Paper No: IND-05
Proceeding Seminar Inovasi Teknologi dan Rekayasa Industri 2013 Universitas Andalas, Padang, 2 Juli 2013
Identifikasi Kebutuhan Desain Mobile Phone Berbasis Konsep Product-Service Systems Berry Yuliandra(1), Agus Sutanto(2), Rika Ampuh Hadiguna(3) (1)
Mahasiswa Pascasarjana Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Andalas, Padang, Indonesia (2), (3) Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Andalas, Padang, Indonesia
[email protected]
Abstrak Konsep Product-Service System (PSS) muncul sebagai akibat terjadinya perubahan baik dari segi perilaku konsumen maupun lingkungan usaha. Konsep ini menggabungkan produk dan jasa dalam satu paket fungsi yang ditawarkan pada konsumen untuk meningkatkan fungsionalitas, kualitas dan performansi biaya (Goedkoop et al, 1999). Salah satu jenis PSS adalah product-oriented service dan jenis ini sesuai untuk diterapkan pada pengembangan produk mobile phone. Jenis produk ini selalu mengalami perkembangan karena jeda waktu kemunculan teknologi baru yang singkat dan tidak terlalu terdiferensiasi antara merek yang satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, kemampuan bersaing antara produsen mobile phone ditentukan oleh penyediaan elemen jasa yang dibutuhkan konsumen.Perkembangan produk mobile phone cenderung semakin menambah jenis fitur untuk memperluas jangkauan fungsi yang ditawarkan oleh produsen. Akan tetapi hal ini justru menambah kerumitan dalam desain dan penggunaan mobile phone. Karena itu, perancangan produk mobile phone seharusnya didasarkan pada fitur-fitur penting, yang di dalam paper ini ingin diidentifikasi. Metoda identifikasi ini dipakai sesuai dengan panduan yang dikembangkan oleh Muller et al (2010) yang disesuaikan. Metoda identifikasi ini menggunakan dua kriteria utama, yaitu technical artefact dan service yang merupakan elemen inti PSS. Kriteria technical artefact memandang perancangan dari sisi object-oriented, sedangkan kriteria service dari sisi process-oriented (Muller et al, 2010). Pada paper ini telah dicoba melakukan identifikasi kebutuhan desain berdasarkan kriteria technical artefact terhadap mobile phone yaitu hal-hal yang terkait dengan fungsi utama produk, produk pendukung, tampilan, fungsi tambahan produk, fitur pendukung jasa, ketersediaan fungsi produk, robustness, fleksibilitas produk, keamanan penggunaan produk, input, throughput, output, kuantitas produk yang dibutuhkan, Maintainability/ serviceability, penggunaan produk, usability, harga serta kemudahan membawa. Sementara identifikasi kebutuhan desain berdasarkan kriteria service didasarkan pada penggunaan sumber daya bagi jasa, aktivitas terkait pelayanan, hasil pelayanan yang diharapkan, informasi yang dibutuhkan, jasa opsional yang ditawarkan, jasa tambahan yang ditawarkan, jasa pelengkap yang ditawarkan serta lokasi pelayanan. Kriteria-kriteria tersebut digunakan untuk menentukan faktorfaktor kebutuhan desain mobile phone. Total dihasilkan 43 faktor desain yang dapat digunakan sebagai panduan dalam merancang mobile phone berbasis konsep PSS untuk memaksimalkan fungsi yang ditawarkan pada konsumen. Keywords: Perancangan produk, Product-Service Systems, mobile phone, faktor-faktor kebutuhan desain
