IDENTITAS DAN VISUALISASI PEREMPUAN URBAN INDONESIA DALAM KOMUNIKASI MELALUI MAJALAH FEMINA Ariani Wardhani*) Abstract Identity and Visualization of Indonesian Urban Women in Femina Magazine Comunication. Femina is a magazine that represents Indonesian women, especially in Jakarta. Femina magazine has been established since 1972 and up to today it is still the preferred magazine by urban women in Indonesia. Fashion (mode) rubric is one of the rubrics that are anticipated by the reader because this rubric presents the most recent lifestyle trend. Fashion (mode) is an inseparable part from women. The identity of urban women in Indonesia could be seen from the symbols that could be found on the mode rubric of the Femina magazine. Analysis through visual data has been carried out by using symbols that are present on mode rubric of Femina magazine. All of the signs that represent urban women in Indonesia is related and organized into a social domination which present in the community. As a product of visual culture, fashion possesses various outlooks, from visual point of view and social facts that occur in the daily life. Analysis of social semiotics was performed using Van Leeuwen’s method used to analyze modality in a multimodal text. The role of identity and representation become the foundation in the outlook of technology shift from printed to digital form of the magazine. The visual strength on Femina magazine possesses collaboration in the representative formulation and identity with the influence of Indonesian urban women. Massively and arbitrarily media presented image regarding women to the general public. The long reach of media enables it to distribute such women images to multiple places and finally produced the view equality of the general public regarding women’s identity. Keywords: women, mode (fashion), magazine, visual, multimodal
Abstrak Identitas dan Visualisasi Perempuan Urban Indonesia dalam Komunikasi Melalui Majalah Femina. Femina adalah majalah yang mewakili para perempuan Indonesia terutama di Jakarta. Majalah Femina telah hadir untuk perempuan Indonesia dari tahun 1972 dan sampai saat ini masih menjadi pilihan para perempuan urban di Indonesia. Rubrik mode merupakan salah satu rubrik yang dinanti oleh para perempuan, karena rubrik tersebut menyajikan tentang gaya hidup terkini. Mode merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari para perempuan. Identitas perempuan urban di Indonesia dapat dilihat dari tanda-tanda yang terdapat pada rubrik mode majalah Femina. Pembedahan secara visual dilakukan dengan melihat tanda-tanda yang terdapat pada rubrik mode majalah Femina. Keseluruhan tanda-tanda representasi sosok perempuan urban di Indonesia dihubungkan dan diorganisasikan ke dalam bentuk dominasi sosial yang terdapat pada masyarakat. Sebagai produk budaya visual, rubrik mode memiliki *) Faculty of Design and Creative Art, Mercu Buana University (11650) e-mail:
[email protected]
89
Dimensi DKV, Vol.2-No.1 April 2017
pandangan dari segi visual dan fakta sosial yang terjadi di sekitarnya. Analisis semiotika sosial dengan pandangan Van Leuween digunakan untuk menganalisis modalitas dalam teks multimodal. Peran identitas diri dan representasi menjadi dasar dalam memandang perubahan teknologi dari majalah cetak ke digital. Kekuatan visual pada majalah Femina memiliki kolaborasi dalam pembentukan representasi dan identitas diri dengan pengaruh perempuan urban Indonesia. Media secara massif dan arbitrer menampilkan citra mengenai perempuan kepada khalayak ramai. Jangkauan media yang luas memampukan media menyebarkan citra yang sama mengenai perempuan ke banyak tempat dan pada akhirnya menyebabkan kesamaan pandangan masyarakat mengenai identitas perempuan. Kata kunci: perempuan, mode, majalah, visual, multimodal
Latar Belakang Komunikasi massa adalah proses di mana organisasi media memproduksi dan mentransmisi pesan-pesan yang disampaikan kepada khalayak luas dan proses di mana pesan-pesan tersebut ditangkap, digunakan, serta dikonsumsi oleh khalayak (Little John dan Foss, 2009: 405). Rakhmat (1994: 189) merangkum, beberapa definisi yang diberikan oleh para ahli dalam satu pengertian, bahwa sebuah komunikasi massa diartikan ditujukan kepada sejumlah khalayak tersebar, heterogen, anonim melalui media, sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan bersamaan. Meliono dan Budianto (2004: 133) mengatakan bahwa media dibangun karena adanya keinginan dan kebutuhan khalayak terhadap informasi, imajinasi, dan teknologi tinggi. Media massa memengaruhi kehidupan manusia dan masyarakat, serta menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Media tak hanya menjadi sumber informasi, tetapi juga sumber hiburan sebagai pelepas lelah dari kegiatan sehari-harinya, bahkan menjadi penghubung seseorang dengan situasi di luar dirinya. Bagi pengguna media budaya, interaksi terus menerus dengan media tersebut dapat menyebabkan adanya perubahan dan transformasi identitas. Majalah di Indonesia terutama untuk perempuan telah terbukti menjadi panutan untuk perempuan di Indonesia. Salah satunya majalah Femina, yang mengklaim sebagai majalah wanita pertama di Indonesia. Sejak awal terbitnya, Femina telah menuntun perempuan Indonesia untuk mendapatkan informasi dan imajinasi, sesuai yang dibutuhkan oleh khalayak. Peranan majalah sampai saat ini dirasakan masih sangat penting, hal ini dapat dilihat dari banyaknya majalah baru yang bermunculan di Indonesia. Perkembangan majalah khususnya untuk perempuan lebih banyak memfokuskan pada gaya hidup. Banyaknya majalah perempuan yang beredar di pasaran khususnya di Indonesia, membuktikan bahwa animo para perempuan Indonesia sangat tinggi. Dari banyaknya majalah gaya hidup perempuan ketiga yang terunggul dan memiliki pembaca yang paling tinggi, antara lain: Femina, Cosmopolitan, dan Kartini (sumber: media profile Femina 2009-2010). Kebanyakan dari perempuan Indonesia memilih untuk mendapatkan informasi dari majalah-majalah perempuan, karena sadarnya akan, pentingnya gaya hidup. Perkembangan majalah khususnya untuk perempuan, lebih banyak
