HASH, DAN PEMBAHASAN
Tinjaman Umum Desa Kandang Mukti Kecamatan Leles Kabupaten Garut
Kondisi Geografl
Desa Kandang Mukti t e m s u k dalam wilayah Kecarnam Leles I)atrah Tingkat I1 Gamt, Propinsi Daerah Tingkat I Jaws Barat. Letak h s a Kandang Mukei dari bukoh Kecamatan Leles kurang 1ebih 3 kilometer dan jarak dari
ibukota kabupaten kurang tebih 15 kilometer, sedangkan jarak dengan ibukoh prapinsi (Bandung) sekitar 56 kilometer.
Sebela'tr utara berbahsan dengan Kecamtan Kadungora, sebelah timur bdatasan dmgan Desa Sabmnunggal, sebelah barat berlratasan dengan Desa. Cipancar dan sebehh selatan berbatasan dengan Kecamatan Tarogong. Desa Kandang Mukti terdiri dari 2 dusun , 5 Rukun Warga dm 21 Rukun
Tetangga dengan 4 pexkampungan yaihl Karnpung Kstndang 'f'engah, bmpung Kandang Kidul, Kampung Kandang Kaler ddan Kampung Ciruluk dengitn luas
wilayah 366,035 hektar (3,660 b2). Secara topografi, wilayah Uesa Kandang Mukti brad8 pada ketinggian 750 meter diatftas pemukaan laut. Sebagian besax wilayahnya terdiri dari tanah
b d u k i t dengan Iremiringan IS
-
3g0, Benhng Iahan bempa dataran sekitar
9 1,508 hektar dan prbukitadpegunungan sekitar 124,527 h e h r .
Kandisi
perbukitan menjadikan Desa Kandang Mukti memililri beberapa sumbr ma& air
deras diantaranya adalah Cipondoh, Sukareja, Cikondang dtn Cukong Lemah
dengan debit air sekitar 0,2 - 0,3 m"er
dotik.
ICltrakeristk tanah di Desa Kandmg Mukti sangat beragam dengan kedataman efektif kurang dari 50 cm. Karakteristik tanah di Knbupatn G m t
sendiri dibagi menjadi 6 kelas yaitu : 1) aluvinl (5,94%), 2) asasiasi pdsolik (42,450/4),3) asasiasi andosol (3 1,880/5), 4) asasiasi latosol (1 1,029'01, 5 ) asosiasi
rnediterrtn (1,64%) &n 6 ) asosiasi regosol (7,07%).
Secara urnurn Desa Kandang Mukti bmiklim trapis dengan temperatur
.
2 0 ' ~- 3 4 ' ~ Curah hujan sekitar 200 mm pertahun dengan hari hujan 21 8 hari
{&bun 2000). Desa Kandang Mukti temasuk tipe iklim C yaitu terdapat 9 bulan basah dan 3 bulan kerfng bertunrt-brut. Tataguna Lahan
Pananfaatan tanah adalah unbk perurnahan, pekarangan, sawab, ladang dan lain-lain. Lebih jef asnya &pat dilihat pa& Tabel 1.
Rangunan perkanban Pertanian Sawah
PeriIrawn Ilamt
5,OO
1.4
7
Tegalan
8
Lain-lainkahan tidur
112.027 --
30.6
Total
365.035
100
,-
Potensi Desa bndang Mukti, 2001
Bedasarkan tata ruang pedesaan, rencana peruntukan lahan di Desa Kmdmg Mukti dapat dilihaf sqerti pada Gambar 4
.
Gambar 4. Diagarn Tata Ruang Desa Kandang Mukti
Dari Tabel I , diketahui masih banyak lahan tidur yang belurn dirnanfaatkari yaitu sebesrtr 112.207 trek& (30,6 %). Dari jumlah tersebut 4
fiektar dianbranya dialokasikan bagi uusaha petemakan seluas 4 hektar ahu sekitar 1% dari luas Desa Kandang Mukti .
Kependudukan
Jumlah penduduk Desa Kmdang Mukti pada tahun 2001 adalah 3593 jiwa, dengan 91 0 kepala keluarga, terdiri atas 18 16 orang pempuan dan 1777 ormg faki-la&. Jurntah penduduk menurut golongan usia dnn jenis keltunin dapat
dilihat pada Tabel 2. Difihat dari total wilayah d m jurnlah pemduduk, kepadabn penduduk sekitar 980 jiwa per km persegi.
Daerah yang temasuk padat penduduk
mencapai 4 ha, yaitu di kampung Kandang Kidul dan Kandang Krtler yang juga mmpakm pusat populasi ternak.
Tabd 2. Jumlsth Penduduk Menurut Usla dan JenIs Kelamfn GolonlP Lhur
Jenis Kelarnin ,,,,,,,,
,,,,,,
Jumlah
Potensi Desa Kandang Mukti, 2001 Sebaran umur menunjukkan bahwa Desa Kmdang Mukti benrsia mu&, ditandai dengan jumlah umur muda yang lebih tinggi daxi umur tua. Jumlah usia produktif (1 3 - 60 tabu) mencapai 1634 orang .
jiwa
Gambar 5 . Diagram Jumlah Penduduk Desa Kmdang Mukti Menurut Usia dan Jenis Ketamin
M a b pencahxian penduduk pada urnumya pa& bidang prtanian dan
subsektor pertanian sebagaimana &pat dilihat pada Tab1 3.
Tabel 3, Maia Pencaharlan Penduduk
Patensi Desa h d a n g Mukti, 2001 Mahpencaharian penduduk yang u&ma addah sebagai petani terdiri &ri
pmiIik tanah sawah (154 orang), pemilik fadzn~g(226 orang), penyewa (216 orang) dm b u d tan; (618 omng). Penduduk yang matapncahariamya sebagai petemak didorninasi oleh pternak domba (200 orang) , disusul scar8 berturuttumt oleh peternak sapi (40 orang) dan peternak h b i n g (5 orang). Sisanya
rnemelihara ternak ayam, itik dm kuda. JurnIah buruh temak &lam usaha ini sekikr 2 1 orang. Penduduk dengaa mabpencaharlan dalam bidang indust15 terdiri dari 53 industri mmah mgga yang memproduksi hhu dttn 62 orang lainnya
mengusahakan inclustri sedang sqerti pembuatan kantung dan pandai besi,.
Jmlah buruh yang diserap pad&sektor ini adalah 98 orang.
Penduduk yang bekerja pa& sektor jasa terdiri dari pegawai kelurahan, guru, TNI dan PoXri, bidan, PNS, perdagangan dan jam angkutan.
Tingkat Pendidikan Pada umumnya penduduk
rnenyelesaikan pendidikan sampai dmgan
sekolah dasar (57%), melanjutkan sampai tingkat SLTP dm SLTA hanya 11% dan 8%, sedangksm tingkat akademi dan sarjam sebesar 2%. Sisanya tidak tamat SD atau tidak sekoIah (Gambar 71,
~ T i d a kSekolah Tdk tarnat SD Tamat SD B SLTP SLTA Akademi Sarjana
Gambar 7, Tingkat Psndidibn Penduduk Kandang Mukti
Produk Pertanian dan Industrt
Produk pertanian utama Desa Kmdang Mukti adalah pad; sawah. Varietas padi yang ditawm biasanyn jenis Pandan Wangi, Janeng dan Bromo dengan tiga
b l i masa panen daIam satu tahm. SeTain padi, hasil produk perkmian yang sifatnya musiman diantamya tomat, buncis, cabe, kedelai, bcang hnah, ubi jalar
dan jagung, sedangkan hasil produk pertanian yang sifatnya sambilan diantaranya pisang dan pepaya. Hasil perEanian dengan jumlah produksi dapat dilihat pada Tabel 4.
