7
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Pendidikan Jasmani 1.
Ruang lingkup Pendidikan jasmani Ruang lingkup pendidikan jasmani pada umumnya terletak pada pendidikan yang bertujuan untuk menggerakan dan menggembangkan aspek psikomotor pada siswa, dan hal ini sangat penting untuk dipahami oleh setiap guru penjaskes. Pada dasarnya pengertian penjaskes sendiri merupakan terjemahan dari physical education yang digunakan di Amerika.Sedangkan makna dari penjaskes sendiri adalah pendidikan mengenai fisik dan mental seseorang. Jadi arti pendidikan disini adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok dalam usaha untuk mendewasakan anak melalui pengajaran dan pelatihan. Dengan demikian penjaskes adalah suatu proses aktivitas jasmani, yang dirancang dan disusun secara sistematis, untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan, meningkatkan kemampuan dan keterampilan jasmani, kecerdasan dan pembentukan watak serta nilai dan sikap yang positif bagi setiap warga negara dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
Selanjutnya beberapa pengertian tentang penjaskes sendiri yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli ternyata belum ada kesepakatan rumusan yang sama. Meskipun demikian, dari rumusan– rumusan mengenai penjaskes terdapat beberapa kesamaan
8
komponen yang terlibat,dan menjadi dasar serta tujuan pelaksanaan penjaskes.Berikut pengertian penjas menurut Adang Suherman (2000: 22) bahwa: ”Pengertian pendidikan jasmani dapat dilihat dari dua sudut pandang, yaitu pandangan tradisional dan pandangan modern, pandangan tradisional manusia terdiri dari dua komponen utama yang dapat dipilah–pilah yaitu jasmani dan rohani (dikotomi). Oleh karena itu, pendidikan jasmani diartikan sebagai proses pendidikan untuk keselarasan antara tumbuhnya badan dan perkembangan jiwa. Pandangan modern menganggap manusia sebagai satu kesatuan yang utuh (holistik). Oleh karena itu, pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani dan sekaligus merupakan proses pendidikan untuk meningkatkan kemampuan jasmani”. Selanjutnya pengertian penjasorkes menurut Syarifuddin dan muhadi (1992 : 04) bahwa: ”Tujuan umum penjaskes di sekolah adalah memacu kepada pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, emosional, dan sosial yang selaras dalam upaya membentuk dan mengembangkan kemampuan gerak dasar, menanamkan nilai sikap dan membiasakan hidup sehat, memacu aktivitas sistem peredaran darah, pencernaan, pernapasan, dan persyarafan. Penjaskes dapat pula menanamkan nilai-nilai disiplin, kerjasama, sportivitas, tenggang rasa, dapat meningkatkan pengetahuan penjaskes, menanamkan kegemaran untuk melakukan aktivitas jasmani”. Oleh karena itu apabila pembelajaran penjaskes yang dilaksanakan di sekolah dapat terorganisir dengan baik, akan dapat memberikan sumbangan yang sangat berarti dalam pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani yang harmonis maupun dalam rangka menyiapkan siswa secara fisiologis yang mengarah kepada usaha – usaha keras berguna untuk meningkatkan kemantapan jasmani dan rohani dalam membantu mengembangkan kemampuan dan kepribadian yang sangat
9
besar pengaruhnya terhadap penyesuaian diri di dalam lingkungannya dan dijelaskan bahwa materi yang disajikan dalam pembelajaran penjaskes harus menunjang tujuan dalam pengajaran penjaskes itu sendiri.
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa penjaskes adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu atau kelompok dalam usaha pendewasaan sikap seseorang, melalui upaya pengajaran dan pelatihan yang dalam hal ini proses atau aktivitas gerak jasmani itu sendiri.
2. Tujuan Pendidikan Jasmani
Tujuan penjaskesharus berorientasi pada setiap siswa . pendekatan pemecahan masalah merupakan cara yang baik apabila digunakan dalam pengajaran atau pelajaran pendidikan jasmani. Karena pendekatan ini dapat meningkatkan partisipasi maksimum, memberikan keleluasasn gerak yang memadai dan meningkatkan kemungkinan keberhasilan.
Secara umum tujuan pendidikan jasmani menurut Adang Suherman (2000 : 23) dapat di klasifikasikan ke dalam empat kategori, yaitu :
1.
Perkembangan fisik. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan aktivitas-aktivitas yang melibatkan kekuatan-kekuatan fisik dari berbagai organ tubuh seseorang (physical fitness).
2.
Perkembangan gerak. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan gerak secara efektif, efisien, halus, indah, sempurna (skillfull).
3.
Perkembangan mental. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan berfikir dengan menginterpretasikan keseluruhan pengetahuan tentang pendidikan
10
jasmani ke dalam lingkungannya sehingga memungkinkan tumbuh dan berkembangnya pengetahuan, sikap, dan tanggung jawab siswa. 4.
Perkembangan sosial. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan siswa dalam menyesuaikan diri pada suatu kelompok atau masyarakat.