90
IDENTITAS DAN VISUALISASI PEREMPUAN URBAN INDONESIA DALAM KOMUNIKASI MELALUI MAJALAH FEMINA Ariani Wardhani
memfokuskan pada gaya hidup. Perempuan di Indonesia membutuhkan informasi dari majalah-majalah, karena sadar akan pentingnya gaya hidup. Definisi dari sebuah majalah mode merupakan publikasi cetak yang terbit secara berkala, menyajikan tentang informasi terkini dan tren di dunia mode. Selain itu disertai rubrik, iklan, fotografi yang juga dibarengi dengan informasi tentang pakaian, kosmetik, aksesori, dan perkiraan mode untuk ke depannya (Seock dan Bailey, 2008: 113-121). Brian Moeran mengartikan majalah mode sebagai sebuah sosialisasi yang menarik di dalam dua aspek. Majalah perempuan yang di dalamnya terdapat rubrik mode menyajikan dengan memberikan cerita pengalaman dan model perilaku yang dapat mencerminkan diri pembaca, di mana mereka dapat merenungkan dan mengambil keputusan. Sebagai komoditas, majalah adalah produk dari dunia penerbitan dan media penting untuk iklan serta penjualan (Moeran, 2006: 727). Di dalam setiap majalah terdapat konten yang merupakan rubrik. Artikel pada majalah peremppuan berkisar pada gaya hidup dan peran perempuan yang diwarnai dengan sifat hiburan. Kategori majalah perempuan dibedakan menurut perbedaan target market (McCracken, 1993: 19). Citra perempuan yang mempesona erat kaitannya dengan mode dan kecantikan. Mode dan pakaian, serta cara penampilan perempuan, tetap merupakan cara utama mengkonstruksi, menandai, dan mereproduksi feminitas. Perbedaan ruang dan waktu, atau perbedaan tempat dan budaya di mana tanda-tanda budaya tersebut direproduksi, akan membentuk karakteristik perempuan yang berbeda. Mode menandai nilai-nilai di zamannya. Namun penilaian perempuan tetap berdasarkan dengan penampilan. Menciptakan dan menjaga rupa serta penampilan, menjadi sesuatu yang mendefinisikan watak feminitas (Barnard, 1996: 166-167). Pada majalah mode, konsumen mungkin membaca untuk kebutuhan prestasi, afiliasi, kekuasaan, dan keunikan, yang perlu mereka dipenuhi secara spesifik. Hal ini juga didasarkan pada keterlibatan pembaca dengan majalah mode, salah satunya misalnya menurut jenis kelamin, usia, dan status sosial. Identitas merupakan sebuah identitas dalam persepsi yang berbeda di dalam setiap individu. Persepsi dari setiap manusia menghasilkan perbedaan individu dalam menghasilkan identitas sesuai dengan selera dari setiap individu. Identitas yang didapatkan dari kepribadian, latar belakang, dan gaya hidup yang berbeda menghasilkan pengalaman dari setiap individu untuk memilih selera sesuai dengan kepribadian dan peran sosial yang ingin ditampilkan. Keseluruhan dari penelitian tersebut dikaji dari visualisasi majalah rubrik mode perempuan, yang berdampak pada identitas para pembaca majalah perempuan di Indonesia. Pengaruh dari desain visual rubrik mode majalah Femina dapat mengidentifikasikan identitas para perempuan pembaca majalah Femina di Indonesia. Pertanyaan penelitian di antaranya: 1. Bagaimana elemen-elemen visual yang berperan dalam melatar belakangi pembentukan identitas melalui rubrik mode Majalah Femina?
2. Bagaimana sosok perempuan Indonesia yang direpresentasikan melalui visualisasi
91
Dimensi DKV, Vol.2-No.1 April 2017
rubrik mode majalah Femina? 3. Bagaimana identitas dan pemikiran tertentu yang melatarbelakangi visualisasi rubrik mode majalah Femina?
Pengkajian elemen-elemen visual yang terdapat pada artikel mode majalah digital Femina dan bahasa visual yang digunakan di dalam artikel mode tersebut. Elemen-elemen visual yang ada menjadi teks dalam bahasa visual yang menjelaskan identitas perempuan urban di Indonesia. Pembentukan identitas perempuan secara sewenang-wenang melalui media sangat besar pengaruhnya pada kehidupan perempuan sehari-hari. Berbagai macam profesi para perempuan urban di Indonesia, baik ibu rumah tangga, pekerja, seorang intelektual, dan segala profesi lainnya. Perilaku yang diterima pada masyarakat terbentuk dari konstruksi mengenai identitas perempuan dalam media. Kajian dibatasi pada kajian elemen-elemen visual yang terdapat pada artikel mode majalah Femina dan bahasa visual yang digunakan pada identitas yang melingkupinya. Elemen-elemen grafis yang ada menjadi teks dalam bahasa visual yang menjelaskan gaya hidup pembacanya. Sebagai teks, elemen-elemen visual tersebut mengkomunikasikan pesan baik secara langsung maupun tidak langsung mengenai keadaan sosial budaya pembacanya, dengan lingkup budaya perkotaan sebagai batasan budayanya. Sampel yang dipilih untuk dianalisis secara visual merupakan salah satu artikel rubrik mode majalah Femina yang tentang keseharian, sehingga lebih menggambarkan identitas perempuan Indonesia secara keseluruhan.
