______________________________________________________________________________
KUMPULAN SKEMA SERTIFIKASI RUANG LINGKUP REFRAKSIONIS OPTISIEN
LSP BIDANG KETEKNISIAN MEDIK SNI ISO/IEC 17024 : 2012
RSUP NASIONAL DR. CIPTO MANGUNKUSUMO JAKARTA 2015
REFRAKSIONIS OPTISIEN
NO
KODE UNIT KOMPETENSI
UNIT KOMPETENSI
HALAMAN
1.
BKM01/RO-1/2009/Rev-001
Melakukan persiapan pelayanan refraksi dan pemeriksaan refraksi pada kasus dewasa
1
2.
BKM01/RO-2/2009/Rev-001
Pemeriksaan dengan Alat Keratometri ,Pemeriksaan Refraksi Obyektif dengan Alat Streakretinoscopy serta Pemeriksaan Refraksi Subyektif pada Kasus Anak
11
3.
BKM01/RO-3/2009/Rev-001
Pelayanan Optisi
21
4.
BKM01/RO-4/2009/Rev-001
Pelayanan Lensa Kontak
30
5.
BKM01/RO-5/2009/Rev-001
Melakukan identifikasi kelainan Penglihatan Binokuler dan Pelayanan Penglihatan Sub Normal
39
KODE UNIT
: BKM01/RO-1/2009/REV-001
JUDUL UNIT
: MELAKUKAN PERSIAPAN DAN PELAYANAN REFRAKSI PADA KASUS DEWASA
DESKRIPSI UNIT
: Kompetensi ini mempersyaratkan pengetahuan, keterampilan dan sikap Refraksionis Optisien dalam melakukan persiapan dan pelayanan refraksi pada kasus dewasa yang meliputi melakukan persiapan ruangan dan peralatan, pemeriksaan pendahuluan, pemeriksaan refraksi obyektif dengan alat autorefraktometer, dan pemeriksaan refraksi subyektif pada kasus dewasa
Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja 1.1 Standar ruangan dan peralatan 1. Melakukan refraksi diidentifikasi persiapan ruangan 1.2 Jarak pemeriksaan disiapkan sesuai dan peralatan standar 1.3 Pencahayaan ruangan disiapkan sesuai standar 1.4 Objek pemeriksaan disiapkan sesuai standar 1.5 Trial lens set, trial frame dan alat pendukung pemeriksaan refraksi disiapkan sesuai standar 2.1 Prosedur pemeriksaan pendahuluan 2. Melakukan dijelaskan dengan tepat pemeriksaan 2.2 Identifikasi pasien dilakukan sesuai pendahuluan IPSG 1
3. Pemeriksaan refraksi obyektif dengan alat autorefraktometer
4. Melakukan pemeriksaan refraksi subyektif pada kasus dewasa
Metode Penilaian Role Play Pertanyaan Tertulis
Role Play
Pertanyaan Tertulis 2.3 Anamnesa tentang kesehatan umum, kesehatan mata dan keluhan utama terkait penglihatan dilakukan dengan benar 2.4 Pemeriksaan segmen mata depan dilakukan dengan tepat 2.5 Kekuatan lensa kacamata lama diukur dengan tepat 2.6 Jarak antar pupil diukur dengan tepat 3.1 Prosedur pemeriksaan refraksi Role Play obyektif dengan alat autorefraktometer dijelaskan dengan tepat Pertanyaan Tertulis 3.2 Pasien diposisikan sesuai SOP 3.3 Pemeriksaan refraksi obyektif menggunakan autorefraktometer dilakukan sesuai SOP 3.4 Hasil pemeriksaan autorefraktometer diinterpretasikan dengan tepat 4.1 Prosedur pemeriksaan refraksi subyektif pada kasus dewasa dijelaskan dengan tepat 4.2 Trial frame dipasangkan sesuai SOP 4.3 Visus tanpa koreksi ditetapkan
Skema Sertifikasi Refraksionis Optisien – LSP Bidang Keteknisian Medik
Role Play
Pertanyaan
1
sesuai SOP 4.4 Visus terbaik dengan lensa spheris ditetapkan sesuai SOP 4.5 Pemeriksaan astigmat dilakukan sesuai SOP 4.6 Kelainan refraksi organic atau non organic ditentukan sesuai SOP 4.7 Titik akhir refraksi monokuler ditetapkan sesuai SOP 4.8 Pemeriksaan presbyopia dilakukan sesuai SOP 4.9 Lensa addisi ditetapkan sesuai SOP 4.10 Hasil pemeriksaan refraksi didokumentasikan sesuai standar JCI
Tertulis
BATASAN VARIABLE 1. KONTEKS VARIABLE Unit ini menggambarkan kemampuan untuk melakukan persiapan ruangan dan peralatan refraksi, pemeriksaan pendahuluan, pemeriksaan refraksi obyektif dengan alat autorefraktometer dan pemeriksaan refraksi subyektif pada kasus dewasa. 2. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN Ruangan refraksi Trial lens set Trial frame Cross Cylinder PD meter Senter Proyektor/LCD Lampu (pencahayaan) Alat dokumentasi Alat Tulis 3. PERATURAN YANG DIPERLUKAN Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan Undang-undang Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan Peraturan Pemerintah tahun 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan Republik Indonesia Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 572/MENKES/SK/VI/2008 tentang Standar Profesi Refraksionis Optisien Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan Refraksionis Optisien dan Optometris Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2015 tentang Stándar Pelayanan Refraksi Optisi/Optometri Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 572/MENKES/SK/VI/2008 tentang Standar Profesi Refraksionis Optisien Standar Pelayanan Refraksionis Optisien RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo
Skema Sertifikasi Refraksionis Optisien – LSP Bidang Keteknisian Medik
2
PANDUAN PENILAIAN 1. PROSEDUR PENILAIAN Unit ini dapat dinilai pada lingkungan tempat bekerja dengan metode yang sesuai dengan uji tulis dan praktek , Penilaian kompetensi terdiri dari penilaian uji tulis 40% dan uji praktek 60%. Uji tulis berupa pilihan ganda dan atau essay sedangkan uji praktek menggunakan acuan kriteria unjuk kerja dari elemen kompetensi dengan menggunakan metode tertentu. Standar penilaian kesesuaian kompetensi minimal mencapai nilai 70 dari uji tulis dan uji praktek. 2. PERSYARATAN KOMPETENSI Lulus pendidikan D3 Refraksionis Optisien Pelatihan tentang persiapan pelayanan refraksi dan pemeriksaan refraksi subyektif pada kasus dewasa Telah melakukan persiapan pelayanan refraksi dan pemeriksaan refraksi subyektif pada kasus dewasa minimal 50 kali dengan verifikasi dari pihak terkait. Sehat jasmani 3. PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN YANG DIPERLUKAN Fisika Optik Umum Fisika Optik Okuler Anatomi dan Fisiologi Mata Fisiologi Penglihatan dan Persepsi Refraksi Mata 4. SIKAP KERJA YANG DIPERLUKAN Mengikuti SOP atau IK dan etika profesi 5. ASPEK KRITIS Mampu melakukan persiapan ruang dan alat serta pemeriksaan refraksi pada pasien dewasa. 6. TAHAPAN SERTIFIKASI A. SERTIFIKASI AWAL a. Pemohon mengajukan permohonan sertifikasi ke LSP Bidang Keteknisian Medik dengan mengisi secara lengkap dan benar formulir permohonan sertifikasi kompetensi,formulir skema sertifikasi, formulir persetujuan asesmen, formulir penilaian mandiri serta syarat dan ketentuan LSP Bidang Keteknisian Medik yang telah dipahami dan ditandatangani pemohon. Dokumen permohonan wajib melampirkan: fotocopy ijazah, fotocopy KTP, logbook ruang lingkup kompetensi yang diajukan selama minimal 3 (tiga) bulan terakhir, Foto 4x6 sebanyak 2 lembar berlatar belakang berwarna merah, sertifikat pelatihan dengan ruang lingkup kompetensi yang diajukan, surat keterangan bekerja bagi yang sudah bekerja dan bukti pembayaran permohonan sertifikasi. Pemohon akan diberikan informasi syarat dan ketentuan LSP Bidang Keteknisian Medik ditandatangani oleh pemohon dan pemberi informasi b. Staf Administrasi 2.1 melakukan verifikasi kelengkapan dokumen permohonan paling lama 3 (tiga) hari kerja dari permohonan masuk,
Skema Sertifikasi Refraksionis Optisien – LSP Bidang Keteknisian Medik
3
apabila dokumen sudah lengkap staf administrasi 2.1, menyerahkan dokumen kelengkapan dan data pendukung ke Koordinator Pengembangan Profesi Dan Okupasi untuk dilakukan analisis konflik ketidakberpihakkan sesuai dengan ruang lingkup sertifikasi kompetensi menggunakan formulir penilaian konflik ketidakberpihakan yang ditandatangani oleh Koordinator Pengembangan Profesi dan Okupasi serta Kepala LSP Bidang Keteknisian Medik dengan proses paling lama 6 (enam) hari kerja setelah administrasi 2.1 menyerahkan dokumen pemohon yang lengkap ke Koordinator Pengembangan Profesi dan Okupasi. Apabila dokumen tidak lengkap, dokumen pemohon dikembalikan ke pemohon untuk dilengkapi dan respon time pelayanan permohonan diperhitungkan kembali pada saat dokumen pemohon dikembalikan dan lengkap. Prosedur penilaian konflik ketidakberpihakkan dijelaskan lebih lanjut didalam prosedur ketidakberpihakkan. c. Dokumen pada poin a dan b setelah lengkap dan benar diserahkan kembali ke administrasi 2.1 untuk penentuan dan dibuatkan jadwal asesmen kompetensi. Jadwal asesmen ditandatangani oleh Staf administrasi 2.1 dan Koordinator Pengembangan Profesi dan Okupasi, dikeluarkan paling lama 7 (tujuh) hari kerja terhitung poin a dan b dilakukan. Pelaksanaan uji kompetensi dilakukan setelah 15 (lima belas) hari kerja dari dikeluarkannya jadwal d. Staf administrasi 2.1 menyerahkan dokumen poin a, b, c ke staf administrasi 2.2 untuk dibuatkan konsep surat tugas asesor yang akan diusulkan ke Kepala Bidang Keteknisian Medik. Konsep surat tugas diparaf oleh Koordinator Pengembangan profesi dan okupasi dan diajukan ke Kepala Bidang Keteknisian Medik melalui staf administrasi 1.1. Surat tugas asesor diproses dan dikeluarkan paling lama 3 (tiga) hari kerja. e. Dokumen a-d, diserahkan ke koordinator 1.1 untuk diinventarisir dan diserahkan ke asesor yang terkait. Dokumen ini diterima paling lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah surat tugas dikeluarkan. f. Asesor melakukan penilaian asesmen kompetensi yang disesuaikan dengan metode penilaian asesemen berdasarkan skema kompetensi sampai dikeluarkannya rekomendasi paling lama prosesnya berlangsung 20 (dua puluh) hari kerja dari proses penilaian asesmen mulai dilaksanakan. Penilaian uji tulis dinilai jumlah benar soal yang diujikan menggunakan formulir perangkat asesmen pertanyaan tertulis dan lembar jawaban, sedangkan uji praktek dinilai pada tingkat kemampuan dari tingkat penilaian kompetensi 1 sampai dengan 5 dengan menggunakan formulir perangkat asesmen praktek, yaitu : 1. Penilaian 1 Tahu (Knowledge) yaitu Tingkatan Kemampuan seseorang untuk mengetahui dan mengingat tentang sesuatu pekerjaan, tetapi tidak bisa menjelaskan kepada orang lain tentang apa yang diketahuinya tersebut. Pengetahuannya hanya tahu untuk diri sendiri 2. Penilaian 2 Mengerti (Understand) adalah Kemampuan untuk menerjemahkan atau menginterpretasikan informasi. Pada level ini, seseorang sudah tahu tentang suatu pekerjaan tertentu dan bisa menjelaskan kepada orang lain tentang segala sesuatu dari apa yang
Skema Sertifikasi Refraksionis Optisien – LSP Bidang Keteknisian Medik
4
diketahuinya tersebut, akan tetapi belum bisa melakukan pekerjaan tersebut dengan baik 3. Penilaian 3 Bisa (Application) adalah Kemampuan untuk mengaplikasikan informasi yang telah diketahui dan dipahaminya. Pada level ini, seseorang sudah memahami tentang suatu pekerjaan tertentu dan bisa menjelaskan kepada orang lain tentang segala sesuatu apa yang diketahuinya dan ia bisa melakukan pekerjaan tersebut dengan baik 4. Penilaian 4 Analisis (Analysis) adalah Kemampuan untuk memahami informasi ketingkat analisis dan bisa menjelaskan bagaimana semua itu bisa bekerja secara bersamaan. Pada level ini seseorang sudah memahami tentang suatu pekerjaan tertentu dan bisa menjelaskan kepada orang lain tentang segala sesuatu dari apa yang diketahuinya tersebut dan bisa melakukan pekerjaan tersebut dengan baik dan ia bisa menganalisis serta mengatasi segala permasalahan yang muncul yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut, akan tetapi ia belum bisa memberikan pelatihan tentang pekerjaan atau keahlian dari pekerjaannya tersebut kepada orang lain 5. Penilaian 5 Sintesa adalah Kemampuan untuk memahami informasi ketingkat analisis dan bisa menjelaskan bagaimana semua itu bisa bekerja secara bersamaan. Pada level ini seseorang sudah memahami tentang suatu pekerjaan tertentu dan bisa menjelaskan kepada orang lain tentang segala sesuatu dari apa yang diketahuinya tersebut dan bisa melakukan pekerjaan tersebut dengan baik dan ia bisa menganalisis serta mengatasi segala permasalahan yang muncul yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut, serta bisa memberikan pelatihan tentang pekerjaan atau keahlian dari pekerjaannya tersebut kepada orang lain Penilaian uji tulis dinilai sebesar 40% dari jumlah poin yang benar dibagi dari jumlah seluruh soal uji tulis yang ada dikali 100 dan untuk uji praktek dinilai 60% dari jumlah penilaian yang ada dibagi jumlah standar nilai minimal pencapaian kompetensi dikali 100. Standar pencapaian pada asesmen awal minimal penilaian kompetensinya 3 (tiga) pada setiap kriteria unjuk kerja skema kompetensi g. Pelaksanaan uji tulis diawasi pelaksanaannya oleh Tim Pengawas serta tim monitoring dan pelaksanaan uji praktek diawasi oleh tim monitoring. Laporan tim pengawas dan tim monitoring dilaporkan ke LSP Bidang Keteknisian Medik pada hari yang sama pada pelaksanaan kegiatan asesmen dilakukan. h. Asesor menyerahkan dokumen penilaian asesmen kompetensi ke Bidang Keteknisian Medik melalui staf administrasi 1.1 paling lambat 20 (dua puluh) hari kerja dari pelaksanaan asesmen untuk ditindaklanjuti dalam proses keputusan sertifikasi yang dirumuskan oleh 3 (tiga) koordinator Bidang Keteknisian Medik dan hasil rumusan diajukan ke Kepala Bidang Keteknisian Medik untuk ditetapkan keputusan sertifikasi yang diujikan.
Skema Sertifikasi Refraksionis Optisien – LSP Bidang Keteknisian Medik
5
i.
Proses ini dilakukan selama 7 (tujuh) hari kerja setelah berkas penilaian asesmen dan rekomendasi asesor diterima. Keputusan dinyatakan asesi kompeten diajukan untuk dikeluarkannya sertifikat kompetensi dengan ruang lingkup yang diajukan paling lambat sertifikat terbit 7 (tujuh) hari setelah keputusan Kepala Bidang Keteknisian Medik dikeluarkan. Apabila asesi dinyatakan tidak kompeten, dikeluarkan surat pernyataan keputusan paling lambat 7 (tujuh) hari setelah ada keputusan Kepala Bidang Keteknisian Medik untuk ditindaklanjuti perbaikan kompetensi melalui pelatihan ataupun bimbingan dengan ruang lingkup kompetensi yang diujikan dan dapat mengajukan kembali paling lambat 90 (sembilan puluh) hari kerja setelah surat keputusan dikeluarkan dan tidak dikenakan biaya. Apabila dalam 90 (sembilan puluh) hari kerja tidak ada perbaikan dan pengajuan kembali diputuskan bahwa asesi tersebut tidak kompeten dan jika permohonan diajukan kembali pemohon dikenakan biaya permohonan sesuai dengan standar pembiayaan LSP Bidang Keteknisian Medik yang ditetapkan
B. SERTIFIKASI ULANG a. Pemohon mengajukan permohonan sertifikasi ulang ke LSP Bidang Keteknisian Medik paling lambat minimal 90 (sembilan puluh) hari kerja sebelum masa sertifikat kompetensi habis dengan mengisi secara lengkap dan benar formulir permohonan sertifikasi kompetensi, formulir skema sertifikasi, formulir persetujuan asesmen, formulir penilaian mandiri serta syarat dan ketentuan LSP Bidang Keteknisian Medik yang telah dipahami dan ditandatangani pemohon. Dokumen permohonan wajib melampirkan: sertifikat kompetensi lama, logbook ruang lingkup kompetensi yang diajukan selama minimal 3 (tiga) bulan terakhir, bukti pengiriman logbook setiap 1 (satu) tahun sekali yang dikirimkan ke LSP Bidang Keteknisian Medik selama sertifikat kompetensi berlaku dan bukti pembayaran permohonan sertifikasi. Pemohon akan diberikan informasi syarat dan ketentuan LSP Bidang Keteknisian Medik ditandatangani oleh pemohon dan pemberi informasi b. Staf Administrasi 2.1 melakukan verifikasi kelengkapan dokumen permohonan paling lama 3 (tiga) hari kerja dari permohonan masuk, apabila dokumen sudah lengkap staf administrasi 2.1, menyerahkan dokumen kelengkapan dan data pendukung ke Koordinator Pengembangan Profesi Dan Okupasi untuk dilakukan analisis konflik ketidakberpihakkan sesuai dengan ruang lingkup sertifikasi kompetensi menggunakan formulir penilaian konflik ketidakberpihakan yang ditandatangani oleh Koordinator Pengembangan Profesi dan Okupasi serta Kepala LSP Bidang Keteknisian Medik dengan proses paling lama 6 (enam) hari kerja setelah administrasi 2.1 menyerahkan dokumen pemohon yang lengkap ke Koordinator Pengembangan Profesi dan Okupasi. Apabila dokumen tidak lengkap, dokumen pemohon dikembalikan ke pemohon untuk dilengkapi dan respon time pelayanan permohonan diperhitungkan kembali pada saat dokumen pemohon dikembalikan dan lengkap. Prosedur penilaian konflik ketidakberpihakkan dijelaskan lebih lanjut didalam prosedur ketidakberpihakkan.
