Peningkatan Hasil Belajar Digital Melalui Optimalisasi Kegiatan Bengkel Elektronika Menggunakan Model Cooperative Learning Metode Teams Games Tournament (TGT) Rony Alumni Angkatan 2010 Universitas Negeri Jakarta Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika dan Staf Pengajar di BKB Nurul Fikri Mufti Ma’sum Dosen Universitas Negeri Jakarta Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika Jusuf Bintoro Dosen Universitas Negeri Jakarta Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika Ichsan Romdhona Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika Noreg : 5215111731 Teams Games Tournament (TGT)is a learning system which uses team of studying method. Where in the practice of its not only listen learning theorys. But there are have a practice and academic tournament. This TGT is a effective methods for changing of psycomotoryc, cognitive, and affective student’s. because with TGT, they must to cooperative with their friends of the team’s in finishing job. Kata kunci: Teams Games Tournament, Cooperative Learning, Belajar Digital untuk
begitu buruk, tetapi jika hal ini selalu
menyesuaikan diri terhadap kondisi atau
dilakukan maka dampaknya kualitas SDA
situasi-situasi sekitar (Dalyono, 208:2001).
(siswa) akan menurun dalam memahami
Belajar terbagi menjadi 3 bentuk yaitu
dan memotivasi siswa untuk belajar. Di
formal, informal, dan nonformal. Dalam
dalam sebuah buku tentang teori belajar
halini, konteks belajar sangat identik
dan pembelajaran karya Evelin Siregar dan
dengan suatu kegiatan interaksi di kelas
Hartini disebutkan bahwa ada 6 faktor
antara siswa dengan guru. Pola interaksi
yang
pembelajaran di kelas biasanya hanya
proses
menggunakan metode “Just Listen” atau
diantaranya yaitu: 1. Kondisi lingkungan,
hanya mendengarkan. Dimana seorang
2. Unsur dinamis pembelajaran, 3. Upaya
guru berperan aktif dalam berceramah dan
guru dalam membelajarkan pemelajar
siswa sebagai seorang pendengar yang
(siswa). 3 faktor tersebut merupakan faktor
duduk di bangku. Metode seperti ini tidak
paling penting dari 6 faktor yang dapat
Belajar
adalah
suatu
usaha
mempengaruhi pembelajaran
motivasi yang
dalam
efektif,
Optimalisasi Kegiatan Bengkel Elektronika Menggunakan Metode TGT (Rony)
3
1
menciptakan motivasi dalam diri siswa
dengan kegiatan mereka sendiri, tidak
untuk senang dalam belajar. Dan sangat
adanya praktik di bengkel, dan tidak
mendukung
jika
diterapkan
terhadap
adanya metode belajar kelompok. Untuk
kurikulum
saat
ini
KTSP.
itu perlu dilakukan suatu upaya untuk
yaitu
Berdasarkan survei, siswa-siswi saat ini
mencari
minat dan motivasinya sangat menurun
meningkatkan hasil belajar Digital kelas X
dalam
dampak
E12. Upaya untuk meningkatkan hasil
globalisasi, juga dikarenakan jenuhnya
belajar tersebut adalah dengan metode
siswa dalam menerima pelajaran yang
pembelajaran
disampaikan
satu
pengajaran mata pelajaran Digital tersebut.
contohnya adalah siswa-siswi SMK 29
Dengan metode pembelajaran kooperatif,
Jakarta khususnya kelas X E12. Siswa-
penggunaan teknik kerja kelompok dapat
siswi
memberikan kesempatan kepada siswa
belajar.