Metodologi Metodologi pada penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif dengan pengambilan data untuk perbedaan bentuk visual secara kuantitatif untuk membedah tanda elemen yang mengidentifikasikan identitas para perempuan Indonesia. Pendekatan yang dilakukan pada penelitian ini dengan menggunakan pendekatan cultural studies. Penelitian ini menggunakan pendekatan cultural studies untuk mengeksplorasi hubungan antara budaya yang dipahami, sebagai kegiatan ekspresif dan kehidupan yang khas dari sebuah masyarakat. Pendekatan kajian cultural studies ini menggabungkan interdisiplin ilmu dengan lintas batasan bidang desain dan sosial, untuk mendapatkan sebuah kajian budaya tentang identitas perempuan urban di Indonesia. Pembahasan yang dilakukan tentang permasalahan ini merupakan kajian budaya dalam perubahan media cetak ke digital, dalam aspek perspektif budaya melalui realitas media. Penelitian ini melihat sudut pandang representasi dan identitas para perempuan urban di Jakarta dalam menghadapi perubahan media pada majalah cetak dan digital dengan kasus studi majalah Femina. Menurut Barker (1999: 8-12), representasi dan identitas adalah dua kata kunci dalam penelitian cultural studies. Analisis multimodal melalui visual rubrik mode teknologi majalah cetak dan digital terhadap perempuan urban di Jakarta, dengan menggunakan teori semiotika sosial. Dengan memandang sebuah fenomena budaya secara utuh, penelitian kualitatif akan menjelaskan hal-hal yang
92
IDENTITAS DAN VISUALISASI PEREMPUAN URBAN INDONESIA DALAM KOMUNIKASI MELALUI MAJALAH FEMINA Ariani Wardhani
tidak dapat dijelaskan melalui penelitian kuantitatif (Endraswara, 2003:15-16). Pengumpulan data secara kuantitatif melalui software multimodal analisis yang kemudian dijabarkan secara kualitatif. Analisis dilakukan secara kualitatif untuk melihat identitas perempuan melalui elemen-elemen yang terdapat pada rubrik mode majalah Femina. Tanda-tanda visual dan verbal yang terdapat pada rubrik mode dianalisis sehingga mencerminkan identitas dari perempuan urban di Indonesia.
Hasil dan Pembahasan Media cetak adalah suatu media yang statis dengan mengutamakan peran-peran visual dan teks. Media tersebut terdiri dari lembaran dengan menggunakan sejumlah foto, gambar, dan teks dalam tata warna dan halaman putih. Fungsi utama media cetak adalah memberi informasi dan menghibur, seperti layaknya televisi dan radio. Media cetak pada awalnya lebih banyak memperlihatkan perkembangan bentuk penerbitan dibandingkan oleh isi media itu sendiri. Perkembangan media diawali dengan media cetak, salah satunya di Indonesia adalah majalah Femina. Perkembangan media juga memengaruhi format, warna, atau bentuk yang muncul di majalah cetak. Penerbitan di era informasi adalah kombinasi teknologi cetak tapi semakin memperhatikan faktor-faktor otomatisasi dan digitalisasi. Gambar dan huruf elektronik membuat proses percetakan semakin modern, ditambah dengan rangkaian desktop yang dikembangkan oleh komputer penerbitan serta didukung dengan software penerbitan dan scanners (Straubbar, 2006). Perkembangan media diawali dengan media cetak, salah satunya di Indonesia adalah majalah Femina. Perkembangan media juga memengaruhi format, warna, atau bentuk yang muncul di majalah cetak. Penerbitan di era informasi adalah kombinasi teknologi cetak tapi semakin memperhatikan faktor-faktor otomatisasi dan digitalisasi. Gambar dan huruf elektronik membuat proses percetakan semakin modern, ditambah dengan rangkaian desktop yang dikembangkan oleh komputer penerbitan serta didukung dengan software penerbitan dan scanners (Straubbar, 2006). Analisis visual majalah yang diambil adalah salah satu rubrik mode majalah Femina No.46/ XXIX 26 November - 2 Desember 2011. Sampel yang digunakan dalam pembedahan visual ini diambil karena pada hampir akhir tahun sebelum adanya perubahan mode pada awal tahun berikutnya selain itu sampel dipilih yang mewakili representasi sosok perempuan urban di Jakarta pada masa sekarang ini. Tujuan dari analisis multimodal dengan menggunakan software multimodal analysis untuk menghasilkan modal yang terdapat pada visualisasi halaman rubrik mode majalah cetak Femina.
93
Dimensi DKV, Vol.2-No.1 April 2017
Gambar 1. Rubrik Mode Majalah Femina Edisi No.46/XXIX 26 November - 2 Desember 2011 hal. 1 dan 2. (Sumber: Majalah Cetak Femina)
Gambar di atas merupakan salah satu rubrik mode majalah Femina tahun 2011, ketika majalah digital Femina baru mulai muncul di akhir tahun 2011. Edisi rubrik mode ini menjadi salah satu sampel untuk mengidentifikasikan perbedaan modal pada elemen visual rubrik mode majalah cetak. Relasi gambar dengan teks pada halaman majalah yang memiliki makna visual terhadap perempuan urban di Jakarta. Sumber daya semiotika yang terdapat pada halaman majalah cetak dianalisis dengan menggunakan struktur modal untuk memahami dan mengetahui pemahaman tentang visual pada majalah cetak dan digital. Kecenderungan gambar pada halaman majalah cetak dan digital dibedah menggunakan software analisis multimodal untuk mengetahui banyaknya relasi interpersonal dan kekuatan visual pada masing-masing media. Modal yang digunakan pada penelitian ini menggunakan modal untuk pembedahan iklan. Menurut Tungate (2012:158), bahwa adanya hubungan yang mendasar antara halaman mode dan iklan. Halaman mode merupakan sebuah bentuk hiburan untuk pembaca dalam melihat mode yang menarik untuk digunakan, sedangkan iklan juga menyajikan hal yang sama ketika sebuah produk mode menawarkan sebuah iklan yang menggelitik untuk dibeli dan digunakan oleh pembacanya. Kebanyakan majalah mode merupakan perpanjangan dari departemen marketing di dalam dunia mode, sehingga erat kaitannya antara halaman mode dengan halaman iklan. Maka dari itu, pembagian setiap modal pada halaman iklan digunakan untuk menganalisis modal halaman rubrik mode Femina. Halaman rubrik mode yang dianalisis dengan menggunakan multimodal pada halaman pertama dan kedua, karena kedua halaman tersebut mewakili dari keseluruhan tema rubrik mode pada majalah Femina pada setiap edisi. 94
IDENTITAS DAN VISUALISASI PEREMPUAN URBAN INDONESIA DALAM KOMUNIKASI MELALUI MAJALAH FEMINA Ariani Wardhani
Hasil modal yang digunakan pada halaman berikutnya hasilnya sama sesuai dengan bentuk visual yang dibedah dengan menggunakan multimodal analisis.