Hasil industri yang paling menonjol di Desa Kandang Mukti terutdima
adalah produksi tabu. Ada sekitar 53 industri kecil yang mta-rata menggunakan sekitar 80 kg kedehi setiap haxarinya atau sekitar I0jirungan (1 jirangan sekitar 8
kg kedelai). Dari sah jirangan a h menghasilkan kira-kira 110 kg ampas hhu (125%) ampas hhu basah ahu seltitar 5300 kg per hari. Dari jurnlah tersebut
paling banyak dimanfaatkan menjadi prtbn temak, baik untuk ternak srtpi rnaupun domba.
Tabel 4. Rasil Pertanian Desa Kandang Mukti
Potensi Desa Kandang Mukti, 2001
Karakterlstik Peternak
Usaha petemakan sapi potong di Desa Kandang Mukti Kabupaten Gamt
adalah usaha yang dilakukan aIeh Kelompok Petcmk Mekar Mukti. Kelompak ini didirikan pada hhun 1993 rnmindak lanjuti pemberian bantuan sapi bakalan dari Dinas Petemakan Garut melahi Inpres pada hhun 1992.
Pemkntukan kelompok Mekar Mukti ditujukan untuk lebih memotivasi
partisipasi peternak dalam usaha pengembangan petemakan yang tebih efisien
agar mampu mengakomodasibn ketidaksinambungan produksi. Setain itu adalab untuk meningkatkan posisi bwar tewtama d a I m pmbelian dan pnjuatan tern&. Keanggutaan bersifat s u k e l a ranpa paksaan dengan wilayah kerja mcncakup Desa Qn&ng Mukti.
Dalarn sejarahnya kelampok ini pernah mendapatkan prestasi juara I cingkat kecamahn pa& tzthun 1983, juara harapan 11 tingkat hbupaten pada
hhun 1994 dan pada tahun berikutnya menjadi juara 1. Pada hhun 1995 kelompok ilzi menjadi juara I lomba kontak hni tingkat propinsi, Pada tahun 2002 Kelompok Mekar Mukti tengah disiapbn untuk menjadi proyek
percontohan usaha p e t e r n a h rakyat untuk Propinsi Jawa Barat. Lahr bt&ang adanya petemakan sapi potong selldiri adalah inisiatif
warga yang pada tahun 1 990 memanfmtkan ampas tahu yaw merupakan limbah yang berpotmsi rnencemaxi Iingkungan. Karma dinilai menguntungkan usaha ini
brkembang c u h p baik di Desa Kandang Mukti. Perkembangan Populasi &pat ditihat pada Tabl 5.
Tabel 5. Perkembangan Jumlab feternak dan Populasi Ternak dari Tahun 1990 - 2002
1994
14
79
1995
22
15 1
1996
22
200
f 998
35
353
2001
3s
375
2002
Target:> 35
Target > 600
c
+Anggota +Populasi
Gambar 8, Diagram Jumlah Petemrtk dan Populasi Ternak
Jurnlah pternak sapi di Dcsa Kandang Mukti sekitar 40 orang (4,4% dari
jumlah KK).
Jumfah yang $elah menjadi anggota kelompok Mekar Mufrti
seluruhya adalah 35 orang, semuanya brstatus kepaXa keluarga dengan kisaran umur antara 16 - 60 hhun. Tingkat pendidikan umumnya sampai tingkat
sekolah dasnr sebsar 78.5796, IuIusan SMP dm SMA masing-masing 7.14% dan sisanyn ti&
tamat SD yaitu 7.14% (Gambar 9). Pcternak rata-rata memiliki
jumlah anggota keluarga lebih dari 2 orang, dm semuanya rnernbantu dafam
kegiataxl usaha tani. Tcnaga kerja biasanya meliputi kepala keluarga, mak lakilaki dewasa dan mmantu Iaki-1aki.
"
" "
"-
%
.
-
A
A
A
A
Garnbar 9. Diagram Jumlah Petcmk Bcrdasarkan 'ringktt Pcndidikan
Selain sebagai petemak sapi yaitu sebtsar 28.57%, petemak yang jugs
rnelaksanakan kegiatan usrtha pertatlian 7.14%, senentam 3.57% sdalnh pegawai negeri sipil dan yang berperan scbagai bur& 60.7 11%. Peternak pada umumnya tidak mempunyai l a b n sendiri yaitu sebanyak 92.85% sedtngkan yang mmiliki
lahan 0.5 - 1 ha yaitu 7.14% , Meskipun banyak ptani mempunyai kegiatan lain disamping beternak , usaha ternak tetap rnerupakan ma& pencaharian utama, karena usaha diluar temak pada umumnya hanya dilakukan sebagai sambilan,
Ternak yang dipelihrtra sebagian masih bematus sebagai banman dinas pternakan dan sebagian lagi merupakan rnilik orang lain dengan sistem bagi
hasil. Sistem pmbagian hasiI antam 40 : 60 sampai 60 : 40 untuk peternak dan pernilik, sesuai dengan gerjanjian yang dilakukan antara dua pihak berdasarkan tiright resiku yang dihnggung.
Jurnlah ternak yang dipelihara per kepala keluarga sangat bervariasi, Tergantung pa& kepercayzran pemilik modal dan sumbr tenaga kerja dstn pakan
yang dimiliki. Kisaran temak yang dipelihara nntara 5 sampai lebih dari 30 ekor per kepala keluarga. Tapi pada umurnnya kandang temak yang dirniliki adalah
anma 6
-,
12 ekor per lrepala keluarga. Responden menyatakan temak yang
rnampu diperihara oleh mu tenaga kerja laki-laki addah sekitar 12 ekor. Dari
jumlah yang dipelihara sebagian k n a k sudah milik petemak sendiri dengan raw
rata 2-4 ekar per petmi. Karakterbtik Ternak Usaha petmakan di Desa Kandang Mukti khusus memelihara sapi jantan
untuk tujuan pembesaradpenggemukan. Sapi jantan yang dipelihara pada umumya adrtlah jenis Fries Holland dan Peranabn Ongale. Sapi hams memiliki cciri-ciri lincah, gesit, mata cerah, kepala besar, kaki
pndek Qankakoh, Sdain itu juga hams memperhatikm karakteristik jenis sapi yang a h diplihara, contohya : sapi FH hams memiliki ciri warna hitarn
Mang putih, kepala berbentuk panjang, lebar dan lurus, hnduk pendek, hrtemperamen jinak dan tenang.
Perkwnxlangan Kandang ditruat, untuk mcmenuhi fungsi kandang yaitu sebagai kmpat
berlindung dan rnemudabkan dalarn pcnanganan temak. Dibuat semurah, semudah
dan sesederhana mungkin tetapi cukup kokoh dm tahan digunakan selama beberapa hhun . Undang terbuat dari kayu dengan atap genting, sedangkan bak
p&n
terbuat dari bnmh a m semen. Ukuran 1 unit kandang individu beserta
fasilitasnya a&]&
3 x 1 x 2 metm. Panjang keselunrhan tergantung dari jumlah
kandang individu ( 6 - 12 Unit). Syarat-syarat kesehatan masih h a n g diperhatihn rnisalnya jar& antar
kandang maupun antara hndang dengan mmah diabnikan. Kolldisi dipcrburuk dengan fasi1itas penampungan limbah yang dibuat seadanya. Kegiatan mtmbersihkan kandang y m g dilakukan tiap hari t i h k mamgu mengurangi tingkat pencemaran yang ditirnbulkan. L o b d Perkandangstn
Pada awal perkmbangannya, Iohsi perkandangan menyebar di tengah perhrnpungan yang padat penduduk. Kandang berada tepat di samping, di
hlakang abu di depan rumah peternak, diantaranya
berdampingan dengan
industri pernbuatan hhu. Hal ini disebabkan alasan kmmanan dan kemudahan
dalarn mendapatlccln pakan, Pada dasarnya lokasi dapat dibagi rnenjadi 3 zona berdasarkan let& dan ketersediaan air yaitu perkandangan di perkampungan
bagian bawah yang banyak air (zana I), perkandangm di perkampungan tengah yang sedikit air (zona 2) $an perkandangan di perkampungan atas yang hampir tid& ad& air (zona 3).