Selain
oleh
tersebut
guru.
memiliki
dari
Salah
permasalahan
solusi
dalam
kooperatif
rangka
pada
setiap
Digital.
untuk dapat menggunakan keterampilan
Indikasi ini bisa dilihat dari rendahnya
bertanya dan memberikan kebebasan pada
nilai ulangan siswa di kelas X E12. Dari
siswa
total 29 siswa kelas X E12, 86,21 %
mengadakan
siswanya tidak mampu mencapai nilai
sesuatu kasus (Roestiyah, 17:2001). Jika
KKM pada mata pelajaran Digital di
TGT dapat diterapkan serta penggunaan
sekolahnya. Hal ini disebabkan kurang
alat-alat bengkel mata pelajaran Digital
maksimalnya proses pembelajaran Digital.
dapat dimaksimalkan, ini akan sangat
Contohnya siswa kurang memperhatikan
membantu siswa dalam kegiatan belajar
apa yang guru jelaskan dan hanya sibuk
yang
dalam
proses
pembelajaran
untuk
lebih
intensif
penyelidikan
dalam
mengenai
menyenangkan.
Belajar Digital A.
Hakikat Elektronika Digital
Elektronika digital adalah suatu wahana
tinggi (+5V) dan rendah (0V) sehingga biasa disebut sebagai rangkaian digital.
dari perkembangan kalkulator, komputer, rangkaian terpadu, dan bilangan biner 0 dan 1 (Roger L. Tokheim, 1:1990). Peralatan digital beroperasi dengan suatu sinyal digital yang terdiri dari tegangan
2
Gambar Sinyal Digital
Pevote. Vol. 5, No. 9, September 2010:1-13
kombinasional dan sekuensial. Rangkaian kombinasional menghasilkan output yang sesuai
dengan
input
saat
itu
saja.
Contohnya : OR, AND, NOT, decoder, adder, Gambar Gelombang Digital
subtractor,
dan
multiplexer.
Sementara sekuensial menghasilkan output
Pada saat ini hampir semua alat-alat
dengan input secara estafet dari input
elektronika
menggunakan
sebelumnya.
memanfaatkan
rangkaian
dan
elektronika
digital. Sehingga tentu hal ini menjadi
Contohnya
:Flip-flop,
register, dan counter (MDEDK SMKN 29, hal.1).
suatu kewajiban untuk sekolah kejuruan dalam bidang elektronika, agar nantinya mampu
menghasilkan
terbaik
dalam
lulusan-lulusan
bidang
elektronika.
Kompetensi yang harus dimiliki pada kompetensi keahlian teknik elektronika digital
adalah
elektronika elektronika
menerapkan
digital
dan
komputer.
Gambar Simbol Gerbang Logika
konsep rangkaian
Sedangkan
B.
Hakikat
Belajar
dan
Hasil
Gooch
adalah
Belajar Digital
kompetensi dasarnya adalah menerapkan
Belajar
prinsip dasar logika dan aljabar Boole
perubahan pada perbuatan sebagai akibat
dalam rangkaian elektronika digital (Dikti,
dari latihan, sementara Charles E. Skinner
No:251/c/kep/mn/2008).
Boole
berpendapat belajar merupakan proses
digunakan untuk melakukan transformasi
penyesuaian tingkah laku ke arah yang
dari tabel kebenaran menjadi rangkaian
lebih maju. Dengan arti lain belajar adalah
logika praktis. Didalam dasar logika ini
proses yang berlangsung secara aktif
terdapat gerbang-gerbang logika yang
dalam perkembangan hidup manusia (M.
digunakan untuk operasi bilangan biner
Dalyono,
atau disebut juga logika biner. Ada 3 jenis
bersifat internal dan unik dalam diri
gerbang dasar yaitu OR, AND, NOT.
individu, sedangkan prose pembelajaran
Sedangkan gerbang NOR, NAND, EXOR
bersifat
adalah kombinasi dari OR, AND, NOT.
direncanakan
Sementara
macam
rangkaian
gerbang
perilaku. Dengan demikian jika belajar
logikanya
terbagi
menjadi
rangkaian
tanpa adanya proses pembelajaran maka
Aljabar
menurut
Mc.