Gambar 2. Analisis Multimodal Rubrik Mode Majalah Femina Edisi No.46/XXIX 26 November - 2 Desember 2011 halaman 1 dan 2. (Sumber: Majalah Cetak Femina).
Gambar di atas membedah setiap modal yang ada pada majalah cetak dengan dibagi dan dipisahkan sesuai dengan struktur moda. Analisis dari visual majalah cetak dan digital dengan konten yang sama namun struktur gambar berbeda dilakukan secara bertahap dengan menggunakan setiap modal pada gambar yang terdapat pada halaman mode untuk dianalisis. Setiap tahap dalam membangun teks multimodal dilakukan untuk menyajikan informasi atau gagasan kepada para pembaca untuk dapat diterima sesuai dengan persepsi para pembaca. Pembagian modal secara garis besar untuk menganalisis relasi teks dengan visual antara lain: (1) Unsur desain, yaitu merupakan visual-verbal yang berbeda untuk membentuk keseluruhan teks pada halaman mode. Pembagian unsur dalam komponen pada representasi gambar pesan tersebut dapat dibagi menjadi bentuk gambar visual seperti foto atau dalam bentuk teks pada halam tersebut. (2) Struktur organisasi dan tahapan fungsional, yaitu bagaimana mengatur struktur tata letak informasi pada halaman dan fungsi yang berbeda untuk dipenuhi oleh masing-masing bagian. (3) Elemen fungsional, yaitu bentuk informasi dan kecenderungan elemen visual yang menarik perhatian dibandingkan dengan unsur yang lain. (4) Realitas visual, yaitu elemen yang mengungkapkan seberapa nyata dan dekat dengan kenyataan gambar yang ditampilkan. (5) Tipografi, yaitu efek atau kesan yang dapat dibuat dengan pilihan font atau jenis huruf. 95
Dimensi DKV, Vol.2-No.1 April 2017
(6) Hubungan interpersonal, yaitu bagaimana pembaca diharapkan untuk terlibat dan berinteraksi dengan gambar dan teks. (7) Keterlibatan emosi, yaitu perasaan yang tercipta dalam melihat teks dan gambar. (8) Aksi postur, yaitu peran dan hubungan yang dibangun untuk para peserta yang digambarkan dalam teks dan gambar, sehingga proses yang terlibat di dalamnya memiliki hubungan. (9) Hubungan visual dan verbal, yaitu konsep dan ide yang disampaikan oleh elemen visual dan verbal harus saling melengkapi atau mewakili konsep-konsep dan ide yang berbeda. Unsur modal di atas yang dibangun oleh Tan, Marissa, dan O’Halloran (2012: ii) dalam analisis multimodal visual dapat lebih dibedah lagi secara multimodal pada halaman rubrik mode majalah Femina. Modal-modal yang di atas dibagi lagi untuk lebih mengetahui bukan hanya dari segi kuantitas perbedaan majalah cetak dan digital, tetap juga didalami hubungan tanda dan relasi yang terkandung di dalam teks dan gambar membentuk sebuah makna. Pada halaman rubrik mode majalah cetak, dikarenakan bentuk halaman spread dalam rubrik mode maka pembagian modal dilakukan sesuai dengan visual yang terdapat pada kedua halaman tersebut. Pengelompokan elemen-elemen visual dibagi sesuai dengan modalmodal yang akan dianalisis. Pembagian modal-modal tersebut dapat dianalisis kembali dengan dibagi menjadi multimodal. Semua bagian dari modal objek halaman mode Femina telah dikelompok-kelompokkan sesuai dengan variabel multimodal yang akan dianalisis. Pembagian dari setiap modal di atas dijabarkan secara detail melalui software analisis visual multimodal sehingga secara keseluruhan relasi dengan teks dan gambar pada pesan yang akan disampaikan kepada pembaca. Pertimbangan dari sumber-sumber semiotika berupa gambar, tatapan, teks, warna memiliki relasi yang menghasilkan hubungan yang saling berelasi sehingga menghasilkan makna untuk para pembaca. Menurut O’Halloran dan Smith (2011) bahwa analisis multimodal meliputi analisis komunikasi dalam segala bentuknya, tetapi terutama berkaitan dengan teks-teks yang mengandung interaksi dan integrasi dari dua atau lebih sumber semiotika atau mode untuk menghasilkan sebuah fungsi komunikasi teks. Hubungan dari sumber-sumber tanda dan teks tersebut di dalam visual rubrik mode majalah cetak memiliki relasi hubungan yang dapat didapatkan maknanya. Dengan menggunakan software multimodal analysis image, didapatkan antara lain dari majalah cetak rubrik mode seperti di bawah ini.
