59
III. METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Berdasarkan tingkat eksplanasinya, penelitian ini tergolong penelitian eksperimen dengan pendekatan komparatif. Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2012:3). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen dengan pendekatan komparatif. Menurut Sugiyono (2012:107) penelitian eksperimen yaitu suatu penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Menurut Arikunto (2006:3) eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kasual) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu. Metode eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental semu (quasi experimental design). Quasi experimental design merupakan pengembangan dari true experimantal design yang sulit dilaksanakan (Sugiyono, 2012: 114).
Penelitian komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan keberadaan suatu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yangberbeda,
60
atau pada waktu yang berbeda (Sugiyono, 2012:57). Analisis komparatif dilakukan dengan cara membandingkan antara teori satu dengan teori yang lain, dan hasil penelitian satu dengan yang lain. Metode ini dipilih karena sesuai dengan tujuan penelitian yang akan dicapai yaitu mengetahui perbedaan suatu variabel, yaitu hasil belajar akuntansi dengan perlakuan yang berbeda yakni penerapan model pembelajaran Example Non Examples pada kelas eksperimen dan penerapan model pembelajaran Talking Stick pada kelas kontrol.
1. Desain Penelitian
Desain penelitian eksperimental semu (quasi experimental design) dengan pola treatment by level design. Eksperimental semu diartikan sebagai penelitian yang mendekati ekspeimen. Penelitian ini banyak digunakan dibidang ilmu pendidikan atau penelitian lain dengan subjek yang diteliti adalah manusia (Sukardi, 2003:16). Pola treatment by level desaign digunakan untuk variabel moderator yakni kecerdasan adversitas. Pola ini digunakan karena dalam hal ini hanya model pembelajaran yang diberi perlakuan terhadap hasil belajar.
61
Desain penelitian digambarkan sebagai berikut. Gambar 2. Desain Penelitian Model Pembelajaran Variabel Eksperimen Kecerdasan Adversitas Quitter Campers Climber
Example Non Examples Hasil belajar ekonomi Hasil belajar ekonomi Hasil belajar ekonomi
Variabel Kontrol Talking Stick Hasil belajar ekonomi Hasil belajar ekonomi Hasil belajar ekonomi
Penelitian ini membandingkan keefektifan dua model pembelajaran yaitu Talking Stick dan Example Non Examples terhadap hasil belajar ekonomi di kelas eksperimen yakni kelas X1 dan kelas kontrol yakni kelas X2 dengan keyakinan bahwa kedua model pembelajaran ini mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap hasil belajar ditinjau dari tingkat kecerdasan adversitas yang dimiliki setiap siswa pada dua kelas tersebut.
2. Prosedur Penelitian
Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu pra penelitian dan pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai berikut.
a. Pra Penelitian Kegiatan yang dilakukan pada pra penelitian adalah sebagai berikut. 1) Mengadakan observasi pendahuluan ke sekolah tempat diadakanya penelitian, untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan ditetapkan sebagai populasi dan sampel penelitian.
62
2) Melakukan wawancara dengan guru mendapatkan informasi mengenai sistem pembelajaran yang diterapkan di kelas X yang akan diteliti tersebut. 3) Menetapkan sampel penelitian untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan teknik cluster random sampling. 4) Memberikan perlakuan berbeda antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen, guru menerapakan model pembelajaran kooperatif tipe Example Non Examples dan pada kelas kontrol guru menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick. 5) Membuat angket untuk mendapatkan data kecerdasan adversitas. 6) Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari lembar kerja siswa (LKS) dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
b. Pelaksanaan Penelitian Peneliti menyebarkan angket (kuisioner) untuk mendapatkan data mengenai tingkat kecerdasan adversitas yang dimiliki oleh setiap siswa. Selain itu, peneliti mengadakan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Example Non Examples untuk kelas eksperimen dan model pembelajaran Talking Stick untuk kelas kontrol. Penelitian ini direncanakan sebanyak 6 kali pertemuan. Langkahlangkah pembelajarannya adalah sebagai berikut.
63
1) Kelas Eksperimen (Example Non Examples) a.
Guru menggunakan gambar tulisan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
b.
