III. METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Dan Model Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif dengan model penelitian studi kasus. Pendekatan kualitatif adalah penelitian data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka, melainkan berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi, catatan memo, dan dokumen resmi lainnya. Menurut Bogdan dan Tylor (dalam Tohirin 2012) penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran mengenai penyesuaian diri siswa penyandang tunagrahita. Dengan pendekatan ini peneliti dapat mengenal subyek secara pribadi dan lebih dekat. Ini dapat terjadi karena adanya pelibatan secara langsung dengan subyek di lingkungan subyek, baik lingkungan sekolah maupun lingkungan rumah. Pelibatan langsung ini akan dapat mengeksplorasi diri subyek, situasi, kondisi, dan peristiwa yang berkaitan dengan penyesuaian diri.
Dengan pertimbangan seperti itu, maka peneliti lebih cenderung memilih pendekatan kualitatif dengan model pendekatan studi kasus. Yang mana dalam hal ini, pelaksanaan penelitian dan pengkajiannya didasarkan pada proses
39
pencarian data secara lengkap untuk selanjutnya data tersebut disajikan secara deskriptif dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan. Creswell (dalam Herdiansyah 2010) menyatakan bahwa “Studi kasus adalah suatu model yang menekankan pada eksplorasi dari suatu sistem yang berbatas (bounded system) pada satu kasus atau beberapa kasus secara mendetail, disertai dengan penggalian data secara mendalam yang melibatkan berbagai sumber informasi yang kaya akan konteks. Studi kasus adalah suatu model penelitian kualitatif yang terperinci tentang individu atau suatu unit sosial tertentu selama kurun waktu tertentu. “ Dalam penelitian ini peneliti menggunakan bentuk studi kasus intrinsik (intrinsic case study). Herdiansyah (2010) menyatakan bahwa studi kasus intrinsik dilakukan untuk memahami secara lebih baik dan mendalam tentang suatu kasus tertentu. Peneliti telah menggali lebih dalam mengenai penyesuaian diri siswa penyandang tunagrahita.
B. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di SMP Penyimbang Bandar Lampung tahun ajaran 2013/2014. Beralamat di jalan Teuku Umar Gang Suci, Kedaton, Bandarlampung. Penelitian berlangsung dari tanggal 5 Oktober 2013 hingga 10 Januari 2014.
C. Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah satu orang siswa penyandang tunagrahita yang ada di SMP Penyimbang Bandar Lampung. Pertimbangan dalam pemilihan subjek dengan kriteria sebagai berikut; 1) Berdasarkan hasil pemeriksaan psikologis subjek menyandang tunagrahita sedang, 2) Memiliki kemampuan kognitif yang terbatas, skor IQ 42 pada Skala Binet, 3) Memiliki usia
40
kronologis 17 tahun dengan usia mental 7 tahun, 4) Mampu berkomunikasi verbal, dan 5) Memiliki masalah dalam penyesuaian diri..
D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara semiterstruktur, observasi partisipatif dan studi dokumentasi.
1. Wawancara Menurut Gorden (dalam Herdiansyah 2010) mendefinisikan wawancara merupakan percakapan antara dua orang yang salah satunya bertujuan untuk menggali dan mendapatkan informasi untuk suatu tujuan tertentu. Dalam penelitian kualitatif wawancara menjadi metode pengumpulan data yang utama. Sebagian besar data diperoleh melalui wawancara. Untuk mendukung pencarian data dalam penelitian ini menggunakan jenis wawancara semiterstruktur, dimana jenis wawancara ini termasuk dalam kategori wawancara mendalam (indepth interview), dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur, peneliti menggunakan pedoman wawancara bersifat umum yang mencantumkan isu-isu yang harus diliput.
2. Observasi Pengumpulan data dalam penelitian ini juga didukung dengan observasi.. Cartwright (dalam Herdiansyah, 2010) mendefinisikan observasi sebagai suatu proses melihat, mengamati dan mencermati serta merekam perilaku secara sistematis untuk suatu tujuan tertentu. Observasi ialah suatu
41
kegiatan mencari data yang dapat digunakan untuk memberikan suatu kesimpulan. Penelitian ini menggunakan jenis observasi partisipatif.