B. Teori Belajar Gerak a. Pengertian Belajar Gerak atau Motorik Belajar motorik merupakan seperangkat proses yang bertalian dengan latihan atau pengalaman yang mengantarkan kearah perubahan permanen dalam prilaku terampil . Schmidt, dalam Lutan (1988:102). Meskipun tekanan belajar motorik yaitu penguasaan keterampilan tidak berarti aspek lain, seperti peranan dominan kognitif diabaikan. Menurut Meinel (1976) dalam Lutan (1988:102), belajar gerak itu terdiri dari tahap penguasaan, penghalusan dan penstabilan gerak atau keterampilan teknik olahraga. Dia menekankan integrasi keterampilan di dalam perkembangan total dari kepribadian seseorang. Oleh karena itu, penguasaan keterampilan baru diperoleh melalui penerimaan dan pemilikan pengetahuan, perkembangan, kordinasi dan kondisi fisik sebagaimana halnya kepercayaan dan semangat juang.Ditambahkannya belajar gerak dalam olahraga mencerminkan suatu kegiatan yang disadari dimana aktivitas belajar diarahkan untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Schnabel dalam Lutan (1988)(2001:102), menjelaskan, karakteristik yang dominan dari belajar ialah kreativitas ketimbang sikap hanya sekedar menerima di pihak siswa atau atlet yang belajar. Penjelasan tersebut menegaskan pentingnya psiko-fisik sebagai suatu kesatuan untuk merealisasi peningkatan keterampilan.
11
Belajar gerak secara khusus dapat diartikan sebagai suatu proses perubahan atau modifikasi tingkah laku individu akibat dari latihan dan kondisi lingkungan. Drowatzky, dalam Lutan (1988) b. Macam-Macam Metode Pembelajaran Mengajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang yang memiliki pengetahuan atau keterampilan yang lebih daripada yang diajar, untuk memberikan suatu pengertian, kecakapan, atau ketangkasan.Seperti dikemukakan Slameto (1995:97) bahwa, “Kegiatan mengajar meliputi penyampaian pengetahuan, menularkan sikap, kecakapan atau keterampilan yang diatur sesuai dengan lingkungan dan menghubungkannya dengan subyek yang sedang belajar”.
Untuk menyajikan seperangkat kegiatan pembelajaran agar tujuan pembelajaran tercapai, salah satunya adalah metode mengajar. Berkaitan dengan metode mengajar Buhar Suharto (1997: 24) menyatakan, “Metode mengajar merupakan kumpulan prinsip-prinisp yang tersusun untuk melaksanakan proses mengajar dan belajar”. Menurut Sugiyanto (1998: 427) bahwa, “Metode mengajar adalah pengaturan penerapan cara-cara mengajar agar proses belajar bisa berlangsung dengan baik dan tujuan bisa tercapai”. Sedangkan Nana Sudjana (2005: 76) berpendapat, “Metode mengajar adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran”.
Dalam interaksi ini guru berperan sebagai penggerak atau pembimbing, sedangkan siswa berperan sebagai penerima atau yang dibimbing. Proses interaksi akan berjalan baik, jika siswa banyak aktif dibandingkan dengan guru. Oleh karenanya,
12
metode mengajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa.
c. Makna Bermain Dalam Proses Passing Atas Dalam memahami arti pendidikan jasmani, kita harus juga mempertimbangkan hubungan antara bermain (play) dan olahraga (sport), sebagai istilah yang lebih dahulu populer dan lebih sering digunakan dalam konteks kegiatan sehari-hari. Pemahaman tersebut akan membantu para guru atau masyarakat dalam memahami peranan dan fungsi pendidikan jasmani secara lebih konseptual.
Bermain pada intinya adalah aktivitas yang digunakan sebagai hiburan.Kita mengartikan bermain sebagai hiburan yang bersifat fisikal yang tidak kompetitif, meskipun bermain tidak harus selalu bersifat fisik. Bermain bukanlah berarti olahraga dan pendidikan jasmani, meskipun elemen dari bermain dapat ditemukan di dalam olahraga di pihak lain adalah suatu bentuk bermain yang terorganisir dan bersifat kompetitif. Beberapa ahli memandang bahwa olahraga semata-mata suatu bentuk permainan yang terorganisasi, yang menempatkannya lebih dekat kepada istilah pendidikan jasmani.Akan tetapi, pengujian yang lebih cermat menunjukkan bahwa secara tradisional, olahraga melibatkan aktivitas.
Ketika kita menunjuk pada olahraga sebagai aktivitas kompetitif yang terorganisir, kita mengartikannya bahwa aktivitas itu sudah disempurnakan dan diformalkan hingga kadar tertentu, sehingga memiliki beberapa bentuk dan proses tetap yang terlibat. Peraturan, misalnya, baik tertulis maupun tak tertulis, digunakan atau
13
dipakai dalam aktivitas tersebut, dan aturan atau prosedur tersebut tidak dapat diubah selama kegiatan berlangsung, kecuali atas kesepakatan semua pihak yang ada didalam aktivitas tersebut.