Skema Sertifikasi Refraksionis Optisien – LSP Bidang Keteknisian Medik
6
c.
Dokumen pada poin a dan b setelah lengkap dan benar diserahkan kembali ke administrasi 2.1 untuk penentuan dan dibuatkan jadwal asesmen kompetensi. Jadwal asesmen ditandatangani oleh Staf administrasi 2.1 dan Koordinator Pengembangan Profesi dan Okupasi, dikeluarkan paling lama 7 (tujuh) hari kerja terhitung poin a dan b dilakukan. Pelaksanaan uji kompetensi dilakukan setelah 15 (lima belas) hari kerja dari dikeluarkannya jadwal d. Staf administrasi 2.1 menyerahkan dokumen poin a, b, c ke staf administrasi 2.2 untuk dibuatkan konsep surat tugas asesor yang akan diusulkan ke Kepala Bidang Keteknisian Medik. Konsep surat tugas diparaf oleh Koordinator Pengembangan profesi dan okupasi dan diajukan ke Kepala Bidang Keteknisian Medik melalui staf administrasi 1.1. Surat tugas asesor diproses dan dikeluarkan paling lama 3 (tiga) hari kerja. e. Dokumen a-d, diserahkan ke koordinator 1.1 untuk diinventarisir dan diserahkan ke asesor yang terkait. Dokumen ini diterima paling lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah surat tugas dikeluarkan. f. Asesor melakukan penilaian asesmen kompetensi yang disesuaikan dengan metode penilaian asesemen berdasarkan skema kompetensi sampai dikeluarkannya rekomendasi paling lama prosesnya berlangsung 20 (dua puluh) hari kerja dari proses penilaian asesmen mulai dilaksanakan. Penilaian uji tulis dinilai jumlah benar soal yang diujikan menggunakan formulir perangkat asesmen pertanyaan tertulis dan lembar jawaban, sedangkan uji praktek dinilai pada tingkat kemampuan dari tingkat penilaian kompetensi 1 sampai dengan 5 dengan menggunakan formulir perangkat asesmen praktek, yaitu : 1. Penilaian 1 Tahu (Knowledge) yaitu Tingkatan Kemampuan seseorang untuk mengetahui dan mengingat tentang sesuatu pekerjaan, tetapi tidak bisa menjelaskan kepada orang lain tentang apa yang diketahuinya tersebut. Pengetahuannya hanya tahu untuk diri sendiri 2. Penilaian 2 Mengerti (Understand) adalah Kemampuan untuk menerjemahkan atau menginterpretasikan informasi. Pada level ini, seseorang sudah tahu tentang suatu pekerjaan tertentu dan bisa menjelaskan kepada orang lain tentang segala sesuatu dari apa yang diketahuinya tersebut, akan tetapi belum bisa melakukan pekerjaan tersebut dengan baik 3. Penilaian 3 Bisa (Application) adalah Kemampuan untuk mengaplikasikan informasi yang telah diketahui dan dipahaminya. Pada level ini, seseorang sudah memahami tentang suatu pekerjaan tertentu dan bisa menjelaskan kepada orang lain tentang segala sesuatu apa yang diketahuinya dan ia bisa melakukan pekerjaan tersebut dengan baik 4. Penilaian 4 Analisis (Analysis) adalah Kemampuan untuk memahami informasi ketingkat analisis dan bisa menjelaskan bagaimana semua itu bisa bekerja secara bersamaan. Pada level ini seseorang sudah memahami tentang suatu pekerjaan tertentu dan bisa menjelaskan kepada orang lain tentang segala sesuatu dari apa
Skema Sertifikasi Refraksionis Optisien – LSP Bidang Keteknisian Medik
7
yang diketahuinya tersebut dan bisa melakukan pekerjaan tersebut dengan baik dan ia bisa menganalisis serta mengatasi segala permasalahan yang muncul yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut, akan tetapi ia belum bisa memberikan pelatihan tentang pekerjaan atau keahlian dari pekerjaannya tersebut kepada orang lain 5. Penilaian 5 Sintesa adalah Kemampuan untuk memahami informasi ketingkat analisis dan bisa menjelaskan bagaimana semua itu bisa bekerja secara bersamaan. Pada level ini seseorang sudah memahami tentang suatu pekerjaan tertentu dan bisa menjelaskan kepada orang lain tentang segala sesuatu dari apa yang diketahuinya tersebut dan bisa melakukan pekerjaan tersebut dengan baik dan ia bisa menganalisis serta mengatasi segala permasalahan yang muncul yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut, serta bisa memberikan pelatihan tentang pekerjaan atau keahlian dari pekerjaannya tersebut kepada orang lain Penilaian uji tulis dinilai sebesar 40% dari jumlah poin yang benar dibagi dari jumlah seluruh soal uji tulis yang ada dikali 100 dan untuk uji praktek dinilai 60% dari jumlah penilaian yang ada dibagi jumlah standar nilai minimal pencapaian kompetensi dikali 100. Standar pencapaian pada asesmen ulang periode kedua minimal penilaian kompetensinya 3 (tiga) pada setiap kriteria unjuk kerja skema kompetensi, sertifikasi ulang periode ketiga - keempat minimal penilaian pencapaian kompetensinya 4 (empat) pada kriteria unjuk kerja skema kompetensi dan sedangkan sertifikasi ulang periode kelima sampai seterusnya minimal penilaian pencapaian kompetensinya 5 (lima) pada kriteria unjuk kerja skema kompetensi. g. Pelaksanaan uji tulis diawasi pelaksanaannya oleh Tim Pengawas serta tim monitoring dan pelaksanaan uji praktek diawasi oleh tim monitoring. Laporan tim pengawas dan tim monitoring dilaporkan ke LSP Bidang Keteknisian Medik pada hari yang sama pada pelaksanaan kegiatan asesmen dilakukan. h. Asesor menyerahkan dokumen penilaian asesmen kompetensi ke Bidang Keteknisian Medik melalui staf administrasi 1.1 untuk ditindaklanjuti dalam proses keputusan sertifikasi yang dirumuskan oleh 3 (tiga) koordinator Bidang Keteknisian Medik dan hasil rumusan diajukan ke Kepala Bidang Keteknisian Medik untuk ditetapkan keputusan sertifikasi yang diujikan. Proses ini dilakukan selama 7 (tujuh) hari kerja setelah berkas penilaian asesmen dan rekomendasi asesor diterima. i. Keputusan dinyatakan asesi kompeten diajukan untuk dikeluarkannya sertifikat kompetensi dengan ruang lingkup yang diajukan paling lambat sertifikat terbit 7 (tujuh) hari setelah keputusan Kepala Bidang Keteknisian Medik dikeluarkan. Apabila asesi dinyatakan tidak kompeten, dikeluarkan surat pernyataan keputusan paling lambat 7 (tujuh) hari setelah ada keputusan Kepala Bidang Keteknisian Medik untuk ditindaklanjuti perbaikan kompetensi melalui pelatihan ataupun bimbingan dengan ruang lingkup kompetensi yang diujikan dan dapat mengajukan kembali paling lambat 90 (sembilan puluh) hari kerja setelah surat keputusan dikeluarkan dan tidak dikenakan biaya. Apabila
Skema Sertifikasi Refraksionis Optisien – LSP Bidang Keteknisian Medik
8
dalam 90 (sembilan puluh) hari kerja tidak ada perbaikan dan pengajuan kembali diputuskan bahwa asesi tersebut tidak kompeten dan jika permohonan diajukan kembali pemohon dikenakan biaya permohonan sesuai dengan standar pembiayaan LSP Bidang Keteknisian Medik yang ditetapkan C. PERLUASAN, PENGURANGAN PEMBEKUAN DAN PENCABUTAN SERTIFIKASI C.1
PERLUASAN SERTIFIKASI a. Pemohon dapat mengajukan permohonan sertifikasi perluasan dengan ketentuan minimal paling sedikit dalam jangka 1 (satu) tahun setelah sertifikat terakhir dikeluarkan oleh LSP Bidang Keteknisian Medik dan pengajuan perluasan dapat dilakukan bersamaan dengan pengajuan sertifikasi ulang b. Pengajuan perluasan skema sertifikasi tahapannya sesuai dengan proses sertifikasi awal c. Permohonan perluasan sertifikasi harus melampirkan logbook ruang lingkup perluasan sertifikasi yang diajukan d. Pembiayaan perluasan skema sertifikasi dibebankan diluar sertifikasi ulang apabila pengajuan permohonannya bersamaan.
C. 2
PENGURANGAN, PEMBEKUAN DAN PENCABUTAN SERTIFIKASI a. Tenaga Kesehatan yang telah disertifikasi dapat dikenakan pengurangan dan pencabutan sertifikasi apabila : 1. Dari hasil surveilan menunjukkan bahwa kesesuaian kompetensi terhadap skema kompetensi yang diacu tidak dapat dipertahankan dan ketidaksesuaian yang terjadi tidak dapat diatasi dalam jangka waktu yang ditentukan. 2. Atas keinginan sendiri secara tertulis b. Apabila tidak ada perbaikan yang dipenuhi selama 3 (tiga) bulan dari ditemukannya dan atau dilaporkannya ketidaksesuaian kompetensi dengan sertifikasi kompetensi yang telah diperolehnya maka Kepala Bidang Keteknisian Medik dapat menetapkan pembekuan sertifikat, dan apabila hasil dari keputusan tidak termasuk dalam moral hazard dan ada perbaikan dengan melampirkan bukti minimal 3 (tiga) bulan dari dibekukannya sertifikat tersebut, dapat diusulkan kembali dengan hasil penilaian sesuai sertifikat sebelumnya tetap ataupun berkurang sertifikasinya sesuai dengan penilaian asesmen dan apabila hasil keputusan terkandung moral hazard yang bersangkutan ditetapkan pencabutan sertifikasi dan tidak dapat mengusulkan kembali dengan ruang lingkup sertifikasi tersebut dan yang bersangkutan tidak boleh menggunakan semua acuan berkenaan dengan status sertifikasi.
Skema Sertifikasi Refraksionis Optisien – LSP Bidang Keteknisian Medik
9
7. MASA BERLAKU DAN PEMANTAUAN SERTIFIKASI TENAGA KESEHATAN Periode (masa berlaku) sertifikat Tenaga Kesehatan adalah 3 (tiga) tahun. Setelah periode tersebut, Tenaga Kesehatan diharuskan melakukan sertifikasi ulang kepada LSP Bidang Keteknisian Medik. Monitoring bertujuan untuk mengawasi dan memastikan bahwa pelaksanaan uji kompetensi telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh LSP Bidang Keteknisian Medik. Monitoring terhadap Tenaga Kesehatan dilakukan setiap setahun sekali tenaga kesehatan melaporkan kegiatan sesuai dengan ruang lingkup sertifikasi yang dilaporkan ke LSP Bidang Keteknisian Medik.
Skema Sertifikasi Refraksionis Optisien – LSP Bidang Keteknisian Medik
10
KODE UNIT
: BKM01/RO-2/2009/Rev-001
JUDUL UNIT
: Pemeriksaan Dengan Alat Keratometri, Pemeriksaan Refraksi Obyektif Dengan Alat Streakretinoscopy Serta Pemeriksaan Refraksi Subyektif Pada Kasus Anak
DESKRIPSI UNIT :Kompetensi ini mempersyaratkan pengetahuan, keterampilandan sikap Refraksionis Optisien dalam melakukan pemeriksaan dengan alat keratometri, pemeriksaan refraksi obyektif dengan alat streakretinoscopy dan pemeriksaan refraksi subyektif pada kasus anak Elemen Kompetensi 1. Pemeriksaan dengan alat keratometri
1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6
2. Pemeriksaan refraksi obyektif dengan alat streakretinoscopy
2.1
2.2 2.3 2.4
2.5
2.6
3. Pemeriksaan Refraksi subyektif pada kasus Anak
3.1 3.2 3.3
Kriteria Unjuk Kerja Prosedur pemeriksaan dengan alat keratometri dijelaskan dengan tepat Alat keratometri disiapkan sesuai instruksi kerja Pasien disiapkan senyaman mungkin Pemeriksaan dengan alat keratometri dilakukan sesuai instruksi kerja Hasil pemeriksaan refraksi obyektif dengan keratometri didokumentasikan dengan tepat Hasil pemeriksaan refraksi obyektif dengan alat keratometri diinterpretasikan dengan tepat Prosedur pemeriksaan refraksi obyektif dengan alat streakretinoscopy dijelaskan dengan tepat Alat streakretinoscopy disiapkan sesuai instruksi kerja Pasien disiapkan senyaman mungkin Pemeriksaan refraksi obyektif dengan alat streakretinosopy dilakukan sesuai instruksi kerja Hasil pemeriksaan refraksi obyektif dengan streakretinoscopy didokumentasikan dengan tepat Hasil pemeriksaan refraksi obyektif dengan alat streakretinoscopy diinterpretasikan dengan tepat Prosedur pemeriksaan refraksi subyektif pada kasus anak dijelaskan dengan tepat Trial frame dipasangkan sesuai instruksi kerja Visus tanpa koreksi ditetapkan
Skema Sertifikasi Refraksionis Optisien – LSP Bidang Keteknisian Medik
Metode Penilaian Pertanyaan tertulis Role play
Pertanyaan tertulis Role paly
Pertanyaan tertulis Role play
11
sesuai instruksi kerja 3.4 Visus terbaik dengan lensa spheris ditetapkan sesuai instruksi kerja 3.5 Pemeriksaan astigmat dilakukan sesuai instruksi kerja 3.6 Titik akhir refraksi monokuler ditetapkan sesuai instruksi kerja 3.7 Hasil pemeriksaan refraksi didokumentasikan BATASAN VARIABLE 1. KONTEKS VARIABLE Unit ini merupakan unjuk kemampuan untuk melakukan pemeriksaan dengan alat keratometri, pemeriksaan refraksi obyektif dengan alat streakretinoscopy serta pemeriksaan refraksi subyektif pada kasus anak. 2. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN Ruangan refraksi Keratometri Streak Retinoscopy Trial lens set Trial frame Cross Cylinder PD meter Senter Proyektor/LCD Lampu (pencahayaan) Alat tulis Alat dokumentansi 3. PERATURAN YANG DIPERLUKAN Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan Undang-undang Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan Peraturan Pemerintah tahun 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan Republik Indonesia Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 572/MENKES/SK/VI/2008 tentang Standar Profesi Refraksionis Optisien Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan Refraksionis Optisien dan Optometris Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2015 tentang Stándar Pelayanan Refraksi Optisi/Optometri Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 572/MENKES/SK/VI/2008 tentang Standar Profesi Refraksionis Optisien Standar Pelayanan Refraksionis Optisien RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo PANDUAN PENILAIAN 1. PROSEDUR PENILAIAN Unit ini dapat dinilai pada lingkungan tempat bekerja dengan metode yang sesuai dengan uji tulis dan praktek , Penilaian kompetensi terdiri dari penilaian uji tulis 40% dan uji praktek 60%. Uji tulis berupa pilihan ganda dan atau essay sedangkan uji praktek menggunakan acuan kriteria unjuk kerja dari elemen kompetensi dengan menggunakan metode tertentu. Standar penilaian kesesuaian kompetensi minimal mencapai nilai 70 dari uji tulis dan uji praktek.
