BAB III METODE PENELITIAN III.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kualitatif. Artinya, data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka, melainkan data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan laopran, dokumen pribadi, catatan memo dan dokumen lainnya. Menurut Sugiyono (2011:15) metode kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat dan gambar. III.2 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bagian Administrasi Pembangunan Sekertariat Daerah Kabupaten Pinrang yang membawahi Unit LPSE (Layanan Pengadaan Secara Elektronik) dan ULP (Unit Layanan Pengadaan) Kab. Pinrang. III.3 Tipe dan Dasar Penelitian III.3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan yaitu tipe penelitian deskriptif dengan metode kualitatif untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki mengenai transparansi pengadaan barang/jasa berbasis elektronik. Penelitian deskriptif yang biasa juga disebut sebagai penelitian taksonomi dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai sesuatu fenomena atau kenyataan sosial, dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variable yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti (Faisal, 2005:20).
36
III.3.2 Dasar Penelitian Dasar penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Menurut Stake dalam Craswell (2010:20), studi kasus merupakan strategi penelitian dimana di dalamnya peneliti menyelidiki secara cermat suatu program, peristiwa, aktivitas, proses atau sekelompok individu. Kasus-kasus dibatasi oleh waktu dan aktivitas dan peneliti mengumpulkan infomasi secara lengkap dengan menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data berdasarkan waktu yang telah ditentukan. III.4 Narasumber atau Informan Menurut Burhan Bungin (2011:78), infoman penelitian adalah subjek yang memahami informasi objek penelitian sebagai pelaku maupun orang lain yang memahami objek penelitian. Adapun informan dalam penelitian ini yaitu: 1. Sekertaris LPSE Kab. Pinrang. 2. Panitia pengadaan barang/jasa pada ULP Kab. Pinrang 3. Peserta tender pengadaan barang dan jasa di LPSE pada tahun 2012. III.5 Jenis dan Sumber Data III.5.1 Data Priemer Menurut Uma Sekaran dalam Silalahi (2010:289) data primer adalah suatu objek atau dokumen original, material mentah dari pelaku yang disebut “first-hand information”, data yang dikumpulkan dari situasi aktual ketika peristiwa terjadi. Dalam penelitian ini data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari lapangan tempat penelitian, yaitu berasal dari informan-informan
37
yang terlibat langsung dalam proses pengadaan barang/jasa berbasis elektronik di Kab. Pinrang. III.5.2 Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan dari tangan kedua atau dari sumber-sumber lain yang telah tersedia sebelum penelitian dilakukan (Silalahi, 2010:291). Data sekunder pada penelitian ini merupakan data yang didapat dari sumber-sumber bacaan baik berupa dokumen, laporan ataupun buku yang berkaitan dengan transparansi pengadaan barang/jasa berbasis elektronik di Kabupaten Pinrang. III.6 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah: 1. Observasi Kualitatif Menurut Craswell (2010:267), observasi kualitatif merupakan observasi yang di dalamnya peneliti langsung turun ke lapagan untuk mengamati perilaku dan aktivitas individu-individu di lokasi peneltian. Dalam pengamatan ini, peneliti merekam/mencatat aktivitas-aktivitas dalam pengadaan barang/jasa berbasis elektronik di Kab. Pinrang. 2. Wawancara Kualitatif Menurut Esterberg (2011:231) Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Dalam metode ini, peneliti melakukan wawanara dengan beberapa pegawai di LPSE dan ULP Kab. Pinrang dan Rekanan.
38
3. Mengumpulkan dokumen-dokumen kualitatif Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang (Sugiyono, 2011:240). Dokumen-dokumen yang digunakan peneliti dalam penelitian ini yaitu laporan tahunan dari Bagian Pembangunan Kab. Pinrang sejak diterapkannya e-Procurement. III.7 Teknik Analisis Data Menurut Bodgan dalam Sugiyono (2011:244) mendefinisikan analsis adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah difahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data secara kualitatif, yaitu menggambarkan dan menginterpretasikan arti data-data yang telah terkumpul dengan memberikan perhatian dan merekam sebanyak mungkin aspek situasi yang diteliti. Tujuannya adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Menurut Craswell (2010:276), analisis data dalam penelitian kualitatif meliputi: 1. Mengolah dan mempersiapkan data untuk dianalisis. Langkah ini melibatkan transkrip wawancara, men-scanning materi, mengetik data lapangan atau memilah-milah dan menyusun data tersebut ke dalam jenis-jenis yang berbeda tergantung pada sumber informasi (informan).