Di atas semua pengertian itu, olahraga adalah aktivitas kompetitif.Kita tidak dapat mengartikan olahraga tanpa memikirkan kompetisi, sehingga tanpa kompetisi itu, olahraga berubah menjadi semata-mata bermain atau rekreasi.Bermain, karenanya pada satu saat menjadi olahraga, tetapi sebaliknya, olahraga tidak pernah hanya semata-mata bermain; karena aspek kompetitif teramat penting.
Di pihak lain, pendidikan jasmani mengandung elemen baik dari bermain maupun dari olahraga, tetapi tidak berarti hanya salah satu saja, atau tidak juga harus selalu seimbang di antara keduanya. Pendidikan jasmani adalah aktivitas jasmani yang memiliki tujuan kependidikan tertentu. Pendidikan Jasmani bersifat fisik dalam aktivitasnya dan penjas dilaksanakan untuk mendidik. Hal itu tidak bisa berlaku bagi bermain dan olahraga, meskipun keduanya selalu digunakan dalam proses kependidikan.
Bermain, olahraga dan pendidikan jasmani melibatkan bentuk-bentuk gerakan, dan ketiganya dapat melumat secara pas dalam konteks pendidikan jika digunakan untuk tujuan-tujuan kependidikan.Bermain dapat membuat rileks dan menghibur tanpa adanya tujuan pendidikan, seperti juga olahraga tetap eksis tanpa ada tujuan kependidikan.Misalnya, olahraga profesional (di Amerika umumnya disebut athletics) dianggap tidak punya misi kependidikan apa-apa, tetapi tetap disebut
14
sebagai olahraga.Olahraga dan bermain dapat eksis meskipun secara murni untuk kepentingan kesenangan, untuk kepentingan pendidikan, atau untuk kombinasi keduanya.Kesenangan dan pendidikan tidak harus dipisahkan secara eksklusif; keduanya dapat dan harus beriringan bersama.
C. Permainan Bolavoli a. Prinsip Dasar Bermain Bolavoli Bola voli merupakan cabang olahraga permainan yang cukup populer yang diciptakan oleh William G. Morgan yaitu seorang ahli olahraga dari Y.M.C.A., Holyoke Massachusetts Amerika Serikat.Permainan bola voli dikenal oleh bangsa Indonesia sejak jaman penjajahan Belanda.
Permainan bolavoli diresmikan menjadi olahraga Nasional dengan nama Top Organisasinya yaitu Persatuan Bola voli Seluruh Indonesia (PBVSI) pada tanggal 22 Januari 1955. Permainan bola voli merupakan cabang olahraga beregu atau tim. Permainan bola voli dimainkan oleh dua tim yang masing-masing tim terdiri dari enam orang pemain. Permainan bola voli dimainkan di atas lapangan berbentuk empat persegi panjang berukuran 18 X 9 meter yang dipisahkan oleh net.Maksud dan tujuan permainan bola voli adalah memasukkan bola ke daerah lawan melewati suatu rintangan berupa tali atau net dan berusaha memenangkan permainan dengan mematikan bola itu di daerah lawan. Seperti dijelaskan PBVSI (1995: 3) bahwa, “Tujuan dari permainan bola voli adalah agar setiap regu melewatkan bola secara teratur (baik)
15
melalui atas net sampai bola tersebut menyentuh lantai (mati) di daerah lawan, dan mencegah agar bola yang dilewatkan tidak menyentuh lantai dalam lapangan sendiri”. Hal senada dikemukakan A. Sarumpaet dkk, (1992: 86) bahwa: Prinsip bermain bola voli adalah memainkan bola dengan memvoli(memukul dengan tangan) dan berusaha menjatuhkannya ke dalam permainan lapangan lawan dengan menyeberangkan bola lewat atas net atau jaring, dan mempertahankannya agar bola tidak jatuh di lapangan sendiri. Bola harus benar-benar dipukul, tidak boleh ditangkap, dipegang atau dilemparkan.
Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, prinsip dasar bermain bola voli yaitu bola harus selalu divoli (dipantulkan) dan bola harus dimainkan sebelum menyentuh lantai dengan seluruh anggota badan.Dasar peraturan permainan bola voli adalah bola dimainkan tiga kali berturut-turut secara bergantian.Seperti dikemukakan Amung Ma’mum dan Toto Subroto (2001: 43) bahwa, “Prinsip dasar permainan bola voli adalah memantul-mantulkan bola agar jangan sampai bola menyentuh lantai, bola dimainkan sebanyak-banyaknya tiga kali sentuhan dalam lapangan sendiri danmengusahakan bola hasil sentuhan itu diseberangkan ke lapangan lawan melewati jaring masuk sesulit mungkin”.
Sejalan dengan perkembangan dan kemajuan permainan bola voli, teknik permainan bola voli mengalami beberapa perubahan.Berkaitan dengan hal tersebut Soedarwo dkk, (2000:31) menyatakan, “teknik bermain bola voli terus berkembang sesuai dengan peraturan permainan yang berlaku, dan yang seharusnya selalu berorientasi pada prinsip efisiensi dan efektivitas daripada gerakan”.