96
IDENTITAS DAN VISUALISASI PEREMPUAN URBAN INDONESIA DALAM KOMUNIKASI MELALUI MAJALAH FEMINA Ariani Wardhani
Gambar 3. 14 Hasil Analisis Visual Multimodal Rubrik Mode Majalah Femina Cetak Edisi No.46/XXIX 26 November - 2 Desember 2011 dengan software multimodal analysis. (Sumber: Majalah Cetak Femina)
Analisis di atas menggunakan software multimodal analysis image untuk halaman mode majalah cetak edisi No.46/XXIX 26 November - 2 Desember 2011 pada halaman pertama dan kedua. Hasil dari multimodal yang berbentuk pembagian tanda dan teks menghasilkan penjabaran antara lain terdapat elemen visual dengan fokus perhatian pada objek halaman mode sebanyak lima objek foto. Pada halaman majalah cetak, fokus objek yang ditampilkan bukan hanya dari model tetapi dari barang mode yang ingin disajikan. Elemen verbal yang terdapat pada majalah cetak berupa, satu headline dan sub kategori serta tujuh teks utama yang menjelaskan tentang objek foto. Headline merupakan teks terkuat yang mewakili keseluruhan dari tema halaman mode tersebut. Sehingga tema keseluruhan dari halaman mode edisi ini merupakan “Rajut Relaks” yang mewakili dari setiap objek yang terdapat pada halaman mode. Sub kategori diperlukan untuk mengorganisasikan informasi ke dalam grup yang berbeda sehingga memudahkan untuk mengelompokkan dari setiap objek. Sedangkan terdapat tujuh teks utama yang mendeskripsikan masing-masing dari gambar objek foto yang terdapat pada halaman mode. Struktur tata letak dari objek visual yang terdapat pada halaman mode edisi ini, terdapat enam objek visual dan keseluruhannya menggunakan struktur tata letak tengah. Secara tidak langsung ingin menyampaikan lebih fokus pada objek, walaupun pada halaman kedua terbagi menjadi empat bagian namun struktur tata letak tengah tetap digunakan pada halaman tersebut. Kecenderungan visual pada halaman mode majalah cetak edisi ini, terdapat sebuah dominasi dari segi ukuran yang besar di halaman pertama dan empat bagian yang memiliki ketajaman pada fokus keseluruhan di halaman kedua. Secara tidak langsung sebuah ukuran foto yang
97
Dimensi DKV, Vol.2-No.1 April 2017
lebih besar mendominasi di halaman pertama, kemudian fokus pada ketajaman foto pada objek lainnya. Kecenderungan visual pada halaman mode majalah cetak secara keseluruhan terbagi menjadi kelompok ukuran dan fokus ketajaman pada foto. Tingkat realistis visual pada halaman mode tersebut dikelompokkan menjadi beberapa kelompok. Detail realistis dari halaman mode edisi “Relaks Rajut” menggunakan fotografi sebanyak lima foto yang mendekati keaslian dari pesan yang disampaikan. Tingkat warna realistis keseluruhan foto yang terdapat pada halaman mode ini menggunakan warna warni yang serasi dengan dominasi warna cerah baik dari pakaian, aksesori, maupun latar belakang. Tingkat realistis latar belakang pada foto pemotretan halaman mode ini dikatakan tidak menjadi fokus dalam pesan yang akan disampaikan. Relasi dengan objek yang disampaikan bukan menjadi sebuah yang penting tetapi tetap diperlukan sebagai sub kategori pada halaman mode tersebut. Tipografi yang digunakan pada halaman mode ini menggunakan tipografi script untuk judul/ headline sedangkan sub kategori dan teks utama menggunakan san serif. “Rajut Relaks“ sebagai tema besar dari halaman mode edisi ini menggunakan huruf script yang berkesan feminin dan lembut sesuai dengan karakter tema yang memperlihatkan mode yang terbuat dari rajut yang memiliki kesan feminin. Sedangkan untuk teks utama menggunakan huruf san serif yang memiliki kesan simpel dan modern untuk mendefinisikan objek-objek foto yang terdapat pada halaman ini. Huruf san serif dipilih untuk memperlihatkan kesan santai sesuai dengan tema dari halaman mode ini. Gaya dari tipografi pada halaman ini bervariasi mulai dari huruf capital, italic juga huruf kecil sesuai dengan kebutuhan pesan yang akan disampaikan. Hubungan interpersonal antara satu dengan yang lainnya pada objek-objek foto dan teks memiliki keterkaitan. Model yang memeragakan pakaian yang ingin ditampilkan secara tatapan hanya satu yang melakukan kontak mata kepada pembaca sedangkan kebanyakan yang lainnya tidak menghadap kamera. Tatapan lebih ke arah lain mengesankan natural dan kesan rileks yang ingin ditampilkan oleh model. Sehingga terkaitan teks dengan objek dengan tatapan ke arah lain mewakili kesan santai dan natural. Kekuatan visual pada setiap objek foto sesuai dengan tingkat kenyamanan mata berada langsung di tengah, maka pembaca akan langsung melihat pada objek yang ditampilkan. Angle yang digunakan pada pemotretan mode “Rajut Relaks” menggunakan medium shot sehingga sampai batas lutut terlihat semua. Digunakan kebanyakan medium shot karena ingin memperlihatkan detail pakaian yang digunakan oleh model secara keseluruhan. Sedangkan untuk objek foto produk dilakukasn secara close shot untuk lebih memberikan detail dari produk yang ingin disampaikan. Hubungan emosional yang dilihat dari multimodal analisis pada halaman mode majalah Femina dilihat secara keseluruhan memiliki emosi yang positif ketika pembaca melihat langsung. Model yang menggunakan pakaian sesuai dengan tema yang diangkat menarik untuk dilihat secara emosi pembaca tertarik untuk melihat objek yang ditampilkan. Ada satu objek yang dinyatakan dengan emosi netral. Setelah dilihat kembali objek netral dikarenakan posisi model