39
2. Membaca keseluruhan data. Langkah pertama adakah membangun general sense atas informasi yangdiperoleh dan merefleksikan maknanya secara keseluruhan. gagasan umum apa yang terkandung dalam perkataan partisipan? bagaimana nada gagasan tersebut? bagaimana kesan dari kedalaman, kredibilitas dan penuturan informasi itu? pada tahap ini, para peneliti kualitatif terkadang menulis catatan-catatan khusus atau gagasan-gagasan umum tentang data yang diperoleh 3. Menganalisis lebih detail dengan meng-coding data. Menurut Rossman & Rallis dalam Craswell (2010:276), coding merupakan proses mengolah materi/informasi menjadi segmen-segmen tulisan sebelum memaknainya. langkah ini melibatkan bebrapa tahap, yaitu: a) mengambil data tulisan atau gambar yang telah dikumpulkan selama proses pengumpulan b) mensegmentasikan kalimat-kalimat atau gambar tersebut kedalam kategori-kategori c) melabeli kategori tersebut dengan istilah-istilah khusus yangs eringkali didasarkan pada istilah partisipan III.8 Fokus Penelitian Dalam mempertajam penelitian, peneliti kualitatif menetapkan fokus. Spradley dalam Sugiyono (2008:288) menyatakan bahwa fokus ini merupakan domain tunggal atau beberapa domain yang terkait dari situasi sosial. Untuk memberikan seuatu pemahaman mengenai transparansi pada proses pengadaan barang/jasa berbasis elektronik, maka perlu adanya batasan penelitian yang dioperasionalkan melalui indikator-indikator tersebut:
40
Menurut Dwiyanto dalam teorinya mengenai transparansi pelayanan publik, indikator yang dapat digunakan untuk mengukur transparan atau tidaknya suatu pelayanan publik yaitu: 1. Keterbukaan proses penyelenggaraan pelayanan publik dalam pengadaan barang/jasa berbasis elektronik di Kab. Pinrang. Keterbukaan proses pelayanan publik menurut Dwiyanto yaitu seluruh aspek pelayanan harus dipublikasikan dan mudah diketahui oleh pengguna. penyelenggara pelayanan harus berusaha menjelaskan kepada para pengguna mengenai persyaratan yang harus dipenuhi beserta alasan diperlukannya persyaratan itu dalam proses pelayanan. Keterbukaan Proses pelayanan publik disini meliputi 3 aspek, yaitu: a. Keterbukaan persyaratan pengadaan barang/jasa b. Keterbukaan Biaya dan waktu pengadaan barang/jasa c. Keterbukaan prosedur pelayanan pengadaan barang/jasa 2. Kemudahan
memahami
peraturan
dan
prosedur
pengadaan
barang/jasa berbasis elektronik di Kab. Pinrang. Kemudahan memahami yang dimaksud dalam indikator kedua ini yaitu penjelasan mengenai persyaratan, prosedur, biaya dan waktu yang diperlukan sebagaimana adanya merupakan hal yang sangat penting bagi para pengguna. menjelaskan kepada para pengguna dan stakeholders yang membutuhkan informasi dan penjelasan mengenai prosedur dan praktik pelayanan merupakan bagian dari konsep transparansi pelayanan.
41
3. Kemudahan memperoleh informasi mengenai berbagai
aspek
penyelenggaraan pengadaan barang/jasa berbasis elektronik di Kab. Pinrag. Kemudahan memperoleh infomasi yang dimaksud dalam indikator ini adalah jika pengguna layanan dengan mudah memperoleh informasi mengenai persyaratan, prosedur, biaya dan waktu pelayanan tanpa membutuhkan pengorbanan waktu, tenaga dan perasaan yang besar maka itu dapat dinilai sebagai pelayanan publik yang transparan.
42