Skema Sertifikasi Refraksionis Optisien – LSP Bidang Keteknisian Medik
12
2. PERSYARATAN KOMPETENSI Lulus pendidikan D3 Refraksionis Optisien Lulus uji kompetensi Unit Pelatihan pemeriksaan dengan alat keratometri. Pelatihan pemeriksaan refraksi obyektif dengan alat streakretinoscopy. Pelatihan pemeriksaan refraksi subyektif pada kasus anak. Telah melakukan pemeriksaan dengan alat keratometri , pemeriksaan refraksi obyektif dengan alat streakretinoscopy serta pemeriksaan refraksi subyektif pada kasus anak-anak minimal 50 kali dengan verifikasi dari pihak terkait Sehat jasmani 3. PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN YANG DIPERLUKAN Fisika Optik Umum Fisika Optik Oculer Anatomi dan Fisiologi Mata Fisiologi Penglihatan dan Persepsi Refraksi Mata Refraksi Obyektif dengan alat keratometri Refraksi Obyektif dengan alat streakretinoscopy Komunikasi efektif kepada anak 4. SIKAP KERJA YANG DIPERLUKAN Mengikuti SOP atau IK dan etika profesi 5. ASPEK KRITIS Mampu melakukan pemeriksaan dengan alat keratometri, refraksi subyektif dengan alat streakretinoscopy dan pemeriksaan refraksi subyektif pada kasus anak dengan tepat. 6. TAHAPAN SERTIFIKASI A. SERTIFIKASI AWAL a. Pemohon mengajukan permohonan sertifikasi ke LSP Bidang Keteknisian Medik dengan mengisi secara lengkap dan benar formulir permohonan sertifikasi kompetensi,formulir skema sertifikasi, formulir persetujuan asesmen, formulir penilaian mandiri serta syarat dan ketentuan LSP Bidang Keteknisian Medik yang telah dipahami dan ditandatangani pemohon. Dokumen permohonan wajib melampirkan: fotocopy ijazah, fotocopy KTP, logbook ruang lingkup kompetensi yang diajukan selama minimal 3 (tiga) bulan terakhir, Foto 4x6 sebanyak 2 lembar berlatar belakang berwarna merah, sertifikat pelatihan dengan ruang lingkup kompetensi yang diajukan, surat keterangan bekerja bagi yang sudah bekerja dan bukti pembayaran permohonan sertifikasi. Pemohon akan diberikan informasi syarat dan ketentuan LSP Bidang Keteknisian Medik ditandatangani oleh pemohon dan pemberi informasi b. Staf Administrasi 2.1 melakukan verifikasi kelengkapan dokumen permohonan paling lama 3 (tiga) hari kerja dari permohonan masuk, apabila dokumen sudah lengkap staf administrasi 2.1, menyerahkan dokumen kelengkapan dan data pendukung ke Koordinator Pengembangan Profesi Dan Okupasi untuk dilakukan analisis konflik
Skema Sertifikasi Refraksionis Optisien – LSP Bidang Keteknisian Medik
13
ketidakberpihakkan sesuai dengan ruang lingkup sertifikasi kompetensi menggunakan formulir penilaian konflik ketidakberpihakan yang ditandatangani oleh Koordinator Pengembangan Profesi dan Okupasi serta Kepala LSP Bidang Keteknisian Medik dengan proses paling lama 6 (enam) hari kerja setelah administrasi 2.1 menyerahkan dokumen pemohon yang lengkap ke Koordinator Pengembangan Profesi dan Okupasi. Apabila dokumen tidak lengkap, dokumen pemohon dikembalikan ke pemohon untuk dilengkapi dan respon time pelayanan permohonan diperhitungkan kembali pada saat dokumen pemohon dikembalikan dan lengkap. Prosedur penilaian konflik ketidakberpihakkan dijelaskan lebih lanjut didalam prosedur ketidakberpihakkan. c. Dokumen pada poin a dan b setelah lengkap dan benar diserahkan kembali ke administrasi 2.1 untuk penentuan dan dibuatkan jadwal asesmen kompetensi. Jadwal asesmen ditandatangani oleh Staf administrasi 2.1 dan Koordinator Pengembangan Profesi dan Okupasi, dikeluarkan paling lama 7 (tujuh) hari kerja terhitung poin a dan b dilakukan. Pelaksanaan uji kompetensi dilakukan setelah 15 (lima belas) hari kerja dari dikeluarkannya jadwal d. Staf administrasi 2.1 menyerahkan dokumen poin a, b, c ke staf administrasi 2.2 untuk dibuatkan konsep surat tugas asesor yang akan diusulkan ke Kepala Bidang Keteknisian Medik. Konsep surat tugas diparaf oleh Koordinator Pengembangan profesi dan okupasi dan diajukan ke Kepala Bidang Keteknisian Medik melalui staf administrasi 1.1. Surat tugas asesor diproses dan dikeluarkan paling lama 3 (tiga) hari kerja. e. Dokumen a-d, diserahkan ke koordinator 1.1 untuk diinventarisir dan diserahkan ke asesor yang terkait. Dokumen ini diterima paling lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah surat tugas dikeluarkan. f. Asesor melakukan penilaian asesmen kompetensi yang disesuaikan dengan metode penilaian asesemen berdasarkan skema kompetensi sampai dikeluarkannya rekomendasi paling lama prosesnya berlangsung 20 (dua puluh) hari kerja dari proses penilaian asesmen mulai dilaksanakan. Penilaian uji tulis dinilai jumlah benar soal yang diujikan menggunakan formulir perangkat asesmen pertanyaan tertulis dan lembar jawaban, sedangkan uji praktek dinilai pada tingkat kemampuan dari tingkat penilaian kompetensi 1 sampai dengan 5 dengan menggunakan formulir perangkat asesmen praktek, yaitu : 1. Penilaian 1 Tahu (Knowledge) yaitu Tingkatan Kemampuan seseorang untuk mengetahui dan mengingat tentang sesuatu pekerjaan, tetapi tidak bisa menjelaskan kepada orang lain tentang apa yang diketahuinya tersebut. Pengetahuannya hanya tahu untuk diri sendiri 2. Penilaian 2 Mengerti (Understand) adalah Kemampuan untuk menerjemahkan atau menginterpretasikan informasi. Pada level ini, seseorang sudah tahu tentang suatu pekerjaan tertentu dan bisa menjelaskan kepada orang lain tentang segala sesuatu dari apa yang diketahuinya tersebut, akan tetapi belum bisa melakukan pekerjaan tersebut dengan baik
Skema Sertifikasi Refraksionis Optisien – LSP Bidang Keteknisian Medik
14
3.
Penilaian 3 Bisa (Application) adalah Kemampuan untuk mengaplikasikan informasi yang telah diketahui dan dipahaminya. Pada level ini, seseorang sudah memahami tentang suatu pekerjaan tertentu dan bisa menjelaskan kepada orang lain tentang segala sesuatu apa yang diketahuinya dan ia bisa melakukan pekerjaan tersebut dengan baik 4. Penilaian 4 Analisis (Analysis) adalah Kemampuan untuk memahami informasi ketingkat analisis dan bisa menjelaskan bagaimana semua itu bisa bekerja secara bersamaan. Pada level ini seseorang sudah memahami tentang suatu pekerjaan tertentu dan bisa menjelaskan kepada orang lain tentang segala sesuatu dari apa yang diketahuinya tersebut dan bisa melakukan pekerjaan tersebut dengan baik dan ia bisa menganalisis serta mengatasi segala permasalahan yang muncul yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut, akan tetapi ia belum bisa memberikan pelatihan tentang pekerjaan atau keahlian dari pekerjaannya tersebut kepada orang lain 5. Penilaian 5 Sintesa adalah Kemampuan untuk memahami informasi ketingkat analisis dan bisa menjelaskan bagaimana semua itu bisa bekerja secara bersamaan. Pada level ini seseorang sudah memahami tentang suatu pekerjaan tertentu dan bisa menjelaskan kepada orang lain tentang segala sesuatu dari apa yang diketahuinya tersebut dan bisa melakukan pekerjaan tersebut dengan baik dan ia bisa menganalisis serta mengatasi segala permasalahan yang muncul yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut, serta bisa memberikan pelatihan tentang pekerjaan atau keahlian dari pekerjaannya tersebut kepada orang lain Penilaian uji tulis dinilai sebesar 40% dari jumlah poin yang benar dibagi dari jumlah seluruh soal uji tulis yang ada dikali 100 dan untuk uji praktek dinilai 60% dari jumlah penilaian yang ada dibagi jumlah standar nilai minimal pencapaian kompetensi dikali 100. Standar pencapaian pada asesmen awal minimal penilaian kompetensinya 3 (tiga) pada setiap kriteria unjuk kerja skema kompetensi g. Pelaksanaan uji tulis diawasi pelaksanaannya oleh Tim Pengawas serta tim monitoring dan pelaksanaan uji praktek diawasi oleh tim monitoring. Laporan tim pengawas dan tim monitoring dilaporkan ke LSP Bidang Keteknisian Medik pada hari yang sama pada pelaksanaan kegiatan asesmen dilakukan. h. Asesor menyerahkan dokumen penilaian asesmen kompetensi ke Bidang Keteknisian Medik melalui staf administrasi 1.1 paling lambat 20 (dua puluh) hari kerja dari pelaksanaan asesmen untuk ditindaklanjuti dalam proses keputusan sertifikasi yang dirumuskan oleh 3 (tiga) koordinator Bidang Keteknisian Medik dan hasil rumusan diajukan ke Kepala Bidang Keteknisian Medik untuk ditetapkan keputusan sertifikasi yang diujikan. Proses ini dilakukan selama 7 (tujuh) hari kerja setelah berkas penilaian asesmen dan rekomendasi asesor diterima.
Skema Sertifikasi Refraksionis Optisien – LSP Bidang Keteknisian Medik
15
i.
Keputusan dinyatakan asesi kompeten diajukan untuk dikeluarkannya sertifikat kompetensi dengan ruang lingkup yang diajukan paling lambat sertifikat terbit 7 (tujuh) hari setelah keputusan Kepala Bidang Keteknisian Medik dikeluarkan. Apabila asesi dinyatakan tidak kompeten, dikeluarkan surat pernyataan keputusan paling lambat 7 (tujuh) hari setelah ada keputusan Kepala Bidang Keteknisian Medik untuk ditindaklanjuti perbaikan kompetensi melalui pelatihan ataupun bimbingan dengan ruang lingkup kompetensi yang diujikan dan dapat mengajukan kembali paling lambat 90 (sembilan puluh) hari kerja setelah surat keputusan dikeluarkan dan tidak dikenakan biaya. Apabila dalam 90 (sembilan puluh) hari kerja tidak ada perbaikan dan pengajuan kembali diputuskan bahwa asesi tersebut tidak kompeten dan jika permohonan diajukan kembali pemohon dikenakan biaya permohonan sesuai dengan standar pembiayaan LSP Bidang Keteknisian Medik yang ditetapkan
B. SERTIFIKASI ULANG a. Pemohon mengajukan permohonan sertifikasi ulang ke LSP Bidang Keteknisian Medik paling lambat minimal 90 (sembilan puluh) hari kerja sebelum masa sertifikat kompetensi habis dengan mengisi secara lengkap dan benar formulir permohonan sertifikasi kompetensi, formulir skema sertifikasi, formulir persetujuan asesmen, formulir penilaian mandiri serta syarat dan ketentuan LSP Bidang Keteknisian Medik yang telah dipahami dan ditandatangani pemohon. Dokumen permohonan wajib melampirkan: sertifikat kompetensi lama, logbook ruang lingkup kompetensi yang diajukan selama minimal 3 (tiga) bulan terakhir, bukti pengiriman logbook setiap 1 (satu) tahun sekali yang dikirimkan ke LSP Bidang Keteknisian Medik selama sertifikat kompetensi berlaku dan bukti pembayaran permohonan sertifikasi. Pemohon akan diberikan informasi syarat dan ketentuan LSP Bidang Keteknisian Medik ditandatangani oleh pemohon dan pemberi informasi b. Staf Administrasi 2.1 melakukan verifikasi kelengkapan dokumen permohonan paling lama 3 (tiga) hari kerja dari permohonan masuk, apabila dokumen sudah lengkap staf administrasi 2.1, menyerahkan dokumen kelengkapan dan data pendukung ke Koordinator Pengembangan Profesi Dan Okupasi untuk dilakukan analisis konflik ketidakberpihakkan sesuai dengan ruang lingkup sertifikasi kompetensi menggunakan formulir penilaian konflik ketidakberpihakan yang ditandatangani oleh Koordinator Pengembangan Profesi dan Okupasi serta Kepala LSP Bidang Keteknisian Medik dengan proses paling lama 6 (enam) hari kerja setelah administrasi 2.1 menyerahkan dokumen pemohon yang lengkap ke Koordinator Pengembangan Profesi dan Okupasi. Apabila dokumen tidak lengkap, dokumen pemohon dikembalikan ke pemohon untuk dilengkapi dan respon time pelayanan permohonan diperhitungkan kembali pada saat dokumen pemohon dikembalikan dan lengkap. Prosedur penilaian konflik ketidakberpihakkan dijelaskan lebih lanjut didalam prosedur ketidakberpihakkan. c. Dokumen pada poin a dan b setelah lengkap dan benar diserahkan kembali ke administrasi 2.1 untuk penentuan dan dibuatkan jadwal asesmen kompetensi. Jadwal asesmen ditandatangani oleh Staf
Skema Sertifikasi Refraksionis Optisien – LSP Bidang Keteknisian Medik
16
administrasi 2.1 dan Koordinator Pengembangan Profesi dan Okupasi, dikeluarkan paling lama 7 (tujuh) hari kerja terhitung poin a dan b dilakukan. Pelaksanaan uji kompetensi dilakukan setelah 15 (lima belas) hari kerja dari dikeluarkannya jadwal d. Staf administrasi 2.1 menyerahkan dokumen poin a, b, c ke staf administrasi 2.2 untuk dibuatkan konsep surat tugas asesor yang akan diusulkan ke Kepala Bidang Keteknisian Medik. Konsep surat tugas diparaf oleh Koordinator Pengembangan profesi dan okupasi dan diajukan ke Kepala Bidang Keteknisian Medik melalui staf administrasi 1.1. Surat tugas asesor diproses dan dikeluarkan paling lama 3 (tiga) hari kerja. e. Dokumen a-d, diserahkan ke koordinator 1.1 untuk diinventarisir dan diserahkan ke asesor yang terkait. Dokumen ini diterima paling lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah surat tugas dikeluarkan. f. Asesor melakukan penilaian asesmen kompetensi yang disesuaikan dengan metode penilaian asesemen berdasarkan skema kompetensi sampai dikeluarkannya rekomendasi paling lama prosesnya berlangsung 20 (dua puluh) hari kerja dari proses penilaian asesmen mulai dilaksanakan. Penilaian uji tulis dinilai jumlah benar soal yang diujikan menggunakan formulir perangkat asesmen pertanyaan tertulis dan lembar jawaban, sedangkan uji praktek dinilai pada tingkat kemampuan dari tingkat penilaian kompetensi 1 sampai dengan 5 dengan menggunakan formulir perangkat asesmen praktek, yaitu : 1. Penilaian 1 Tahu (Knowledge) yaitu Tingkatan Kemampuan seseorang untuk mengetahui dan mengingat tentang sesuatu pekerjaan, tetapi tidak bisa menjelaskan kepada orang lain tentang apa yang diketahuinya tersebut. Pengetahuannya hanya tahu untuk diri sendiri 2. Penilaian 2 Mengerti (Understand) adalah Kemampuan untuk menerjemahkan atau menginterpretasikan informasi. Pada level ini, seseorang sudah tahu tentang suatu pekerjaan tertentu dan bisa menjelaskan kepada orang lain tentang segala sesuatu dari apa yang diketahuinya tersebut, akan tetapi belum bisa melakukan pekerjaan tersebut dengan baik 3. Penilaian 3 Bisa (Application) adalah Kemampuan untuk mengaplikasikan informasi yang telah diketahui dan dipahaminya. Pada level ini, seseorang sudah memahami tentang suatu pekerjaan tertentu dan bisa menjelaskan kepada orang lain tentang segala sesuatu apa yang diketahuinya dan ia bisa melakukan pekerjaan tersebut dengan baik 4. Penilaian 4 Analisis (Analysis) adalah Kemampuan untuk memahami informasi ketingkat analisis dan bisa menjelaskan bagaimana semua itu bisa bekerja secara bersamaan. Pada level ini seseorang sudah memahami tentang suatu pekerjaan tertentu dan bisa menjelaskan kepada orang lain tentang segala sesuatu dari apa yang diketahuinya tersebut dan bisa melakukan pekerjaan tersebut dengan baik dan ia bisa menganalisis serta mengatasi segala permasalahan yang muncul yang berkaitan dengan pekerjaan
Skema Sertifikasi Refraksionis Optisien – LSP Bidang Keteknisian Medik
17
5.
tersebut, akan tetapi ia belum bisa memberikan pelatihan tentang pekerjaan atau keahlian dari pekerjaannya tersebut kepada orang lain Penilaian 5 Sintesa adalah Kemampuan untuk memahami informasi ketingkat analisis dan bisa menjelaskan bagaimana semua itu bisa bekerja secara bersamaan. Pada level ini seseorang sudah memahami tentang suatu pekerjaan tertentu dan bisa menjelaskan kepada orang lain tentang segala sesuatu dari apa yang diketahuinya tersebut dan bisa melakukan pekerjaan tersebut dengan baik dan ia bisa menganalisis serta mengatasi segala permasalahan yang muncul yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut, serta bisa memberikan pelatihan tentang pekerjaan atau keahlian dari pekerjaannya tersebut kepada orang lain Penilaian uji tulis dinilai sebesar 40% dari jumlah poin yang benar dibagi dari jumlah seluruh soal uji tulis yang ada dikali 100 dan untuk uji praktek dinilai 60% dari jumlah penilaian yang ada dibagi jumlah standar nilai minimal pencapaian kompetensi dikali 100. Standar pencapaian pada asesmen ulang periode kedua minimal penilaian kompetensinya 3 (tiga) pada setiap kriteria unjuk kerja skema kompetensi, sertifikasi ulang periode ketiga - keempat minimal penilaian pencapaian kompetensinya 4 (empat) pada kriteria unjuk kerja skema kompetensi dan sedangkan sertifikasi ulang periode kelima sampai seterusnya minimal penilaian pencapaian kompetensinya 5 (lima) pada kriteria unjuk kerja skema kompetensi.
g.