1. Pendahuluan Product-Service Systems (PSS) merupakan konsep yang muncul sebagai jawaban atas berbagai perubahan yang terjadi pada lingkungan bisnis global. Perubahan-perubahan tersebut tidak hanya terjadi pada lingkungan usaha tetapi juga dari sisi konsumen: 1. Dari sisi konsumen, sifat dari permintaan semakin komplek dan beragam (Morelli, 2002) serta kesadaran konsumen terhadap kualitas produk (Lay et al, 2010) menyebabkan semakin tingginya standar pemenuhan kebutuhan yang diharapkan oleh konsumen. 2. Dari sisi lingkungan usaha, kemampuan kompetitif negara berkembang semakin meningkat (Lay et al, 2010) sehingga mulai meruntuhkan dominasi negara-negara maju dan menjadikan persaingan bisnis global semakin ketat. Pendiferensiasian produk juga semakin sulit dilakukan (Tan et al, 2007) secara umum hal ini disebabkan karena tingkat penguasaan teknologi yang tidak jauh berbeda antara perusahaan-perusahaan yang ada. 1
Paper No: IND-05
Proceeding Seminar Inovasi Teknologi dan Rekayasa Industri 2013 Universitas Andalas, Padang, 2 Juli 2013
Secara konseptual, PSS menggabungkan produk dan jasa dalam satu paket fungsi yang disediakan bagi konsumen yang dicapai melalui penambahan elemen jasa bagi perusahaan manufaktur dan elemen produk bagi perusahaan jasa. Hal ini dipercaya mampu meningkatkan fungsionalitas, kualitas dan performansi biaya. Selain itu pengembangan sektor jasa dipercaya tidak terlalu memberikan beban pada lingkungan hidup dan memperluas lapangan pekerjaan (Goedkoop et al, 1999). Selain berbagai kelebihan tersebut, konsep PSS juga dipercaya mampu mengatasi dilema rebound effect sekaligus menjadi jalan menuju perkembangan ekonomi yang sustainable (Goedkoop et al, 1999; Mont 2000). Mobile phone merupakan salah satu produk yang telah menjadi kebutuhan dan bagian dari kehidupan masyarakat. Teknologi informasi yang terus berkembang seiring perkembangan zaman menyebabkan dan mendukung kondisi ini. Hal yang menarik dari jenis produk ini adalah karakteristik siklus hidupnya yang cenderung mengikuti karakteristik siklus hidup produk elektronik pada umumnya, yaitu memiliki siklus hidup yang pendek. Siklus hidup yang pendek ini ditandai oleh kemunculan produk atau teknologi baru yang relatif singkat (Wigati dan Iskandar, 2002). Kesimpulan yang dapat diambil dari hal ini adalah penguasaan teknologi antar berbagai produsen mobile phone tidak terlalu jauh berbeda. Fitur-fitur yang ditawarkan juga tidak berbeda terlalu jauh antara merek yang satu dengan yang lainnya, sehingga bisa dikatakan bahwa produk mobile phone tidak terlalu terdiferensiasi. Kondisi ini menunjukkan bahwa produsen mobile phone perlu menambahkan elemen jasa pada produk yang mereka tawarkan untuk menghadapi tingkat persaingan yang ketat. Konsep PSS menjadi cocok diimplementasikan dalam proses pengembangan dan desain produk mobile phone. Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan desain produk mobile phone berdasarkan konsep PSS. Melalui hasil identifikasi tersebut diharapkan dapat menghasilkan rancangan produk mobile phone yang mampu mengakomodir pengembangan jasa terkait sehingga memberikan keuntungan yang maksimal bagi produsen. 2. Konsep Product-Service Systems Secara sederhana, PSS dapat didefinisikan sebagai integrasi produk dan jasa yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan spesifik konsumen (Goedkoop et al, 1999; Mont, 2000; Erkoyuncu et al, 2009; Chirumalla et al, 2011; Wallin dan Kihlander, 2012). Dalam terminologi ini, produk adalah komoditas tangible yang diproduksi untuk dijual, sedangkan jasa adalah aktivitas bersifat ekonomis untuk tujuan komersil (Goedkoop et al, 1999). PSS terbagi atas delapan tipe yang dikelompokkan ke dalam tiga kategori utama (Tukker, 2004). Pengelompokan ini dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Pengelompokan Product-Service Systems 3. Product-Service System dan Produk Mobile Phone Penelitian terhadap implementasi PSS pada produk mobile phone belum banyak dilakukan. Salah satu contoh kasus terkait yang pernah dianalisis adalah Libertel, sebuah