212:2001).
eksternal dan
Proses
belajar
yang
sengaja
bersifat
rekayasa
Optimalisasi Kegiatan Bengkel Elektronika Menggunakan Metode TGT (Rony)
3
Untuk
model pembelajaran yang menekankan
seharusnya belajar harus disertai dengan
aktivitas kolaboratif siswa dalam belajar
proses pembelajaran. Manusia dikatakan
yang berbentuk kelompok, mempelajari
belajar jika terjadi perubahan tingkah laku
materi
dalam
masalah
hasilnya
tidak
akan
dirinya
perubahan
terarah.
sendiri.
tersebut
Perubahan-
mencakup
aspek
pelajaran,
dan
memecahkan
secara
kolektif
kooperatif
(Eveline Siregar & Hartini Nara,103).
kognitif, afektif dan psikomotorik (Nana
D.
Sudjana, 22:2006). Ketiga aspek ini dapat
Kooperatif Metode TGT
kita lihat jika kita melakukan tes kepada
Teams Games Tournament (TGT) pertama
manusia yang terkait. Tes tersebut sangat
kali dikembangkan oleh David De Vries
dibutuhkan
sudah
dan Keith Edwards yang mengambil
sampai batas mana kemampuan manusia
teknik pembelajaran kooperatif dari John
tersebut.
Hopkins.
untuk
mengetahui
Hakikat
Pembelajaran
TGT
adalah
sebuah
pembelajaran yang menggunakan sistem C.
Hakikat
Pembelajaran
turnamen dalam pembelajaran akademik
Kooperatif
dengan metode kuis dan skor kemajuan
Pembelajaran kooperatif merujuk pada
individu, dimana masing-masing wakil
berbagai
dari tiap tim dituntut untuk berupaya
macam
metode
pengajaran dalam
bersaing dengan wakil tim lain dalam
kelompok-kelompok kecil untuk saling
pembelajaran akademik (Slavin R.E, 163).
membantu
dalam
Menurut Eveline Siregar dan Hartini, TGT
mempelajari materi pelajaran (Slavin R.E,
memiliki 4 prosedur dalam penerapannya
4:2005). Hal ini memungkinkan siswa
yaitu: 1. Identifikasi masalah, 2. Masalah
belajar
diselesaikan bersama dalam kelompok, 3.
dimana
para
satu
dan
menyelesaikan
siswa
sama
bekerja
lainnya
bekerja
sama
suatu
masalah
dalam atau
Hasil
penyelesaian
masalah
disajikan
memahami suatu bahan pembelajaran.
dalam bentuk turnamen, 4. Adanya kuis.
Sehingga
afektif,
TGT dimainkan dengan menggunakan
kognitif, dan psikomotorik saja yang
meja-meja turnamen dengan komponen-
diasah tetapi juga aspek interaksi sosial
komponen lain, seperti:
antar individu. Ada 4 unsur penting dalam
1.
strategi pembelajaran kooperatif, yaitu: 1.
Presentations)
Peserta, 2. Aturan, 3. Upaya belajar, 4.
Siswa dan guru hanya bertemu 1-2
Tujuan
pertemuan. Dalam 2x pertemuan tersebut
tidak
hanya
(Sanjaya,
aspek
Wina,
241:2009).
Cooperative learning juga merupakan 4
siswa
Penyajian
sudah
Kelas
terbagi
Pevote. Vol. 5, No. 9, September 2010:1-13
atas
(Class
beberapa
kelompok.
Setelah
itu
guru
hanya
menentukan posisi tiap-tiap anggota baik
memberikan soal-soal untuk diselesaikan
sebagai pembaca soal, penantang dan juri.
oleh siswa.
3.
2.
berpindah ke meja turnamen yang lebih
Kelompok (Teams)
Tim pertama yang menang akan
1 kelompok terdiri atas 4-5 orang secara
tinggi,
heterogen.
menyajikan
menempati meja turnamen tim tersebut.
materi, siswa berada dalam kelompoknya
Sementara tim dengan skor terendah, akan
untuk saling bekerja sama, berdiskusi, dan
menempati meja turnamen yang lebih
menggabungkan
rendah.
