I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Plastik merupakan salah satu produk yang penggunaannya cukup besar di Indonesia, diantaranya adalah sebagai produk yarn, fiber, pembungkus berbagai produk dalam kemasan, produk - produk rumah tangga dan pada berbagai produk lainnya. Bahan baku pembuat plastik adalah bijih plastik. Salah satu jenis bijih plastik yang digunakan pada berbagai produk adalah polipropilena (CH2CH(CH3))n. Permintaan polipropilena di Indonesia pada tahun 2010 diperkirakan sebesar 1 juta ton (Laporan tahunan PT. Tripolyta Indonesia Tbk, 2000). Salah satu komponen yang digunakan dalam jumlah besar pada proses produksi industri polipropilena adalah air. Selain digunakan untuk berbagai kebutuhan domestik, air digunakan pada Unit Utillity (proses pembuatan H2, Regeneration exchanger, boiler) dan pada Unit Proses PCW (Pellet Cooling Water). Air yang digunakan sebagian besar merupakan air demineral
(air
bebas
mineral),
yang
memerlukan
proses
demineralisasi
untuk
mendapatkannya (Lampiran 3). Air merupakan sumberdaya alam yang tidak tak terbatas. Kebutuhan air masyarakat semakin meningkat dan ketersediaan air bersih di kota - kota besar semakin berkurang. Permasalahan ini disebabkan oleh berbagai faktor seperti pencemaran, penggundulan hutan, kegiatan pertanian yang mengabaikan kelestarian lingkungan dan berubahnya fungsi daerahdaerah tangkapan air (BPPT, 2008).
Apabila kondisi ini terus dibiarkan berlangsung tanpa dilakukannya upaya pengelolaan yang berkelanjutan, dikhawatirkan pada tahun-tahun mendatang defisit air akan semakin besar sehingga tidak terpenuhinya pasokan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari, air perkotaan, industri, pertanian dan sebagainya. Selain itu dapat menimbulkan masalah lingkungan yang sulit 93
ditanggulangi seperti pencemaran air dan sumber air yang semakin parah, intrusi air laut, dan meluasnya land subsidence (Hehanussa et.al, 2004). Karena air merupakan sumberdaya alam yang sangat dibutuhkan bukan hanya oleh industri, namun juga oleh masyarakat, maka diperlukan langkah-langkah penghematan pengunaan air, agar air ketersediannya tetap terjaga. Permasalahan di atas dapat diatasi salah satunya dengan menggunakan kembali air limbah pada berbagai industri yang menggunakan air dalam jumlah banyak, seperti industri penghasil polipropilena. Salah satu perusahaan penghasil polipropilena terbesar di Indonesia ialah PT. Tripolyta Indonesia, Tbk (PT.TPI). Penghematan penggunaan air di PT. TPI dapat dilakukan dengan cara melakukan penggunaan kembali (reuse) air limbah.
1.2 Kerangka Pemikiran Air merupakan sumberdaya alam yang vital diperlukan oleh makhluk hidup. Sebagian besar industri sangat membutuhkan air dalam proses produksinya. Keterbatasan ketersediaan air bersih merupakan hambatan bagi berbagai pihak, termasuk PT. TPI yang memperoleh air dengan cara membeli. Keterbatasan ketersediaan air di kemudian hari harus disadari dan diantisipasi sejak dini untuk mempertahankan keberlangsungan pembangunan dan kegiatan industri yang berkesinambungan. Kegiatan penghematan penggunaan air dalam hal ini adalah reuse (penggunaan kembali) yang dapat diterapkan di PT. TPI yaitu penggunaan kembali air limbah yang biasanya dibuang ke laut. Kegiatan ini harus mendapatkan dukungan dari elemen kebijakan pemerintah dan pihak perusahaan serta kemampuan karyawan. Layak atau tidaknya kegiatan tersebut ditinjau dari aspek teknologi, finansial dan lingkungan, sehingga berdampak positif bagi kesinambungan pabrik bijih plastik polipropilena yang akhirnya mendatangkan
94
keuntungan finansial, sosial dan lingkungan. Diagram kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 1. Industri Polipropilena Berkurangnya persediaan
Pencemaran Lingkungan
Air Limbah Teknik Keberlanjuta n Usaha
Ekonomi
Penggunaan kembali air limbah Penghematan Penggunaan
Keuntungan Finansial
Keuntunga n
Keuntunga n Sosial
Gambar 1 Diagram alir kerangka pemikiran penelitian
1.3 Perumusan Masalah PT. TPI merupakan salah satu produsen bijih plastik polipropilena terbesar di Indonesia. Secara keseluruhan kapasitas produksi sebesar 360.000 sampai dengan 380.000 ton bijih plastik per tahun, tergantung pada kombinasi jenis yang diproduksi (PT. Tripolyta Indonesia Tbk, 2007). Salah satu komponen yang dibutuhkan dalam proses produksinya adalah air. Berdasarkan neraca kebutuhan air PT. TPI diketahui bahwa kebutuhan air sebanyak 27 m3/jam yang digunakan untuk seluruh kegiatan operasional pabrik. Air yang digunakan dalam jumlah yang tidak sedikit ini diperoleh dengan cara membeli dari PT. Peteka Karya Tirta (PKT).
