xvi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah naga merupakan buah yang berkhasiat bagi kesehatan. Beberapa khasiat buah naga menurut Cahyono (2009) adalah sebagai penyeimbang kadar gula darah, menurunkan dan mencegah kadar kolesterol darah, mencegah penyakit kanker dan tumor, melindungi kesehatan mulut dan lain-lain. Besarnya khasiat buah ini membuat buah tersebut diminati oleh banyak kalangan. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik tahun 2011, bahwa persentase pengeluaran rata-rata perkapita sebulan menurut kelompok barang (buah-buahan) dari tahun 2011 sampai dengan 2012, semakin bertambah dari 4,21 menjadi 4,72 persen. Harga jual buah naga di pasaran saat ini bervariasi dan cenderung stabil. Sebagai contoh didaerah Madura tahun 2013, harga buah naga menjelang tahun baru Imlek berada di kisaran Rp15.000 sampai dengan Rp 18.000 per kilogram di tingkat pengecer. Berbeda dengan di Madura, petani menjual buah naga pada kisaran harga Rp 10.000 hingga Rp 20.000 per kilogram. Perbedaan harga buah naga ditentukan berdasarkan jenis dan ukuran buah naga yang dibeli. Semakin besar ukuran buah naga maka harga jual per kilogram juga akan semakin tinggi. Buah naga daging putih ukuran besar dijual
Rp 15.000 - Rp 17.000 per kg dan ukuran kecil Rp 12.500 (Anonim, 2013). Penelitian yang dilakukan Santosa (2011) menunjukkan meskipun terjadi penurunan harga buah naga sebesar 20% tanpa dukungan dari penjualan bibit buah naga, pengembangan agrowisata buah naga di propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta masih layak untuk dilakukan. Besarnya permintaan buah dan sayur juga seiring dengan pertambahan luas panen buah-buahan dan sayuran tahunan di Kabupaten Kulon Progo. Luas panen buah-
1
buahan khususnya buah naga di Kabupaten Kulon Progo semakin bertambah. Berdasarkan Statistik Pertanian dan Kehutanan Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Kulon Progo (2005-2012), jumlah pohon buah naga tahun 2009 sebanyak 8.400 kemudian berturut-turut bertambah menjadi 43.912 pohon (2010), 45.905 pohon (2011), dan 37.550 pohon (2012). Produksi buah naga tahun 2009-2012 di Kabupaten Kulon Progo dapat dilihat pada Tabel. 1.1 dibawah ini. Tabel 1.1 Produksi buah naga tahun 2009-2012 di Kabupaten Kulon Progo No Kecamatan Jumlah pohon Produksi Total (kuintal) 1 Temon 38.700 4.885 2 Panjatan Tambah tanam 8.00 3 Galur 20.560 1.410 4 Pengasih 172 16 5 Girimulyo 6780 75 6 Nanggulan 3.200 52 7 Kalibawang 19.200 1.152 Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Kulon Progo Kebutuhan konsumsi dan peluang ekspor buah naga di Indonesia cukup besar. Kebutuhan tersebut belum mampu dipenuhi baik oleh produsen di dalam negeri maupun diluar negeri. Winarsih (2007) dalam Kristanto (2008) melaporkan bahwa kebutuhan buah naga di Indonesia mencapai 200-400 ton per tahun, namun kebutuhan buah naga yang dapat dipenuhi masih kurang dari 50%. Sejalan dengan itu, penelitian yang dilakukan oleh Harvey, dkk. menunjukkan trend produksi buah naga pada tahun 2010 sebanyak 4.274 kg semakin meningkat menjadi 4.720 kg pada tahun 2011 (Harvey, dkk. 2009). Konsumsi buah-buahan orang Indonesia jauh dibawah rata-rata dunia, penduduk Indonesia per jiwa hanya mengkonsumsi 32 kg buah-buahan/tahun padahal angka ratarata Food Agricaltural Organization (FAO) adalah 65,78 kg/tahun/kapita (Anonim 2013). Perkiraan permintaan buah-buahan di Indonesia sampai dengan tahun 2015 dapat dilihat pada Tabel.1.2 berikut.