Dalam hal ini, seorang peneliti dituntut untuk sebanyak-banyaknya mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan fokus masalah yang diteliti. Observasi yang dilakukan mampu melihat perilaku siswa penyandang tunagrahita dalam penyesuaian diri di sekolah. Menurut Herdiansyah (2010) Teknik observasi digunakan untuk melihat atau mengamati perubahan fenomena sosial yang tumbuh dan berkembang yang kemudian dapat dilakukan penilaian atas perubahan tersebut. Metode ini digunakan sebagai pendukung dan pelengkap dalam pengumpulan data untuk mengamati dan mencatat fenomena permasalahan penyesuaian diri siswa penyandang tunagrahita.
Teknik observasi yang digunakan adalah behavioral checklist yang merupakan suatu metode dalam observasi yang mampu memberikan keterangan mengenai muncul atau tidaknya perilaku yang diobservasi dengan memberikan tanda cek (√) jika perilaku yang diobservasi muncul. Dalam tabel checklist terlebih dahulu peneliti akan mencantumkan atau menuliskan indikator perilaku yang mungkin dimunculkan oleh observe atau subyek penelitian. Selain menggunakan teknik observasi behavioral checklist peneliti juga menggunakan teknik anecdotal record dengan tipe deskripsi umum. Herdiansyah (2010) menyatakan bahwa anecdotal record merupakan metode yang digunakan peneliti dalam melakukan observasi
42
dengan hanya membawa kertas kosong untuk mencatat perilaku yang khas, unik dan penting yang dilakukan oleh subjek penellitian.
Dalam metode anecdotal record, observer mencatat dengan teliti dan merekam perilaku-perilaku yang dianggap penting dan bermakna. Catatan tersebut harus selengkap mungkin sesuai dengan kejadian yang sebenarnya tanpa mengubah kronologisnya. Dalam metode anecdotal record peneliti juga dapat menafsirkan makna dari perilaku yang muncul, menurut pendapat dan sudut pandang peneliti sepanjang penafsiran dan makna menurut peneliti berfungsi sebagai pendukung dari makna yang sebenarnya.
3. Studi Dokumentasi Teknik pengumpulan data terakhir yang dilakukan oleh peneliti adalah studi dokumentasi. Menurut Herdiansyah (2009) studi dokumentasi merupakan salah satu metode pengumpulan data kualitatif dengan melihat atau menganalisa dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang lain tentang subjek. Studi dokumentasi untuk mendapatkan gambaran dari sudut pandang subjek melalui suatu media tertulis dan dokumen lainnya yang ditulis atau dibuat langsung oleh subjek yang bersangkutan.
E. Instrumen Penelitian Instrumen utama dalam studi kasus ini adalah peneliti sendiri. Instrumen atau alat yang dimaksud adalah semenjak awal hingga akhir penelitian. Menurut Herdiansyah, H. (2010) peneliti sendiri yang berfungsi penuh dan terlibat aktif
43
dalam penelitian ini. Peneliti sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam proses penelitiannya, berhasil menjadi satu dengan subjek penelitian beserta lingkungan sosialnya dan kepercayaan telah diraihnya dengan baik. Tetapi di sisi lain peneliti tetap sedang melakukan penelitian. Tidak dapat dipisahkan antara fungsi peneliti sebagai instrumen dan sebagai peneliti itu sendiri. Keberhasilan penelitian terletak pada keterampilan dan kecakapan peneliti untuk menggali informasi dan menginterpretasikan informasi serta membina kedekatan (rapport) dengan subjek dan informan. Peneliti juga mengevaluasi jalannya penelitian yang dilakukan untuk tetap pada jalur tujuan yang diinginkan dan tetap berpegang pada ketentuan-ketentuan metodologis yang benar.
