IDENTIFIKASI KERAGAMAN GENETIK DAN PEMANFAATAN PLASMA NUTFAH SAYURAN SPESIFIK LOKAL MENDUKUNG DIVERSIFIKASI PANGAN DI PAPUA A.Wahid Rauf1) dan Martina Sri Lestari2) 1)
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua Barat Jl. Ambon Pantai, Manokwari, Telp. (0986) 213182, 211377, Faks. (0986) 212052 (wartel fax) E-mail:
[email protected] 2) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua Jl. Yahim Sentani, PO Box 256, Sentani, Jaya Pura 99352, Telp. (0967) 592179, Faks. (0967) 591235 E-mail:
[email protected]
ABSTRAK
lokal di Papua dilaksanakan guna untuk mengetahui potensi sifat-sifat yang dimiliki agar dapat dimanfaatkan sebagai sumber pangan dan gizi. Kajian ini dilaksanakan pada sentra-sentra pertumbuhan sayuran lilin dan gedi di Kabupaten Jayapura mulai April sampai Nopember 2009. Kegiatan ini meliputi antara lain, 1) kegiatan eksplorasi, pemanfaatannya sebagai sumber pangan. Kegiatan eksplorasi dilakukan guna mencari, mengumpulkan, serta meneliti jenis kultivar untuk mengamankannya dari kepunahan. sifat-sifat penting yang bernilai ekonomis, atau merupakan penciri dari kultivar yang bersangkutan. Sifat dan karakter sayur lilin yang dimati adalah morfologi batang (bentuk batang, warna batang, warna pertemuan ruas, panjang ruas batang dan diameter batang), morfologi daun (bentuk daun, warna daun atas, panjang daun, warna pelepah daun, panjang pelepah, dan kerapatan bulu daun). Sedangkan sifat dan karakter sayur gedi yang diamati adalah morfologi batang (bentuk
batang, warna batang muda, dan permukaan batang), morfologi daun (bentuk daun, warna daun atas, bentuk ujung daun, bentuk tepi dan karakterisasi ditemukan 15 aksesi sayur lilin dan dan 10 aksesi sayur gedi. Sayur lilin dan sayur gedi tidak hanya dimanfatkan sebagai bahan sayuran tetapi dapat pula dibuat produk-produk lain dalam bentuk swamening, yang digemari tidak hanya penduduk setempat tetapi juga penduduk dari dikonservasi secara ex situ di Kebun petani di Sentani dan Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua. Kata Kunci: Plasma nutfah, sayur lilin (saccharum edule), sayur gedi (Abelmoschus manihot L.), Papua
PENDAHULUAN Pengelolaan di
berbagai
sumberdaya
daerah
di
genetik Indonesia
merupakan modal utama dalam menjaga keanekaragaman,
ketersediaan,
dan
keamanan sumberdaya genetik (Pudjihartati
et al., 2010). Selanjutnya dikatakan bahwa
lilin dan sayur gedi. Sayur lilin merupakan
keanekaragaman hayati merupakan keadaan
jenis
yang menunjukkan terdapatnya berbagai
edule), yang memiliki banyak ragam dan
macam variasi bentuk, penampilan, jumlah
jenisnya di Kabupaten Jayapura, demikian
dan sifat yang terlihat pada berbagai tingkatan
pula halnya dengan sayur gedi (Abelmoschus
kesatuan mahluk hidup (ekosistem, spesies,
manihot L.).
dan genetik).
tanaman
tebu-tebuan
(saccharum
Beragamnya plasma nutfah sayuran
Provinsi Papua memiliki kekayaan keanekaragaman
tinggi.
meningkatkan penganekaragaman sumber
Menyadari potensi keanekaragaman hayati
pangan dan gizi masyarakat, baik kualitas
yang sangat strategis tersebut, pemerintah
maupun
daerah
berupaya
mengembangkan
kualitas sumberdaya manusia.