Setelah
guru
jawaban
dalam
tim
pemenang
4.
3.
pertanyaan yang ditulis pada kartu yang
Terdiri dari pertanyaan-pertanyaan atau
diberi angka.
percobaan
5.
yang
disesuaikan
dengan
Perhitungan
pertanyaan-
nilai
turnamen
berdasarkan kriteria-kriteria yang telah
materi. 4.
berupa
tetap
mengerjakan tugas. Permainan (Games)
Permainan
kedua
ditentukan sebelumnya.
Turnamen (Tournaments)
Setiap
kelompok
mengutus
1-2
anggotanya pada meja turnamen untuk
6.
Tim
pemenang
akan
diberi
penghargaan berupa hadiah atau sertifikat.
bersaing dengan anggota dari tim lain. Jika menang, tim tersebut akan naik ke tingkat meja turnamen yang lebih tinggi. 5.
Pengakuan
Kelompok
(Team
Recognition) Pemberian penghargaan kepada kelompok atas prestasi yang diraih dalam proses belajar mengajar sehingga tercapai kriteria yang diinginkan. Berikut
aturan
main
Teams
Games
Tournaments: 1.
Guru membagi siswanya menjadi
beberapa
kelompok,
masing-masing
kelompok terdiri atas 4-5 orang. 2.
Kelompok
tersebut
menempati
meja turnamen yang sudah disiapkan. Dan
Gambar Meja TGT
Optimalisasi Kegiatan Bengkel Elektronika Menggunakan Metode TGT (Rony)
5
data, 10. Desain sementara, 11. Hasil
ACTION RESEARCH Penelitian dilakukan di SMK 29 Jakarta kelas X E12 yang bertempat di Jln. Prof. Joko Sutono SH No. 1 Kebayoran BaruJakarta
Selatan.
Waktu
penelitian
dilakukan mulai awal semester genap tahun ajaran 2009/2010 selama 4 bulan, yaitu 21 Desember 2009 sampai 17 April 2010.
Penelitian
tindakan
dilakukan
terhadap 29 siswa kelas X E12, 4
penelitian
mufakat.
Jenis
penelitian
kualitatif adalah action research yang didefinisikan
sebagai
tindakan
dalam
situasi yang alami untuk memperbaiki model
pembelajaran
serta
mampu
memberikan solusi pada masalah yang ada. Dengan
karakteristik
sebagai
berikut
(I.G.A.K. Wardani, dkk, 4-6:2004): 1. An inquiry of practice from within
diantaranya siswa yang tinggal kelas.
Penelitian berawal dari kerisauan
Alasan penelitian terhadap kelas tersebut
guru akan kinerjanya.
adalah karena kelas X E12 termasuk kelas
2. Self-reflective inquiry
yang pasif dalam bertanya dan cukup ribut
Refleksi diri, bersifat longgar tetapi
dalam belajar. Selain itu, dikarenakan
tetap
dukungan dari guru Digital, peralatan ajar
penelitian.
yang mendukung, dan rendahnya motivasi dan
hasil
dilakukan
belajar dengan
siswa.
pembelajaran (perilaku guru dan siswa).
metode pendekatan
4. Tujuannya
dan perilaku yang dapat diamati. Ciri-ciri penelitian kualitatif adalah sebagai berikut: 1. Latar ilmiah, 2. Manusia sebagai alat, 3. Metode kualitatif, 4. Analisa data secara induktif, 5. Teori dasar, 6. Deskriptif, 7. Mementingkan proses, 8. Adanya batas, 9. Adanya kriteria khusus untuk keabsahan 6
adalah
memperbaiki
pembelajaran.
menghasilkan data deskriptif berupa katakata tertulis atau lisan dari orang-orang
kaidah-kaidah
3. Fokus penelitian berupa kegiatan
Penelitian
kualitatif, yaitu prosedur penelitian yang
mengikuti
Secara garis besar terdapat tahapan yang lazim dilalui dalam Penelitian Tindakan Kelas
(PTK),
yaitu
perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi (Suharsini
Arikunto,
16).