Masing-masing
lokasi menmpkan rnanajemen
pmelihraan yang berbeda, tcrutama &lam ha1 pnggunaan air dm psnanganan
lfmbah sebagaimana dijelaskan pada Tabel 6 .
Gambar 10. Denah Lokasi Perkandangan
Keterseciiaan Air Banyak
I Sedikit
Hampir
tdk
ada Penampungan Limbah
Persentase Populasi Sapi
Sistem Kolong dengan kolam ibn 30 %
Sistem kulong
d m bak pnam-
Bak genarnpungan
pungm 10%
70%
Lokasi yang tidak rnemadai ditinjau dari sspek kesehatan menjadi sorotan
dan kecaman dari masyrtraknt. Mengatasi ha1 tersebut, instansi terkait dalam ha1 ini Subdinas Peternah kabupakn tehh rnenyiapkan fahn barn yang t r a d a diahs zona 3. Idahanini (zona perluasan) mernpunyai karakteristik yang tidak
berEPeda dengtn zona 3, tetapi mernpunyai jamhya yang relatif jauh dari pemukimrtn dan rnerupakan lahan tidur y m g relatif luas (4 hektar). Sistem Budtdaya
Sistem budidaya temak sapi pada dasarnya adalah bertujuan untuk
pembesaradptnggemu~n dengan rnenempntkan t-k
secara $ems menerus
&lam kandang, Peternak pada awalnya menggunakan poIa pemetiharaan sapi
pada umur dan boobot yang sama dalarn saw periode produksi dm dijual secara serene. Ternak dipelihara dari umur 3 bulan sampai 15 bulan atau dari lingkar dada 95 - 100 crn sampai dengan 165 em atrtu
selama 12 bulan masa
pemelihiirartn. ( p l a budidaya 11, Pola ini mempunyai kelebihan yaitu mudah dalarn pmasaran karma ditujuhn untuk memenuhi kcbutuhan hari besar keagamaan. Harga beli bakalan relatif murah karma dapat d i l a k u h secara kelompok dengm brga juaI tinggi. Kekurangan pada pctla ini adalah trjadinya kekurangan pakan pada saat akhir pemdiharaa~serta perpubran modal yang lambat.
Pala yang sedang berkembang saatat ini adalah sistern pemeliharam ternak dengan umur atau bob& yang k k d a dalarn atu periade praduksi dengan sistem penjualan secara beahap (pola budidaya 2). Kelebihan sistem ini adalah dapat
rnengurangi resiko hkuraflgan p a h n serta bebas menentukan kapan tern& akan
dijual dengan perputaran modal y m g cepat, K e l m r t b y n adalcih peternak mernerlukan waktu yang lebih untuk memasarkan ternaknya dengan harga jual
relatif Xebih rendah.
Pola Iainnya adaXah mengarah p d a kerjasama antam petern& dtlam satu kefompok yang rnempunyai spesialisasi pemeliharaan pada bobat dan umur
terientu (pola budidaytya 3).
ternak sampai
Peternak yang menempkan pala ini memelihara
umur I5 bulan a b n dijual k t p d a petcrnak lain d n i m satu
kelompok untuk selanjutnya djlakukan penggemuhn $nishing).
Peternak sapi potung di Desa Kandang Mukti menggunakan jemmi padi
sebagai hijauan pakan utarna dm ampas tahu sebagai sumkr protein utama. Di desa ini kekrsediaan sumlxr hijauan alami seperti rumput lapang terbats,
jumlahnya hanya sedikit dm penggunaanya khusus diperuntukacan temak mminansia kecil seperti darnba dan bmbing.
Menanam mmput cidak
dimungkinkan karena p e m a k pada umumnya tidak memiliki lhan yang luas. Hasil studi rnenunjukkan b&wa 95,43% petani hanya menggunakan jerami padi dan ampas tahu sebagai pakan temak sementara hanya 3,57% ttlah
menggunakan konsentrat secara rutin dalam pemberian pakm inmak. ,-
. .- -
.
padi"" amps clan konrmtrat
\
lain-lain
\,
\
I
<-
......, "
,
..
--
- -
jerami padi dm _ -96%
. ... . ... ... . . .
I-
Gambar f 1. Diagram Macm Bahan Pakan J e m i jagung kadang dikrikan sebagai p&n tamb&an wpabila tersedia. Bahztn lainnya yang juga pad&tern& sapi diberikan adalah kulit burtk pepay a dan
bongkol jagung. Namun sejauh ini peternak belum menggunakan bahan-bahan tersebut sebagai substitusi dengan alasarr, ketersediaannya yang terbatas.
&erami fadi
J e m i padi yang digunakan b a s a l dEtri varietas Pandan Wangi, Joneng dm Bramo ymg merupdmn varietas terbanyak yang ditanam ptani, Keunggulstn
jemmi yang paling u t m a adalah kekrsediaannya setiap hri karma wakru tanam yang tidak seremprtlr.
Pemanfaatan jerami padi di Desa Kandang Mukti berbeda dengan daerah
lainnya Qi Indonesia. Di Indonesia pada umumnya sebagim besar jerami padi dibnhr ahu dikembalikan kc tanah sebagai kompos (36-62%), untuk m&nm tern& berkisar anhra 31-39%, sedang sisanya antrtra 7-16% digunakan untuk
keperluan industci (Kumar, 1984). Di desa Kandang Mukti, jerstrni padi scbagian b s a r dimanfaatkan sebagai pakan kmak dan digunakan setiap hari pada setiap
m u s h karena ketemediaannya yang cutcup,
Jerami padi sebenarnya kurmg layak dipnrtkan sebagai surnbcr pabn temak karena merupakan ksil limbah tanaman h a . k e n a umumya klah tua
maka teiah mengalami lignifikasi h r a f lanjut, hingga sebagian besar karbhidratnya telah membemtuk ikatan kokoh dengan lignin daXam bentuk lignoselulosa dan ligriohemi-selulasn yang sukar dicema. Hal ini mtnyebabkan jerami
padi hanya mampu berfungsi sebagai "bulk" dan menggantikan tidak lebih h r i 25% kebutuhan temak: akin nlmput (Subrdi, 1880). Kandungan nutrisi jerami
pad; dan arnpas tahu di Desa Kandang Mukti dapat dilibt pada Tabel 7. Ampas Tahu
Ampas tahu mmpakan limbah bentuk padam dari bubur kcdelai yang diperas dan tidak dipergunaknn lagi &lam proses pembuatan tahu. A m p s tahu
diperaleh dari proses pemburttan bhu sehingga rnempunyai niIai hislogis yang
Iebih ttinggi dibmdingkan ampas kedeisti laimya yang dipoleh tanpa melalui proses pernasalcan (Rabowo et a/., 1983; dm Wiriana, 1985).
Tabel 7. Kandungwn NutrIsi Jerami f sdi dan Ampas Tabu Berdotsarkan Bahan KerIng
Calsium Mangan I
0,084 1
Besi
0,0244
Tembaga
0,OO 13
0,0089
Seng
0,OO 12
0,0111
Amlisis Laboratorium ENMT IPB, 1998 Selain jerami padi dan ampas tahu tersebut belum diperoleh bahan pakan
lokat alternatif. Pemanfaatan pakan alternatif dilakukan atas inisiatif petemak sendiri diantaranya adalah kuiit buah pcpaya dan bongkol jagung, tetapi poknsinya sangat terbatas. Petemak benrsaha mencoba rnemberikan air rninurn
dicampur air bibit bhu dengan asurnsi air tahu rnemiliki Icindungan protein yang tinggi, tehpi hasilnya tidak memuaskan. Setelah dianalisa kandungan nutrisinya
sedikit (Tabel 8.)