Guru menempelkan gambar atau tulisan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
c.
Guru memberi petunjuk pada peserta didik untuk memperhatikan atau menganalisis.
d.
Guru memberi kesempatan pada peserta didik untuk memperhatikan atau menganalisis.
e.
Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas.
f.
Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.
g.
Guru menjelaskan materi sesuai tujuan yang dicapai.
h.
Kesimpulan.
2) Kelas Kontrol (Talking Stick) a.
Guru membentuk kelompok yang terdiri atas 5 orang.
b.
Guru menyiapkan sebuah tongkat yang panjangnya 20 cm.
c.
Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan para kelompok untuk membaca dan mempelajari materi pelajaran.
d.
Siswa berdiskusi membahas masalah yang terdapat di dalam wacana.
64
e.
Setelah kelompok selesai membaca materi pelajaran dan mempelajari isinya, guru mempersilahkan anggota kelompok untuk menutup isi bacaan.
f.
Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada salah satu anggota kelompok, setelah itu guru memberi pertanyaan dan anggota kelompok yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru.
g.
Siswa lain boleh membantu menjawab pertanyaan jika anggota kelompoknya tidak bisa menjawab pertanyaan.
h.
Guru memberikan kesimpulan.
i.
Guru melakukan evaluasi/penilaian, baik secara kelompok maupun individu.
j.
Guru menutup pembelajaran.
Lama setiap pertemuan pada setiap kelas adalah 2 jam pelajaran atau 2x45 menit selama 5 kali pertemuan. Pada pertemuan ke-6 peneliti melakukan tes akhir pada dua kelompok subyek untuk mengukur hasil belajar dengan menggunakan tes tertulis dengan bentuk soal pilihan ganda dan esai. Setelah data yang dibutuhkan didapat, kemudian peneliti melakukan pengujian hipotesis danlangkah yang terakhir adalah menarik kesimpulan dari hasil penelitian.
65
B. Populasi dan Sampel
1. Popolasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012:117). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Gajah Mada Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014 berjumlah 179 yang terdiri dari kelas X1 sebanyak 46 siswa, kelas X2 sebanyak 43 siswa, kelas X3 sebanyak 44 siswa, dan kelas X4 sebanyak 45 siswa.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah populasi dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2008:118). Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik cluster random sampling. Sampel dalam penelitian ini diambil dari populasi sebanyak 4 kelas, yaitu X1, X2, X3 dan X4. Berdasarkan penggunaan teknik cluster random sampling, maka dua dari empat kelas tersebut dijadikan sampel. Hasil undian diperoleh kelas X1 sebagai kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran Example Non Examples dan kelas X2 sebagai kelas kontrol menggunakan model pembelajaran Talking Stick. Kelas X1 dan X2 merupakan kelas yang mempunyai kemampuan akademis yang relatif sama, karena dalam pendistribusian siswa tidak dikelompokkan
66
berdasarkan kelas unggulan. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 92 orang siswa yang tersebar kedalam 2 kelas yaitu kelas X1 sebanyak 46 siswa dan kelas X2 sebanyak 43 siswa.
C. Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2012:60), variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu variabel bebas (independent), variabel terikat (dependent), dan variabel moderator (moderating variable).
1. Variabel bebas (independent)
Variabel bebas atau yang sering disebut sebagai variabel stimulus atau prediktor yang dilambangkan dengan X adalah variabel penelitian yang mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas dalam penelitian ini terdiri dari dua model pembelajaran yaitu model pembelajaran Example Non Examples yang diterapkan di kelas eksperimen X 1 dilambangkan X1, dan model pembelajaran Talking Stick yang diterapkan di kelas kontrol X 2 dilambangkan dengan X2.
2. Variabel terikat (dependent) Variabel terikat dengan lambang Y adalah variabel yang akan diukur untuk mengetahui pengaruh lain, sehingga sifatnya bergantung pada variabel yang lain. Pada penelitian ini, variabel terikatnya adalah hasil
67
belajar ekonomi siswa kelas eksperimen (Y1) dan hasil belajar kelas control (Y2).