berbagai
kebijakan
dan
peraturan
dengan peningkatan gizi masyarakat akibat
perlindungan
beragamnya sumber pangan lokal, juga dapat
Pemanfaatan
mengurangi konsumsi karbohidrat yang
keanekaragaman hayati akan dilakukan
berasal dari beras, yang selama ini menjadi
termasuk tanaman hortikultura lokal yang
beban pemerintah yang setiap tahunnya
khas. Di daerah ini juga terdapat beberapa
mengalami peningkatan.
menyangkut dan
hayati
yang
pemanfaatan,
pelestariannya.
kuantitas
Masalah
guna
utama
meningkatkan Selain
pengembangan
potensial untuk dikembangkan bagi pertanian tanaman pangan harapan masa depan, yaitu matoa, gembili, sagu, pokem dan beberapa
hanya dikonsumsi oleh sebagian masyarakat
jenis sayuran lokal seperti sayur lilin, sayur
dan hanya skala rumah tangga dengan adat
gedi, dan tanaman sayuran lainnya (Hayati et
istiadat tanpa diimbangi dengan upaya
al., 2002).
mempertahankan dan melestarikan tanaman
Salah satu Kabupaten di Provinsi Papua
yang
mayoritas
mengkonsumsi sagu
lokal tersebut, 2) penyebaran informasi
penduduknya
dan umbi-umbian
rendah, 3) teknologi budidaya dan teknologi
sebagai bahan makanan pokok disamping
pengolahan/pasca panen masih sederhana (Wijono, 2002). Hal ini secara perlahan-lahan dapat menimbulkan terjadinya pengurangan
yang banyak dikonsumsi oleh penduduk di Kabupaten Jayapura antara lain adalah sayur
lokal tersebut.
panjang pelepah, dan kerapatan bulu daun). Sedangkan sifat dan karakter sayur gedi yang guna untuk mengetahui potensi sifat-sifat
diamati adalah morfologi batang (bentuk
yang dimiliki agar dapat dimanfaatkan
batang, warna batang muda, dan permukaan
sebagai sumber pangan alternatif mendukung
batang), morfologi daun (bentuk daun, warna daun atas, bentuk ujung daun, bentuk
dalam program pemuliaan. Karakterisasi
tepi daun, dan warna petiole). Penentuan
plasma nutfah tanaman dilakukan terhadap
morfologi batang dan daun pada sayur lilin
sifat-sifat morfologi dan agronomi.
dan sayur gedi berdasarkan Tjitrosoepomo (1989). Semua kultivar yang diperoleh dari
METODE PENELITIAN hasil Penelitian
ini
dilaksanakan
pada
eksplorasi
ditindaklanjuti
dengan
kegiatan konservasi secara ex situ di Kebun
sentra-sentra pertumbuhan sayur lilin dan
Percobaan
Balai
gedi di Kabupaten Jayapura. Kegiatan ini
Pertanian
Papua.
dilaksanakan sejak April sampai Nopember
mengetahui pemanfaatan dari palsma nutfah
2009. Kegiatan ini meliputi antara lain,
sayur lilin dan sayur gedi dilaksanakan
Pengkajian
Teknologi
Sementara
untuk
melalui wawancara langsung dengan petani konservasi, dan 4) pemanfaatannya sebagai sumber
pangan.
dilakukan guna
Kegiatan
setempat.
eksplorasi
mencari, mengumpulkan,
serta meneliti jenis varietas lokal tertentu
HASIL DAN PEMBAHASAN
untuk mengamankannya dari kepunahan. Karakterisitik Lokasi Pengkajian sifat-sifat penting yang bernilai ekonomis, atau merupakan penciri dari kultivar yang
terletak antara 137 o27’BT sampai 141oBT
bersangkutan.