Pelaksanaan uji tulis diawasi pelaksanaannya oleh Tim Pengawas serta tim monitoring dan pelaksanaan uji praktek diawasi oleh tim monitoring. Laporan tim pengawas dan tim monitoring dilaporkan ke LSP Bidang Keteknisian Medik pada hari yang sama pada pelaksanaan kegiatan asesmen dilakukan. h. Asesor menyerahkan dokumen penilaian asesmen kompetensi ke Bidang Keteknisian Medik melalui staf administrasi 1.1 untuk ditindaklanjuti dalam proses keputusan sertifikasi yang dirumuskan oleh 3 (tiga) koordinator Bidang Keteknisian Medik dan hasil rumusan diajukan ke Kepala Bidang Keteknisian Medik untuk ditetapkan keputusan sertifikasi yang diujikan. Proses ini dilakukan selama 7 (tujuh) hari kerja setelah berkas penilaian asesmen dan rekomendasi asesor diterima. i. Keputusan dinyatakan asesi kompeten diajukan untuk dikeluarkannya sertifikat kompetensi dengan ruang lingkup yang diajukan paling lambat sertifikat terbit 7 (tujuh) hari setelah keputusan Kepala Bidang Keteknisian Medik dikeluarkan. Apabila asesi dinyatakan tidak kompeten, dikeluarkan surat pernyataan keputusan paling lambat 7 (tujuh) hari setelah ada keputusan Kepala Bidang Keteknisian Medik untuk ditindaklanjuti perbaikan kompetensi melalui pelatihan ataupun bimbingan dengan ruang lingkup kompetensi yang diujikan dan dapat mengajukan kembali paling lambat 90 (sembilan puluh) hari kerja setelah surat keputusan dikeluarkan dan tidak dikenakan biaya. Apabila dalam 90 (sembilan puluh) hari kerja tidak ada perbaikan dan pengajuan kembali diputuskan bahwa asesi tersebut tidak kompeten
Skema Sertifikasi Refraksionis Optisien – LSP Bidang Keteknisian Medik
18
dan jika permohonan diajukan kembali pemohon dikenakan biaya permohonan sesuai dengan standar pembiayaan LSP Bidang Keteknisian Medik yang ditetapkan C. PERLUASAN, PENGURANGAN PEMBEKUAN DAN PENCABUTAN SERTIFIKASI C.1
PERLUASAN SERTIFIKASI a. Pemohon dapat mengajukan permohonan sertifikasi perluasan dengan ketentuan minimal paling sedikit dalam jangka 1 (satu) tahun setelah sertifikat terakhir dikeluarkan oleh LSP Bidang Keteknisian Medik dan pengajuan perluasan dapat dilakukan bersamaan dengan pengajuan sertifikasi ulang b. Pengajuan perluasan skema sertifikasi tahapannya sesuai dengan proses sertifikasi awal c. Permohonan perluasan sertifikasi harus melampirkan logbook ruang lingkup perluasan sertifikasi yang diajukan d. Pembiayaan perluasan skema sertifikasi dibebankan diluar sertifikasi ulang apabila pengajuan permohonannya bersamaan.
C. 2
PENGURANGAN, PEMBEKUAN DAN PENCABUTAN SERTIFIKASI a.
b.
Tenaga Kesehatan yang telah disertifikasi dapat dikenakan pengurangan dan pencabutan sertifikasi apabila : 1. Dari hasil surveilan menunjukkan bahwa kesesuaian kompetensi terhadap skema kompetensi yang diacu tidak dapat dipertahankan dan ketidaksesuaian yang terjadi tidak dapat diatasi dalam jangka waktu yang ditentukan. 2. Atas keinginan sendiri secara tertulis Apabila tidak ada perbaikan yang dipenuhi selama 3 (tiga) bulan dari ditemukannya dan atau dilaporkannya ketidaksesuaian kompetensi dengan sertifikasi kompetensi yang telah diperolehnya maka Kepala Bidang Keteknisian Medik dapat menetapkan pembekuan sertifikat, dan apabila hasil dari keputusan tidak termasuk dalam moral hazard dan ada perbaikan dengan melampirkan bukti minimal 3 (tiga) bulan dari dibekukannya sertifikat tersebut, dapat diusulkan kembali dengan hasil penilaian sesuai sertifikat sebelumnya tetap ataupun berkurang sertifikasinya sesuai dengan penilaian asesmen dan apabila hasil keputusan terkandung moral hazard yang bersangkutan ditetapkan pencabutan sertifikasi dan tidak dapat mengusulkan kembali dengan ruang lingkup sertifikasi tersebut dan yang bersangkutan tidak boleh menggunakan semua acuan berkenaan dengan status sertifikasi.
Skema Sertifikasi Refraksionis Optisien – LSP Bidang Keteknisian Medik
19
7. MASA BERLAKU DAN PEMANTAUAN SERTIFIKASI TENAGA KESEHATAN Periode (masa berlaku) sertifikat Tenaga Kesehatan adalah 3 (tiga) tahun. Setelah periode tersebut, Tenaga Kesehatan diharuskan melakukan sertifikasi ulang kepada LSP BIDANG KETEKNISIAN MEDIK. Monitoring bertujuan untuk mengawasi dan memastikan bahwa pelaksanaan uji kompetensi telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh LSP BIDANG KETEKNISIAN MEDIK. Monitoring terhadap Tenaga Kesehatan dilakukan setiap setahun sekali tenaga kesehatan melaporkan kegiatan sesuai dengan ruang lingkup sertifikasi yang dilaporkan ke LSP Bidang Keteknisian Medik.
Skema Sertifikasi Refraksionis Optisien – LSP Bidang Keteknisian Medik
20
KODE UNIT
: BKM01/RO-3/2009/Rev-001
JUDUL UNIT
: Pelayanan Optisi
DESKRIPSI UNIT
: Kompetensi ini mempersyaratkan pengetahuan, keterampilan dan sikap Refraksionis Optisien dalam melakukan penerjemahan resep dan pemilihan kacamata, prosesing dan dispensing kacamata serta edukasi pemakai kacamata
Elemen Kompetensi 1. Melakukan penerjemahan resep dan pemilihan kacamata
1.1
1.2 1.3 1.4
2. Melakukan prosesing dan dispensing kacamata
1.5 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5
3. Melakukan edukasi pemakai kacamata
3.1 3.2 3.3 3.4
Kriteria Unjuk Kerja Prosedur penerjemahan resep dan pemilihan kacamata dapat dijelaskan dengan tepat Resep kacamata diterjemahkan dengan tepat Bingkai kacamata dipilih sesuai dengan estetika dan kebutuhan Lensa kacamata dipilih sesuai dengan kebutuhan Kacamata dipesan dengan tepat Prosedur prosesing dan dispensing dijelaskan dengan tepat Pemotongan lensa kacamata dilakukan dengan tepat Pengecekan lensa kacamata hasil pemotongan dilakukan dengan tepat Penyetelan kacamata standar dilakukan dengan tepat Penyetelan kacamata ke wajah pasien dilakukan sesuai kebutuhan Prosedur edukasi pemakai kacamata dijelaskan dengan tepat Edukasi tentang fungsi kacamata dilakukan dengan tepat Edukasi tentang adaptasi pemakaian kacamata dilakukan dengan tepat Edukasi tentang perawatan kacamata dilakukan dengan tepat
Metode Penilaian Pertanyaan tertulis Role play
Pertanyaan tertulis Role play
Pertanyaan tertulis Role play
BATASAN VARIABLE 1. KONTEKS VARIABLE Unit ini merupakan unjuk kemampuan untuk melakukan penerjemahan resep dan pemilihan kacamata, prosesing dan dispensing kacamata serta edukasi pemakai kacamata. 2. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN Ruangan pamer Seperangkat tang Seperangkat obeng Pemanas bingkai kacamata Senter
Skema Sertifikasi Refraksionis Optisien – LSP Bidang Keteknisian Medik
21
Cermin Lenso Meter Spidol Lampu (pencahayaan) Alat dokumentansi
3. PERATURAN YANG DIPERLUKAN Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan Undang-undang Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan Peraturan Pemerintah tahun 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan Republik Indonesia Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 572/MENKES/SK/VI/2008 tentang Standar Profesi Refraksionis Optisien Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan Refraksionis Optisien dan Optometris Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2015 tentang Stándar Pelayanan Refraksi Optisi/Optometri Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 572/MENKES/SK/VI/2008 tentang Standar Profesi Refraksionis Optisien Standar Pelayanan Refraksionis Optisien RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo PANDUAN PENILAIAN 1. PROSEDUR PENILAIAN Unit ini dapat dinilai pada lingkungan tempat bekerja dengan metode yang sesuai dengan uji tulis dan praktek , Penilaian kompetensi terdiri dari penilaian uji tulis 40% dan uji praktek 60%. Uji tulis berupa pilihan ganda dan atau essay sedangkan uji praktek menggunakan acuan kriteria unjuk kerja dari elemen kompetensi dengan menggunakan metode tertentu. Standar penilaian kesesuaian kompetensi minimal mencapai nilai 70 dari uji tulis dan uji praktek. 2. PERSYARATAN KOMPETENSI Lulus pendidikan D3 Refraksionis Optisien Lulus uji kompetensi Unit 1 dan 2 Telah melakukan penerjemahan resep dan pemilihan kacamata, prosesing dan dispensing kacamata serta edukasi pemakai kacamataminimal 50 kali dengan verifikasi dari pihak terkait. Pelatihan pelayanan optisi Sehat jasmani 3. PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN YANG DIPERLUKAN Fisika Optik Umum Fisika Optik Oculer Anatomi dan Fisiologi Mata Fisiologi Penglihatan dan Persepsi Pelayanan lensa optisi 4. SIKAP KERJA YANG DIPERLUKAN Mengikuti SOP atau IK dan etika profesi 5. ASPEK KRITIS Mampu melakukan penerjemahan resep dan pemilihan kacamata, prosesing dan dispensing kacamata serta edukasi pemakai kacamata
Skema Sertifikasi Refraksionis Optisien – LSP Bidang Keteknisian Medik
22
6. TAHAPAN SERTIFIKASI A. SERTIFIKASI AWAL a. Pemohon mengajukan permohonan sertifikasi ke LSP Bidang Keteknisian Medik dengan mengisi secara lengkap dan benar formulir permohonan sertifikasi kompetensi,formulir skema sertifikasi, formulir persetujuan asesmen, formulir penilaian mandiri serta syarat dan ketentuan LSP Bidang Keteknisian Medik yang telah dipahami dan ditandatangani pemohon. Dokumen permohonan wajib melampirkan: fotocopy ijazah, fotocopy KTP, logbook ruang lingkup kompetensi yang diajukan selama minimal 3 (tiga) bulan terakhir, Foto 4x6 sebanyak 2 lembar berlatar belakang berwarna merah, sertifikat pelatihan dengan ruang lingkup kompetensi yang diajukan, surat keterangan bekerja bagi yang sudah bekerja dan bukti pembayaran permohonan sertifikasi. Pemohon akan diberikan informasi syarat dan ketentuan LSP Bidang Keteknisian Medik ditandatangani oleh pemohon dan pemberi informasi b. Staf Administrasi 2.1 melakukan verifikasi kelengkapan dokumen permohonan paling lama 3 (tiga) hari kerja dari permohonan masuk, apabila dokumen sudah lengkap staf administrasi 2.1, menyerahkan dokumen kelengkapan dan data pendukung ke Koordinator Pengembangan Profesi Dan Okupasi untuk dilakukan analisis konflik ketidakberpihakkan sesuai dengan ruang lingkup sertifikasi kompetensi menggunakan formulir penilaian konflik ketidakberpihakan yang ditandatangani oleh Koordinator Pengembangan Profesi dan Okupasi serta Kepala LSP Bidang Keteknisian Medik dengan proses paling lama 6 (enam) hari kerja setelah administrasi 2.1 menyerahkan dokumen pemohon yang lengkap ke Koordinator Pengembangan Profesi dan Okupasi. Apabila dokumen tidak lengkap, dokumen pemohon dikembalikan ke pemohon untuk dilengkapi dan respon time pelayanan permohonan diperhitungkan kembali pada saat dokumen pemohon dikembalikan dan lengkap. Prosedur penilaian konflik ketidakberpihakkan dijelaskan lebih lanjut didalam prosedur ketidakberpihakkan. c. Dokumen pada poin a dan b setelah lengkap dan benar diserahkan kembali ke administrasi 2.1 untuk penentuan dan dibuatkan jadwal asesmen kompetensi. Jadwal asesmen ditandatangani oleh Staf administrasi 2.1 dan Koordinator Pengembangan Profesi dan Okupasi, dikeluarkan paling lama 7 (tujuh) hari kerja terhitung poin a dan b dilakukan. Pelaksanaan uji kompetensi dilakukan setelah 15 (lima belas) hari kerja dari dikeluarkannya jadwal d. Staf administrasi 2.1 menyerahkan dokumen poin a, b, c ke staf administrasi 2.2 untuk dibuatkan konsep surat tugas asesor yang akan diusulkan ke Kepala Bidang Keteknisian Medik. Konsep surat tugas diparaf oleh Koordinator Pengembangan profesi dan okupasi dan diajukan ke Kepala Bidang Keteknisian Medik melalui staf administrasi 1.1. Surat tugas asesor diproses dan dikeluarkan paling lama 3 (tiga) hari kerja. e. Dokumen a-d, diserahkan ke koordinator 1.1 untuk diinventarisir dan diserahkan ke asesor yang terkait. Dokumen ini diterima paling lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah surat tugas dikeluarkan.
Skema Sertifikasi Refraksionis Optisien – LSP Bidang Keteknisian Medik
23
f.