3. Variabel moderator Variabel moderator adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat atau memperlemah) hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Variabel moderator pada penelitian ini adalah kecerdasan adversitas. Diduga kecerdasan adversitas (AQ) mempengaruhi (memperkuat atau memperlemah) hubungan antara model pembelajaran dengan hasil belajar.
D. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel
1. Definisi Konseptual Variabel
a.
Example Non Examples (X1) Example Non-Examples adalah taktik yang dapat digunakan untuk mengajarkan definisi konsep. Model ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam memberikan gambaran akan sesuatu yang menjadi contoh atau Example materi yang sedang dibahas. Adapun Non-Examples memberikan gambaran akan sesuatu yang bukanlah contoh dari suatu materi yang sedang dibahas.
b.
Talking Stick Talking Stick adalah metode pembelajaran dengan bantuan tongkat, siapa yang memegang tongkat wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah siswa mempelajari meteri pokoknya.
68
c. Kecerdasan Adversitas (Adversity Quotient) Kecerdasan adversitas (AQ) merupakan kemampuan yang dimiliki oleh individu untuk bertahan atau menyerah dalam mengahadapi masalah hidupnya. Individu dibagi menjadi 3 jenis berdasarkan tingkat kecerdasan adversitas yang dimilikinya yaitu individu yang memiliki tingkat kecerdasan adversitas tinggi (climber). Individu yang memiliki tingkat kecerdasar adversitas sedang (camper). Individu yang memiliki tingkat kecerdasan adversitas rendah (quitter).
d. Hasil Belajar (Y) Hasil belajar merupakan ukuran tercapainya tujuan pembelajaran melalui proses belajar yang telah dilalui siswa. Tujuan belajar yang diharapkan dapat dicapai melalui proses interaksi antara siswa dengan guru maupun siswa dengan siswa dalam pembelajaran.
2. Definisi Operasional Variabel Mendefinisikan secara operasional suatu konsep sehingga dapat diukur, dicapai dengan melihat pada dimensi tingkah laku atau properti yang ditunjukkan oleh konsep, dan mengkatagorikan hal tersebut menjadi elemen yang dapat diamati dan diukur (Sudjarwo, 2009:174).
1. Hasil belajar ekonomi merupakan hasil yang diperoleh seseorang setelah menempuh proses belajar yang telah dilalui. 2. Model pembelajaran Example Non Examples model ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam memberi gambaran
69
akan sesuatu yang menjadi contoh atau exampel materi yang sedang dibahas. 3. Model pembelajaran Talking Stick suatu tipe pembelajaran kooperatif yang menggunakan alat seperti tongkat untuk menunjuk siswa yang akan diberi pertanyaan, dan siswa yang terkena akan menjawab soal tersebut. 4. Kecerdasan Adversitas merupakan daya tahan atau kegigihan seseorang dalam menghadapi masalah dengan cara mengontrol masalah, menentukan asal usul masalah, dan bertanggung jawab atas masalah yang muncul. Tabel 4 .Definisi Operasional Variabel Variabel
Indikator
Pengukuran Variabel
Skala
Hasil Belajar Ekonomi
Hasil Tes Formatif Ekonomi
Tingkat besarnya hasil Tes formatif mata pelajaran ekonomi
Interval
Model Pembelajaran Example Non Examples
Hasil tes formatif mengunakan model pembelajaran
Tingkat besarnya hasil Tes formatif mata pelajaran ekonomi
Interval
Model Pembelajaran Talking Stick
Hasil tes formatif mengunakan model pembelajaran Talking Stick
Tingkat besarnya hasil Tes formatif mata pelajaran ekonomi
Interval
Kecerdasan Adversitas
Hasil Tes Angket mengenai kecerdasan adversitas
Tingkat besarnya hasil tes angket mengenai kecerdasan adversitas
Interval
Example Non Examples
70
E. Kisi-Kisi Intrumen Data variabel moderator yang diperoleh melalui angket dalam bentuk semantic defferensial. Pernyataan dengan lima pilihan jawaban yang diberikan penilaian dengan angka 1 s/d 5. Tabel 5 . Kisi-kisi Angket Variabel Kecerdasan Adversitas No Dimensi Indikator No Butir Soal Skala ∑ Pengukuran Positif Negatif 1. Control 1, 10, 5, 13, 10 Rating scale Kemampuan (Kendali) individu dalam 12, 31, 15, 23, 28 mempengaruhi 37 secara positif situasi yang sulit, serta mampu mengendalika n respon terhadap situasi tersebut. 2. Origin 11, 38 29, 35 10 Asal usul (asal penyebab usul) kesulitan, berkaitan dengan rasa bersalah. 20, 25, 3, 18, 34 Berfokus pada 22 Ownership pengakuan (Pengakua terhadap n) akibat-akibat yang ditimbulkan oleh kesulitan dan mau bertanggung jawab. 3. Reach 10 Mempertanya 2, 6, 9, 7, 17, (Jangkaua 33, 39 21, 26, kan sejauh n) 30 manakah kesulitan yang dihadapi akan menjangkau atau
71
mempengaruhi bagian lain dari kehidupan individu.