dan 01o 27’ sampai 03o 49’ LS. Secara
Sifat dan karakter sayur lilin yang
administratif memiliki luas wilayah 61.493
dimati adalah morfologi batang (bentuk
km2 atau 11,02% dari luas Provinsi Papua
batang, warna batang, warna pertemuan ruas,
yang berbatasan sebelah utara dengan
panjang ruas batang dan diameter batang), morfologi daun (bentuk daun, warna daun
kabupaten Jayawijaya; sebelah timur dengan
atas, panjang daun, warna pelepah daun,
Negara Papua New Guinea; dan sebelah
barat dengan Kabupaten Yapen Waropen.
sentra tanaman sayuran lokal (sayur lilin,
Jumlah penduduk pada tahun 2005 ± 91.990
sayur gedi ). Tanaman sayuran ini tersebar
jiwa, tersebar pada 16 distrik dan terbagi
di tiga kampung yaitu Ibub, Suna, dan Bring.
dalam 130 kampung serta 5 kelurahan,
Sayur Lilin di Kemtuk Gresi dikenal dengan
2
memiliki kepadatan 2,74 jiwa/km . Dari
nama lokal Yu, sedangkan di Sentani dikenal
jumlah penduduk ini 40% mendiami daerah
dengan nama Ware. Sayur Gedi di Kemtuk
pedesaan atau kampung dengan aneka ragam
Gresi dikenal dengan nama Swot, sedangkan
suku/etnis, adat budaya dan agama (BPS,
di Sentani dikenal dengan nama Manggali.
2006).
Kedua jenis bahan sayur ini dikenal secara
Iklim Kabupaten Jayapura termasuk
turun temurun oleh etnis Nembu Gresi, dan
iklim tropis yang dipengaruhi angin musim
menjadikan sayuran ini sebagai sebagai
barat laut yang banyak mendatangkan hujan.
makanan pokok.
Bagian selatan dipengaruhi angin musim
Menurut orang Kemtuk Gresi bahwa
tenggara yang kurang mengandung air
Sang
Kuasa
memberikan
berjenis-jenis
dan terjadi pada bulan September sampai
tanaman lokal yang tersedia dan mempunyai
Nofember dengan kelembaban ± 70%.
manfaat bagi kehidupan mereka diantaranya adalah: Sagu, tebu, pisang, ubi jalar dan
sampai berbukit-bukit dan perbukitan ± 80%
sayuran khas seperti sayur lilin (Yu), dan
dan dataran rendah ± 20% .
sayur gedi (Swot).
Distrik Kemtuk Gresi dan Distrik
Bertani bagi etnis Kemtuk Gresi bukan
Sentani merupakan suatu kawasan yang
merupakan hal yang baru. Kegiatan yang
terletak
yang
selalu dilakukan adalah meramu, berburu,
kesehariannya
berkebun dan mencari ikan di sungai-sungai
berinteraksi dengan lingkungan alam dan
sekitar tempat tinggalnya. Mata pencaharian
sesama, dengan mata pencaharian bertani,
pokok etnisdi Kemtuk Gresi dan Sentani
berburu dan meramu/menokok sagu. Dalam
adalah berkebun secara tradisional dengan
berkebun, biasanya ditanam aneka tanaman
bergantung pada alam (food gathering) dan
bahan makanan seperti ubi-ubian, pisang,
berpindah-pindah (nomaden). Sampai saat
di
senantiasa
Kabupaten kehidupan
Jayapura,
ini sayur lilin dan sayur gedi menjadi bahan dan gedi) yang ditanam sebagai sumber
sayuran andalan mereka. Untuk menanam
pangan.
taman ini masih menggunakan cara trdisional,
Distrik Kemtuk Gresi dan Sentani
seperti persiapan lahan, persiapan bibit
dipilih karena merupakan salah satu lokasi
sampai panen dan pemasaran mempunyai
aturan-aturan yang tersirat dalam Kearifan
Brop Kinje dan Yu Hwa dari Kemtuk Gresi,
Lokal (indigenous knowledge) yang harus
sedangkan warna batang ungu kehijauan
dipatuhi.