Asesor melakukan penilaian asesmen kompetensi yang disesuaikan dengan metode penilaian asesemen berdasarkan skema kompetensi sampai dikeluarkannya rekomendasi paling lama prosesnya berlangsung 20 (dua puluh) hari kerja dari proses penilaian asesmen mulai dilaksanakan. Penilaian uji tulis dinilai jumlah benar soal yang diujikan menggunakan formulir perangkat asesmen pertanyaan tertulis dan lembar jawaban, sedangkan uji praktek dinilai pada tingkat kemampuan dari tingkat penilaian kompetensi 1 sampai dengan 5 dengan menggunakan formulir perangkat asesmen praktek, yaitu : 1. Penilaian 1 Tahu (Knowledge) yaitu Tingkatan Kemampuan seseorang untuk mengetahui dan mengingat tentang sesuatu pekerjaan, tetapi tidak bisa menjelaskan kepada orang lain tentang apa yang diketahuinya tersebut. Pengetahuannya hanya tahu untuk diri sendiri 2. Penilaian 2 Mengerti (Understand) adalah Kemampuan untuk menerjemahkan atau menginterpretasikan informasi. Pada level ini, seseorang sudah tahu tentang suatu pekerjaan tertentu dan bisa menjelaskan kepada orang lain tentang segala sesuatu dari apa yang diketahuinya tersebut, akan tetapi belum bisa melakukan pekerjaan tersebut dengan baik 3. Penilaian 3 Bisa (Application) adalah Kemampuan untuk mengaplikasikan informasi yang telah diketahui dan dipahaminya. Pada level ini, seseorang sudah memahami tentang suatu pekerjaan tertentu dan bisa menjelaskan kepada orang lain tentang segala sesuatu apa yang diketahuinya dan ia bisa melakukan pekerjaan tersebut dengan baik 4. Penilaian 4 Analisis (Analysis) adalah Kemampuan untuk memahami informasi ketingkat analisis dan bisa menjelaskan bagaimana semua itu bisa bekerja secara bersamaan. Pada level ini seseorang sudah memahami tentang suatu pekerjaan tertentu dan bisa menjelaskan kepada orang lain tentang segala sesuatu dari apa yang diketahuinya tersebut dan bisa melakukan pekerjaan tersebut dengan baik dan ia bisa menganalisis serta mengatasi segala permasalahan yang muncul yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut, akan tetapi ia belum bisa memberikan pelatihan tentang pekerjaan atau keahlian dari pekerjaannya tersebut kepada orang lain 5. Penilaian 5 Sintesa adalah Kemampuan untuk memahami informasi ketingkat analisis dan bisa menjelaskan bagaimana semua itu bisa bekerja secara bersamaan. Pada level ini seseorang sudah memahami tentang suatu pekerjaan tertentu dan bisa menjelaskan kepada orang lain tentang segala sesuatu dari apa yang diketahuinya tersebut dan bisa melakukan pekerjaan tersebut dengan baik dan ia bisa menganalisis serta mengatasi segala permasalahan yang muncul yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut, serta bisa memberikan pelatihan tentang pekerjaan atau keahlian dari pekerjaannya tersebut kepada orang lain
Skema Sertifikasi Refraksionis Optisien – LSP Bidang Keteknisian Medik
24
Penilaian uji tulis dinilai sebesar 40% dari jumlah poin yang benar dibagi dari jumlah seluruh soal uji tulis yang ada dikali 100 dan untuk uji praktek dinilai 60% dari jumlah penilaian yang ada dibagi jumlah standar nilai minimal pencapaian kompetensi dikali 100. Standar pencapaian pada asesmen awal minimal penilaian kompetensinya 3 (tiga) pada setiap kriteria unjuk kerja skema kompetensi g. Pelaksanaan uji tulis diawasi pelaksanaannya oleh Tim Pengawas serta tim monitoring dan pelaksanaan uji praktek diawasi oleh tim monitoring. Laporan tim pengawas dan tim monitoring dilaporkan ke LSP Bidang Keteknisian Medik pada hari yang sama pada pelaksanaan kegiatan asesmen dilakukan. h. Asesor menyerahkan dokumen penilaian asesmen kompetensi ke Bidang Keteknisian Medik melalui staf administrasi 1.1 paling lambat 20 (dua puluh) hari kerja dari pelaksanaan asesmen untuk ditindaklanjuti dalam proses keputusan sertifikasi yang dirumuskan oleh 3 (tiga) koordinator Bidang Keteknisian Medik dan hasil rumusan diajukan ke Kepala Bidang Keteknisian Medik untuk ditetapkan keputusan sertifikasi yang diujikan. Proses ini dilakukan selama 7 (tujuh) hari kerja setelah berkas penilaian asesmen dan rekomendasi asesor diterima. i. Keputusan dinyatakan asesi kompeten diajukan untuk dikeluarkannya sertifikat kompetensi dengan ruang lingkup yang diajukan paling lambat sertifikat terbit 7 (tujuh) hari setelah keputusan Kepala Bidang Keteknisian Medik dikeluarkan. Apabila asesi dinyatakan tidak kompeten, dikeluarkan surat pernyataan keputusan paling lambat 7 (tujuh) hari setelah ada keputusan Kepala Bidang Keteknisian Medik untuk ditindaklanjuti perbaikan kompetensi melalui pelatihan ataupun bimbingan dengan ruang lingkup kompetensi yang diujikan dan dapat mengajukan kembali paling lambat 90 (sembilan puluh) hari kerja setelah surat keputusan dikeluarkan dan tidak dikenakan biaya. Apabila dalam 90 (sembilan puluh) hari kerja tidak ada perbaikan dan pengajuan kembali diputuskan bahwa asesi tersebut tidak kompeten dan jika permohonan diajukan kembali pemohon dikenakan biaya permohonan sesuai dengan standar pembiayaan LSP Bidang Keteknisian Medik yang ditetapkan B. SERTIFIKASI ULANG a. Pemohon mengajukan permohonan sertifikasi ulang ke LSP Bidang Keteknisian Medik paling lambat minimal 90 (sembilan puluh) hari kerja sebelum masa sertifikat kompetensi habis dengan mengisi secara lengkap dan benar formulir permohonan sertifikasi kompetensi, formulir skema sertifikasi, formulir persetujuan asesmen, formulir penilaian mandiri serta syarat dan ketentuan LSP Bidang Keteknisian Medik yang telah dipahami dan ditandatangani pemohon. Dokumen permohonan wajib melampirkan: sertifikat kompetensi lama, logbook ruang lingkup kompetensi yang diajukan selama minimal 3 (tiga) bulan terakhir, bukti pengiriman logbook setiap 1 (satu) tahun sekali yang dikirimkan ke LSP Bidang Keteknisian Medik selama sertifikat kompetensi berlaku dan bukti pembayaran permohonan sertifikasi. Pemohon akan diberikan informasi syarat dan ketentuan LSP Bidang Keteknisian Medik ditandatangani oleh pemohon dan pemberi informasi
Skema Sertifikasi Refraksionis Optisien – LSP Bidang Keteknisian Medik
25
b. Staf Administrasi 2.1 melakukan verifikasi kelengkapan dokumen permohonan paling lama 3 (tiga) hari kerja dari permohonan masuk, apabila dokumen sudah lengkap staf administrasi 2.1, menyerahkan dokumen kelengkapan dan data pendukung ke Koordinator Pengembangan Profesi Dan Okupasi untuk dilakukan analisis konflik ketidakberpihakkan sesuai dengan ruang lingkup sertifikasi kompetensi menggunakan formulir penilaian konflik ketidakberpihakan yang ditandatangani oleh Koordinator Pengembangan Profesi dan Okupasi serta Kepala LSP Bidang Keteknisian Medik dengan proses paling lama 6 (enam) hari kerja setelah administrasi 2.1 menyerahkan dokumen pemohon yang lengkap ke Koordinator Pengembangan Profesi dan Okupasi. Apabila dokumen tidak lengkap, dokumen pemohon dikembalikan ke pemohon untuk dilengkapi dan respon time pelayanan permohonan diperhitungkan kembali pada saat dokumen pemohon dikembalikan dan lengkap. Prosedur penilaian konflik ketidakberpihakkan dijelaskan lebih lanjut didalam prosedur ketidakberpihakkan. c. Dokumen pada poin a dan b setelah lengkap dan benar diserahkan kembali ke administrasi 2.1 untuk penentuan dan dibuatkan jadwal asesmen kompetensi. Jadwal asesmen ditandatangani oleh Staf administrasi 2.1 dan Koordinator Pengembangan Profesi dan Okupasi, dikeluarkan paling lama 7 (tujuh) hari kerja terhitung poin a dan b dilakukan. Pelaksanaan uji kompetensi dilakukan setelah 15 (lima belas) hari kerja dari dikeluarkannya jadwal d. Staf administrasi 2.1 menyerahkan dokumen poin a, b, c ke staf administrasi 2.2 untuk dibuatkan konsep surat tugas asesor yang akan diusulkan ke Kepala Bidang Keteknisian Medik. Konsep surat tugas diparaf oleh Koordinator Pengembangan profesi dan okupasi dan diajukan ke Kepala Bidang Keteknisian Medik melalui staf administrasi 1.1. Surat tugas asesor diproses dan dikeluarkan paling lama 3 (tiga) hari kerja. e. Dokumen a-d, diserahkan ke koordinator 1.1 untuk diinventarisir dan diserahkan ke asesor yang terkait. Dokumen ini diterima paling lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah surat tugas dikeluarkan. f. Asesor melakukan penilaian asesmen kompetensi yang disesuaikan dengan metode penilaian asesemen berdasarkan skema kompetensi sampai dikeluarkannya rekomendasi paling lama prosesnya berlangsung 20 (dua puluh) hari kerja dari proses penilaian asesmen mulai dilaksanakan. Penilaian uji tulis dinilai jumlah benar soal yang diujikan menggunakan formulir perangkat asesmen pertanyaan tertulis dan lembar jawaban, sedangkan uji praktek dinilai pada tingkat kemampuan dari tingkat penilaian kompetensi 1 sampai dengan 5 dengan menggunakan formulir perangkat asesmen praktek, yaitu : 1. Penilaian 1 Tahu (Knowledge) yaitu Tingkatan Kemampuan seseorang untuk mengetahui dan mengingat tentang sesuatu pekerjaan, tetapi tidak bisa menjelaskan kepada orang lain tentang apa yang diketahuinya tersebut. Pengetahuannya hanya tahu untuk diri sendiri
Skema Sertifikasi Refraksionis Optisien – LSP Bidang Keteknisian Medik
26
2.
3.
4.
5.
Penilaian 2 Mengerti (Understand) adalah Kemampuan untuk menerjemahkan atau menginterpretasikan informasi. Pada level ini, seseorang sudah tahu tentang suatu pekerjaan tertentu dan bisa menjelaskan kepada orang lain tentang segala sesuatu dari apa yang diketahuinya tersebut, akan tetapi belum bisa melakukan pekerjaan tersebut dengan baik Penilaian 3 Bisa (Application) adalah Kemampuan untuk mengaplikasikan informasi yang telah diketahui dan dipahaminya. Pada level ini, seseorang sudah memahami tentang suatu pekerjaan tertentu dan bisa menjelaskan kepada orang lain tentang segala sesuatu apa yang diketahuinya dan ia bisa melakukan pekerjaan tersebut dengan baik Penilaian 4 Analisis (Analysis) adalah Kemampuan untuk memahami informasi ketingkat analisis dan bisa menjelaskan bagaimana semua itu bisa bekerja secara bersamaan. Pada level ini seseorang sudah memahami tentang suatu pekerjaan tertentu dan bisa menjelaskan kepada orang lain tentang segala sesuatu dari apa yang diketahuinya tersebut dan bisa melakukan pekerjaan tersebut dengan baik dan ia bisa menganalisis serta mengatasi segala permasalahan yang muncul yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut, akan tetapi ia belum bisa memberikan pelatihan tentang pekerjaan atau keahlian dari pekerjaannya tersebut kepada orang lain Penilaian 5 Sintesa adalah Kemampuan untuk memahami informasi ketingkat analisis dan bisa menjelaskan bagaimana semua itu bisa bekerja secara bersamaan. Pada level ini seseorang sudah memahami tentang suatu pekerjaan tertentu dan bisa menjelaskan kepada orang lain tentang segala sesuatu dari apa yang diketahuinya tersebut dan bisa melakukan pekerjaan tersebut dengan baik dan ia bisa menganalisis serta mengatasi segala permasalahan yang muncul yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut, serta bisa memberikan pelatihan tentang pekerjaan atau keahlian dari pekerjaannya tersebut kepada orang lain Penilaian uji tulis dinilai sebesar 40% dari jumlah poin yang benar dibagi dari jumlah seluruh soal uji tulis yang ada dikali 100 dan untuk uji praktek dinilai 60% dari jumlah penilaian yang ada dibagi jumlah standar nilai minimal pencapaian kompetensi dikali 100. Standar pencapaian pada asesmen ulang periode kedua minimal penilaian kompetensinya 3 (tiga) pada setiap kriteria unjuk kerja skema kompetensi, sertifikasi ulang periode ketiga - keempat minimal penilaian pencapaian kompetensinya 4 (empat) pada kriteria unjuk kerja skema kompetensi dan sedangkan sertifikasi ulang periode kelima sampai seterusnya minimal penilaian pencapaian kompetensinya 5 (lima) pada kriteria unjuk kerja skema kompetensi.
Skema Sertifikasi Refraksionis Optisien – LSP Bidang Keteknisian Medik
27
g.
Pelaksanaan uji tulis diawasi pelaksanaannya oleh Tim Pengawas serta tim monitoring dan pelaksanaan uji praktek diawasi oleh tim monitoring. Laporan tim pengawas dan tim monitoring dilaporkan ke LSP Bidang Keteknisian Medik pada hari yang sama pada pelaksanaan kegiatan asesmen dilakukan. h. Asesor menyerahkan dokumen penilaian asesmen kompetensi ke Bidang Keteknisian Medik melalui staf administrasi 1.1 untuk ditindaklanjuti dalam proses keputusan sertifikasi yang dirumuskan oleh 3 (tiga) koordinator Bidang Keteknisian Medik dan hasil rumusan diajukan ke Kepala Bidang Keteknisian Medik untuk ditetapkan keputusan sertifikasi yang diujikan. Proses ini dilakukan selama 7 (tujuh) hari kerja setelah berkas penilaian asesmen dan rekomendasi asesor diterima. i. Keputusan dinyatakan asesi kompeten diajukan untuk dikeluarkannya sertifikat kompetensi dengan ruang lingkup yang diajukan paling lambat sertifikat terbit 7 (tujuh) hari setelah keputusan Kepala Bidang Keteknisian Medik dikeluarkan. Apabila asesi dinyatakan tidak kompeten, dikeluarkan surat pernyataan keputusan paling lambat 7 (tujuh) hari setelah ada keputusan Kepala Bidang Keteknisian Medik untuk ditindaklanjuti perbaikan kompetensi melalui pelatihan ataupun bimbingan dengan ruang lingkup kompetensi yang diujikan dan dapat mengajukan kembali paling lambat 90 (sembilan puluh) hari kerja setelah surat keputusan dikeluarkan dan tidak dikenakan biaya. Apabila dalam 90 (sembilan puluh) hari kerja tidak ada perbaikan dan pengajuan kembali diputuskan bahwa asesi tersebut tidak kompeten dan jika permohonan diajukan kembali pemohon dikenakan biaya permohonan sesuai dengan standar pembiayaan LSP Bidang Keteknisian Medik yang ditetapkan C. PERLUASAN, PENGURANGAN PEMBEKUAN DAN PENCABUTAN SERTIFIKASI C.1
PERLUASAN SERTIFIKASI a. Pemohon dapat mengajukan permohonan sertifikasi perluasan dengan ketentuan minimal paling sedikit dalam jangka 1 (satu) tahun setelah sertifikat terakhir dikeluarkan oleh LSP Bidang Keteknisian Medik dan pengajuan perluasan dapat dilakukan bersamaan dengan pengajuan sertifikasi ulang b. Pengajuan perluasan skema sertifikasi tahapannya sesuai dengan proses sertifikasi awal c. Permohonan perluasan sertifikasi harus melampirkan logbook ruang lingkup perluasan sertifikasi yang diajukan d. Pembiayaan perluasan skema sertifikasi dibebankan diluar sertifikasi ulang apabila pengajuan permohonannya bersamaan.
C. 2
PENGURANGAN, PEMBEKUAN DAN PENCABUTAN SERTIFIKASI a. Tenaga Kesehatan yang telah disertifikasi dapat dikenakan pengurangan dan pencabutan sertifikasi apabila : 1. Dari hasil surveilan menunjukkan bahwa kesesuaian kompetensi terhadap skema kompetensi yang diacu tidak dapat dipertahankan dan ketidaksesuaian yang terjadi tidak dapat diatasi dalam jangka waktu yang ditentukan. 2. Atas keinginan sendiri secara tertulis
Skema Sertifikasi Refraksionis Optisien – LSP Bidang Keteknisian Medik
28
b.
Apabila tidak ada perbaikan yang dipenuhi selama 3 (tiga) bulan dari ditemukannya dan atau dilaporkannya ketidaksesuaian kompetensi dengan sertifikasi kompetensi yang telah diperolehnya maka Kepala Bidang Keteknisian Medik dapat menetapkan pembekuan sertifikat, dan apabila hasil dari keputusan tidak termasuk dalam moral hazard dan ada perbaikan dengan melampirkan bukti minimal 3 (tiga) bulan dari dibekukannya sertifikat tersebut, dapat diusulkan kembali dengan hasil penilaian sesuai sertifikat sebelumnya tetap ataupun berkurang sertifikasinya sesuai dengan penilaian asesmen dan apabila hasil keputusan terkandung moral hazard yang bersangkutan ditetapkan pencabutan sertifikasi dan tidak dapat mengusulkan kembali dengan ruang lingkup sertifikasi tersebut dan yang bersangkutan tidak boleh menggunakan semua acuan berkenaan dengan status sertifikasi.
7. MASA BERLAKU DAN PEMANTAUAN SERTIFIKASI TENAGA KESEHATAN Periode (masa berlaku) sertifikat Tenaga Kesehatan adalah 3 (tiga) tahun. Setelah periode tersebut, Tenaga Kesehatan diharuskan melakukan sertifikasi ulang kepada LSP BIDANG KETEKNISIAN MEDIK. Monitoring bertujuan untuk mengawasi dan memastikan bahwa pelaksanaan uji kompetensi telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh LSP BIDANG KETEKNISIAN MEDIK. Monitoring terhadap Tenaga Kesehatan dilakukan setiap setahun sekali tenaga kesehatan melaporkan kegiatan sesuai dengan ruang lingkup sertifikasi yang dilaporkan ke LSP Bidang Keteknisian Medik.
Skema Sertifikasi Refraksionis Optisien – LSP Bidang Keteknisian Medik
29
KODE UNIT
: BKM01/RO-4/2009/Rev-001
JUDUL UNIT
: Pelayanan Lensa Kontak
DESKRIPSI UNIT : Kompetensi ini mempersyaratkan pengetahuan, keterampilan dan sikap Refraksionis Optisien dalam melakukan pemeriksaan pendahuluan lensa kontak, menentukan parameter lensa kontak dan edukasi pemakai lensa kontak. Elemen Kompetensi 1. Melakukan pemeriksaan pendahuluan lensa kontak.
1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7
2.
Menentukan parameter lensa kontak
2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6
3. Melakukan edukasi pemakai lensa kontak.
3.1 3.2 3.3 3.4 3.5
Kriteria Unjuk Kerja Prosedur pemeriksaan pendahuluan lensa kontak dapat dijelaskan dengan tepat. Anamnesa pasien dilakukan sesuai instruksi kerja. Pemeriksaan bagian depan mata dilakukan sesuai instruksi kerja. Pengukuran kelengkungan kornea dilakukan sesuai instruksi kerja Pengukuran diameter vertical dan horizontal iris dilakukan sesuai instruksi kerja. Pengukuran kuantitas air mata dilakukan sesuai instruksi kerja Indikasi dan kontra indikasi pemakaian lensa kontak dilakukan dengan pengawasan dokter mata refraksi disiapkan sesuai standar Prosedur penentuan parameter lensa kontak dijelaskan dengan tepat Prosedur penentuan parameter lensa kontak dijelaskan dengan tepat Penilaian lensa kontak uji coba dilakukan sesuai instruksi kerja Pemeriksaan over refraksi dilakukan sesuai instruksi kerja Parameter lensa kontak ditentukan dengan tepat Hasil pemeriksaan lensa kontak didokumentasikan dengan tepat. Prosedur edukasi pemakai lensa kontak dijelaskan dengan tepat Edukasi pemakaian lensa kontak dilakukan Edukasi perawatan lensa kontak dilakukan Edukasi penyimpanan lensa kontak dilakukan Edukasi masalah pemakaian lensa kontak dilakukan
Metode Penilaian Role Play Pertanyaan Tertulis
Role Play Pertanyaan Tertulis
Role Play Pertanyaan Tertulis
BATASAN VARIABLE 1. KONTEKS VARIABLE Unit ini merupakan unjuk kemampuan untuk melakukan pemeriksaan pendahuluan lensa kontak,penentuan parameter lensa kontak dan edukasi pemakai lensa kontak.