Pada
fase
pelaksanaan Action Research dilakukan observasi, pencatatan, dan wawancara
Pevote. Vol. 5, No. 9, September 2010:1-13
kepada
sejumlah
pelaksanaan
siswa
tindakan
yang
terhadap telah
dilakukan. Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 3 siklus atau lebih. Tiap siklus dilaksanakan sesuai perubahan yang ingin dicapai seperti apa yang telah didesain dalam fokus yang diselidiki .Prosedur penelitian tindakan kelas dengan berdasarkan refleksi awal tersebut adalah sebagai berikut: Kegiatan pendahuluan
Siklus I
Siklus II
Siklus III
Ø Observasi awal proses KBM di kelas penelitian Ø Wawancara dengan guru dan siswa Ø Tahap Perencanaan Guru dan peneliti merancang pembelajaran dengan metode TGT. Ø Tahap Pelaksanaan Tindakan Peneliti melaksanakan scenario pembelajaran Digital sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Ø Tahap Pengamatan Pada tahap ini dilaksanakan proses observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Ø Tahap Refleksi Hasil yang didapatkan dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisa dalam tahap ini untuk perbaikan siklus II.
Ø Tahap Perencanaan Guru dan peneliti merancang pembelajaran dengan metode TGT. Ø Tahap Pelaksanaan Tindakan Peneliti melaksanakan scenario pembelajaran Digital sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Ø Tahap Pengamatan Pada tahap ini dilaksanakan proses observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Ø Tahap Refleksi Hasil yang didapatkan dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisa dalam tahap ini untuk perbaikan siklus III.
Ø Tahap Perencanaan Guru dan peneliti merancang pembelajaran dengan metode TGT. Ø Tahap Pelaksanaan Tindakan Peneliti melaksanakan scenario pembelajaran Digital sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Ø Tahap Pengamatan Pada tahap ini dilaksanakan proses observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Ø Tahap Refleksi Hasil yang didapatkan dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisa dalam tahap ini untuk perbaikan siklus selanjutnya sekaligus dapat mengambil kesimpulan.
Optimalisasi Kegiatan Bengkel Elektronika Menggunakan Metode TGT (Rony)
7
Jenis data penelitian adalah data kualitatif
peneliti
dan kuantitatif. Data kualitatif meliputi: 1.
kembali derajat kepercayaan. Analisa data
Data hasil wawancara, 2. Dokumentasi, 3.
penelitian dilakukan selama penelitian
Catatan-catatan pengamat
lembar
berlangsung, dimulai dengan mempelajari
kuantitaif
seluruh data atau hasil observasi yang ada
meliputi: 1. Hasil turnamen tiap kelompok,
dari berbagai sumber, baik secara kualitatif
2. Hasil tes setiap akhir siklus. Instrumen
maupun kuantitatif. Setelah itu mereduksi
penelitian yang digunakan adalah catatan
data dari hasil yang diperoleh. Tahap-tahap
lapangan, lembar kerja siswa pada setiap
penelitian
siklus, lembar soal TGT pada setiap siklus,
penelitian
lembar tes setiap akhir siklus, dan lembar
dilanjutkan dengan siklus I, II, dan III.
