IbM UNIT PELAYANAN REHABILITASI FISIK LANSIA PASCA STROKE DI PANTI LANSIA KOTA MALANG 1
Nurlailatul Masruroh, 2Rakhmad Rosadi, 3Sri Sunaringsih Ika Wardojo 1,2,3)
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang Jl. Bendungan Sutami 188 A Malang Email: 1)
[email protected]
ABSTRAK Tujuan dari program IbM ini adalah menjamin tersedianya akses layanan rehabilitasi fisik lansia di kedua panti lansia sehingga diharapkan mampu membantu memulihkan fungsi motorik lansia dengan kondisi pasca stroke agar mampu melakukan aktivitas fisik secara mandiri serta dapat meningkatkan derajat kesehatan mereka. Target luaran program IbM ini adalah 1)Terbentuknya unit pelayanan rehabilitasi fisik lansia yang akan dikelola secara mandiri dan professional oleh pengasuh panti lansia di bawah supervise dati Tim Fisioterapi Universitas Muhammadiyah Malang, 2)terbentuknya modul pelayanan rehabilitasi fisik lansia pasca stroke, 3) terbentuknya kartu sehat bagi para lansia yang akan mencatat perkembangan kesehatan lansia secara periodic, serta 4)adanya publikasi hasil kegiatan IbM pada jurnal pengabdian masyarakat “Jurnal dedikasi”. Adapun rencana kegiatan program IbM ini terbagi dalam tiga tahap. Tahap pertama adalah pendirian unit pelayanan rehabilitasi fisik lansia dalam Panti Lansia yang meliputi kegiatan pendampingan rekrutmen sumber daya manusia, pengadaan alat-alat terapi rehabilitasi fisik, dan perizinan. Tahap Kedua adalah Pendampingan proses pemagangan pengasuh panti lansia di Unit Fisioterapi Universitas Muhammadiyah Malang sebagai bagian proses pelatihan dan pembinaan rehabilitasi fisik lansia. Tahap Ketiga adalah terdistribusikannya modul pelayanan rehabilitasi fisik lansia dan kartu sehat lansia pada unit pelayanan rehabilitasi fisik lansia pada kedua panti, serta Tahap Keempat adalah pendampingan dan proses evaluasi kinerja unit pelayanan rehabilitasi fisik lansia pada mitra Ibm. Tahap Kelima yaitu adanya publikasi hasil kegiatan IbM pada jurnal pengabdian masyarakat. Kata Kunci : Rehabilitasi Fisik, Lansia, Pasca Stroke
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2016
1
1.
PENDAHULUAN
1.1 Analisis Situasi a. Situasi Umum Panti Lansia Al Ishlah Malang Sebagai satu-satunya Panti Lansia di Kota Malang, yang berlokasi sekitar 7 km dari Pusat Kota Malang, dan berada di wilayah Kelurahan Pandanwangi Kecamatan Blimbing Kota Malang. Panti Lansia ini berdiri pada tanah seluas 2000m2, dan memiliki daya tampung sebanyak 70 lansia. Berdasarkan data tahun 2013, terdapat 30 orang lansia penghuni panti, dimana terdiri dari 20 orang lansia perempuan dan 10 orang lansia laki-laki. Mayoritas lansia penghuni panti berasal dari Jawa Timur sebanyak 70%, dan sisanya berasal dari Jawa (Non Jawa Timur) sebanyak 30%. Panti lansia ini merupakan bagian amal usaha Yayasan Al Ishlah Malang, sehingga pengurus panti berjumlah 5 orang merupakan anggota dari Yayasan Al Ishlah Malang, sedangkan pengasuh panti lansia berjumlah 4 orang yang bekerja secara penuh waktu (full time), dan mereka berasal dari lulusan pondok pesantren Al Ishlah Kota Malang. Selain itu, pada panti lansia ini juga terdapat 2 orang juru masak, dan 1 petugas keamanan. Panti lansia ini juga bertugas untuk memberikan fasilitas hidup yang berupa makanan, pakaian, asrama, dan membantu lansia dalam melakukan aktivitas keseharian mereka. Tetapi, sayangnya dalam hal perawatan kesehatan lansia, dikarenakan adanya keterbatasan dalam hal pembiayaan, maka belum ada tenaga kesehatan (dokter) yang khusus melakukan kunjungan (visite) di panti lansia ini. Jadi, apabila ada penghuni panti yang sakit akan dirujuk ke rumah sakit atau puskesmas terdekat. Masalah kemudian muncul ketika para lansia banyak yang mengalami penyakit stroke dan mengalami kelumpuhan sebanyak 45%, sementara itu, terapi yang diberikan masih terbatas pada pemberian obat-obatan tanpa disertai dengan latihan rehabilitasi fisik sehingga hal ini menyebabkan para lansia masih mengalami hambatan dalam melakukan aktivitasnya secara mandiri dan sangat tergantung dari bantuan pengasuh untuk melakukan aktivitasnya. Selain itu, minimnya pengetahuan pengurus dan pengasuh panti tentang teknik pengelolaan kesehatan lansia juga semakin memperburuk kondisi lansia pasca stroke, karena bantuan yang mereka berikan pada lansia tidak jarang semakin membatasi lansia untuk melakukan mobilitasnya secara mandiri. b.
Situasi Secara Umum Panti Lansia Griya Asih Malang Panti lansia Griya Asih terletak di wilayah Kecamatan Lawang Kabupaten Malang dengan luas lahan 4000m2. Panti lansia ini dihuni oleh para lansia yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia Berdasarkan data terbaru tahun 2013, terdapat 30 orang lansia wanita dengan rentang usia 65-87 tahun, dimana mayoritas penghuni lansia berasal dari wilayah Jawa Timur sebanyak 60%, dan Jawa (non Jawa Timur) sebesar 5%, NTB, NTT, Maluku dan Papua 30%, serta Sumatera 5%. Struktur organisasi Panti Lansia Griya Asih berada di bawah Yayasan Diakonia Wilayah Jawa Timur, sehingga seluruh pengurus panti lansia berasal dari anggota Yayasan Diakonia Jawa Timur, sedangkan pengasuh panti lansia adalah orang yang dibayar oleh pihak Panti Lansia untuk mengasuh para lansia penghuni panti secara paruh waktu dan penuh waktu (full time). Sebagai gambaran di Panti Lansia Griya Asih Lawang memiliki 4 pengasuh penuh waktu dan pengasuh paruh waktu yang datang dalam kegiatan-kegiatan yang terjadwal. Selain itu, panti lansia Griya Asih juga memiliki 2 juru masak, 2 tukang kebun, serta 2 petugas keamanan yang ikut membantu dalam pengelolaan panti lansia ini. Panti lansia ini memiliki tugas untuk memberikan perawatan, bimbingan dan pelayanan bagi lanjut usia terlantar agar dapat hidup secara baik dan terawat dalam kehidupan bermasyarakat, yang meliputi pemberian fasilitas hidup berupa makanan, pakaian, asrama, membantu para lansia dalam melakukan aktivitas keseharian mereka, termasuk dalam hal perawatan kesehatan. Tetapi sayangnya, dalam hal perawatan kesehatan yang diberikan oleh pihak pengurus panti terhadap para lansia masih dirasakan kurang maksimal, dikarenakan sebanyak 65% lansia mengalami stroke dan fracture (patah tulang) sedangkan pelayanan kesehatan yang diberikan masih sangat tergantung pada kunjungan (visite) dokter ke panti lansia setiap dua minggu sekali, sehingga fasilitas pengobatan yang diberikan Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2016
2
pada para lansia tersebut masih terbatas hanya berupa pemberian obat-obatan saja, tanpa disertai dengan terapi rehabilitasi fisik pasca stroke untuk memulihkan mobilitas para lansia. Hal tersebut berakibat masih terkendalanya lansia untuk melakukan aktivitasnya secara mandiri dan sangat tergantung dengan bantuan dari pengasuh untuk melakukan aktivitasnya. Apabila dibiarkan secara terus-menerus hal tersebut akan berdampak terhadap menurunnya derajat kesehatan lansia. Pihak pengurus maupun pengasuh panti lansia juga memiliki keterbatasan terkait layanan rehabilitasi fisik lansia pasca stroke ini, selain karena mereka minim pengetahuan tentang kesehatan dikarenakan pengasuh panti memiliki background pendidikan non-kesehatan (pekerja social), juga adanya keterbatasan terhadap minimnya akses informasi tentang layanan fisioterapis yang mampu memberikan pelayanan rehabilitasi fisik lansia. c.
Prospek Pembinaan Pelayanan Rehabilitasi Fisik Lansia di Panti Lansia Kota Malang Panti Lansia Griya Asih dan Panti Lansia Al Ishlah Malang sebagai lembaga social berupaya untuk melakukan pembinaan dan perawatan pada lansia yang terlantar dan tidak mampu sehingga dapat menjadi manusia yang mampu beraktivitas secara mandiri dan berdaya guna bagi masyarakat (4). Karena masih tingginya angka lansia yang mengalami stroke dan kurang mendapat pelayanan pemulihan kesehatan lansia yang efektif sehingga menyebabkan mereka belum dapat melakukan aktivitas secara mandiri, sehingga hal tersebut berpengaruh terhadap menurunnya derajat kesehatan lansia, serta menyebabkan mereka semakin tersisih dalam kehidupan social kemasyarakatan. Pendirian dan pembinaan pelayanan rehabilitasi fisik lansia di Panti Lansia Griya ASih dan Al Ishlah kota Malang memiliki peluang pengembangan yang cukup besar karena hal tersebut selain dapat membantu dalam pemulihan kesehatan lansia pasca serangan stroke dan meningkatkan derajat kesehatan mereka, juga memiliki prospek jangka panjang untuk digunakan sebagai income profit bagi pihak panti lansia, karena dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk usia lanjut usia di Indonesia serta motivasi yang tinggi untuk meningkatkan derjat kesehatan lansia akan berdampak positif terhadap meningkatnya kebutuhan akan terapi rehabilitasi fisik lansia, sehingga nantinya pemberian layanan rehabilitasi fisik lansia ini diharapkan tidak hanya diberikan kepada lansia penghuni panti, tetapi juga dapat dimanfaatkan oleh para lansia yang tinggal di luar panti [1, 2, 3]. d.
Persoalan yang dihadapi Panti Lansia Griya Asih dan Al Ishlah Malang Sebagai lembaga yang membina orang-orang lanjut usia dari keluarga miskin dan ditelantarkan oleh keluarganya, Panti lansia Griya Asih dan Panti Lansia Al Ishlah memiliki berbagai macam permasalahan yang dihadapi. Berdasarkan hasil diskusi dengan pengurus kedua panti lansia maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan yang dialami oleh pengurus dan pengasuh pada kedua panti lansia tersebut. Permasalahan tersebut dapat diklasifikasikan dalam beberapa hal sebagai berikut [4]: 1. Permasalahan Keuangan Sebagai organisasi social yang mengandalkan dana dari bantuan dermawan dan donatur, kedua panti lansia ini belum memiliki pos pendapatan mandiri sehingga sepenuhnya masih tergantung pada donator untuk membiayai operasional panti lansia termasuk dalam hal penyediaan sarana pelayanan kesehatan bagi lansia. 2. Permasalahan Akses Informasi terhadap Kebutuhan Layanan Kesehatan Panti lansia ini memiliki keterbatasan akses informasi terhadap layanan fisioterapis yang mampu membantu memberikan pembinaan dan pelayanan tentang rehabilitasi fisik lansia kepada pihak pengelola (pengurus, pengasuh) maupun penghuni panti 3. Permasalahan Manajerial Pada aspek manajerial, pihak pengelola panti lansia memiliki masalah dalam hal minimnya pengetahuan tentang pengelolaan kesehatan lansia, sehingga hal tersebut berdampak pada kurang tepatnya penatalaksanaan pada lansia dengan kondisi pasca stroke
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2016
3
Permasalahan mitra Permasalahan utama yang dihadapi mitra saat ini adalah tidak adanya pelayanan rehabilitasi fisik lansia yang akan membantu memulihkan kondisi lansia sehingga mampu mengembalikan kemampuan mereka untuk melakukan aktivitas fisiknya secara mandiri dan meningkatkan derajat kesehatan lansia. Hal ini disebabkan karena minimnya akses jejaring dan informasi yang dimiliki oleh pihak pengelola panti terhadap layanan kesehatan ini, juga keterbatasan pengetahuan mereka tentang penatalaksanaan kesehatan lansia. Berawal dari kesadaran bahwa kemandirian lansia dalam melakukan aktivitas fisiknya sangatlah penting untuk mempertahankan derjat kesehatan dan usia yang berkualitas bagi para lansia, maka diperlukan upaya pembinaan dan pelayanan rehabilitasi fisik lansia pasca stroke untuk meningkatkan kemandirian mereka [5, 6, 7]. Oleh karena itu, berdasarkan hasil musyawarah antara pengurus/pengasuh panti lansia dan tim IbM ini, maka dicapai kesepakatan bahwa permasalahan prioritas dan mendesak untuk segera dicarikan solusi pemecahan masalah adalah minimnya pelayanan rehabilitasi fisik lansia terutama pada lansia pasca stroke dan hal ini berpengaruh terhadap terhambatnya kemandirian lansia dalam melakukan aktivitas fisiknya dan sangat menggantungkan pada bantuan pengasuh, sehingga berdampak pada menurunnya kualitas hidup dan derajat kesehatan lansia secara signifikan, dan tujuan utama panti lansia untuk meningkatkan taraf hidup lansia dapat dikatakan belum tercapai secara maksimal. 2.
TARGET LUARAN
Program IbM di Panti Lansia Griya Asih dan Al Ishlah Malang ini memiliki target luaran Target luaran program IbM ini adalah 1) Terbentuknya unit pelayanan rehabilitasi fisik lansia yang akan dikelola secara mandiri dan professional oleh pengasuh panti lansia di bawah supervise dati Tim Fisioterapi Universitas Muhammadiyah Malang, 2)terbentuknya modul pelayanan rehabilitasi fisik lansia pasca stroke, 3) terbentuknya kartu sehat bagi para lansia yang akan mencatat perkembangan kesehatan lansia secara periodic, serta 4) adanya publikasi hasil kegiatan IbM pada jurnal pengabdian masyarakat “Jurnal dedikasi”. 3.
METODE PELAKSANAAN
Untuk mengatasi kendala tersebut maka diperlukan pelatihan dan pembinaan tentang pelayanan rehabilitasi fisik lansia yang komprehensif, yang mencakup pelatihan tentang identifikasi kesehatan lansia, mengenali gejala penyakit stroke pada lansia, dan latihan dasar untuk mengembalikan mobilitas fisik lansia pasca stroke. Berdasarkan hal tersebut, maka kegiatan pembinaan dan pelatihan rehabilitasi fisik lansia pada pengasuh panti lansia akan diwujudkan dalam bentuk pemagangan pengasuh panti lansia di Unit Fisioterapi Universitas Muhammadiyah Malang. Oleh karena itu, pengusul mengusulkan kegiatan yang akan menjadi solusi permasalahan di Panti Lansia Griya Asih dan Al Ishlah Malang dalam beberapa tahap kegiatan: 1. Kegiatan Tahap Pertama: Pendampingan proses pemagangan pengasuh panti lansia di Unit Fisioterapi Universitas Muhammadiyah Malang sebagai bagian proses pelatihan dan pembinaan rehabilitasi fisik lansia, dimana kegiatan tersebut sepenuhnya akan disupervisi tim Fisioterapis RS Universitas Muhammadiyah Malang. 2. Kegiatan Tahap Kedua: Setelah dilakukan evaluasi kelayakan sebagai hasil proses pemagangan, kemudian dilanjutkan dengan pendirian unit pelayanan rehabilitasi fisik lansia pasca stroke di Panti Lansia yang meliputi kegiatan pendampingan rekrutmen sumber daya manusia, pengadaan alat-alat terapi rehabilitasi fisik, dan perizinan. 3. Kegiatan Tahap Ketiga: terdistribusikannya modul pelayanan rehabilitasi fisik lansia dan kartu sehat lansia pada unit pelayanan rehabilitasi fisik lansia pada kedua panti. 4. Kegiatan Tahap Keempat: pendampingan dan proses evaluasi kinerja unit pelayanan rehabilitasi fisik lansia pada mitra IbM. Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2016
4
5.
KegiatanTahap Kelima: publikasi ilmiah hasil kegiatan IbM pada jurnal pengabdian masyarakat. Tabel 1 Rencana Jadwal Kegiatan Pelatihan Pelayanan Rehabilitasi Fisik Lansia No Kegiatan Waktu 1 Sosialisasi program kegiatan kepada seluruh Bulan I pengurus, pengasuh, dan lansia penghuni panti 2 Koordinasi dengan pihak pengurus panti lansia Bulan I tentang rencana seleksi pengasuh panti lansia yang akan mengikuti kegiatan pelatihan dan pendampingan untuk memberikan pelayanan rehabilitasi fisik lansia 3 Pelatihan dan pembinaan tentang rehabilitasi fisik Bulan II-IV lansia, dengan materi meliputi: identifikasi kesehatan lansia, mengenali gejala penyakit stroke pada lansia, dan latihan dasar untuk mengembalikan mobilitas fisik lansia pasca stroke di Unit Fisioterapi RS Universitas Muhammadiyah Malang 4 Pembentukan unit pelayanan rehabilitasi fisik lansia Bulan V untuk meningkatkan mobilitas fisik dan kemandirian pada lansia dengan kondisi pasca stroke 5 Pendistribusian modul pelayanan rehabilitasi fisik Bulan V lansia sebagai guideline pemberian layanan kesehatan pada lansia, serta pembagian kartu sehat lansia yang akan memantau perkembangan kesehatan lansia secara periodic pada kedua panti lansia 6 Pendampingan manajemen dan pengembangan unit Bulan V-XI layanan rehabilitasi fisik lansia pasca stroke 7 Publikasi hasil pelaksanaan kegiatan IbM pada Bulan XII jurnal pengabdian masyarakat “ Jurnal Dedikasi”
Berdasarkan pertimbangan efektifitas dan kesinambungan program, maka sasaran utama program kegiatan ini adalah bagi pengasuh panti lansia yang diproyeksikan dapat secara penuh waktu (full time) untuk menangani unit layanan kesehatan ini. Oleh karena itu, kegiatan pelatihan dan pendampingan akan dilakukan pada pengasuh panti lansia yang memiliki komitmen dan waktu dalam melaksanakan pengelolaan unit layanan kesehatan ini secara professional dan berkelanjutan. Berdasarkan hasil diskusi dengan pihak mitra IbM, telah dicapai kesepakatan bahwa pihak mitra IbM akan berkomitmen menyediakan semua keperluan yang menunjang kegiatan tersebut, antara lain: 1. Ruangan dan tempat khusus yang akan digunakan sebagai ruag layanan rehabilitasi fisik lansia 2. Memberikan izin kepada para pengasuh panti lansia yang sesuai criteria untuk menjalankan unit layanan kesehatan ini 3. Memberikan kewenangan penuh kepada tim IbM untuk melaksanakan kegiatan pembinaan pengasuh selama program kegiatan berlangsung
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2016
5
4.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan di panti lansia Griya Asih Lawang dilakukan selama kurun waktu 8 minggu ( dua bulan) selama bulan Februari-Juni 2016. Dalam pelaksanaan kegiatan ini, tim PPMI dibantu oleh 15 orang mahasiswa Fisioterapi UMM. Kegiatanpengabdian ini terdiri dari 5 macam kegiatan, antara lain: 1. Sosialisasi kepada pengurus panti lansia
Gambar 1 Sosialisasi dari tim IbM kepada pengurus panti Lansia Griya Asih Lawang dan Panti Lansia Al Ishlah Malang. Kegiatan sosialisasi kepada pengurus panti lansia oleh tim IbM dilakukan pada tanggal 21 Desember 2015, Ketika kegiatan sosialisasi tim IbM melakukan kontak langsung dengan pengurus panti yaitu Bapak Nelsensius dan Ibu Nia. 2. Pemberian pelatihan dari Tim IbM kepada mahasiswa Fisioterapi UMM mereka terjun ke lapangan
sebelum
Gambar 2 Pemberian pelatihan dari Tim IbM kepada mahasiswa Fisioterapi UMM sebelum mereka terjun ke lapangan Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2016
6
Kegiatan selanjutnya adalah pemberian pelatihan tim IbM kepada 15 orang mahasiswa Fisioterapi yang akan membantu proses kegiatan pengabdisn masyarakat. Pelatihan yang diberikan oleh tim IbM meliputi dasar-dasar melakukan general exercise pada lansia, meliputi terapi mulligan , terapi berjalan. Kegiatan ini dilakukan selama 3 hari yaitu pada bulan Januari 2016. 3.
Pemberian pelatihan kepada pengurus panti lansia tentang general exercise
Gambar 3 Pemberian pelatihan tentang rehabilitasi fisik lansia kepada petugas di kedua panti. Pemberian pelatihan kepada pengurus lansia ( sebanyak 13 orang) tentang general exercise dilakukan oleh tim IbM dibantu dengan mahasiswa fisioterapi. Dalam melakukan kegiatan ini materi yang diberikan terkait pemeriksaan kesehatan dasar pada lansia, maupun tentang keselamatan lansia, serta general exercise pada lansia. 4.
Pendampingan general exercise pada lansia untuk meningkatkan ADL lansia
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2016
7
Gambar 4. Latihan Rehabilitasi Fisik Lansia di kedua Panti oleh Mahasiswa Fisioterapi UMM yang telah dilatih Kegiatan pendampingan general exercise untuk para lansia dilakukan oleh pengurus lansia bekerjasama dengan mahasiswa fisioterapi yang telah dilatih untuk melakukan latihan ini. Berbagai kegiatan yang dilakukan antara lain adalah melakukan terapi berjalana dengan walker, terapi berbicara, maupun memberikan terapi pada lansia yang baru mengalami jatuh. Kegiatan ini dilakukan secara intensif selama 8 minggu sejak bulan Februari-April 2016. 5.
Pemberian bantuan peralatan rehabilitasi pada pihak panti lansia griya asih lawang dan Panti Lansia Al Ishlah Malang.
Gambar 5.Pemberian bantuan perlatan rehabilitasi fisik lansia kepada pengurus panti lansia Selain itu, pada kegiatan ini juga tim IbM memberikan bantuan peraltan kesehatan yang menunjang pemeriksaan kesehatan lansia antara lain, tensimeter, walker dan wheel chair masing – masing sebanyak 2 buah kepada pihak panti lansia 6.
Pemberian Modul Pelatihan dan pendampingan Kesehatan Pada Lansia
Gambar 6 Modul Latihan Rehabilitasi Fisik Lansia sekaligus berfungsi sebagai KMS Lansia
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2016
8
Dalam pelaksanaan program IbM Panti Lansia ini, tim IbM sekaligus juga menerbitkan buku modul pedoman pelatihan dan oendampingan kesehatan pada lansia, sekaligus buku modul ini dapat difungsikan sebagai KMS (Kartu Menuju Sehat) para lansia sehingga dapat memonitor perkembangan kondisi fisiologis para lansia. Jumlah modul yang dibagikan adalah sebanyak 50 eksemplar ( 25 eksemplar masing-masing dibagikan pada setiap panti lansia). Jumlah buku modul yang dibagikan ini secara proporsional sesuai dengan jumlah lansia yang ada di kedua panti. 5.
KESIMPULAN DAN SARAN
1.
Hasil yang telah dicapai dalam melakukan kegiatan pengabdian masyarakat pada Panti Lansia terbagi menjadi 5 macam kegiatn yaitu: Sosialisasi kepada pengurus panti lansia, Pemberian pelatihan dari Tim PPMI kepada mahasiswa Fisioterapi UMM sebelum mereka terjun ke lapangan, Pemberian pelatihan kepada pengurus panti lansia tentang general exercise, Pendampingan general exercise pada lansia untuk meningkatkan ADL lansia, Pemberian bantuan peralatan rehabilitasi pada pihak panti lansia Griya Asih Lawang dan panti lansia Al Ishlah Malang. Rencana tindak lanjut dari kegiatan ini adalah terpublikasi dalam jurnal pengabdian masyarakat milik DPPM UMM yaitu Jurnal Dedikasi sekaligus akan diikutsertakan dalam event Senaspro UMM.
2.
Saran 1.
Diharapkan dengan kegiatan yang telah dilakukan pada salah satu panti lansia yang ada di Kota Lawang ini dapat menjadi pilot project pemberian rehabilitasi fisik yang dapat diimplementasikan pada seluruh panti lansia yang ada di wilayah Jawa Timur
DAFTAR PUSTAKA [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7]
Ellis. JC, Nawlis. EA.1994. Nursing A Human Need Approach. 5th ed. Pennsylvania : J.B. Lippincot. Company. Friedman M.M., Bowden V.R., Jones E.G. 2003. Family nursing research, theory, & practice. Fifth Edition. New Jersey: Pearson Education, Inc. Rosdahl, CB. 1999. Textbook of Basic Nursing. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins Gomes B dan Higginson IJ. 2006. Factor influencing death at home in terminaly ill patients with cancer: systematic review. BMJ doi:10.1136/bmj.38740.614954.55 Pender, N.J., Murdaug, C.L., & Parsons, M.A. 2002. Health promotion in nursing practice. 4th ed. Upper Saddle River : Prentice Hall Naidoo, J. & Wills, J. 2000. Health Promotion: foundation for practice. 2nd ed. London: Harcourt Publishers NANDA, NOC, NIC 2001, Nusing Diagnosis:Definition and Clasification 2001-2002
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2016
9