16
Menurut PBVSI (1995: 32) dijelaskan, “mulai tahun 1995, peraturan permainan bola voli yaitu semua bagian badan boleh menyentuh bola”. Hal senada dikemukakan Amung Ma’mun & Toto Subroto (2001:37) bahwa, “Semula bagian tubuh yang sah untuk memainkan bola batasannya dari lutut ke atas.Sekarang seluruh bagian tubuh diperkenankan untuk memainkan bola”.
Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, dalam memainkan bola dalam permainan bola voli dapat menggunakan seluruh anggota badan, termasuk kaki.Hal terpenting dalam memainkan bola yaitu pantulan harus sempurna sesuai dengan peraturan yang berlaku.Upaya memperoleh keterampilan bermain bola voli, maka harus menguasai macam-macam teknik dasar bola voli.
b. Macam-Macam Teknik Dasar Bola voli Menguasai teknik dasar bola voli merupakan syarat mutlak agar dapat bermain bola voli dengan baik.Teknik dasar bola voli adalah suatu gerakan yang dilakukan secara efektif dan efisien untuk menyelesaikan tugas yang pasti dalam permainan bola voli.
Ditinjau dari pelaksanaan permainan bola voli bahwa, seorang pemain selalu melakukan gerakan-gerakan seperti lari kecil-kecil, melangkah ke samping dan lain sebagainya sambil memainkan atau memukul bola. Hal ini berarti, teknik dasar bola voli dikelompokkan menjadi dua yaitu teknik tanpa bola dan teknik dengan bola. Berkaitan dengan teknik dasar bola voli Soedarwo dkk, (1994:21) mengklasifikasikan teknik dasar bermain bola voli terdiri dari: “1) sikap dasar siap,
17
2) gerakan menyongsong bola,3) gerakan menjangkau bola, 4) pas atas dan pas bawah, 5) servis, 6) smes dan, 7) blok
D. Passing Atas Bola Voli a. Pengertian Passing Passing dan umpan/set-up seringkali sulit dipisahkan, dan seringkali dianggap sama. Passing merupakan cara memainkan bola untuk dioperkan teman seregunya untuk dimainkan di lapangan sendiri, sedangkan umpan/set-up bertujuan menyajikan bola kepada teman seregunya untuk melakukan serangan. Tidak menutup kemungkinan passing atas pun dapat dijadikan sebagai umpan untuk melakukan serangan.
Passing dalam permainan bola voli pada dasarnya dapat dilakukan dengan passing atas dan passing bawah. Perbedaan dari passing atas dan passing bawah terletak dari perkenaan bola yaitu, pada passing atas menggunakan jarijari kedua lengan, sedangkan passing bawah menggunakan kedua lengan. Berkaitan dengan passing, M. Yunus (1992: 79) menyatakan, “Passing adalah mengoperkan bola kepada teman sendiri dalam satu regu dengan suatu teknik tertentu, sebagai langkah awal untuk menyusun pola serangan kepada regu lawan”. Menurut Soedarwo dkk, (2000: 8) bahwa, “Passing adalah usaha ataupun upaya seorang pemain bola voli dengan cara menggunakan teknik tertentu yang tujuannya adalah untuk mengoperkan bola yang dimainkannya itu kepada teman seregunya untuk dimainkan di lapangan sendiri”.
18
b. Passing Atas Passing atas merupakan elemen yang penting, dalam permainan bola voli. Penguasaan tekhnik passing atas yang baik akan menentukan keberhasilan regu untuk membantu serangan yang baik. Apalagi jika dilakukan secara bervariasi, maka seluruh potensi penyerangan regu dapat dimanfaatkan.Passing atas merupakan teknik dasar memainkan bola dengan menggunakan kedua tangan, yaitu perkenaan bola pada jari-jari tangan dengan serentak.
Yang dimaksud dengan pass atas dalam permainan bola voli adalah dasar dari suatu serangan dan pada umumnya pass atas sangat tepat untuk mengoper bola, maka sedapat mungkin bola harus dapat diterima dengan kedua lengan sementara tubuh mengambil posisi di belakang bola tersebut.
Disamping itu pass atas sangat penting untuk menyusun serangan dari bolabola lawan (Dieter Beutelstahl,2005:73). Tehnik dasar pass atas sangat penting dalam permainan bola voli karena merupakan langkah awal untuk menyusun serangan. Pelaksanaan teknik pass atas yang baik dapat menyajikan dengan teman seregunya dengan baik atau mengumpankan bola kepada smaser yang selanjutnya dilakukan serangan. Dengan demikian kesuksesan menciptakan pola-pola penyerangan dan pola-pola pertahanan serta penyerangan banyak ditentukan oleh keakuratan pemain dalam mempassing bola yang diberikan kepada temannya atau kepada smaser. Karena pentingnya penguasaan teknik pass atas, maka perlu diadakan latihan secara bersungguh-sungguh dan terusmenerus.