observasi. Dan teknik pengumpulan data
Pada setiap siklus peneliti menganalisa dan
penelitian adalah:
merefleksi sebelum melanjutkan ke siklus
dan
observasi. Sementara data
1. Data
tes
awal
yaitu
ulangan
semester ganjil siswa kelas X E12 2. Wawancara dengan siswa direkam dengan mp3 3. Data hasil belajar siswa, diperoleh dari test setiap akhir siklus 4. Data
tentang
pembelajaran
aktivitas
dalam
kelas,
diperoleh dari catatan lapangan dan lembar observasi
keperluan
yang
pengecekan
dilakukan
observasi
berikutnya.Pada
kelas
saat
adalah kemudian
observasi
awal,
peneliti melakukan pengamatan terhadap kinerja (cara mengajar) yang dilakukan guru terhadap anak kelas X E12. Setelah itu, peneliti melakukan wawancara kepada beberapa siswa kelas X E12 tersebut seusai pelajaran.
Dari
pernyataan-pernyataan
beberapa siswa tersebut, peneliti akhirnya bekerja sama dengan guru kolabor untuk menyusun daftar kelompok berdasarkan nilai
5. Dokumentasi aktivitas
untuk
belajar
siswa.
Beberapa
siswa
dijadikan subjek penelitian yang kemudian
Validitas data penelitian menggunakan
dibagi
triangulasi
kelompok atas, kelompok menengah, dan
sumber
Triangulasi membandingkan
dan
penyidik.
sumber mengecek
kelompok
bawah.
3
kelompok,
Peneliti
dan
yaitu
guru
balik
kolabor bekerjasama pada saat penelitian
derajat kepercayaan suatu informasi yang
berlangsung. Penelitian dilakukan dengan
diperoleh melalui waktu dan alat yang
3 kali siklus pertemuan di kelas dan
berbeda dalam penelitian kualitatif (Dr.
bengkel. Pada saat penelitian berlangsung,
Lexy J Moeleong M.A, 178). Sedangkan
peneliti sementara menggantikan guru
triangulasi penyidik berarti memanfaatkan
pelajaran Digital dalam menjelaskan dan
8
dan
berarti
menjadi
Pevote. Vol. 5, No. 9, September 2010:1-13
mempraktekkan pelajaran lajaran Digital. Pada
kelompoknya elompoknya serta menanyakan hasil yang
siklus I, seperti biasa pada awal pelajaran
diperoleh kepada peneliti. Tetapi, ada
peneliti
beberapa
menjelaskan
materi
terlebih
siswa
yang
tidak
ikut
dahulu. Saat materi disampaikan, terlihat
mengerjakan tugas kelompoknya karena
ada beberapa siswa yang masih kurang
hanya mengandalkan teman yang pintar
memperhatikan dan bingung. Siswa masih
saja. Selanjutnya dari siklus pertemuan II,
belum aktif dalam bertanya dan sibuk sibu
peneliti meneruskan ke siklus III. Pada
terhadap
siklus
urusannya
sendiri.
Setelah
III,
siswa
terlihat
berlomba
istirahat, peneliti melakukan praktekum di
mengacungkan tangan untuk menjawab
bengkel bersama siswa-siswa siswa tersebut.
pertanyaan yang disampaikan oleh guru.
Peneliti membagi siswa-siswa siswa tersebut ke
Ada beberapa siswa kelompok bawah yang
dalam
dan
ikut mengacungkan tangan. Dan pada saat
membagikan jobsheet yang harus mereka
praktekum terlihat kerjasama yang cukup
kerjakan. Tak lupa, peneliti menjelaskan m
baik antara sesama ma anggota kelompok
aturan Teams Games Tournament yang
serta terlihat lebih tertib. Tetapi masih ada
sedang dilakukan. Pada siklus I, ditemukan
beberapa siswa yang tidak fokus dalam
beberapa temuan positif yaitu terdapat
belajar karena mengerjakan tugas pelajaran
seorang siswa pada jam istirahat terlihat
lain ketika proses praktekum.
beberapa
berdiskusi
kelompok
dengan
kakak
kelasnya Persentase Siswa yang Mencapai KKM
menanyakan tugas yang diberikan kepada kelompoknya
karena rena
1
60
bisa.