2
Tabel 1.2. Perkiraan permintaan buah-buahan di Indonesia sampai dengan Tahun 2015 Tahun
Jumlah (juta)*
Peningkatan konsumsi per 5 tahun (%) **
Konsumsi/K apita(kg)
Total Konsumsi (ribu ton)
2005
227
32.5
45,70
10.375
2010
240
34.5
57,92
13.900
2015
254
44.5
78,74
20.000
Sumber : * BPS, ** Departemen Pertanian (1992) Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu kabupaten dari lima kabupaten/kota yang terletak di bagian barat Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Batasan wilayah meliputi, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Purworejo, Propinsi Jawa Tengah. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Sleman dan Bantul. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Magelang dan sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Hindia. Ibu kota kabupaten Kulon Progo berada di Wates, dengan luas wilayah 58.627,512 ha (586,28 km2), terdiri dari 12 kecamatan 87 desa, 1 kelurahan dan 917 dukuh. Secara fisiografis, sebagian besar kondisi wilayahnya adalah daerah datar. Jika dilihat letak kemiringannya, luas wilayahnya 58,81 % kemiringannya lebih kecil dari 15°; 18,73 % kemiringannya antara 16°-40° dan 22,46 % kemiringannya lebih besar dari 40°. Pengembangan sektor pertanian kabupaten Kulon Progo dilakukan dengan memanfaatkan lahan sawah irigasi, pekarangan, maupun bukan sawah. Kegiatan pertanian meliputi tanaman pangan, palawija dan hortikultura. Budidaya tanaman pangan merupakan kegiatan yang paling banyak dilakukan oleh masyarakat Kabupaten Kulon Progo. Komoditas palawija yang paling banyak dilakukan adalah budidaya jagung, ketela pohon, ketela rambat, kacang tanah, kacang kedelai serta kacang hijau. Tanaman hortikultura meliputi buah-buahan, sayur-sayuran, tanaman obat, serta 3
tanaman hias. Produksi palawija didominasi oleh komoditas ketela pohon sebesar 46.269 ton, jagung sebesar 30.024 ton, kedelai sebesar 1.835 ton serta kacang tanah sebesar 794 ton. Tanaman buah-buahan yang potensial di Kabupaten Kulon Progo di Tahun 2011 adalah melon-semangka dengan sumbangan terhadap total produk keseluruhan buah-buahan sebesar 33,86 persen, diikuti oleh komoditas pisang sebesar 24,85 persen, serta mangga 11,59 persen. Buah naga di Kabupaten Kulon Progo sendiri sudah mulai diusahakan pada tahun 2003 di Kecamatan Glagah oleh pihak swasta, kemudian tahun 2008 pemerintah mulai memfasilitasi untuk pengembangan budidaya buah naga di Kecamatan Kalibawang. Bekerjasama dengan PT. Jolo Sutro Nusantara Surabaya, melalui sistem beli bibit. Budidaya dilaksanakan oleh kelompok tani di desa Banjarharjo kemudian PT. Jolo Sutro Nusantara Surabaya membantu kelompok tani dalam teknik pemeliharaan dan pemasaran hasil buah naga. Melihat besarnya kebutuhan konsumsi buah-buahan per-kapita/tahun, potensi lahan yang bisa digunakan untuk budidaya serta permintaan buah naga di Indonesia maka budidaya buah naga perlu untuk dikembangkan sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan pendapatan, kesejahteraan, taraf hidup, serta kemampuan petani. Pengembangan kegiatan agribisnis buah naga dapat dilakukan dengan perhitungan kelayakan usaha dan penentuan strategi. Usaha agribisnis buah naga perlu dikembangkan agar meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan pera pembudidaya pemula dan perusahaan yang telah melakukan agribisnis buah naga. Untuk mencapai tujuan tersebut maka perlu dilakukan analisis evaluasi agribisnis buah naga mulai dari pembibitan, budidaya hingga pengolahan buah naga di Kabupaten Kulon Progo.
4
B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas maka dilakukan penelitian untuk mengetahui : 1. Apakah kegiatan agribisnis buah naga mulai dari pembibitan, budidaya hingga pengolahan layak dilakukan di Kabupaten Kulon Progo? 2. Bagaimana strategi yang paling sesuai dilaksanakan untuk pengembangan agribisnis buah naga di Kabupaten Kulon Progo? C. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah : 1. Mengetahui kelayakan usaha agribisnis buah naga (pembibitan, budidaya dan pengolahan) di Kabupaten Kulon Progo. 2. Merumuskan strategi pengembangan agribisnis buah naga di Kabupaten Kulon Progo. D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Peneliti Penelitian ini merupakan upaya menambah pengetahuan dan meningkatkan ketajaman analisis dalam melaksanakan penelitian. 2. Bagi Petani Petani sebagai masukan dalam menjalankan usaha tani buah naga. 3. Bagi Pembaca Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pembaca dalam hal agribisnis buah naga di Kabupaten Kulon Progo.
5