98
IDENTITAS DAN VISUALISASI PEREMPUAN URBAN INDONESIA DALAM KOMUNIKASI MELALUI MAJALAH FEMINA Ariani Wardhani
dan ekspresinya tidak terlihat berubah, hanya pakaiannya saja yang memang berbeda. Secara emosi sehingga pembaca merasa netral, dikarenakan merasa sebelumnya objeknya terlihat mirip. Mimik muka dan ekspresi mempengaruhi untuk emosi yang dihasilkan walaupun dengan pakaian yang berbeda. Nilai kualitas objek gambar dan teks secara keseluruhan memunculkan evaluasi yang positif ketika pembaca melihat halaman mode “Rajut Relaks”. Setiap kelompok bagian memiliki bagian yang menarik untuk dibaca. Penghargaan pada keseluruhan rubrik mode ini menarik dan positif secara keseluruhan tema halaman mode edisi ini. Aksi dari karakter objek yang terdapat pada halaman mode edisi “Rajut Relaks“ selain model yang dikelompokkan sebagai partisipan tetapi ada objek lain sebagai pendukung baik latar belakang maupun objek lain seperti kursi, meja atau properti di sekitar model. Peranan karakter di halaman mode “Rajut Relaks” terdapat empat foto yang menggunakan model sedangkan satu keseluruhan untuk tema dan target dari fokus yang akan disampaikan menjadi pesan untuk tema edisi “Rajut Relaks”. Target yang dimaksudkan lebih ke arah objek yang menjadi tema dalam teks verbal. Kemiripan secara keseluruhan antara kenyataan, verbal, visual, dan relasi dari setiap hubungan modal dapat dilihat sebagai sebuah ilustrasi yang menyangkut tema yang akan disajikan. Relasi antara teks dan visual, yang dibedah secara per kelompok ketika dilihat secara kesatuan membentuk relasi yang berkesinambungan. Analisis halaman mode edisi No.46/XXIX 26 November - 2 Desember 2011 pada majalah cetak Femina dibedah dengan menggunakan analisis multimodal memiliki makna yang terkandung di setiap modal dan berkesinambungan antara satu dengan yang lain. Selain itu jika dilihat dari segi sosial budaya keadaan di tahun tersebut mode dibuat bahwa secara sosial dan lingkungan, mewakili identitas perempuan urban di Jakarta. Relasi interpersonal yang disajikan dari rubrik mode majalah Femina, memiliki kekuatan visual yang cukup kuat dalam menyajikan tema yang ingin disampaikan di setiap kelompok dan bagian objek-objek secara keseluruhan, sehingga menghasilkan emosi positif bagi para pembaca Femina. Penggunaan layout, visual, tipografi, latar belakang, dan semua mode yang terdapat di dalam visualisasi memiliki peran yang berintegrasi secara sosial dan budaya terhadap keadaan lingkungan di sekitarnya. Makna komunikasi melalui media yang berbeda dan sosial dalam memandang tandanya membuat pergeseran media majalah cetak dan digital memiliki dimensi sosial dalam menginterpretasi dari makna yang terkandung di dalamnya. Dalam praktiknya secara implisit atau eksplisit, visualisasi rubrik mode majalah Femina melihat keadaan dan sosial dalam melihat tanda. Semiotika sosial memiliki pertalian dalam jaringan dari budaya yang terkait. Makna sosial dan aksi sosial yang terdapat pada visualisasi rubrik mode dari visual dan juga tanda yang terdapat di dalamnya merupakan hubungan antara relasi sosial antara tanda yang di dalamnya juga sekitarnya. Kehidupan masyarakat dapat dikatakan sebagai sebuah sistem sosial karena di dalam masyarakat terdapat unsur-unsur sistem sosial. Secara garis besar, unsur-unsur sistem sosial dalam masyarakat adalah orang-orang yang
99
Dimensi DKV, Vol.2-No.1 April 2017
saling tergantung antara satu sama lainnya dalam suatu keseluruhan. Suatu masyarakat yang terbentuk sesuai dengan kebudayaannya masing-masing dan terpengaruh antara satu dengan yang lainnya salah satunya masyarakat urban di Jakarta. Pembaca majalah Femina kebanyakan berdomisili di Jakarta yang dapat dikatakan sebagai perempuan urban. Urban yaitu suatu daerah yang memiliki suasana kehidupan dan penghidupan modern, yang menyerupai ciri-ciri kota atau menuju ke arah kota (Asy’ari, 1993: 24). Perubahan-perubahan sosial tampak nyata di kota, karena masyarakatnya lebih terbuka dalam menerima pengaruh luar, hal ini dikarenakan jalan pikiran masyarakat kota lebih rasional, sehingga dalam berinteraksipun lebih didasarkan pada faktor kepentingan. Dalam konteks kehidupan masyarakat kota, selain dipengaruhi oleh kepribadian konsumen, perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh lingkungan perkotaan. Menurut Piliang (dalam Subandi 2005: 177) mengalirnya mode di pusat-pusat perbelanjaan dalam kecepatan yang tinggi memberikan cara yang sangat efektif dalam memacu kecepatan produksi dan konsumsi. Tentunya tidak hanya berlaku pada pakaian, tetapi juga pada model barang consumer lainnya, termasuk kebutuhan yang berkaitan dengan gaya hidup, yang kini bernaung di bawah panji-panji fashion. Masyarakat perkotaan secara tidak langsung menuntut