19
c. Teknik Passing Atas Menguasai teknik passing atas dengan baik dan benar merupakan kunci utama agar dapat melakukan passing atas dengan baik dan benar.Teknik passing atas merupakan rangkaian gerakan yang dikombinasikan secara baik dan harmonis dalam satu rangkaian gerakan yang utuh, luwes dan lancer.Menurut M. Yunus (1992:80) teknik passing atas meliputi: 1) Sikap permulaan : Ambil posisi dengan sikap siap untuk memainkan bola berdiri dengan kedua kaki terbuka selebar bahu, salah satu kaki berada di depan berat badan bertumpu pada tapak kaki bagian depan, lutut ditekuk dengan badan merendah, tempatkan badan secepat mungkin di bawah bola,dengan kedua langan diangkat dan di tekuk, kedua tangan terbuka lebar jari-jari tangan terbuka membentuk mangkok seperti setengah lingkaan ibu jari dan tulunjuk membentuk segi tiga, kedua siku tidak terlalu terbuka ke samping.
.2) Gerakan pelaksanaan: Tepat saat bola berada di atas, kedua tangan agak ditekuk pada siku maupun pergelangan tangan, tangan berada sedikit diatas dahi, Perkenaan bola pada permukaan ruas jari-jari tangan terutama ruas pertama dan kedua, dan yang dominant mendorong bola adalah ibu jari, jari telunjuk dan jari tengah,. Pada saat tangan bersentuhan bola jari-jari agak ditegangkan agar bola dapat memantul dengan baik kemudian bola didorong dengan menggerakkan pergelangan tangan diikuti dengan meluruskan siku.
20
3) Gerak lanjutan: Setelah melambungkan bola dengan pas atas,diikuti dengan gerakan lanjutan dan pandangan selalu kearah larinya bola
Gambar 1. Rangkaian Gerakan Passing atas (M. Yunus, 1992:84) Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, prinsip dari teknik passing atas terdiri dari tiga bagian yaitu sikap permulaan, gerakan pelaksanaan dan gerak lanjut. Dari ketiga teknik passing atas tersebut saling berkaitan antara satu sama lainnya dan harus dikoordinasikan secara baik dan harmonis tidak diputus-putus pelaksanaannya. Untuk mendapatkan passing atas yang baik dan benar, maka teknik-teknik passing atas tersebut harus dikuasai dengan baik dan benar, untuk memperoleh kualitas passing atas yang baik dan sempurna.
E. Pembelajaran PAIKEM a. Pengertian Pembelajaran PAIKEM PAIKEM merupakan strategi pembelajaran untuk mengembangkan keterampilan dan pemahaman siswa, dengan penekanan pada belajar sambil
21
bekerja (learning by doing).Dalam PAIKEM guru-guru menggunakan berbagai sumber belajar dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum, guru perlu melakukan serangkaian kegiatan pembelajaran mulai dari perencanaan, menentukan strategi, pemilihan materi dan metode pembelajaran, sampai pada penilaian. Serangkaian kegiatan pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan, pendidikan tersebut sering disebut dengan pendekatan pembelajaran. Pengertian pendekatan sendiri dikatakan oleh Ujang Sukandi (2003:39) adalah cara umum dalam memandang permasalahan atau objek kajian, laksana pakai kacamata merah - semua tampak kemerah-merahan.
Pengertian pendekatan pembelajaran secara tegas belum ada kesepakatan dari para ahli pendidikan.Namun beberapa ahli mencoba menjelaskan tentang pendekatan pembelajaran (instructional approach), misalnya ditulis oleh Gladene Robertson dan Hellmut Lang (1984: 5).Menurutnya pendekatan pembelajaran dapat dimaknai menjadi 2 pengertian, yaitu pendekatan pembelajaran sebagai dokumen tetap dan pendekatan pembelajaran sebagai bahan kajian yang terus berkembang.Pendekatan pembelajaran sebagai dokumen tetap dimaknai sebagai suatu Kerangka umum dalam praktek profesional guru, yaitu serangkaian dokumen yang dikembangkan untuk mendukung pencapaian kurikulum. Hal tersebut berguna untuk: 1) mendukung kelancaran guru dalam proses pembelajaran; 2) membantu para guru menjabarkan kurikulum dalam praktik pembelajaran di kelas;
22
3) sebagai panduan bagi guru dalam menghadapi perubahan kurikulum; dan 4) sebagai bahan masukan bagi para penyusun kurikum untuk mendesain kurikulum dan pembelajaran yang terintegrasi.
Dalam proses belajar mengajar sangat diperlukan strategi pembelajaran yang sangat baik dan cocok untuk situasi dan kondisi siswa. Strategi yang sangat cocok dan menarik peserta didik dalam pembelajaran sekarang ini dikenal dengan nama PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inofatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan).
PAIKEM adalah sebuah model pembelajaran yang memungkinkan peserta didik mengejakan kegiatan yang beragam untukmengembangkan keterampilan dan pemahaman dengan penekanan kepada belajar sambil bekerja, sementara guru menggunakan berbagai sumber dan alat bantu belajar termasuk pemanfaatan lingkungan.