40
Penelitian pun dilanjutkan ke siklus II
20
kelompoknya
tidak
teman
ada
yang
yaitu pertemuan pada minggu selanjutnya.
0 %
Pada siklus II, peneliti melakukan resuffle
Siklus I 24.14
Siklus II 55.17
Siklus III 51.72
terhadap anggota-anggota anggota tiap kelompok. Nilai Rata-rata rata Kuis
Proses belajar mengajar dilakukan seperti padaa siklus I, setelah materi diberikan,
80
seusai
melakukan
60
praktekum di bengkel. Soal-soal Soal pun
40
istirahat
siswa
diberikan oleh peneliti kepada tiap-tiap tiap
20 0
perwakilan
kelompok
saat
turnamen
berlangsung. Mayoritas kelompok terlihat bekerjasamadan
membantu
teman
%
Siklus I 51.9
Siklus II 67.07
Siklus III 66.81
1
Optimalisasi Kegiatan Bengkel Elektronika Menggunakan Metode TGT (Rony)
9
v Tabel Hasil observasi aktivitas pembelajaran siswa di kelas pada siklus I No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Tahap Persiapan Pembelajaran Aktivitas proses pembelajaran yang Total skor pencapaian diamati yang didapat Hadir di kelas tepat waktu Mempersiapkan peralatan belajar Mengumpulkan tugas yang diberikan Tahap Pembelajaran Bertanya kepada guru Menjawab pertanyaan guru Membantu teman 1 kelompoknya Berbicara tidak relevan Berda pada level atas saat permainan Melakukan pekerjaan lain
Persentase (%)
70 64 83
60,3 55,2 71,5
51 45 41 74 60 73
43,9 38,8 35,3 63,8 61,7 62,9
v Tabel Rekapitulasi kuisioner siswa terhadap pembelajaran pada siklus I No
Interval skor
Kriteria
Banyak siswa
Persentase (%)
1 2 3 4
X≤19 19<X≤23 23<X≤27 X>27
Motivasi sangat rendah Motivasi rendah Motivasi sedang Motivasi tinggi
7 15 7 -
24,14 51,72 24,14 -
v TabelSebaran nilai hasil kuis pada siklus I Penilaian Nilai ratatest siklus rata Kuis 51,9 Jumlah siswa
KKM 70 Jumlah siswa Persentase Jumlah siswa Persentase 22 75,86% 7 24,14% 29 orang
v Tabel Hasil observasi aktivitas pembelajaran siswa di kelas pada siklus II No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10
Tahap Persiapan Pembelajaran Aktivitas proses pembelajaran yang Total skor pencapaian diamati yang didapat Hadir di kelas tepat waktu 90 Mempersiapkan peralatan belajar 84 Mengumpulkan tugas yang diberikan 110 Tahap Pembelajaran Bertanya kepada guru 58 Menjawab pertanyaan guru 48 Membantu teman 1 kelompoknya 68 Berbicara tidak relevan 52 Berada pada level atas saat permainan 64 Melakukan pekerjaan lain 63
Pevote. Vol. 5, No. 9, September 2010:1-13
Persentase (%) 80,2 72,4 94,8 50 41,4 58,6 44,8 51,3 54,3
v Tabel Rekapitulasi kuisioner siswa terhadap pembelajaran pada siklus II No
Interval skor
Kriteria
Banyak siswa
Persentase (%)
1 2 3 4
X≤19 19<X≤23 23<X≤27 X>27
Motivasi sangat rendah Motivasi rendah Motivasi sedang Motivasi tinggi
2 4 13 10
6,9 13,8 44,83 34,82
v Tabel Sebaran nilai hasil kuis pada siklus II Penilaian Nilai ratatest siklus rata Kuis 67,07 Jumlah siswa
KKM 70 Jumlah siswa Persentase Jumlah siswa Persentase 13 44,83% 16 55,17% 29 orang