Sedangkan kisi-kisi interumen variabel Y melalui posttets dalam bentuk soal. Semua berbentuk pertanyaan pilihan ganda dengan lima jawaban yang diberi penilaian 1 apabila menjawab dengan benar.
Tabel 6 .kisi-kisi soal post-test Kompetensi Dasar Mendeskrips ikan perbedaan antara ekonomi mikro dan ekonomi makro.
Mendeskrips ikan masalahmasalah yang dihadapi pemerintah di bidang ekonomi
Materi
Perbedaan antara ekonomi mikro dan makro
Pertumbuhan ekonomi
Indikator
1. Mendeskripsik an pengertian ekonomi mikro dan makro. 2. Mendeskripsik an perbedaan antara ekonomi mikro dan makro. 3. Memberi contoh di masyarakat tentang ekonomi mikro dan makro. 1. Mengidentifik asi masalahmasalah yang dihadapi pemerintah di bidang ekonomi. 2. Mendeskripsik an cara mengatasi masalahmasalah di bidang ekonomi.
Aspek kognitif C1 C1
Penilaian Bentuk Nomor instrumen soal Tes tertulis 1, 2 pilihan ganda
Kunci jawaban 1. A 2. C
C2, C2
9, 16
9. B 16. C
C1, C2
15, 21
15. D 21. A
C2, C1, C1
6, 18, 22
6. B 18. B 22. C
C1, C2
3, 24
3. A 24. D
72
Menjelaskan konsep PDB, PDRB, PNB, dan PN
Kompetensi Dasar Menjelaskan manfaat perhitungan pendapatan nasional
Pendapatan Nasional
1. Mendeskripsik an pengertian PDB, PDRB, PNB, PN (NNI), PI, dan DI. 2. Menghitung pendapatan per kapita.
Materi Menghitung pendapatan nasional
Indikator 1. Mengidentifik asi manfaat penghitungan pendapatan nasional. 2. Menghitung pendapatan nasional dengan pendekatan produksi, pendapatan, dan pengeluaran.
C2, C1, C4, C1, C2
4, 5, 10, 17, 25
C3, C3, C3, C3
7, 8, 20, 23
Aspek Kognitif C4, C1, C2, C1, C2,
C4, C3, C3, C3, C4
Bentuk Instrumen
Nomor Soal 11, 12, 19, 26, 27
13, 14, 28, 29, 30
4. 5. 10. 17. 25.
A D B C C
7. C 8. D 20. C 23. E Kunci Jawaban 11. C 12. C 19. E 26. B 27. E 13. 14. 28. 29. 30.
F. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data
1. Jenis Data
Data penelitian ini berupa data kuantitatif, yaitu penguasaan materi ekonomi yang diperoleh dari nilai pretest dan posttest. Kemudian dijumlahkan antara nilai pretest dengan postest dan dibagi dua. Hasil ratarata nilai pretest dan postest tersebut dianalisis secara statistik. 2. Teknik Pengumpulan Data
a. Kuisioner (angket) Kuesioner/angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis
A B C E E
73
kepada responden untuk dijawab. Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila penelitian tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden (sugiyono 2011: 199). Dalam penelitian ini angket digunakan untuk mendapatkan data tentang kecerdasan adversitas yang dimiliki setiap siswa. Angket berjumlah 40 item pernyataan dengan pengukuran skala interval 5-1 dengan pendekatan ratting scor yaitu mulai dari rentang nilai sangat positif (5) sampai dengan sangat negatif (1).
b. Teknik tes Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data hasil belajar ekonomi sebagai hasil penelitian. Bentuk tes yang digunakan pada penelitian ini adalah pilihan ganda. Bentuk pilihan ganda terdiri dari 30 soal terdiri dari 5 jawaban yaitu A, B, C, D, E yang setiap soalnya memiliki bobot 1 sehingga skor tertinggi adalah 30. Skor untuk jawaban yang benar adalah 1 dan skor untuk jawaban salah adalah 0.
