18
III. BAHAN DAN METODE
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di lahan perkebunan PTPN VII Unit Usaha Way Galih dan Laboratorium Gulma Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari bulan Januari sampai April 2013.
3.2 Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan adalah tanaman karet berumur 20 tahun dan herbisida yang berbahan aktif isopropil amina (IPA) glifosat dengan merek dagang MAMBA 480 SL.
Alat yang digunakan adalah kertas buram, plastik, baki, oven, gelas ukur, pipet, pisau, ember plastik, kuadrat berukuran 0,5m x 0,5m, neraca analitik, sprayer knapsack semi automatik dan nozel T-jet, dan alat tulis.
3.3 Metode Penelitian
Perlakuan disusun dalam rancangan kelompok teracak sempurna yang terdiri atas 6 perlakuan dengan 4 ulangan, seperti ditunjukan pada Tabel 1.
19
Tabel 1. Perlakuan herbisida isopropil amina glifosat. Herbisida 1. Glifosat 2. Glifosat 3. Glifosat 4. Glifosat 5. Penyiangan Mekanis 6. Kontrol
Dosis formulasi (l/ha) 1,5 2,0 2,5 3,0 -
Dosis bahan aktif (g/ha) 720 960 1200 1440 -
Pengolahan data dikerjakan dengan analisis ragam, dilajutkan dengan pemisahan nilai tengah yang di uji dengan Beda Nyata Terkecil pada taraf 5%. Homogenitas ragam antar perlakuaan diuji dengan uji Barlett dan aditivitas diuji dengan uji Tukey.
3.4 Pelaksanaan penelitian
3.4.1. Penentuan Petak Percobaan
Petak percobaan diberi nomor menggunakan cat warna merah dan biru sesuai dengan nomor perlakuan yang telah diacak. Setiap perlakuan terdiri dari 5 tanaman yang berjarak 3m x 7 m. Letak petak percobaan seperti ditunjukkan pada gambar 2.
20
Ul 1
1
2
3
4
5
6
Ul 2
3
5
2
6
1
4
Ul 3
2
6
5
1
4
3
Ul 4
4
6
3
2
1
5
Gambar 2. Tata letak percobaan
Keterangan : 1. Herbisida glifosat 720 g/ha 2. Herbisida glifosat 960 g/ha 3. Herbisida glifosat 1200 g/ha 4. Herbisida glifosat 1440 g/ha 5. Penyiangan mekanis 6. Kontrol
3.4.2 Cara dan Aplikasi Herbisida
Aplikasi herbisida dilakukan dengan menggunakan alat semprot punggung semi otomatis (semi otomatis knapsack sprayer) dan nozel T-jet dengan tekanan 1 kg/cm2 (15-20 psi). Herbisida disemprotkan di kanan dan kiri baris tanaman karet. Volume semprot yang digunakan disesuaikan dengan hasil kalibrasi alat semprot di lapangan. Volume semprot yang didapat dari air yang dimasukkan kedalam tangki 4,00 l/45m2 setelah dikalibrasi sisa dalam tangki 1,70 l/45m2 sehingga volume semprotnya 2,30 l/45m2. Herbisida glifosat diaplikasikan tanpa
21
menggunakan perekat (sticker). Dosis berbeda setiap perlakuan dilarutkan dalam air sesuai dengan hasil kalibrasi.
3.4.3 Penyiangan Mekanis dan Kontrol
Penyiangan mekanis dilakukan dengan membersihkan gulma yang ada pada petak percobaan. Gulma yang ada pada petak percobaan seluruhnya dibersihkan dengan cangkul dan kored tepat pada permukaan tanah. Penyiangan manual dilakukan sekali pada 0 minggu sebelum aplikasi herbisida. Sedangkan petak kontrol dibiarkan tertutupi dengan gulma yang ada pada perkebunan karet. 3.4.4 Pengambilan Sampel Gulma
Pengambilan contoh untuk data biomasa dilakukan pada 0, 4, 8, dan 12 minggu setelah aplikasi (MSA). Pengambilan contoh gulma dilakukan dengan meletakkan kuadran berukuran 0,5 m x 0,5 m pada dua titik pengambilan yang berbeda untuk setiap petak percobaan dan setiap waktu pengambilan sampel gulma. Gulma yang masih hidup yang berada dalam petak kuadran dipotong tepat setinggi permukaan tanah. Selanjutnya gulma tersebut dipilah menurut spesiesnya dan dikeringkan menggunakan oven pada suhu 800C selama 48 jam atau sampai mencapai bobot kering konstan, kemudian ditimbang. Tata letak pengambilan contoh gulma disajikan dalam Gambar 3.