F. Analisa Data Melakukan anilisis berarti melakukan kajian untuk memahami struktur suatu fenomena-fenomena yang berlaku di lapangan. Analisis dilaksanakan terhadap fenomena atau peristiwa secara keseluruhan, maupun terhadap bagian-bagian yang membentuk fenomena-fenomena tersebut serta hubungan keterkaitannya. Data yang diperoleh dari lapangan harus dianalisis agar dapat disimpulkan dan mendapatkan hasil sesuai tujuan penelitian, untuk itu dibutuhkan analisis data yang tepat. Analisis dilakukan pada semua data yang terkumpul, baik dalam bentuk coretan atau catatan, hasil wawancara dalam bentuk rekaman, dokumen, foto-foto dan sebagainya.
44
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Miles dan Huberman. Teknik analisis data model interaktif menurut Miles dan Huberman terdiri atas empat tahapan yang akan dilakukan yaitu :
1. Pengumpulan data Proses pengumpulan data dalam penelitian kualitatif dilakukan sebelum penelitian pada saat penelitian, dan bahkan di akhir penelitian. Idealnya, proses pengumpulan data sudah dilakukan ketika penelitian masih berupa konsep atau draf. Bahkan, Creswell (dalam Herdiansyah, 2010) menyarankan bahwa peneliti kualitatif sebaiknya sudah berfikir dan melakukan analisis ketika penelitian kualitatif baru dimulai. Intinya adalah proses pengumpulan data pada penelitian kualitatif tidak memiliki segmen atau waktu tersendiri, melainkan sepanjang penelitian yang dilakukan proses pengumpulan data dapat dilakukan. Pengumpulan data dapat berupa coretan, catatan peneliti, hasil pengamatan, hasil wawancara karena hasil dari aktivitas tersebut adalah data yang akan menunjang hasil penelitian.
2. Reduksi data Reduksi data merupakan proses pengumpulan data penelitian, seorang peneliti dapat menemukan kapan saja waktu untuk mendapatkan data yang banyak. Inti dari reduksi data adalah proses penggabungan dan penyeragaman segala bentuk data yang diperoleh menjadi satu bentuk tulisan (script) yang akan dianalisis. Hasil dari wawancara, hasil observasi, hasil studi dokumentasi diubah menjadi bentuk tulisan (script) sesuai dengan formatnya masing-masing. Hasil dari rekaman wawancara akan
45
diformat menjadi bentuk verbatim wawancara. Hasil observasi dan temuan dilapangan diformat menjadi tabel hasil observasi, hasil studi dokumentasi diformat menjadi skrip analisis dokumen.
3. Display data atau penyajian data Setelah semua data telah diformat berdasarkan instrumen pengumpul data dan telah berbentuk tulisan (script), langkah selanjutnya adalah melakukan display data. Pada prinsipnya, display data adalah mengolah data setengah jadi yang sudah seragam dalam bentuk tulisan dan sudah memiliki alur tema yang jelas (yang sudah disusun alurnya dalam tabel akumulasi tema) ke
dalam
suatu
matriks
kategorisasi
sesuai
tema
yang
sudah
dikelompokkan dan dikategorikan.
Kemudian tema tema tersebut dipecah kedalam bentuk yang lebih konkret dan sederhana yang disebut dengan subtema yang diakhiri dengan memberikan kode (coding) dari subtema tersebut sesuai dengan verbatim wawancara yang sebelumnya telah dilakukan. Jadi secara urutan akan ada tiga tahapan dalam display data yaitu : kategori tema, subkategori tema, dan proses pengodean. Ketiga tahapan tersebut saling terkait satu sama lain.
4. Mengambil kesimpulan/verifikasi Kesimpulan/verifikasi merupakan tahap terakhir dalam rangkain analisis data kualitatif menurut model interaktif yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman (dalam Herdiansyah, 2010). Kesimpulan pada penelitian kualitatif menjurus kepada jawaban dari pertanyaan penelitian yang
46
diajukan sebelumnya dan mengungkap “what” dan “how” dari temuan penelitian tersebut.