G. Uji Persaratan Instrumen
1. Uji Validitas Instrumen
Validitas berarti instrumen keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen yang bersangkutan mampu mengukur apa yang akan diukur (Sugiyono, 2012: 167). Validitas adalah alat ukur yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu alat ukur
74
dinyatakan valid jika alat ukur tersebut mampu mengukur apa yang harus diukur. Untuk menguji validitas instrumen digunakan rumus Korelasi Product Moment :
rxy =
∑ √{ ∑
(∑ )(∑ )
(∑ ) }{ ∑
(∑ ) }
Keterangan : rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y n : Jumlah responden X : Skor butir soal Y : Skor total Kriteria pengujian, apabila rhitung>rtabel dengan dk = n dan α = 0,05 maka item instrumen tersebut valid, dan sebaliknya jika rhitung
Hasil perhitungan uji validitas angket kecerdasan adversitas dengan menggunakan program Microsoft Excel. Perhitungan uji validitas angket dari 30 responden yang mengisi pernyataan sebanyak 40 soal, terdapat 1 pernyataan yang tidak valid yaitu pernyataan nomor 17 dan diganti item lain. Sehingga pernyataan yang tersisa berjumlah 40 pernyataan yang valid yaitu pernyataan nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37,38,39, dan 40. Perhitungan uji validitas kecerdasan adversitas terdapat pada lampiran 22.
Hasil perhitungan uji validitas hasil belajar siswa dengan menggunakan Microsoft Excel diperoleh hasil belajar siswa dari 30 responden yang
75
mengerjakan soal pilihan ganda sebanyak 30 soal. Hasil perhitungan uji validitas terdapat 4 soal yang tidak valid yaitu item 9, 18, 29, dan 30. Soal tersebut diganti dengan soal yang baru sehingga soal tersebut tetap 30 butir soal pilihan ganda yang valid yaitu soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, , 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, dan 30. Perhitungan uji validitas soal terdapat pada lampiran 23.
2. Uji Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas berhubungan dengan maslah kepercayaan. Suatu tes dapat dikatakan reliabel yang tinggi jika tes tersebut dapat memberi hasil yang tetap (Arikunto 2010: 100). Pengukuran adalah hal yang disarankan untuk memenuhi reliabilitas atau keajegan walau dilakukan secara berulangulang. Sebelum angket dan soal diujikan kepada responden, angket dan soal diuji terlebih dahulu kepada populasi di luar sampel untuk mengetahui tingkat reliabilitasnya.
Untuk menguji tingkat reliabilitas angket pada penelitian ini menggunakan rumus Alpha sebagai berikut.