Tabel 8. Kandungan Nutrisi Air Bibit Tahu
Baban Kering Abu
Protein Kasar Serat Kasar
Lemak
BETN Calsium Phospor h a l i s a Lab. Ilmu dan Teknologi Pakan, Fapet IPB, 200 1
Pols Pemberiaa p a h n Jerami padi diperobh petemak dengan cam membantu pernilik sawah menuai padi pa& saat panen, Setelah dipisahkan dari bulir padi, jerami diangkut
dan langsung diberikan pa& temak t s n p ptrlakuan khusus. Jerami padi yang dipanen pa&
pagi h i akan d i g u n a h pa& siang fiarinya dan sismya akan
digunakan untuk sore d m pagi hari brikutnya. Hal ini menjndi'isan jerarni padi
yang dihrikan relatif masib segar dengan warna masib kuning kehijauan dengan kandungan air sekitar 65 75% . Menurut ParaMcasi (198I), pmberian jerami padi saja rnenyebabkan pertnmbahan bobot ternak brnbat ahu menurun wrh membuang-buang mabnan saja kecuali bila dihmbahkan suplemen, misalnya sumber protein,
Komar (1884) mengemukakan bahwa kecepatan degmdasi (penghancuran) jerami padi di dalam saluran pencemaan reiatif Iebih Iambat dibandingkan dengan mmput, yang disebabkan aleh Irandungan isi sel, temtama protein yang sangat
buns b g i perkembarngbiabn mihoarganisme m e n .
Kecqatan degradasi ini
sangat. berpeganrh tertxadap m e h i s m e makan dan jumIatx rnabnan yang
dikonsurnsi. Semakin c q t pngbancuran rnakatlan &lam tubuh ternak, m a h kansumsi makanan &an Iebih banyak. Sebaliknya pcnghancuran yang bmjalan
Iambat menyebabhn m a k n yang dikomsumsi menjadi lebih sdikit karma kmak tidak rnerasa bpar. Hal ini telah diketahui obh petemak, tetapi karma ketmbatasan wakm
dan tenaga maka pengolahan jerami padi sampai saat ini berum dilakukan.
metode ymg digunalcan adalah terbaks pa&
rnenggumkan paranglgdok,
proses pencacahan jerami padi
Pemhrian dilakukan secara
bertahap dan
ditarnbahkan dengrnn p a k m s u m b r protein yaitu ampas tahu, Ampas tahu yang digrrnakan berasal dari industri tahu yang banyak
tersebar di l k s a Kandang MUM. Produksi hhu dirnulai pada pagi mmenjernng siang sehingga ampas tahu diprofeh pada siang hari, Ampas tsthu memiliki ketahanan yang rendah dalam daya simpan sehingga langsung dihrikan ktpda
ternak pada sore harinya. Diberikan ddam kedaan segnr dengan kandungan air sekitar 8590%.
Jurnlah jerami padi yang diberikan sangat krgantung dari jumlafi ampas hhu yang dihri3can. Makin banyak jurnlah arnpas tahu kebutuhan jerami &an berkwng. Sebagni contoh, temak dengan bobat maksimal sekitar 350 kg akan membutuhkan sekitar 7 kg bahan kering palcan (2% d z i bob& badan). Apabila ampas hhu y m g diberikan mahimnl 20 kg Randungan air 90%) maka bahan
kerjng pakan yang tercukupi dari ampas tahu adalah 2 kg maka unkrk memenuhi
kebutuhan bahan kering hams diberikaar j e m i padi (kandungan air 70%) sekitar
17 kg segar. ApabiIa ampas tahu yang diberikan hanya 10 kg maka j umlah bahan
k&ng dad ampas bhu adnlah 1 kg, sisanyn dipnuhi oIeh jerami padi sckihr 20 kg segar,
Seringkali akibat keterbntasan ampas hhu, jurnlah y m g &pat
diberikan 'tn~tnyasekitar 5 kg saja sehingga membutuhkan jernmi padi lebih
banyak lagi. Hal lain ymg perlu diperhatikan adalah kebiasaan petmak yang sangat jamrig memberikan air minum kepada temahya.
Air minum dianggap sudah
dicukupi dari ampas tahu yang basah, Pemberian air minum baru dilakukan apabila feses yang keluar tterla1u kering. Pertambahstn Bobot Bedan
Pertambrthan trobot badan yang dapat dicapai aleh tern& sapi sangat bervariasi. Beberap faktor yang rnenentukan dimtaranya adalah jumtah pakan
yang diberikan tembrna ampas tahu. Selain itu pertambalun bobot badan jugti whit dengm pola budidaya. Pada pola budidaya 1 , bobot akhir temak yang &pat dicapai biasanya hanya sekitar 300
kg dengan bobat awal sekitar 100 kg
sehingga dengan ma= pemelihaman selarna 12 bulan, pmtambahan bobt badan
yang dapat dicrtpai addah sekihr 0.55 kg per &or per h i . Pa& pula budidaya 2 dan 3, prtambahan bobot badan lebih bervariasi lagi tergantung bobat awaf
temak, masa pemeliharaan dan jumlah ampas tahu y m g diberikan. Biasanya untuk mencapai bbot 350 kg dengan bobat awal 3300 kg memerlukan waktu
sekitar 2 - 3 M a n pemeliharaan ahu dengan gertambahan b o b badan sekitar 0.55 - 0.8 kg per ekor per hari.
Hasil shdi rnenunjuklran bahwa 61% petemak bIah memanfctatkan limbah padatnya, sisanya 32% M u m memanfaatbnnya, sedangkan sisanya tidak memberi respon.
Pemanfaatan limbah sebagai pup& klah dilakukm aleh 7
petani, langsung diberikan sebagai p a b n ikan 9 orang, d m hanya 1 orang yang kXah rnemanfaatkannya sebagai biogas.
Tid& diperuleh data yang akurat
seberapa sering mereb menjual limbah padat, tersebut walaupun ptrhitungan
rnmunjukkan bsxhwa dengan
populasi krnak sapi sekitar 375 ekar akan
menghasilkan rata-rata katomn padat sekitar
5625
75500 kg basah per
harinya dengan perhitungan kotoran yang dihsilkan seekor ternak addah 15 20 kg basah per ekor per hari. Manajemen penanganrtn limbah
peternakan asal sapi di kclompok
peternak Mehr Muktl, dapat dibagi rnenjadi 3 sesuai dengan Iakasi perkandangan yang ada yaitu pada zona 1, zona 2 dan zona 3.
Pemanfaatan timbah padat pada wna 1 (daerah yang banyak air) m e n g g u ~ k m sistem koItlrn penampungan $*at
kolong).
dibawah kandang (sistem
Air yang cukup dms dialirkan melalui kolam tersebut yang
selanjutnya dialirkan secarn bertahap h kolm i b n dan
dari kolam ikan air
d i a r a h n mmuju ke sungai. Selarna ini petemk menggunakan i h n sebagai indikaeor pencemaran dari limbah temak*Apabila ikan clapat, hidup dtngan baik
diasumsikan air f imbah tidak mmcemari lingkungan, sebaliknya apabila ikan yang dipetibara mati hrarti limbah padat terfah pekat,
Debit air yang tinggi
menyebabkan pola ini berhasil rnmgurangi tingkat pencemaran. Dari air yang dianalisa menunjubn
bahwa air yang keluar dari lohsi
ptemkan
memperoleh nilai BOD 149,10 mgll dm COD 343,53 rng4 (annlisa Lab.