untuk mengonsumsi berbagai hal baik jasmani maupun rohani. Mode merupakan penanda yang cukup mencolok dari kehidupan budaya urban. Perempuan urban dengan karakternya yang mobile dan sangat menjaga hubungan sosialnya, secara tidak langsung dituntut untuk menjaga penampilannya. Terlebih lagi perkembangan media dan teknologi membuat para perempuan urban di Jakarta sadar akan berita akan kebutuhan mereka dalam mengikuti mode. Di dalam focus group discussion hampir semua para peserta perempuan Jakarta, mereka mengatakan membaca rubrik mode untuk mengetahui tren yang sedang berkembang baik itu pakaian, aksesori, dan mode yang sedang berkembang. Media massa memainkan peranan penting penting menyebarluaskan ide-ide dan norma-norma kecantikan terkait dengan mode. Secara tidak langsung perempuan perkotaan dalam tanda dan citra yang dikonstruksi oleh majalah sebagian menjadi seragam dalam menggambarkan perempuan urban di Jakarta. Tidak heran jika kemudian kita dapat melihat gaya dan perilaku berpakaian yang terhegemoni dengan yang disajikan pada mode yang ada di majalah. Sebagian perempuan mengonsumsi mode dan citra atas dirinya memiliki alasan tersendiri. Namun di dalam masyarakat urban itu sendiri penegasan ekspresi diri di mana mode merupakan sebuah pernyataan diri yang dapat diakui oleh lingkungan sosialnya. Menurut penuturan dari Tya (29 tahun) salah satu perempuan urban di Jakarta yang merupakan peserta focus group discussion, mengatakan bahwa ketika ia mengonsumsi rubrik mode dalam majalah adanya proses di mana memilih, mengorganisasi, dan menerjemahkan informasi untuk membentuk suatu gambaran yang berarti untuk dirinya. Ketika memilih untuk mengonsumsi apa yang ada di dalam majalah Femina, secara tidak
100
IDENTITAS DAN VISUALISASI PEREMPUAN URBAN INDONESIA DALAM KOMUNIKASI MELALUI MAJALAH FEMINA Ariani Wardhani
langsung maka ia sudah tau apa yang ingin dicitrakan dan diposisikan dari dirinya. Sehingga orang dapat membentuk berbagai macam persepsi yang berbeda dari rangsangan yang sama. Maraknya dunia perkotaan yang gemerlap membuat para perempuan urban di era masyarakat postmodern ini menampilkan dirinya di hadapan orang lain, dan mereka membangun citra identitas. Mode menjadi bagian yang tidak dapat dilepaskan dari penampilan dan gaya keseharian. Pakaian dan aksesori yang dikenakan merupakan alat komunikasi untuk menyampaikan identitas pribadi. Di dalam masyarakat, gaya adalah sesuatu yang penting. Seseorang dapat memilih atau menciptakan sendiri gaya kepribadiannya untuk dapat menunjukkan siapa dirinya. Mode berperan jelas sebagai mekanisme bagi inklusi dan eksklusi, sehingga pilihan-pilihan yang bertebaran pada media menjebatani antara indentitas personal dan sosial. Menurut Finkelstein (1991: 146) bahwa mode telah menjadi sumber utama identifikasi personal, sehingga kita telah belajar menghargai citra tentang bagaimana kita tampil, bergaya, dan menjadi pribadi yang modis. Sehingga mode merupakan sebutan bagi proses sosial dalam hal pemanfaatan yang mengubah makna dan arti penting benda-benda maupun aktivitas. Walaupun setiap pribadi memiliki identitas personal tetapi mau tidak mau pengakuan dari identitas sosial diperlukan oleh setiap individu. Identitas sosial merupakan bagian dari diri sendiri yang dijadikan kode secara tidak disadari dari posisi lingkungan sosial (Deschamps dan Devos dalam Social Identity, 1998: 3). Rubrik mode pada majalah Femina secara tidak langsung memperlihatkan sensibiltas yang terjadi pada masyarakat dan secara tidak langsung pembaca mengonsumsi dan mempersepsikan terhadap indentitas personal kepada dirinya sendiri. Mode sendiri secara fungsi dan makna telah bergeser dari hanya pembungkus tubuh hingga bagian dari identitas diri sesorang melalui mode. Mode yang terdiri dari pakaian dan aksesori yang digunakan pada tataran dasarnya adalah sebagai penutup, perlindungan, kesopanan, dan daya tarik. Seseorang secara citra dapat terangkat ketika ia menggunakan mode yang sedang tren, atau yang dikatakan sebagai fashionable, fashionista atau fashionister. Makna yang terkadung dalam mode terutama sudah berubah, sehingga sering dianggap bahwa pakaian seperti sebuah topeng untuk memanipulasi tubuh, sebagai cara untuk menciptakan citra diri. Pakaian membangun habitus pribadi, sebagai sebuah perangkat penting untuk berkomunikasi dengan lingkungannya.
Simpulan Interaksi dalam sebuah visual rubrik mode majalah Femina dengan para pembaca perempuan urban di Jakarta merupakan sebuah ranah dari intangible. Identitas perempuan urban di Jakarta yang tercermin dalam sosok perempuan dalam visualisasi rubrik mode menandakan bahwa perempuan urban di Jakarta dengan modernitas dan aktualisasi dirinya. Struktur budi manusia tersusun beberapa jenis kemampuan yang masing-masing befungsi menurut hukum tersendiri, antara lain kemampuan berpikir, logika, kemampuan menilai, dan etika. Pembaca majalah majalah Femina menggunakan waktu luang, menghasilkan suatu relasi interpersonal yang dihasilkan dari sebuah waktu yang dinikmati dengan ruang yang terpisah.