(
(
)
)(
∑
)
Keterangan: r11 = reliabilitas instrumen ∑ = jumlah baris butir = varians total = banyak butir soal (Arikunto, 2006:109)
76
Untuk mengukur tingkat reliabilitas soal pada Penelitian ini menggunakan rumus KR-21 sebagai berikut. (
)(
( ( )(
)
) )
Keterangan : r11 = reliabilitas internal seluruh instrumen n = jumlah item dalam instrumen Mt = means skor total 2 St = varians total Kriteria pengujian, apabila rhitung > rtabel dengan α = 0.05 maka alat ukur tersebut dinyatakan reliabel dan sebaliknya jika r hitung< rtabel maka alat ukur tersebut tidak reliabel. Besarnya nilai rxy Antara 0,80 sampai 1,00 Antara 0,60 sampai 0,799 Antara 0,40 sampai 0,599 Antara 0,20 sampai 0,399 Antara 0,00 sampai 0,199
Interpretasi Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah
Berdasarkan perhitungan, tingkat reliabel masing-masing variabel setelah di uji coba adalah sebagai berikut. a. Kecerdasan Adversitas Berdasarkan perhitungan dengan perangkat SPSS 15, diperoleh hasil r hitung > r tabel yaitu 0,875> 0,312. Hal ini berarti, alat instrument yang digunakan adalah reliabel. Jika dilihat dari indeks korelasinya r = 0,875, maka memiliki tingkat reliabilitas tinggi. Hasil pengujian reliabilitas angket terdapat pada lampiran 24. b. Hasil Belajar Berdasarkan perhitungan dengan KR-21, diperoleh hasil r hitung > r tabel yaitu 0,843 > 0,361. Hal ini berarti, alat instrument yang
77
digunakan adalah reliabel. Jika dilihat dari indeks korelasinya r = 0,843, maka memiliki tingkat reliabilitas tinggi. Hasil pengujian reliabilitas soal terdapat pada lampiran 25.
3. Taraf kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut indeks kesukaran (difficulty index). Untuk menguji taraf kesukaran soal tes yang digunakan dalam penelitian ini digunakan rumus:
Keterangan: P B JS
= indeks kesukaran = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar = jumlah seluruh siswa yang mengikuti tes
Menurut Arikunto (2006: 210) klasifikasi kesukaran: -
Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar
-
Soal dengan P 0,30 sampai 0,70 adalah soal sedang
-
Soal dengan P 0,70 sampai 1,00 adalah soal mudah
Hasil perhitungan tingkat kesungkaran soal dengan perangkat Microsoft Office Excel, diperoleh hasil belajar ekonomi dari 30 soal tergolong sedang (nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, dan 30) dan 1 soal tergolong sukar (29). Hasil pengujian tingkat kesungkaran soal terlampir pada lampiran 26.
78
4. Daya Beda Daya beda adalah kemampuan soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Untuk mencari daya soal digunakan rumus:
Keterangan D = daya beda soal J = jumlah peserta tes JA = banyaknya peserta kelompok atas JB = banyaknya peserta kelompok bawah BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu benar BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal benar PA = proporsi kelompok atas yang menjawab benar PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Klasifikasi daya beda D = 0,00 – 0,20 = jelek (poor) D = 0,20 – 0,40 = cukup (satisy) D = 0,40 – 0,70 = baik (good) D = 0,80 – 1,00 = baik sekali (excellent) D = Negatif = semuanya tidak baik, baik semua butir soal yang mempunyai nilainya negatif sebaiknya dibuang saja (Arikunto, 2006: 218)
Hasil perhitungan daya beda dengan perangkat Microsoft Office Excel, diperoleh perhitungan daya beda hasil belajar ekonomi dari 30 soal terdapat 4 soal tergolong baik sekali (nomor 10, 11, 14, dan 15), 20 soal tergolong baik (nomor 1, 2, 4, 5, 6, 7, 9, 12, 13, 16, 17, 19, 20, 22, 23, 24, 25, 26, 27, dan 28), 5 soal tergolong cukup (nomor 3, 18, 21, 29, dan 30) dan 1 soal tergolong jelek (8). Hasil pengujian tingkat kesungkaran soal terlampir pada lampiran 27.
79
H. Uji Persyaratan Analisis Data
Analisis data yang digunakan merupakan statistikin ferensial dengan teknik statistic para metrik. Penggunaan statistic parametric memerlukan terpenuhinya asumsi data harus normal dan homogen, sehingga perlu uji persyaratan yang berupa uji normalitas dan homogenitas.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas menggunakan uji liliefors. Berdasarkan sampel yang akan diuji hipotesanya, apakah sampel berdistribusi normal atau sebaliknya. Lo = F (Zi) – S (Zi) Keterangan : Lo = Harga mutlak terbesar F (Zi) = Peluang angka baku S (Zi) = Proporsi angka baku Kriteria pengujiannya adalah jika Lhit< Ltab dengan taraf signifikansi 0.05 maka variabel tersebut berdistribusi normal, sebaliknya jika Lhit>Ltab dengan taraf signifikansi 0.05 maka variabel tersebut terdistribusi tidak normal (Sudjana, 2005: 467). Peneliti menggunakan program SPSS 15 untuk mempermudah pengujian normalitasnya.