Kesimpulan dalam rangkaian analisis data kualitatif menurut model Miles dan Huberman secara esensial berisi tentang uraian dari seluruh subkategorisasi tema yang tercantum pada tabel kategorisasi dan pengodean yang sudah terselesaikan disertai dengan quote verbatim wawancaranya. Artinya data yang diperoleh berupa transkrip dikutip langsung dan diinterprestasikan berdasarkan teori pendukung yang telah ada, tanpa mengurangi arti sesungguhnya dari apa yang diungkapkan oleh informan.
Jika dapat disimpulkan terdapat tiga tahapan yang harus dilakukan dalam tahap kesimpulan/verifikasi. Pertama, menguraikan subkategori tema dalam bentuk tabel kategorisasi dan pengodean disertai dengan quote verbatim wawancaranya. Kedua, menjelaskan hasil temuan penelitian dengan menjawab pertanyaan penelitian berdasarkan aspek/ komponen/ faktor/ dimensi dari central phenomenon penelitian. Ketiga, membuat kesimpulan dari temuan tersebut dengan memberikan penjelasan dari jawaban pertanyaan penelitian yang diajukan
Jika ketiga tahapan tersebut telah selesai dilakukan, hal tersebut mengindikasikan bahwa secara analisis data kualitatif, penelitian yang dilakukan telah selesai dan peneliti telah memiliki hasil atau jawaban dari pertanyaan penelitian.
47
G. Uji Keabsahan Data Penelitian Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbaharui dari konsep kesahihan (validitas) dan keterandalan (reliabilitas). Sebuah penelitian merupakan kerja ilmiah, untuk melakukannya mutlak dituntut secara objektivitas, untuk memenuhi kriteria ini dalam sebuah penelitian maka validitas dan reliabilitas harus dipenuhi jika tidak maka proses penelitian itu perlu dipertanyakan keilmiahannya. Tidak terkecuali model studi kasus dalam penelitian kualitatif keabsahan datanya pun harus di uji dengan beberapa teknik. Moleong (dalam Iskandar, 2008) menyatakan bahwa untuk menetapkan keabsahan data dalam penelitian kualitatif diperlukan beberapa teknik pemeriksaan antara lain :
1. Objektivitas (Confirmability) Objektivitas bermakna sebagai proses kerja yang dilakukan untuk mencapai kondisi obyektif. Adapun kriteria objektivitas jika memenuhi syarat sebagai berikut: a) b) c) d) e)
Desain penelitian dibuat secara baik dan benar Fokus penelitian tepat Kajian literatur yang relevan Instrumen dan cara pendataan yang akurat Teknik pengumpulan data yang sesuai dengan fokus permasalahan penelitian f) Analisis data dilakukan secara benar g) Hasil penelitian bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan 2. Kesahihan internal (Credibility) Keabsahan internal merupakan konsep yang mengacu pada seberapa jauh kesimpulan penelitian menggambarkan keadaan yang sesungguhnya. Keabsahan ini dapat dicapai melalui proses analisis dan interpretasi yang
48
tepat. Penjaminan keabsahan data melalui kesahihan internal dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa kriteria teknik pemeriksaan yaitu : a) Perpanjangan pengamatan Menurut Moleong (dalam Iskandar, 2008) bahwa peneliti adalah instrumen itu sendiri. Keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam proses pengumpulan data. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan. Kemudian dengan adanya perpanjangan pengamatan peneliti dapat menguji ketidakbenaran informasi yang diperoleh. b) Meningkatkan ketekunan pengamatan Dalam penelitian kualitatif ketekunan pengamatan peneliti sangat diperlukan untuk menemukan ciri-ciri fenomena atau gejala sosial dalam situasi yang sangat relevan sehingga peneliti dapat memusatkan perhatian secara rinci dan mendalam. c) Triangulasi Triangulasi
adalah
teknik
pemeriksaan
keabsahan
data
yang
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau pembanding terhadap suatu data. Menurut
Moleong
menggunakan
teknik
(dalam
Iskandar,
triangulasi
2008)
dalam
penelitian
pemeriksaan
yang melalui
sumbernya artinya membandingkan atau mengecek ulang derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda.