Skema Sertifikasi Refraksionis Optisien – LSP Bidang Keteknisian Medik
30
2. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN Ruangan refraksi Keratometri Trial lensa kontak Cairan perawatan lensa kontak Trial lens set Trial frame Cross Cylinder PD meter Senter Proyektor Lampu (pencahayaan) Alat dokumentansi 3. PERATURAN YANG DIPERLUKAN Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan Undang-undang Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan Peraturan Pemerintah tahun 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan Republik Indonesia Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 572/MENKES/SK/VI/2008 tentang Standar Profesi Refraksionis Optisien Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan Refraksionis Optisien dan Optometris Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2015 tentang Stándar Pelayanan Refraksi Optisi/Optometri Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 572/MENKES/SK/VI/2008 tentang Standar Profesi Refraksionis Optisien Standar Pelayanan Refraksionis Optisien RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo PANDUAN PENILAIAN 1. PROSEDUR PENILAIAN Unit ini dapat dinilai pada lingkungan tempat bekerja dengan metode yang sesuai dengan uji tulis dan praktek , Penilaian kompetensi terdiri dari penilaian uji tulis 40% dan uji praktek 60%. Uji tulis berupa pilihan ganda dan atau essay sedangkan uji praktek menggunakan acuan kriteria unjuk kerja dari elemen kompetensi dengan menggunakan metode tertentu. Standar penilaian kesesuaian kompetensi minimal mencapai nilai 70 dari uji tulis dan uji praktek. 2. PERSYARATAN KOMPETENSI Lulus pendidikan D3 Refraksionis Optisien Lulus uji kompetensi Unit 1 dan 2 Telah melakukan pemeriksaan pendahuluan lensakontak, penentuan parameter lensa kontak dan edukasi pemakai lensa kontak minimal 20 kali dengan verifikasi dari pihak terkait. Pelatihan pelayanan lensa kontak Sehat jasmani 3. PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN YANG DIPERLUKAN Fisika Optik Umum Fisika Optik Oculer Anatomi dan Fisiologi Mata
Skema Sertifikasi Refraksionis Optisien – LSP Bidang Keteknisian Medik
31
Fisiologi Penglihatan dan Persepsi Refraksi Mata Lensa kontak Pelayanan lensa konta
4. SIKAP KERJA YANG DIPERLUKAN Mengikuti SOP atau IK dan etika profesi 5. ASPEK KRITIS Mampu melakukan pemeriksaan pendahuluan lensa kontak, menentukan parameter lensa kontak dan edukasi pemakai lensa kontak dengan tepat.
6. TAHAPAN SERTIFIKASI A. SERTIFIKASI AWAL a. Pemohon mengajukan permohonan sertifikasi ke LSP Bidang Keteknisian Medik dengan mengisi secara lengkap dan benar formulir permohonan sertifikasi kompetensi,formulir skema sertifikasi, formulir persetujuan asesmen, formulir penilaian mandiri serta syarat dan ketentuan LSP Bidang Keteknisian Medik yang telah dipahami dan ditandatangani pemohon. Dokumen permohonan wajib melampirkan: fotocopy ijazah, fotocopy KTP, logbook ruang lingkup kompetensi yang diajukan selama minimal 3 (tiga) bulan terakhir, Foto 4x6 sebanyak 2 lembar berlatar belakang berwarna merah, sertifikat pelatihan dengan ruang lingkup kompetensi yang diajukan, surat keterangan bekerja bagi yang sudah bekerja dan bukti pembayaran permohonan sertifikasi. Pemohon akan diberikan informasi syarat dan ketentuan LSP Bidang Keteknisian Medik ditandatangani oleh pemohon dan pemberi informasi b. Staf Administrasi 2.1 melakukan verifikasi kelengkapan dokumen permohonan paling lama 3 (tiga) hari kerja dari permohonan masuk, apabila dokumen sudah lengkap staf administrasi 2.1, menyerahkan dokumen kelengkapan dan data pendukung ke Koordinator Pengembangan Profesi Dan Okupasi untuk dilakukan analisis konflik ketidakberpihakkan sesuai dengan ruang lingkup sertifikasi kompetensi menggunakan formulir penilaian konflik ketidakberpihakan yang ditandatangani oleh Koordinator Pengembangan Profesi dan Okupasi serta Kepala LSP Bidang Keteknisian Medik dengan proses paling lama 6 (enam) hari kerja setelah administrasi 2.1 menyerahkan dokumen pemohon yang lengkap ke Koordinator Pengembangan Profesi dan Okupasi. Apabila dokumen tidak lengkap, dokumen pemohon dikembalikan ke pemohon untuk dilengkapi dan respon time pelayanan permohonan diperhitungkan kembali pada saat dokumen pemohon dikembalikan dan lengkap. Prosedur penilaian konflik ketidakberpihakkan dijelaskan lebih lanjut didalam prosedur ketidakberpihakkan. c. Dokumen pada poin a dan b setelah lengkap dan benar diserahkan kembali ke administrasi 2.1 untuk penentuan dan dibuatkan jadwal asesmen kompetensi. Jadwal asesmen ditandatangani oleh Staf administrasi 2.1 dan Koordinator Pengembangan Profesi dan Okupasi, dikeluarkan paling lama 7 (tujuh) hari kerja terhitung poin a dan b
Skema Sertifikasi Refraksionis Optisien – LSP Bidang Keteknisian Medik
32
dilakukan. Pelaksanaan uji kompetensi dilakukan setelah 15 (lima belas) hari kerja dari dikeluarkannya jadwal d. Staf administrasi 2.1 menyerahkan dokumen poin a, b, c ke staf administrasi 2.2 untuk dibuatkan konsep surat tugas asesor yang akan diusulkan ke Kepala Bidang Keteknisian Medik. Konsep surat tugas diparaf oleh Koordinator Pengembangan profesi dan okupasi dan diajukan ke Kepala Bidang Keteknisian Medik melalui staf administrasi 1.1. Surat tugas asesor diproses dan dikeluarkan paling lama 3 (tiga) hari kerja. e. Dokumen a-d, diserahkan ke koordinator 1.1 untuk diinventarisir dan diserahkan ke asesor yang terkait. Dokumen ini diterima paling lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah surat tugas dikeluarkan. f. Asesor melakukan penilaian asesmen kompetensi yang disesuaikan dengan metode penilaian asesemen berdasarkan skema kompetensi sampai dikeluarkannya rekomendasi paling lama prosesnya berlangsung 20 (dua puluh) hari kerja dari proses penilaian asesmen mulai dilaksanakan. Penilaian uji tulis dinilai jumlah benar soal yang diujikan menggunakan formulir perangkat asesmen pertanyaan tertulis dan lembar jawaban, sedangkan uji praktek dinilai pada tingkat kemampuan dari tingkat penilaian kompetensi 1 sampai dengan 5 dengan menggunakan formulir perangkat asesmen praktek, yaitu : 1. Penilaian 1 Tahu (Knowledge) yaitu Tingkatan Kemampuan seseorang untuk mengetahui dan mengingat tentang sesuatu pekerjaan, tetapi tidak bisa menjelaskan kepada orang lain tentang apa yang diketahuinya tersebut. Pengetahuannya hanya tahu untuk diri sendiri 2. Penilaian 2 Mengerti (Understand) adalah Kemampuan untuk menerjemahkan atau menginterpretasikan informasi. Pada level ini, seseorang sudah tahu tentang suatu pekerjaan tertentu dan bisa menjelaskan kepada orang lain tentang segala sesuatu dari apa yang diketahuinya tersebut, akan tetapi belum bisa melakukan pekerjaan tersebut dengan baik 3. Penilaian 3 Bisa (Application) adalah Kemampuan untuk mengaplikasikan informasi yang telah diketahui dan dipahaminya. Pada level ini, seseorang sudah memahami tentang suatu pekerjaan tertentu dan bisa menjelaskan kepada orang lain tentang segala sesuatu apa yang diketahuinya dan ia bisa melakukan pekerjaan tersebut dengan baik 4. Penilaian 4 Analisis (Analysis) adalah Kemampuan untuk memahami informasi ketingkat analisis dan bisa menjelaskan bagaimana semua itu bisa bekerja secara bersamaan. Pada level ini seseorang sudah memahami tentang suatu pekerjaan tertentu dan bisa menjelaskan kepada orang lain tentang segala sesuatu dari apa yang diketahuinya tersebut dan bisa melakukan pekerjaan tersebut dengan baik dan ia bisa menganalisis serta mengatasi segala permasalahan yang muncul yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut, akan tetapi ia belum bisa memberikan pelatihan tentang
Skema Sertifikasi Refraksionis Optisien – LSP Bidang Keteknisian Medik
33
pekerjaan atau keahlian dari pekerjaannya tersebut kepada orang lain 5. Penilaian 5 Sintesa adalah Kemampuan untuk memahami informasi ketingkat analisis dan bisa menjelaskan bagaimana semua itu bisa bekerja secara bersamaan. Pada level ini seseorang sudah memahami tentang suatu pekerjaan tertentu dan bisa menjelaskan kepada orang lain tentang segala sesuatu dari apa yang diketahuinya tersebut dan bisa melakukan pekerjaan tersebut dengan baik dan ia bisa menganalisis serta mengatasi segala permasalahan yang muncul yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut, serta bisa memberikan pelatihan tentang pekerjaan atau keahlian dari pekerjaannya tersebut kepada orang lain Penilaian uji tulis dinilai sebesar 40% dari jumlah poin yang benar dibagi dari jumlah seluruh soal uji tulis yang ada dikali 100 dan untuk uji praktek dinilai 60% dari jumlah penilaian yang ada dibagi jumlah standar nilai minimal pencapaian kompetensi dikali 100. Standar pencapaian pada asesmen awal minimal penilaian kompetensinya 3 (tiga) pada setiap kriteria unjuk kerja skema kompetensi g. Pelaksanaan uji tulis diawasi pelaksanaannya oleh Tim Pengawas serta tim monitoring dan pelaksanaan uji praktek diawasi oleh tim monitoring. Laporan tim pengawas dan tim monitoring dilaporkan ke LSP Bidang Keteknisian Medik pada hari yang sama pada pelaksanaan kegiatan asesmen dilakukan. h. Asesor menyerahkan dokumen penilaian asesmen kompetensi ke Bidang Keteknisian Medik melalui staf administrasi 1.1 paling lambat 20 (dua puluh) hari kerja dari pelaksanaan asesmen untuk ditindaklanjuti dalam proses keputusan sertifikasi yang dirumuskan oleh 3 (tiga) koordinator Bidang Keteknisian Medik dan hasil rumusan diajukan ke Kepala Bidang Keteknisian Medik untuk ditetapkan keputusan sertifikasi yang diujikan. Proses ini dilakukan selama 7 (tujuh) hari kerja setelah berkas penilaian asesmen dan rekomendasi asesor diterima. i. Keputusan dinyatakan asesi kompeten diajukan untuk dikeluarkannya sertifikat kompetensi dengan ruang lingkup yang diajukan paling lambat sertifikat terbit 7 (tujuh) hari setelah keputusan Kepala Bidang Keteknisian Medik dikeluarkan. Apabila asesi dinyatakan tidak kompeten, dikeluarkan surat pernyataan keputusan paling lambat 7 (tujuh) hari setelah ada keputusan Kepala Bidang Keteknisian Medik untuk ditindaklanjuti perbaikan kompetensi melalui pelatihan ataupun bimbingan dengan ruang lingkup kompetensi yang diujikan dan dapat mengajukan kembali paling lambat 90 (sembilan puluh) hari kerja setelah surat keputusan dikeluarkan dan tidak dikenakan biaya. Apabila dalam 90 (sembilan puluh) hari kerja tidak ada perbaikan dan pengajuan kembali diputuskan bahwa asesi tersebut tidak kompeten dan jika permohonan diajukan kembali pemohon dikenakan biaya permohonan sesuai dengan standar pembiayaan LSP Bidang Keteknisian Medik yang ditetapkan
Skema Sertifikasi Refraksionis Optisien – LSP Bidang Keteknisian Medik
34
B. SERTIFIKASI ULANG a. Pemohon mengajukan permohonan sertifikasi ulang ke LSP Bidang Keteknisian Medik paling lambat minimal 90 (sembilan puluh) hari kerja sebelum masa sertifikat kompetensi habis dengan mengisi secara lengkap dan benar formulir permohonan sertifikasi kompetensi, formulir skema sertifikasi, formulir persetujuan asesmen, formulir penilaian mandiri serta syarat dan ketentuan LSP Bidang Keteknisian Medik yang telah dipahami dan ditandatangani pemohon. Dokumen permohonan wajib melampirkan: sertifikat kompetensi lama, logbook ruang lingkup kompetensi yang diajukan selama minimal 3 (tiga) bulan terakhir, bukti pengiriman logbook setiap 1 (satu) tahun sekali yang dikirimkan ke LSP Bidang Keteknisian Medik selama sertifikat kompetensi berlaku dan bukti pembayaran permohonan sertifikasi. Pemohon akan diberikan informasi syarat dan ketentuan LSP Bidang Keteknisian Medik ditandatangani oleh pemohon dan pemberi informasi b. Staf Administrasi 2.1 melakukan verifikasi kelengkapan dokumen permohonan paling lama 3 (tiga) hari kerja dari permohonan masuk, apabila dokumen sudah lengkap staf administrasi 2.1, menyerahkan dokumen kelengkapan dan data pendukung ke Koordinator Pengembangan Profesi Dan Okupasi untuk dilakukan analisis konflik ketidakberpihakkan sesuai dengan ruang lingkup sertifikasi kompetensi menggunakan formulir penilaian konflik ketidakberpihakan yang ditandatangani oleh Koordinator Pengembangan Profesi dan Okupasi serta Kepala LSP Bidang Keteknisian Medik dengan proses paling lama 6 (enam) hari kerja setelah administrasi 2.1 menyerahkan dokumen pemohon yang lengkap ke Koordinator Pengembangan Profesi dan Okupasi. Apabila dokumen tidak lengkap, dokumen pemohon dikembalikan ke pemohon untuk dilengkapi dan respon time pelayanan permohonan diperhitungkan kembali pada saat dokumen pemohon dikembalikan dan lengkap. Prosedur penilaian konflik ketidakberpihakkan dijelaskan lebih lanjut didalam prosedur ketidakberpihakkan. c. Dokumen pada poin a dan b setelah lengkap dan benar diserahkan kembali ke administrasi 2.1 untuk penentuan dan dibuatkan jadwal asesmen kompetensi. Jadwal asesmen ditandatangani oleh Staf administrasi 2.1 dan Koordinator Pengembangan Profesi dan Okupasi, dikeluarkan paling lama 7 (tujuh) hari kerja terhitung poin a dan b dilakukan. Pelaksanaan uji kompetensi dilakukan setelah 15 (lima belas) hari kerja dari dikeluarkannya jadwal d. Staf administrasi 2.1 menyerahkan dokumen poin a, b, c ke staf administrasi 2.2 untuk dibuatkan konsep surat tugas asesor yang akan diusulkan ke Kepala Bidang Keteknisian Medik. Konsep surat tugas diparaf oleh Koordinator Pengembangan profesi dan okupasi dan diajukan ke Kepala Bidang Keteknisian Medik melalui staf administrasi 1.1. Surat tugas asesor diproses dan dikeluarkan paling lama 3 (tiga) hari kerja. e. Dokumen a-d, diserahkan ke koordinator 1.1 untuk diinventarisir dan diserahkan ke asesor yang terkait. Dokumen ini diterima paling lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah surat tugas dikeluarkan. f. Asesor melakukan penilaian asesmen kompetensi yang disesuaikan dengan metode penilaian asesemen berdasarkan skema kompetensi
Skema Sertifikasi Refraksionis Optisien – LSP Bidang Keteknisian Medik
35
sampai dikeluarkannya rekomendasi paling lama prosesnya berlangsung 20 (dua puluh) hari kerja dari proses penilaian asesmen mulai dilaksanakan. Penilaian uji tulis dinilai jumlah benar soal yang diujikan menggunakan formulir perangkat asesmen pertanyaan tertulis dan lembar jawaban, sedangkan uji praktek dinilai pada tingkat kemampuan dari tingkat penilaian kompetensi 1 sampai dengan 5 dengan menggunakan formulir perangkat asesmen praktek, yaitu : 1. Penilaian 1 Tahu (Knowledge) yaitu Tingkatan Kemampuan seseorang untuk mengetahui dan mengingat tentang sesuatu pekerjaan, tetapi tidak bisa menjelaskan kepada orang lain tentang apa yang diketahuinya tersebut. Pengetahuannya hanya tahu untuk diri sendiri 2. Penilaian 2 Mengerti (Understand) adalah Kemampuan untuk menerjemahkan atau menginterpretasikan informasi. Pada level ini, seseorang sudah tahu tentang suatu pekerjaan tertentu dan bisa menjelaskan kepada orang lain tentang segala sesuatu dari apa yang diketahuinya tersebut, akan tetapi belum bisa melakukan pekerjaan tersebut dengan baik 3. Penilaian 3 Bisa (Application) adalah Kemampuan untuk mengaplikasikan informasi yang telah diketahui dan dipahaminya. Pada level ini, seseorang sudah memahami tentang suatu pekerjaan tertentu dan bisa menjelaskan kepada orang lain tentang segala sesuatu apa yang diketahuinya dan ia bisa melakukan pekerjaan tersebut dengan baik 4. Penilaian 4 Analisis (Analysis) adalah Kemampuan untuk memahami informasi ketingkat analisis dan bisa menjelaskan bagaimana semua itu bisa bekerja secara bersamaan. Pada level ini seseorang sudah memahami tentang suatu pekerjaan tertentu dan bisa menjelaskan kepada orang lain tentang segala sesuatu dari apa yang diketahuinya tersebut dan bisa melakukan pekerjaan tersebut dengan baik dan ia bisa menganalisis serta mengatasi segala permasalahan yang muncul yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut, akan tetapi ia belum bisa memberikan pelatihan tentang pekerjaan atau keahlian dari pekerjaannya tersebut kepada orang lain 5. Penilaian 5 Sintesa adalah Kemampuan untuk memahami informasi ketingkat analisis dan bisa menjelaskan bagaimana semua itu bisa bekerja secara bersamaan. Pada level ini seseorang sudah memahami tentang suatu pekerjaan tertentu dan bisa menjelaskan kepada orang lain tentang segala sesuatu dari apa yang diketahuinya tersebut dan bisa melakukan pekerjaan tersebut dengan baik dan ia bisa menganalisis serta mengatasi segala permasalahan yang muncul yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut, serta bisa memberikan pelatihan tentang pekerjaan atau keahlian dari pekerjaannya tersebut kepada orang lain Penilaian uji tulis dinilai sebesar 40% dari jumlah poin yang benar dibagi dari jumlah seluruh soal uji tulis yang ada dikali 100 dan
Skema Sertifikasi Refraksionis Optisien – LSP Bidang Keteknisian Medik
36
untuk uji praktek dinilai 60% dari jumlah penilaian yang ada dibagi jumlah standar nilai minimal pencapaian kompetensi dikali 100. Standar pencapaian pada asesmen ulang periode kedua minimal penilaian kompetensinya 3 (tiga) pada setiap kriteria unjuk kerja skema kompetensi, sertifikasi ulang periode ketiga - keempat minimal penilaian pencapaian kompetensinya 4 (empat) pada kriteria unjuk kerja skema kompetensi dan sedangkan sertifikasi ulang periode kelima sampai seterusnya minimal penilaian pencapaian kompetensinya 5 (lima) pada kriteria unjuk kerja skema kompetensi. g.