perusahaan penyedia jaringan GSM oleh Goedkoop et al (1999). Akan tetapi dalam kasus tersebut mobile phone hanya sebagai elemen pendukung dari fungsi utama yang ditawarkan, yaitu jaringan GSM. Oleh karena itu, perlu dilakukan penyelidikan dari perspektif yang berbeda, dari perspektif produsen mobile phone, dimana mobile phone merupakan fungsi utama yang ditawarkan dan dilengkapi dengan jasa pendukung. Mobile phone bukan sekedar alat komunikasi biasa, tetapi telah berkembang menjadi sistem kompleks yang terdiri dari berbagai fitur (Kim et al, 2012; Choe et al, 2012). Bahkan produk ini seringkali dianggap sebagai simbol yang menggambarkan produk high-tech multifungsi yang didukung oleh serangkaian jasa pendukung dan berkonotasi dengan gaya hidup modern (Macdonald, 2010). Tipe bisnis produsen mobile phone pada umumnya adalah B2C. Produk ini biasanya digunakan untuk memenuhi 2
Paper No: IND-05
Proceeding Seminar Inovasi Teknologi dan Rekayasa Industri 2013 Universitas Andalas, Padang, 2 Juli 2013
kebutuhan telekomunikasi konsumen sehari-hari. Oleh karena itu, produk ini perlu didukung oleh after sales service yang kuat sehingga tipe PSS product-related service cocok diterapkan pada jenis produk ini. Peluang kustomisasi juga terbuka dalam pengembangan produk ini, seperti yang dikemukakan oleh Comstock et al (2004) bahwa kustomisasi pada mobile phone tidak hanya dapat dilakukan dari segi hardware produk, tetapi juga pada software, jasa dan pengemasan produk.
Gambar 2. Posisi Produk Mobile Phone dalam Kelompok Product-Service Systems 4. Kebutuhan Desain Mobile Phone Berbasis Product-Service Systems Kecenderungan perkembangan desain mobile phone adalah ukuran yang semakin kecil dengan fitur yang ditawarkan semakin banyak (Ling et al, 2007; Ziefle et al, 2006). Akan tetapi tren ini memiliki dampak negatif terhadap desain dan usability produk. Fitur yang semakin banyak akan menjadikan desain dan penggunaan produk semakin rumit (Ling et al, 2007). Macdonald (2010) memperkuat pendapat ini dengan menyatakan bahwa fitur-fitur baru yang ditawarkan hanya mampu digunakan dengan baik oleh konsumen yang familiar dengan fitur tersebut atau yang mampu beradaptasi dengan cepat. Hal ini menunjukkan bahwa seharusnya hanya fitur-fitur yang penting saja yang dikembangkan untuk menjaga tingkat kemudahan penggunaan sambil tetap memberikan fungsi yang diharapkan. Pemikiran tersebut menjadi dasar bahwa desain produk mobile phone harus seharusnya didasarkan pada hal-hal yang memang diperlukan. Muller et al (2010) telah mengembangkan checklist kriteria-kriteria untuk mengidentifikasi kebutuhan dalam pengembangan PSS bagi industri. Penelitian ini menggunakan checklist kriteria tersebut yang disederhanakan dan disesuaikan dengan produk mobile phone. Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah technical artefact dan service, yang merupakan elemen inti dari PSS. Technical artefact bersifat object-oriented sedangkan kriteria service bersifat process-oriented (Muller et al, 2010). Checklist untuk kedua kriteria yang telah disesuaikan tersebut berdasarkan penjabaran kriteria kebutuhan desain dapat dilihat selengkapnya pada Tabel 1dan Tabel 2. Checklist kriteria technical artefact yang telah disesuaikan kemudian ditransformasi menjadi faktor-faktor kebutuhan desain. Transformasi dilakukan untuk mewujudkan kriteria yang benar-benar bisa disesuaikan dengan karakteristik teknis mobile phone pada umumnya sehingga memiliki kemampuan dalam menghasilkan desain mobile phone yang mungkin untuk diwujudkan. Fungsi utama produk terkait dengan penggunaan mobile phone untuk melakukan dan menjawab panggilan