49
3. Kesahihan eksternal (Transferability) Menurut Danim (dalam Iskandar, 2008)
kriteria kesahihan eksternal
meminta peneliti kualitatif untuk menghasilkan penelitian yang dapat mendeskripsikan
rekonstruksi
realita
secara
lengkap
dan
detail
sebagaimana dikonstruksikan oleh responden penelitiannya. Dengan cara seperti diatas memungkinkan orang lain untuk mengenali situasi tempat penelitian baru yang memiliki kesamaan dengan situasi tempat penelitian. Apabila pembaca dapat memperoleh informasi yang jelas tentang temuan penelitian, maka dapat dikatakan data penelitian tersebut sudah memenuhi kriteria kesahihan eksternal.
4. Keterandalan (Defendenbility) Keajegan merupakan konsep yang mengacu pada seberapa jauh penelitian berikutnya akan mencapai hasil yang sama apabila mengulang penelitian yang sama sekali lagi. Dalam metodelogi penelitian pendidikan dan sosial Iskandar (2008) menerangkan bahwa untuk menguji dan tercapai keterandalan atau reliabilitas data penelitian, jika dua atau beberapa kali penelitian dengan fokus masalah yang sama diulang penelitiannya dalam suatu kondisi yang sama dan hasil yang esesnsialnya sama, maka dikatakan memiliki reliabilitas (keterandalan) yang tinggi.
H. Prosedur Penelitian Melakukan sebuah penelitian berarti melakukan sebuah proses ilmiah, dimana salah satu syarat yang harus terpenuhi adalah penelitian yang sistematis.
50
Sistematis memiliki makna bahwa di dalam suatu proses penelitian harus terdapat prosedur yang jelas dalam pelaksanaannya. 1. Penelitian ini dimulai dengan tahap persiapan yang diawali dengan perumusan masalah dan memunculkan pertanyaan penelitian baik pertanyaan utama maupun pertanyaan tambahan Pertanyaan utama dalam penelitian ini adalah: apakah faktor-faktor yang mempengaruhi proses penyesuaian diri siswa penyandang tunagrahita? Dan pertanyaan tambahannya yaitu seperti apakah keterbatasan siswa penyandang tunagrahita?
2. Setelah itu peneliti mulai terjun ke lapangan tempat penelitian. Peneliti mulai mengumpulkan data yang relevan mengenai penyesuaian diri siswa penyandang tunagrahita dengan terlebih dahulu mencari calon subjek. Pertimbangan dalam pemilihan subjek dengan kriteria sebagai berikut; 1) Berdasarkan hasil pemeriksaan psikologis subjek menyandang tunagrahita sedang, 2) Memiliki kemampuan kognitif yang terbatas dengan skor IQ 42 pada Skala Binet, 3) Memiliki usia kronologis 17 tahun dengan usia mental 7 tahun, 4) Mampu berkomunikasi verbal, dan 5) Memiliki masalah dalam penyesuaian diri. Penentuan subyek ini dilakukan dengan metode observasi dan wawancara kepada
psikolog, orang tua dan terapis yang berkaitan dengan
penyesuaian diri siswa penyandang tunagrahita tersebut.
51
Peneliti mengenal subjek sejak dua tahun terakhir di klinik terapi Anak berkebutuhan khusus Special Need Theraphy Service (SNETS) Lampung di bawah naungan Yayasan Cinta Harapan Indonesia (YCHI). Melalui data yang direkomendasikan guru subjek saat duduk di kelas VI di SDN 1 Labuhan Ratu. Data tersebut merupakan daftar siswa yang mengalami kesulitan belajar. Selain itu, Guru dan wali kelas menceritakan pengalaman mengajar dan hasil prestasi belajar yang menurun. Setelah proses pendataan, WH diterima mendapat pelayanan terapi gratis di SNETS.