Namun lirnbah katomn ini sangat berpatensi
Limnologi, Faperikan IPB).
mencemari air sungai, temtama pada saat kemarau (Mter, 1988).
Pa& zona 2 (sedikit s u m k air), pnmganan limbah dilakukan dengan sistern kolm dan bak penampungan. Perbedaan yang mendasar adalah pada Wit air yang sedikit,
K m n a debit air yang sedikit meyebabkan kolam
penrtmpungan tidak brjalan sebagaimana mestinya, sehingga
limbah padat
menumpuk di bagian kofong kandang. K x n a bersifat basah, pencemaran dari
bau pada lokasi ini cukup tinggi. Hal ini sesuai dengan penclapat Carney dan Dodd (1986) yang menyakkan bahwa masalah uhma ymg ditimbulkan sistem p t e m a b n adalah gas dan bau. Senyawa berbau tedxntuk dari proses mikrabia
anaerobik yang dimulai dari salumn pencemaan clan selanjutnya keluar sebagai tinja dan urin (Spoelstra, 1979). Petemak pada lokasi ini mcmbutuhkan waktu
yang cukup untuk m e m i n d h n kotoran k m f m y a ke bak penampungan yang cukup jauh dari hndaning Pa& zona 3 (daerah hampir tidak ada air) yaitu pa& dataran tinggi, frotoran ditampung p a h bak
penampungan t p a t dibelakang kandang dengan
ukuran Iebar sekitastr 2 meter dan kedaiaman 1 meter, dm panjangnya disesuaikan dengan jumlah kandang.
digunabn sebagai pupuk.
K o & m pada b& pnampungan selanjubya akan
Kelemahan pada sistem ini addah pumpukan
kotoran yang berlebihan akibat pengosongan bak penampungan yang tcrlambat dm tidak adanya naungan. Bila hujan datang maka kotomn yang menumpuk a b n
mengalir ke perkampungan dibawahya.
&n menyebar krbawa angin,
Pada musim kemarau debu kutoran
Keadaan ini berbahaya b n a debu sangat
berbahaya bagi temak rnaupun manusia (Efellickson et al., 1989).
Kesebatan Ternak
Pemeriksaan kesehahn temak dilakukan pertama kali pada saat seleksi terhadap b m a k y m g akan dibeli. Setelah kmak sampai %gem dilakukan penyuntikan vitamin dan antibiatika. Pemmilrsaan awal terhadap ternak ditnkukan
oleh mantri hewan tingkat kecamahn (KCD) pada s a t tiba di Zokasi, Perneriksatan selanjutnya dilakukzm secara rutin sebulan sekali. Pada kundisi Mrusus KCD &an mcmeriksa kesekatan ternak sesuai dengan perminban petemak. Pemtrikscsastn dilakukan secara gratis dengan biaytya subsidi dari subdin peternakan setempat. S e l m a kurun w a h 1980 - 2001 tidak a& kasus penyakit menanal yang
diiaparkan. Secara insidensial jenis penyakit yang sering terjadi hanya penyakit cacingan dan nafsu makan ymg tumn y m g disertrti dengan mencret.
Pa&
beberap hsus juga mmunjukkan adanya gejala IemaWtidak lincah tanpa gejala mencat.
T m a k tampak sedikit pucat tenxtarna pada kelopak rnata yang
kemungkinan diakibatkan kekurangan mineral. Kematian ternak akibat penyakit sangat jarang terjadi.
Gangguan kesehatan yang banyak terjadi adalah diakibatkan skuktur
perkandangan yang brarig sempurna seperi patah h k i ahbat ternak tcrpcrosok. Terperasoknya t e m k rneriyebabh bmak harus diptong sebelm wakhmya.
Pernasaran Bakalan sapi FEI jantan diproleh dari drterah Bandung, Sumedang dan wilayah Kabupaten Garut sendid, sedangkan untuk sapi Peranakan Ongale lebih
banyak diperoleh dari Jawa Tengah dm Jawa Timur, Selama ini pemasaran belum rnendapat kendala yang brarti dengan wilayah pemasamn mencakup kota Gantt, Bandung dan Sumedang, Seperti pada
besar keagammn.
hanyst rnemperhtikan kondisi tern& dan lingkar dada scrta harga standar yang berfaku pa& saat itu.
saat
pemklian bakalan ymg dilakukan bemama-sama. Pemasam ternak febih
Dengan pola manajernen dan kondisi teknis s e m i $elah dijelaskan,
kuaIitas daging yang dihasilkan di usaha pternakan sapi patong di Desa Kandang Mukti adalsth sebagai berikut :
Pengaruh pemberian perlakuan terhadap ra&-rata daya mengikat air
daging ciapat dilihat pada Tabet 9.
--
Kct: : R1 Perlakuan rumput dan ironsentrat R2 = Pwlakuan jermi padi dm ampas tahu nan Kandang Mukti RJ Perlakuan jerami padi dan ampas tahu di Kandrtng Mukti m tidak nyata
Rasif sidik ragam (Lampiran 1) menunjubn bahwa daya ikae air dari
daging sapi yang rnendapat jerarni padi dan ampas hhu di Desa Kandang Mukti
tidak berbeda dmgan produk daging dari tempat lain. Hal yang sama jug&
diperoleh pada temk yang rnendapat p a h rumput lapang dm konsentrat. Lebih jelasnya &pat dilihat pada Gambar 12. Daya ikat air dipengamhi oleh pH,proses pelayuan dan pemasakan atau pmanasm, Faktar lainnya adatah spesies, umur, dan fungsi otat (Sueparno, 19981, Transfortasi, temperatur, kelembaban, penyimpanan dan preservasi, jenis
kelarnin, kesehatan, perlakuan sehlum pernotongan dm lernak intrarnuskutar s m pakan (Ramm, 1972j,
Pada penelitian ini sampeI daging yang digunakan
adalah sapi FN jantan dengan umur yang sama yaitu antara 1 sampai 1,5 takm. Daging diarnbil dari bagian paha bki belakmg (rump) atau tanjung.
Temak
yang diambil sslmpelnya berada dalam status sehat dan bnpa diberj pdakuan sehlurn dipotang, Tempat pemeliharaan ternak juga masih h r a & di sekitar
Kabuparen Ganrt, sehingga diasumsikm pengamh transportasi relatif samst.
Days Mengibt Air
Gambar 12. Diagram Pengaruh Perlakuan terhadap Daya Mengikat Air
Daya ikat air mempunyai pengamh terhadap jus daging, selainitu pakan relatif sedikit berpngaruh terhadap jus daging f Soepamo, 1998). Hasil yang
diperoleh daci penelitian ini menunjubn bahwa pH pada jam ke-24 jug&t i h k
p H Daging Penganrh perlitkuan terhdap nilai pH daging &pat dilihat pa& Tabel 10. Hasil sidik ragam (Lampiran 2) rnenunjufdcan hasil nilai pH pa& jam ke-24 tidak
b d e d a nyata. Nifai pH pada jam ke-24 seluruh perlakuan. masib berada diatas nilai pH ultimat yang berkiserr antam 5,4 - 5,s (Lawrie, 1979). Data pada jam ke-l, ke-6, ke-12 dan ke-24 juga rnenunjukkan bahwa penunman nitai p1.I berjalan secara Iambat. b b i h jelasnya dapat dilihat pada
Gambar 13.