95
Air yang dibutuhkan pada unit proses PCW adalah air demineral, hingga dibutuhkan proses demineralisasi terlebih dahulu sebelum digunakan, yaitu proses penghilangan atau pengurangan mineral-mineral yang terkandung di dalam air. Proses demineralisasi membutuhkan biaya yang besar, dikarenakan membutuhkan energi (listrik) serta penggunaan bahan kimia (HCl dan NaOH). Unit proses PCW menghasilkan sisa buangan berupa air limbah dan limbah padat. Air limbah yang telah memenuhi baku mutu lingkungan dibuang ke outlet (laut). Air limbah yang dibuang masih bercampur dengan limbah padat berupa dust (serpihan bekas pemotongan pelet polipropilena). Apabila tidak dilakukan pengolahan limbah padat yang berupa dust dapat menimbulkan pencemaran lingkungan. Agar air limbah dapat di reuse sebagai air demineral, maka harus memenuhi kualitifikasi air demineral. Menurut Metcalf dan Eddy (1991) dan CUSIWWC (2005) analisis terhadap air limbah yang akan di reuse melalui tahapan penyiapan teknologi yang dapat digunakan. Selain itu juga perlu dilakukan evaluasi kelayakan finansial, lingkungan dan teknis/teknologi. Berdasarkan uraian diatas maka terdapat beberapa pertanyaan penelitian, yaitu: 1. Bagaimanakah karakteristik air limbah dilihat dari aspek fisik dan kimia? 2. Perlakuan (treatment) apakah yang dapat diterapkan dalam reuse penggunaan air? 3. Bagaimanakah penerapan alternatif reuse tersebut ditinjau dari aspek kelayakan teknis / teknologi, finansial dan lingkungan? Diagram alir perumusan masalah dapat dilihat pada Gambar 2.
96
Katalis
Input Bahan Baku: • Propilen • Etilen • H2 Air Tanah
Steam naftah
Demineraleralisa si unit
HCl dan NaOH
Polipropilena
Resin Degas Bin (fase cair)
Zat
Unit Pellet cooling water (PCW)
Pellet Polipropilen a
Limbah : • Cair • Padatan (dust)
Pencemaran Lingkungan
Air
Penggunaan Kembali
Evaluasi Kelayakan Finansial, Teknis/Teknologi dan Gambar 2 Diagram alir perumusan masalah
1.4 Tujuan Penelitian Tujuan umum dari penelitian ini adalah melakukan efisiensi penggunaan air di PT. TPI melalui usaha reuse terhadap air limbah, sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah: 1. Mengukur kualitas air limbah. 2. Mencari alternatif reuse air limbah. 3. Menganalisis kelayakan dari aspek Analisis Biaya, teknis/teknologi dan lingkungan. 4. Memberi masukan pada kebijakan perusahaan pada penggunaan air.
1.5 Manfaat Penelitian 1. Memberi masukan pada pihak manajemen PT. TPI, Tbk pada khususnya dan industri bijih plastik pada umumnya mengenai alternatif reuse air limbah yang mungkin diterapkan pada industri ini.
97
2. Perbaikan kualitas lingkungan dengan melakukan penghematan penggunaan sumberdaya air melalui proses reuse.
1.6 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan studi kasus pada industri polipropilena dengan penetapan PT. TPI sebagai kesatuan dari kegiatan produksi yang dilakukan dengan ruang lingkup penelitian meliputi : 1. Karakterisasi air limbah meliputi : pH, konduktifitas, TSS dan kandungan silika. 2. Melakukan identifikasi alternatif reuse air limbah. 3. Melakukan pengolahan air limbah dengan filtrasi. 4. Membandingkan air hasil pengolahan dengan air demineral. 5. Melakukan analisis kelayakan lingkungan, teknis dan ekonomi. 6. Kegiatan reuse air limbah dilakukan pada unit Pellet Colling Water (PCW) train 3.
98