Kegiatan diawali dengan melakukan assessment pada WH oleh psikolog dan memberikan program yang dibutuhkan WH oleh case manager. Dari hasil assessment terdapat beberapa anak lain dengan hasil diagnosis mengalami gangguan tunagrahita. Namun, tidak semua siswa penyandang tunagrahita dipilih menjadi subyek melainkan melalui kriteria yang telah dibuat. Selanjutnya peneliti melakukan pendekatan dan menjalin hubungan dengan subjek dan informan penelitian. Peneliti melalukan pre-elementary dengan wawancara dan observasi yang berkaitan dengan penyesuaian diri subjek.
3. Setelah ditemukannya subjek, peneliti memulai mengumpulkan data. Pengumpulan data dilakukan di SMP Penyimbang Bandarlampung dengan teknik pengumpulan data wawancara semi terstruktur, observasi dan studi dokumentasi.
52
1. Wawancara semi terstruktur Dalam penelitian ini, wawancara menjadi teknik pengumpulan data yang utama pencarian data. Jenis wawancara yang digunakan yaitu semiterstruktur, dimana jenis wawancara ini termasuk dalam kategori wawancara mendalam (indepth interview). Data yang diperoleh melalui
wawancara
berkaitan
dengan
faktor-faktor
yang
mempengaruhi proses penyesuaian diri dan keterbatasan siswa sebagai penyandang tunagrahita. Indikator yang akan diungkap dalam faktorfaktor yang mempengaruhi proses penyesuaian diri siswa penyandang tunagrahita meliputi: 1. Kondisi fisik yaitu kesehatan fisik 2. Kepribadian yang meliputi kemauan yang kuat untuk berubah, pengaturan diri dan realisasi diri 3. Pendidikan yang meliputi proses belajar, latihan, pengalaman 4. Lingkungan diantaranya lingkungan rumah dan sekolah 5. Agama serta Budaya
Pengumpulan data selama penelitian dilakukan di SMP Penyimbang Bandarlampung. Wawancara dilakukan terhadap subjek penelitian untuk mendapat data terkait kemampuan penyesuaian diri, kondisi fisik dan kepribadian subjek. Dua orang wali kelas subjek saat di kelas VII dan kelas VIII sekaligus sebagai guru mata pelajaran dengan jalan tanya jawab agar memperoleh data yang berkenaan dengan kondisi subjek, faktor pendidikan dan situasi lingkungan sekolah yang
53
mempengaruhi proses penyesuaian diri siswa penyandang tungrahita serta data yang berhubungan dengan keterbatasan subjek.
Selain itu, wawancara juga dilakukan kepada pemilik yayasan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan faktor pendidikan dan lingkungan sekolah. Orangtua siswa yang merasakan langsung proses penyesuaian diri subjek untuk memperoleh data mengenai perilaku subjek di rumah dan lingkungan rumah, kondisi fisik subjek dan agama serta budaya. Data yang diperoleh berkaitan dengan lingkungan sekolah dan keterbatasan subjek didapatkan dari satu orang teman sekelas subjek. Satu orang psikolog memberikan informasi terkait faktor kepribadian dan pendidikan.
2. Observasi Checklist dan Anecdotal Record. Pengumpulan data dalam penelitian ini didukung dengan observasi. Cartwright (dalam Herdiansyah, 2010) mendefinisikan observasi sebagai suatu proses melihat, mengamati dan mencermati serta merekam perilaku secara sistematis untuk suatu tujuan tertentu. Observasi ialah suatu kegiatan mencari data yang dapat digunakan untuk memberikan suatu kesimpulan. Penelitian ini mengunakan jenis observasi partisipatif.
Pengambilan data mengenai kemampuan penyesuaian diri subjek dilakukan dengan teknik observasi Behavior checklist. Hasil dari observasi ini berupa keterangan mengenai muncul atau tidaknya perilaku yang diobservasi dengan memberikan tanda cek (√) jika
54
perilaku yang diobservasi muncul. Sedangkan untuk hasil dari observasi Anecdotal record berupa catatan mengenai berbagai hal yang dianggap penting mengenai kemampuan penyesuaian diri subjek. Metode ini digunakan sebagai pendukung dan pelengkap dalam pengumpulan data untuk mengamati dan mencatat fenomena permasalahan penyesuaian diri siswa penyandang tunagrahita. Observasi yang dilakukan mampu melihat perilaku siswa penyandang tunagrahita dalam menunjukan kemampuan penyesuaian diri yang baik di sekolah.