TslXlel 10. Pengaruh Perlakuan terhadap pH Daging
I jam
6 jam
12 jam
24 jam
Kct: : R 1 = Perldkicuan rumput dm konsentrat K2 = Perlakuan jerami padi dan ampas tabu non Kandang Mukti RJ = Perlakuan jmami padi dan ampas tahu di Kandnng MUM
tn
= Tidak nyata
b j u penunman pH otot yang cepat &n ekstensif a h mengakibatkan warna daging yang pucat, daya ikat protein terhadap cairannya rendah, pennukaan
potongan r3aging menjadi basah. Nilai pH ultimat yang tin@ akan rnenyebabkan Aging berwama gelap dan bring. Kedua tzal ini tidak terjadi pada seluruh
Penimbunm asam Xaktat dan tercapainya pH ultimat otot tergantung pada
jumlah cadangan glikogen atat prtda s a t pernotongan.
Faktor yang
rnempengaruhi laju d m besamya penurunan pH postmortem dapat dibagi menjadi
lain spsies, tipe otot, glikogen otot d m variabilitas diantara ternak, sedangkan
f8ktur ekstrinsik antarit lain ternperatur lingkungan, perlakum bahan aditif seklum pernotongan dan stress sebelum pernotongan (Lawrie, 1879).
I
Laju Penurunstn N
I
sCIjam
-
--
6jam
..
12 jam
... 24 jam
i
Gambar 13. Diagram Pmgamh PerIakuan terhadrtp pH Daging Faktor intrinsik diperkecil pengamhnyit dengan menggunitkan ternak percobam yang relatif homogm. Faktor ekstrinsik yang &pat rnempengaruhi
adatah lingkungan, stress serta adalah perlakuan palcan. Faktor lingkungan dan stress h m n g bmpngaruh karena ternak reIatif berada dalilam lingkungan yang
sarna. Pengamh stress dianggap sama karma sefuruh temak rnendapat perlakuan yang sama pada saat sebelurn dm wsu&h dipotang. Perbedaan pakan tmyata
juga tidak terlaiu banyak bqengamh pada nilai pH daging.
Keempukm Daging Keempukan dan tebtur daging menrpakan faktor yang sangat mencntulran
kualitas daging. Pengamh pembrinn pertakuan terhadap k e e m p u h drtging dapat dilihat pada Tabel 1 1. HasiI yang diperoleh menunjukkan derajat keernpukan daging yang tid&
brbeda nyata (Lampiran 3) anhra srtpi yang mendapat ampas tahu dan jerami padi di Desa Kandang Mukti (R3) dengan perlakuan yang sama di Cempat b i n
(R2) maupun dengan temak yang dibri rumput dan konsentrat (RI). Ltbih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 14.
Tabel 11, Pengaruh Pwlwkuan terhadap fCeempuksln Daging Perlakuan
-.
-.
Keempukan Daging
R1
8.73
R2
8,37 "
--
Ket: : R1 = Perlakuan nimput dm konscnmt R2 = Perlakuan jcrarni padi dan ampas tahu nun Kancfmg Muktt R3 = Pcrlakuan jermt padi dm ampas tabu di Kandang Mukt1 tn = Tidak berbeda nyata
Keempukan Daging
Gambar 14. Diagram Pengamh Perlakuan terhadap Nilai Keempubn Daging
Faktor yang rnempengamhi digolongkm menjadi faktor antemortm
seperti ggeetik termasuk bangsa, spesies dan fisiologi, f&tor umur, manajemen,
jenis keIamin dan stress. Dalam penelitian, fakeor ini diperkecil pengamhnya
dengan rnenggunakan kmak y m g homogen. Faktor poshorkern dianhranya metiputi metode chilling, refregerasi, playuan dm pembekuan tcrmasuk faktor
lama dan kmpratur penyimpanan, dan metode pengolahan, temasuk metode pemasakan dan penambahan bahan pengempuk (Sueparno, 1984).
Keempukan
dipenganihi oleh s t m h r myofibritar dan status kontraksinya, kstndungan jaringan ikaf dm tjngkat iksttan silangnya, dm daya ikat air oleh protein daging: serta jus daging (Hamm, 1972).
Dari hasil penelitistn rnembukikan bahwa pembedan jerami padi dan ampas tahu tidak nyata rnembribn pengamh terhttdap nilai keempukan daging.
Faktor umur kmak yang mash mu& menyebabkan skor panel keempukan masih rendah, Keempukan juga dipenganrhi aleh nilai pH bging. Namun dalam
penelitian ini nilai pH daging untuk masing-masing perlakuan juga tidak berbeda nyata.
Warna Daging Wama daging pada pnelitian ini hanyzl diukur menggunakan skor berdasarkan Australia Meat Standard, dengan skor 1 sampai 9. Nilai yang Iebih rendah berwama Iebiik pucat dibanding yang Xebih tinggi. Nilai hue, kroma maupun value tidak diukur &lam penelibn ini. Masil uji perbandingan warna daging dapat dilihat pada Tabel X 2,
Tabel 12. Perbandingan Warna psda Dstging
Ket: : R1 = Pwlakuan ~ l m p u dm t konw~&at R2 = Perlaknkuan jcrami padi dart ampas tahu non Kandang Mukti R3 = Perlakuan jerami padi dan ampas tahu di Kandang Mukti
Hasil analisa non pammetrik (Lampixan 7 ) mmunjukkan bahwa skor w m a pada perlakuan Rl tidak trerbeda nyah dengm prlakuan R2. Demikian
juga skor warna pada perlakuan R2 tidak berbeda nyata dengm perlaban R3.
Skor warna pada perlakuan R3 nyarrt lebih m d a h (Pc0.05) dibandingkan perfakuan R1. Hasil ini mendukung dugaan wama daging yang dihasibn
petmak di Desa Kandang Mukti lebih pucat dibrnnding dengan daging yang
dihasilkan dari daerah lain Banyak faktor yang rnempengamhi wama daging temasuk pakan, sptsits,
bangsa, umur, jenis kelamin, pH, oksigen, dan stress (setingkat aktivitas &R tipe otot). Faktor-f&r
tersebut dapat mempngaruhi pnentu utama warna daging
yaitii kunsentrasi pigmen daging (Lawrie, $9791, Pigmen yang mernpengaruki
daging terdiri atas bagian ubma yaitu hemoglobin dan rnyoglabin, Sepeai halnya hemoglobin, myoglobin terdiri a&s pratein globin dm z i t besi dengan kandtlngan sekitar 3-5 % dari total zat besi &ri tubub (l..Jndewood, 1971). brena pH dan
yang lainnya ternyata dalam kondisi yang sama diipeerkirakan warna pucat lebih banyak disebabkan h m n a rendrthnya lcandungan zst besi daIam bahan pakm.
Ternak sapi secara fisiologis memiliki kandungan zat besi &lam tubuh yang rendah sejak dilahirkan. Pucatnya warna daging dnn nilai hemoglobin yang
rendah sudah merupakan ciri pa& fase pedet. Jerarni padi dan ampas tahu diketahui merniliki hdungan zst besi (Fe) yang lebih rendah bib dibandingkcan dengan pakm lainnya tenrum rumput. Pemberian air minurn yang jamng juga
mengurangi masuhn mt besi bagi tubuh. Kea&an ini terjadi dalam waktu yang bma sehingga kemungkimn besar zat besi dalarn tubuh tetap
ahu cendemg
berrtda &lam kondisi defisien, bfisiensi a t besi akan menycbabkan kadar hemaglobin dan rnyoglobin menjadi relatif lebib sedikit. Akibatnya warna daging yang dihasilkan tetap menjadi pucat. Hemoglobh Darah
Penganrh prlakuan terhadap nilai hemoglobin d a d dapat ddilihat pada
Tabel 13. Hasil sidik ragam d m uji M a nyctta jujur nilai hemoglobin (Lampiran 4) rnenunjukkan bnhwa nild hemoglobin seluruh perlakuan b e d pada kisaran
normal menurut Fmndson (1979) dan Smith dm Mangkoewidjuja (1988) yaitu berkisar anhra 8,5 - 14,4 dl00 ml darah.