101
Dimensi DKV, Vol.2-No.1 April 2017
Manusia di dalam hubungannya ingin saling terkoneksi satu sama lain tapi tetap memiliki daerah privasi, terbuka namun memproteksi diri, serta memiliki prediksi walau kerap membutuhkan spontanitas di dalam interaksi yang terjadi. Kebutuhan yang saling bertentangan ini seringkali berusaha untuk diselesaikan namun manusia tidak akan pernah menghilangkan kebutuhan dari kedua hal yang bertolak belakang tersebut. Pembaca majalah Femina memiliki perbedaan pada kelas tertentu dalam selera atas karyakarya legitin serta konsumsi dan intelektual. Kelas sosial tertentu pada perempuan urban di Jakarta dengan memiliki kecenderungan dalam membaca majalah cetak dan digital kembali lagi pada selera yang dipilihnya sesuai dengan kebutuhan fisik, teknologi, sosial, dan budaya. Pada titik ini dapat dilihat selera sebagai prinsip pembedaan yang memisahkan sekaligus menyatukan agen-agen sosial ke dalam tatanan simbolik kelas tidak lain merupakan efek dari strategi kelas dominan untuk membedakan dirinya dari kelas-kelas lainnya melalui kultur kelas yang ditopang oleh habitus perbedaan rasa yang diekspresikan dengan dominasi atas produk-produk budaya dalam mengapresiasikan diri. Representasi yang terjadi dari irisan relasional dalam teknologi media antara majalah cetak dan digital, serta visualisasi majalah Femina dan pada perempuan urban di Jakarta terjadi melalui proses dalam pembentukan representasi. Dalam proses ini peristiwa atau ide dikonstruksi sebagai realitas oleh media dalam bentuk bahasa gambar ini umumnya berhubungan dengan aspek seperti pakaian, lingkungan, ucapan ekspresi dan lain-lain. Di sini realitas selalu siap ditandakan. Keseluruhan kode-kode representasi dihubungkan dan diorganisasikan ke dalam koherensi sosial atau kepercayaan dominan yang ada dalam masyarakat. Representasi bekerja pada hubungan tanda dan makna. Konsep representasi sendiri bisa berubah-ubah, selalu ada pemaknaan baru. Representasi berubah-ubah akibat makna yang juga berubah-ubah. Setiap waktu terjadi proses negosiasi dalam pemaknaan. Nilai dan makna pada perempuan urban di Jakarta mengalami pergeseran dalam memandang teknologi media dan visualisasi majalah yang merupakan identitas diri dari perempuan Indonesia. Sintesa dari penelitian ini merupakan identitas diri dalam relasinya dengan representasi sosok perempuan di Indonesia. Proses pembentukan identitas diri tidak lepas dari lingkungan sosial. Representasi bagian dari identitas, karena di dalam visual tersebut banyak mengkomunikasikan konsep, ide, pemikiran, atau perasaan dalam mengidentifikasikan diri sesuai dengan konsep diri yang ingin disampaikan. Pada perempuan urban di Jakarta, identitas merupakan sesuatu yang memiliki hubungan erat pada individualitas yang membentuk konsep diri seseorang. Secara konteks sosial dari representasi rubrik visual memiliki konsep tentang masing-masing individual yang mencerminkan kepribadian dari perempuan urban di Jakarta.
102
IDENTITAS DAN VISUALISASI PEREMPUAN URBAN INDONESIA DALAM KOMUNIKASI MELALUI MAJALAH FEMINA Ariani Wardhani
Referensi Barnard, M., 1996. Fashion Sebagai Komunikasi: Cara Mengomunikasikan Identitas Sosial, Seksual, Kelas, dan Gender, terj. Idi Subandy Ibrahim dan Yosal Iriantara, Bandung: Jalasutra. Barnard, M. 2005. Graphic Design as Communication, New York : Routledge. Barthes, R., 1985. Elements of Semiology, New York: Hill and Wang. Budiastuti, L. dan Gifari, M., 2009. Representasi Perempuan dalam Majalah Wanita dalam Yin Yang, Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. 3 No. 1. Berger, A., 2000. Tanda-tanda dalam Kebudayaan Kontemporer, Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya. Finkelstein, J., 1991. The Fashioned Self, Britain: Marston Lindsay Ross International Ltd. Fiske, J., 2007. Cultural and Communication Studies Sebuah Pengantar Paling Komprehensif, Yogyakarta: Jalasutra. Hebdige, D., 1991. Subculture: The Meaning of Style, London: Rouledge
Jones, K., 2012. Looking at Mode Through Green-Colored Glasses: A Multimodal Critical Analysis of Vogue’s, Disertasi Program Doktor University of Missouri. Kartjono. 1984. Depolitization Politics in Indonesia, Transnationalization of The State and Social Formation: Indonesia Experience, Research Project’s Seminar on The State and People in the Context of Transnationalization, held in Salatiga, October 8-12, 1984, Sponsored by U.N. University, LP3ES. Koentjaraningrat. 1980. Beberapa Pokok Antropologi Sosial, Jakarta: Dian Rakyat. Littlejohn, S. dan Foss, K, 2009. Teori Komunikasi: Theories of. Human Communication, Jakarta: Salemba Humanika. McCracken, E, 1993. Decoding Women’s Magazines: from Mademoiselle to Ms., London: MacMillan. Meliono, I. dan Budianto, 2004. Ideologi Budaya, Jakarta: Yayasan Kota Kita. O’Halloran, K. L. & Smith, B. A. (eds). 2011. Multimodal Studies: Exploring Issues and Domains, New York & London: Routledge. Seock dan Bailey. 2008. The Influence of College Students’ Shopping Orientations and Gender Differences on Online Information Searches and Purchase Behavours, International Journal of Consumer Studies. Stevenson, Nick. 2003. Cultural Citizen, England: Mc.Graw Hill Education Sukanto, E., 2011. “Pengaruh Internet Financial Reporting dan Tingkat Pengungkapan Informasi Website”, Jurnal Ilmiah Ekonomi Vol. 6 No. 2.
Sumber lain
Femina Group: 2010. “Media Profile Femina Group”, Jakarta: Femina Group. Franzia, E., 2009. “Kajian Bahasa Visual dalam Perwajahan Majalah Femina”, Jakarta: Universitas Trisakti Tesis. Piliang, Y. 2004. “Sebuah Pendekatan Analisis Teks”. Konteks Sosial dan Kultural Iklan, “dalam Jurnal Komunikasi “MediaTor” Volume 5 Nomor 1, 2004. http://ejournal. unisba.ac.id/index.php/mediator/article/view/1156. Sudarwati dan Jupriono. 2000. “Betina, Wanita, Perempuan: Telaah Semantik Leksikal, Semantik Historis, Pragmatik”, diunduh pada tanggal 27 September 2013 http://. angelfire.com/journal/fsulimelight/ betina.html.
103