karena hal tersebut merupakan fungsi dasar yang harus dipenuhi dan alasan utama penciptaan produk mobile phone. Kriteria ini dijabarkan melalui faktor-faktor seperti Tipe jaringan yang didukung dan Jenis SIM card yang digunakan. Tipe jaringan yang didukung tersebut dapat berupa 2G network (GSM, CDMA), 3G network (UMTS/ WCDMA, HSDPA) atau 4G network (LTE). Sedangkan faktor Jenis SIM Card yang digunakan tergantung pada ukuran yang dapat digunakan oleh produk yaitu: Mini-SIM, Micro-SIM atau Nano-SIM. Produk pendukung merupakan produk-produk lain yang terkait atau membantu fungsi mobile phone. Kriteria ini terbagi dibagi ke dalam dua kategori faktor, yaitu Produk pendukung fungsi dan Produk pendukung tambahan. Produk pendukung fungsi merupakan produk yang memang dibutuhkan untuk menunjang kelangsungan penggunaan atau meningkatkan kemampuan mobile phone, seperti battery charger, memori eksternal dan sebagainya. Produk pendukung tambahan adalah jenis produk pendukung yang tidak terlalu mempengaruhi kinerja mobile phone tetapi disediakan di pasar untuk alasan kemudahan dan kepuasan konsumen, seperti headphone, SIM door key, aksesoris yang mendukung dan lain sebagainya. Kriteria Tampilan terkait dengan bentuk mobile phone secara umum. Form factor dan Warna casing produk merupakan dua faktor yang digunakan untuk menjelaskan kriteria ini. Form factor merupakan bentuk tampilan umum 3
Proceeding Seminar Inovasi Teknologi dan Rekayasa Industri 2013 Universitas Andalas, Padang, 2 Juli 2013
Paper No: IND-05
dari mobile phone, dapat berupa bar, flip, slide, swivel dan lain sebagainya. Sementara Warna casing produk adalah pilihan warna yang mungkin bagi casing mobile phone. Fungsi tambahan produk adalah segala fungsi selain fungsi utama yang dapat ditawarkan oleh mobile phone. Kriteria ini terkait dengan faktor-faktor seperti Spesifikasi kamera yang digunakan serta Fitur terkait komunikasi dan pesan, manajemen informasi pribadi, hiburan dan Fitur bisnis dan kantor. Spesifikasi kamera dapat berupa resolusi yang ditawarkan serta kemampuan merekam video, sementara fitur-fitur tambahan memiliki rentang aplikasi yang luas tergantung kemampuan dan tingkat teknologi produsen.
Tabel 1. Kriteria Technical Artefact Berbasis Konsep Product-Service System bagi Desain Mobile Phone Checklist Kriteria Muller et al (2010) Fungsi utama (tujuan)
Checklist Kriteria Yang Disesuaikan Fungsi utama produk
Produk/ artifak terkait
Produk pendukung
Interfaces
Tampilan
Aktivitas terkait
Fungsi tambahan produk
Jasa terkait yang ditawarkan Ketersediaan Robustness Fleksibilitas Keamanan
Fitur pendukung jasa Ketersediaan fungsi produk Robustness Fleksibilitas produk Keamanan penggunaan produk
Input, throughput, output
Input, throughput, output
Kuantitas yang dibutuhkan Kebutuhan Design for X Kepemilikan dan “pemakaian” Tingkat kualifikasi pengguna Biaya Lokasi operasi produk
Kuantitas produk yang dibutuhkan Maintainability/serviceability Penggunaan produk Usability Harga Kemudahan membawa
Faktor-Faktor Kebutuhan Desain Tipe jaringan yang didukung Jenis SIM card yang digunakan Produk pendukung fungsi Produk pendukung tambahan Form factor Warna casing produk Kamera yang digunakan Fitur komunikasi dan pesan Fitur manajemen informasi pribadi Fitur hiburan Fitur bisnis dan kantor Jenis Web browser yang digunakan Jenis baterai yang digunakan Proteksi produk Komponen untuk transfer data Keamanan bagi pengguna Keamanan bagi lingkungan Tombol dan metode input yang digunakan Jenis sensor yang digunakan Operating System (OS) yang digunakan Spesifikasi processing unit Kapasitas memori Tipe dan ukuran display Kualitas suara yang dihasilkan Jumlah SIM card Kemudahan bongkar-pasang Daya tahan pemakaian Fitur-fitur otomatis Harga mobile phone Ukuran mobile phone Berat mobile phone