v Tabel Hasil observasi aktivitas pembelajaran siswa di kelas pada siklus III No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Tahap Persiapan Pembelajaran Aktivitas proses pembelajaran yang Total skor pencapaian diamati yang didapat Hadir di kelas tepat waktu 100 Mempersiapkan peralatan belajar 87 Mengumpulkan tugas yang diberikan 116 Tahap Pembelajaran Bertanya kepada guru 58 Menjawab pertanyaan guru 53 Membantu teman 1 kelompoknya 69 Berbicara tidak relevan 40 Berda pada level atas saat permainan 65 Melakukan pekerjaan lain 52
Persentase (%) 86,2 75 100 50 45,7 59,5 34,5 56 44,8
v Tabel Rekapitulasi kuisioner siswa terhadap pembelajaran pada siklus III No 1 2 3 4
Interval skor X≤19 19<X≤23 23<X≤27 X>27
Kriteria Motivasi sangat rendah Motivasi rendah Motivasi sedang Motivasi tinggi
Banyak siswa 5 7 17
Persentase (%) 17,24 24,14 58,62
v Tabel Sebaran nilai hasil kuis pada siklus III Penilaian Nilai ratatest siklus rata Kuis 66,81 Jumlah siswa
KKM 70 Jumlah siswa Persentase Jumlah siswa Persentase 14 48,28% 15 51,72% 29 orang
Optimalisasi Kegiatan Bengkel Elektronika Menggunakan Metode TGT (Rony)
11
Aktivitas Siswa Pada Tiap Siklus 100 Persentase
80 60
Siklus I
40
Siklus II
20
Siklus III
0 1
2
3
4
5
6
7
8
9
Aktivitas
v Tabel Keterangan aktivitas yang diamati: No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Tahap Persiapan Pembelajaran Aktivitas proses pembelajaran yang Siklus I diamati Hadir di kelas tepat waktu 60,3 Mempersiapkan peralatan belajar 55,2 Mengumpulkan tugas yang diberikan 71,5 Tahap Pembelajaran Bertanya kepada guru 43,9 Menjawab pertanyaan guru 38,8 Membantu teman 1 kelompoknya 35,3 Berbicara tidak relevan 63,8 Berda pada level atas saat permainan 51,7 Melakukan pekerjaan lain 62,9
Kegiatan pembelajaran Digital dengan
Tournament
metode dengan
Siklus III
80,2 72,4 94,8
86,2 75 100
50 41,4 58,6 44,8 51,3 54,3
50 45,7 59,5 34,5 56 44,8
sehingga mampu memberikan dampak
KESIMPULAN
menggunakan
Siklus II
Teams
Games
mengoptimalisasi
kegiatan bengkel mampu memberikan perubahan sikap kepada siswa dalam proses belajar, yaitu siswa menjadi aktif
positif dari segi kognitif. Selain itu dari segi afektif pelajaran menjadi cukup menyenangkan. Ini dapat dilihat diliha dari hasil kuisioner yang diberikan kepada siswa bahwa motivasi siswa mengikuti pelajaran setiap siklusnya meningkat.
secara individu dan bekerjasama dalam kelompok. mpok. Dalam kompetisi akademik atau TGT yang dilakukan dapat melatih siswa untuk banyak mengerjakan soal-soal soal 12
Pevote. Vol. Vo 5, No. 9, September 2010:1-13
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.
Dalyono, M. 2001. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
Moleong, Lexy J. 1990. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Purwanto, M. Ngalim. 2000. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia (edisi ketiga). Jakarta : Balai Pustaka.
Roestiyah N.K. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Sanjaya,
Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana.
Siregar, Eveline dan Hartini Nara. 2007. Buku Ajar Teori Belajar dan Pembelajaran, Program Mata Kuliah Dasar Kependidikan (MKDK). Jakarta : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jakarata.
Optimalisasi Kegiatan Bengkel Elektronika Menggunakan Metode TGT (Rony)
13