n2– 1 ) dibagi dua dan kemudian ditambah.
47
2.
Analisis Varians Dua Jalan Analisis varian dua Anava merupakan sebuah teknik inferensial yang digunakan untuk menguji rerata nilai. Anava memiliki beberapa kegunaan, antara lain dapat mengetahui antar variabel manakah yang memang mempunyai perbedaan secara signifikan dan variabel-variabel manakah yang berinteraksi satu sama lain. Penelitian ini mengetahui tingkat signifikansi perbedaan dua model pembelajaran.
Tabel 6. Rumus Unsur Persiapan Anava Dua Jalan
Sumber variasi Antara A Antara B Antara AB interaksi Dalam (d)
Total (T)
Jumlah Kuadrat (JK) ( 𝑋𝐴 )2 ( 𝑋𝑇 )2 𝐽𝐾𝐴 = Σ − 𝑛𝐴 𝑁 2 ( 𝑋𝐵 ) ( 𝑋𝑇 )2 𝐽𝐾𝐵 = Σ − 𝑛𝐵 𝑁 2 ( 𝑋𝐵 )2 ( 𝑋𝑇 ) 𝐽𝐾𝐴𝐵 = Σ − − 𝐽𝐾𝐴 𝑛𝐵 𝑁 −𝐽𝐾𝐵 𝐽𝐾 𝑑 = 𝐽𝐾𝐴 − 𝐽𝐾𝐵 − 𝐽𝐾𝐴𝐵
2
( 𝑋𝑇 ) 𝐽𝐾𝐴 = Σ𝑋𝑇 − 𝑁
Db
MK
Fo
A-1(2)
𝐽𝐾𝐴 𝐽𝐾𝐴
B-1(2)
𝐽𝐾𝐵 𝐽𝐾𝐵
𝑀𝐾𝐴 𝑀𝐾𝑑 𝑀𝐾𝐵 𝑀𝐾𝑑 𝑀𝐾𝐴𝐵 𝑀𝐾𝑑
DbAxdbb
𝐽𝐾𝐴𝐵 𝐽𝐾𝐴𝐵
(4)
𝐽𝐾𝑑 𝑑𝑏𝑑
Dbt-dbAdbBdbAB N-1 (49)
P
48
Keterangan: JKT = jumlah kuadrat nilai total JKA = jumlah kuadrat variabel A JKB = jumlah kuadrat variabel B JKAB = jumlah kuadrat interaksi antara variabel A dengan variabel B JK(d) = jumlah kuadrat dalam MKA = mean kuadrat variabel A MKB = mean kuadrat variabel B MKAB= mean kuadrat interaksi antara variabel A dengan variabel B FA = harga Fountuk variabel A FB = harga Fountuk variabel B FAB = harga Fountuk interaksi variabel A dengan varibel B Arikunto (2010: 409)