Tabel 2. Checklist Kriteria Service Berbasis Konsep Product-Service System bagi Desain Mobile Phone Checklist Kriteria Muller et al (2010)
Checklist Kriteria Yang Disesuaikan
Faktor-Faktor Kebutuhan Desain 4
Paper No: IND-05
Proceeding Seminar Inovasi Teknologi dan Rekayasa Industri 2013 Universitas Andalas, Padang, 2 Juli 2013
Sumber daya yang dibutuhkan Aktivitas terkait Estimasi hasil
Penggunaan sumber daya bagi jasa Aktivitas terkait pelayanan Hasil pelayanan yang diharapkan
Informasi yang dibutuhkan
Informasi yang dibutuhkan
Jasa opsional
Jasa opsional yang ditawarkan
Jasa tambahan
Jasa tambahan yang ditawarkan
Jasa pelengkap Lokasi pengaplikasian jasa
Jasa pelengkap yang ditawarkan Lokasi pelayanan
Mudah untuk diperbaiki Durasi waktu pengiriman dan distribusi Durasi waktu pelaksanaan layanan Reliabilitas repair dan maintenance Adanya sistem early warning kerusakan produk Adanya sistem pemberitahuan update produk Akses update software produk Akses download aplikasi tambahan Adanya dukungan teknis produk Adanya layanan perbaikan dan perawatan produk Ketersediaan garansi produk Ketersediaan service center
Kriteria Fitur pendukung jasa dihubungkan dengan jenis Web browser yang digunakan. Hal ini disebabkan karena produsen mobile phone (terutama produsen ternama) cenderung menawarkan layanan secara online atau setidaknya membutuhkan kemampuan untuk online pada mobile phone. Contoh umum dari kondisi ini adalah layanan aplikasi tambahan yang dapat didownload dari situs resmi produsen atau layanan peningkatan software bagi mobile phone. Kriteria Ketersediaan fungsi produk dihubungkan dengan Jenis baterai yang digunakan. Secara logis, mobile phone mampu memberikan fungsi bagi konsumen apabila memiliki pasokan energi yang mencukupi. Kriteria robustness dikaitkan dengan proteksi produk karena dapat menjaga mobile phone awet dan tahan lama. Sementara itu, kriteria fleksibilitas produk didefinisikan sebagai kemampuan mobile phone untuk terhubung dengan berbagai jenis peralatan atau media penyimpanan lain. Oleh karena itu, kriteria ini dijelaskan oleh faktor komponen untuk transfer data. Penjelasan terkait kriteria Keamanan penggunaan produk dibagi menjadi dua faktor, yaitu Keamanan bagi pengguna dan Keamanan bagi lingkungan. Keamanan bagi pengguna dapat didefinisikan sebagai tingkat Specific Absorption Rate (SAR) dari mobile phone (www.gsmarena.com). Keamanan bagi lingkungan terkait dengan jenis material yang digunakan pada komponen-komponen mobile phone. Kriteria Input, throughput, output juga terbagi ke dalam beberapa faktor. Dari segi input, dikembangkan dua faktor yaitu: Tombol dan metode input serta Jenis sensor yang digunakan. Sementara itu, dari segi throughput dikembangkan tiga faktor yaitu: Operating System (OS) yang digunakan, Spesifikasi processing unit dan Kapasitas memori. Processing unit dilihat berdasarkan jenis Chipset, CPU dan GPU yang digunakan. Kapasitas memori dilihat berdasarkan kapasitas RAM dan storage memory. Kriteria dari segi output mengembangkan dua faktor, yaitu Tipe dan ukuran display yang mewakili output visual dan Kualitas suara yang dihasilkan untuk mewakili output suara. Jumlah SIM card yang didukung merupakan faktor yang diturunkan dari kriteria kuantitas produk yang dibutuhkan. SIM card ganda (atau lebih dari satu) akan mendorong perilaku penggunaan hanya satu mobile phone. Jika SIM card yang didukung oleh produk hanya satu cenderung akan menimbulkan kepemilikan banyak mobile phone pada pengguna yang ingin memakai lebih dari satu nomor kontak. Maintainability/serviceability merupakan kriteria yang disesuaikan dari kriteria kebutuhan Design for X Muller et al (2010). Mengikuti pendapat Tan et al (2009) bahwa dalam konteks PSS, pendekatan DfX yang sesuai adalah Design for Maintainability/ Serviceability, Design for Supportability dan Design for Service. Dari ketiga jenis pendekatan DfX tersebut, yang mendekati product-oriented service adalah Design for Maintainability/ Serviceability, yang termasuk dalam product use service. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, posisi produk mobile phone dalam PSS termasuk dalam kategori product-oriented service. Oleh karena itu, kebutuhan Design for X dikaitkan dengan kemampuan maintainability/serviceability, kemudian dari kriteria tersebut dijelaskan melalui faktor Kemudahan bongkar-pasang. Kriteria Penggunaan produk dijelaskan melalui faktor Daya tahan pemakaian. Faktor tersebut dapat didefinisikan sebagai waktu standby, waktu talk time, waktu music play dan waktu jejajah wi-fi. Daya tahan pemakaian digunakan sebagai faktor untuk menjelaskan kriteria Penggunaan produk karena daya tahan baterai sangat berpengaruh terhadap bisa atau tidaknya mobile phone untuk digunakan. Usability dalam penelitian ini didefinisikan sebagai kemudahan untuk digunakan dan dipelajari. Oleh karena itu kriteria Usability dijelaskan melalui faktor Fitur-fitur otomatis. Melalui ketersediaan fitur-fitur otomatis konsumen akan semakin mudah untuk mempelajari dan menggunakan mobile phone, terutama smartphone yang cenderung dilengkapi dengan berbagai fungsi dan aplikasi. Sementara untuk kriteria Lokasi operasi produk dari Muller et al (2010) ditransformasi menjadi kriteria Kemudahan 5
Paper No: IND-05
Proceeding Seminar Inovasi Teknologi dan Rekayasa Industri 2013 Universitas Andalas, Padang, 2 Juli 2013
membawa. Sebagai alat komunikasi mobile phone harus selalu aktif kapan pun dan dimana pun, sehingga dapat dikatakan bahwa lokasi pengoperasian mobile phone adalah disemua tempat sehingga kemudahan membawa merupakan keharusan. Kriteria ini kemudian diterjemahkan ke dalam dua faktor, yaitu: Ukuran dan berat mobile phone. Sedangkan untuk faktor Harga mobile phone sudah jelas. Sementara itu, checklist kriteria service yang telah disesuaikan ditransformasi menjadi kriteria kebutuhan desain berdasarkan jenis jasa yang biasa ditawarkan oleh produsen mobile phone. Sesuai dengan checklist kriteria dari Muller et al (2010), jasa yang ditawarkan tersebut dibagi kedalam tiga kategori yaitu jasa pelengkap, jasa tambahan dan jasa opsional. Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan jasa pelengkap adalah layanan setelah-penjualan untuk mendukung penawaran inti atau utama, jasa tambahan didefinisikan sebagai layanan yang diberikan melebihi dari yang ditunjukkan dalam kesepakatan pembelian sedangkan jasa opsional ialah jasa yang pelaksanaannya tergantung kebutuhan dan keinginan konsumen. Jasa pelengkap yang ditawarkan dijelaskan melalui faktor Ketersediaan garansi produk. Sementara untuk kriteria Jasa tambahan yang ditawarkan dibagi dalam dua faktor desain, yaitu Adanya dukungan teknis produk dan Adanya layanan perbaikan dan perawatan produk. Dukungan teknis produk terkait dengan pemecahan masalah konfigurasi atau penggunaan mobile phone, sedangkan untuk faktor layanan perbaikan dan perawatan telah cukup jelas. Untuk kriteria Jasa opsional yang ditawarkan terdapat dua faktor yaitu: Akses update software produk dan Akses download aplikasi tambahan. Permintaan terhadap kedua jenis layanan ini sangat dipengaruhi keinginan individual