diperoleh pada aksesi Yu Kupie Didap dari
Etnis Sentani merupakan salah satu
Kemtuk Gresi. Aksesi yang berwarna ungu
suku terbesar yang menempati wilayah
dari sentani hanya ditemukan pada aksesi
kabupaten Jayapura baik di daratan maupun
Ware Hasai. Penampilan tanaman sayur lilin
di sekitar danau Sentani. Pada umumnya
dapat dilihat pada Gambar 1.
mata pencaharian penduduk Sentani adalah meramu, berburu, bertani dan mencari ikan di danau. Masyarakat Sentani yang tinggal di pinggiran danau dan sekitar kaki gunung Syckolp bertani merupakan mata pencaharian pokok. Beberapa jenis tanaman yang telah di kenal oleh mereka yaitu tanaman jangka pendek, jangka menengah dan
jangka
panjang seperti: khombelu (ketimun asli), tomat, sayur lilin dan sayur-sayuran lokal, keladi, bete, kiha, pisang dan berbagai jenis ubi rambat, pinang, jeruk, dan kelapa. Gambar 1. Tanaman Sayur Lilin. Keragaaan sayur lilin (saccharum edule) Keragaan batang
Berdasarkan
pada
warna
batang
tersebut maka diperoleh empat jenis aksesi yaitu aksesi yang berwarna ungu kemerahan, ungu kehijauan, ungu, dan hijau kekuningan.
terhadap tanaman sayur Lilin pada dua lokasi kajian (Tabel 1) diperoleh 12 aksesi sayur lilin di Distrik Kemtuk Gresi dan tiga aksesi di Distrik Sentani. Semua aksesi yang di
Warna batang relatif sama dengan warna pada pertemuan ruas kecuali pada aksesi Yu Hwa dari Kemtuk Gresi warna batangnya ungu kemerahan sedangkan warna pada pertemuan ruasnya ungu kehijauan.
Kemtuk Gresi maupun aksesi yang ditemukan di Sentani bentuk batangnya silindris/bulat. Aksesi yang memperlihatkan warna batang ungu kemerahan diperoleh pada aksesi Yu
Aksesi yang memiliki ruas terpanjang (> 10 cm) adalah Yu Brop Kinje, Yu Brop Kurlak, Yu Bte, Yu Kupie Didap dari Kemtuk Gresi dan Ware Khleumang dari
Tabel 1. Keragaan morfologi batang beberapa aksesi Sayur Lilin asal Distrik Kemtuk Gresi dan Distrik Sentani Kabupaten JayapuraTahun 2009. Bentuk Batang
Warna Batang
Warna pertemuan ruas
Panjang Ruas Batang ke-3 (cm)
Diameter Batang (cm)
1.
Kemtuk Gresi Yu Anggang
Silindris
2,0-2,5
Yu Brop Kinje
Silindris
> 10
2,0-2,5
3.
Yu Brop Kurlak
Silindris
> 10
>2
4.
Yu Busurwet
5.
Yu Bte
Silindris
> 10
>2
6.
Yu Kruit
Silindris
<5
>2
7.
Silindis
5 – 10
>2
8.
Yu Kwom Kurlak Yu Kwomjom
Hijau kekuningan Ungu kemerahan Hijau kekuningan Hijau kekuningan Hijau Kekuningan Hijau Kekuningan Kuning
5 – 10
2.
9.
Yu Kupie Didap
Silindris
Hijau kekuningan Ungu kemerahan Hijau kekuningan Hijau kekuningan Hijau Kekuningan Hijau Kekuningan Kuning Kehiijauan Hijau kekuningan Ungu Kehijauan Hijau kekuningan Hijau Kekuningan Ungu Kemerahan
> 10
>2
5-10
2,0-2,5
5 – 10
1,5
<5
1,5
Ungu Hijau Kekuningan Hijau kekuningan
Ungu Hijau Kekuningan Hijau kekuningan
5 – 10 5 – 10
3 2,5
> 10
2
No
Lokasi/Nama Lokal
10. Yu Naku
Silindris
11.