PAIKEM dalam arti suatu model pembelajaran adalah Pembelajaran Aktif, Inofatif, Kreatif, dan Menyenangkan. Dalam kegiatan pembelajaran dengan model Paikem siswa dapat belajar dengan menyenangkan.
b. Pelaksanaan Pembelajaran PAIKEM Passing Atas Bola voli Untuk memperjelas pemahaman arti PAIKEM dapat dilihat dari uraian berikut 1. Pembelajaran Aktif
23
Pembelajaran aktif adalah sebuah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. Ketika peserta didik belajar dengan aktif, berarti mereka yang mendominasi aktivitas dalam pembelajaran, mereka secara aktif menggunakan otak, baik untuk menemukan ide pokok dari materi pembelajaran, memecahkan persoalan ataupun mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari kedalam satu persoalan yang ada dalam kehidupan nyata. Dengan belajar aktif ini, peserta didik diajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran baik secara menal maupun fisik. Karena itu proses pembelajaran guru dituntut mampu menciptakan suasana yang memungkinkan peserta didik secara aktif menemukan , memeroses dan mengkonstruksi ilmu pengetahuan dan keterampilan-keterampilan baru. Dengan cara ini biasanya peserta didik akan merasakan suasana yang lebih menyenangkan sehingga hasil belajarnya lebih maksimal.
Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran merupakan faktor penting, kegiatan aktif ini seharusnya tidaklah hanya berupa ketertiban secara fisik belaka, tetapi hal yang lebih utama adalah ketertiban mentalintelektual, khususnya intelektual- emosional. Ketertiban intelektual memberi peluang terjadinya asimilasi atau akomodasi kognitif terhadap pengetahuan baru, serta terbentuknya kesadaran dan kemampuan untuk mengendalikan proses kognitif. Contoh dari ketertiban mental adalah mendengarkan ceramah, berdiskusi, melakukan pengamatan, memecahkan masalah dan sebagainya.
Selain ketertiban intelektual, terdapat juga ketertiban emosional.Ketertiban emosional ini dapat berbentuk penghayatan terhadap perasaan, nilai, sikap
24
menguatnya motivasi, dan sebagainya dalam pengembangan ranah kognitif.Demikian pula halnya keterlibatan fisik dalam berbagai perbuatan langsung dengan balikannya yang spesifik dan segera dalam upayapengembangan ranah psikomotorik. Terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam upaya mengoptimalkan keaktifan murid dalam belajar, menurut Sulo Lipu La Sulo (1990: 9-10) ada Sembilan prinsip yang perlu diperhatikan, yaitu :
a. Pertumbuhan motivasi, baik motivasi intrinsic maupun ekstrinsik. b. Pemantapan latar dari materi yang akan dipelajari khususnya pemberian apersepsi. c. Mengupayakan keterarahan kepada suatu fokus, seperti suatu konsep inti atau permasalahan sehingga siswa dapat memusat perhatian serta menghubungkan keseluruhan bahan yang sedang dipelajari. d. Belajar sambil bekerja, sambil bermain, ataupun kegiatan lainnya. e. Penyesuaian dengan perbedaan individual. f. Peluang untuk bekerja sama dengan berbagai pola interaksi. g. Peluang untuk menemukan sendiri informasi/konsep. h. Penumbuhan kepekaan mencari mencari masalah dan memecahkannya i. Mengupayakan keterpaduan, baik asimilasi maupun akomodasi kognitif.
Untuk mewujudkan prinsip belajar diatas, menurut Sulo Lipu La Sulo (1990:10), terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajran aktif sebagai berikut :
25
a. Mengupayakan variasi kegiyatan dan suasana belajar dengan penggunaan berbagai strategi pembelajaran. b. Menumbuhkan prakarsa siswa untuk aktif dan kreatif dalam kegiatan pembelajaran. c. Mengembangkan berbagai pola interaksi dalam pembelajaran, baik antara guru dan siswa maupun antar siswa. d. Menggunakan berbagai sumber belajar, baik dari buku pelajaran, media pembelajaran, model kerangka manusia dan lain-lain. e. Pemantauan yang intensif yang diikuti dengan pemberian balikan yang spesifik juga segera.
2. Pembelajaran Inovatif
Pembelajaran inovatif adalah pembelajaran yang mengembangkan kemampuan peserta didik untuk melahirkan pemikiran atau ide-ide sendiri yang biasanya dapat muncul dari situasi pembelajaran kondusif yang bebas dari perasaan tertekan takut atau cemas. Adapun cirri-ciri pembelajaran inovatif adalah :
a. Adanya keberanian peserta didik dalam mengajukan pendapat. b. Adanya kebebasan mengemukakan pendapat atau memberikan tanggapan terhadap pendapat orang lain. c. Kesediaan peserta didik untuk menerima pandangan orang lain dan memberikan pendapat atau komentar terhadap gagasan orang lain.
26
Pembelajaran Inovatif dapat dilakukan dengan cara mengadaptasi model-model pembelajaran menyenangkan yang bisa membuat siswa terbebas dari kejenuhan-kejenuhan pembelajaran. Salah satu contoh pembelajaran inovatif adalah mengadopsi model-model pembelajaran yang dapat merangsang daya kreatif siswa.Banyak sekali inovasi-inovasi dalam pembelajaran yang telah banyak diterapkan.Misalnya disaat ini tengah ramai pembelajaran dengan computer atau lebih dikenal dengan Pembelajaran Berbasis Komputer. Melalui model pembelajaran ini siswa menggunakan computer sebagai alat bantu pembelajarannya.