konsumen. Kriteria Penggunaan sumber daya bagi jasa ditransformasi menjadi faktor Mudah untuk diperbaiki. Alasan transformasi ini dapat ditinjau dari dua hal berikut: Dari segi sumber daya manusia, apabila mobile phone tersebut mudah untuk diperbaiki maka kebutuhan pelatihan untuk menyiapkan operator bagi aktivitas repair, maintenance maupun dukungan teknis akan dapat diminimasi. Dari segi sumber daya alat dan fasilitas, apabila mobile phone tersebut mudah untuk diperbaiki maka tidak akan terlalu membutuhkan peralatan dan instalasi yang rumit. Pengkajian sumber daya ini hanya dilakukan pada layanan yang terkait dengan garansi, aktivitas repair, maintenance dan dukungan teknis karena layanan yang bersifat update dan download telah dapat dipenuhi oleh beberapa faktor kebutuhan desain Technical Artefact. Aktivitas terkait pelayanan dikembangkan menjadi faktor desain Durasi waktu pengiriman dan distribusi. Layanan yang bersifat repair, maintenance bahkan aktivitas pembelian terkadang membutuhkan ketersediaan jasa pengiriman. Akan tetapi, pelaksanaan jasa ini dilakukan dengan bantuan pihak ketiga (kurir atau jasa pengiriman). Oleh karena itu, aktivitas pengiriman ini diklasifikasikan sebagai aktivitas terkait pelayanan. Kriteria Hasil pelayanan yang diharapkan diukur melalui dua faktor, yaitu: Durasi waktu pelaksanaan layanan dan Reliabilitas repair dan maintenance. Kecenderungan umumnya adalah semakin singkat durasi pelaksanaan layanan akan semakin baik dan semakin tinggi tingkat reliabilitas repair dan maintenance akan semakin baik. Informasi yang dibutuhkan bagi aktivitas pelayanan dipenuhi melalui dua faktor, yaitu: 1. Adanya sistem early warning kerusakan produk 2. Adanya sistem pemberitahuan update produk Faktor desain yang pertama terkait dengan layanan garansi, aktivitas repair, maintenance dan dukungan teknis. Sementara faktor yang kedua terkait dengan layanan update dan download software. Kriteria terakhir yaitu Lokasi pelayanan dijelaskan melalui faktor desain Ketersediaan service center. Hal ini cukup jelas karena kegiatan pelayanan, terutama yang terkait dengan permasalahan garansi, repair, maintenance dilakukan pada service center. 5. Kesimpulan Berdasarkan kriteria yang dikembangkan oleh Muller et al (2010) telah dapat dikembangkan berbagai faktor desain yang terkait dengan produk dan jasa bagi mobile phone. Faktor desain produk dikembangkan dari checklist kriteria Technical Artefact dan menghasilkan 31 faktor desain. Sementara faktor desain jasa terkait dikembangkan dari checklist kriteria Service dan menghasilkan 12 faktor desain. Total dihasilkan 43 faktor desain yang dapat digunakan sebagai panduan dalam merancang mobile phone berbasis konsep PSS untuk memaksimalkan fungsi yang ditawarkan pada konsumen. 6. Penelitian Lanjutan (Outlook) 6
Paper No: IND-05
Proceeding Seminar Inovasi Teknologi dan Rekayasa Industri 2013 Universitas Andalas, Padang, 2 Juli 2013
Hasil yang disampaikan melalui tulisan ini merupakan bagian dari proses penelitian yang sedang berjalan. Penelitian selanjutnya akan diarahkan pada penentuan faktor desain kritis produk mobile phone bagi konsumen di wilayah Sumatera Barat berdasarkan 43 faktor desain yang telah dikembangkan. Faktor desain kritis tersebut diharapkan dapat menjadi panduan bagi usaha kustomisasi produk mobile phone sesuai dengan karakteristik konsumen pada suatu wilayah tertentu. 7. Ucapan Terima kasih Penelitian ini sebagian dibiayai dengan dana DIPA BLU Universitas Andalas Tahun 2013 sesuai dengan surat pelaksanaan penelitian dosen Fakultas Teknik Universitas Andalas Tahun 2013 dengan kontrak No. 019/PL/SPK/PNP/FT-Unand/2013.