Dalam tabel checklist terlebih dahulu peneliti mencantumkan atau menuliskan indikator perilaku penyesuaian diri yang baik yang mungkin dimunculkan oleh subyek penelitian. Indikatornya meliputi; 1. Kemampuan menerima dan memahami diri sebagaimana adanya 2. Kemampuan menerima dan menilai kenyataan lingkungan di luar dirinya secara objektif 3. Kemampuan bertindak sesuai dengan potensi, kemampuan yang ada pada dirinya dan kenyataan objektif di luar dirinya 4. Kemampuan bertindak secara dinamis, luwes dan tidak kaku, sehingga menimbulkan rasa aman, tidak dihantui oleh kecemasan dan ketakutan 5. Rasa hormat pada sesama manusia dan mampu bertindak toleran 6. Bersifat terbuka dan sanggup menerima umpan balik 7. Memiliki kestabilan psikologis terutama kestabilan emosi 8. Dapat bertindak sesuai dengan norma yang berlaku, serta selaras
55
dengan hak dan kewajibannya.
Observasi Behavior checklist dan Anecdotal record dilakukan bersamaan saat dan setelah penelitian. Untuk mendapatkan hasil pengamatan perilaku penyesuaian diri subjek Pengumpulan data sebanyak 2 kali sebelum penelitian dan 5 kali setelah penelitian dilakukan pada waktu berikut. I.
12 Oktober 2013 pukul 09.00 s.d 11.00
II.
17 Oktober 2013 pukul 11.00 s.d 15.00
III.
18 Oktober 2013 pukul 09.00 s.d 11.00
IV.
22 Oktober 2013 pukul 09.00 s.d 11.00
V.
10 Januari 2014
3. Studi Dokumentasi Studi dokumentasi dengan melihat atau menganalisa dokumendokumen yang dibuat oleh subjek sendiri dan orang lain tentang subjek. Dalam penelitian ini dokumen-dokumen yang digunakan yaitu hasil pemeriksaan psikologis subjek, data diri subjek dan keluarga, catatan pemeriksaan riwayat tumbuh kembang anak, hasil tulisan subjek, rekap nilai latihan dan ujian, foto-foto dan rekaman video.
4. Setelah semua data terkumpul peneliti selanjutnya menganalisis data. Analisis data yang digunakan menggunakan Teknik Miles & Huberman.
56
Ada empat tahapan yang digunakan dalam Teknik Miles & Huberman yaitu: 1. Pengumpulan data Proses pengumpulan data dalam penelitian kualitatif dilakukan sebelum penelitian pada saat penelitian, dan bahkan di akhir penelitian. Proses pengumpulan data sudah dilakukan ketika penelitian masih berupa konsep atau draf. Peneliti melakukan analisis ketika penelitian kualitatif baru dimulai. Data terkumpul melalui wawancara, observasi dan studi dokumentasi, setelah semua data terkumpul peneliti selanjutnya menganalisis data.
2. Reduksi data
Reduksi data merupakan proses penggabungan dan penyeragaman segala bentuk data yang diperoleh menjadi satu bentuk tulisan (script) yang akan dianalisis. Hasil dari wawancara, hasil observasi, hasil studi dokumentasi diubah menjadi bentuk tulisan (script) sesuai dengan formatnya masing-masing. Hasil dari rekaman wawancara akan diformat menjadi bentuk verbatim wawancara. Hasil observasi dan temuan dilapangan diformat menjadi tabel hasil observasi, hasil studi dokumentasi diformat menjadi skrip analisis dokumen.
Data yang telah diperoleh direduksi ke dalam pola-pola tertentu. Untuk memperlihatkan hubungan antara kategori data menurut subjek, informan, waktu penelitian peneliti menggunakan matriks kerja dalam bentuk tabel ringkasan perbandingan. Tabel ringkasan perbandingan
57
berisi kutipan langsung dari transkip verbatim dari masing-masing informan yang memberikan informasi sesuai kategori tema. Terdapat dua tabel ringkasan perbandingan yaitu mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi proses penyesuaian diri siswa penyandang tunagrahita dan keterbatasan siswa penyandang tunagrahita.
