I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya yang antara lain, terdiri atas murid, guru dan media sebagai sumber belajar. Hasil belajar dalam kecakapan kognitif itu mempunyai hierarki/ bertingkat-tingkat. Adapun tingkat-tingkat tersebut adalah (a) informasi non-verbal, (b) informasi fakta dan pengetahuan verbal, (c) konsep dan prinsip, (d) pemecahan masalah dan kreativitas. Penguasaan konsep merupakan suatu kemampuan yang didapat dari kegiatan belajar yang merupakan kegiatan kompleks. Setelah proses belajar dilakukan maka keberhasilan proses itu akan dapat dilihat dalam suatu tes penguasaan konsep.
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) terutama kimia adalah pelajaran sains dimana pembelajarannya harus diupayakan sedemikian rupa sehingga dapat diterima oleh siswa dengan mudah, serta banyak kaitannya dalam kehidupan sehari-hari. Pelajaran kimia juga sarat dengan konsep, dari konsep yang sederhana sampai konsep yang lebih kompleks dan abstrak, sangat penting bagi siswa untuk menemukan dan
2
memahami dengan benar konsep dasar yang akan membangun konsep-konsep selanjutnya. Banyaknya konsep kimia yang bersifat abstrak yang harus diserap siswa dalam waktu terbatas menjadikan ilmu kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang sulit bagi siswa.
SMA Muhammadiyah 1 Pringsewu adalah salah satu SMA swasta di Pringsewu. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kimia, penguasaan konsep kimia tahun lalu pada materi koloid masih rendah. Rata-rata nilai penguasaan konsep pada materi ssitem koloid pada Tahun Pelajaran 2009-2010 sebesar 54. Siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 hanya 23,75%. Nilai tersebut belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan di SMA Muhammadiyah I Pringsewu yaitu 100% siswa mencapai nilai ≥ 65.
Dari data tersebut, terlihat bahwa siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami materi kimia terutama sistem koloid. Nilai penguasaan konsep yang rendah disebabkan oleh rendahnya respon siswa untuk mempelajari kimia. Hal ini diduga disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, metode pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran konvensional, yaitu dengan metode ceramah dan tanya jawab sehingga tidak menarik minat siswa. Metode ceramah yang digunakan, siswa dapat memperoleh langsung ilmu yang ditansfer oleh guru, tetapi siswa kurang dapat berkembang dalam menggali potensi dirinya karena dalam metode ini guru lebih berperan aktif. Dalam metode tanya jawab, guru masih kurang memberi pertanyaan agar mendapat respon siswa sehingga siswa masih belum aktif dan siswa jarang sekali mengajukan pertanyaan pada guru terkait hal-hal yang belum jelas ataupun yang belum diketahui
3
siswa. Kedua, tidak adanya laboratorium sehingga pembelajaran yang bisa dilakukan dengan praktikum hanya dilakukan dengan ceramah.
Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) salah satu kompetensi dasar yang harus dimiliki siswa kelas XI IPA semester genap adalah mengelompokkan sistem koloid berdasarkan hasil pengamatan dan penggunaannya di industri, mengidentifikasi sifat-sifat koloid dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, dan menjelaskan pembuatan berbagai sistem koloid. Untuk mencapai kompetensi dasar tersebut maka guru dituntut untuk pandai memilih metode dan media pembelajaran yang tepat dalam proses belajar mengajar.
Proses belajar mengajar merupakan bagian terpenting yang mempengaruhi penguasaan konsep siswa. Guru dituntut untuk menciptakan suasana belajar yang efektif, inovatif, dan menyenangkan, sedangkan siswa harus mempunyai semangat dan dorongan yang besar untuk belajar. Sehingga dalam hal ini, guru perlu melakukan inovasi pembelajaran.
Inovasi pembelajaran bisa dilakukan dengan membuat metode pembelajaran yang bervariasi. Penerapan variasi metode ini bermanfaat ganda. Di satu sisi akan menimbulkan suasana yang menyenangkan karena peserta didik diberi kesempatan yang seluas-luasnya dalam mencari cara belajar yang cocok dengan dirinya. Dan yang kedua, guru akan semakin terampil menggunakan suatu metode mengajar.
Dalam proses belajar mengajar ada berbagai metode pengajaran yang perlu dipertimbangkan karena ketepatan metode akan mempengaruhi bentuk strategi belajar
4
mengajar. Sesuai dengan paradigma kurikulum KTSP, proses pembelajaran haruslah berpusat pada siswa dan salah satu metode yang bisa digunakan adalah metode diskusi. Metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberi kesempatan kepada para siswa untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif pemecahan atas sesuatu masalah. Menurut Hamalik (2007) dan Tea (2009) metode diskusi dapat meningkatkan keaktifan belajar dan penguasaan konsep materi.
Metode diskusi yang divariasikan dengan permainan akan menjadi lebih menyenangkan bagi siswa sehingga materi yang diajarkan akan lebih mudah terserap oleh siswa. Salah satu permainan yang digunakan adalah permainan ular tangga. Permainan ular tangga masih dianggap sebagai sebuah permainan belaka, belum diupayakan menjadi bahan belajar secara formal. Sebenarnya, guru dapat membuat permainan ular tangga dengan menyesuaikan tujuan dan materi pembelajaran, misalnya sebagai evaluasi di akhir pembelajaran. Bahkan permainan ular tangga dapat meningkatkan ketertarikan dan minat siswa, serta meningkatkan prestasi yang dilihat dari nilai siswa. Hal ini telah dibuktikan Alimatussholikha (2008) dalam penelitiannya yang menggunakan permainan ular tangga sebagai media untuk latihan soal di kelas VIII A MTsN Yogyakarta I.