8. Nomenklatur B2C Business to Customer CDMA Code-Division Multiple Access CPU Central Processing Unit DfX Design for X GPU Graphic Processing Unit GSM Groupe Spécial Mobile atau Global System for Mobile Communications HSDPA High-Speed Downlink Packet Access LTE Long Term Evolution OS Operating System PSS Product-Service System SAR Specific Absorption Rate SIM Subscriber Identification Module UMTS Universal Mobile Telecommunications System WCDMA Wideband Code Division Multiple Access Referensi Comstock, M., Johansen, K. & Winroth, M. From Mass Production to Mass Customization: Enabling Perspectives from the Swedish Mobile Telephone Industry. Production Planning & Control, Vol. 15, No. 4, pp. 362–372 (2004) Choe, P., Liao, C. & Sun, W. Providing Customisation Guidelines of Mobile Phones for Manufacturers. Behaviour & 7
Paper No: IND-05
Proceeding Seminar Inovasi Teknologi dan Rekayasa Industri 2013 Universitas Andalas, Padang, 2 Juli 2013
Information Technology Vol. 31, No. 10, pp. 983–994 (2012) Chirumalla, K., Larsson, A., Bertoni, M. & Larsson, T. Knowledge Sharing Across Boundaries: Web 2.0 and ProductService System Development. International Conference on Research into Design (IcoRD ’11). Indian Institute of Science, Bangalore, 10-12 Januari (2011) Erkoyuncu, J. A., Roy, R., Shehab, E. & Wardle, P. Uncertainty Challenges In Service Cost Estimation for ProductService Systems In the Aerospace and Defence Industries. Proceeding of the 1st CIRP Industrial ProductService Systems (IPS2) Conference, Cranfield University, 1-2 April (2009) Goedkoop, M. J., van Halen, C. J. G., te Riele, H. R. M. & Rommens, P. J. M. Product Service systems, Ecological and Economic Basics. The report No. 1999/36 submitted to Ministry of Housing, Spatial Planning and the Environment Communications Director. (1999) Gsmarena. Mobile Terms Glossary. Di download pada tanggal 14 Juni 2013 pukul 13:30 WIB dari http://www.gsmarena.com/glossary.php3 Kim, K., Proctor, R. W. & Salvendy, G. The Relation Between Usability and Product Success In Cell Phones. Behaviour & Information Technology Vol. 31, No. 10, pp. 969–982 (2012) Lay, G., Copani, G., Jager, A. & Biege, S. The Relevance of Service in European Manufacturing Industries. Journal of Service Management Vol. 21, No. 5, pp. 715-726 (2010) Ling, C., Hwang, W. & Salvendy, G. A Survey of What Customers Want In A Cell Phone Design. Behaviour & Information Technology, Vol. 26, No. 2, pp. 149 – 163 (2007) Macdonald, A. S. Embracing Technophobes and Technophiles: Customer-Centred Product Innovation In Japanese Mobile Phones 2003–2007. Journal of Engineering Design Vol. 21, Nos. 2–3, pp. 147–164 (2010) Mont, O. Product-Service Systems. Final Report. The International Institute of Industrial Environmental Economics (IIIEE), Lund University, Sweden. ISSN 1102-6944 (2000) Morelli, N. Designing Product/Service Systems: A Methodological Exploration. Design Issues, Vol. 18, No. 3, pp. 317 (2002) Muller, P., Schutz, F. & Stark, R. Guideline to Elicit Requirements On Industrial Product-Service Systems. CRIP IPS2 Conference (2010) Tan, A. R., McAloone, T. C. & Gall, C. Product/Service-System Development – An Explorative Case Study In A Manufacturing Company. International Conference On Engineering Design (ICED’07), 28-31 Agustus, Cite Des Sciences Et De L'industrie, Paris, Prancis (2007) Tan, A. R., Matzen, D., McAloone, T. C. & Evans, S. Strategies for Designing and Developing Services for Manufacturing Firms. CIRP IPS2 Conference (2009) Tukker, A. Eight Types of Product–Service System: Eight Ways to Sustainability? Experiences from SusProNet. Business Strategy and the Environment 13, pp. 246–260 (2004) Wallin, J. & Kihlander, I. Enabling Product-Service System Development Using Creative Workshops: Experiences from Industry Cases. International Design Conference-DESIGN 2012, Dubrovnik - Croatia, May 21 – 24, pp. 321 – 330 (2012) 8
Paper No: IND-05
Proceeding Seminar Inovasi Teknologi dan Rekayasa Industri 2013 Universitas Andalas, Padang, 2 Juli 2013
Wigati, S. S. & Iskandar, B. P. Kebijakan Penggantian Sistem yang Siklus Hidupnya Pendek dengan Mempertimbangkan Ongkos Penalti. Jurnal Teknologi Industri, Vol. VI, No. 1, pp. 27 – 36 (2002) Ziefle, M., Bay, S. & Schwade, A. On Keys’ Meanings and Modes: The Impact of Different Key Solutions On Children’s Efficiency Using A Mobile Phone. Behaviour & Information Technology, Vol. 25, No. 5, pp. 413 – 431 (2006)
9