Pelaksanaan uji tulis diawasi pelaksanaannya oleh Tim Pengawas serta tim monitoring dan pelaksanaan uji praktek diawasi oleh tim monitoring. Laporan tim pengawas dan tim monitoring dilaporkan ke LSP Bidang Keteknisian Medik pada hari yang sama pada pelaksanaan kegiatan asesmen dilakukan. h. Asesor menyerahkan dokumen penilaian asesmen kompetensi ke Bidang Keteknisian Medik melalui staf administrasi 1.1 untuk ditindaklanjuti dalam proses keputusan sertifikasi yang dirumuskan oleh 3 (tiga) koordinator Bidang Keteknisian Medik dan hasil rumusan diajukan ke Kepala Bidang Keteknisian Medik untuk ditetapkan keputusan sertifikasi yang diujikan. Proses ini dilakukan selama 7 (tujuh) hari kerja setelah berkas penilaian asesmen dan rekomendasi asesor diterima. i. Keputusan dinyatakan asesi kompeten diajukan untuk dikeluarkannya sertifikat kompetensi dengan ruang lingkup yang diajukan paling lambat sertifikat terbit 7 (tujuh) hari setelah keputusan Kepala Bidang Keteknisian Medik dikeluarkan. Apabila asesi dinyatakan tidak kompeten, dikeluarkan surat pernyataan keputusan paling lambat 7 (tujuh) hari setelah ada keputusan Kepala Bidang Keteknisian Medik untuk ditindaklanjuti perbaikan kompetensi melalui pelatihan ataupun bimbingan dengan ruang lingkup kompetensi yang diujikan dan dapat mengajukan kembali paling lambat 90 (sembilan puluh) hari kerja setelah surat keputusan dikeluarkan dan tidak dikenakan biaya. Apabila dalam 90 (sembilan puluh) hari kerja tidak ada perbaikan dan pengajuan kembali diputuskan bahwa asesi tersebut tidak kompeten dan jika permohonan diajukan kembali pemohon dikenakan biaya permohonan sesuai dengan standar pembiayaan LSP Bidang Keteknisian Medik yang ditetapkan C. PERLUASAN, PENGURANGAN PEMBEKUAN DAN PENCABUTAN SERTIFIKASI C.1
PERLUASAN SERTIFIKASI a. Pemohon dapat mengajukan permohonan sertifikasi perluasan dengan ketentuan minimal paling sedikit dalam jangka 1 (satu) tahun setelah sertifikat terakhir dikeluarkan oleh LSP Bidang Keteknisian Medik dan pengajuan perluasan dapat dilakukan bersamaan dengan pengajuan sertifikasi ulang b. Pengajuan perluasan skema sertifikasi tahapannya sesuai dengan proses sertifikasi awal c. Permohonan perluasan sertifikasi harus melampirkan logbook ruang lingkup perluasan sertifikasi yang diajukan
Skema Sertifikasi Refraksionis Optisien – LSP Bidang Keteknisian Medik
37
d.
C. 2
Pembiayaan perluasan skema sertifikasi dibebankan diluar sertifikasi ulang apabila pengajuan permohonannya bersamaan.
PENGURANGAN, PEMBEKUAN DAN PENCABUTAN SERTIFIKASI a. Tenaga Kesehatan yang telah disertifikasi dapat dikenakan pengurangan dan pencabutan sertifikasi apabila : 1. Dari hasil surveilan menunjukkan bahwa kesesuaian kompetensi terhadap skema kompetensi yang diacu tidak dapat dipertahankan dan ketidaksesuaian yang terjadi tidak dapat diatasi dalam jangka waktu yang ditentukan. 2. Atas keinginan sendiri secara tertulis b. Apabila tidak ada perbaikan yang dipenuhi selama 3 (tiga) bulan dari ditemukannya dan atau dilaporkannya ketidaksesuaian kompetensi dengan sertifikasi kompetensi yang telah diperolehnya maka Kepala Bidang Keteknisian Medik dapat menetapkan pembekuan sertifikat, dan apabila hasil dari keputusan tidak termasuk dalam moral hazard dan ada perbaikan dengan melampirkan bukti minimal 3 (tiga) bulan dari dibekukannya sertifikat tersebut, dapat diusulkan kembali dengan hasil penilaian sesuai sertifikat sebelumnya tetap ataupun berkurang sertifikasinya sesuai dengan penilaian asesmen dan apabila hasil keputusan terkandung moral hazard yang bersangkutan ditetapkan pencabutan sertifikasi dan tidak dapat mengusulkan kembali dengan ruang lingkup sertifikasi tersebut dan yang bersangkutan tidak boleh menggunakan semua acuan berkenaan dengan status sertifikasi.
7. MASA BERLAKU DAN PEMANTAUAN SERTIFIKASI TENAGA KESEHATAN Periode (masa berlaku) sertifikat Tenaga Kesehatan adalah 3 (tiga) tahun. Setelah periode tersebut, Tenaga Kesehatan diharuskan melakukan sertifikasi ulang kepada LSP BIDANG KETEKNISIAN MEDIK. Monitoring bertujuan untuk mengawasi dan memastikan bahwa pelaksanaan uji kompetensi telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh LSP BIDANG KETEKNISIAN MEDIK. Monitoring terhadap Tenaga Kesehatan dilakukan setiap setahun sekali tenaga kesehatan melaporkan kegiatan sesuai dengan ruang lingkup sertifikasi yang dilaporkan ke LSP Bidang Keteknisian Medik.
Skema Sertifikasi Refraksionis Optisien – LSP Bidang Keteknisian Medik
38
KODE UNIT
: BKM01/RO-5/2009/Rev-001
JUDUL UNIT
: Melakukan Identifikasi Kelainan Penglihatan Binokuler Dan Pelayanan Penglihatan Sub Normal
DESKRIPSI UNIT
:Kompetensi ini mempersyaratkan pengetahuan, keterampilandan sikap Refraksionis Optisien dalam melakukan identifikasi kelainan penglihatan binokuler dan Pelayanan Penglihatan Sub Normal
Elemen Kompetensi 1. Melakukan Identifikasi kelainan penglihatan Binokuler
2. Melakukan pelayanan penglihatan sub normal
Kriteria Unjuk Kerja 1.1 Prosedur identifikasi kelainan penglihatan binokuler dijelaskan dengan tepat 1.2 Pemeriksaan refraksi terbaik dilakukan sesuai SOP 1.3 Hirschberg test dilakukan dengan tepat 1.4 Pemeriksaan Worth Four Dot Test dilakukan dengan tepat 1.5 Amplitudo akomodasi diukur dengan tepat 1.6 Rasio akomodasi konvergensi diukur dengan tepat 1.7 Hasil identifikasi kelainan penglihatan binokuler didokumentasikan dengan tepat 2.1 Prosedur pelayanan penglihatan sub normal dijelaskan dengan tepat 2.2 Ananmnesa tentang kebutuhan penglihatan klien dilakukan dengan tepat 2.3 Edukasi tentang penglihatan sub normal dilakukan 2.4 Pemeriksaan refraksi subyektif dilakukan sesuai SOP 2.5 Pembesaran objek penglihatan sub normal ditentukan dengan tepat 2.6 Alat bantu penglihatan sub normal ditentukan dengan tepat 2.7 Edukasi penggunaan dan adaptasi alat bantu penglihatan sub normal dilakukan 2.8 Hasil pelayanan penglihatan sub normal didokumentasikan 2.9 Pemeriksaan Kunjungan Ulang
Metode Penilaian Role Play Pertanyaan Tertulis
Pertanyaan Tertulis Pertanyaan Tertulis Role Play Pertanyaan Role Play Pertanyaan Role Play Pertanyaan Role Play Pertanyaan Role Play Pertanyaan Role Play
Tertulis Tertulis Tertulis Tertulis Tertulis
Pertanyaan Tertulis Role Play Pertanyaan Tertulis Role Play
BATASAN VARIABLE 1. KONTEKS VARIABLE Unit ini merupakan unjuk kemampuan untuk melakukan identifikasi kelainan penglihatan binokuler dan pelayanan penglihatan sub normal.
Skema Sertifikasi Refraksionis Optisien – LSP Bidang Keteknisian Medik
39
2. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN Ruangan refraksi Ruangan pelayanan penglihatan sub normal Snellen chart White board Spidol Reading chart penglihatan sub normal Alat bantu penglihatan sub normal Lampu (pencahayaan) Alat dokumentansi 3. PERATURAN YANG DIPERLUKAN Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan Undang-undang Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan Peraturan Pemerintah tahun 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan Republik Indonesia Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 572/MENKES/SK/VI/2008 tentang Standar Profesi Refraksionis Optisien Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan Refraksionis Optisien dan Optometris Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2015 tentang Stándar Pelayanan Refraksi Optisi/Optometri Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 572/MENKES/SK/VI/2008 tentang Standar Profesi Refraksionis Optisien Standar Pelayanan Refraksionis Optisien RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo PANDUAN PENILAIAN 1. PROSEDUR PENILAIAN Unit ini dapat dinilai pada lingkungan tempat bekerja dengan metode yang sesuai dengan uji tulis dan praktek , Penilaian kompetensi terdiri dari penilaian uji tulis 40% dan uji praktek 60%. Uji tulis berupa pilihan ganda dan atau essay sedangkan uji praktek menggunakan acuan kriteria unjuk kerja dari elemen kompetensi dengan menggunakan metode tertentu. Standar penilaian kesesuaian kompetensi minimal mencapai nilai 70 dari uji tulis dan uji praktek. 2. PERSYARATAN KOMPETENSI Lulus pendidikan D3 Refraksionis Optisien Lulus uji kompetensi Unit 1, 2, 3 dan 4 Telah melakukan identifikasi kelainan penglihatan binokuler dan pelayanan penglihatan sub normal minimal 50 kali dengan verifikasi dari pihak terkait. Pelatihan kelainan peglihatan binokuler Pelatihan pelayanan penglihatan sub normal Sehat jasmani 3. PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN YANG DIPERLUKAN Fisika Optik Umum Fisika Optik Oculer Anatomi dan Fisiologi Mata Fisiologi Penglihatan dan Persepsi Kelainan Penglihatan binokuler Pelayanan lensa kontak
Skema Sertifikasi Refraksionis Optisien – LSP Bidang Keteknisian Medik
40
Pelayanan penglihatan sub normal
4. SIKAP KERJA YANG DIPERLUKAN Mengikuti SOP atau IK dan etika profesi 5. ASPEK KRITIS Mampu melakukan identifikasi kelainan penglihatan binokuler dan pelayanan penglihatan sub normal dengan tepat 6. TAHAPAN SERTIFIKASI A. SERTIFIKASI AWAL a. Pemohon mengajukan permohonan sertifikasi ke LSP Bidang Keteknisian Medik dengan mengisi secara lengkap dan benar formulir permohonan sertifikasi kompetensi,formulir skema sertifikasi, formulir persetujuan asesmen, formulir penilaian mandiri serta syarat dan ketentuan LSP Bidang Keteknisian Medik yang telah dipahami dan ditandatangani pemohon. Dokumen permohonan wajib melampirkan: fotocopy ijazah, fotocopy KTP, logbook ruang lingkup kompetensi yang diajukan selama minimal 3 (tiga) bulan terakhir, Foto 4x6 sebanyak 2 lembar berlatar belakang berwarna merah, sertifikat pelatihan dengan ruang lingkup kompetensi yang diajukan, surat keterangan bekerja bagi yang sudah bekerja dan bukti pembayaran permohonan sertifikasi. Pemohon akan diberikan informasi syarat dan ketentuan LSP Bidang Keteknisian Medik ditandatangani oleh pemohon dan pemberi informasi b. Staf Administrasi 2.1 melakukan verifikasi kelengkapan dokumen permohonan paling lama 3 (tiga) hari kerja dari permohonan masuk, apabila dokumen sudah lengkap staf administrasi 2.1, menyerahkan dokumen kelengkapan dan data pendukung ke Koordinator Pengembangan Profesi Dan Okupasi untuk dilakukan analisis konflik ketidakberpihakkan sesuai dengan ruang lingkup sertifikasi kompetensi menggunakan formulir penilaian konflik ketidakberpihakan yang ditandatangani oleh Koordinator Pengembangan Profesi dan Okupasi serta Kepala LSP Bidang Keteknisian Medik dengan proses paling lama 6 (enam) hari kerja setelah administrasi 2.1 menyerahkan dokumen pemohon yang lengkap ke Koordinator Pengembangan Profesi dan Okupasi. Apabila dokumen tidak lengkap, dokumen pemohon dikembalikan ke pemohon untuk dilengkapi dan respon time pelayanan permohonan diperhitungkan kembali pada saat dokumen pemohon dikembalikan dan lengkap. Prosedur penilaian konflik ketidakberpihakkan dijelaskan lebih lanjut didalam prosedur ketidakberpihakkan. c. Dokumen pada poin a dan b setelah lengkap dan benar diserahkan kembali ke administrasi 2.1 untuk penentuan dan dibuatkan jadwal asesmen kompetensi. Jadwal asesmen ditandatangani oleh Staf administrasi 2.1 dan Koordinator Pengembangan Profesi dan Okupasi, dikeluarkan paling lama 7 (tujuh) hari kerja terhitung poin a dan b dilakukan. Pelaksanaan uji kompetensi dilakukan setelah 15 (lima belas) hari kerja dari dikeluarkannya jadwal d. Staf administrasi 2.1 menyerahkan dokumen poin a, b, c ke staf administrasi 2.2 untuk dibuatkan konsep surat tugas asesor yang akan diusulkan ke Kepala Bidang Keteknisian Medik. Konsep surat tugas
Skema Sertifikasi Refraksionis Optisien – LSP Bidang Keteknisian Medik
41
e.
f.