Silindris
Yu Namsyuk
12. Yu Hwa 1. 2. 3.
Sentani Ware Hasai Ware Khahebei Ware Khleumang
Silindris Silindris Silindris Silindris
Hijau kekuningan Ungu Kehijauan Hijau kekuningan Hijau Kekuningan Ungu Kehijauan
Sentani. Sedangkan ruas terpendek (< 5 cm)
aksesi sayur lilin di Kemtuk Gresi dan Sentani
ditemukan pada aksesi Yu Kruit dan Yu Hwa,
adalah sama, yaitu bentuk pita (ligulatus).
masing-masing dari Sentani.
Sedangkan warna daun ditemukan bergam mulai dari warna hijau keunguan pada aksesi Yu Brop Kinje dan Yu Hwa sampai warna
Keragaan daun 2,
hjau muda dan hijau kekuningan pada aksesi
menunjukkan bahwa bentuk daun pada
lainnya baik di Kemtuk Gresi maupun di
Berdasarkan
pada
Tabel
Sentani.
Tabel 2. Keragaan morfologi daun beberapa aksesi Sayur Lilin asal Distrik Kemtuk Gresi dan Distrik Sentani Kabupaten JayapuraTahun 2009. Bentuk Daun
Warna Daun
Panjang Daun (Cm)
Penjang Pelepah (Cm)
Kerapatan bulu daun
Pita Pita
Hijau Muda Hijau Keunguan Hijau Muda Hijau Muda Hijau Muda Hijau Muda Hijau Muda Hijau Kekuningan Hijau Muda Hijau Kekuningan Hijau Kekuningan Hijau Keunguan
125-135 130-155
27 25
Jarang Jarang
120-127 125-136 123-130 135-145 160-172 139-147
29 24 35 21 24 28
Jarang Jarang Jarang Jarang Rapat Jarang
118-125 120-130
20 25
Jarang Jarang
146-152
25
Rapat
115-125
18
Jarang
Hijau Muda Hijau Muda Hijau Muda
127-133 125-135 120-130
24 25 27
Jarang Jarang Jarang
1. 2.
Lokasi/Nama Lokal Kemtuk Gresi Yu Anggang Yu Brop Kinje
3. 4. 5. 6. 7. 8.
Yu Brop Kurlak Yu Busurwet Yu Bte Yu Kruit Yu Kwom Kurlak Yu Kwomjom
Pita Pita Pita Pita Pita Pita
9. 10.
Yu Kupie Didap Yu Naku
Pita Pita
11.
Yu Namsyuk
Pita
12.
Yu Hwa
Pita
1. 2. 3.
Sentani Ware Hasai Ware Khahebei Ware Khleumang
Pita Pita Pita
No
Warna daun memperlihatkan adanya
yang terpendek ditemukan pada aksesi Yu
korelasi dengan warna batang, seperti
Hwa (18cm). Khusus pada aksesi Yu Hwa
ditunjukkan oleh aksesi Yu Brop Kinje dan
memperlihatkan adanya korelasi positif
Yu Hwa yang memiliki warna daun dan
antara panjang daun dengan panjang pelepah
batang keungun. Daun terpanjang diperoleh
daun.
pada aksesi Yu Kwom Kurlak dari Kemtuk
Semua aksesi yang diamati baik aksesi
Gresi yaitu 160cm-172cm, sementara daun
dari Kemtuk Gresi maupun aksesi yang
terpendek diperoleh dari aksesi Yu Hwa
berasal dari Sentani umumnya memiliki bulu
(115-125cm) juga berasal dari Kemtuk Gresi.