22
2 1
0 3
3
3m
0
2 1
7m Gambar 3. Tata letak aplikasi herbisida dan pengambilan sampel gulma Keterangan : Tanaman karet 0
Petak pengambilan gulma 0 MSA
1
Petak pengambilan gulma 4 MSA
2
Petak pengambilan gulma 8 MSA
3
Petak pengambilan gulma 12 MSA
23
3.5 Pengamatan
Pengamatan dilakukan pada tiap petak percobaan yang meliputi bobot kering gulma total dan tingkat dominansi gulma.
3.5.1. Bobot kering gulma total
3.5.1.1 Sebelum aplikasi Pengambilan contoh gulma untuk data biomasa dilakukan sebelum aplikasi glifosat (0 MSA). Data tersebut digunakan untuk menentukan gulma dominan berdasarkan nilai summed dominance ratio (SDR). Gulma yang masih segar dipotong tepat pada permukaan tanah menggunakan metode kuadrat berukuran 0,5 X 0.5 m, dipilah berdasarkan spesies kemudian dioven dengan suhu 800 selama 48 jam dan ditimbang bobot kering gulma.
3.5.1.2 Setelah aplikasi
Bobot kering gulma diamati dan diambil contohnya pada minggu ke 4, 8 dan 12 minggu setelah aplikasi dalam satuan gram. Cara pengambilan contoh adalah memotong gulma yang masih hidup tepat setinggi permukaan tanah menggunakan metode kuadrat berukuran 0,5 X 0.5 m. Pengambilan contoh diletakkan secara sistematis yang dianggap mewakili populasi gulma. Setelah dipotong gulma dipisahkan berdasarkan jenisnya kemudian dikeringkan dalam oven yang bersuhu 800 c selama 48 jam atau hingga bobotnya konstan, kemudian ditimbang.
24
3.5.2. Tingkat dominansi gulma
Jenis-jenis gulma yang tumbuh diamati dan dihitung berdasarkan nilai summed dominance ratio (SDR) diamati pada minggu ke 0, 4, 8, dan 12 setelah aplikasi.
Adapun rumus SDR adalah sebagai berikut : SDR =
nilai penting 2
Nilai penting = dominansi nisbi + frekuensi nisbi dominansi mutlak jenis tertentu Dominansi nisbi = Total dominansi mutlak semua jenis
Frekuensi nisbi =
frekuensi mutlak jenis tertentu
x 100%
x 100%
Total frekuensi mutlak semua jenis
Keterangan : Dominansi mutlak adalah total bobot kering gulma Frekuensi mutlak adalah jumlah kemunculan gulma
Untuk menentukan perubahan komposisi gulma akibat perlakuan yang diuji maka harus dihitung koefisien komunitasnya dengan rumus: 2xW C=
x 100% a+b
Keterangan : C W a b
= Koefisien komunitas = Jumlah nilai SDR terendah untuk jenis gulma tertentu pada dua komunitas atau perlakuan yang dibandingkan = Jumlah dari seluruh SDR pada komunitas 1 (perlakuan herbisida dan penyiangan mekanis) = Jumlah dari seluruh SDR pada komunitas 2 (kontrol)
25
Jika nilai C lebih dari 75%, maka dua komunitas yang dibandingkan dianggap sama. Perubahan komunitas yang terjadi pada areal penelitian diketahui dengan membandingkan tiap petak percobaan yang diaplikasikan herbisida dengan petak kontrol (Tjitrosoedirdjo dkk., 1984).