Inovatif berarti memiliki kecenderungan untuk melakukan pembaharuan dalam arti perbaikan dan pengembangan dalam kegiatan pembelajaran.Pembelajaran inovatif merupakan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk mengemukakan gagasan-gagasan baru untuk untuk perbaikan atau pengembangan kegiatan pembelajaran dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran.
3. Pembelajaran Kreatif
Kreatif memiliki daya cipta atau kemampuan untuk mencipta. Istilah kreatif memiliki mkna bahwa pembelajaran merupakan sebuah proses mengembangkan kreativitas peserta didik, karena pada dasarnya setiap individu memiliki imajinasi dan rasa ingin tahu yang tidak pernah berhenti menurut para ahli kreativitas itu merupakan kemampuan seseorang melahirkan sesuatu yang baru atau kombinasi hal yang sudah ada sehingga terkesan baru. Jadi pembelajaran kreatif adalah pembelajaran yang mampu menciptakan
27
peserta didik lebih aktif.Berani menyampaikan pendapat dan beragumen menyampaikan masalah atau solusi.
Tujuan dari pembelajaran kreatif yaitu : a. Menciptakan suasana yang harmonis dan hangat diantara siswa dan guru. b. Mendorong siswa untuk berani bertanya, menyampaikan pendapat dan mempertahankan argumentasinya. c. Mendorong siswa untuk mampu memberdayakan segala sumber daya yang tersedia,baik didalam maupun diluar kelas.
Pembelajaran kreatif menekankan pada pengembangan kreativitas, baik pengembangan kemampuan imajinasi dan daya cipta (mengarang, membuat kerajinan tangan, mempraktekan kesenian dan lain-lain) maupun pengembangan berpikir kreatif.Pengembangan berpikir kreeatif haruslah seimbang dengan kemampuan berpikir rasional logis.Pembelajaran di SMP pada umumnya telah banyak mengupayakan pengembangan kemampuan berpikir rasional logis, contoh nya melalui pembelajaran matematikalatihan mengerjakan soal matematika dengan jawaban tunggal.
Pembelajaran kreatif, tidak hanya menitik beratkan pada pengembangan kemampuan berpikir kreatif pada diri siswa. Guru sebagai fasilitator pun, dituntut untuk senantiasa kreatif dalam merancang pembelajaran, agar pembelajaran tersebut memenuhi beragam tingkat kemampuan siswa dikelas.
28
4. Pembelajaran Efektif
Pembelajaran efektif merupakan pembelajaran yang memungkinkan anak didik dapat belajar dengan mudah dan menyenangkan.Asfek efektivitas pembelajaran merupakan kriteria penting dalam setiap pembelajaran.Suatu pembelajaran disebut efektif manakala pembelajaran tersebut telah mencapai tujuan penididikan.Suatu pembelajaran bisa dinilai efektif, bila pembelajaran itu telah mencapai tujuan khusus yang telah ditetapkan dalam kurikulum, kemudian tujuan khusus tersebut harus mengacu kepada Tujuan Umum Pendidikan Nasional.
Istilah pembelajaran efektif berarti model pembelajaran apapun yang dipilih harus menjamin bahwa tujuan pembelajaran akan tercapai secara maksimal. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya pencapaian kompetensi yang telah digariskan dan terjabar dalam indicator pencapaian.Kemudian diakhir kegiatan pembelajaran harus jelas perubahan dalam asfek pengetahuan sikap atau keterampilan pada diri peserta didik.
5. Pembelajaran Menyenangkan
Adapun istilah menyenangkan memiliki arti bahwa proses pembelajaran harus berlangsung dalam suasana yang menyenangkan dan mengesankan. Suasana pembelajaran yang menyenangkan dan berkesan akan menarik minat peserta didik untuk terlibat secara aktif. Sehingga tujuan atau kompetensi yang digariskan tercapai secara maksimal. Disamping itu pembelajaran yang menyenangkan dan berkesan akan menjadi hadiahbagi peserta didik. Yang
29
pada gilirannya akan mendorong motivasinya semakin aktif dan berprestasi pada kegiatan berikutnya.
Pembelajaran menyenangkan merupakan pembelajaran yang didesain sedemikian rupa sehinnga memberikan suasana penuh keceriaan, menyenangkan, dan yang paling utama, tidak membosankan kepada peserta didik. Suasana seperti itu akan membuat peserta didik bisa lebih terfokus pada kegiatan belajarmengajar di kelasnya, sehingga perhatiannya lebih tinggi. Tingginya tingkat perhatian tersebut akan meningkatkan hasil belajar.