2. Uji Homogenitas Uji homogenitas merupakan salah satu ukuran yang dapat digunakan untuk menentukan keragaman suatu data. Uji homogenitas menggunakan rumus uji F.
80
(Arikunto, 2006: 136) Berlaku ketentuan bahwa bila harga Fhitung< Ftabel, maka data sampel akan homogen dan apabila Fhitung> Ftabel, maka data sampel tidak homogen, dengan taraf signifikansi 0,05 dan dk n – 1 (Sugiyono, 2005: 198).
I. Teknik Analisis Data
1. Analisis varians dua jalan
Anava atau analisis dua jalan yaitu teknik inferensial yang digunakan untuk menguji rerata nilai. Anava memiliki beberapa kegunaan antara lain untuk mengetahui antar variabel manakah yang mempunyai perbedaan secara signifikan, dan variabel-variabel manakah yang berinteraksi satu sama lain. Penelitian ini menggunakan Anava dua jalan Anava dua jalan untuk menguji hipotesis 1 dan 2 yaitu untuk mengetahui tingkat signifikasi perbedaan dua model pembelajaran serta perbedaan tingkat kecerdasan adversitas siswa terhadap mata pelajaran ekonomi dan untuk mengatahui interaksi antara model pembelajaran dengan kecerdasan adversitas.
81
Tabel 7. Rumus Unsur Tabel Persiapan Anava Dua Jalan Sumberv JumlahKuadrat (JK) Db MK Fo ariasi Antara A
JKA = ∑
(∑
)
(∑
)
A-1 (2)
Antara B
JKB = ∑
(∑
)
(∑
)
B -1 (2)
Antara AB (interaksi)
JKAB = ∑
(∑
)
Dalam (d)
JK(d) =
Total (T)
JKT = ∑ XT2 -
(∑
)
p
dbAx dbB(4) dbT–dbA – dbB -dbAB
(∑
)
N – 1 (49)
Keterangan : JKT = jumlah kuadrat total JKA = jumlah kuadrat variable A JKB = jumlah kuadrat variable B JKAB = jumlah kuadrat interaksi antara variabel A dengan variabel B JK(d) = jumlah kuadrat dalam MKA = mean kuadrat variabel A MKB = mean kuadrat variabel B MKAB = mean kuadrat interaksi antara variabel A denagn variabel B MKd = mean kuadrat dalam FA = harga Fo untuk variable A FB = harga Fo untuk variable B FAB = harga Fo untuk interaksi variabel A dengan variabel B Suharsimi Arikunto (2006 : 409)
Tabel 8. Cara Menentukan Kesimpulan Hipotesis Anava 1.
2.
3. 4.
Jika FO ≥ Ft 1% harga Fo yang diperoleh sangat signifikan ada perbedaan mean secara sangat signifikan hipotesis nihil (Ho) ditolak p<0,01 atau p=0,01
Jika FO ≥ Ft 5% 1. harga Fo yang diperoleh signifikan 2. ada perbedaan mean secara signifikan 3. hipotesis nihil (Ho) ditolak 4. p<0,01 atau p=0,01
(Suharsimi Arikunto, 2006: 410)
Jika FO < Ft 5% 1. harga Fo yang diperoleh tidak signifikan 2. tidak ada perbedaan mean secara sangat signifikan 3. hipotesis nihil (Ho) diterima 4. p<0,01 atau p=0,01
82
2. T-test Dua Sampel Independent
Dalam penelitian ini pengujian hipotesisi komparatif dua sampel independen menggunakan rumus t-test. T-test digunakan untuk menguji hipotesis 3, 4 dan 5 yaitu untuk mengetahui keefektifan antara model pembelajaran Example Non Examples dengan model pembelajaran Talking Stick pada siswa yang memiliki AQ tinggi,sedang dan rendah. Terdapat beberapa rumus t-test yang dapat digunakan untuk pengujian hipotesisi komparatif dua sampel independen yakni rumus separated varian dan polled varian.