diparaf oleh Koordinator Pengembangan profesi dan okupasi dan diajukan ke Kepala Bidang Keteknisian Medik melalui staf administrasi 1.1. Surat tugas asesor diproses dan dikeluarkan paling lama 3 (tiga) hari kerja. Dokumen a-d, diserahkan ke koordinator 1.1 untuk diinventarisir dan diserahkan ke asesor yang terkait. Dokumen ini diterima paling lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah surat tugas dikeluarkan. Asesor melakukan penilaian asesmen kompetensi yang disesuaikan dengan metode penilaian asesemen berdasarkan skema kompetensi sampai dikeluarkannya rekomendasi paling lama prosesnya berlangsung 20 (dua puluh) hari kerja dari proses penilaian asesmen mulai dilaksanakan. Penilaian uji tulis dinilai jumlah benar soal yang diujikan menggunakan formulir perangkat asesmen pertanyaan tertulis dan lembar jawaban, sedangkan uji praktek dinilai pada tingkat kemampuan dari tingkat penilaian kompetensi 1 sampai dengan 5 dengan menggunakan formulir perangkat asesmen praktek, yaitu : 1. Penilaian 1 Tahu (Knowledge) yaitu Tingkatan Kemampuan seseorang untuk mengetahui dan mengingat tentang sesuatu pekerjaan, tetapi tidak bisa menjelaskan kepada orang lain tentang apa yang diketahuinya tersebut. Pengetahuannya hanya tahu untuk diri sendiri 2. Penilaian 2 Mengerti (Understand) adalah Kemampuan untuk menerjemahkan atau menginterpretasikan informasi. Pada level ini, seseorang sudah tahu tentang suatu pekerjaan tertentu dan bisa menjelaskan kepada orang lain tentang segala sesuatu dari apa yang diketahuinya tersebut, akan tetapi belum bisa melakukan pekerjaan tersebut dengan baik 3. Penilaian 3 Bisa (Application) adalah Kemampuan untuk mengaplikasikan informasi yang telah diketahui dan dipahaminya. Pada level ini, seseorang sudah memahami tentang suatu pekerjaan tertentu dan bisa menjelaskan kepada orang lain tentang segala sesuatu apa yang diketahuinya dan ia bisa melakukan pekerjaan tersebut dengan baik 4. Penilaian 4 Analisis (Analysis) adalah Kemampuan untuk memahami informasi ketingkat analisis dan bisa menjelaskan bagaimana semua itu bisa bekerja secara bersamaan. Pada level ini seseorang sudah memahami tentang suatu pekerjaan tertentu dan bisa menjelaskan kepada orang lain tentang segala sesuatu dari apa yang diketahuinya tersebut dan bisa melakukan pekerjaan tersebut dengan baik dan ia bisa menganalisis serta mengatasi segala permasalahan yang muncul yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut, akan tetapi ia belum bisa memberikan pelatihan tentang pekerjaan atau keahlian dari pekerjaannya tersebut kepada orang lain 5. Penilaian 5 Sintesa adalah Kemampuan untuk memahami informasi ketingkat analisis dan bisa menjelaskan bagaimana semua itu bisa bekerja secara bersamaan. Pada level ini seseorang sudah memahami
Skema Sertifikasi Refraksionis Optisien – LSP Bidang Keteknisian Medik
42
tentang suatu pekerjaan tertentu dan bisa menjelaskan kepada orang lain tentang segala sesuatu dari apa yang diketahuinya tersebut dan bisa melakukan pekerjaan tersebut dengan baik dan ia bisa menganalisis serta mengatasi segala permasalahan yang muncul yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut, serta bisa memberikan pelatihan tentang pekerjaan atau keahlian dari pekerjaannya tersebut kepada orang lain Penilaian uji tulis dinilai sebesar 40% dari jumlah poin yang benar dibagi dari jumlah seluruh soal uji tulis yang ada dikali 100 dan untuk uji praktek dinilai 60% dari jumlah penilaian yang ada dibagi jumlah standar nilai minimal pencapaian kompetensi dikali 100. Standar pencapaian pada asesmen awal minimal penilaian kompetensinya 3 (tiga) pada setiap kriteria unjuk kerja skema kompetensi g. Pelaksanaan uji tulis diawasi pelaksanaannya oleh Tim Pengawas serta tim monitoring dan pelaksanaan uji praktek diawasi oleh tim monitoring. Laporan tim pengawas dan tim monitoring dilaporkan ke LSP Bidang Keteknisian Medik pada hari yang sama pada pelaksanaan kegiatan asesmen dilakukan. h. Asesor menyerahkan dokumen penilaian asesmen kompetensi ke Bidang Keteknisian Medik melalui staf administrasi 1.1 paling lambat 20 (dua puluh) hari kerja dari pelaksanaan asesmen untuk ditindaklanjuti dalam proses keputusan sertifikasi yang dirumuskan oleh 3 (tiga) koordinator Bidang Keteknisian Medik dan hasil rumusan diajukan ke Kepala Bidang Keteknisian Medik untuk ditetapkan keputusan sertifikasi yang diujikan. Proses ini dilakukan selama 7 (tujuh) hari kerja setelah berkas penilaian asesmen dan rekomendasi asesor diterima. i. Keputusan dinyatakan asesi kompeten diajukan untuk dikeluarkannya sertifikat kompetensi dengan ruang lingkup yang diajukan paling lambat sertifikat terbit 7 (tujuh) hari setelah keputusan Kepala Bidang Keteknisian Medik dikeluarkan. Apabila asesi dinyatakan tidak kompeten, dikeluarkan surat pernyataan keputusan paling lambat 7 (tujuh) hari setelah ada keputusan Kepala Bidang Keteknisian Medik untuk ditindaklanjuti perbaikan kompetensi melalui pelatihan ataupun bimbingan dengan ruang lingkup kompetensi yang diujikan dan dapat mengajukan kembali paling lambat 90 (sembilan puluh) hari kerja setelah surat keputusan dikeluarkan dan tidak dikenakan biaya. Apabila dalam 90 (sembilan puluh) hari kerja tidak ada perbaikan dan pengajuan kembali diputuskan bahwa asesi tersebut tidak kompeten dan jika permohonan diajukan kembali pemohon dikenakan biaya permohonan sesuai dengan standar pembiayaan LSP Bidang Keteknisian Medik yang ditetapkan B. SERTIFIKASI ULANG a. Pemohon mengajukan permohonan sertifikasi ulang ke LSP Bidang Keteknisian Medik paling lambat minimal 90 (sembilan puluh) hari kerja sebelum masa sertifikat kompetensi habis dengan mengisi secara lengkap dan benar formulir permohonan sertifikasi kompetensi, formulir skema sertifikasi, formulir persetujuan asesmen, formulir penilaian mandiri serta syarat dan ketentuan LSP Bidang Keteknisian Medik yang telah dipahami dan ditandatangani pemohon. Dokumen permohonan
Skema Sertifikasi Refraksionis Optisien – LSP Bidang Keteknisian Medik
43
wajib melampirkan: sertifikat kompetensi lama, logbook ruang lingkup kompetensi yang diajukan selama minimal 3 (tiga) bulan terakhir, bukti pengiriman logbook setiap 1 (satu) tahun sekali yang dikirimkan ke LSP Bidang Keteknisian Medik selama sertifikat kompetensi berlaku dan bukti pembayaran permohonan sertifikasi. Pemohon akan diberikan informasi syarat dan ketentuan LSP Bidang Keteknisian Medik ditandatangani oleh pemohon dan pemberi informasi b. Staf Administrasi 2.1 melakukan verifikasi kelengkapan dokumen permohonan paling lama 3 (tiga) hari kerja dari permohonan masuk, apabila dokumen sudah lengkap staf administrasi 2.1, menyerahkan dokumen kelengkapan dan data pendukung ke Koordinator Pengembangan Profesi Dan Okupasi untuk dilakukan analisis konflik ketidakberpihakkan sesuai dengan ruang lingkup sertifikasi kompetensi menggunakan formulir penilaian konflik ketidakberpihakan yang ditandatangani oleh Koordinator Pengembangan Profesi dan Okupasi serta Kepala LSP Bidang Keteknisian Medik dengan proses paling lama 6 (enam) hari kerja setelah administrasi 2.1 menyerahkan dokumen pemohon yang lengkap ke Koordinator Pengembangan Profesi dan Okupasi. Apabila dokumen tidak lengkap, dokumen pemohon dikembalikan ke pemohon untuk dilengkapi dan respon time pelayanan permohonan diperhitungkan kembali pada saat dokumen pemohon dikembalikan dan lengkap. Prosedur penilaian konflik ketidakberpihakkan dijelaskan lebih lanjut didalam prosedur ketidakberpihakkan. c. Dokumen pada poin a dan b setelah lengkap dan benar diserahkan kembali ke administrasi 2.1 untuk penentuan dan dibuatkan jadwal asesmen kompetensi. Jadwal asesmen ditandatangani oleh Staf administrasi 2.1 dan Koordinator Pengembangan Profesi dan Okupasi, dikeluarkan paling lama 7 (tujuh) hari kerja terhitung poin a dan b dilakukan. Pelaksanaan uji kompetensi dilakukan setelah 15 (lima belas) hari kerja dari dikeluarkannya jadwal d. Staf administrasi 2.1 menyerahkan dokumen poin a, b, c ke staf administrasi 2.2 untuk dibuatkan konsep surat tugas asesor yang akan diusulkan ke Kepala Bidang Keteknisian Medik. Konsep surat tugas diparaf oleh Koordinator Pengembangan profesi dan okupasi dan diajukan ke Kepala Bidang Keteknisian Medik melalui staf administrasi 1.1. Surat tugas asesor diproses dan dikeluarkan paling lama 3 (tiga) hari kerja. e. Dokumen a-d, diserahkan ke koordinator 1.1 untuk diinventarisir dan diserahkan ke asesor yang terkait. Dokumen ini diterima paling lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah surat tugas dikeluarkan. f. Asesor melakukan penilaian asesmen kompetensi yang disesuaikan dengan metode penilaian asesemen berdasarkan skema kompetensi sampai dikeluarkannya rekomendasi paling lama prosesnya berlangsung 20 (dua puluh) hari kerja dari proses penilaian asesmen mulai dilaksanakan. Penilaian uji tulis dinilai jumlah benar soal yang diujikan menggunakan formulir perangkat asesmen pertanyaan tertulis dan lembar jawaban, sedangkan uji praktek dinilai pada tingkat kemampuan dari tingkat penilaian kompetensi 1 sampai dengan 5 dengan menggunakan formulir perangkat asesmen praktek, yaitu :
Skema Sertifikasi Refraksionis Optisien – LSP Bidang Keteknisian Medik
44
1.
2.
3.
4.
5.
Penilaian 1 Tahu (Knowledge) yaitu Tingkatan Kemampuan seseorang untuk mengetahui dan mengingat tentang sesuatu pekerjaan, tetapi tidak bisa menjelaskan kepada orang lain tentang apa yang diketahuinya tersebut. Pengetahuannya hanya tahu untuk diri sendiri Penilaian 2 Mengerti (Understand) adalah Kemampuan untuk menerjemahkan atau menginterpretasikan informasi. Pada level ini, seseorang sudah tahu tentang suatu pekerjaan tertentu dan bisa menjelaskan kepada orang lain tentang segala sesuatu dari apa yang diketahuinya tersebut, akan tetapi belum bisa melakukan pekerjaan tersebut dengan baik Penilaian 3 Bisa (Application) adalah Kemampuan untuk mengaplikasikan informasi yang telah diketahui dan dipahaminya. Pada level ini, seseorang sudah memahami tentang suatu pekerjaan tertentu dan bisa menjelaskan kepada orang lain tentang segala sesuatu apa yang diketahuinya dan ia bisa melakukan pekerjaan tersebut dengan baik Penilaian 4 Analisis (Analysis) adalah Kemampuan untuk memahami informasi ketingkat analisis dan bisa menjelaskan bagaimana semua itu bisa bekerja secara bersamaan. Pada level ini seseorang sudah memahami tentang suatu pekerjaan tertentu dan bisa menjelaskan kepada orang lain tentang segala sesuatu dari apa yang diketahuinya tersebut dan bisa melakukan pekerjaan tersebut dengan baik dan ia bisa menganalisis serta mengatasi segala permasalahan yang muncul yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut, akan tetapi ia belum bisa memberikan pelatihan tentang pekerjaan atau keahlian dari pekerjaannya tersebut kepada orang lain Penilaian 5 Sintesa adalah Kemampuan untuk memahami informasi ketingkat analisis dan bisa menjelaskan bagaimana semua itu bisa bekerja secara bersamaan. Pada level ini seseorang sudah memahami tentang suatu pekerjaan tertentu dan bisa menjelaskan kepada orang lain tentang segala sesuatu dari apa yang diketahuinya tersebut dan bisa melakukan pekerjaan tersebut dengan baik dan ia bisa menganalisis serta mengatasi segala permasalahan yang muncul yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut, serta bisa memberikan pelatihan tentang pekerjaan atau keahlian dari pekerjaannya tersebut kepada orang lain Penilaian uji tulis dinilai sebesar 40% dari jumlah poin yang benar dibagi dari jumlah seluruh soal uji tulis yang ada dikali 100 dan untuk uji praktek dinilai 60% dari jumlah penilaian yang ada dibagi jumlah standar nilai minimal pencapaian kompetensi dikali 100. Standar pencapaian pada asesmen ulang periode kedua minimal penilaian kompetensinya 3 (tiga) pada setiap kriteria unjuk kerja skema kompetensi, sertifikasi ulang periode ketiga - keempat minimal penilaian pencapaian kompetensinya 4 (empat) pada kriteria unjuk kerja skema kompetensi dan sedangkan sertifikasi
Skema Sertifikasi Refraksionis Optisien – LSP Bidang Keteknisian Medik
45
ulang periode kelima sampai seterusnya minimal penilaian pencapaian kompetensinya 5 (lima) pada kriteria unjuk kerja skema kompetensi. g.
Pelaksanaan uji tulis diawasi pelaksanaannya oleh Tim Pengawas serta tim monitoring dan pelaksanaan uji praktek diawasi oleh tim monitoring. Laporan tim pengawas dan tim monitoring dilaporkan ke LSP Bidang Keteknisian Medik pada hari yang sama pada pelaksanaan kegiatan asesmen dilakukan. h. Asesor menyerahkan dokumen penilaian asesmen kompetensi ke Bidang Keteknisian Medik melalui staf administrasi 1.1 untuk ditindaklanjuti dalam proses keputusan sertifikasi yang dirumuskan oleh 3 (tiga) koordinator Bidang Keteknisian Medik dan hasil rumusan diajukan ke Kepala Bidang Keteknisian Medik untuk ditetapkan keputusan sertifikasi yang diujikan. Proses ini dilakukan selama 7 (tujuh) hari kerja setelah berkas penilaian asesmen dan rekomendasi asesor diterima. i. Keputusan dinyatakan asesi kompeten diajukan untuk dikeluarkannya sertifikat kompetensi dengan ruang lingkup yang diajukan paling lambat sertifikat terbit 7 (tujuh) hari setelah keputusan Kepala Bidang Keteknisian Medik dikeluarkan. Apabila asesi dinyatakan tidak kompeten, dikeluarkan surat pernyataan keputusan paling lambat 7 (tujuh) hari setelah ada keputusan Kepala Bidang Keteknisian Medik untuk ditindaklanjuti perbaikan kompetensi melalui pelatihan ataupun bimbingan dengan ruang lingkup kompetensi yang diujikan dan dapat mengajukan kembali paling lambat 90 (sembilan puluh) hari kerja setelah surat keputusan dikeluarkan dan tidak dikenakan biaya. Apabila dalam 90 (sembilan puluh) hari kerja tidak ada perbaikan dan pengajuan kembali diputuskan bahwa asesi tersebut tidak kompeten dan jika permohonan diajukan kembali pemohon dikenakan biaya permohonan sesuai dengan standar pembiayaan LSP Bidang Keteknisian Medik yang ditetapkan C. PERLUASAN, PENGURANGAN PEMBEKUAN DAN PENCABUTAN SERTIFIKASI C.1
PERLUASAN SERTIFIKASI a. Pemohon dapat mengajukan permohonan sertifikasi perluasan dengan ketentuan minimal paling sedikit dalam jangka 1 (satu) tahun setelah sertifikat terakhir dikeluarkan oleh LSP Bidang Keteknisian Medik dan pengajuan perluasan dapat dilakukan bersamaan dengan pengajuan sertifikasi ulang b. Pengajuan perluasan skema sertifikasi tahapannya sesuai dengan proses sertifikasi awal c. Permohonan perluasan sertifikasi harus melampirkan logbook ruang lingkup perluasan sertifikasi yang diajukan d. Pembiayaan perluasan skema sertifikasi dibebankan diluar sertifikasi ulang apabila pengajuan permohonannya bersamaan.
Skema Sertifikasi Refraksionis Optisien – LSP Bidang Keteknisian Medik
46
C. 2
PENGURANGAN, PEMBEKUAN DAN PENCABUTAN SERTIFIKASI a.
b.
Tenaga Kesehatan yang telah disertifikasi dapat dikenakan pengurangan dan pencabutan sertifikasi apabila : 1. Dari hasil surveilan menunjukkan bahwa kesesuaian kompetensi terhadap skema kompetensi yang diacu tidak dapat dipertahankan dan ketidaksesuaian yang terjadi tidak dapat diatasi dalam jangka waktu yang ditentukan. 2. Atas keinginan sendiri secara tertulis Apabila tidak ada perbaikan yang dipenuhi selama 3 (tiga) bulan dari ditemukannya dan atau dilaporkannya ketidaksesuaian kompetensi dengan sertifikasi kompetensi yang telah diperolehnya maka Kepala Bidang Keteknisian Medik dapat menetapkan pembekuan sertifikat, dan apabila hasil dari keputusan tidak termasuk dalam moral hazard dan ada perbaikan dengan melampirkan bukti minimal 3 (tiga) bulan dari dibekukannya sertifikat tersebut, dapat diusulkan kembali dengan hasil penilaian sesuai sertifikat sebelumnya tetap ataupun berkurang sertifikasinya sesuai dengan penilaian asesmen dan apabila hasil keputusan terkandung moral hazard yang bersangkutan ditetapkan pencabutan sertifikasi dan tidak dapat mengusulkan kembali dengan ruang lingkup sertifikasi tersebut dan yang bersangkutan tidak boleh menggunakan semua acuan berkenaan dengan status sertifikasi.
7. MASA BERLAKU DAN PEMANTAUAN SERTIFIKASI TENAGA KESEHATAN Periode (masa berlaku) sertifikat Tenaga Kesehatan adalah 3 (tiga) tahun. Setelah periode tersebut, Tenaga Kesehatan diharuskan melakukan sertifikasi ulang kepada LSP BIDANG KETEKNISIAN MEDIK. Monitoring bertujuan untuk mengawasi dan memastikan bahwa pelaksanaan uji kompetensi telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh LSP BIDANG KETEKNISIAN MEDIK. Monitoring terhadap Tenaga Kesehatan dilakukan setiap setahun sekali tenaga kesehatan melaporkan kegiatan sesuai dengan ruang lingkup sertifikasi yang dilaporkan ke LSP Bidang Keteknisian Medik.
Skema Sertifikasi Refraksionis Optisien – LSP Bidang Keteknisian Medik
47