daun. Aksesi yang memiliki bulu daun rapat
Sementara pelepah terpanjang diperoleh
hanya dua aksesi,yaitu Yu Kwom Kurlak
pada aksesi Yu Brop Kurlap (29cm) dan
dan Yu Namsyuk, sedangkan aksesi lainnya bulu daunnya jarang. Aksesi Yu Kwom
Kurlak dan Yu Namsyuk, keduanya memiliki
Swot Kinj dari Kemtuk Gresi dan Manggali
daun
dengan
Hele dari Sentani. Terdapat pula tiga aksesi
daun lainnya. Hal ini menunjukkan adanya
berwarna ungu kehijauan yaitu pada aksesi
kecenderungan korelasi antara daun panjang
Swot Kinj Sguo, Swot Kinlo Salopko 2,
dengan kerapatan bulu daun.
dan Swot Baru, masing-masing berasal dari
terpanjang
dibandingkan
Kemtuk Gresi. Batang berwarna merah Keragaaan sayur gedi (Abelmoschus manihot L. )
keunguan diperoleh pada aksesi Swot
Keragaan batang
berwarna hijau. Umunya permukaan batang
Kinlo Salopko 1. Sedangkan yang lainnya agak halus sampai kasar. Permukaan batang kasar diperoleh pada aksesi Swot Klaut dari
terhadap tanaman sayur gedi pada dua lokasi kajian (Tabel 3) diperoleh 7 aksesi sayur gedi di Distrik Kemtuk Gresi dan tiga aksesi di Distrik Sentani. Keragaan bentuk batang sayur gedi umumnya bundar (teres) dan terdapat berkas-berkas daun penumpu. Diperoleh dua aksesi yang memiliki warna daun merah kehijauan yaitu pada aksesi
Kemtuk gresi dan Manggali Baru dari Sentani, namun semua aksesi yang ditemukan baik di Kemtuk Gresi maupun di Sentani batangnya memiliki berkas-berkas daun penumpu. Keragaan Daun Keragaan bentuk daun sayur gedi pada dua lokasi memperlihatkan bentuk daun yang
Tabel 3. Keragaan morfologi batang beberapa aksesi Sayur Gedi asal Distrik Kemtuk Gresi dan Distrik Sentani Kabupaten JayapuraTahun 2009. No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 1. 2. 3.
Lokasi/Nama Lokal Kemtuk Gresi Swot Kinj Swot Kinj Sguo Swot Klaut Swot Kinlo Salopko 1 Swot Kinlo Salopko 2 Swot Sran Swot Baru Sentani Manggali Hele Manggali Mekhlakhla Manggali Baru
Bentuk Batang
Warna Batang Muda
Permukaan Batang
Bundar/Teres Bundar/Teres Bundar/Teres Bundar/Teres Bundar/Teres Bundar/Teres Bundar/Teres
Merah Kehijauan Ungu Kehijauan Hijau Merah Keunguan Ungu Kehiijauan Hijau Ungu Kehijauan
Halus Agak Halus Kasar Halus Agak Halus Halus Halus
Bundar/Teres Bundar/Teres Bundar/Teres
Merah Kehijauan Hijau Hijau
Agak Halus Agak Halus Kasar
Gambar 2. Keragaan Sayur Gedi
sama yaitu bulat (orbicularis), sedangkan
Bentuk tepi daun umumnya bercangab
warna daun agak beragam mulai dari warna
menjari (
) dan hanya satu aksesi
hijau, hijau muda, dan hijau keunguan (Tabel
yang memiliki bentuk daun berbagi menjari
4). Warna daun hijau keunguan diperoleh
(palmatipartitus) yaitu Swot sran dari Kemtuk
hanya satu aksesi, selebihnya berwarna hijau
Gresi, serta berlekuk menajri (palmatilobus)
dan hijau muda. Bentuk ujung daun umumnya