3. Display data atau penyajian data
Langkah selanjutnya adalah melakukan display data. Secara urutan akan ada tiga tahapan dalam display data yaitu: kategori tema, subkategori tema dan proses pengodean. Ketiga tahapan tersebut saling terkait satu sama lain. Pada tahap ini dilakukan kategorisasi tema artinya memilah-milah dan menyatukan tema yang memiliki kesamaan, setelahnya dilakukan interpretasi kategori tersebut sehingga memunculkan skema-skema spesifik yang dinamakan subkategori tema.
Berdasarkan kategori tema yang dipertajam menjadi subkategori tema kemudian dilakukan proses pengkodean. Pada tahap ini, peneliti menggunakan tabel kategorisasi, bebentuk kalimat pasif dan kalimat berdasarkan
peneliti
itu
sendiri.
Proses
memasukan
atau
mencantumkan pernyataan-pernyataan subjek dan informan kemudian memberi kode pada setiap pernyataan tersebut.
58
4. Mengambil kesimpulan/verifikasi Kesimpulan/verifikasi merupakan tahap terakhir dalam rangkain analisis data kualitatif menurut model interaktif yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman (dalam Herdiansyah, 2010). Kesimpulan berisi tentang uraian dari seluruh subkategorisasi tema yang tercantum pada tabel kategorisasi dan pengodean yang sudah terselesaikan disertai dengan quote verbatim wawancaranya. Artinya data yang diperoleh berupa transkrip dikutip langsung dan diinterprestasikan berdasarkan teori pendukung yang telah ada, tanpa mengurangi arti sesungguhnya dari apa yang diungkapkan oleh informan.
Untuk mempermudah mengambil kesimpulan dalam penelitian ini digunakan tambahan teknik analisis data segmenting menurut Tesch (dalam Santoso dan Royanto, 2009:72) dengan membuat uraian tentang setiap partisipan (analisis intra-subyek) dan analisis antar partisipan (analisis inter-subyek). Analisis intra-subyek menguraikan secara rinci mengenai jenis kelamin, usia, pendidikan, keluarga, kebiasaan dan hal-hal yang terkait dengan topik penelitian. Selain itu, peneliti juga akan memaknai setiap informasi berkaitan dengan topik penelitian yang didapatkan dari partisipan. Analisis data inter-subyek dilakukan karena dalam penelitian ini partisipan terdiri lebih dari satu orang. Analisis dilakukan dengan cara membandingkan satu partisipan dengan partisipan yang lain. Dengan begitu akan diperoleh pola atau konsistensi aspek yang diteliti.
59
Selanjutnya dilakukan segmenting, yang merupakan “teknik analisis data dimana data yang diperoleh berupa transkrip diambil satu bagian tertentu, kemudian bagian tersebut diinterprestasikan sesuai dengan teori atau konsep yang telah dikemukakan”. Tahap akhir adalah menjawab pertanyaan penelitian dan mengambil kesimpulan tentang faktor-faktor penyesuaian diri siswa penyandang tunagrahita di SMP Penyimbang Bandarlampung dan keterbatasan subjek sebagai siswa penyandang tunagrahita.
Hal lain yang diperhatikan dalam penelitian ini adalah adanya unsur etika yang harus dijunjung tinggi karena melibatkan subjek manusia. Hal ini menyangkut masalah prinsip konfidensialitas dan privasi yang dapat diartikan sebagai usaha maksimal dari peneliti untuk menjaga kerahasiaan atribut dari subjek yang diteliti untuk tetap dalam domain pribadi subjek dan bukan berubah menjadi domain publik atau umum. Atribut subjek yang peneliti maksud adalah berupa identitas subjek dan informan. Oleh sebab itu dalam penelitian ini nama subjek dan informan akan dirahasiakan dengan menggunakan inisial huruf saja.