Meskipunmda dalarn kisaran normal, uji Be& Nyata Jujur rnenunjuh nilai hemoglobin pada prlahan R3 (10,08 g%) berbeda nyata
(pc0.05)dengan nilai hemaglabin pada perlakuan R2 (1 1,24 g%o) dan Rl (1 X,28 g%).
Nilai hemogiobin periakuan R1 tidak berbda nyab (p< 0.05) dengan
perlakuan R2. NiXai hemoglobin R3 krnyata sudah menunjukkan gejala defisiensi
hemoglobin memirut McDowell(1992) yaitu sebesar 10 dl00 ml &mh.
Tabel 13. Pengslrufi Perlakuan terfiadap Hemoglobin Darsth g% Hemoglobin
Perlakuan
Kct: : R1
-
Perlakuan inrumput dan konsentrat RZ = Perlakuanjerarni padi dan ampas tahu non Kandang Miikti R3 = Perlakuan jerami padi dm ampw ttahu di Kandang Mukti
Terjadinya defisiensi hemoglobin tersebut disebabkan dari kuranpya zat
-
zat nutrisi rnakanan,
sesuai dengan penclapat Underwood (1971) yang
menyabkan bahwa kadar hemoglobin dalam d a d bervariasi dipengamhi oleh umur, kelamin, zat-zat. nutrisi makanan, kondisi kesehatan, kebuntungan , Iakusi
, A
. "
-
A-
..
" "
Garnbar 15 . Diagram Penganrh Perlkuan terhadap Nihi Hemoglobin Darah
Jumlah aitrosit darah akan berpenganrh terhadap nilai hemoglobin.
Tabel 14, Pengarub Perlakuan terhadap Eritrosft Darah
Ket: : R1 = Perlakuan mmput dan konsentrat R2 = Perlakuan jerami padi dm ampas tahu non Kmda~gMuktcti R3 = PerIakuan jermi padi dan ampas tahu di Kandang Mizkti - -
-- .-. .
.-.---
- -.
.
"
- ." ..
-.
Jumlah Erltroslt Darah
Gambar 16. Diagarn Pcngaruh Perlakuan terhadap Eritrosit Darah Nilai eritrosit selunrh perlakuan berada pada kisaran no-
menurut
Smith dan Mangkwwidjojo f 1988) yaitu sekitar 5,8 - f 0 , 4 jutcl/mm3. Uji hnjut dengan Uji Nyata Jujur (Lampiran 5 ) menunjukan nilai eritrosit perlakuan R3 b&da
nyah ( ~ 4 . 0 5 )Qengan
perlakuan $32 tetapi tidak berbeda dengan
prlakuan RI sedangksn perlakuan RI aidak berbeda nyata (pi 0.05) dengan perlakuan R2 f Gambar 1 6).
Nilai hemoglobin yang rendah serta nilai eritrosit yang rendah rnenunjukkan gejala mikrositik hypokromik anemia yang umum terjadi (Church
dan Pond, 19881, yaikr anemia yang dis~babhnnilai hemoglobin dan jumlah eritrusit yang rendah.
Pengaruh perlakuan terhadap nilai hemrttokrit darah dapat dilihat pada
Tahl IS. Hasil anrtlisa sidik ragam nilai hcmatokrit (Lampiran 6 ) rnenunjukkan seluruh perlakuan tidak berbeda nyah. Nilai hemrttokrit seluruhnya rnasih krada
dalam batas kisaran normal yaitu sekitar 33 - 47 % (Smith dan Mangkotwidjojo, 1988).
TsrbeI 15- Pengarub Periakurmn terhadap Rematokit Darah
--
Kei: : R1- Perlakuan ntmput dm konsentrat R2 Perlakuan jermi padi dm ampa tahtafu i non Kmdang Mukti R3 Perlakum jermi padi dan mpas l s u di Kandmg Mukti
Nilai hematohit pada perlakuan R3 sebenamya sama dengan pola nilai eritrasit dan hemoglobin yaitu Iebih rendah dari perlakuan R l dan RZ. Hal ini
sesuai dengan penciapat Reviany er al., (1 986) yang menyatakan nilai hematokt sebnding dengan nilai eritrosit dan nilai hemoglobin. I
L.
.-
.-
-
3
Nilai Hematakrit Bwmh
-
"
-
"
-"
-.
-.
..
--
!
Gambar 17. Diagram Pengaruh Perlakuan terhadrtp Ni tai Hematokrit Daah
Pennnganan limbah yang tidak optimal menyebabkan adanya keluhan dari
sebagian masyarakat. Pendapat yang diperoleh dari 20 responden non petemak sapi (60%) menyatakan merasa tergmggu dengan kondisi pekmakan yang ad8
Gambar 18. Tanggapan Non Petemk Sapi Golongan ini t a b m a yang bkerja pada bihng kesehatan masyardcat,
pendidikan s e a pekmak: domba. AIasan kehratan diantaranya adatah masalnh pencemaran lingkungan, persingan p a h n dan adanya anggapan bahwrt bttemak sapi b u h budaya. Dari 12 orang yang menalak 3 diantaranya berminat pada usaha ini apabila juga diberi bantuan bedit.
Responden yang setuju dengan adanya usaha petemakan sapi, sebanyak 40% menyatakan tidak keberatan dengan ahsan tempat tinggaf mmeka yang
c u h p jauh &ri pebrnakan, usaha ini mmguntungkrtn pengrajin tabu dan danya hubrxngan keluarga respanden dengan peternak sapi. Hubungan yang bai k terjadi anbra petemrtk sapi dengan petmi penggarap dm pengrajin tahu. Dari 20 responden pngrajin tahu, seluruhya mendukung usaha petemkan sapi potong
penjrralan ampas tahu dinilai sangat membantu meningkatkan pendapatan,
Hampir selunih responden (18 orang) menyatakan ada hubungan farnili clengan petemak sapi. Meskipun sekrju dengan kebcradaan usah petmakan, selunrh
Gambar 19.Tanggapan Pengrajin Tahu krhar3ap Usaha Sapi Potong Hubungan yang baik juga terjadi anbra petemak sapi dengan petani penggarap. Pete&
sangat tergmtung dari ketersediaan jerami padi sebagai
sumber hijauan. lrnbalannya adalah rnereka seringkali membantu pada s a t : panen. Dari 20 responden,
50% menyatakan sehlju,. 20%
keberatitn dan
sisanya tidak hhulpduli, Alasan menyekrjui pada umumnya adalah kamm dapat rnernbantu mempercepat kerja mereka pada saat panen. Respanden yang menolak hireria alasan kerja peternak pa& saat menuai padi selafu tergesa-gesa sehinggit
hasil kerja kurang memuaskan. Secara sosial clapat disimpulkan bahwa keberadaan peternakan di Desa
Qndang Mukti ditanggapi secara tpemgam. Penolakan terjadi terutama karena usaha peternakan cenderung menimbulhn pencemaran Iingkungan akibat kurangnya penanganinan limbah.
,
W ~ek~sratan-WTidak tahu
Gambar 20, Tanggapan Pehni terhadap Usaka Sapi Potang Potensi Pengembangan Usaha Sapi Potong
Desa Kmdmg Mukti tidak rnemiliki lahan sumber hijauan rumput Iapang
maupun rumput budidaya yang cukup unhrk usaha geternakan sapi patang, tetapi
merniliki sumber jerami padi yang berlimpah. Stlain itu Desn Kandang Mukti juga rnerniiiki sumber tenaga kwja yang banyak.
Putensi lainnya adaiah
banyaknya Iimbah ampas tahu ymg cukup banyak tersedia. Melalui pndekatm ppotensi wilayah diproleh hasil bahwa lahan yang dapat dimanfaatkan oleh peternak sapi potang hanya lahm garapan kmpa sawah,
sedangkan tegalan hmya dipcruntukkan untuk tern& kecil.
Lahan sawah seluas
53,414 ha dengan 3 kafi rnasa panen menghasilkan jerami padi sekitar 17.560 kg
jemmi padi per hari, dengan prhitungan setiap meter persegi mefighasilkan 4 kg jerami padi.. apabila kebutuhan sapi akan jemmi padi sekitar 20 kg per satuan
ternak per hari, maka potensi maksimum wilayah
usaha peternakan sapi
berdasarkan ketersediaan pakan hijauan adalah 878 Saman Ternak Kapasitas peninghtan papulasi ternak tperdasarkan selisih rnaksimum dengan populasi
ternak yang telah ada adalah 503 ST,
Berbsarkan Icetersedimtan protein yaitu ampas tahu, Rnsil perhitungan menunjukan bahwa dari 53 industri tahu dengm rata-mta produksi 10 jimngan (80 kg kedclai) a h rnenghasilkan ampas hhu sekitar 5300 kg ampas tahu basah setiap hari, dengan asumsi dari tiap kg kedelai a h menghsilkan 125% ampas htxu basah. Jurnlah tersebut &pat memenuhi sekitar 353 Satuan Temk, d m g n
nsurnsi setiap ST membutuhkan kumng iebih 15 kg ampas hhu segar per Satuan
Ternak per hari . Jurnlah temak sapi yang ada yaitu 375 ST sudah melebihi target daya hmpung sehingga tidak rnemungkinkan adaya penadahan populasi.
Setiap keluarga mampu memelihara sekitar I2 ekor sa-n
kmak, Dengan
jumlah petmak saat iin yyag hnya 33 orang, m a b potensi maksimstl wilsyah berdasarkm sumber daya keluarga adalah sebesar 420 Satuan Tern&. Mnka
kapasitas peningkatan papulasi ternak berdasarkan sumber &ya keluarga seksar 45
ST. Potensi ini masih bisa dimaksimalkan mengingat Iatar belahng penduduk
yang mayoritas pehni penggarap : 2 15 orang; buruh tani : 7 8 1 orang; peternak :
259 orang yang semmnya berpotensi dikernbangkan atau dinrahkan sebagai petemk sapi p o t g . Strated Pengembangan
Pengembangan suatu usah p e t e r n a h perIu memjuk pada kekuaan dan peluang yang dirniliki dan memperhatilczln kelernahrm serta ancaman yang dapat
mengganggu kelangsungan usaha. Secara ringhs, bebrapa faktor u t m a yang perlu mendapat perhatian dalam pengembangan usaha petemakan sapi di h s a Kmdang Mukti ditampilkan melalui matrih SWOT (Tab1 16.).
-
Kekuatstn
Kdemahan
1. Lehk Kandang Mukti
I . Lokasi b d a n g pa& pemukiman
strategis secara
Internal
ehomi
penduduk 2. Tenaga kerjn cukup 2 , Kotoran ternak rnenimbulkan 3. Jerami pa& mudah pertcmaran didapt: 4. Keberadaan pabrik tahu 3, Ampas tahu jumt ahnya t d a tas 5. Kualibs daging secara 4.Jerami padi belum umum dapat diterima BioXah 5 , Wama daging pucat
Eksternal
Strategl PI-Kk
Peluiing 1. Kebijakan herah
Strsttegi PI-IU
1. hningkabn skala usaha
1. Kebijakan ref ohsi
Mendukung pengembangan t m a k sapi
2, Peran pemda drtlam pernasaran
2. Harga &pi relatif stabil
3.Qptimalisasi sumber daya pakan lohl
2, Penyuluhan mengnai pmanfaahn
ternak
limbah dan pengolahan jerami padi 3. Pemberian pakan sumber zat bcsi
3. Perminban daging tinggi
4.Diversifikasi untuk produksi veal Ancaman
I
Strategi Ac-Klr
f
Strategi Ac-KI 1. Realokasi
1, Pe~epsimasyxakat bahwa kegiatan u s a h petemkcin sapi nnengganggu lingkungan dm petemakan 2. Harga ampas tahu meningkat 3. Pcrsaingan harga dengn daging impor
l .Perbailan rnanajemen
limbah 2 .Pmi!@man
pengganti ampas hhu 3.Pengembangan jangan sampai mengganggu kehradaan temak domba
perkctndangan pada lahiin barn 2. Perbaihn
manajemen limbah
Dari rnat.riks SWOT, stmategi yang sangat rnendesttk adstlah realokasi
perkandangan pada lahan barn dan perbaikan manajemen limbah. Kedua hal ini
hams dilakuhn untuk mminimalisir dampak ktberadaan u s a h petemakan temadap pencemaran lingkungan. Perbailan manajemen limbah &pat diIakukan
misalnya dengan pengurasan bak penampungan kotorrtn yang lebih teratur
sehingga tidak dibiarkan rnenumpuk terlalu banyak,
Optimalisasi p h n lokal tenrtama jerami padi dapat dilahkan dengan memberih perlakuan sehlum diberikan pada ternak seperti pemberian urea dan
sebagainya. Ampas tahu yang terbatas hams segera dicari pakan penggantinya seperti penggunaan kunsentrat. Pucatriya
wama daging clapat ditanggulmgi dengan pemberian pakan
zat hsi seperti hijawin rumput abu legurn. Masukan mt ksi &pat dilakukan juga dmgan pnyuntikan atau pemberian obat yang mengandung zat besi. Diversifikasi dapat dilakukan untuk memproduksi veal. Veal, rnempakan produk
yang justnr rnensyaratkan daging yang dihasilkan pucat, Peternak domba yang telah Iebih dulu eksis hams dilindungi terhadap
kemungkinan persaingan pakan. Pengahlran tegalan yang hanya dipenmtukkan
bagi ternak kecil daprtt merigurangi kernungkinan tersebut.
Selain strakgi perigemb~~ga~ diatas, strategi pengembangan dapat dilakukan berdasarbn pala zona yang ada ynitu : Zana 1 1, Intensifikasi pemberian air minum untuk menmbah masukan mineral 2. Intmsifikasi kolam ikan sebagai usah diversifikasi
3. Perbaikan kualitas kmdang temtama Iantai
untuk
mengurangi
kernungkinan k m k terperosok. 4, Mmgatur pengumsan kolam penempungan yang lebih kratur dengan
rnemperhntikan debit air dan waktu pengpnaan sungai oleh rnssyarak Baa2 1, Intensifikasi pemberian air rninum pa& tern&
2. Tidak direkornendasihn penggunaan sistm koIong mengingat debit air
yang sedikit. Sistern kandang dengan bak penampungan rnenxpakan sistem
y m g paling memrmgkinkan,
3. Pemisahan kotclran cair dm padat untuk mcngurangi tingkat bau yang ditimbulkan
dapat diIakukan dengan penggunaan 11pntai dengan
kemiringan tertentu. 4. PembusLtan nzaungan pwda b& pnampungan kotoran
5. OptimaIisasi penggunaan pupuk kandang
7hna 3 t . Intensifikasi pemberim air minum
2. Pembuatm naungan pada bak penampungan kotoran 3. Pernisahan kotoran padat drtn cair 4. Pmbuatan bak penampungm air dengan rnemanfaatkan curahan air hujan.
5 . Optimalisasi penggnaan pupuk kandang
Zana Pexluasaxl Pada dasamya zona ini kondisinya sama dengan mna 3, tetapi lahan yang dimiliki relatif luas dan jauh dari pemukman sehingga dapat d i t a m b a h
bebrapa ha1 seperti :
1.
Penamman hijauan makanan ternak
2.
Penanaman pohon pelindung
Keduanya sefain dadat dihngsikaar sebagai cadangan paksn juga dapat dijadikan area pnebaran kotoran temak.