Kesenangan belajar bukan hanya karena lingkungan belajar yang menggairahkan, tetapi juga karena terpenuhinya hasrat ingin tahu peserta didik. Pembelajaran yang menyenangkan memerlukan dukungan pengelolaan kelas serta penggunaan media pembelajaran, alat bantu dansumber belajar yang tepat. Pembelajaran yang menyenangkan juga dapat tercipta karena proses pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik murid.
Dari uraian diatas peneliti menyimpulkan pembelajaran PAIKEM yang akan dilakukan adalah :
1. Pembelajaran aktif yaitu dengan memperbanyak jumlah bola yang digunakan, maksimal dua anak memegang satu bola. Sehingga anak dapat melakukan keterampilan passing atas tanpa harus menunggu giliran bola terlalu lama. 2. Pembelajaran inofatif yaitu dengan membuat model passing atas berpasangan. Dan di buat formasi – formasi dalam melakukan passing atas. 3. Pembelajaran kreatif yaitu dengan menggunakan bola plastik yang di gantung.
30
4. Pembelajaran efektif yaitu siswa dapat mempraktekkan gerakan yang dicontohkan dan siswa bisa menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan passing atas. 5. Pembelajaran menyenangkan yaitu siswa yang mampu melakukan passing atas dengan benar akan mendapatkan iming - iming nilai dan hadiah, agar anak lebih tertarik dan bersemangat mengikuti pembelajaran.
c.
Strategi penyampaian pembelajaran paikem terhadap pengembangan dalam passing atas bola voli
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan strategi PAIKEM :
a. Memahami sifat yang dimiliki anak b. Mengenal anak secara perorangan c. Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar d. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis,kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah e. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik f. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar g. Memberikan umpan baik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar h. Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental
Beberapa model pembelajaran passing atas bola voli :
1. Passing atas bola voli dengan mengoper kepada teman didepannya
31
Tujuan : Membuat siswa lebih cermat dan teliti mengarahkan bola kepada kawanny. Alat yang dipakai : Bola voli Cara pelaksanaan : Bola dipasingkan oleh pemain belakang ke pemain tengah lalu dari pemain tengah dipasingkan lagi kepemain depan. Formasi :
Gambar. 2 Passing Atas Berpasangan Adopsi Irwansyah (2006:13)
2. Passing atas bola voli ke dinding Tujuan : Membuat siswa lebih fokus dalam melakukan passing atas pada satu titik ( tembok ).
Alat yang dipakai : Bola voli, Tembok Cara pelaksanaan : Bola dipassing kearah tembok diusahakan tepat pada satu titik. Formasi :
32
Gambar. 3 Passing Atas Menggunakan Tembok Adopsidc314.4shared.com
3. Passing atas bola voli dengan variasi dan kombinasi teknik dasar pasing atas, bawah dan smas Tujuan : Agar siswa dapat menguasai beberapa teknik bola voli
secara
bersamaan. Alat yang dipakai : Bola voli, net, kapur Cara pelaksanaan : Siswa pertama melakukan pasing bawah kemudian siswa kedua menerima dengan passing bawah kemudia dipasing atas lalu dioper kesiswa ketiga lalu dismas dan dioper kepada siswa keempat dengan dipasing bawah. Setelah sekali melakukan pasing siswa lari berlawanan arah jarum jam.
33
Formasi
:
Gambar. 4 Passing Atas Kombinasi Adopsidc314.4shared.com
4. Pasing atas menggunakan tiang dan tali Tujuan : Agar siswa mampu melakukan pasing atas dengan cara mengumpan kepada teman dengan tepat Alat yang dipakai : tiang penyangga, tali, bola voli Cara pelaksanaan 1 : Siswa melakukan pasing melewati tali setelah it siswa lari dan berpindah tempat kedepanny begitu seterusny hingga semua siswa melakukan Cara pelaksanaan 2 : Siswa melakukan pasing melewati tali setelah itu siswa bergeser sebanyak tiga kali lalu berputar berlawanan arah jarum jam kemudian bergeser lagi sampai kembali lagi keawal, begitu seterusnya sampai semua siswa melakukannya.
34
Gambar. 5 Passing Atas Menggunakan Tiang dan Tali Adopsidc314.4shared.com
5. Passing atas bola voli umpan balik Tujuan : Supaya siswa dapat melakukan pasing dan mengumpan kepada teman dengan baik. Alat yang digunakan : Lapangan atau tempat lapang, bola voli Cara pelaksanaan : Siswa a berada didepan siswa b,c dan d, setelah itu siswa b,c dan d pasing secara bergantian dan diarahkan kepada siswa a setalah mendapat bola siswa a mempasing atas bola kemudian dismas diarahkan kepada teman yang mengoper bola,
35
Gambar. 6 Passing Atas Umpan Adopsi Agus Mukholid (2005:32)
F. Perumusan Hipotesis Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: 1. Ada pengaruh model pembelajaran PAIKEM dengan kemampuan passing atas bola voli pada siswa kelas VII SMP Negeri 3 Terusan Nunyai Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2011/2012. 2. Tidak ada pengaruh model pembelajaran PAIKEM dengan hasil belajar passing atas bola voli pada siswa kelas VII SMP Negeri 3 Terusan Nunyai Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2011/2012