yaitu Manggali Baru. Warna petiole daun
meruncing (acuminatus), yaitu terdapat
umumnya keunguan, yaitu merah keunguan
pada empat aksesi dari Kemtuk Gresi (Swot
dan hijau keunguan. Namun dijumpai pula
Klaut, Swot Kinlo Salopko 2, Swot Sran, dan
petiole warna merah keputihan dan warna
Swot Baru) dan 1 aksesi dari Sentani yaitu
hijau. Warna
Manggali Baru. Bentuk ujung daun tumpul
ditemukan pada aksesi Swot Kinj Sguo dari
(obtusus) diperoleh hanya dua yaitu aksesi
Kemtuk Gresi dan Manggali Mekhlakhla dari
Swot Kinj Sguo dari Kemtuk Gresi dan aksesi
Sentani. Sedangkan warna hijau keunguan
Manggali Mekhlakhla dari Sentani. Bentuk
ditemukan dua aksesi yaitu pada aksesi Swot
ujung daun runcing (acutus) diperoleh pada
Kinlo Salopko 2, Swot Baru dari Kemtuk
tiga aksesi yaitu dua dari kemtuk Gresi (Swot
Gresi, demikian pula pada warna petiole
Kinj dan Swot Kinlo Salopko 1) dan satu dari
merah keputihan ditemukan dua aksesi yaitu
Sentani yaitu Manggali Hele. Penampilan
Swot Kinj dari Kemtuk Gresi dan Manggali
tanaman gedi diperlihatkan pada Gambar 2.
Hele dari Sentani. Aksesi lainnya memiliki
petiole
warna petiole hijau.
merah
keunguan
Tabel 4. Keragaan morfologi daun beberapa aksesi Sayur Gedi asal Distrik Kemtuk Gresi dan Distrik Sentani Kabupaten JayapuraTahun 2009.
1.
Lokasi/Nama Lokal Kemtuk Gresi Swot Kinj
2.
Swot Kinj Sguo
3.
Swot Klaut
4.
6.
Swot Kinlo Salopko 1 Swot Kinlo Salopko 2 Swot Sran
7.
Swot Baru
1
Sentani Manggali Hele
No
5.
2 3
Manggali Mekhlakhla Manggali Baru
Bentuk Daun
Warna Daun
Bentuk Ujung Daun
Bentuk Tepi Daun
Warna Petiole
Bulat/ Orbicularis Bulat/ Orbicularis Bulat/ Orbicularis Bulat/ Orbicularis Bulat/ Orbicularis Bulat/ Orbicularis Bulat/ Orbicularis
Hijau
Runcing
Hijau Keunguan Hijau Muda Hijau
Tumpul Meruncing
Merah Keputihan Merah Keunguan Hijau
Hijau
Meruncing
Hijau
Meruncing
Hijau
Meruncing
Bercangab Menjari Bercangab Menjari Bercangab Menjari Bercangab Menjari Bercangab Menjari Berbagi Menjari Bercangab Menjari
Hijau Muda Hijau
Runcing
Hijau
Meruncing
Bercangab Menjari Bercangab Menjari Berlekuk Menjari
Merah Keputihan Merah Keunguan Hijau
Bulat/ Orbicularis Bulat/ Orbicularis Bulat/ Orbicularis
Runcing
Tumpul
Hijau Hijau Keunguan Hijau Hijau Keunguan
Pemanfaatan plasma nutfah sayuran Bagian
tanaman
yang
dapat
dimanfaatkan sebagai sayur pada tanaman sayur lilin adalah bakal bunga pada bagian pucuk tanaman yang masih tertutup oleh pelepah daun/klobot, oleh penduduk lokal disebut terubuk (Gambar 3). Sedangkan sayur gedi yang dikonsumsi sebagai sayur adalah daunnya. Pemanfaatan sayur lilin sayur dan gedi oleh penduduk setempat selain dimasak sebagai sayur kuah atau ditumis, juga diolah dalam bentuk lainnya dengan cara dikukus bersama dengan sagu, kelapa, dan sayur lilin yang oleh penduduk setempat disebut
Gambar 3. Terubuk sayur Lilin.