Metode lain yang bisa digunakan adalah metode tanya jawab. Metode tanya jawab ialah suatu cara mengajar dimana guru dan murid aktif bersama, guru bertanya dan siswa mencari jawaban atau siswa bertanya. Menurut Sriyono (1992) metode ini dapat membuat siswa aktif dan lebih cepat mengerti. Metode tanya jawab bisa
5
divariasikan dengan penggunaan media visual. Media visual (gambar, animasi, dan video) merupakan bagian dari multimedia. Berdasarkan penelitian Setyanti (2010), multimedia dapat membantu menciptakan suasana pembelajaran yang menarik, menciptakan pembelajaran yang interaktif, memberikan peluang kepada guru dan siswa untuk meningkatkan penguasaan terhadap teknologi multimedia yang lebih canggih, membuat guru lebih terarah dalam mengajar, dan meningkatkan pemahaman siswa.
Pembelajaran menggunakan metode diskusi disertai permainan ular tangga dan metode tanya jawab disertai media visual dapat meningkatkan minat dan aktivitas siswa sehingga dapat meningkatkan penguasaan konsep. Namun belum bisa diketahui penguasaan konsep mana yang lebih tinggi diantara kedua metode tersebut.
Berdasarkan uraian yang sudah dipaparkan, maka dilakukan penelitian yang berjudul ”Perbandingan Penguasaan Konsep Sistem Koloid Antara Pembelajaran Menggunakan Metode Diskusi Disertai Permainan Ular Tangga Dengan Metode Tanya Jawab Disertai Media Visual (Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI IPA SMA Muhammadiyah I Pringsewu Tahun Ajaran 2010-2011)”.
6
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Adakah perbedaan rata-rata penguasaan konsep sistem koloid antara pembelajaran menggunakan metode diskusi disertai permainan ular tangga dengan metode tanya jawab disertai media visual pada siswa kelas XI IPA SMA Muhammadiyah I Pringsewu? 2. Rata-rata penguasaan konsep manakah yang lebih tinggi antara pembelajaran yang menggunakan metode diskusi disertai permainan ular tangga dengan metode tanya jawab disertai media visual pada siswa kelas XI IPA SMA Muhammadiyah I Pringsewu?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Ada tidaknya perbedaan rata-rata penguasaan konsep sistem koloid antara pembelajaran yang menggunakan metode diskusi disertai permainan ular tangga dengan metode tanya jawab disertai media visual pada siswa kelas XI IPA SMA Muhammadiyah I Pringsewu. 2. Rata-rata penguasaan konsep yang lebih tinggi antara pembelajaran yang menggunakan metode diskusi disertai permainan ular tangga dengan metode tanya jawab disertai media visual pada siswa kelas XI SMA Muhammadiyah I Pringsewu.
7
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat antara lain: 1.
Dapat membantu siswa memahami materi pelajaran dengan mudah dan meningkatkan penguasaan konsep pada materi sistem koloid.
2.
Dapat meningkatkan pemahaman, pengetahuan, dan wawasan tentang inovasiinovasi mengajar yang sesuai dengan materi pembelajaran kimia, terutama pada materi sistem koloid serta tentang metode-metode pengajaran yang tepat.
3.
Menjadi informasi dan sumbangan pemikiran dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran kimia di sekolah.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada: 1.
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi kelas XI IPA semester genap SMA Muhammadiyah I Pringsewu. Sampel penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 semester genap SMA Muhammadiyah I Pringsewu Tahun Pelajaran 20102011.
2.
Materi pokok penelitian ini adalah sistem koloid.
3.
Penguasaan konsep merupakan pengetahuan, pemahaman dan kemampuan mengaplikasikan materi sistem koloid yang dimiliki siswa setelah mengikuti pembelajaran. Penguasaan
8
konsep sistem koloid adalah nilai siswa pada materi sistem koloid yang diperoleh melalui pretes dan postes. 4.
Metode diskusi kelompok kecil adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberi kesempatan kepada para siswa dalam kelompok yang berjumlah 5 orang untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif pemecahan atas sesuatu masalah.
5.
Permainan ular tangga adalah permainan papan yang dibagi dalam kotak-kotak kecil dan di beberapa kotak digambar sejumlah tangga dan ular yang menghu-bungkannya dengan kotak lain yang dibuat untuk membelajarkan tentang materi sistem koloid. Permainan ini dilakukan sebagai permainan evaluasi yang dilakukan antar kelompok.
6.
Metode tanya jawab adalah suatu cara mengajar dimana guru dan murid aktif bersama, guru bertanya dan siswa mencari jawaban, dan sebaliknya.
7.
Media visual adalah semua alat peraga yang digunakan dalam proses belajar yang bisa dinikmati lewat panca indera mata. Dalam penelitian ini, media visual yang digunakan adalah animasi, gambar, dan video.
8.
Lembar Kerja Siswa (LKS) yang digunakan dalam penelitian ini merupakan salah satu alat bantu pembelajaran yang berorientasi pada peningkatan kemam-
9
puan menemukan konsep sendiri. LKS ini berisi pertanyaan-pertanyaan tentang materi sistem koloid.