t= √
(separated varians)
t= √
(
)
(
)
(
)
(polled varians)
Keterangan : X1 = rata-rata hasil belajar akuntansi siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran Example Non Examples. X2 = rata-rata hasil belajar akuntansi siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran Talking Stick S12 = varian total kelompok 1 S22 = varian total kelompok 2 n1 = banyaknya sampel kelompok 1 n2 = banyaknya sampel kelompok 2
83
Terdapat beberapa pertimbangan dalam memilih rumus t-test yaitu: a. apakah ada dua rata-rata itu berasal dari dua sampel yang jumlahnya sama atau tidak. b. apakah varians data dari dua sample itu homogen atau tidak. Untuk menjawab itu perlu pengujian homogenitas varian.
Pemilihan rumus t-test dapat dilakukan berdasarkan petunujuk berikut. a. Bila jumlah anggota sampel n1 = n2 dan varian homogen, maka dapat menggunakan rumus t-test baik sparated varian maupun polled varian untuk melihat harga t-tabel maka digunakan dk yang besarnya dk = n1 + n2– 2 b. Bila n1 n2dan varian homogen dapat digunakan rumus t-test dengan polled varians, denga dk = n1 + n2– 2 c. Bila n1 = n2 dan varian tidak homogen, dapat digunakan rumus t-test dengan polled varian maupun sparated varian dengan dk = n1-1 + n2-1 jadi bukan n1 + n2 – 2 d. Bila n1 n2 dan varian tidak homogen, untuk itu digunakan rumus tes sparated varian, harga t sebagai pengganti harga t-tabel hitung dari selisih harga t-tabel dengan dk = ( n1-1) dibagi dua kemudian ditambah dengan harga t yang terkecil.
84
3. Pengujian Hipotesis
Dalam penelitian ini dilakukan empat pengujian hipotesis, yaitu.
Hipotesis 1 menggunakan rumus Anava H0 = Tidak ada perbedaan yang signifikan hasil belajar ekonomi siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif type Example Non Examples dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran Talking Stick. H1 = Ada perbedaan yang signifikan hasil belajar ekonomi siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif type Example Non Examples dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran Talking Stick. Hipotesis 2 menggunakan rumus Anava H0 = Tidak ada interaksi yang signifikan antara model pembelajaran dengan kecerdasan adversitas siswa. H1 = Ada interaksi yang signifikan antara model pembelajaran dengan kecerdasan adversitas siswa. Hipotesis 3 menggunakan rumus T-test H0 = Tidak ada perbedaan rata-rata hasil belajar ekonomi antara siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif type Example Non Examples dan Talking Stick pada tingkat kecerdasan adversitas Climbers.
85
H1 = Ada perbedaan rata-rata hasil belajar ekonomi antara siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif type Example Non Examples dan Talking Stick pada tingkat kecerdasan adversitas Climbers. Hipotesis 4 menggunakan rumus T-test H0 = Tidak ada perbedaan rata-rata hasil belajar ekonomi antara siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif type Example Non Examples dan Talking Stick pada tingkat kecerdasan adversitas sedang (Campers) H1 = Ada perbedaan rata-rata hasil belajar ekonomi antara siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif Example Non Examples dan Talking Stick pada tingkat kecerdasan adversitas sedang (Campers) Hipotesis 5 menggunakan rumus T-test H0 = Tidak ada perbedaan rata-rata hasil belajar ekonomi antara siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif type Example Non Examples dan Talking Stick pada tingkat kecerdasan adversitas rendah (Quitters) H1 = Ada perbedaan rata-rata hasil belajar ekonomi antara siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif type Example Non Examples dan Talking Stick pada tingkat kecerdasan adversitas rendah (Quitters).
86
Adapun kriteria pengujian hipotesis adalah. Terima Ho apabila Fhitung < Ftabel ; thitung < ttabel Tolak Ho apabila Fhitung > Ftabel ; thitung > ttabel
Hipotesis 1, dan 2 diuji menggunakan rumus analisis varian dua jalan. Hipotesis 3, 4 dan 5 diuji menggunakan rumus t-test dua sampel independent (separated varian). Dalam pengujian kedua rumus tersebut peneliti menggunakan bantuan program komputer yaitu SPSS 15.