KESIMPULAN DAN SARAN
dengan Suamening 2003). Selanjutnya dikemukakan bahwa hasil olahan berupa suamening biasanya
1.
dikonsumsi sendiri dan sebagian lagi dijual
dilaksanakan di Kemtuk Gresi dan Sentani
ke pasar lokal setempat, dan akhir-akhir ini
Kabupaten Jayapura ditemukan 15 aksesi
volumenya semakin meningkat karena tidak
sayur lilin dan dan 10 aksesi sayur gedi.
saja dikonsimsi oleh penduduk setempat
2. Sayur lilin dan sayur gedi tidak hanya
tetapi juga penduduk yang berasal dari luar.
dimanfatkan sebagai bahan sayuran tetapi
Sayur lilin segar dan gedi juga telah banyak
dapat pula dibuat produk-produk lain
dijual dipasar, ini menunjukkan bahwa
dalam bentuk swamening, yang digemari
jenis sayur ini tidak hanya untuk konsumsi
tidak hanya penduduk setempat tetapi
sendiri akan tetapi dapat merupakan sumber
juga penduduk dari luar. 3. Semua aksesi yang diperoleh dikonservasi
pendapatan bagi keluarga petani. ini
secara ex situ di Kebun petani di Sentani
dimanfaatkan oleh penduduk lokal dan
dan Kebun Percobaan Balai Pengkajian
bahkan penduduk yang berasal dari luar
Teknologi Pertanian Papua.
Sayur lilin
dan
sayur
gedi
sebagai sumber pangan dalam bentuk
4.
sayuran, sehingga tidak tergantung pada
nilai gizi untuk masing-masing jenis
jenis-jenis sayuran introduksi. Hal ini
sayuran lokal tersebut di atas.
menunjukkan bahwa sumber pangan sayuran ditingkat petani semakin beragam baik jenis maupun jumlahnya. Beragamnya sumber pangan, maka jaminan akan asupan gizi bagi keluaraga petani semakin baik pula. Martianto (2005) menyatakan bahwa secara dan sehat memerlukan 40 jenis zat gizi yang terdapat pada berbagai jenis makanan, dan tidak satupun jenis pangan yang lengkap gizinya kecuali air susu ibu (ASI). Dengan demikian penganekaragaman sumber pangan
DAFTAR PUSTAKA BPS. 2006. Badan Pusat Statistik Kabupaten Jayapura. Hayati. L, Mariana. O, M. Zain Kanro, Atekan & Alberth. S, 2002 Laporan Tanaman Khas Indegenous Papua, Proyek Pengkajian Teknologi Pertanian Partisipatif (PAATP) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian.
mutlak harus dilakukan. Mengenal sayur lilin dan sayur
gedi serta pemanfaatannya dalam Distrik Nimboran dan sekitarnya. Soenarto, Y.Abdullah, B. Nugroho, dan M.J. Tokede (Penyuntung). Prosiding Loka Karya Nasional Lokal Papua. Kerjasama Universitas Negeri Papua dengan Pemerintah Provinsi Papua. Martianto, D. 2005. Pengembangan Seminar Jakarta.
Pengembangan
Pudjihartati, E., Muryanto, dan Murdono, D. 2010. Kegiatan komisariat daerah simberdaya genetik Jawa Tengah dalam pengelolaan sumberdaya genetik. Makalah disampaikan dalam Kongres III Komda Sumberdaya Genetik se Indonesia. Surabaya tanggal 3-5 Agustus 2010. Tjitrosoepomo, G. 1989. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press. Widjono. A, 2002; Laporan Hasil Penelitian Pemetaan Gen Jenis-Jenis Tumbuhan Pangan dan Hortikultura Asli Papua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian.