Jurnal Pengabdian pada Masyarakat
Volume 30, Nomor 1 Januari – Maret 2015
IbM PENGOLAHAN LIMBAH SAMPAH ORGANIK SEBAGAI PUPUK KEBUN LINGKUNGAN SEKOLAH DI KABUPATEN MUARO JAMBI Jasminarni dan Yulia Morsa Said Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi Abstract Activities aimed at improving the knowledge and skills of teachers and students through mentoring , counseling and demonstration of waste processing organic waste as compost, Mol manufacture tape and biopesticides .Target outcomes to be achieved given the impact on the environment of the school and the surrounding pemungkiman . Positive impact expected to be achieved through this activity in which organic waste can be utilized around the school into compost that will be used as a garden fertilizer in the school environment and beautify the school grounds by planting ornamental plants . As for pest and disease control use of organic pesticides are processed from the remains of plants that exist within the school , the expected output is in the form of a product is compost, organic plants and biopesticides. The method used is in the public education that begins with Participatory Rural Appraisal (PRA), followed by education , training , mentoring and assistance demplot.Proses follow adult learning it is more focused on improving the skills , expertise and ability to improve the quality of teachers and students of SMP Negeri 6 and SMAN 8 Muaro . This activity is divided into 3 stages: introduction programs , demonstrations and coaching as well as stage and consultancy Services . Keywords: compost , organic plants and biopesticides . PENDAHULUAN Kelurahan/desaSengeti mempunyai luas wilayah 73,00 km2 dengan jumlah penduduk 7494 jiwa. SMP Negeri 6 Muaro Jambi merupakan SMP yang terletak di kecamatan Sekernan kelurahan Sengeti dengan luas lahan 20.972 m2. SMP ini mempunyai jumlah siswa 576 orang, dimana siswa laki-laki berjumlah 272 dan siswa perempuan sebanyak 304 dengan jumlah guru 40 orang. Sekolah Menengah Atas Negeri 8 Muaro Jambi juga terletak di kelurahan Sengeti Kecamatan yang baru ditanam dengan tanaman hias yang Sekernan, dengan luas tanah 20,000 m2 pengaturannya belum baik. Sedangkan luas bangunan 1,539 m2, Begitu juga dengan sampah-sampah mempunyai ruang belajar sebanyak 20 kelas dengan jumlah siswa 373 orang dan jumlah guru 45 orang. Kedua sekolah ini mempunyai dimasukkan kedalam tong-tong sampah tapi pekarangan yang luas, hanya sebagian kecil sudah dimanfaatkan yaitu sebagai tempat parkir roda dua dan roda empat,
juga ada lapangan olah raga yang sekaligus sebagai tempat upacara, sebahagian besar banyak yang kosong yang tidak dimanfaatkan. Keberadaan lahan pekarangan umumnya belum tergali sepenuhnya, padahal lahan disekitar sekolah itu dapat ditanami berbagai tanaman terutama halaman-halaman dibelakang sekolah yang seharusnya dapat dimanfaatkan sebagai kebun sekolah. Dipekarangan kedua sekolah ini sudah ada ditanami berbagai jenis tanaman hias dan tanaman obat-obatan baik yang ditanam di pekarangan maupun yang ditanam didalam pot, tapi pengaturannya belum baik. Sedangkan halaman didepan kelas hanya sebagian kecil yang baru ditanam dengan tanaman hias yang pengaturannya belum baik. Begitu juga dengan sampah-sampah yang ada disekitar pekarangan sudah mulai dikumpulkan dan sudah dipisahkan antara sampah organik dengan anorganik yang sudah dimasukkan kedalam tong-tong sampah tapi untuk selanjutnya tidak ada kesinambungan pada proses pengelolaan
IbM Pengolahan Limbah Sampah Organik Sebagai Pupuk Kebun Lingkungan Sekolah Di Kabupaten Muaro Jambi 30
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat
Volume 30, Nomor 1 Januari – Maret 2015
sampah setelah dipisahkan (organik dan anorganik), malah dibuang ditempat penimbunan sampah dipojok sekolah, tidak diolah sehingga sampah tertumpuk dan mencemari lingkungan. Pengabdian pada masyarakat yang dilaksanakan ini sesuai dengan visi SMA yaitu cerdas dalam Intelegensi (IQ), Emosi (EQ), dan Spiritual (SQ) agar dapat bersaing di era globalisasi melalui pendidikan bermutu serta lingkungan yang kondusif dan asri. Disekolah juga ada mata pelajaran jenis muatan lokal PLH (Pendidikan Lingkungan Hidup) yang membahas tentang kebersihan lingkungan hidup yang sangat mendukung dari program pengabdian pada masyarakat. Berdasarkan data ini sangat mendukung kelancaran pelaksanaan program pengabdian pada masyarakat kelompok guru dan siswa SMP Negeri 6 dan SMA Negeri 8 Muaro Jambi, didukung pula oleh kebijakan dari kedua kepala sekolah yaitu Bapak Ismiyanto, M.Pd kepala sekolah SMP Negeri 6 dan Drs Afrizal, M,Pd kepala sekolah SMA Negeri 8 Muaro Jambi. Dimana kedua sekolah ini menitik beratkan kebersihan lingkungan terutama penanganan sampahsampah disekiar sekolah dan memperindah halaman sekolah sehingga dapat menghasilkan lingkungan sekolah yang bersih dan asri. Program pengabdian pada masyarakat mengsinergikan berbagai paket teknologi, kelembagaan yang terlibat dan sistem pemberdayaan yang diterapkan berorienstasi kepada guru dan siswa yang berbasis sosial budaya masyarakat. Adapun paket teknologi yang dikembangkan yaitu mengsinergikan teknik budidaya pertanian yang memanfaatkan limbah sampah organik disekitar pekarangan sekolah yang akan diolah menjadi kompos organik yang akan di dimanfaatkan sebagai pupuk kebun di sekolah, juga dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman hias yang ditanam di dalam pot di depan kelas dan tanaman hias di pekarangan sekolah.
Berdasarkan penjelasan di atas dan identifikasi masalah maka perlu dilakukan bimbingan dan penyuluhan tentang pengolahan limbah sampah organik sekolah menjadi kompos dengan memakai MOL TAPE. Sebagai biodekomposer. Selanjutnya sebagai pestisidanabati dimanfaatkan limbah pertanian yang ada disekitar sekolah Oleh karena itu Tim Pengabdian Pada Masyarakat dari Fakultas Pertanian Universitas Jambi mencoba untuk menerapkan teknologi yang telah didapat untuk mengatasi masalah sampah pekarangan, teknik penanaman tanaman sayuran di kebun sekolah dan penanaman tanaman hias di pekarangan sekolah sehingga lingkungan sekolah menjadi bersih, indah dan kegiatan belajar mengajar menjadi nyaman karna lingkungan sekolah bersih. METODE PELAKSANAAN Metode yang digunakan adalah pendidikan pada masyarakat yang diawali dengan participatory Rural Apraisal (PRA), kemudian dilanjutkan dengan penyuluhan, pelatihan, pendampingan dan demplot. Metode ini dipilih karena PRA memiliki kelebihan diantaranya keterlibatan aktif masyarakat (sebagai subjek), sedangkan Perguruan Tinggi sebagai Fasilitator. Pelatihan yang diberikan dalam bentuk pelatihan partisipatif. Materi yang diberikan dalam penyuluhan, pelatihan dan pendampingan adalah dalam bentuk pembelajaran orang dewasa (Andragogi) dengan ratio 30 persen teori dan 70 persen praktek. Oleh karena proses pendampingan ini mengikuti pembelajaran orang dewasa maka dalam pendampingan lebih menitik beratkan pada peningkatan ketrampilan, keahlian dan kemampuan dalam meningkatkan kualitas guru dan siswa SMP Negeri 6 dan SMA Negeri 8 Muaro Jambi. Kegiatan ini dibagi menjadi 3 tahapan yaitu : Pengenalan program, Kegiatan demontrasi dan pembinaan serta tahap Layanan Jasa dan konsultasi.
IbM Pengolahan Limbah Sampah Organik Sebagai Pupuk Kebun Lingkungan Sekolah Di Kabupaten Muaro Jambi 31
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat
Volume 30, Nomor 1 Januari – Maret 2015
a. Pengenalan Program Pada tahap ini tim pengabdian pada masyarakat memperkenalkan rencana kegiatan pengabdian pada guru dan siswasiswa SMP Negeri 6 dan SMA Negeri 8 Muaro Jambi, menjelaskan detail kegiatan yang akan dilakukan yang telah disepakati bersama. Pada tahap ini dibuat kesepakatan pengaturan waktu dan jadwal pelaksanaan penyampaian materi (penyuluhan) dan demontrasi pelaksanaan pembuatan kompos dari limbah sampah organik disekitar sekolah. Hal ini dilakukan agar seluruh guru dan siswa dapat berpartisipasi dalam seluruh program yang direncanakan, menjamin pemerataan dan penyebaran ilmu pengetahuan dan ketrampilan pada guru dan siswa. b. Program Demontrasi dan Pembinaan Kegiatan ini adalah kegiatan inti dari kegiatan yang dilaksanakan oleh tim pengabdian pada masyarakat karena pada kegiatan ini nantinya guru dan siswa akan dapat mempraktekan dan melihat langsung semua kegiatan yang akan diterapkan nantinya. Kegiatan demontrasi dan pembinaan ini dibagi atas : 1. Mengadakan penyuluhan dalam bentuk ceramah dan demonstrasi tentang cara memanfaatkan sampah-sampah yang ada disekitar sekolah terutama sampah organik untuk diolah menjadi kompos dengan menggunakan mol. 2. Penyuluhan dan demonstrasi tentang pemanfaatan tanaman sebagai biopestisida nabati dari tanamantanaman yang ada disekitar sekolah. 3. Penerapan pertanian organik dengan memakai pupuk organik untuk budidaya sayur sayuran dan tanaman obat-obatan di kebun sekolah serta menanam bunga hias di halaman sekolah. Dalam menanam tanaman hias ini, selain memilih tanaman yang cocok dipekarangan yuga menentukan tata letak tanaman agar tampak asri juga perlu diperhatikan teknik budidaya, agar diperoleh hasil yang maksimal.
Kegiatan yang dilakukan pada budidaya tanaman sayuran dan obat-obatan di kebun sekolah adalah : a. Persiapan lahan, lahan diolah dengan manual (dicangkul), dibersihkan, digemburkan dan dibuat. b. Memilih jenis tanaman, tanaman yang digunakan adalah tanaman sayuran yang berumur pendek (Kangkung, Kacang panjang, Selada, dan caisin) sedangkan tanaman untuk obat-obatan adalah tanaman obat-obatan yang dipakai sehari-hari (kunyit, jahe, kumis kucing, mahkota dewa, rosella dll) c. Penanaman dan pemeliharaan. Penanaman dapat dilakukan secara langsung dapat pula dilakukan dengan menyemainya terlebih dahulu. Pemeliharaan yang dilakukan adalah penyiraman, pemberian pupuk organik dari limbah sampah sisa-sisa tanaman ataupun limbah lainnya. Biopestisida yang juga berasal dari tanaman yang ada disekitar pekarangan sekolah Kegiatan pada budidaya tanaman hias di halaman-halaman sekolah adalah: a. Penyediaan media tanam. Lahan diolah dengan manual (dicangkul), dibersihkan, digemburkan dan dibuat semacam bedengan-bedengan kemudian diberi pupuk organik yang diolah sendiri. b. Memilih jenis tanaman hias Tanaman yang dipilih adalah jenis tanaman yang dibutuhkan sehari-hari dan tanaman yang dapat memenuhi unsur keindahan mengingat yang dimanfaatkan adalah lahan pekarangan. c. Penanaman dan pemeliharaan Pemeliharaan yang dilakukan adalah penyiraman , karena media yang dipakai adalah media steril yang telah dicampur kompos organik maka pupuk kimia sama sekali dihindari. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan menggunakan biopestisida alami yang dihasilkan dari limbah-limbah pertanian sekitar sekolah.
IbM Pengolahan Limbah Sampah Organik Sebagai Pupuk Kebun Lingkungan Sekolah Di Kabupaten Muaro Jambi 32
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat
Volume 30, Nomor 1 Januari – Maret 2015
Teknik Pembuatan Kompos dan Biopestisida Proses pengomposan dengan menggunakan mol dapat dilakukan dengan cara mencacah halus sampah-sampah organik yang ada disekitar pekarangan sekolah termasuk sisa hasil pertanian sehingga bahan tersebut dapat terkomposisi dengan cepat, hal ini akan lebih efektif bila dilakukan dalam skala besar seperti tumpukan jerami pada saat panen raya. Meskipun demikian, bahan aktivator ini juga dapat digunakan untuk skala kecil. Kunci keberhasilan ini tergantung kepada volume bahan dan aktivatornya. Volume bahan sangat menentukan karena bila bahan dalam volume kecil, maka semakin luas bidang bahan yang terkena kontak dengan aktivator. Adapun biopestisida adalah pestisida yang bahan dasarnya berasal dari bagian tumbuhan seperti akar, batang, daun dan buah. Biopestisida ini dapat berupa larutan hasil rendaman, rebusan, perasan,serbuk dan tepung.
ada di sekitar lingkungan sekolah. Penyuluhan dan demontrasi diberikan pada siswa dan guru (perwakilan dari tiap kelas) dengan harapan agar dapat ditularkan pada masyarakat lainnya disekitar tempat tinggal mereka. Para siswa telah mempraktekkan cara pembuatan kompos, MOL tape dan bercocok tanam secara organic di lingkungan sekolah mereka. Para siswa dan guru diharapkan dapat menularkan cara pembuatan kompos dan MOL ini kepada masyarakat yang ada dilingkungan mereka.
HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah adanya penyuluhan tentang pengolahan sampah organik untuk dijadikan pupuk di lingkungan sekolah, sekolah mulai Punya perhatian akan kebersihan sekolah dengan mengolah sampah organik dilingkungan sekolah mereka menjadi ppuk tanaman yang ada di sekitar sekolah. Kompos padat yang dihasilkan ini dapat mereka pakai sendiri dilingkungan sekolah bahkan siswa dan guruguru pun akan punya ketrampilan sendiri yang bisa mereka terapkan di lingkungan keluarganya sendiri. Program IbM ini berupaya memberi solusi bagi sekolah dalam hal menjaga kebersihan lingkungan dari sampah-sampah organik yang banyak terdapat disekitarnya baik itu dari sampahsampah organik bekas jajanan siswa maupun dari daun-daunan yang berguguran sekitar sekolah. Disamping itu kompos yang dihasilkan dapat dipakai untuk memupuk tanaman tanaman yang
Gambar 1. Penyuluhan di sekolah
Gambar 2. Penyuluhan dilapangan
Gambar 3. Demontrasi pembuatan kompos
IbM Pengolahan Limbah Sampah Organik Sebagai Pupuk Kebun Lingkungan Sekolah Di Kabupaten Muaro Jambi 33
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat
Volume 30, Nomor 1 Januari – Maret 2015
Gambar 4. Green House dari limbah KESIMPULAN 1. Dengan adanya penyuluhan dan demontrasi pengolahan kompos berbahan sampah organic yang terdapat di lingkungan sekolah ini diharapkan siswa dan guru dapat memberikan contoh pada masyarakat disekitar lingkungannya. 2. Program IbM yang diterapkan ini diharapkan dapat membantu sekolah dalam mengatasi masalah sampah di lingkungan sekolah. Sehingga dapat menciptakan lingkungan hidup yang sehat. 3. Sekolah diharapkan dapat memanfaatkan kompos yang diolah untuk pupuk tanaman yang ada dilingkungan sekolah. REFERENSI Jambi dalam angka. 2010 BPS Provinsi jambi Kabupaten Muro Jambi. 2013. http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_M uaro _Jambi Profil daerah Kabupaten Muaro Jambi, 2013. http://regionalinvestment.bkpm.go.id/news ipid/id/area.php?ia=1505
IbM Pengolahan Limbah Sampah Organik Sebagai Pupuk Kebun Lingkungan Sekolah Di Kabupaten Muaro Jambi 34